• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 KONSEP DESAIN. Pada tahun 1926 Robert Grierson menjabarkan definisi atau kriteria film dokumenter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 KONSEP DESAIN. Pada tahun 1926 Robert Grierson menjabarkan definisi atau kriteria film dokumenter"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Film Dokumenter

Pada tahun 1926 Robert Grierson menjabarkan definisi atau kriteria film dokumenter yaitu “Karya film dokumenter merupakan sebuah ‘laporan aktual yang kreatif’ (creative treatment of actuality).” Kriteria ini dijabarkan pada saat Robert Grierson mengulas film Moana karya Robert Flaherty.

Empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film nonfiksi adalah :

- Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa intepretasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi latarbelakang

(setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya)

- Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata (realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif). Bila film dokumenter memiliki intepretasi kreatif, maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interpretasi imajinatif

- Sebagai sebuah film nonfiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya, dan

(2)

- Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot, dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.

Di tahun 1990-an lahir Hybrid Doucmentary Form, yaitu gaya kemasan baru pada dokumenter yang mencangkok berbagai bentuk media audio-visual, termasuk gaya bertutur fiksi, untuk menciptakan daya tarik bagi penonton atau pemirsa untuk tujuan komersial. Dokumenter seri televisi berjudul America pada tahun 1989 yang memperkenalkan gaya ini. Gaya ini juga disebut Postmodern Documentary atau Neo-Documentary.

Animasi dokumenter adalah salah satu bentuk perkembangan dari film dokumenter, yang tetap memiliki sifat sebuah film dokumenter yaitu untuk mendokumentasikan realitas, memaparkan sebuah kejadian, sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi. Kees Driessen mengukapakan : “When you think of documentaries, you think of realism, reality, of going outside and capturing what’s going on in the world. Animation pre-eminently falls under the domain of fantasy, of imagination, of staying inside and painstakingly inventing a world, frame by frame. But just as there are different forms of documentaries, animation is more than just talking mice. Just as the boundary between documentary and feature film is not always so clear-cut, there is also an overlap between documentary and animation.” Dari penuturannya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah film dokumenter yang biasanya selalu berhubungan dengan realisme atau kenyataan dan Animasi yang biasanya berhubungan dengan khayalan atau fantasi dapat saling melengkapi.

(3)

Contoh film animasi dokumenter antara lain adalah: The Sinking of Lusitania (1918), Abductees (2005) karya Paul Vester, Selain itu ada juga Waltz With Bashir (2008) yang masuk dalam nominasi Academy Awards sebagai Best Foreign Languages Film menceritakan tentang perang Libanon di tahun 1982 dibuat dalam bentuk animasi sepenuhnya.

4.1.2 Bentuk Bertutur Film Dokumenter

Beberapa contoh bentuk bertutur dalam film dokumenter antara lain adalah :

1. Laporan Perjalanan. Penuturan model laporan perjalanan mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh

2. Sejarah. Merepresentasikan fakta sejarah sesuai dengan periode (waktu peristiwa sejarah), tempat (lokasi peristiwa sejarah), dan pelaku sejarah.

3. Potret/Biografi. Representasi kisah pengalaman hidup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang riwayat hidupnya dianggap hebat, menarik, unik, atau menyedihkan

4. Perbandingan. Mengetengahkan perbedaan situasi atau kondisi, dari satu objek/subjek dengan yang lainnya.

5. Kontradiksi. Dari sisi bentuk maupun isi, tipe ini memiliki kemiripan dengan tipe perbandingan; hanya saja tipe kontradiksi cenderung lebih kritis dan radikal alam mengupas permasalahan.

(4)

6. Ilmu Pengetahuan. Menyampaikan informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu.

7. Nostalgia. Mengangkat suatu kisah kilas-balik

8. Rekonstruksi. Pecahan-pecahan atau bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disususun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah.

9. Investigasi. Mengetengahkan adegan-adegan terhadap sebuah persitiwa yang coba diungkap karena masih menjadi misteri atau tidak pernah terungkap jelas.

10. Association Picture Story. Disebut sebagai film eksperimen atau film seni.

Gabungan gambar, music dan suara atmosfer (noise) secara artisitik menjadi unsur utama.

11. Buku Harian. Penuurannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi.

12. Dokudrama. Rekonstruksi suatu peristiwa atau potret mengenai seseorang yang

direpresentasikan secara kreatif, dalam tipe ini subjek yang berperan adalah artis film karena gaya bertutur ini memiliki motivasi komersial.

Dari beberapa gaya bertutur dalam film dokumenter tadi, dalam tugas akhir ini penulis mencoba mengangkat tema dokumenter Tan Malaka ini dengan cara bertutur utama yaitu Biografi, dengan merepresentasi kisah pengalaman hidup Tan Malaka ke dalam bentuk animasi.

