WRAP UP SKENARIO 3
WRAP UP SKENARIO 3
MENCRET
MENCRET
KELOMPOK B
KELOMPOK B
–
–
2
2
Ketua
Ketua
:
: Trias
Trias Putra
Putra Pamungkas
Pamungkas
1102011286
1102011286
Sekertaris
Sekertaris
:
: Tenni
Tenni Widya
Widya Sari
Sari
1102011277
1102011277
Anggota
Anggota
:
: Mazaya
Mazaya Ekawati
Ekawati
1102011158
1102011158
Muthiara
Muthiara Surya
Surya
1102011183
1102011183
Rosi
Rosi Nadilah
Nadilah
1102011245
1102011245
Vicianty
Vicianty Meista
Meista Sari
Sari
1102011288
1102011288
Widya
Widya Paramita
Paramita
1102010287
1102010287
Yuris
Yuris Adi
Adi Prakoso
Prakoso
1102010304
1102010304
Zahra
Zahra Puspita
Puspita
1102011301
1102011301
Zulfikar
1102011303
Zulfikar
1102011303
FAKULTAS KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
JAKARTA
2011
2011
SASARAN BELAJAR SASARAN BELAJAR LO 1. MEMAHAMI DAN
LO 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANALISA GAS DARAHMENJELASKAN ANALISA GAS DARAH LI 1.1 Definisi Analisa Gas Darah
LI 1.1 Definisi Analisa Gas Darah
LI 1.2 Langkah-langkah Analisa Gas Darah LI 1.2 Langkah-langkah Analisa Gas Darah LI 1.3 Tujuan Analisa Gas Darah
LI 1.3 Tujuan Analisa Gas Darah LI 1.4 Parameter Analisa Gas Darah LI 1.4 Parameter Analisa Gas Darah LO 2. MEMAHAMI DAN
LO 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAMENJELASKAN KESEIMBANGAN ASAM BASAN ASAM BASA LI 2.1 Definisi Asam Basa
LI 2.1 Definisi Asam Basa LI 2.2 Klasifikasi Asam Basa LI 2.2 Klasifikasi Asam Basa LI
LI 2.3 S2.3 Sumber Asam umber Asam BasaBasa
LI 2.4 Fisiologi Keseimbangan Asam Basa LI 2.4 Fisiologi Keseimbangan Asam Basa LO 3. MEMAHAMI DAN
LO 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN UKURAN KEASAMAN PHMENJELASKAN UKURAN KEASAMAN PH LI 3.1 Definisi pH
LI 3.1 Definisi pH
LI 3.2 Cara Menentukan pH Larutan Asam dan Basa LI 3.2 Cara Menentukan pH Larutan Asam dan Basa LI 3.3 Rumus mencari pH LI 3.3 Rumus mencari pH LI 3.4 Manfaat Pengukuran pH LI 3.4 Manfaat Pengukuran pH LI 3.5 Penyebab perubahan pH LI 3.5 Penyebab perubahan pH LO 4. MEMAHAMI DAN
LO 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASIDOSIS METABOLIK MENJELASKAN ASIDOSIS METABOLIK LI. 4.1 Definisi Asidosis Metabolik
LI. 4.1 Definisi Asidosis Metabolik LI 4.2 Etiologi Asidosis Metabolik LI 4.2 Etiologi Asidosis Metabolik
LI 4.3 Manifestasi klinis Asidosis Metabolik LI 4.3 Manifestasi klinis Asidosis Metabolik LI 4.4 Diagnosis Asidosis Metabolik
LI 4.4 Diagnosis Asidosis Metabolik LI 4.5 Penanganan Asidosis Metabolik LI 4.5 Penanganan Asidosis Metabolik LI 4.6 Kompensasi Asidosis Metabolik LI 4.6 Kompensasi Asidosis Metabolik
SKENARIO SKENARIO MENCRET MENCRET
Seorang laki-laki, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih Seorang laki-laki, 35 tahun, dibawa ke Puskesmas karena mengalami mencret lebih dari 12 kali dalam sehari seja
dari 12 kali dalam sehari sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan malam dik 2 hari yang lalu. Keluhan ini timbul setelah makan malam di warung nasi dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 warung nasi dekat rumahnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 mmHg, nadi:120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam. Jumlah urine sedikit. Di
mmHg, nadi:120x/menit, pernapasan 34x/menit, cepat dalam. Jumlah urine sedikit. Di Puskesmas penderita dipasang infus dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS Puskesmas penderita dipasang infus dan diberikan pertolongan pertama lalu dirujuk ke RS terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah
terdekat. Dokter meminta untuk diperiksa Analisa Gas Darah
Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan Kesannya : terdapat gangguan keseimbangan asam basa berupa asidosis metabolik, dengan anion gap yang normal.
LO 1 MEMAHAMI DAN
LO 1 MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANALISA GAS DARAHMENJELASKAN ANALISA GAS DARAH LI 1.1 Definisi Analisa Gas Darah
LI 1.1 Definisi Analisa Gas Darah
Analisa gas darah adalah pengukuran pH dan juga keseimbangan asam basa, Analisa gas darah adalah pengukuran pH dan juga keseimbangan asam basa, oksigenasi (PaO
oksigenasi (PaO22), kadar karbondioksida (PaCO), kadar karbondioksida (PaCO22) , kadar bikarbonat (HCO) , kadar bikarbonat (HCO33), saturasi), saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa (Base Excess).
oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa (Base Excess).
Analisa gas darah biasanya didasarkan pada pengambilan sampel arte
Analisa gas darah biasanya didasarkan pada pengambilan sampel arte ri. Nilai venari. Nilai vena diberikan
diberikan sebagai sebagai referensi. referensi. (Horne, (Horne, Swearingen.2001)Swearingen.2001) Analisa gas darah berguna untuk menginterprestasi:
Analisa gas darah berguna untuk menginterprestasi:
Apakah pasien menderita asidemia / alkalemia?Apakah pasien menderita asidemia / alkalemia? - pH < 7,35 disebut asidemia
- pH < 7,35 disebut asidemia - pH > 7,45 disebut alkalemia - pH > 7,45 disebut alkalemia
Apakah masalah primer gangguan asam basaApakah masalah primer gangguan asam basa -
- Asidosis Asidosis Metabolik Metabolik : : HCOHCO33menurun PaCOmenurun PaCO22menurunmenurun -
- Akalosis Akalosis Metabolik Metabolik : : HCOHCO33meningkat PaCOmeningkat PaCO22meningkatmeningkat -
- Asidosis Asidosis Respitoris Respitoris : : PaCOPaCO22 meningkat HCOmeningkat HCO33meningkatmeningkat -
- Alkalosis Alkalosis Respitoris Respitoris : : PaCOPaCO22 menurun HCOmenurun HCO33menurunmenurun
Kadar Normal Gas Darah Kadar Normal Gas Darah pH pH 7,35 - 7,457,35 - 7,45 PaCO PaCO22 3535 – – 45 mmHG45 mmHG PaO PaO22 8080 – – 100 mmHG100 mmHG HCO
HCO33 2222 – – 26 mEq/L26 mEq/L Saturasi
Saturasi Oksigen Oksigen 9595 – – 100%100% Base
Base Excess Excess -2,4 -2,4 s.d s.d +2,3+2,3
LI.1.2 Langkah-langkah Analisa Gas Darah LI.1.2 Langkah-langkah Analisa Gas Darah
1.
1. Langkah satu, tentukan apakah pH normal. Bila Langkah satu, tentukan apakah pH normal. Bila pH menyimpang dari 7,40 perhatikanpH menyimpang dari 7,40 perhatikan seberapa besar pH menyimpang dan kemana arahnya. Jika pH >7,45 adalah Alkalosis seberapa besar pH menyimpang dan kemana arahnya. Jika pH >7,45 adalah Alkalosis ,dan jika pH <7,35 adalah Asidosis. Apakah pH dalam keadaan kritis yaitu >7,55 atau ,dan jika pH <7,35 adalah Asidosis. Apakah pH dalam keadaan kritis yaitu >7,55 atau <7,20.
<7,20. 2.
2. Langkah dua, periksa PaCO2, bila menyimpang dari 40 Langkah dua, periksa PaCO2, bila menyimpang dari 40 mmHg, PaCO2 dan pHmmHg, PaCO2 dan pH
arahnya adalah berlawanan, jika PaCO2 meningkat maka pH menurun (Asidosis), dan arahnya adalah berlawanan, jika PaCO2 meningkat maka pH menurun (Asidosis), dan sebaliknya.
sebaliknya. 3.
