• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah blok 10 pbl hillary.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah blok 10 pbl hillary.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Organ Genitalia Masculina Hillary M.R Kokali

102015128 / B2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta barat 11510 E-mail: HILLARY.2015fk128@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Sistem reproduksi manusia baik laki-laki maupun perempuan berbeda. Pada organ genital interna pria terdapat ductus deferen, vesikula seminalis, dan kelenjar prostat. Sedangkan organ genital interna pada wanita adalah uterus tuba uterine/falopi, dan ovarium. Kalau genital eksterna pada pria dapat ditemukan penis dan skrotum yang di dalamnya berisi testis dan epididimis. Genital eksterna pada wanita terdapat vulva, labia major dan labia minor. Di dalam organ-organ atau alat reproduksi tersebut secara histologi terdapat sel-sel, saluran, pembuluh darah, dan juga lapisan, baik lapisan otot maupun lapisan yang lainnya. Adapun beberapa sel yang terdapat di dalam alat reproduksi tersebut, yaitu sel sertoli dan sel leydig. Sel sertoli mempunyai fungsi menghasilkan hormone esterogen, sedangkan sel leydig berfungsi untuk memproduksi androgen testis sebagai fungsi utamanya. Setiap alat reproduksi mempunyai fungsinya masing-masing yang berperan dalam proses-proses dalam tubuh, salah satunya adalahh proses ovulasi.

Kata Kunci: sistem reproduksi dan organ genital pria. Abstract

The human reproductive system of both men and women differently. On the internal male genital organs are deferen ductus, the seminal vesicles, and prostate gland. While the internal genital organs in women is tubal uterine fibroids/fallopian tubes, and ovaries. If the external genital in men can be found penis and scrotum that contains the testes and epididymis. In women there are external genital vulva, labia major and labia minor. Inside organs or reproductive organs are histologically there are cells, ducts, blood vessels, and also layers, both the muscle layer or other layers. As for some of the cells contained in the reproductive organs, the Sertoli cells and Leydig cells. Sertoli cells produce the hormone

(2)

estrogen has a function, while the Leydig cells to produce androgen testicular function as a primary function. Any reproduction have their respective functions that play a role in the processes in the body, one of them on is the process of ovulation.

Keywords: reproductive system and male genital organs.

Pendahuluan

Makhluk hidup diciptakan oleh Sang Pencipta dengan satu tujuan agar manusia dapat berkembang biak memenuhi bumi, sehingga bisa melestarikan semua yang ada di dalamnya. Namun, tentunya dengan berkembang-biak berarti memerlukan organ-organ reproduksi baik pria maupun wanita. Pada saat terjadi proses ovulasi, maka seiring berjalannya waktu dari situlah akan lahir atau terbentuk sebuah janin yang nanti akan berkembang dan dikeluarkan melalui alat reproduksi wanita. Hormon juga berpengaruh terhadap proses tersebut. Semua proses di dalam tubuh manusia pastinya di kendalikan juga oleh saraf-saraf dan dibutuhkan kerja-sama dengan organ-organ yang lain dalam tubuh. Organ reproduksi pria dan wanita berbeda mulai dari bentuk sampai dengan fungsinya. Contohnya, pada wanita terdapat vagina tetapi pada pria tidak ada. Tujuan dari tinjauan pustaka ini, agar pembaca mengerti dan memahami makroskopis serta mikroskopis dari organ-organ genital pada pria.

Makroskopis Genitalia Masculina Interna

Pada genitalia masculina interna terdapat beberapa bagian, yaitu ductus deferens, vesicula seminalis, glandula prostat. Testis dan epididimis termasuk genitalia interna karena selama perkembangan keduanya direlokasi dari rongga intra-abdominal ke dalam scrotum bersama-sama dengan kapisan peritoneal (membentuk cavitas serosa scroti).1 Organ-organ

ini akan bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing. Genitalia interna merupakan organ reproduktif dan berperan pada produksi, maturasi, dan transpor spermatozoa dan produksi cairan seminalis.