(5)

4.1.3 Teori Warna

Scott Mcloud dalam bukunya understanding comics (1993) menjelaskan bahwa dengan warna sebuah komik dapat menjadi lebih menarik perhatian dapat memberikan beberapa pengaruh, dimana hal ini juga dapat diterapkan ke dalam animasi. Puguh Raharjo dalam bukunya Step by Step Digital Coloring (2003) juga menjelaskan bahwa warna juga dapat memberikan atau membangkitkan suasana tertentu. Dalam lingkup tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa komposisi yang disesusaikan pada setiap adegan yang ada untuk memberikan kesan atau untuk memberikan suasana tertentu. Dalam buku DC Comics Guide to Coloring and Lettering diterangkan bahwa ada 5 prinsip dasar yaitu :

1. Hue

2. Complementary

3. Value

4. Intensity

5. Color Temperature

4.1.4 Metode Pipeline Film Animasi Dokumenter

Dalam tahap ini, akan menjabarkan proses pembuatan yang dilakukan dalam pembuatan film animasi dokumenter, dengan urutan sebagai berikut :

(6)

4.1.4.1Tahap Pra Produksi

1. Brainstroming, Mind Mapping dan Pencarian Ide

Pencarian ide cerita untuk diangkat ke dalam film dokumenter berdasarkan dari apa yang dilihat atau didengar, bukan berdasarkan suatu khayalan imajinatif. Serta melakukan pendekatan kreatif terhadap isu yang akan diangkat.

2. Riset

Mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mngenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diketengahkan.

3. Treatment

Menentukan arahan dalam pembentukan visual dan narasi dari film animasi dokumenter yang akan dibuat.

4. Penulisan Naskah

Menuliskan pembuatan cerita dari hasil riset sehingga menjadi sebuah alur cerita yang menarik dalam sebuah film animasi dokumenter.

5. Storyboard

Menggambarkan visual awal dari tiap adegan, sesuai dengan alur cerita yang telah dibuat.

(7)

4.1.4.2 Tahap Produksi

Tahap pembuatan segala sesuatu yang akan dimasukan ke dalam film animasi dokumenter.

1. Character Design dan Visual Element Prdouction

Membuat Karakter-karakter yang nantinya akan dimasukan ke dalam film animasi dokumenter, serta pembuatan setting, perancangan judul, teks dan mood. Dalam film animasi dokumenter ini pengerjaan akan menggunakan ilustrasi manual dengan bantuan software Adobe Photoshop untuk pewarnaan

2. Voice Over

Proses perekaman suara narator yang akan digunakan ke dalam film.

3. Animasi tahap awal

Membuat animasi dari gerakan-gerakan karakter-karakter serta elemen visual lain yang ada dalam film

(8)

4.1.4.3Tahap Pasca Produksi

Pada tahap ini semua hasil produksi dilakukan finalisasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

1. Compositing dan Editing

Gambar yang telah dibuat di compose untuk menjadi sebuah animasi yang bercerita setelah itu dilakukan editing untuk membentuk alur cerita. Proses dilakukan dengan Adobe After Effects dan Adobe Premiere Pro

2. Sound Editing/ Penambahan Scoring

Melakukan editing terhadap elemen-elemen suara yang akan dimasukan ke dalam film, serta menambahkan elemen-elemen suara lain untuk mendukung mood dalam film.

3. Final Render

Melakukan render terakhir untuk finalisasi kesuluruhan film agar dapat ditayangkan.

(9)

4.2Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

Melihat tema Tan Malaka yang akan diangkat merupakan tema sejarah, yang harus dilakukan adalah dengan membuat strategi komunikasi yang semenarik mungkin agar tema yang sejarah ini dapat dinikmati oleh para audiensnya, dan tujuan dari pembuatan film animasi dokumenter ini dapat tercapai.

4.2.1.1 Fakta Kunci

1. Tan Malaka adalah salah satu tokoh penting bagi bangsa Indonesia,dilihat dari perjalanan hidupnya ia banyak memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia terutama dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia untuk lepas dari penajajah.

2. Tan Malaka kerap dihubungkan sebagai pemberontak dan PKI, padahal pada akhirnya ia berseberangan dengan partai tersebut.

3. Sejarah Tan Malaka dihapuskan dari buku-buku sejarah oleh pemerintah yang sempat berkuasa, padahal Tan Malaka adalah salah satu pahlawan nasional.

4. Karena terhapusnya nama Tan Malaka dari sejarah, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui mengenai beliau.

(10)

4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan

Masalah yang dikomunikasikan adalah tentang perjalanan hidup Tan Malaka, dimana masih banyak yang belum diketahui banyak orang, yang meliputi profil-pribadinya, organisasi/institusi yang pernah diikutinya, prestasi dan kontribusinya, karya-karya pentingnya, serta tokoh-tokoh penting yang berkaitan dengannya. Dimana hal-hal tersebut berhubungan dengan sisi nasionalisme perjuangan Tan Malaka terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia.