3. Langkah tiga, tentukan nilai HCO3. Bila HCO3 Langkah tiga, tentukan nilai HCO3. Bila HCO3 menyimpang dari 24 mEq/Lmenyimpang dari 24 mEq/L perhatikan derajat dan arah penyimpangan.
perhatikan derajat dan arah penyimpangan. HCO3 dan pH bergerak dalam arah yangHCO3 dan pH bergerak dalam arah yang sama.
sama. 4.
4. Langkah empat, bila PaCO2 dan HCO3 Abnormal, tetapkan nilai Langkah empat, bila PaCO2 dan HCO3 Abnormal, tetapkan nilai mana yangmana yang berhubungan lebih erat dengan
5.
5. Langkah lima, periksa PaCO2 dan saturasi Langkah lima, periksa PaCO2 dan saturasi oksigen untuk menentukan apakah PaCO2oksigen untuk menentukan apakah PaCO2 menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan Saturasi O2
menurun, normal, atau meningkat. Penurunan PaCO2 dan Saturasi O2 dapatdapat menimbulkan Asidosis Laktat dan dapat
menimbulkan Asidosis Laktat dan dapat menandakan perlunya peningkatanmenandakan perlunya peningkatan konsentrasi oksigen. Sebaliknya konsentrasi PaO2 ti
konsentrasi oksigen. Sebaliknya konsentrasi PaO2 ti nggi dapat menandakannggi dapat menandakan kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen
kebutuhan untuk menurunkan konsentrasi oksigen yang diberikan.yang diberikan.
(Horne, Swearingen.2001) (Horne, Swearingen.2001) LI.1.3 Tujuan Analisa Gas Darah
LI.1.3 Tujuan Analisa Gas Darah 1.
1. Sebagai penggambaran hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukanSebagai penggambaran hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan 2.
2. Pegangan dalam penanganan pasien-pasien yang memiliki Pegangan dalam penanganan pasien-pasien yang memiliki penyakit berat yang akutpenyakit berat yang akut dan menahun
dan menahun
(Horne, Swearingen.2001) (Horne, Swearingen.2001) LI.1.4 Parameter Analisa Gas Darah
LI.1.4 Parameter Analisa Gas Darah 1.
1. Pengukuran pH dilakukan dengan elektroda pHPengukuran pH dilakukan dengan elektroda pH 2.
2. Pengukuran PaCO2 dilakukan dengan elektroda CO2. Elektroda berada dlamPengukuran PaCO2 dilakukan dengan elektroda CO2. Elektroda berada dlam
lingkungan buffer bikarbonat dan dipisahkan dari sampel darah oleh suatu membrane lingkungan buffer bikarbonat dan dipisahkan dari sampel darah oleh suatu membrane semipermeable untuk CO2. CO2 yang berdifusi kedalam
semipermeable untuk CO2. CO2 yang berdifusi kedalam buffer mengakibatkanbuffer mengakibatkan perubahan pH dan n
perubahan pH dan nilai ini yang diukur oleh elektroda.ilai ini yang diukur oleh elektroda. 3.
3. Pengukuran PaO2 dilakukan dengan elektroda O2.Pengukuran PaO2 dilakukan dengan elektroda O2. (Madjid.2008 Gangguan keseimbang
(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asan cairan elektrolit asam basa FKUI)am basa FKUI)
LO 2. MEMAHAMI DAN
LO 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KESEIMBANGAMENJELASKAN KESEIMBANGAN ASAM BASAN ASAM BASA LI 2.1 Definisi Asam Basa
LI 2.1 Definisi Asam Basa Definisi Asam dan basa Definisi Asam dan basa Asam : sekelompok
Asam : sekelompok zat yang menganduzat yang mengandung hidrogen yng hidrogen yang mengalami disosiasi atau terpisahang mengalami disosiasi atau terpisah dalam larutan untuk menghasilkan H
dalam larutan untuk menghasilkan H++ Basa:
Basa: Bahan yBahan yang ang dapat dapat berikatan berikatan dengan dengan HH++ Teori Arhenius
Teori Arhenius Asam :
Asam : Zat yang terdisosiasi dalam air yZat yang terdisosiasi dalam air yang membentuk ion ang membentuk ion hidrogen (Hhidrogen (H++)) Basa : Zat yang terdiososiasi dalam
Basa : Zat yang terdiososiasi dalam air yang membentuk ion hidroksil (OHair yang membentuk ion hidroksil (OH--)) Teori Bronsted lowry
Teori Bronsted lowry Asam : suatu z
Asam : suatu zat/bahan yang cenderung memberikan sebuah protonat/bahan yang cenderung memberikan sebuah proton Basa: suatu zat/bahan yang cenderung menerima sebuah proton Basa: suatu zat/bahan yang cenderung menerima sebuah proton
Asam basa adalah proses memberi dan menerimanya proton serta pembentukan ion hidrogen Asam basa adalah proses memberi dan menerimanya proton serta pembentukan ion hidrogen dan hidroksil
dan hidroksil
Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted & Thomas Lowry pada tahun 1923Diperkenalkan oleh Johannnes Bronsted & Thomas Lowry pada tahun 1923
Asam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen, danAsam didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat memberikan ion hidrogen, dan sebuah basa adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen
sebuah basa adalah suatu zat yang dapat menerima ion hidrogen
Dalam reaksi asam basa, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basaDalam reaksi asam basa, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa
CH
CH33COOH(aq) + HCOOH(aq) + H22O(l)O(l) ↔↔ HH33OO++(aq) + CH(aq) + CH33COOCOO--(aq)(aq) Asam
Asam 1 1 Basa Basa 1 1 Asam Asam 2 2 Basa Basa 22
Asam-basa terdapat sebagai pasangan konyugat. CHAsam-basa terdapat sebagai pasangan konyugat. CH33COOCOO--adalah basa konyugat dariadalah basa konyugat dari CH
CH33COOH dan sebaliknya. H3O+ dan H2O juga membentuk pasangan asaCOOH dan sebaliknya. H3O+ dan H2O juga membentuk pasangan asa m-basam-basa konyugat.
konyugat.
HCl(dalam NH
HCl(dalam NH33) + NH) + NH33(l)(l) ↔↔ NH4NH4++(dalamNH3) + Cl(dalamNH3) + Cl--(dalamNH3)(dalamNH3) Asam
Asam 1 1 Basa Basa 1 1 Asam Asam 2 2 Basa 2Basa 2
Contoh asam basa bronsted lowry pada pelarut non-HContoh asam basa bronsted lowry pada pelarut non-H22OO
Beberapa molekul dan ion dapat berfungsi sebagai asam maupun sebagai basaBeberapa molekul dan ion dapat berfungsi sebagai asam maupun sebagai basa tergantung kon
tergantung konsidi reaksi sehingga disebut amfoter. sidi reaksi sehingga disebut amfoter. Sebagai contoh air dan ion hidrogSebagai contoh air dan ion hidrogenen karbonat
karbonat CH CH 3
3COOH(aq) + HCOOH(aq) + H22O(l) O(l) ↔ ↔ HH33OO + + (aq) + CH (aq) + CH 3 3COOCOO --(aq) (aq) H H 2
2O(l) O(l) + + NHNH33(aq) (aq) ↔NH↔NH44 + + (aq) + OH (aq) + OH --(aq) (aq) H H 2 2COCO33 --(aq) + H (aq) + H 2 2O(l) ↔HO(l) ↔H33OO + + (aq) + CO (aq) + CO 2 2 2 2--(aq) (aq) H H 2
2O(l) O(l) + + HCOHCO33 --(aq) ↔ H (aq) ↔ H 2 2COCO33(aq) + OH(aq) + OH --(aq) (aq) Asam
Asam 1 1 Basa Basa 1 1 Asam 2 Asam 2 Basa Basa 22
TEORI ASAM BASA LEWIS TEORI ASAM BASA LEWIS
Basa Lewis merupakan jenis Basa Lewis merupakan jenis basa yang menyumbangkan sepasang elektron bebas (donor basa yang menyumbangkan sepasang elektron bebas (donor elektron)
elektron)
Asam Lewis adalah jenis asam Asam Lewis adalah jenis asam yang menerima sepasang elektron bebas (akseptor yang menerima sepasang elektron bebas (akseptor elektron)
elektron)
Salah satu contohnya reaksi Salah satu contohnya reaksi molekul yang kekurangan elektron BFmolekul yang kekurangan elektron BF33 dengan molekuldengan molekul kaya elektron NH
kaya elektron NH33 membentuk BFmembentuk BF33 NH NH33
Definisi Lewis mensistematiskan kimia Definisi Lewis mensistematiskan kimia berbagai macam oksida biner yang dapatberbagai macam oksida biner yang dapat dianggap sebagai anhidrida asam atau basa
Anhidrida asam didapatkan dengan mengambil air dari suatu asam okso sampai hanyaAnhidrida asam didapatkan dengan mengambil air dari suatu asam okso sampai hanya tertinggal oksidanya, dengan demikian CO
tertinggal oksidanya, dengan demikian CO22merupakan anhidrida asam karbonatmerupakan anhidrida asam karbonat (H
(H22COCO33))
CO
CO22(g) + H(g) + H22O(l) O(l) ↔ ↔ HH22COCO33(aq)(aq)
Oksida logam Golongan I dan II Oksida logam Golongan I dan II adalah anhidrida basa, adalah anhidrida basa, yang diperoleh denganyang diperoleh dengan
menghilangkan air dari hidroksida yang sesuai. Contoh kalsium oksida, CaO, adalah menghilangkan air dari hidroksida yang sesuai. Contoh kalsium oksida, CaO, adalah anhidrida basa dari kalsium hidroksida Ca(OH)
anhidrida basa dari kalsium hidroksida Ca(OH)22 CaO(s) + H
CaO(s) + H22O(l) O(l) Ca(OH)Ca(OH)22(s)(s)
Reaksi oksida asam dan basa LewisReaksi oksida asam dan basa Lewis CaO(s) + CO
CaO(s) + CO22(g) (g) ↔ ↔ CaCOCaCO33(s)(s)
