• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT KOTA PONTIANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT KOTA PONTIANAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

357

GAMBARAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT

KOTA PONTIANAK

Shella Anggraeni dan Taufik Anwar

Jurusan Kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: Shellaanggraeni07@gmail.com

Abstrak: Gambaran Sistem Pengelolaan Sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif observasional yaitu menggambarkan sistem pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak. Hasil penelitian didapatkan volume sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat sebanyak 70,1 kg per hari dengan jumlah santri dan santriwati sebanyak 801 orang. Sumber timbulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat berasal dari asrama (83,7%), kelas (4,5%), aula (3,84%), halaman (3,2%), masjid (2%), kantor (1,5%), tempat mandi (1,16%) dan kantin (dibakar). Tempat penampungan sementara sebanyak 30 buah. Wadah yang dipakai tong sampah berbahan plastik dan rotan. Proses pengumpulan sampah dilakukan oleh santri, tidak melakukan pengolahan kembali sampah yang dihasilkan, proses pembuangan akhir ke TPS Sungai Jawi yang dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) dengan gerobak.

Kata Kunci: Pengelolaan Sampah, Pesantren Darul Khairat

Abstract: The Describe of Waste Management in Pondok Pesantren Darul Khairat in Pontianak City. This type of research used is descriptive observational which describes the system of waste management in Pondok Pesantren Darul Khairat Pontianak. The result showed the volume of waste in Pondok Pesantren Darul Khairat as much as 70.1 kg per day by the number of male and female students as many as 801 people. Sources of waste generation in Pondok Pesantren Darul Khairat derived from the hostel (83.7%), class (4.5%), hall (3.84%), page (3.2%), mosques (2%), office ( 1.5%), showers (1.16%) and cafeteria (burned). The temporary shelter as many as 30 pieces. Containers used plastic dustbin and rattan. Garbage collection process performed by the students, do not do the reprocessing of waste generated, the process of final disposal Sungai Jawi to the polls conducted by the janitor (students) with a cart.

Keywords: Waste Management, Pesantren Darul Khairat

Manusia dalam kehidupan sehari-hari umumnya selalu menghasilkan sampah yang berasal dari aktifitas yang dilakukan di berbagai tempat baik di instansi pemerintah, swasta, maupun rumah tangga. Sampah telah lama menjadi masalah lingkungan yang sampai saat ini belum bisa teratasi secara menyeluruh, untuk itu sampah harus diatasi yaitu dengan melakukan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan suatu metode untuk mengurangi volume sampah yang meliputi proses pengumpulan, pengangkutan, pemprosesan, pembuangan atau penimbunan. Akan tetapi

setiap masing-masing jenis sampah pengelolaannya dilakukan secara berbeda sesuai dengan kriteria sampah itu sendiri (Pusdiknakes, 2010).

Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun 2012 mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan jumlah

(2)

penduduknya dengan 2 kg per orang per hari. Dari jumlah sampah yang dihasilkan yang tertampung di tempat pembuangan akhir (TPA) hanya 50 - 60 persennya, dan sisanya berakhir di lahan-lahan kosong atau dibakar. manusia, selanjutnya mengurangi sampah, membatasi dan mendaur ulang sampah dengan program bank sampah yang sekarang ini sedang dikembangkan, karena selain bisa dijadikan potensi pendapatan juga bisa mengurangi timbunan sampah. (Viva News, 2012).

Sampah mempunyai peranan yang sangat besar dalam terjadinya proses penularan penyakit apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk itu perlu pengelolaan yang baik dan ramah lingkungan untuk menghindari dampak negatif dari sampah tersebut dan untuk menjadikan suatu keadaan lingkungan yang bersih, indah, nyaman dan aman untuk menunjang segala kegiatan dan aktivitas masyarakat di lingkungan tersebut. Sumber sampah dapat berasal dari manapun baik dari pemukiman warga, tempat-tempat umum, instansi pemerintah, sekolah, maupun pesantren.

