• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penggunaan Fukushi Semete dan Sukunakutomo Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Penggunaan Fukushi Semete dan Sukunakutomo Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

xix

Universitas Kristen Maranatha

1. 序論

言語 バ サ 特 あ そ 各語 特 あ 例え 全 言語 中 品詞分類 あ そ 一 副詞 あ そ 各語 副詞 中 特 あ 例え 日本語 副詞 形容詞 二 あ イ形容詞 形容詞 説明 イン ネシア語 形容 詞 一 い こ 富田 理論 中 あ 富田 1

副詞 いう 用言(動詞 形容詞 I 形容詞 II) い

そ 用言 様子や状況 程度 表 単語 副詞 言いま

副詞 中 似 い 意味 持 い 言葉 あ そ 類義語

いう 川 類義語 いう 意味 同

ま 似 い 単語 こ あ 例え

あ こ 副詞 似 い 意味 持 い う 形 時々文 中 置 換え い そこ 外国語 日本語 勉強

い 学生 こ 言葉 文 中 使う時 問題 い

そこ 本研究 日本語 文 使い方 日

本語 文 意味 調べ 佐藤

最低線 満足 得 最低 こういう状況 望 期待 いう場合 最低限 期待 何 提示 言い方 あ そ

佐藤 少 最低

(2)

少 あ 限界 そ 以 状態 ベ い う 頑張 いう意味 最低 限界値 希望 期待 表 記 あ 例文 見 さい

1. あ 広い家 いい う一部屋あ いい

牧野

2. こ 車 少 百万 う 牧野

番 文 副詞 動詞 あ 述語

説明 意味的 そ 文 中 最低 う一部屋

あ う満足 あ こういう状況 望 そ

番 文 少 副詞 動詞 述語 説明

意味的 そ 文 中 少 最低 場合 意 百 い 推定 こ 文 車 値段 推定 あ こ こ 副詞 他 言葉 影響 そ こ 副詞 意 味 似 い あ 文 中 置 換え こ あ 状況

置 換え いこ あ

こ 研究 使用さ 方法及び ク ック 記述方法 交換 ク

ック あ ま タ 集 タ

使う文 あ そ 記述方法 タ 分析 最後 交 換 ク ッ ク 交 換 さ タ 分 析 こ

(3)

xxi

Universitas Kristen Maranatha タ 分析 統語論 意味論 使う 統語 論 ほ 言葉

影響 副詞 分析 そ 意味

論 文 中 意味知 あ

2. 本論

1. ア. 車 買え い バイク い ほ い 松

イ. 車 買え い 少 バイク い ほ い ア 番 文 副詞 使う 意味的 最低 バイク あ う満足 あ こういう状況 望 そ

イ 番 文 少 副詞 使う 意味的 最低 場合 意 今 車 ま 買え い バイク 買う

う満足 あ 今以 状態 ベ い う 頑張 い う 車 買う ま 期待 あ 統語論 意味論 置

換え こ 文 話 手 期待 満足 あ

互いこ 文 置 換え こ

そ 副詞 使う文 少 置 え い

こ あ

2. ア. 一戸 夢 マンシ ン 買い い

思いま 松本

イ. 一戸 夢 少 マンシ ン 買い

(4)

番 文 少 置 え

い 意味的 使う文 使え 最低 状態

う満足 得 あ 少 使う文

使え い そ 少 置 換え い

言葉 使え 意味的 最低一度 二度以 期待 こ

まう 統語論 少 置 換え

意味的 置 換え い そ 少 副

詞 使う文 置 え いこ あ

3. ア. 大都市 一戸建 家 買う 少 五千万 必

要 松本

イ. 大都市 一戸建 家 買う 五千万 必要

番 文 少 置 換え

い 意味的 少 使う文 最低 場合 意

状況 推定 文 最低 限界値 希望 期待 表 そ 番 文 最低 状態 表 家 値段 推定

あ 意味的 使う文 話 手 期待 満

足 必要 あ そ こ 文 話 手 期待 満足 表さ い

不満 期待 状況 得 い 置 換え

統語論 少 置 換え

(5)

