ANALISIS FUNGSI FUKUSHI MADA DALAM
DRAMA DRAGON ZAKURA
Raymond Tohim, Timur Sri Astami
Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480 (021) 532 7630, reyschifer@gmail.com
Abstract
Mada is one of Japanese suffix (fukushi) that used in daily conversation and also oral language. The purpose of this paper is to understanding the function of the usage and examine the process of the functional of mada that used in Japanese drama Dragon Zakura. The research methods that used is descriptive literature and descriptive analysis method. According to Yamamoto (2005) mada has five functional usages that is : [1] okiteinai jyoutai. [2] okitteiru jyoutai ga keizoku [3] Yoso sareru jyoutai o seicho shite inai. [4] Jitai ga sarani warukunaru jotai o sotei [5] Jotai ga hokano jotai yori ichidan susumu. All the functions is used for the basic theory in this research. It was pointed out that three function of mada have been found in drama Dragon Zakura and the most usage of mada that was found in first function, that is okiteinai jyoutai, where mada is used for with negative verb form, and second function, that is okitteiru jyoutai ga keizoku used for positive verb forms.
Keywords : Functional Analysis, Fukushi, Mada, Verb
ABSTRAK
Mada termasuk salah satu kata sufiks bahasa Jepang (fukushi) yang digunakan dalam percakapan sehari-hari
maupun bahasa lisan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami penggunaan fungsi mada dan memeriksa fungsi tersebut yang digunakan dalam drama Jepang Dragon Zakura. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kepustakaan dan deskriptif analitis. Menurut Yamamoto (2005), mada memiliki lima fungsi yaitu. [1]
okiteinai jyoutai. [2] okitteiru jyoutai ga keizoku [3] Yoso sareru jyoutai o seicho shite inai. [4] Jitai ga sarani warukunaru jotai o sotei [5] Jotai ga hokano jotai yori ichidan susumu. Semua fungsi tersebut akan menjadi
landasan teori dalam penelitian ini. Penulis menemukan bahwa tiga fungsi mada tersebut terdapat dalam drama
Dragon Zakura dan penggunaan fungsi mada yang paling banyak ditemukan terdapat pada fungsi pertama, yaitu okiteinai jyoutai, dimana mada berhubungan dengan verba bentuk negatif dan fungsi kedua, yaitu okitteiru jyoutai ga keizoku, dimana mada menggunakan bentuk kata kerja positif.
PENDAHULUAN
Manusia adalah mahluk sosial yang perlu berkomunikasi dengan sesama, salah satunya menggunakan media bahasa yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan suatu pesan. Bahasa telah diciptakan oleh manusia sejak zaman dahulu dan berkembang hingga sekarang ini dan pasti akan terus berkembang. Karena itu, banyak sekali manusia yang mempelajari bahasa.
Parera (1997:108) menyebutkan bahwa orang yang belajar secara otodidak akan langsung melakukan kesalahan terjemahan, kesulitan dalam berbahasa, dan sisa kebiasaan dari bahasa pertama atau bahasa asli. Bahasa asli adalah bahasa yang telah kita dapatkan semenjak saat lahir, yang diajarkan oleh orang tua dalam kehidupan sehari – hari, pada saat kita mempelajari bahasa aslipun kita akan sering mengalami kesalahan terjemahan, kesalahan berbicara, dan kesalahan lainnya, begitu pula dengan bahasa asing. Di zaman seperti ini kita harus mempelajari beberapa bahasa untuk berkomunikasi, bahkan lebih dari satu bahasa yang harus kita pelajari dizaman ini.