Kota Pontianak saat ini memiliki 26 pondok pesantren yang telah terdaftar di Kementrian Agama Kota Pontianak, dari pesantren-pesantren tersebut jumlah santri dan santriwati yang paling banyak yaitu dari pondok pesantren Darul Khairat. Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak dihuni santri dan santriwati sebanyak 801 orang dengan jumlah santri 425 dan santriwati 376 orang. Sumber penghasil sampah terbanyak di pondok pesantren Darul Khairat berasal dari kantin, asrama, kelas dan kantor, cara pengelolaan sampah tersebut dengan membuangnya di tempat sampah sementara, sampah yang telah dibuang ke tempat sampah sementara dikumpulkan terlebih dahulu sebelum diangkut dan dibuang oleh santrii menggunakan gerobak ke TPS Sungai Jawi. Sedangkan sampah organik berasal dari aktifitas sarapan pagi di kantin yang pengelolaannya dilakukan dengan cara dibakar. Santri dan santriwati berperan besar dalam faktor penyebab timbulan sampah oleh sebab itu pesantren semestinya selalu melakukan pengolahan sampah setiap harinya untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman (Profil Pesantren Darul Khairat).

Pesantren yang setiap harinya selalu melakukan aktifitas dari pagi hingga malam dengan jumlah santri dan santriwati yaitu 801

orang akan menghasilkan sampah perorang per harinya sebanyak 2 kg dengan keseluruhan pesantren akan menghasilkan sampah sebanyak 1.458 kg dengan presentase sampah anorganik 75 % sebanyak 1.020 kg dan sampah organik 25 % sebanyak 438 kg, oleh karena itu pengelolaan sampah yang baik dan benar harus diterapkan dengan baik. Sampah memiliki beberapa jenis, yaitu sampah kering (anorganik) dan sampah basah (organik). Sampah kering (anorganik) adalah sampah yang pada umumnya bersifat sulit mengurai/membusuk contohnya seperti plastik, kaca, dan bahan sterofom. Sebaliknya dengan sampah basah (organik) merupakan sampah yang mudah mengurai membusuk yang terdegradasi oleh bakteri pengurai, contohnya seperti daun-daun, sisa sayuran dan makanan.

Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Darul Khairat Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Kelurahan Sui Jawi Kecamatan Pontianak Kota tidak ada tempat sampah untuk pemilahan sampah organik dan anorganik di setiap sisi pesantren, tempat sampah yang berada di asrama, kelas dan kantor berbahan platik, sedangkan tempat sampah yang berada di kantin berbahan dasar anyaman rotan akan tetapi di asrama juga ada terdapat tempat sampah yang berbahan anyaman rotan. Tempat sampah tersebut tidak kedap air, sampah tidak dilakukan pengolahan kembali, sampah juga masih terlihat berserakan di lingkungan pesantren dan sebagian sampah yang dihasilkan juga dibakar di lapangan terbuka. Selain itu, tidak ada petugas khusus untuk pengangkutan sampah dan sampah yang diangkut kemudian dibuang menggunakan alat angkut berupa gerobak yang masih kurang maksimal karena sampah masih bisa berceceran.

Berdasarkan uraian diatas, semakin banyak jumlah santri dan santriwati maka timbulan sampah yang dihasilkan akan semakin banyak pula, selain itu sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor seperti nyamuk, lalat, tikus dan kecoa yang dapat menimbulkan penyakit seperti DBD, malaria, diare, dan penyakit kulit. Sampah yang masih berserakan juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menggangu kenyamanan dan keindahan pesantren, sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah gambaran pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak.

(3)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan desain deskriptif, yaitu untuk menggambarkan sistem pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak.

HASIL

Sumber Timbulan Sampah

Sumber sampah di Pondok Pesantren berasal dari kantor, asrama, kelas dan kantin. Sampah juga bersumber dari aula, tempat mandi, halaman dan masjid. Sumber penghasil sampah terbanyak yaitu dari asrama dan kantin. Tabel 1. Distribusi Sumber Timbulan

Sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat 2016 No Sumber Timbulan Sampah Jumlah Tempat Sampah Total Berat Sampah (kg) 1 Asrama Santri 13 35,5 2 Asrama Santriwati 10 23.2 3 Kelas 2 3,2 4 Aula 1 2,9 5 Halaman 1 2,1 6 Masjid 1 1,4 7 Kantor 1 1 8 Tempat Mandi 1 0,8 Jumlah 30 70,1

Tempat penyimpanan sampah sementara Tempat penyimpanan sampah sementara di Pondok Pesantren sebanyak 30 buah adapun jenis tempat penyimpanan sampah sementara yaitu Keranjang Plastik, Keranjang Rotan, Drum plastik, Bak Plastik pada waktu penyimpanan sampah, yaitu 1 x 24 jam sebelum diangkut ke Tempat pembuangan akhir.