Ductus deferens

Ductus deferen merupakan lanjutan langsung dari epididymis. Struktur ini mempunyai panjang 45 cm yang berawal dari ujung bawah epididymis kemudian naik di sepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulung-gulungan bebas.2 Ductus deferen atau

vas deferens merupakan suatu saluran berdinding tebal yang dilalui sperma. Mulai dari annulus inguinalis medialis menuju lateral A. epigastrica inferior kemudian turun ke

(3)

dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya, menuju ke mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Ductus excretorius vas deferen dan ductus excretorius ductus glandula vesikulosa bersama-sama membentuk duktus ejakulatorius yang bermuara pada uretra bagian prostat. Terdapat ampulla ductus deferen juga yang merupakan bagian akhir ductus deferens yang melebar.2,3

Vesicula Seminalis

Vesicula seminalis merupakan sepasang struktur berongga dan berkantung-kantung pada dasar kandung kemih di depan rektum.2 Vesicula seminalis atau glandula vesiculosa

terdiri dari 2 gelembung lobus kanan dan kiri yang berfungsi memproduksi cairan essential untuk makanan sperma, dan pada bagian ujung atas tertutup peritoneum. Pada bagian depan vesicula seminalis berhubungan dengan permukaan dorsal vesica urinaria, pada bagian belakangnya berhubungan dengan rectum, sedangkan sisi medialnya berhubungan dengan vas deferen.3 Pasokan darah ke vas deferens dan vesikula inferior terutama berasal dari arteri

vesikularis inferior. Vesikula seminalis memproduksi kurang lebih 50-60% dari total volume cairan semen. Komponen penting pada semen yang berasal dari vesikula seminalis adalah fruktosa dan prostaglandin.2

Glandula Prostata

Glandula prostat merupakan suatu kelenjar eksokrin fibrouskular, bentuknya menyerupai limas terbalik dengan puncak di kaudal dan panjang kurang lebih 3 cm.3 Glandula prostat

letaknya di bawah kandung kencing, mengelilingi uretra, dan terdiri atas kelenjar majemuk, saluran-saluran, dan otot polos. Prostat mengeluarkan sekret cairan yang bercampur dengan sekret dari testis. Pembesaran prostat akan membendung uretra dan menyebabkan retensia urinae.4 Glandula prostat dilapisi oleh selaput fibrotic dan di sebelah luar dilapisi oleh

jaringan ikat (lanjutan fascia pelvis).3 Glandula prostat diperdarahi oleh cabang-cabang a.

vesicalis inferior, cabang-cabang a. rectalis media, dan cabang-cabang a. pudenda interna, Aliran baliknya melalui plexus venosus prostaticus. Aliran getah beningnya disalurkan ke nnll. Glandula prostate dan akhirnya bermuara ke nnll. Iliaca interna dan di persarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. Glandula prostat dibedakan menjadi basis yang merupakan bagian atas dan depan, sekitar vesica urinaria dan apex yang terletak pada diafragma urogenital. Membrana prostatika peritoneale (Denonviller) dan fascia rectalis memisahkan permukaan posterior glandula prostate dengan vas deferens dan vesicula seminalis. Glandula prostat dibedakan juga melalui 5 lobus, yaitu:3

(4)

 Lobus anterior, terletak di depan urethra pars prostatika dan tidak mengandung jaringan kelenjar

 Lobus medius, terletak di antara uretra dan ductus ejakulatorius, banyak mengandung jaringan kelenjar dan dapat menjadi adenoma

 Lobus posterior, terletak dibelakang uretra dan di caudal duktus ejakulatorius, mengandung jaringan kelenjar dan dapat berubah mejadi kanker primer

 Lobus lateral, ada 2 buah dan terletak di sebelah kanan dan kiri urethra pars prostatika. Lobus ini banyak mengandung kelenjar dan sering mengalami hipertrofi prostat

Pada orang tua yang produksi hormonnya sudah berkurang, kelenjar ini dapat membesar. Pembesaran prostat atau prostate hypertrophy biasanya terjadi pada pria usia di ata 70 tahun, 50-65 tahun jarang mengalami pembesaran prostat. Pembesaran terjadi secara bertahap sehingga pada suatu saat pembesaran itu akan menghalangi jalan keluar urin sehingga tertimbung dalam kandung kencing yang membesar dan merasakan nyeri, sehingga perlu dipasang kateter dan dilanjutkan dengan operasi.5

Makroskopis Genitalia Masculina Eksterna

Pada genitalia masculine eksterna terbagi menjadi; penis, skrotum, dan testis. Genitalia eksterna merupakan organ-organ seksual, dimana salah-satu dari organ tersebut yaitu testis berguna untuk hubungan seksual.1