Menurut Matsuoka dan Takubo (1992:8) kelas kata dalam bahasa Jepang ada 11 yaitu:
meishi,doushi,keiyoushi,hanteishi,shijishi,rentaishi,fukushi,setsuzokushi,kandoushi,joushi,jodoushi. Dalam
bahasa jepang kelas kata ini penting untuk menjelaskan maksud dari sipenutur, salah satunya adalah Fukushi (副
詞) adalah adverbia, yaitu kata-kata yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial lain. Fukushi tidak dapat
berubah bentuk dan berfungsi menyatakan keadaan atau derajat suatu aktivitas, suasana atau perasaan penutur. Masuoka dan Takubo (1989) Tensu-asupekuto no fukushi adalah, adverbia yang digunakan untuk menyatakan waktu terjadinya suatu kejadian atau peristiwa. Di dalam adverbia jenis ini terdapat tensu no fukushi yang dimaksudkan untuk menerangkan waktu terjadinya peristiwa tersebut sebagai dasar patokan waktu yang diujarkan. Jenis adverbia lainnya adalah asupekuto no fukushi yakni adverbia yang digunakan untuk menyatakan suatu hal atau perkara yang berhubungan dengan terjadinya serta berkembangnya suatu peristiwa, seperti tentang urutannya, permulaannya, kelanjutannya serta berakhirnya suatu peristiwa. Adverbia yang termasuk pada kelompok ini di antaranya adalah imanimo, sudeni, mou, tokkuni, choodo, mada, zutto, shidaini,
dandan, masumasu, yatto, toriaezu, ikinari, futatabi, hajimete, shibaraku dan lain-lain
Fukushi mada adalah adverbia yang sering didengar dalam percakapan bahasa Jepang, tidak hanya percakapan,
dalam novel ataupun animepun kita akan sering menemukan adverbia ini.Adanya unsur waktu dalam adverbia ini, berhubungan dengan aspek antar waktu, dan adanya keterlibatan antar subjek dan verba
Menurut (Yamamoto 2007:6) fukushi mada terdiri dari 5 fungsi yaitu :
1. 否定語を伴って,一つの事態がその時点までになお実現していないさまを表す。
Hiteigo o tomonatte, hitotsu no jitai ga sono jiten made ni nao jitsugen shite inai sama o arawasu
Terjemahan :
Pembentukan kalimatnya diikuti verba negatif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut belum terjadi saat itu.
Contoh :
• さっきから待っているのに,彼女はまだ来ない
Padahal aku menunggu dari tadi, dia belum juga datang
2. 肯定表現に用いて,一つの状態がその時点において,なお継続するさまを表す。
Kotei hyogen ni mochiite, hitotsu no jotai ga sono jiten ni oite, nao keizoku suru sama o arawasu
Terjemahan :
Pembentukan kalimatnya diikuti verba positif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut masih berlangsung.
Contoh :
• 「雨やんだ?」「まだ降ってるよ。」
Apakah hujan nya sudah berhenti? Belum, masih hujan.
3. 特に,時と共に経過・発展・成長することを予想される事柄について,一つの 状態がな
お持続しているさま,なお十分に経過・成長していないさまを表す。
Tokuni, ji to tomoni keika hatten seicho suru koto o yoso sareru kotogara ni tsuite, hitotsu no jotai ga nao jizoku shite iru sama,na o jobun ni keika seicho shite inai sama o arawasu
Satu kondisi yang diperkirakan sudah berubah seiringnya dengan proses, perkembangan dan pertumbuhan akan tetapi proses yang lain tidak mengikuti perubahan tersebut.
Contoh :
• 彼女はいい年なのにまだ独りだ。
Perempuan itu masih single, padahal sudah berumur
4. 事態がさらに悪くなる状態を想定して,もっと悪い状態と比べて,なおとるに 足ると判
断されるさまを表す。
Jitai ga sarani warukunaru jotai o sotei shite, motto warui jotai to kurabete, nao toru ni taru to handan sareru sama o arawasu
Terjemahan :
Keadaan yang dibandingkan dengan kondisi yang lebih buruk dari keadaan tersebut Contoh :
• 英語の点は国語よりまだましだった。
Nilai bahasa inggris masih lebih baik dari pada bahasa nasional
5. 一つの事物・事態の状態が,他の事物・事態の状態よりも,さらに一段と程度 の進んだ
さまを表す。
Hitotsu no jibutsu, jitai no jotai ga, hoka no jibutsu, jitai no jotai yori mo, sarani ichidanto teido no susunda sama o arawasu.