LI 2.2 Klasifikasi Asam Basa LI 2.2 Klasifikasi Asam Basa
Berdasarkan kekuatannyaBerdasarkan kekuatannya
ASAM KUATASAM KUAT
Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam Asam kuat adalah asam yang seluruhnya terionisasi di dalam larutan air. Contohnya HCl,larutan air. Contohnya HCl, HBr, HI, H
HBr, HI, H22SOSO44, HNO, HNO33, dan HClO, dan HClO44
Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air,Kekuatan asam dari seluruh asam kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda
walaupun kemampuan untuk menyumbangkan hidrogen berbeda
Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)Kesetimbangan reaksi asam kuat bergerak ke arah kanan (=1)
BASA KUATBASA KUAT
Basa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OHBasa kuat yaitu basa yang bereaksi sempurna menghasilkan ion OH
--bila dilarutkan bila dilarutkan dalam air. Ion amida (NH
dalam air. Ion amida (NH 2 2 --) dan hidrida (H ) dan hidrida (H
--) merupakan basa kuat ) merupakan basa kuat
Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air,Kekuatan basa dari seluruh basa kuat sama besar (efek perataan) dalam pelarut air, walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH
walaupun kemampuan untuk menyumbangkan OH
--berbeda berbeda
Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)Kesetimbangan reaksi basa kuat bergerak ke arah kanan (=1)
ASAM LEMAHASAM LEMAH
Asam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesaiAsam lemah jika perpindahan ion hidrogen ke air tidak berlangsung sampai selesai (mencapai kesetimbangan)
(mencapai kesetimbangan)
Asam lemah merupakan elektrolit lemahAsam lemah merupakan elektrolit lemah
Asam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asAsam lemah menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada as am kuatam kuat
Reaksi kesetimbangan asam lemahReaksi kesetimbangan asam lemah HA(aq) + H
HA(aq) + H22O(l)↔HO(l)↔H33OO++(aq) + A(aq) + A--(aq)(aq)
Rumus kesetimbanganRumus kesetimbangan [H
K K
aaadalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentuadalah tetapan kesetimbangan asam pada suhu tertentu
BASA LEMAHBASA LEMAH
Penjelasan asam lemah mirip dengan basa lemahPenjelasan asam lemah mirip dengan basa lemah
K K b b
= ketetapan kesetimbangan basa = ketetapan kesetimbangan basa
Basa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OHBasa lemah bereaksi dengan air untuk menghasilkan OH
--
Jumlah ion yang dihitung [OHJumlah ion yang dihitung [OH --]] K K b b
dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan s
dari basa lemah lebih kecil dari 1 dan semakin lemah suatu basa, semakin kecil nilaiemakin lemah suatu basa, semakin kecil nilai K K b b --nyanya
Berdasarkan bentuk ionBerdasarkan bentuk ion
Asam anion (-), contohnya: H
Asam anion (-), contohnya: H22SOSO44, SO3, SO3 Asam Kation (+), contohnya: NH
Asam Kation (+), contohnya: NH44, H, H33OO Basa anion
(-Basa anion (-), contohnya : Clˉ, C), contohnya : Clˉ, C
Basa
Basa kation (+), kation (+), contohnya: contohnya: NaNa++
Asam yang berasal dari proses metabolismeAsam yang berasal dari proses metabolisme 1. Asam
1. Asam volatil volatil : Asam : Asam yang yang mudah mudah menguap, menguap, dapat berubah dapat berubah bentuk bentuk menjadi cair menjadi cair maupun gas
maupun gas Contoh : CO Contoh : CO22
2. Asam non-volatil : Asa
2. Asam non-volatil : Asam yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah m yang tidak mudah menguap, tidak dapat berubah bentuk bentuk menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal. menjadi gas untuk diekskresikan oleh paru-paru, tetapi harus diekskresikan oleh ginjal.
Dapat
Dapat berupa berupa : - : - Asam Asam organik organik -- Asam anorganik Asam anorganik
Berdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basaBerdasarkan kemampuan ionisasinya asam dan basa 1. Asam dan basa monoprotik
1. Asam dan basa monoprotik
Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer) Dapat melepaskan suatu ion H+/OH- (ionisasi primer) 2. Asam dan basa protipotik
2. Asam dan basa protipotik
Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier) Dapat melepaskan 3/lebih ion H+/OH- (ionisasi tersier) 3. Asam basa diprotik
3. Asam basa diprotik
Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder) Dapat melepaskan ion H+/OH- (ionisasi sekunder)
LI
LI 2.3 S2.3 Sumber Asam umber Asam BasaBasa
Asam dan basa bersumber dari: Asam dan basa bersumber dari:
Produksi karbondioksida (CProduksi karbondioksida (C) oleh sel-sel jaringan. C) oleh sel-sel jaringan. C berikatan berikatan dengandengan
air (terutama sel darah merah) untuk membentuk asam karbonat (
air (terutama sel darah merah) untuk membentuk asam karbonat (CC))
yang terurai menjadi ion-ion
yang terurai menjadi ion-ion hidrogen.hidrogen.
Asam anorganik yang dihasilkan selama penguraian Asam anorganik yang dihasilkan selama penguraian hidrogen.hidrogen.
Asam hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme perantara.Asam hidrogen yang dihasilkan dari metabolisme perantara.
Sebagian besar ion hidrogen yang dihasilkan merupakan produk sampinganSebagian besar ion hidrogen yang dihasilkan merupakan produk sampingan atau produk akhir dari proses katabolisme sempurna karbohidrat, lemak dan atau produk akhir dari proses katabolisme sempurna karbohidrat, lemak dan protein.
protein.
LI 2.4 Fisiologi Keseimbangan Asam Basa LI 2.4 Fisiologi Keseimbangan Asam Basa
Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara Keseimbangan asam basa adalah keseimbangan ion hidrogen, keseimbangan antara ion [
ion [] bebas dan [HC] bebas dan [HC] dalam cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus] dalam cairan tubuh sehingga keseimbangan tubuh yang harus
dijaga kadar ion [
dijaga kadar ion [] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa] bebas dalam batas normal maupun pembentukan asam maupun basa
terus berlangsung dalam kehidupan. terus berlangsung dalam kehidupan.
pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH
pH darah normal adalah 7.3-7.5 asam adalah pH dibawah 7.3 dan basa adalah pH ddibawah 7.3 dan basa adalah pH dii atas 7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap
atas 7.5.pH 7.3-7.5 harus tetap dipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolitdipertahankan,walaupun banyak senyawa-senyawa metabolit atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arah keasaman (asidosis) atau nutrien yang bersifat mengganggu nilai tersebut.Gangguan ke arah keasaman (asidosis) pH kurang dari 7.3 atau ke arah
pH kurang dari 7.3 atau ke arah kebasaan (alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapatkebasaan (alkalosis) pH diatas 7.5.Gangguan dapat dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh.
dipulihkan ke keadaan semula oleh alat kompensasi tubuh. Karena ion [
Karena ion [] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang] berpengaruh besar dalam keseimbangan asam-basa, maka faktor yang
mempengaruhi [
mempengaruhi [] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :] juga mempengaruhi keseimbangan asam basa, yaitu :
a)
a) Lebihnya kadar [Lebihnya kadar [] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari] yang ada dalam cairan tubuh, berasal dari
PembentukanPembentukanCC yang sebagian berdisosiasi menjadi Hyang sebagian berdisosiasi menjadi H++ dan HCdan HC
Katabolisme zat organik Katabolisme zat organik
Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metabolik Disosiasi asam organik pada metabolisme intermedik, contoh pada metabolik
lemak terbentuk asam lemak dan laktat
lemak terbentuk asam lemak dan laktat yaitu melepaskan [Hyaitu melepaskan [H++]] b)
b) Keseimbangan intake dan output ion [HKeseimbangan intake dan output ion [H++] tubuh] tubuh Bervariasi tergantung dari:
Bervariasi tergantung dari:
Diet ( makanan ), HDiet ( makanan ), H++naik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkannaik, jika kebanyakan makan asam (asidosis), sedangkan
dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan dengan mengkonsumsi sayur dan buah bersifat basa banyak menghasilkan HC
HC..
Aktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkanAktivitas yaitu lari cepat membuat tubuh kita asam karena menghasilkan
banyak CO
banyak CO22sehingga pH turunsehingga pH turun
Proses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahragaProses anaerob yaitu lebih banyak penumpukan asam laktat seperti olahraga
berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH tu berat sehingga menimbulkan reaksi asam dan membuat pH turunrun Untuk itu diperlukan kordinasi untuk pengaturan keseimbangan asam
Untuk itu diperlukan kordinasi untuk pengaturan keseimbangan asam basa yangbasa yang dilakukan dengan 3 sitem :
dilakukan dengan 3 sitem :
1.Sistem buffer 1.Sistem buffer
2.Sistem respirasi2.Sistem respirasi
1.
1. Sistem buffer Sistem buffer
Sistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat Sistem buffer disebut juga sistem penahan atau sistem penyangga, karena dapat menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya.
basa konjugasinya.
Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Sistem buffer kimia hanya mengatasi ketidakseimbangan asam basa sementara. Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akan Jika dengan buffer kimia tidak cukup memperbaiki, maka pengontrolan pH akan dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H
dilanjutkan oleh paru paru yang merespon secara cepat terhadap perubahan ion H++ dalamdalam darah karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H darah karena rangsangan kemoreseptor dan pusat pernafasan mempertahankan kadar [H++]] sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi sampai ginjal menghilangkan ketidakseimbangan tersebut, ginjal mampu meregulasi ketidakseimbangan ion H
ketidakseimbangan ion H++ dengan mensekresikan ion Hdengan mensekresikan ion H++ dan menambahkan HCdan menambahkan HC barubaru
dalam darah karena memiliki dapar fosfat. dalam darah karena memiliki dapar fosfat.
Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu : Didalam tubuh terdapat beberapa sistem buffer, yaitu :
Sistem buffer asam karbonat-bikarbonatSistem buffer asam karbonat-bikarbonat
Sistem buffer hemoglobinSistem buffer hemoglobin
Sistem buffer proteinSistem buffer protein
Sistem buffer fosfatSistem buffer fosfat
Sistem buffer asam Sistem buffer asam karbonat-bikarbonakarbonat-bikarbonatt
Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan Sistem buffer ini merupakan suatu komponen yang paling penting pada pengaturan pH cair
pH cairan ekstan ekstraseluler. raseluler. Sistem Sistem buffer bikarbonat buffer bikarbonat merupakan sismerupakan sistem tem buffer buffer istimewa,istimewa, sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya sistem buffer tetap merupakan sistem buffer terbaik pada pH 7.4 walaupun Pka nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO
6.1, karena dapat mengeluarkan CO22 melalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuhmelalui paru dan jumlahnya banyak. Tubuh mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar mempertahankan sistem buffer bikarbonat ini dengan pengaturan kadar karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal.
karbondioksida di paru dan bikarbonat di ginjal. H
H22O + COO + CO22 ↔↔ HH22COCO33 ↔ H↔ H+++ HCO+ HCO33 --CO
CO22 bereaksi dengan Hbereaksi dengan H22O membentuk O membentuk COCO33 yang kemudian berdisosiasi menjadiyang kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel.
ion hidrogen dan ion bikarbonat melalui reaksi reversibel. Bila terjadi peningkatan ionBila terjadi peningkatan ion hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. hidrogen, terjadi interaksi dengan ion bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima Berarti dalam hal ini ion bikarbonat bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi kelebihan ion hidrogen. Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO
menjadi CO22dan air, dan CO2dan air, dan CO2 yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.yang dihasilkan akan dikeluarkan melalui paru.
Sistem buffer hemoglobinSistem buffer hemoglobin
Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraseluler yang bekerja di dalam sel darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, darah merah. Hb dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan yaitu asam amino yang dapat berikatan secara reversibelion hidrogen, menghasilkan Hb bentuk berproton dan tidak berproton.
Hb bentuk berproton dan tidak berproton. Na
Na++ + HCO+ HCO33 ↔ NaHCO↔ NaHCO33 Hb
Hb-- + + HH++ ↔ HHb (PK 7↔ HHb (PK 7-8)-8)
Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi Pada sel darah merah, Hb dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya menjadi karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses karbonat karena didalam sitoplasma terkandung anhidrase karbonat, dan proses pengikatan
darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan darah merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membran sel. Kemampuan pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
pengaturan ini dikenal sebagai sistem buffer hemoglobin.
Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb Buffer utama cairan ekstraseluler adalah sistem bikarbonat dan hemoglobin. Hb penting untuk peng
penting untuk pengangkutan oksigen ke jaringan, angkutan oksigen ke jaringan, pengangkut COpengangkut CO22dan sebagai sistemdan sebagai sistem
buffer yang kuat. buffer yang kuat.
Sistem buffer proteinSistem buffer protein
Sistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan Sistem buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraserselular dan interstitial.Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer interstitial.Protein sebagai buffer berinteraksi secara ekstentif dengan sistem buffer lainnya. Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam lainnya. Protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada amino akan bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada suasana basa.
suasana basa.
Fungsi pengaturan buffer protein: Fungsi pengaturan buffer protein:
--
Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NHBila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH22) dari asam amino akan bertindak ) dari asam amino akan bertindaksebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. sebagai basa lemah dengan mengikat ion hidrogen dan membentuk ion amonium. Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.
Gugus amino bertindak sebagai akseptor proton.
--
Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalamiBila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion Hdisosiasi dan berubah menjadi ion karboksil dan ion H++. Gugus karboksil bertindak . Gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.
sebagai donor proton.
Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut Cairan interstitium yang mengandung protein dan asam amino terdisosiasi ikut berperan
berperan mengatur mengatur pH. pH. Protein Protein mengandung mengandung asam asam amino amino histidin histidin yang yang mempunyaimempunyai cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses cincin imitazol dengan Pka = 6.0. Pada kebanyakan protein Pk sekitar 7.0-7.4. Proses pengaturan
pengaturan melalui melalui sistem sistem buffer buffer protein protein berjalan berjalan lambat lambat karena karena ion ion hidrogen hidrogen harusharus melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.
melalui proses difusi membran sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.
Sistem buffer FosfatSistem buffer Fosfat
Sistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan Sistem dapar ini berperan penting dalam pendaparan cairan tubulus ginjal dan cairan intrasel
intrasel
Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam Pada cairan intra sel, kehadiran penyangga fosfat sangat penting dalam mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H
mengatur pH darah. Penyangga ini berasal dari campuran dihidrogen fosfat (H22POPO44-)-)
dengan monohidrogen fosfat (HPO
dengan monohidrogen fosfat (HPO332-2-). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara). Sistem penyangga fosfat bekerja dalam cara
yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi yang serupa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa
basa lemah. lemah. Natrium Natrium hidrogen hidrogen fosfat fosfat (( ) adalah basa lemah dan natrium) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat ( Na
dihidrogen fosfat ( Na PP) adalah asam lemah) adalah asam lemah HCl + Na
HCl + Na22HPOHPO44 ↔ NaH↔ NaH22POPO44 + NaCl+ NaCl
NaOH + NaH
NaOH + NaH22POPO44↔ Na↔ Na22HPOHPO44+ H+ H22OO
H
H22POPO44--(aq)(aq)+ H+ H++(aq) (aq) 22POPO4(aq)4(aq)
H
H22POPO44-- (aq)(aq)+ OH+ OH--(aq)(aq) --> HPO--> HPO442-2-(aq))(aq))+ H+ H22OO(aq)(aq)
Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya Penyangga fosfat dapat mempertahankan pH darah 7,4. Penyangga di luar sel hanya sedikit jumlahnya, tetapi sangat
Sistem pernapasan tubuh (respirasi) Sistem pernapasan tubuh (respirasi)
Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam Dengan cara hiperventilasi ataupun hipoventilasi,sistem ini mengatur komponen asam bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karb
bikarbonat.sehingga rasio Garam bikarbonat dan asam karbonat dipertahankan normal.onat dipertahankan normal. Dalam Hal ini melibatkan
Dalam Hal ini melibatkan
1.Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru1.Pemasukan O2 dan pelepasan CO2 di alveoli paru-paru
2.Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan-jaringan2.Transportasi O2 dari alveoli paru-paru ke jaringan-jaringan
3.Trasnportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.3.Trasnportasi CO2 dari jaringan ke alveoli paru-paru.