xxiii

Universitas Kristen Maranatha

3. 結論

本論 対 こ 研究 結論 記 通 あ

1. 最低限 期待 何 提示 言い方 あ 文

中 話 手 期待 満足 必要 あ 文 中 ~ い

い い ~ さ さ い ~ さ

い ~用 思 いま 表

使え い

2. 少 最低 場合 意 最低限度 値 あ い

最低限 い行為 提示 あ 限界 そ

以 状態 ベ い う 頑張 最低 限界値 希

望 期待 表 そ 最低 状態 表 及び

状況 推定 文 最低 限界値 希望 期待 表

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINIALITAS ... ii

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 6

1.3Tujuan Penelitian ... 6

1.4Metode dan Teknik Penelitian ... 6

1.4.1 Metode Penelitian ... 7

1.4.2 Teknik Penelitian ... 8

1.4.3 Metode Kajian ... 9

1.4.4 Teknik Kajian... 10

1.5Organisasi Penulisan ... 10

BAB II KAJIAN TEORI ... 12

2.1 Sintaksis ... 12

(7)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.2.1 Hinshi Bunrui ... 20

2.3 Fukushi ... 21

2.4 Teido no Fukushi ... 22

2.5 Fukushi Semete ... 23

2.6 Fukushi Sukunakutomo ... 27

BAB III ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI せ て DAN 少なくと DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG ... 31

3.1 Semete ... 33

3.2 Sukunakutomo ... 49

BAB IV SIMPULAN ... 66

LAMPIRAN DATA ... ix

SINOPSIS ... xix

DAFTAR PUSTAKA ... xxiv

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki ciri khas atau karakteristik tersendiri. Setiap bahasa juga

memiliki ciri universal dalam beberapa kategori, seperti ciri paling umum yang

dimiliki oleh setiap bahasa yaitu vokal dan konsonan. Contohnya dalam bahasa

Indonesia terdapat 5 buah vokal dan 21 konsonan. Tetapi ciri universal tersebut

bukan hanya vokal dan konsonan saja. Tetapi dapat juga terkandung dalam sebuah

kalimat, frase atau bahkan hanya sebuah kata saja. Kalimat merupakan serangkaian

kata-kata yang disusun untuk menyampaikan tujuan pembicara. Sementara kata

adalah satuan terkecil dalam kalimat yang mengandung arti dan terdiri dari satu

atau lebih morfem.

Dalam setiap bahasa pasti memiliki kelas kata. Salah satu jenis kelas kata

yang berfungsi menjelaskan maksud dari perkataan adalah adverbia atau kata

keterangan. Menurut Kentjono (2004:230) kata keterangan atau adverbia adalah

sebagai berikut : “Kata keterangan atau adverbia adalah jenis kata yang

mendampingi dan menjelaskan jenis kata lain, seperti kata kerja, kata sifat dan kata

keterangan lain.”

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa adverbia atau kata keterangan

adalah kata yang memberi keterangan pada kata kerja, kata sifat, kata keterangan

lain. Perhatikan contoh berikut ini :

(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

2. Bekas gigitan serangga itu agak sakit sekarang. (Kentjono, 2004:230) 3. Jasad korban kecelakaan pesawat itu masih belum ditemukan oleh tim

SAR. (Kentjono, 2004:230)

Dari contoh (1), kata keterangan belum menjelaskan kata kerja

menyelesaikan sebagai predikat, menjadi belum menyelesaikan. Dari contoh (2),

kata keterangan agak menjelaskan kata sifat sakit sebagai predikat, menjadi agak

sakit. Dari contoh (3), kata keterangan masih menjelaskan kata keteranga belum,

menjadi masih belum.

Begitu pula dalam bahasa Jepang adverbia disebut dengan 副 詞 fukushi.

Menurut Tomita (1991:23) fukushi adalah sebagai berikut :

用言(動詞 形容詞 I 形容詞 II) い そ 用言 様子や状況

程度 を表 単語を 副詞 言いま

Yougen(doushi, keiyoushi I, keiyoushi II) ni tsuite, sono yougen no yousu ya joukyou, teido na wo arawasu tango wo “fukushi” to iimasu.