Terjemahan :
Keadaan yang dibandingkan dengan keadaan yang tingkatannya lebih tinggi dari keadaan yang sebenarnya.
Contoh :
• 「今日はずいぶん寒いね。」「二月に入るとまだ寒くなるよ。」
( hari ini sangat dingin ya ) ( setelah masuk bulan 2, masih akan lebih dingin lho )
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah metode kepustakaan dan menggunakan pendekatan deskriptif analitis. yaitu dimaksud dengan metode kepustakaan adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui tempat-tempat penyimpanan hasil penelitian, yaitu perpustakaan. Data yang digunakan diambil dari perpustakaan Universitas Bina Nusantara, perpustakaan Universitas Indonesia, Japan
Foundation, dan lainnya.
Metode deskriptif analitis yaitu metode deskriptif analitik adalah metode dengan cara menguraikan sekaligus menganalis. Dengan menggunakan kedua cara secara bersama-sama, maka objek dapat diberikan makna secara maksimal pada masing - masing data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan simpulan
HASIL DAN BAHASAN
Dari hasil analisis data yang dilakukan melalui drama Dragon Zakura, maka didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Analisis Fungsi Mada yang Menyatakan Keadaan yang Belum Terjadi, dengan diikuti kalimat negatif
Episode 1, 00:44:43 - 00:44:46 Situasi:
Guru Sakuragi telah membuka kelas khusus untuk anak – anak yang mengikuti pelajaran khusus untuk ujian masuk Todai, Syaratnya adalah peserta minimal 5 orang. awalnya tidak ada satu orangpun yang berminat terhadap kelas tersebut, karena memang anak – anak murid Ryuuzan adalah terkenal dengan sekolah anak – anak bodoh. Tetapi guru Sakuragi berhasil membujuk Yusuke untuk mengikuti kelas tersebut, dengan cara meminjami uang untuk membayar hutang – hutang ayahnya, pada saat guru Sakuragi meminjami uang itu, Yusuke disadarkan dengan kata – kata guru Sakuragi, yaitu untuk mengubah hidup seperti ini, ubahlah kebiasaan yang bodoh, mulailah belajar dan masuk Todai.
Kutipan : 桜木 :よーし おまえら 特進希望者はこの桜を植えるのを手伝え みんな :はい! 桜木 :1 2 3 4。全部で4人か 井野 :まだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんね。 桜木 :なーに すぐ増えるさ。 Terjemahan:
Sakuragi : baiklah. Kalian semua yang ingin masuk kelas khusus, bantu menanam pohon Sakura ini Semua : Ya!
Sakurag i : 1 2 3 4. 4 orang kah Ino : Masih kurang 1 orang lho
Sakurag i : Apa? Tidak lama lagi bertambah kok
Analisis :
Kata mada yang terdapat pada kalimat 「まだ一人足りませんね」berfungsi untuk menunjukkan keadaan yang belum terjadi pada saat itu, seperti yang telah dijelaskan oleh Yamamoto (2007:6) bahwa 「否定語を伴っ
て,一つの事態がその時点までになお実現していないさまを表す」
Dari kalimat tersebut diatas dapat ditunjukan kepada guru Sakuragi, yang sedang memotivasi anak muridnya, lalu menyuruhnya untuk membantu menanam pohon Sakura, guru Sakuragi menghitung murid yang datang kesekolah untuk mengikuti kelasnya ia menghitung dan bertanya pada diri sendiri [1 2 3 4。全部で
4人か] dan guru Ino yang saat itu berada ditempat bersama Sakuragipun melihat dan mengatakan kepada guru
Sakuragi [まだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんねねねね] yang menyatakan belum cukupnya jumlah murid saat itu, untuk membuka kelas baru, lalu guru Sakuragi menjawab dengan pernyataan berikut [なーに すぐ増えるさ。] dari kalimat ini dapat disimpulkan bahwa saat itu memang kurang, tetapi akan bertambah dengan seiring berjalannya waktu. Jadi, dengan demikian analisis yang terdapat pada data satu tersebut menunjukan bahwa fungsi penggunaan
fukushi 「まだ」sebagai keadaan yang belum terjadi, dengan diikuti dengan pembentukan verba yang negatif,
yaitu dari kalimat guru Ino yang mengatakan masih kurang pada saat itu, dan guru Sakuragi menjawab akan segera bertambah, seperti yang dikemukakan oleh Yamamoto (2007:6).