Tabel 2. Distribusi Tempat Penyimpanan Sampah Sementara di Pondok Pesantren Darul Khairat 2016

No Tempat Penyimpanan Sampah Sementara Jumlah 1 Keranjang Plastik 20 2 Keranjang Rotan 5 3 Drum plastik 3 4 Bak Plastik 2 Jumlah 30 Pengumpulan sampah

Pengumpulan sampah di Pondok Pesantren yaitu dengan menyediakan sarana gerobak sampah dan dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) dengan mendatangi tiap - tiap tempat penampungan sampah/sumber sampah yang terbagi pada 2 lokasi, yaitu asrama santri dan asrama santriwati. Petugas kebersihan (santri) mengumpulkan sampah yang berserakan dengan menggunakan. Pengumpulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat dilakukan pada kurun waktu 2 x 24 jam, yaitu pada pagi dan siang hari.

Pengangkutan sampah

Pondok Pesantren Darul Khairat pengangkutan dilakukan oleh petugas kebersihan sebanyak 5 orang dengan menggunakan gerobak sampah sebanyak 2 buah dengan kapasitas dan muatan sebanyak 2 kubik per gerobak. Sampah yang dihasilkan diangkut segera untuk mendukung sistem pengelolaan sampah yang baik pada pesantren, pengangkutan sampah dilakukan sehari sekali Pengolahan dan pemanfaatan kembali

Pengolahan kembali di Pondok Pesantren sampah yang dihasilkan baik itu sampah organik dan anorganik langsung dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS). Hal tersebut dikarenakan pihak pesantren belum memiliki kesadaran dan pengetahuan terhadap bagaimana cara mengolah sampah baik itu sampah organik dan organik.

Pembuangan akhir

Pembuangan akhir di Pondok Pesantren yaitu sampah yang telah dikumpulkan kemudian diangkut dan di buang oleh petugas kebersihan (santri) sebanyak 5 orang dengan cara mendorong gerobak ke TPS Sungai Jawi yang berjarak ± 500 meter dari Pondok Pesantren.

PEMBAHASAN

Hasil yang diproleh saat melakukan penelitian dilapangan maka penulis mencoba membahas hasil-hasil yang didapat yaitu pada

(4)

tahap-tahap pengelolaan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak, adalah sebagai berikut:

Sumber Timbulan Sampah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai sumber timbulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat didapati hasil bahwa sumber sampah tidak hanya berasal dari kantor, asrama, kelas dan kantin. Sampah juga bersumber dari aula, tempat mandi, halaman dan masjid. Sumber penghasil sampah terbanyak yaitu dari asrama dan kantin sedangkan kantor, kelas, aula, tempat mandi, dan halaman volume sampahnya lebih sedikit. Pondok Pesantren Darul Khairat kebanyakan sampah yang dihasilkan yaitu sampah anorganik.

Hasil wawancara dengan petugas kebersihan (santri) di Pondok Pesantren Darul Khairat sumber timbulan sampah berasal dari kelas, kantor, dan asrama saja, tetapi timbulan sampah juga berasal dari masjid, aula, halaman depan pesantren, dan tempat mandi. Timbulan sampah yang ada di kantin masih belum dikelola dengan baik karena masih ada sampah yang dibakar dan berserakan di selokan dekat kantin. Sampah yang dibakar merupakan cara yang kurang efektif, oleh karena itu sebaiknya pihak pesantren memberikan tempat penampungan sampah yang lebih besar untuk menampung sampah sehingga tidak ada lagi sampah yang berserakan dan dibakar. Total volume sampah perhari di Pondok Pesantren Darul Khairat didapatkan sebesar 70,1 kg dengan persentase sampah anorganik sebanyak 52,6 kg (75%) dan sampah organik 17,5 kg (25%). Sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah anorganik seperti plastik, kaca dan kertas. Hasil perhitungan perkiraan volume sampah tersebut didapatkan dari hasil dengan menimbang setiap tempat sampah yang ada dan mengukur volume tempat sampah yang ada di Pesantren Darul Khairat. Perhitungan dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup (2012).