Fukushi adalah kata yang menerangkan keadaan kata lain (kata kerja, kata

sifat 1, kata sifat 2).’

Sementara Iori, dkk (2001:344) menjelaskan tentang fukushi adalah sebagai

berikut :

副詞 動詞 形容詞 他 副詞を修飾 動作 状態 様子や

程度 話 手 気持 を表 働 を 活用を持 い語

Fukushi wa, doushi, keiyoushi, hoka no fukushi wo shuushoku shite, dousa, joutai no yousu ya teido, hanashite no kimochi wo arawasu hataraki wo suru katsuyou wo motanai go desu.

Fukushi adalah kata yang menerangkan kata kerja, kata sifat, dan fukushi

(10)

Dari kedua teori di atas dapat dipahami bahwa fukushi adalah kata yang

menjelaskan kata lain yaitu keiyoushi I dan II (kata sifat) dan doushi (kata kerja)

dan fukushi lainnya yang berfungsi sebagai predikat.

Perhatikan contoh berikut ini :

4. 船よ 飛行機 方 い (Oyama, dkk. 1993:98)

Fune yori hikouki no hou ga zutto hayai.

‘Pesawat selalu lebih cepat dibandingkan kapal.’

5. ファックス 海外へ 連絡 便 利

(Oyama, dkk. 1993:98)

Fakkusu no okagede, kaigai e no renraku ga zutto benri ni natta. ‘Berkat faks, komunikasi ke luar negri selalu menjadi lebih praktis.’

6. 私 彼女を 待 い (Oyama, dkk. 1993:98)

Watashi wa kanojo wo zutto matteita.

‘Saya terus menerus menunggu Dia (teman wanita).’

Dalam contoh (4), fukushi zutto ’selalu/terus menerus’ menjelaskan

i-keiyoushi hayai ‘cepat’ yang berfungsi sebagai predikat. Dalam contoh (5), fukushi

zutto ’selalu/terus menerus’ menjelaskan na-keiyoushi benri ‘praktis’ yang

berfungsi sebagai predikat. Dalam contoh (6), fukushi zutto ’selalu / terus menerus’

menjelaskan doushi matteita ‘menunggu’ yang berfungsi sebagai predikat.

Dalam fukushi ada kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki

arti atau pengertian yang sama (sinonim). Dalam bahasa Jepang sinonim disebut類

義語ruigigo. Menurut Tokugawa dan Miyajima (1972:3) ruigigo adalah sebagai

berikut :

類義語 いう 意味 同 ま よく似 い 単語

Ruigigo to iu no wa, imi ga onajika, mata wa yoku niteiru tango no koto aru.

(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa ruigigo adalah kosa kata yang

memiliki makna yang sama atau mirip. Ruigigo tidak hanya ada pada fukushi, tetapi

yang akan dibahas di penelitian ini adalah ruigigo dalam fukushi semete dan

sukunakutomo

Perhatikan contoh berikut ini :

7. 毎日 六時間 寝 く さい (Satou, 1994:1009)

Mainichi semete roku jikan wa nete kudasai. ‘Setiap hari tidurlah setidaknya 6 jam.’

8. 毎日少 く 六時間 寝 く さい (Satou, 1994:1009)

Mainichi sukunakutomo roku jikan wa nete kudasai. ‘Setiap hari tidurlah setidaknya 6 jam.’

Dalam contoh (7), fukushi semete ‘sedikitnya/setidaknya’ menjelaskan kata

kerja nete ‘tidur’ sebagai predikat, yaitu dilihat kata keterangan roku jikan ‘enam

jam.’ Dalam contoh (8), fukushi sukunakutomo ‘setidaknya’ menjelaskan kata kerja

nete ‘tidur’ sebagai predikat, dilihat dari kata keterangan roku jikan ‘enam jam.’

Dari kedua contoh di atas, kata semete dapat disulih dengan kata sukunakutomo.

Kedua kata tersebut memiliki makna yang sama yaitu ‘setidaknya.’ Biasanya di

sinilah para pembelajar bahasa Jepang kesulitan untuk menggunakan kedua kata

tersebut dengan tepat ke dalam suatu konteks kalimat.