2. Pembentukan kalimatnya diikuti verba positif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut masih berlangsung
Episode 2, 00:27:35 - 00:28:09
Situasi:
Guru Sakuragi memberikan kerja paruh waktu kepada Mizuno, kerjanya adalah hanya berdiri dan diam didepan kelas saat guru Sakuragi melakukan presentasi, Mizuno menerima pekerjaan itu, tanpa mengetahui apa yang akan dipresentasikan guru Sakuragi, dan Mizuno mendapat bayaran 15.000 yen. Guru Sakuragi mempresentasikan kepada para penaruh saham disekolah Ryuuzan bahwa tahun depan akan ada 5 murid yang akan masuk Universitas Tokyo, termasuk Mizuno yang saat itu sedang berdiri didepan kelas saat guru Sakuragi presentasi, Mizuno tidak sangka dan merasa sangat kaget. Dan setelah selesai presentasi selesai, guru Sakuragi menanyakan kembali apakah Mizuno ingin masuk Universitas Tokyo
Kutipan : 桜木 :おい! 水野 :やることやったんだからお金なら返さないよ 桜木 :おまえ東大行かないか 水野 :まだまだまだまだ言ってる あたし行くわけないでしょ。 桜木 :じゃ聞き方を変えよう。 :東大行きたくないか
Terjemahan:
Sakuragi : Oi
Mizuno : Karena saya sudah melakukannya, uangnya tidak kukembalikan lho Sakuragi : Kamu tidak meneruskan ke Universitas Tokyo?
Mizuno : Masih membicarakan itu,saya tidak mungkin meneruskan ke universitas Tokyo Sakuragi : Kalau begitu saya ganti cara bertanyanya
: Apakah kamu tidak ingin meneruskan ke Universitas Tokyo?
Analisis :
Mizuno telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dan setelah selesai terjadi komunikasi antara Mizuno dan guru Sakuragi. Sebelum Mizuno pulang, guru Sakuragi memangilnya dan menanyakan tentang meneruskan pendidikannya untuk masuk Todai, walaupun guru Sakuragi sudah tahu jawabannya, tetapi ia tetap terus berusaha membujuk Mizuno, karena guru Sakuragi yakin Mizuno mempunyai kemampuan untuk dapat mengikuti ujian masuk Todai, seperti biasanya responnya adalah penolakan dari Mizuno, lalu guru Sakuragi menjelaskan sekaligus melakukan penyindiran kepada Mizuno tentang kehidupannya yang kelam, yaitu tentang kehidupannya yang miskin, dan ibunya yang berprofesi sebagai wanita penghibur dikedai miliknya tersebut, dan guru Sakuragipun menyindir Mizuno dengan kasar, bahwa Mizunopun akan sama seperti ibunya apabila tidak berusaha dan belajar dari sekarang, mendengar kata – kata guru Sakuragi tersebut, Mizuno merasa sedih dan merasa tersinggung oleh perkataan Sakuragi sambil marah – marah lalu pergi begitu saja.
Analisis mada pada data 5 ini adalah kata – kata yang berawal dari kalimat Guru Sakuragi yang berkata 「おま
え東大行かないか」dari pertanyaan guru Sakuragi tersebut Mizuno merespon dengan tidak percaya diri
dengan mengatakan 「まだ言ってる あたし行くわけないでしょ」dan guru Sakuragi tetap berusaha untuk membujuk Mizuno dengan berbagai cara, salah satunya dengan menganti pertanyaanya saat itu, tetapi tetap mendapat penolakan dari Mizuno. Kata mada pada kalimat yang dikatakan Mizuno, seperti yang dikemukakan menurut Yamamoto (2007:6) Pembentukan kalimatnya diikuti verba positif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut masih berlangsung, yakni omongan guru Sakuragi yang terus – menerus membicarakan tentang Todai, walaupun Mizuno sudah menolak berulang kali.