Transportasi O2 dalam darah berbentuk Transportasi O2 dalam darah berbentuk
1.Gas terlarut di dalam plasma darah1.Gas terlarut di dalam plasma darah
2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb-oksi (HbO2)2.O2 terikat hemoglobin dalam sel darah merah membentuk senyawa Hb-oksi (HbO2)
HbO2 mempunyai keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb teHbO2 mempunyai keasamaan tinggi,lebih tinggi dari Hb te reduksireduksi
Transportasi CO2 dalam darah berbentuk Transportasi CO2 dalam darah berbentuk
1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)1.Gas larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)
2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)2.Asam karbonat,larut dalam plasma darah (jumlahnya sedikit)
3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah,termasuk Hb (kira3.Berbentuk ikatan karbamino dengan protein darah,termasuk Hb (kira -kira 20% CO2-kira 20% CO2
yang di transport). yang di transport).
4.garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 4.garam bikarbonat (kira-kira 70% CO2 yang di transpor)yang di transpor)
Kejenuhan Hb-oksi terutama dipengaruhi oleh pO2 dan
Kejenuhan Hb-oksi terutama dipengaruhi oleh pO2 dan pCO2 stempat.pCO2 stempat. LO 3. MEMAHAMI DAN
LO 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN UKURAN KEASAMAN PHMENJELASKAN UKURAN KEASAMAN PH LO 3.1 Definisi pH
LO 3.1 Definisi pH
PH adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H+ yang sangat kecil dan PH adalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H+ yang sangat kecil dan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. L.I. 3.2 Cara menentukan PH larutan asam-basa L.I. 3.2 Cara menentukan PH larutan asam-basa
Secara kualitatif PH di perkirakan dengan menggunakan kertas lakmus (litmus) atauSecara kualitatif PH di perkirakan dengan menggunakan kertas lakmus (litmus) atau
suatu indicator (kertas indikator PH) . suatu indicator (kertas indikator PH) .
Jika menunjukkan warna merah berarti keasaman larutan naik (asam) Jika menunjukkan warna merah berarti keasaman larutan naik (asam) Jika menunjukkan warna biru berarti keasaman larutan turun (basa) Jika menunjukkan warna biru berarti keasaman larutan turun (basa) Lalu menggunakan indicator universal , alat PH meter.
Lalu menggunakan indicator universal , alat PH meter.
Secara kuantitatif pengukuran PH menggunakan elektroda potensiometrik . Secara kuantitatif pengukuran PH menggunakan elektroda potensiometrik . elektrodaelektroda
ini memutar perubahan voltase yang di sebabkan oleh perubahan aktivitas ion ini memutar perubahan voltase yang di sebabkan oleh perubahan aktivitas ion hydrogen (H+) dalam larutan .
L.I. 3.3 Rumus mencari PH L.I. 3.3 Rumus mencari PH
Asam kuatAsam kuat
PH = -log [H+] PH = -log [H+]
Asam lemahAsam lemah
PH = Pka + log garam/asam PH = Pka + log garam/asam
Basa lemahBasa lemah
PH = Pka + log garam / basa PH = Pka + log garam / basa
Basa kuatBasa kuat
PoH = - log [OH-] PoH = - log [OH-]
L.I. 3.4 Manfaat pengukuran PH L.I. 3.4 Manfaat pengukuran PH
Dapat mengetahun PH berbagai substansi dalam Dapat mengetahun PH berbagai substansi dalam tubuhtubuh Cairan
Cairan getah getah lambung lambung PH PH 1,01,0 – – 2,02,0
Urine
Urine PH PH 4,84,8 – – 7,57,5
Saliva
Saliva (air (air liur) liur) PH PH 1,51,5 – – 1,91,9
Darah
Darah PH PH 7,257,25 – – 7,757,75
Dapat lebih mudah untuk menunjang teori terapiDapat lebih mudah untuk menunjang teori terapi
Dapat dengan mudah menentukan kadar enzim untuk menentukan penyakit sDapat dengan mudah menentukan kadar enzim untuk menentukan penyakit s uatuuatu organ tertentu
organ tertentu
Dapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam basa jikaDapat mengetahui segala kemungkinan dari gangguan keseimbangan asam basa jika memakan makanan yang asam seperti jeruk , limao , etc.
memakan makanan yang asam seperti jeruk , limao , etc.
Menentukan derajat keasaman dari suatu larutanMenentukan derajat keasaman dari suatu larutan
Menyatakan konsentrasi ion hydrogenMenyatakan konsentrasi ion hydrogen
Menyatakan suatu kondisi yang asidosis atau alkalosisMenyatakan suatu kondisi yang asidosis atau alkalosis
Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraseluler Mengatur mekanisme ion-ion di cairan ekstraseluler L.I. 3.5 Penyebab perubahan PH
L.I. 3.5 Penyebab perubahan PH
Beban makanan dan beban metabolicBeban makanan dan beban metabolic
Ion hydrogen di tambahkan atau di kurangi s
Ion hydrogen di tambahkan atau di kurangi sebagai akibat makan-makananebagai akibat makan-makanan
tertentu atau akibat perubahan metabolic tertentu atau akibat perubahan metabolic
Beban respirasiBeban respirasi
Peningkatan laju pernafasan yang tidak di sertai peningkatan aliran CO2 ke Peningkatan laju pernafasan yang tidak di sertai peningkatan aliran CO2 ke paru- paru akan mengurangi tekanan
paru akan mengurangi tekanan Co2 dalam alveoli . begitu juga pada darah yCo2 dalam alveoli . begitu juga pada darah yangang
kembali menuju ke jaringan perifer sehingga terjadi akibat respiratorik
kembali menuju ke jaringan perifer sehingga terjadi akibat respiratorik H+H+
menurun PH meningkat menurun PH meningkat
ALKALINTIDE ALKALINTIDE adalah pembentukan asam adalah pembentukan asam lambung yang lambung yang di pengaruhi makanandi pengaruhi makanan -- ProteinProteinsekresi HCL meningkatsekresi HCL meningkat alkalintide meningkatalkalintide meningkat
-- Karbohidrat dan lipidKarbohidrat dan lipid sekresi HCL menurunsekresi HCL menurun alkalintide menurunalkalintide menurun -- Alkalintide meningkatAlkalintide meningkat H+ darah menurunH+ darah menurun PH meningkatPH meningkat
Peran ginjal dalam menentukan PH :Peran ginjal dalam menentukan PH :
-- Ginjal mengatur PH , konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalamGinjal mengatur PH , konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalam darah . ginjal mempertahankan PH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui darah . ginjal mempertahankan PH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hydronium
pertukaran ion hydronium dan hydroksil . akibatnydan hydroksil . akibatnya urine yang dia urine yang di hasilkan bersifat asam pada PH
hasilkan bersifat asam pada PH 5 atau alkalosis 5 atau alkalosis pada PH 8.pada PH 8.
Larutan buffer adLarutan buffer adalah campuran asam/basa alah campuran asam/basa lemah dan basa/asam kolemah dan basa/asam konjugasinya yangnjugasinya yang dapat mempertahankan PH di sekitar daerah kapasitas buffer.
dapat mempertahankan PH di sekitar daerah kapasitas buffer. Ada 4 sistem buffer utama dalam cairan :
Ada 4 sistem buffer utama dalam cairan : 1.
1. System asam karbonatSystem asam karbonat – – natrium bikarbonatnatrium bikarbonat
Merupakan buffer utama dalam cairan ekstraseluler Merupakan buffer utama dalam cairan ekstraseluler a.
a. Dalam kondisi normal , rasio molekul asam karbonat (H2CO3) terhadapDalam kondisi normal , rasio molekul asam karbonat (H2CO3) terhadap molekul basa bikarbonat (NaHCO3) dalam plasma adalah 1:20
molekul basa bikarbonat (NaHCO3) dalam plasma adalah 1:20 b.
b. Setiap perubahan dalam konsentrasi ion Setiap perubahan dalam konsentrasi ion hydrogen akan mengubah rasiohydrogen akan mengubah rasio tersebut dan mengakibatkan alkalosis dan asidosis.
tersebut dan mengakibatkan alkalosis dan asidosis. c.
c. System buffer berfungsi untuk mencegah perubahan rasio sehingga terjadiSystem buffer berfungsi untuk mencegah perubahan rasio sehingga terjadi pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa ku
pengubahan asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi asamat menjadi asam lemah.
lemah. 2.