Penis

Penis terdiri atas jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui oleh uretra. Penis dihubungkan pada symphisis ossis pubis dengan jaringan ikat yang disebut ligamentum suspensorium penis. Permukaan posterior pada penis yang lunak adalah yang paling dekat dengan uretra dan sisi lainnya adalah permukaan dorsal yang lebih luas. Penis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu radix penis, korpus pemis, dan glans penis. Radix penis merupakan bagian penis yang melekat ke symphisis ossis pubis dan terdiri dari 3 jaringan erektil yaitu bulbus penis, crus penis dextra, dan crus penis sisnistra. Ujung bagian penis disebut glans penis yang dilapisi oleh lapisan kulit tipis berlipat yang dapat ditarik ke proksimal, yang disebut preputium atau kulit luar. Preputium ini akan dibuang ini dibuang saat melakukan pembedahan sirkumsisi (sunat). Korpus penis merupakan lanjutan radix penis ke arah distal, dan pada permukaan dorsal korpus penis, tepat pada garis tengah, dapat dijumpai v. dorsalis penis superficialis.3

(5)

permukaan dorsal dan berpenetrasi ke jaringan erektil korpus kavernosum. Vena yang berasal dari penis masuk ke plexus prostatika baik secara langsung maupun melalui vena dorsalis penis. Ereksi penis terjadi ketika ruang kavernosa yang luas pada korpus kavernosum dan korpus spongiosum terisi darah. Pembesaran penis ini menghambat aliran balik vena dan memungkinkan ereksi terus berlangsung. Persarafan penis juga sangat penting untuk ereksi, dimana persarafannya berasal dari nervus pudenda dan plexus autonomy pelvis. Penis sendiri memiliki fungsi untuk penetrasi.2 Bagian yang terletak pada ujung distal corpus penis disebut

glans penis, yang dapat dijumpai bebeapa alat seperti:3

 Meatus/orificium urethra externa

 Frenulum, yaitu lipatan kulit yang terletak di caudal meatus urethra externa  Preputium, lapisan kulit yang menutupi glans penis

 Corona glandis, pinggir dasar glans penis Scrotum

Skrotum (kandung buah pelir) merupakan sebuah struktur berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak subkutan atau bisa dikatakan juga suatu kantong yang dibentuk oleh kulit dan fascia, dan juga berisi sedikit jaringan otot. Di dalam scrotum berisi testis dan epididymis. Setiap testis berada dalam pembungkus yang disebut tunika vaginalis, yang dibentuk peritoneum. Kulit skrotum berkeriput dan ditutupi ramut-rabmbut kasar. Pada bagian tengah scrotum, dapat dijumpai suatu garis yang disebut raphe scrotalis.3,4

Testis

Testis adalah organ kelamin laki-laki untuk pengembangbiakan, tempat spermatozoa dibentuk dan hormone kelamin laki-laki, testosterone dihasilkan. Testis berkembang di dalam rongga abdomen sewaktu janin dan turun melalui saluran inguinal kanan dan kiri masuk ke dalam skrotum menjelang akhir kehamilan. Testis ini terletak oblik menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum. Hormone testosreron, disekresikan oleh sel intersisil, yaitu sel-sel yang terletak di dalam ruang antara tubula-tubula seminiferous testis di bawah rangsangan hormone perangsang sel intersisil (ICSH).4 Peradangan pada testis disebut

orchitis. Bentuk testis oval dengan kosistensinya lunak. Testis dibungkus oleh tunika vaginalis propia dan terletak dalam cavum scroti. Pada orang normal, testis kiri letaknya lebih rendah daripada yang kanan. Sedangkan pada situs invertus totalis dan orang kidal, testis kanan letaknya lebih rendah dari yang kiri. Pada testis sendiri terdapat appendix testis yang merupakan sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus para mesonephros. Testis dapat

(6)

dibedakan melalui bagian-bagiannya yaitu; extremitas superior, extremitas inferior, extremitas lateral, facies medialis, margo anterior (convex), dan margo posterior (datar). Pembungkus testis adalah tunika albugenia kemudian dilanjutkan dengan tunika vaginalis testis lamina visceralis dan lamina parietalis, fascia spermatica interna, m. cremaster, fascia spermatica externa, tunika dartos, dan cutis scroti.1