Di samping memiliki persamaan makna, semete dan sukunakutomo juga

memiliki perbedaan makna, sehingga tidak bisa disulihkan, perhatikan contoh

berikut ini :

9. a. 一目 彼女 会い い。(Satou, 1994:1009)

Semete ichime demo kanojo ni aitai.

Setidaknya sekali saja (saya) ingin bertemu dengan Dia (wanita).’

b.*少 く 一目 彼女 会い い。(Satou, 1994:1009)

Sukunakutomo ichime demo kanojo ni aitai.

(12)

Semete pada contoh (9a) menjelaskan kata kerja aitai ‘ingin bertemu’ sebagai

predikat. Dalam kalimat terdapat kata keterangan yang menyatakan ichime

‘bertemu sekali’ sebagai kata yang menunjukan level yang diminimalkan. Contoh

(9) merupakan kalimat yang mengekspresikan keinginan karena terdapat bentuk

tai pada kalimat. Makna yang terdapat dalam kalimat, yaitu ingin bertemu

sekurang-kurangnya sekali saja. Pada contoh (9b) setelah disulih dengan kata

sukunakutomo, kalimat secara sintaksis berterima, tetapi secara semantik tidak

berterima. Hal ini disebabkan sukunakutomo digunakan untuk menunjukkan nilai

terendah dan berharap agar tidak mencapai nilai terendah tersebut, sehingga tidak

dapat menggunakan kata demo, karena akan menjadi puas dengan yang sudah

diminimalkan dan tidak berharap lebih. Sementara semete digunakan untuk

menunjukan nilai terendah yang diinginkan/diharapkan dan sudah merasa puas

dengan nilai yang telah diminimalkan tersebut.

Dari contoh-contoh kalimat tersebut, dapat diketahui bahwa semete dan

sukunakutomo ada kalanya dapat saling menggantikan dan ada kalanya juga tidak

dapat saling menggantikan, banyaknya kata sinonim atau ruigigo dalam bahasa

Jepang yang sering menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jepang dan

tidak jarang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa. Hal itulah yang membuat

penulis tertarik untuk meneliti topik ini.

Penelitian mengenai fukushi sebelumnya sudah pernah diteliti dan ditulis oleh

mahasiswa Universitas Kristen Maranatha yaitu oleh Jimmy Januar tahun angkatan

2002 dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Fukushi Suguni dan

(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

antara fukushi suguni dan sassoku. Lalu oleh Indra Arizona tahun angkatan 2003

dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Kesinoniman Kata Dalam Bahasa

Jepang pada Fukushi Totemo, Taihen, Zuibun (Kajian Semantik).” Penelitian ini

menjelaskan kesininoman (persamaan) antara Fukushi Totemo, Taihen, Zuibun.

Peneliti akan meneliti mengenai fukushi少 く sukunakutomo dan

semete menggunakan kajian sintaksis dan kajian semantik.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan fukushi semete dan 少 く

sukunakutomo dalam kalimat bahasa Jepang?

2. Apa makna fukushi semete dan 少 く sukunakutomo dalam

kalimat bahasa Jepang?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan penggunaan fukushi semete dan 少 く

sukunakutomo dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Mendeskripsikan makna fukushi semete dan 少 く

sukunakutomo dalam kalimat bahasa Jepang.

1.4 Metode dan Teknik Penelitian

Metode dan teknik merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah

penelitian. Menurut Silalahi (2009: 13) metode adalah sebagai berikut : “metode

merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi

(14)

dan teknik adalah sebagai berikut : “metode dan teknik adalah istilah yang

digunakan untuk menunjukan dua konsep yang berbeda tetapi berhubungan

langsung satu sama lain. Keduanya adalah ‘cara’ dalam suatu upaya. Metode adalah

cara yang harus dilaksanakan; teknik adalah cara melaksanakan metode.”

Dengan demikian dapat dipahami, metode dan teknik yaitu cara untuk

menemukan solusi atas suatu masalah dalam penelitian. Yang dibutuhkan dalam

penelitian ini yaitu metode penelitian dan teknik penelitian, lalu metode kajian dan

teknik kajian.