2. Sistem buffer fosfatSistem buffer fosfat
Merupakan buffer utama cairan intraseluler Merupakan buffer utama cairan intraseluler a.
a. Berfungsi sama dengan system asam karbonta-natrium . karbonat berfungsiBerfungsi sama dengan system asam karbonta-natrium . karbonat berfungsi untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa untuk mengubah asam kuat menjadi asam lemah dan basa kuat menjadi basa lemah
lemah b.
b. Sistemnya : ketika PH Sistemnya : ketika PH menurun,ion monohidrogen fosfat berperan sebagaimenurun,ion monohidrogen fosfat berperan sebagai akseptor H+
akseptor H+
Ketika PH meningkat , ion
Ketika PH meningkat , ion dihidrogen berperan sebagai donor H+dihidrogen berperan sebagai donor H+ c.
c. Natrium hydrogen fosfat (Na2HPO4 Natrium hydrogen fosfat (Na2HPO4) adalah basa lemah dan natrium) adalah basa lemah dan natrium dihidrogen fosfat (NaH2PO4) adalah asam lemah. Komponen ini bekerja dihidrogen fosfat (NaH2PO4) adalah asam lemah. Komponen ini bekerja secara intraseluler, terutama dalam sel darah merah dan dalam epitelium secara intraseluler, terutama dalam sel darah merah dan dalam epitelium tubulus ginjal.
tubulus ginjal. d.
d. Ada 2 macam fosfat : organicAda 2 macam fosfat : organic berperan dalam dapar ion H+ intraselberperan dalam dapar ion H+ intrasel Anorganic
Anorganic berperan dalam dapar urineberperan dalam dapar urine 3.
3. Sistem buffer proteinSistem buffer protein
Merupakan buffer terkuat dalam tubuh Merupakan buffer terkuat dalam tubuh a.
a. Meliputi protein intraseluluer dan protein plasma ekstraseluler Meliputi protein intraseluluer dan protein plasma ekstraseluler yang menjadiyang menjadi buffer asam karbonat dan asam organic
buffer asam karbonat dan asam organic b.
b. Protein adalah buffer yang sangat Protein adalah buffer yang sangat baik karena mengandung gugus karboksilbaik karena mengandung gugus karboksil yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa , yang berfungsi sebagai asam dan gugus amino yang berfungsi sebagai basa , bergantung pada media yang
bergantung pada media yang mengelilingi protein.mengelilingi protein. c.
c. Sebagian besar protein dalam tubuh termasuk media dasar . protein bertindak Sebagian besar protein dalam tubuh termasuk media dasar . protein bertindak sebagai asam dan sebagai anion yang besar
sebagai asam dan sebagai anion yang besar d.
d. Sistemnya : ketika PH meningkat Sistemnya : ketika PH meningkat , kelompok karboksil memberikan H+, kelompok karboksil memberikan H+ Ketika PH menurun , kelompok amino sebagai
4.
4. Sistem buffer hemoglobinSistem buffer hemoglobin a.
a. Terdapat dalam sel darah merahTerdapat dalam sel darah merah b.
b. Berfungsi sebagai pembentukan H+ saat terjadinya transport CO2 di antaraBerfungsi sebagai pembentukan H+ saat terjadinya transport CO2 di antara jaringan dan paru-paru
jaringan dan paru-paru c.
c. Sebagai asam lemah , Sebagai asam lemah , hemoglobin mampu mendapar CO2 dengan pengeluaranhemoglobin mampu mendapar CO2 dengan pengeluaran HCO3 ke dalam plasma yang akan
HCO3 ke dalam plasma yang akan di tikarkan dengan ion klorida untuk di tikarkan dengan ion klorida untuk mempertahankan netralitas elektrisnya
mempertahankan netralitas elektrisnya 5.
5. Buffer karbonat pada tulangBuffer karbonat pada tulang
Pada asidosis yang berkepanjangan , tulang turut berperan dalam system dapar Pada asidosis yang berkepanjangan , tulang turut berperan dalam system dapar yaitu melalui dapar karbonat karena dalam tulang juga di endapkan sejumlah yaitu melalui dapar karbonat karena dalam tulang juga di endapkan sejumlah garam bikarbonat.
garam bikarbonat. LO 4. MEMAHAMI DAN
LO 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ASIDOSIS METABOLIK MENJELASKAN ASIDOSIS METABOLIK LI 4.1 Definisi Asidosis Metabolik
LI 4.1 Definisi Asidosis Metabolik
Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan Asidosis Metabolik adalah suatu keadaan turunnya kadar ion HCO3 diikuti dengan penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan
penurunan tekanan parsial CO2 di dalam arteri. Penurunan HCO3 1 mEq/L diikuti penuHCO3 1 mEq/L diikuti penurunanrunan PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H.
PaCO2 sebesar 1,2 mmHg, yang menyebabkan penurunan pH dan peningkatan H. (Madjid.2008 Gangguan keseimbang
(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit aan cairan elektrolit asam basa FKUI)sam basa FKUI) Gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar
Gangguan sistemik yang ditandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasmabikarbonat plasma sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan H).
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan H).
(Price. Wilson.2006.Patofisiologi) (Price. Wilson.2006.Patofisiologi) LI 4.2 Etiologi Asidosis Metabolik
LI 4.2 Etiologi Asidosis Metabolik 1.
1. Penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat)Penambahan asam terfiksasi (nonkarbonat) 2.
2. Kegagalan ginjal dalam mengekskresi beban asam harianKegagalan ginjal dalam mengekskresi beban asam harian 3.
3. Kehilangan bikarbonat basaKehilangan bikarbonat basa Penyebab Asidosis Metabolik : Penyebab Asidosis Metabolik : A.
A. Selisih Anion Normal (Hiperkloremik)Selisih Anion Normal (Hiperkloremik) 1.
1. Kehilangan bikarbonatKehilangan bikarbonat a.
a. Kehilangan melalui saluran cerna :Kehilangan melalui saluran cerna : -- DiareDiare
-- IleostomyIleostomy -- KolestiraminKolestiramin
-- Drainase cairan empedu dan pankreatik Drainase cairan empedu dan pankreatik -- UreterosigmoidostomiUreterosigmoidostomi
b.
b. Kehilangan melalui ginjal :Kehilangan melalui ginjal :
-- Asidosis tubulus proksimal ginjalAsidosis tubulus proksimal ginjal
-- Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid)Inhibitor karbonik anhydrase (asetazolamid) -- HipoaldosteronismeHipoaldosteronisme
c.
c. Peningkatan beban asam :Peningkatan beban asam :
-- Ammonium Ammonium klorida klorida (NH4Cl (NH4Cl NH3 NH3 + + HCl HCl )) -- Cairan-cairan hiperalimentasiCairan-cairan hiperalimentasi
B.
B. Selisih Anion MeningkatSelisih Anion Meningkat a.
a. Peningkatan produksi asam :Peningkatan produksi asam : -- Ketoasidosis diabeticKetoasidosis diabetic -- Asidosis laktatAsidosis laktat
-- KelaparanKelaparan
-- Intoksikasi alcoholIntoksikasi alcohol b.
b. Menelan substansi toksik :Menelan substansi toksik : -- Overdosis salisilatOverdosis salisilat
-- Methanol atau formaldehidMethanol atau formaldehid -- Etilen glikol (antibeku)Etilen glikol (antibeku) c.
c. Kegagalan eksresi asam :Kegagalan eksresi asam :
-- Retensi asam sulfat dan asam fosfatRetensi asam sulfat dan asam fosfat -- Gagal jantung akut atau kronisGagal jantung akut atau kronis
(Price. Wils
(Price. Wilson.2006.Patofisiologon.2006.Patofisiologi)i)
LI 4.3 Manifestasi Klinis Asidosis Metabolik LI 4.3 Manifestasi Klinis Asidosis Metabolik Gejala : Gejala : a. a. MualMual b. b. MuntahMuntah c. c. KelelahanKelelahan d.
d. Pernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepatPernapasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat e.
e. Rasa mengantuk Rasa mengantuk f.
f. Mengalami kebingunganMengalami kebingungan g.
g. Tekanan darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematianTekanan darah menurun, menyebabkan syok, koma dan kematian (Price. Wils
(Price. Wilson.2006.Patofisiologon.2006.Patofisiologi)i) LI 4.4 Diagnosis Asidosis Metabolik
LI 4.4 Diagnosis Asidosis Metabolik
Asidosis metabolic akut dapat menyababkan : Asidosis metabolic akut dapat menyababkan : 1.