Tunika albugenia padat yang mengelilingi testis memberikan septa ke dalam parenkim testis dan membagi parenkim menjadi 370 obulus (lobuli testis). Di sebelah luar, tunica albugenia dibungkus lagi oleh tunika vaginalis propia lamina visceralis. Di mediastinum testis, struktur neurovascular masuk dan keluar dari testis dan di sini tubulus seminiferu berhubungan dengan caput epididymis. Mediastinum testis merupakan daerah dekat margo posterior yang tidak dicapai oleh septula testis, sehingga terbentuk massa jaringan ikat fibrosa yang memadat.3 Testis dihubungkan dengan caput epididymis melalui

saluran kecil yaitu ductuli efferenntes testis. Testis diperdarahi oleh a. testicularis, cabang aorta abdominalis, dan aliran balik venanya bermuara ke v. testicularis yang kemudian dialirkan ke v. cava inferior.1

Epididymis dan Funiculus Spermaticus

Epididymis merupakan merupakan suatu saluran berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih 6 meter. Epididymis terletak di sebelah dorsal testis, dan dibedakan menjadi; caput epididymis, korpus epididymis, cauda epididymis. Disini juga terdapat sisa-sisa perkembangan ductus mesonephros yaitu appendix epididymis, dan disebelah medial dari epididymis terdapat funiculusnspermaticus.3 Funiculus spermaticus terdiri dari

struktur-struktur sebagai berikut:1

 Vas deferens dengan a. ductus deferential (asal dari a. umbilicalis)

 A. testicularis dari aorta abdominalis dan plexus pampiniformis sebagai vena-vena penyerta

 N. genitofemoralis, r.genitalis

Pembuluh limfe (vasa lymphatica) yang menuju ke kelenjar getah bening lumbalSerabut saraf otonom (plexus testicularis) dari plexus aorta

Mikroskopis Genitalia Masculina Ductus Deferens (vas deferens)

(7)

Ductus ini merupakan tabung muscular yang menyalurkan spermatozoa dari ekor epididimis ke ductus ejakulatorius. Dinding saluran relatif tebal dibandingkan dengan lumennya, lumennya berbentuk seperti bintang. Terdiri dari 3 lapisan otot yaitu tunika muskularis longitudinalis eksterna, tunika muskularis sirkular dan tunika muskularis longitudinalis interna. Epitel bertingkat torak, biasanya mempunyai sterosilia. Epitel mukosanya bergelombang dengan lamina propria di bawahnya.6 (Lihat gambar 1)

Gambar 1. Ductus Deferen7

Vesikula Seminalis

Alveoli pada vesikula seminalis dibatasi oleh epitel lurik semu yang mengandung banyak granula dan gumpalan pigmen kuning. Beberapa sel epitel memiliki flagela. Sekret vesikula seminalis berupa cairan kental berwarna kekuning-kuningan yang mengandung globulin dan fruktosa. Secret ini merupakan sebagian besar isi ejakulat.2

Kelenjar Prostat

Kelenjar tubuloalveolar prostate dibatasi oleh epitel-epitel yang sangat responsif terhadap androgen. Asinus dari zona kelenjar sentral yang mengeilingi duktus ejakulatorius berukuran besar dan irregular. Sebaliknya asinus dari zona kelenjar perifer berukuran kecil dan regular. Epitel pada kelenjar tubuloalveolar prostat menghasilkan fosfatase asam dan asam sitrat yang normal ditemukan dalam semen.2,8,9 (Lihat Gambar 2)

(8)

Gambar 2. Kelenjar Prostat8

Penis

Diantara kedua corpus cavernosum penis, terdapat jaringan ikat fibrosa membentuk septum penis atau septum mediana. Arteri profunda penis dapat ditemukan biasanya di bagian tengah korpus cavernosum penis. Pembuluh ini bercabang–cabang menjadi arteri helisina yang berdinding khusus. Di bagian tengah korpus spongiosum terdapat urethra pars spongiosa yang epitelnya selapis torak dengan lumen yang tidak bulat.9

Jaringan erektil pada penis merupakan rongga vascular irregular yang sangat banyak dengan sistem menyerupai spons yang mendapat pasokan darah dari arteriol aferen kemudian dialirkan ke venula aferen. Sepasang badan silinder, yaitu korpus kavernosum, dikelilingi oleh membran fibrosa tebal yang disebut tunika albugenia dan dipisahkan oleh septum fibrosa inkomplet. Vena-vena yang mengalirkan darah dari badan kavernosa berada sedikit di bawah tunika. Bagian dalam dari badan kavernosa mengandung banyak trabekula. Trabekula tersusun atas serat elastis dan otot polos yang terbenam di dalam gelendong kolagen yang tebal dan terbungkus oleh sel-sel endotel.2