1.4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Menurut Nazir (2005:54) metode deskriptif adalah sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa

pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.”

Sementara Whitney dalam Nazir (2005:54) menjelaskan tentang metode

deskriptif adalah sebagai berikut : “Metode deskriptif adalah pencarian fakta

dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-maslah

dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-

situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan

(15)

8

Universitas Kristen Maranatha

Dengan demikian, dari kedua teori di atas dapat dipahami bahwa metode

penelitian deskriptif adalah metode dalam meneliti suatu objek dan mencari fakta

serta mempelajari masalah, proses yang berlangsung dan pengaruh dari suatu

fenomena yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggambarkan fenomena

tersebut secara aktual. Menurut Sudaryanto (1993:5) penelitian dengan metode

deskriptif dilakukan dengan 3 tahap, yaitu:

1. Penyediaan data

Peneliti mencari dan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penelitian.

2. Penganalisisan data

Peneliti menganalisis data berdasarkan teori yang ada, tanpa mengubah

data tersebut.

3. Penyajian hasil analisis data

Peneliti menyajikan hasil analisis dari data yang telah diteliti

berdasarkan teori yang ada.

Jadi, pertama yaitu menyediakan data yang berupa kalimat yang

menggunakan kata yang diteliti yaitu fukushi semete dan 少 く

sukunakutomo. Kedua, kalimat yang didapat dianalisis menggunakan teori yang ada

dengan mendeskripsikan fungsi kata pada kalimat, makna dan masalah dari kata

yang diteliti yaitu fukushi semete dan少 く sukunakutomo. Ketiga,

menyajikan hasil analisis dari kalimat yang didapat.

1.4.2 Teknik Penelitian

Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan studi

(16)

kepustakaan adalah sebagai berikut : “teknik kepustakaan merupakan cara

pengumpulan data bermacam-macam material yang terdapat di ruang kepustakaan,

seperti koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan

dengan penelitian.”

Jadi dapat dipahami dengan menggunakan teknik kepustakaan dapat

dikumpulkan bermacam data yang dibutuhkan untuk menganalisis penggunaan dan

makna fukushi semete dan 少 く sukunakutomo dalam kalimat

bahasa jepang dengan menggunakan data yang ada di ruang kepustakaan seperti

koran, buku-buku, majalah, naskah, dokumen dan sebagainya yang relevan dengan

penelitian.

1.4.3 Metode Kajian

Data yang terkumpul dianalisis dengan metode distribusional. Menurut

Sudaryanto (1993: 15) metode distribusional (metode agih) adalah sebagai berikut :

“pada metode distribusional (metode agih) alat penentunya justru bagian dari

bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam rangka kerja metode agih

itu jelas, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran peneliti itu

sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbia, dsb.) fungsi sintaksis (subjek,

objek, predikat, dsb.), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain.”

Jadi dapat dipahami, bahwa metode yang dapat digunakan untuk

menentukan unsur dari bahasa objek sasaran peneliti yaitu data berupa kalimat.

Lalu dapat ditentukan jenis kata seperti adverbia dan fungsi sintaksis dalam kalimat

(17)

10

Universitas Kristen Maranatha 1.4.4 Teknik Kajian

Metode distribusional dibantu dengan teknik kajian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu teknik subtitusi. Menurut Sudaryanto (1985:27) teknik subtitusi

adalah sebagai berikut : “teknik subtitusi merupakan teknik analisis kalimat atau

rangkaian kalimat dengan cara mengganti bagian atau unsur kalimat tertentu

dengan unsur lain di luar kalimat yang bersangkutan.”

Dari teori di atas dapat dipahami bahwa teknik subtitusi adalah teknik analisis

kalimat dengan menganti bagian tertentu dengan unsur lain. Unsur yang diganti

adalah unsur yang menjadi bahan analisis. Dengan demikian dapat diketahui

perbedaan dan persamaan makna dari kata yang akan dianalisis.