―――――――――――――――――――――――――――
3. Analisis Fungsi Mada yang Menyatakan Keadaan yang diperkirakan sudah berubah, tetapi proses lainnya tidak mengikuti perubahan tersebut
Episode 3, 00:34:07 - 00:34:09 Situasi:
Guru Sakuragi berhasil membujuk para murid untuk bergabung dikelasnya tersebut, awalnya Mizuno tidak pernah mau diajak bergabung, tetapi tiba – tiba Mizuno dihina oleh salah satu pelanggan yang datang di kedainya tersebut, ia di ejek setelah lulus dari Ryuuzan akan bekerja bersama ibunya nanti sebagai wanita penghibur, lalu Mizuno bertengkar karena merasa tersinggung. Kebetulan guru Sakuragi dan guru Ino ada dikedai Mizuno, dan Mizuno berubah pikirannya yaitu untuk bergabung dengan kelas guru Sakuragi, belajar dan memperbaiki nama baiknya sebagai anak baik – baik, maka pada malam itu juga Mizuno bersama guru Sakuragi dan Ino kesekolah, murid lainnya sangat terkejut melihat Mizuno datang, dan keesokan paginya pembelajaran Mizuno akan baru dimulai. Dan kelas guru Sakuragipun bisa dimulai karena telah memenuhi syarat, yaitu minimal 5 murid yang berpatisipasi dalam kelasnya tersebut.
Hari pertama Mizuno belajar, guru Sakuragi memulainya dengan sangat pagi, yaitu belajar matematika sekaligus matematika, punggung mereka semua ditempel rumus – rumus matematika, dan dibaca sekaligus memutar lapangan 100 kali, setelah selesai membaca rumus, Sakuragi dan para murid kembali ke kelas dan guru Sakuragi membagi kelompok, lalu berceramah sedikit dan memotivasi mereka semua dengan tes matematika yang akan diberikannya, dan setelah ceramah selesai, ke lima murid tersebut diberi soal – soal matematika yang bagi mereka sangat sulit untuk dikerjakan, padahal soal tersebut adalah soal matematika kelas 1 SMP.
Kutipan :
緒方 :何だよこれ マジ分かんねえ
小林 :まだまだまだまだ中1の問題なんだけど
緒方 :先は長いね
Terjemahan:
Ogata : Soal macam apa ini, sama sekali tidak mengerti Kobayashi : Padahal soal kelas 1 smp lho.
Ogata : Tadi itu lama ya
Analisis :
Guru Sakuragi memulai kelasnya dengan bergabungnya Mizuno pada hari itu , dengan Mizuno bergabung maka kelas menjadi 5 orang, maka kelas yang akan digurui oleh guru Sakuragi sendiri tersebut, di izinkan oleh kepala sekolah.
Para murid menghadapi tes matematika tingkat kelas 1 smp oleh guru Sakuragi, guru Sakuragi berfikir untuk membuat para murid mengerti, para murid harus mengerti dasarnya, belum tentu mereka bisa mengerjakan soal – soal tersebut karena mereka adalah murid – murid sekolah Ryuuzan, oleh karena itu guru Sakuragi mau menguji mereka dengan memberikan tes tersebut, yang terlihat mereka tidak mengerti dengan soal – soal tersebut, guru Sakuragi juga menjelaskan kepada mereka bagaimana cara belajar matematika yang baik, yaitu dengan cara berkelompok dan menjadikan matematika sekaligus pelajaran yang menyenangkan yaitu olahraga, dengan metode ini guru Sakuragi yakin mereka akan ada peningkatan dalam pembelajarannya, berbeda dengan guru Ino saat mengajar, ia hanya mengajarkan murid dengan datar dan membosankan, dan apabila mereka tidak bisa menjawab, guru Ino akan memberi tahu, sehingga mereka tidak dapat berusaha semaksimal mungkin, inilah yang membuat mereka bodoh, oleh karena itu guru Sakuragi memberikan metodenya tersebut, agar guru Ino juga dapat melihat cara mengajar yang baik.