Tempat Penyimpanan Sampah Sementara Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penyimpanan sementara sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat didapatkan hasil bahwa di Pondok Pesantren Darul Khairat secara keseluruhan memiliki

tempat penampungan sampah sementara sebanyak 30 buah. Tempat penyimpanan sampah sementara yang ada di pesantren ternyata masih kurang memadai karena kapasitas sampah yang dihasilkan perhari sebanyak 70,1 kg sehingga masih ada sampah yang tidak tertampung dan berserakan di sekitar pesantren. Tempat penyimpanan sampah sementara di Pondok Pesantren Darul Khairat terdapat 4 jenis yaitu drum, rotan, keranjang dan plastik. tempat penyimpanan sampah yang terdapat di Pondok Pesantren Darul Khairat masih belum memenuhi syarat, tempat penyimpanan sampah berbentuk drum tidak tertutup dan dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor, tempat penyimpanan sampah berbahan rotan tidak tertutup, tidak kedap air, tidak tahan terhadap benda tajam serta dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor, tempat penampungan sampah yang berbentuk keranjang tidak tertutup, tidak kedap air, tidak tahan terhadap benda tajam serta dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor, sedangkan tempat penyimpanan sampah yang berbentuk kubus tidak tertutup dan dapat menjadi tempat berkembangbiaknya vektor, serta seluruh tempat penyimpanan sampah yang ada di pesantren tidak dibersihkan. Seharusnya pondok pesantren menyediakan tempat penyimpanan sampah sebanyak 60 buah dan tempat penyimpanan sampah tersebut harus memenuhi persyaratan seperti: tertutup, kedap air, mudah diangkut, tahan terhadap benda tajam, bahan tidak mudah berkarat, mudah dibersihkan, tidak menjadi tempat berkembangbiaknya vektor dan tidak menimbulkan kebisingan.

Proses awal dalam penanganan sampah terkait langsung dengan sumber sampah adalah penampungan (penyimpanan sementara). Penampungan sampah adalah suatu cara penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak menggangu lingkungan. Faktor yang paling mempengaruhi efektifitas tingkat pelayanan adalah kapasitas peralatan, pola penampungan, jenis dan sifat bahan dan lokasi penempatan (SNI 19-2454-2002).

(5)

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Pondok Pesantren Darul Khairat mengenai pengumpulan sampah didapatkan hasil, ada dilakukan pengumpulan sampah dengan menyediakan sarana gerobak sampah. Pengumpulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) dengan mendatangi tiap - tiap tempat penampungan sampah/sumber sampah yang terbagi pada 2 lokasi yaitu asrama santri dan asrama santriwati. Petugas kebersihan (santri) mengumpulkan sampah yang berserakan dengan menggunakan sekop namun petugas kebersihan (santri) dalam proses pengumpulan sampah tidak menggunakan alat pelindung diri (APD). Pengumpulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat dilakukan pada kurun waktu 2 x 24 jam, yaitu pada pagi dan siang hari. Petugas kebersihan (santri) berkontak langsung dengan sampah sebaiknya menggunakan APD seperti sarung tangan dan sepatu boot untuk mencegah kontak langsung dengan sampah, sampah yang terkena kontak dengan kulit lama kelamaan dapat menimbulkan penyakit kulit. Untuk itu pesantren sebaiknya memperkerjakan petugas kebersihan khusus yang lebih kompeten dibidang tersebut, apabila pesantren masih menggunakan santri sebagai petugas kebersihan sebaiknya pesantren menyediakan APD dan memberikan sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik.

Pengumpulan sampah yang dimaksudkan disini tidak hanya menyangkut pengumpulan sampah saja, tetapi termasuk pengangkutannya setelah sampah dikumpulkan, selanjutnya menuju lokasi dimana sampah yang ada pada kendaraan pengumpul dikosongkan baik ke transfer station, station processing atau ke lokasi pembuangan akhir. Dalam teknik operasionalnya, perlu mendapatkan perhatian mengenai waktu dan frekuensi pengumpulan dan tata pengaturan sistem pengumpulan (Susan, 2013).

Pengangkutan Sampah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengangkutan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat didapatkan hasil, ada dilakukan proses pengangkutan sampah. Pengangkutan dilakukan oleh petugas kebersihan sebanyak 5 orang dengan menggunakan gerobak sampah sebanyak 2 buah. Sampah yang dihasilkan diangkut segera

untuk mendukung sistem pengelolaan sampah yang baik pada pesantren. Pengangkutan sampah dilakukan sehari sekali hasilnya sampah tidak akan menumpuk dan tidak membuat lingkungan pesantren menjadi kotor, berbau dan tidak mengganggu kesehatan. Petugas kebersihan (santri) pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan gerobak sebagai alat pengangkut sampah dengan cara didorong, gerobak tersebut berbahan dari kayu yang tidak tertutup rapat karena masih terlihat celah yang dapat membuat sampah berserakan pada saat proses pengangkutan sampah ke Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS). Untuk itu sebaiknya pesantren memperbaiki gerobak tersebut agar sampah tidak ada lagi yang berserakan di sekitar pesantren dan seharusnya pihak pesantren menyediakan fasilitas alat pengangkutan sampah yang memenuhi syarat seperti: (1) Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan jaring. (2) Tinggi bak maksimum 1,6 m. (3) Ada alat ungkit. (4) Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui. (5) Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengamanan air sampah/lindi.