Perhatikan contoh berikut :

10.a. 今 学 期 漢 字 を 少 く 千 字 覚 え (Makino,

1995:385)

kongakki kanji wo sukunakutomo senji wa oboeta hazu da. ‘Semester ini setidaknya harus ingat seribu huruf kanji.’

b. *今学期漢字を 戦時 覚え

kongakki kanji wo semete senji wa oboeta hazu da.

Pada contoh (10a) 少 く sukunakutomo diganti (subtitusi) dengan

semete pada contoh (10b). Dengan menggunakan teknik subtitusi dapat diteliti

bisa atau tidaknya suatu kata digunakan pada suatu kalimat tertentu. Dengan

demikian dapat dipahami mengapa suatu kata dapat digunakan pada sebuah kalimat

sedangkan sinonimnya tidak.

1.5 Organisasi Penulisan

Bab I adalah pendahuluan, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,

(18)

Bab II adalah kajian teori tentang sintaksis, semantik, 品詞分類hinshi bunrui,

fukushi (kata keterangan) berisi pengertian dan jenis-jenis fukushi, fukushi

semete dan 少 く sukunakutomo. Bab III adalah analisis, pada bab ini

akan dibahas mengenai perbedaan antara fukushi semete dan sukunakutomo dari

sumber-sumber data yang ada. Bab IV adalah simpulan, bab ini berisi simpulan

yang ditarik dari pembahasan bab III dan hal-hal yang tidak terjawab dalam

penelitian ini. Dengan menggunakan sistematika rancangan organisasi penulisan

seperti ini, penulis mengharapkan pembaca dapat memahami dengan jelas cara

(19)

66

Universitas Kristen Maranatha BAB IV

SIMPULAN

Setelah menganalisa penggunaan fukushi semete dan sukunakutomo, penulis

dapat mengambil kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan dilakukan

penelitian ini:

1. Fukushi semete digunakan untuk menerangkan nilai terendah, menginginkan

kepuasan terendah dan sudah puas dengan yang sudah direndahkan.

Mengekspresikan keinginan pembicara, biasanya diakhiri oleh bentuk

keinginan seperti seperti bentuk –tai, (to ii) n desu ga, noni, -(sase) te kudasai,

-nasai dan -you to omotte imasu. Fukushi sukunakutomo digunakan untuk

menerangkan nilai terendah, dan berusaha agar tidak sampai pada level yang

telah direndahkan dan level di bawah yang sudah direndahkan. Kedua kata

fukushi semete dan sukunakutomo secara sintaksis dapat saling menggantikan,

tetapi secara makna ada yang dapat berterima dan tidak dapat berterima.

Keduanya dapat digunakan pada kalimat yang mengekspresikan keinginan

untuk mewujudkan kepuasan terendah. Tetapi ketika kata (dake) demo

terdapat dalam kalimat, hanya kata semete saja yang dapat digunakan.

Semetara ketika kalimat tidak mengekspresikan keinginan dan hanya

memberikan penyataan pembicara dan hanya menyatakan perkiraan

pembicara dari jumlah / kuantitas saja, hanya kata sukunakutomo saja yang

(20)

2. Fukushi semete memiliki makna setidaknya/sekurang-kurangnya/paling

sedikit. Semete adalah kata untuk mengharapkan/menginginkan kepuasan

terendah dan sudah puas dengan yang sudah direndahkan. Dalam semete

harus ada keinginan yang kuat dari pembicara / penulis untuk

mendapatkan kepuasan yang sudah diminimalkan. Fukushi

sukunakutomo memiliki makna

setidaknya/sekurang-kurangnya/sedikit-dikitnya. Sukunakutomo adalah kata dalam situasi terendah, kata yang

berhubungan dengan yang terendah dan berusaha agar tidak mencapai

situasi terendah tersebut. Kedua kata fukushi semete dan sukunakutomo

memiliki persamaan makna juga memiliki nuansa makna yang berbeda

ketika digunakan dalam kalimat yang sama, sehingga dapat saling

(21)

ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI

DAN

少なくと

DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG

(KAJIAN SINTAKSIS DAN SEMANTIK)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan akademik dalam mencapai gelar Strata satu pada Fakultas Sastra dan Program Studi

Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha

Oleh:

CHANDRA WIDIAWATI 1242021

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(22)

日本語の文の副詞の

少なくと

の類義語の研究

統語論と意味論の視点

チャン ウ ワ

タ・キ

教大学

日本語・日本文学科

(23)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha

Esa atas segala berkat, kasih, dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Fukushi Semete dan

Sukunakutomo dalam Kalimat Bahasa Jepang (Kajian Sintaksis dan Semantik)

dengan baik.

Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana sastra di

Fakultas Sastra Program Studi Sastra Jepang Universitas Kristen Maranatha. Dalam

skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan, mengingat

keterbatasan kemampuan dan waktu penulis.

Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak sekali

dukungan, bantuan, dan doa, sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan

lancar. Pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Ibu Dr. Trisnowati Tanto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Sastra.

2. Bapak Drs. Dance Wamafma, M.Si, dan Bapak Ferry Kurniawan, S.S.,

M.Hum., selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Sastra Jepang

Universitas Kristen Maranatha.

3. Ibu Dra. Melinda Dirgandini, M.Hum, selaku pembimbing I dan dosen

(24)

4. Bapak Drs. Dance Wamafma, M.Si, selaku pembimbing II, yang juga

selalu sabar membimbing dan memberi masukan serta memberikan

semangat dan motivasi.

5. Ibu Dr. Sri Iriantini, M.Hum, selaku pembimbing sinopsis, yang telah

membimbing, memberikan saran, serta meluangkan waktunya sehingga

sinopsis skripsi ini dapat selesai dengan cepat.

6. Dosen-dosen, Ibu Ethel, Ibu Marissa, dan Ibu Renariah yang telah

banyak memberi pelajaran selama penulis belajar di Universitas Kristen

Maranatha.

7. Ayah dan Ibu yang selalu mendukung dan memberikan doa untuk

penulis.

8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012, Adel, Amel, Inne, Albert,

Niko, Maida, Shendy, Sindy, Lia, Zahra, Anna, Thea, Robbie, dan

Rahadian yang selalu membantu, memberi semangat dan doa, selalu

menemani dalam suka dan duka selama belajar di Universitas Kristen

Maranatha.

9. Senpai-senpai dan Kohai-kohai yang selalu memberi dukungan dan

bantuan serta beraktivitas bersama selama belajar di Universitas Kristen

Maranatha.

10.Endah Sensei, Watanabe Sensei, dan Putu Senpai selaku pembimbing

bungaku, yang membantu dan membimbing dalam drama yang

(25)

vi

banyak inspirasi, pelajaran, dan pengalaman yang sangat berharga untuk

penulis.

Dan semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan kasih dan

berkata-Nya kepada semua pihak atas semua kebaikan dan bantuan yang telah

diberikan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak yang membacanya.

Bandung, 7 November 2016

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Akira, Kuga. 2013. Kamisama, Tenbatsu desu ka?. Jepang : Moujuusha

Alwi, Hassan. Dardjowidjojo, Soenjono. Lapoliwa, Hans. Moeliono, Anton M.

2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Chaer, Abdul. 1989. Linguistik Umum. Jakarta : Nusa Indah

Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Drs. M. E. Suhendar, M. Pd. 1992. Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia.

Bandung : Penerbit CV. PIONIR JAYA Bandung

Elizabeth Bailey. Penerjemah : Sanae, Tsuji. 2011. Bitoku no Tawamure. Jepang :

Kabushikigaisha Haarekuin

Emiko, Oyama, dkk. 1993. Practical Japanese Workbooks 3. Tokyo: Senmon

Kyouiku Shuppan

Isao, Iori. 2001. Atarashii Nihonggogaku Nyuumon. Tokyo : 3A Network

Kentjono, Djoko, dkk. 2004. Tata Bahasa Acuan Bahasa Indonesia Untuk Penutur

Asing. Penerbit : Wedatama Widya Sastra

Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Ende-Flores:Nusa Indah

Koentjaraningrat. 1993. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta,

Indonesia: PT. Gramedia

Kou, Mochizuki. 2014. Mochizuki Kou no Kobun Tango 333. Jepang :

Kabushikigaisha Oubunsha

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik; Edisi Ketiga. Jakarta :