Maka fungsi fukushi mada pada data 7 ini adalah kata – kata yang dikatakan oleh Kobayashi yang menjawab keluhan ogata pada saat itu, kalimat tersebut yaitu 「まだ中1の問題なんだけど」ini yang berarti, soal yang mereka kerjakan tersebut adalah soal matematika 1 SMP seharusnya mereka bisa mengerjakan,tetapi mereka tidak dapat mengerjakan soal tersebut.Dalam kalimat ini seperti yang dikemukakan oleh Yamamoto (2007:6) Satu kondisi yang diperkirakan sudah berubah seiringnya dengan proses, perkembangan dan pertumbuhan akan tetapi proses yang lain tidak mengikuti perubahan tersebut, maka data 7 telah memenuhi syarat fungsi fukushi
mada, yakni kondisi tersebut mereka adalah murid SMA, tetapi proses lainnya tidak mengikuti perubahan
proses tersebut, yakni mereka tidak dapat mengerjakan soal yang seharusnya dapat dikerjakan oleh anak SMP 4. Analisis Fungsi Mada yang Menyatakan Keadaan yang dibandingkan dengan hal yang lebih buruk Episode 8, 00:45:14 – 00:45:19
Situasi :
Para murid yang mengikuti tes uji coba masuk Todai, untuk mengetahui perkiraan nilai dan persentase lulus ujian tersebut setelah mereka menyelesaikan ujian tersebut, mereka mencatat jawaban mereka untuk dibahas didalam kelas bersama para pengajar, setelah diperiksa mereka mendapat nilai E, dengan kemungkinan untuk lulusnya adalah dibawah 5%, mereka merasa sangat kecewa dan sedih, karena mereka merasa berbulan – bulan mereka mengikuti kelas guru Sakuragi, hasilnya tetap mendapat nilai E, Mereka yang tidak tahan emosi menangis dan marah kepada guru Sakuragi, dan memutuskan untuk berhenti mengikuti kelasnya. Guru Sakuragi tidak mencoba menghentikan mereka, tetapi malah membuat grafik yang sulit dimengerti, lalu meminta guru Ino membagikannya kepada mereka. Setelah mereka mendapat grafik itu, mereka bingung dan tidak mengerti. Pada akhirnya mereka datang kesekolah untuk menanyakan apa maksud dari grafik tersebut, setelah mereka mendapat penjelasan dari guru Sakuragi, mereka kembali kekelas untuk dibagikan hasil tes uji coba tersebut kepada mereka. Rupanya salah satu dari mereka ada yang mendapat nilai D.
Kutipan :
桜木 :東大模試の結果が送られてきた。これから返す
桜木 :おまえら 自分の目でしっかり見ろ 小林 :E 判定 小坂 :合格確率 5%以下 緒方 :ご丁寧にどうも。まあ いいや 小坂 :ちょっと なに暗い顔してんの 小林 :もしかして 双子だけF判定? 奥野 :D 判定 皆 :ええ!!! 井野 :もしかして もしかして 実は最初から分かってたんじゃないですか 桜木 :とはいえ実は D 判定がたったの一人。ほかにはまだ E 判定。 これから もっともっと追い込みをかけねえとな。 Terjemahan :
Sakuragi : Hasil ujian kalian sudah dikirim, sekarang saya kembalikan Ogata : Baru sekarang? sudahlah
Sakuragi : Kalian lihat sendiri dengan mata masing – masing Kobayashi : Nilai E
Kosaka : Persentase kelulusan dibawah 5% Ogata : Sopan sekali terima kasih
Kosaka : Hei kenapa mukamu gelap seperti itu? Kobayashi : jangan – jangan dapat F?
Okuno : Dapat D Semua : Apa!!!