Testis

Testis diliputi oleh tunika albuginea (jaringan ikat padat yang tersusun irregular), dan dibawah nya ada jaringan ikat longgar tunika vaskulosa yang membentuk kapsul vascular

(9)

testis. Dan pada aspek posterior dari pada tunika albugenia terdapat bagian yang menebal membentuk mediastinum testis, yang akan membentuk septa yang membagi ruang testis menjadi 250 lobus testis. Setiap lobules berisi satu hingga empat tubulus seminiferous. Tubulus seminiferus merupakan tabung berlumen yang sangat berkelok-kelok yang disebut juga tubulus kontruktus seminiferous. Panjang 30-70 cm dan diameter 159-250 nanometer, dinding tubulus seminiferus terdiri atas tunika propria, suatu lapisan jaringan ikat yang tipis dan epitel seminiferus yang tebal.6 (Lihat gambar 3 dan 4)

Gambar 3. Mikroskopis Testis10

Tunika propria dan epitel seminiferus dipisahkan oleh lamina basal yang akan berkembang dan pada lamina basalis ini dapat dijumpai beberapa sel yang melekat, yaitu:2,6,9

 Sel sertoli

Merupakan sel silindris tinggi yang terdapat di dalam tubulus seminiferous. Fungsi dari sel sertoli adalah sebagai penyokong guna melindungi sel kelamin, berperan untuk menyalurkan nutrisi kepada spermatozoa, membentuk cairan testis, melisis sisa–sisa sitoplasma, dan menghasilkan hormone esterogen, juga yang juga membungkus spermatozoa yang berkembang bersifat homolog dengan sel granulosa di ovarium.

 Sel spermatogenik

 Sel Spermatogonium, sel benih diploid kecil terletak di dalam ruang basal tubulus seminiferus. Sel–sel ini terletak diatas lamina basal, dan setelah pubertas, dipengaruhi oleh testosterone untuk memulai siklus sel.

(10)

Adapun tiga kategori spermatogonium: (a) Spermatogonium tipe A gelap, dengan inti yang berbentuk oval dan pipih terdapat banyak heterokrematin; (b) Spermatogonium tipe B pucat, dengan inti yang banyak terdapat eukromatin; (c) Spermatogonium tipe B, yang menyerupai spermatogonium tipe A akan tetapi intinya bulat. Sel spermatogonium tipe B ini yang akan membelah secara mitosis dan menghasilkan spermatosit primer

 Spermatosit primer, sel terbesar epitel seminiferus. Mempunyai inti besar dan gelap yang akan berkembang menjadi spermatosit sekunder  Spermatosit sekunder, sel yang relative kecil dan karena usianya singkat

sehingga tidak mudah terlihat dalam epitel seminiferus. Sel ini kemudian akan melakukan pembelahan meisosis kedua dan membentuk 2 sel spermatid

Spermatid, sel haploid bulat, berkelompok, padat, juga kecil. Sel–sel ini akan bertransformasi menjadi spermatozoa. Terdapat 2 macam spermatid, yaitu early spermatid (belum berekor) dan late spermatid (sudah berekor)

 Spermatozoa, terdiri atas sebuah kepala, berisi nucleus (inti), dan ekor. (Lihat gambar 5)

Sel Interstisial Leydig

Terletak diantara tubulus-tubulus seminiferus. Sel leydig ini memiliki fungsi utama yaitu memproduksi androgen testis. Sel intersisial leydig, yang memproduksi testosterone setelah masa pubertas. Mempunyai inti tunggal, kadang berinti dua, berukuran sangat besar dan konsisten dengan aktivitas-aktivitas selularnya, dan tampak berbusa pada pengamatan histiologi standar.2

Tubuli Recti dan Rete Testis

Tubuli recti adalah saluran pendek yang lurus, lanjutan dari tubulus seminiferus dan menyalurkan spermatozoa yang di bentuk oleh epitel seminiferus, ke rete testis. Tubuli rekti berdinding sel sertoli dan setengah sisanya, dekat rete testis, mempunyai epitel kuboid selapis. Sel kuboidnya mempunyai mikrovili yang pendek dan sebagian besar mempunyai flagellum. Rete testis terdiri atas ruangan–ruang labirin, di batasi epitel selapis kuboid, di