1. depresi miokardial disertai reduksi cardiac output (curah jantung)depresi miokardial disertai reduksi cardiac output (curah jantung) 2.
2. penurunan tekanan darah, penurunan tekanan darah, 3.
3. penurunan aliran ke sirkulasi hepatic dan renal penurunan aliran ke sirkulasi hepatic dan renal 4.
5.
5. metabolism otak menurun secara progresif metabolism otak menurun secara progresif 6.
6. pada pH yang lebih dari 7,1 akan pada pH yang lebih dari 7,1 akan menyebabkan fatigue (rasa lelah), sesak napas,menyebabkan fatigue (rasa lelah), sesak napas, nyeri perut, nyeri tulang, dan mual/muntah
nyeri perut, nyeri tulang, dan mual/muntah 7.
7. pada pH kurang atau sama dengan pada pH kurang atau sama dengan 7,1 akan menyebabkan inotrop7,1 akan menyebabkan inotropic negative,ic negative, aritmia, konstriksi vena perifer, dilatasi arteri perifer, penurunan tekanan darah, aritmia, konstriksi vena perifer, dilatasi arteri perifer, penurunan tekanan darah, penurunan aliran darah ke hati, kontriksi pembu
penurunan aliran darah ke hati, kontriksi pembuluh darah paru (pertukaranluh darah paru (pertukaran oksigen terganggu)
oksigen terganggu)
(Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI) (Madjid.2008 Gangguan keseimbangan cairan elektrolit asam basa FKUI)
Diagnosis asidosis metabolic ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan dipastikan Diagnosis asidosis metabolic ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan dipastikan oleh hasil pemeriksaan l
oleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HCO3 denganaboratorium yaitu pH, PaCO2, dan HCO3 dengan menggunakan pendekatan sistematik.
menggunakan pendekatan sistematik. Hasil pemeriksaan menunjukkan : Hasil pemeriksaan menunjukkan :
-- pH : <7,35 pH : <7,35
-- HCO3 : <22 mEq/LHCO3 : <22 mEq/L -- PaCO2 : <40 mmHgPaCO2 : <40 mmHg
(Price. Wils
(Price. Wilson.2006.Patofisiologon.2006.Patofisiologi)i)
LI 4.5 Penanganan Asidosis Metabolik LI 4.5 Penanganan Asidosis Metabolik
Tujuan penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik Tujuan penanganan asidosis metabolic adalah untuk meningkatkan pH sistemik sampai ke batas aman, dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari.
sampai ke batas aman, dan mengobati penyebab asidosis yang mendasari. Langkah koreksi asidosis metabolic :
Langkah koreksi asidosis metabolic : 1.
1. Langkah pertama, tetapkan berat rLangkah pertama, tetapkan berat ringannya gangguan asidosis. Gangguan disebutingannya gangguan asidosis. Gangguan disebut letal bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion H
letal bila pH darah kurang dari 7 atau kadar ion H lebih dari 100 nmol/L.lebih dari 100 nmol/L.
gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1-7,3 atau kadar ion H gangguan yang perlu mendapat perhatian bila pH darah 7,1-7,3 atau kadar ion H antara 50-80 nmol/L.
antara 50-80 nmol/L. 2.
2. Langkah kedua, tetapkan anion gap atau bila Langkah kedua, tetapkan anion gap atau bila perlu anion gap urin untuk perlu anion gap urin untuk
mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan gejala klinis lain mengetahui dugaan etiologi asidosis metabolic. Dengan bantuan gejala klinis lain dapat dengan mudah ditetapkan etiologinya.
dapat dengan mudah ditetapkan etiologinya. 3.
3. Langkah ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio deltaLangkah ketiga, bila dicurigai kemungkinan asidosis laktat, hitung rasio delta anion gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien anion gap dengan delta HCO3 (delta anion gap : anion gap pada saat pasien diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal,
diperiksa dikurangi dengan median anion gap normal, delta HCO3: kadar HCO3delta HCO3: kadar HCO3 normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa). Bila rasio lebih normal dikurangi dengan kadar HCO3 pada saat pasien diperiksa). Bila rasio lebih dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ini menetapkan sampai dari 1, asidosis disebabkan oleh asidosis laktat. Langkah ini menetapkan sampai sejauh mana koreksi dapat dilakukan.
sejauh mana koreksi dapat dilakukan.
(Madjid.2008 Gangguan keseimbang
LI 4.6 Kompensasi Asidosis Metabolik LI 4.6 Kompensasi Asidosis Metabolik
Gangguan keseimbangan asam basa bila terjadi keadaan asidosis a
Gangguan keseimbangan asam basa bila terjadi keadaan asidosis a tau alkalosistau alkalosis
maka tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi oleh paru-paru dan ginjal, maka tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi oleh paru-paru dan ginjal, dengan merubah komponen PaCO
dengan merubah komponen PaCO22dan HCOdan HCO33..
Asidosis Metabolik Asidosis Metabolik
Kompensasi primernya meliputi peningkatan kecepatan ventilasi, yang Kompensasi primernya meliputi peningkatan kecepatan ventilasi, yang mengurangi PaCO
mengurangi PaCO22 dan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkandan kompensasi ginjal, yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke cairan
bikarbonat baru ke cairan ekstrasel membantu memperkecil penurunan awalekstrasel membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO
konsentrasi HCO33ekstrasel.ekstrasel.
Alkalosis Metabolik Alkalosis Metabolik
Kompensasi utamanya adalah penurunan ventilasi,
Kompensasi utamanya adalah penurunan ventilasi, yang meningkatkan PaCOyang meningkatkan PaCO22 dan peningkatan ekskresi HCO
dan peningkatan ekskresi HCO33oleh ginjal, yang membantu mengkompensasioleh ginjal, yang membantu mengkompensasi peningkatan awal konsentrasi HCO
peningkatan awal konsentrasi HCO33cairan ekstrasel.cairan ekstrasel.
Asidosis Respitorik Asidosis Respitorik
Respon kompensasi adalah peningkatan HCO
Respon kompensasi adalah peningkatan HCO33plasma, yang disebabkan olehplasma, yang disebabkan oleh penambahan bikarbonat baru ke
penambahan bikarbonat baru ke dalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatandalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatan bikarbonat membantu mengimbang
bikarbonat membantu mengimbangi peningkatan PaCOi peningkatan PaCO22, sehingga, sehingga mengembalikan pH plasma kembali normal.
mengembalikan pH plasma kembali normal.
Alkalosis Respitorik Alkalosis Respitorik
Respon kompensasi terhadap pengurangan PCO
Respon kompensasi terhadap pengurangan PCO22primer pada alkalosis respitorik primer pada alkalosis respitorik adalah pengurangan konsentrasi HCO
adalah pengurangan konsentrasi HCO33 plasma, yang disebabkan olehplasma, yang disebabkan oleh peningkatan ekskresi HCO
peningkatan ekskresi HCO33oleh ginjal.oleh ginjal.
(Prince & Wilson, 2006) (Prince & Wilson, 2006)
Asidosis respiratorAsidosis respiratorik ik
asidosis respiratorik adalah peningkatan PCO
asidosis respiratorik adalah peningkatan PCO22 arteri akibat berkurangnya ventilasi. COarteri akibat berkurangnya ventilasi. CO22 yang tertahan di dalam tubuh berada dalam keadaan seimbang dengan H
yang tertahan di dalam tubuh berada dalam keadaan seimbang dengan H22COCO33, yang, yang
selanjutnya berada dalam keseimbangan dengan HCO
selanjutnya berada dalam keseimbangan dengan HCO33--sehingga HCOsehingga HCO33-- plasma plasma meningkat dan pH menurun.
meningkat dan pH menurun.
Etiologi Etiologi
Asidosis respiratorik terjadi karena deepresi pusat pernafasan, kaelainan atau pengaruh Asidosis respiratorik terjadi karena deepresi pusat pernafasan, kaelainan atau pengaruh penyakit yang meny
penyakit yang menyerang otot dinding dada, dan erang otot dinding dada, dan trauma toraks berat. Selain itu karenatrauma toraks berat. Selain itu karena inhibisi pusat pernafasan, penyakit nuueromuskular, obstruksi jalan nafas, kelainan inhibisi pusat pernafasan, penyakit nuueromuskular, obstruksi jalan nafas, kelainan restriktif, mechanical underventilation dan over feeding.