Ino : jangan – jangan guru Sakuragi sudah tau hasilnya dari awal Sakuragi : Tetapi yang mendapat D hanya 1, lainnya masih mendapat E
Mulai sekarang harus lebih dan lebih lagi mengejar itu Analisis :
Guru Sakuragi memang sudah merencanakan untuk membuat para murid sedih dan terpukul akan hasil testnya tersebut, bahkan saat mengetahui muridnya mendapatkan hasil E, guru Sakuragi tetap berbicara dengan kasar bahwa itulah level mereka yang bodoh, sehingga murid – murid sangat sedih dan menangis sambil meninggalkan kelas, tetapi ia memiliki strategi agar murid – murid tersebut dapat lebih bersemangat kembali, dengan caranya itu membuat mereka sangat terpukul, lalu saat mereka kembali kesekolah guru Sakuragi membagikan hasil tes mereka yang hasilnya cukup mengejutkan, mereka semua mendapat E, kecuali Okuno, Guru Sakuragi sudah mengetahui dari awal nilai salah satu dari mereka mendapat D, tetapi guru Sakuragi tidak ingin memberitahukannya, tetapi ia ingin para murid merasakan kecewa terlebih dahulu, lalu diberi kesenangan diakhir, dengan cara seperti itu, mereka dapat berfikir bahwa peningkatan mereka tersebut drastis dibandingkan dengan sebelum mengikuti kelas guru Sakuragi tersebut, setelah melihat Okuno mendapat D, yang lainnya berfikiran merekapun pasti bisa, mereka merasa lebih bersemangat lagi.
Maka analisis mada pada data 8 ini adalah, dari kalimat yang diucapkan guru Sakuragi yaitu「とはいえ実は D
判定がたったの一人ほかにはまだ E 判定。これから もっともっと追い込みをかけねえとな。」yang
berarti hanya 1 orang yang mendapat D, dan sisanya E, dalam kalimat ini mengandung unsur membandingkan, seperti yang dikemukakan oleh Yamamoto (2007:6) Keadaan yang dibandingan dengan kondisi yang lebih buruk dari keadaan tersebut, yaitu membandingkan nilai Okuno yang mendapat nilai D dengan murid lainnya yang mendapat nilai E.
Tabel Jumlah Keseluruhan Penggunaan Fungsi fukushi [まだまだまだまだ] Dalam Drama Dragon Zakura
SIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian ini penulis telah menganalisa makna dan fungsi fukushi mada pada korpus data drama
Dragon Zakura karya Renpei Tsukamoto. Menurut penulis fukushi mada sangat sering diucapkan dalam
percakapan bahasa Jepang, khususnya dalam percakapan sehari – hari baik dalam drama, maupun manga, oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang fukushi mada. Berdasarkan data yang telah dianalisis, penulis mendapatkan 8 data dari 5 episode Dragon Zakura yang digunakan, penulis mengelompokkan analisis berdasarkan fungsi-fungsi fukushi mada, kemudian membahas aspek fukushi mada, penggunaan fungsi fukushi
mada, dan verba yang diperkuat oleh fukushi mada. Hasil analisis yang penulis dapatkan dari drama Dragon Zakura yaitu empat fungsi menurut Yamamoto (2007). Fungsi – fungsi tersebut yaitu :
1) Menyatakan suatu keadaan yang belum terjadi 2) Menyatakan suatu keadaan yang sedang terjadi
3) Menyatakan Keadaan yang diperkirakan sudah berubah, tetapi proses lainnya tidak mengikuti perubahan tersebut
4) Menyatakan Keadaan yang dibandingkan dengan hal yang lebih buruk 1.
2.
3,
4.