Pengangkutan sampah merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari tempat penampungan sementara atau dari tempat sumber sampah ke tempat pembuangan akhir. Berhasil tidaknya penanganan sampah juga tergantung pada sistem pengangkutan yang diterapkan. Pengangkutan sampah yang ideal adalah dengan truck container tertentu yang dilengkapi alat pengepres, sehingga sampah dapat dipadatkan 2-4 kali lipat. Tujuan pengangkutan sampah agar menjauhkan sampah dari perkotaan ke tempat pembuangan akhir yang biasanya jauh dari kawasan perkotaan dan permukiman (Widyatmoko dan Moerdjoko, 2002).

Pengolahan dan Pemanfaatan Kembali Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengolahan kembali sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat didapati hasil, tidak ada dilakukan pengolahan kembali terhadap sampah yang dihasilkan baik itu sampah organik dan anorganik langsung dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat penampungan sementara (TPS). Hal tersebut dikarenakan pihak pesantren belum memiliki kesadaran dan pengetahuan terhadap bagaimana

(6)

cara mengolah sampah baik itu sampah organik dan organik. Oleh karena itu pesantren sebagai institusi yang berporos pada ilmu pendidikan sebaiknya bisa memberikan wawasan dan pembelajaran tentang pengolahan sampah dan menerapkanya di pesantren sehingga santri dan santriwati mendapatkan ilmu tambahan yang berguna dan bermanfaat. Untuk sampah organik sebaiknya pihak pesantren melakukan swadaya untuk melakukan pengomposan yang dapat berguna untuk mengurangi kuantitas sampah serta juga dapat memanfaatkan kompos tersebut sebagai pupuk alami bahkan dapat dijadikan sumber pendapatan. Sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan yang dapat digunakan sehingga bermanfaat dan bernilai ekonomis.

Pengolahan sampah merupakan suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk manjadi bermanfaat antara lain pembakaran, daur ulang, penghancuran, dan pengeringan. Pengolahan sampah dan pemanfaatan kembali dapat dimaksudkan penangganan terhadap sampah dengan mengunakan semua teknik, perlengkapan dan prasarana, untuk meningkatkan secara efisien dari semua unsur yang lain untuk memanfaatkan kembali semua benda yang masih bermanfaat maupun mengubah produk yang berasal dari sampah. Salah satu caranya dengan mengubah sampah menjadi kompos. Sampah diolah sedemikian rupa sehingga menjadi lebih bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan. Tidak salah memang karena kompos dapat dimanfaatkan untuk pupuk (Azalludin, 2009).

Pembuangan Akhir

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pembuangan akhir sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat didapatkan hasil, ada dilakukan proses pembuangan akhir. Sampah yang telah dikumpulkan kemudian diangkut dan dibuang ke TPS Sungai Jawi yang berjarak ± 500 meter dari Pondok Pesantren Darul Khairat. Pembuangan akhir dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) sebanyak 5 orang menggunakan gerobak.

Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk membuang sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk diolah lebih lanjut. Prinsip pembuang akhir sampah adalah memusnahkan sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir. sPembuangan akhir

sebagai elemen terakhir yang merupakan tumpahan dari semua sampah, baik sampah yang berasal dari tempat pemukiman, tempat-tempat umum dan komersial, institusi dan lain-lain yang dikumpulkan dan diangkut secara langsung ke tempat pembuangan akhir.Jadi tempat pembuangan akhir merupakan tempat pengolahan sampah (Susan, 2013).

Menurut (Soemirat, 2000) ada beberapa metode pengangkutan sampah yaitu, dalam skala kecil diangkut secara manual dengan tenaga manusia, sedangkan untuk jarak pendek tetapi bervolume besar, pengangkutan dilakukan dengan mesin - mesin mekanis. Untuk wilayah yang mempunyai saluran air khusus sampah maka untuk sampah yang mengapung diangkut menggunakan tenaga aliran air, untuk sampah ringan dan kecil diangkut menggunakan tenaga aliran udara (pneumatic), untuk sampah dengan volume lebih besar, diangkut dengan otomotif/ kendaraan bermotor/ truk, sedangkan pengangkutan menggunakan kereta api digunakan untuk jarak yang jauh, dan pengangkutan dengan kapal laut, untuk negara - negara lain yang membutuhkan sampah.