(11)

dalam mediastinum testis. Lumennya berkelok dan bervariasi. Spermatozoa imatur disalurkan dari tubuli recti ke dalam rete testis, ruang-ruang labirin yang dilapisi epitel kuboidal.9

Epididymis dan Ductus (vas) Epididimis

Duktus yang membentuk epididymis dan vas deferen memiliki lapisan muscular yang tersusun atau serat sirkular pada lapisan dalam dan serat longitudinal pada lapisan luar. Komponen otot pada struktur-struktur ini bertanggung jawab terhadap gerakan peristalsis yang menggerakan spermatozoa di sepanjang duktus. Duktus di batasi oleh gabungan sel-sel sekretorik dan silia. Sel sekretorik berfungsi untuk membuat cairan intratuba, dan sel silia berperan untuk mengarahkan perpindahan cairan intraruba dan komponen selularnya.2 (Lihat

gambar 6)

Gambar 4. Struktur Testis11

(12)

Gambar 6. Duktus Epididmis13

Daftar Pustaka

1. Paulsen F, Waschake J. Sobotta atlas anatomi manusia. Edisi ke-23. Jakarta: EGC; 2015.h.182-3.

2. Heffner JL, Schust DJ. At a glance sistem reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2010.h.24-7.

3. Inggriani YK. Buku ajar traktus urogenital. Edisi ke-2. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2012.32-38.

4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologis untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia.h.268-9. 5. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2005.h.116-8.

6. Mescher AL. Histologi dasar junqueira: teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2011.h.223, 373-6.

7. http://micro-reversals.com/about-vasectomy/. Diunduh 1 Oktober 2016. 8. http://www.histology-world.com/photoalbum/displayimage.php?

album=43&pid=3569. Diunduh 1 Oktober 2016.

9. Gartner LP , Hiatt JL. Buku ajar berwarna histology. Singapore: Saunders Elsevier; 2014.h.473- 90.

(13)

10.http://www.slideshare.net/hadikuman/patologi-testis. Diunduh 1 Oktober 2016. 11.http://embriologisemesta.blogspot.co.id/2013/05/alat-kelamin-jantan_14.html. Diunduh 1 Oktober 2016. 12.http://mustofaabihamid.blogspot.co.id/2010/06/sperma-vs-ovum.html. Diubduh 1 Oktober 2016. 13.http://embriologi12.blogspot.co.id/2013/05/organa-genetalia-musculina.html. Diunduh 1 Oktober 2016. Kesimpulan

Dari pembahasan kasus skenario, dapat disimpulkan bahwa terjadinya fimosis dapat mengganggu proses perkemihan bahkan infeksi di organ genitalia masculina sehingga perlu dilakukan upaya sirkumsisi untuk menjaga kesehatan dan kebersihan organ tersebut.

Gambar

Gambar 1. Ductus Deferen 7 Vesikula Seminalis
Gambar 2. Kelenjar Prostat 8
Gambar 3. Mikroskopis Testis 10
Gambar 5. Sel Spermatogenik 12
+2

Referensi

Dokumen terkait

Akad bernama (akad musamma), yaitu akad yang bertujuan dan namanya Akad bernama (akad musamma), yaitu akad yang bertujuan dan namanya sudah ditentukan oleh

pada materi tingkat organisasi kehidupan untuk siswa Tuna rungu kelas VII SMPLB Wacana Asih Padang yang valid dan praktis.Rumusan masalah pada penelitian ini

Hubungan Kepemimpinan Efektif Head Nurse dengan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat Pelaksana di RSUPN Dr. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan

Bahwa, Pemohon dalam perihal ini mengajukan Perohonan dengan mendasarkan selisih perolehan suara perolehan 21.516 Suara atau memiliki presentase selisih sebesar 31.91%,

merupakan proses penentuan apakah model konseptual dapat merefleksikan sistem nyata dengan tepat. MODEL SISTEM KONSEP validasi

Tabel 4.11 Tabel Nilai R dan Kuat Tekan Kolom II Pucang Gading Perbaikan dengan Bonding Adhesive Agent Menggunakan Hammer Test pada Umur 12 Bulan ... 57 Tabel 4.12 Tabel Nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keaktifan dengan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 peserta prolanis di Puskesmas

angkutan umum terbatas pada daerah yang ramai dengan kegiatan ekonomi seperti Alun-alun, Pasar Kebonpolo, Pasar Tidar, dan Terminal Tidar, sehingga kota Magelang berkembang