5
Pembentukan kalimatnya diikuti verba negatif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut belum terjadi saat itu
Pembentukan kalimatnya diikuti verba positif untuk menunjukan bahwa 1 kegiatan tersebut masih berlangsung
Satu kondisi yang diperkirakan sudah berubah seiringnya dengan proses, perkembangan dan pertumbuhan akan tetapi proses yang lain tidak mengikuti perubahan tersebut
Keadaan yang dibandingkan dengan kondisi yang lebih buruk dari keadaan tersebut
Keadaan yang dibandingkan dengan keadaan yang tingkatannya lebih tinggi dari keadaan yang sebenarnya
1. 今のおまえにはまだ分からんまだ分からんまだ分からんまだ分からんだろう 2. まだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんまだ一人足りませんね 3. でも桜は3月の卒業シーズンにはまままま だ咲いてない だ咲いてない だ咲いてない だ咲いてないんじゃないかしら 1. もしもし。はい まだまだまだまだ置いてありま すよ。ご予約ですか 2. まだ言ってるまだ言ってるまだ言ってるまだ言ってるあたし行くわけないで しょ 3. なんだ矢島 東大模試のことまだ気まだ気まだ気まだ気 にしてん にしてん にしてん にしてんのか 1. まだまだまだまだ中1の問題なんだけど 1. とはいえ実は D 判定がたったの一 人。ほかにはまだまだまだまだ E 判定
Tidak ditemukan dalam korpus data
3
3
1
Dan terdapat 1 fungsi yang tidak ditemukan dalam korpus data, yaitu fungsi yang menyatakan suatu keadaan dimana keadaan tersebut bernilai satu tingkat lebih tinggi dari keadaan lainnya
Fukushi dalam berbahasa Jepang memiliki berbagai macam jenis dan juga fungsi. Ketika ingin mengetahui serta
mempelajari hal tersebut, penulis menyarankan agar lebih sering menonton acara televisi berbahasa Jepang. Pada penelitian ini penulis hanya menganalisis penggunaan dan fungsi fukushi mada yang ada dalam drama
Dragon Zakura
Penulis mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi para pembaca pemelajar bahasa Jepang agar dapat lebih memahami lebih dalam tentang fungsi fukushi mada dalam bahasa Jepang. Penulis juga mengharapkan ada penelitian selanjutnya yang membahas mengenai fungsi kata-kata lainnya dalam bahasa Jepang. Dalam penulisan skripsi ini, terdapat banyak fukushi yang terdapat dalam drama Dragon Zakura antara lain
nazenara,mattaku,zenzen,zehi,mazu,doumo. Terdapat banyak fukushi dan menurut penulis belum banyak
pembahasan tentang fukushi.
REFERENSI
Gorys, Keraf. 1997.Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah. Hinata, Higeo. 1990, Danwa no Kozo. Tokyo: Aratake Shuppan
Masuoka, Takashi, dan Takubo, Yukinori. 1989. Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo : Kuroshio Shuppan Mizutani, Osamu. 1992. Fukushi no Imi to Youhou. Tokyo : Okurashou
Matsuura, Kenji. 2005. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip Analisis Wacana.Yogyakarta: Tiara Wacana.
Parera, J.D (1997), Linguistik educational Metodologi Pembelajaran Bahasa Analisis constratif:Erlangga Sakakura,Atsuyoshi. (1992). Nihon Bunpou no Hanashi.Tokyo.
Shinmura, I. (1998). Koujien.Tokyo: Iwanami Shoten
Sudjianto dan Ahmad Dahidi. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc, 2004. Tsukamoto, Renpei; Marehiro Karaki dan Takashi Komastu. 2005. Dragon Zakura
Wibowo, Wahyu 2001. Otonomi Bahasa 7 tulis pragmatik untuk praktisi bisnis dan mahasiswa : Gramedia Pustaka Utama
Yamamoto, Masako 2007.Fukushi hyougen no ninchi teki imi kinou. Diunduh 11 Maret 2015 http://leo.aichi-u.ac.jp/~goken/bulletin/pdfs/No16/01YamamotoM.pdf
http://ci.nii.ac.jp/naid/120005281966 http://ci.nii.ac.jp/ncid/AA11383530
RIWAYAT PENULIS
Raymond Tohim lahir di Jakarta pada tanggal 29 Maret 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di di Universitas Bina Nusantara dalam Sastra Jepang pada tahun 2015.