SIMPULAN

Dari hasil survei dan penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Khairat Kota Pontianak 2016, dapat disimpulkan sebagai berikut:

Sumber timbulan sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat berasal dari asrama (83,7%), kelas (4,5%), aula (3,84%), halaman (3,2%), masjid (2%), kantor (1,5%), tempat mandi (1,16%) dan kantin (dibakar).

Tempat Penyimpanan Sampah Sementara di Pondok Pesantren Darul Khairat hanya ada 30 tempat sampah yang seharusnya pesantren tersebut harus menyediakan tempat penyimpanan sampah sementara sebanyak 60, pada saat ini pondok pesantren hanya memiliki tempat penyimpanan sampah dengan presentase 50% dari seharusnya. Tempat penyimpanan sampah yang di pakai antara lain antara lain: keranjang plastik, keranjang rotan, drum plastik dan bak plastik yang belum memenuhi syarat.

Pengumpulan Sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) yang mendatangi tiap-tiap tempat penyimpanan sampah sementara/sumber sampah. Sampah di kumpulkan selama 1 x 24

(7)

jam pada pagi dan siang hari dan di buang/diangkut ke TPS pada malam hari.

Pengangkutan Sampah di Pondok Pesantren Darul Khairat dilakukan oleh petugas kebersihan (santri) sebanyak 5 orang menggunakan gerobak sebagai alat angkut sampah dengan cara didorong.

Pondok Pesantren Darul Khairat tidak melakukan pengolahan kembali sampah yang dihasilkan baik sampah organik dan anorganik.

Proses Pembuangan Akhir di Pondok Pesantren Darul Khairat dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara) Sungai Jawi yang berjarak ± 500 Meter dari Pondok Pesantren Darul Khairat.

Pesantren harus memiliki tempat penampungan sampah sementara yang memenuhi syarat seperti memiliki penutup, dan kedap air, sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiaknya vektor dan tidak banyak sampah yang berserakan.

Pesantren harus selalu menghimbau kepada santri dan santriwati untuk selalu membersihkan tempat sampah dan pesantren dapat menyediakan lebih banyak tempat sampah untuk proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik.Kepada petugas kebersihan (santri) untuk menggunakan APD pada saat proses pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Azalludin, 2009.Pengelolaan sampah diakses pada: http://azaluddinepid.bl ogspot.com/ 2009/12/pengelolaan-sampah.html, Pontianak 28 juni 2016

Pondok Pesantren Darul Khairat. 2016. Profil Pondok Pesantren. Pontianak.

SNI, 2002. SNI 19-2454- tentang Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum.

Susan, 2013. Sistem Pengolahan Sampah diakses pada : http://susanaasgun.

blogspot.com/2013/11/sistem-pengelolaan-sampah.html , Pontianak 28 juni 2016

Viva News, 2012. Ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup tentang produksi sampah penduduk Indonesia perorang perhari. Jakarta.

Widyatmoko, 2002. Menghindari, Mengolah Dan Menyingkirkan Sampah, Abadi Tandur. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang digunakan dalam promosi Pondok Pesantren Darul Muttaqien berdasarkan bauran promosi yang tersedia berjalan dengan baik meski tanpa ada perencanaan

brand yang tidak mencitrakan Darul Arqam sebagai Pondok

Berdasarkan dari uraian dan pembahasan mengenai Budaya Organisasi Pondok Pesantren Darul Falah Kecamatan Teluk Betung Barat Bandar Lampung yang sudah dikemukakan

Sedangkan metode yang digunakan dalam pondok pesantren Darul Qur’an sementara ini belum ada sampai sekarang dan baru-baru ini pondok pesantren Darul Qur’an akan

Khadiq Muakrom (063311042) Pola Kepemimpinan Pengasuh Pondok Pesantren Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di pondok pesantren Darul Mukhlisin Kota Kendari 2017 mendapatkan hasil bahwa kurangnya peronal hygiene yang

Suharudin: Manajemen, Sumber daya Manusia di Pondok Pesantren Modern Darul Istiqamah dan Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih Barabai)., di bawah bimbingan (I)

Konteks Penelitian Fenomena nikah massal yang terjadi di Pondok Pesantren Darul Falah Sidoarjo Selanjutnya disebut dengan PP Darul Falah, dilaksanakan oleh pengasuh pondok pesantren.1