Gramedia Pustaka Umum

Kudo, Oikawa. 2014. Koukou Tottemo Yasashii Suugaku I A Kaichouban Sono 2,

Volume 2. Japan : Kabushikigaisha Oubunsha

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa

Indonesia. Padang: Sukabina Press

Mareaki, Suzuki. 2012. Sougou Eigo Be New Edition. Jepang : Kabushikigaisha

Iizuna Shoten

Masaki, Nomura dan Seiji, Koike. 1992. Nihongo Jiten. Tokyo: Doushutsuhan

Miyazaki, Hayao. 1989. Majo no Tatsukyubin. Tokyo: Tokuma Shoten Publishing

(27)

xxv

Universitas Kristen Maranatha

Moeliono, Anton. 1997. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka

Munemasa, Tokugawa dan Tatsuo, Miyajima. 1973. Ruigigo Jiten. Tokyo: Tokyodo

Shuppan

Natsuko, Tsujimura. 1996. An Introduction to Japanese Linguistics. Oxford, UK :

Blackwell Publishers Inc

Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Norimasa, Satou. 1994. Tsukaiwake no Wakaru Ruigo Reikai Jiten. Tokyo :

Shogakukan

Seiichi, Makino. 1995. A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo :

The Japan Times

Setsuko, Matsumoto. 1993. Ji Ryouku Appu! 1. Tokyo : UNICOM

Setsuko, Matsumoto. 1996. Ji Ryouku Appu! 2. Tokyo : UNICOM

Shoji, Izuhara. 1998. Ruigigo Tsukai Wake Jiten. Tokyo:Kenkyuusha Insatsu

Kabuken Kaisha

Shuuzou, Maji. 2008. Koukou Suugaku Ga Marugoto Wakaru. Japan : Bere

Shuppan

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

Sudaryanto. 1985. Linguistik. Esai tentang Bahasa dan Pengantar ke dalam Ilmu

Bahasa. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Duta

Wacana University Press

Suyudi, Ichwan. 1997. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta : Penerbit Gunadarma

Takashi, Masuoka dan Yukinori, Takubo. 1989. Kiso Nihongo Bunpo. Tokyo :

Kuroshio Shuppan

Takayuki, Tomita. 1991. Bun pou no Kiso Chishiki to Sono Oshiekata. Cetakan III.

Tokyo: Bonjinsha

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung :

(28)

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa

Tetsuya, Nagano. 2013. Sha Roushi Kyoukashosha Roushi Kanzen kyouryaku

Gaido 2013 Nenban. Jepang : Shoueisha

Tomomi, Suzuki dan Kenichiro, Haruhara. 2008. Gaikoku Hito ni Dou Setsumei

Suru? : Kotoba no Setsumei Bunreishuu. Jepang : ASK

Yujiro, Takahashi. 2007. Sugu ni Yakudatsu Manshon Kanri no Houritsu to

Toraburu Kaiketsu Manyuaru. Jepang : Sanshusha

Referensi

Dokumen terkait

Lebih jauh Yukl mengungkapkan Kepemimpinan dalam organisasi sebagai fenomena sosial yang kompleks dengan melihat pada ciri-ciri kepribadian, gaya perilaku pemimpin,

dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka

Pembatasan objek penelitian memiliki pertimbangan sebagai berikut; bahwa kegiatan penelitian koleksi dalam upaya interpretasi belum pernah di lakukan, pada prinsipnya koleksi

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah : “Labelisasi halal memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian produk

Pola makan tradisional korea, ditandai dengan konsumsi sayur-sayuran meskipun tidak menunjukkan penurunan risiko sindrom metabo tetapi, pola makan ini dapat

From the perspective of information fusion (Sotirls, 2005), For offline maps match like probe vehicle track matching (Pereiraf, 2009), it can also examine the position

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W5, 2015 Underwater 3D Recording and Modeling, 16–17 April 2015, Piano

Hasil penulisan ini dapat disimpulkan bahwa kehadiran homeschooling dapat menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran belajar bagi anak sesuai dengan fitrahnya, sehingga mereka