Gambaran klinis Gambaran klinis
Gambaran klinis yang sering muncul pada penderita asidosis respiratorik biasanya Gambaran klinis yang sering muncul pada penderita asidosis respiratorik biasanya bergubungan deng
bergubungan dengan pengaruh sistem syaraf. Perubahan yang an pengaruh sistem syaraf. Perubahan yang sering terjadi adalah sakitsering terjadi adalah sakit kepala, mengantuk berlebihan hingga kehilangan kesadaran (koma).
kepala, mengantuk berlebihan hingga kehilangan kesadaran (koma). PeningkatanPeningkatan tekanan intrakranial dapat menyebababkan dilatasi vena retina dan pepidena. tekanan intrakranial dapat menyebababkan dilatasi vena retina dan pepidena. Pada penderita asidosis akut
Pada penderita asidosis akut terjadi penurunan pH yang disebabkan kenaikanterjadi penurunan pH yang disebabkan kenaikan tekanan CO
tekanan CO22secara mendadak (akut) yang diikuti oleh peningkatan HCOsecara mendadak (akut) yang diikuti oleh peningkatan HCO33-- plasma.plasma.
Pada penderita asidosis kronik
Pada penderita asidosis kronik adanya adptasi dari ginjal sehingga penurunan Phadanya adptasi dari ginjal sehingga penurunan Ph tidak terjadi akibat adanya retensi HCO
tidak terjadi akibat adanya retensi HCO33-- yang yang menybabkan menybabkan terjadi peningterjadi peningkatankatan
HCO
HCO33-- plasma kurang lebih 3plasma kurang lebih 3 — — 4 mEq/L setiap 10mmHg tekanan air raksa.4 mEq/L setiap 10mmHg tekanan air raksa.
Tata laksana Tata laksana
Asidosis respiratorik dengan hipoksemia berat memerlukan ventilasi mekanik dengan Asidosis respiratorik dengan hipoksemia berat memerlukan ventilasi mekanik dengan pemberian O
pemberian O22pada pasien yang mengalami retensi PCOpada pasien yang mengalami retensi PCO22 kronik dan hipoksia, namunkronik dan hipoksia, namun
harus berhati-hati karena dapat mengakibatkan menurunnya minute volume dan harus berhati-hati karena dapat mengakibatkan menurunnya minute volume dan meningkatkan PCO
meningkatkan PCO2.2.
Pada pasien dengan
Pada pasien dengan alkalosis respiratorik kronik, untuk alkalosis respiratorik kronik, untuk penurunan PCOpenurunan PCO22harusharus
berhati-hati umtuk menghindari alkalosis yang berat karena sud
berhati-hati umtuk menghindari alkalosis yang berat karena sudah ada bantuan dariah ada bantuan dari kompensasi ginjal.
kompensasi ginjal.
Definisi Alkalosis RespiratorDefinisi Alkalosis Respiratorik ik
Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi Pada alkalosis respiratorik terjadi hiperventilasi alveolar sehingga terjadi penurunan PaCO
penurunan PaCO22(hipokapnia) yang dapat meningkatkan pH. Hiperventilasi(hipokapnia) yang dapat meningkatkan pH. Hiperventilasi
alveolar dapat timbul karena adanya stimulus langsung maupun tidak langsung alveolar dapat timbul karena adanya stimulus langsung maupun tidak langsung pada pusat pernapasan, penyakit paru ak
pada pusat pernapasan, penyakit paru akut dan kronik, overventilasi iatrogenik ut dan kronik, overventilasi iatrogenik (penggunaan ventilasi mekanik). Hiperventilasi kronik umumnya bersifat
(penggunaan ventilasi mekanik). Hiperventilasi kronik umumnya bersifat
asimptomatik sedangkan hiperventilasi akut ditandai dengan adanya rasa ringan asimptomatik sedangkan hiperventilasi akut ditandai dengan adanya rasa ringan di kepala (pusing), parestesia,
di kepala (pusing), parestesia,circumoral numbness,circumoral numbness, dan kesemutan. Alkalosisdan kesemutan. Alkalosis respiratorik dapat didiagnosa pasti dengan hasil PCO
respiratorik dapat didiagnosa pasti dengan hasil PCO33yang rendah.yang rendah.
Etiologi Alkalosis RespiratoEtiologi Alkalosis Respiratorik rik a.
a. Rangsangan hipoksemik Rangsangan hipoksemik
--
Penyakit paru dengan gradien APenyakit paru dengan gradien A – – aa--
Penyakit jantung denganPenyakit jantung dengan right to left shunt right to left shunt--
Penyakit jantung dengan edema paruPenyakit jantung dengan edema parub.
b. Stimulasi pusat pernapasan di medulaStimulasi pusat pernapasan di medula
--
Kelainan neurologisKelainan neurologis--
Psikogenik, misalnya serangan panik, nyeriPsikogenik, misalnya serangan panik, nyeri--
Gagal hati dengan ensefalopatiGagal hati dengan ensefalopati--
KehamilanKehamilanc.
c. Mechanical overventilation Mechanical overventilation
d.
d. SepsisSepsis e.
e. Pengaruh obat ; salisilat, hormon progesteronPengaruh obat ; salisilat, hormon progesteron
GejalaGejala
a.
a. Rasa cemas berlebihanRasa cemas berlebihan b.
b. Sesak napasSesak napas c.
c. Nyeri dada Nyeri dada d. d. PusingPusing e. e. KesemutanKesemutan f. f. ParestesiaParestesia g.
g. Circumoral numbnessCircumoral numbness
Tata laksanaTata laksana
Ditujukan terhadap kelainan primernya Ditujukan terhadap kelainan primernya a.
a. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi denganAlkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan memberikan terapi oksigen
memberikan terapi oksigen b.
b. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panik diatasi denganAlkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panik diatasi dengan menenangkan pasien atau memberikan pernapasan dengan sistem
menenangkan pasien atau memberikan pernapasan dengan sistem air rebreathing air rebreathing
c.
c. Overventilasi pada pasien dengan ventilasi mekanik diatasi dengan mengurangiOverventilasi pada pasien dengan ventilasi mekanik diatasi dengan mengurangi minute ventilation atau dengan menambahkan dead space
minute ventilation atau dengan menambahkan dead space d.
d. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diterapi dengan oksigenAlkalosis respiratorik yang disebabkan oleh hipoksemia diterapi dengan oksigen dan memperbaiki penyebab gangguan pertukaran gas.
dan memperbaiki penyebab gangguan pertukaran gas. e.
e. Koreksi alkalosis respiratorik dengan rebreathing mask harus berhati-hatiKoreksi alkalosis respiratorik dengan rebreathing mask harus berhati-hati terutama pada pasien denga kelainan susunan saraf pusat, untuk menghindari terutama pada pasien denga kelainan susunan saraf pusat, untuk menghindari ketidakseimbangan
ketidakseimbangan pH pH cairan serebrospinal dcairan serebrospinal dan pH an pH perifer.perifer. Pengobatan :
Pengobatan :
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan. Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit Jika penyebabnya adalah kecemasan, memperlambat pernafasan bisa meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, diberikan obat pereda nyeri.
Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu Menghembuskan nafas dalam kantung kertas (bukan kantung plastik) bisa membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida meningkatkan kadar karbondioksida setelah penderita menghirup kembali karbondioksida yang dihembuskannya.
yang dihembuskannya.
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin,untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin. Hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali.
dilakukan berulang dalam satu rangkaian sebanyak 6-10 kali. Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala
Jika kadar karbondioksida meningkat, gejala hiperventilasihiperventilasi akan membaik, sehinggaakan membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik. mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee (2004),Sherwood, Lauralee (2004), Fisiologi Fisiologi Manusia Manusia dari dari Sel Sel ke ke Sistem Sistem edisi edisi 22, Jakarta,, Jakarta,
EGC. EGC.
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009),Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi (2009), Buku Buku Ajar Ajar Ilmu Ilmu Penyakit Penyakit
Dalam Jilid I Ed.5
Dalam Jilid I Ed.5, Jakarta, Interna Publishing., Jakarta, Interna Publishing.
Saifuddin, M, dkk. (2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asamSaifuddin, M, dkk. (2008), Gangguan Kesimbangan air-elektrolit dan asam -basa-basa
edisi II. Jakarta, FKUI. edisi II. Jakarta, FKUI.
Guyton,Arthur c, dkk. (2008),Guyton,Arthur c, dkk. (2008), Buku ajar fisiologi kedokteran edisi III Buku ajar fisiologi kedokteran edisi III . Jakarta, EGC.. Jakarta, EGC.
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb.Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. Prinsip-prinsip kimia modern Prinsip-prinsip kimia modern
(http //chem-is-try.org/pengukuran pH/oleh Jim Clark/(access from 5 maret 2011)(http //chem-is-try.org/pengukuran pH/oleh Jim Clark/(access from 5 maret 2011)
http://choled.wordpress.com/2008/02/17/http://choled.wordpress.com/2008/02/17/