4.2.1.3 Tujuan Komunikasi

1. Menginformasikan audiens tentang perjalanan hidup Tan Malaka.

2. Membuka wawasan audiens tentang hal-hal yang berkaitan dengan perjalanan hidup Tan Malaka dan perjuangannya.

3. Meningkatkan rasa kebanggaan, kekaguman dan rasa hormat para audiens dalam menghargai tokoh-tokoh pahlawan bangsa, sehingga bisa memetik nilai-nilai positif darinya.

4.2.1.4 Profil Target Audiens

4.2.1.4.1 Target Primer

(11)

a. Usia 17-25 tahun

b. Laki-laki dan Perempuan

c. Warga Negara Indonesia, semua golongan, ras dan agama

d. Tingkat pendidikan SMA hingga Perguruan Tinggi

e. Status ekonomi menengah hingga menengah keatas (B-A)

2. Geografi

Masyarakat yang tinggal di Jakarta dan kota besar lainnya

3.Psikografi

Memiliki ketertarikan terhadap sejarah, ilmu pengetahuan,

film, komik, dan animasi.

4.2.1.5 Judul Film

Judul film yang digunakan penulis adalah, Tan Malaka dengan sub judul yang bergelap dalam terang, judul ini digunakan diinspirasi salah satu kutipan kalimat dari Tan Malaka yang berbunyi “Bergelap-gelaplah dalam terang dan berterang-teranglah dalam gelap”. Melalui Judul ini, penulis mengasosiasikan Tan Malaka sebagai pahlawan yang masih “gelap” (tidak dikenal, dilupakan) bila dibandingkan dengan tokoh atau pejuang lain, di zaman Indonesia yang sudah “terang” atau merdeka ini, yang juga merupakan cita-cita Tan Malaka.

(12)

4.2.1.6Sinopsis Cerita

Dalam perjalanannya menuju kemerdekaan, Indonesia telah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang antara lain adalah para Bapak Pendiri Bangsa yaitu Soekarno, Hatta, Sjahrir dan satu yang belum dikenal masyrakat banyak adalah Tan Malaka. Tan Malaka adalah tokoh pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat pemikiran-pemikiran, karya-karya, tindakan-tindakan dan gagasan-gagasannya yang ternyata banyak memberi pengaruh terhadap tokoh atau pahlawan lain dan kemerdekaan bangsa Indonesia. Tan Malaka juga dikenal sebagai orang yang pantang menyerah dan radikal dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari cengkeraman penjajah, karenanya Tan Malaka sempat diusir dan dibuang ke luar negeri. Ia juga sempat berganti-ganti profesi dan mahir dalam melakukan penyamaran. Namun nasib Tan Malaka berakhir cukup tragis dimana ia tewas oleh bangsa yang selama ini ia perjuangkan karena oposisinya terhadap pemerntah pada saat itu. Sayangnya Tan Malaka sendiri tidak banyak dikenal atau diketahui banyak orang terutama para generasi muda sekarang, karena namanya dihapuskan dari buku-buku sejarah, pada saat orde baru berkuasa. Hal ini amat disesalkan karena tokoh Tan Malaka ini perannya sangat banyak bagi bangsa Indonesia. Melalui film ini akan diceritakan tentang perjalanan hidup Tan Malaka meliputi pribadi, pemikiran, kegiatan politik, karya dan tokoh-tokoh lain yang berhubungan dengannya, dan terutama tentang kontribusinya terhadap bangsa Indonesia ini.

(13)

4.2.1.7Pendekatan Rasional dan Emosional

4.2.1.7.1 Pendekatan Rasional

Dengan menceritakan fakta-fakta sejarah dengan animasi, penulis akan menyampaikan perjalanan kehidupan Tan Malaka meliputi pribadi, pemikiran, kegiatan politik, karya dan tokoh-tokoh lain yang berhubungan dengannya, terutama tentang kontribusinya terhadap bangsa Indonesia ini.

4.2.1.7.2 Pendekatan Emosional

Melalui animasi yang dirancang oleh penulis, maka yang diharapkan adalah film ini dapat memberi rasa kekaguman dan menimbulkan rasa hormat sehingga dapat menghargai tokoh pahlawan, dalam hal ini adlaah Tan Malaka.

4.2.1.8Treatment

Penulis menggunakan alur yang maju (linier) dalam penceritaan kisah Tan Malaka ini. Penulis membagi cerita film dokumenter ini ke dalam beberapa bagian cerita, dimana tiap-tipa bagian ini memiliki pembahasan cerita tersendiri. Bagian-bagian tersebut antara lain :

(14)

1. Bagian Pertama : ( Opening ) Para Pahlawan di Indonesia

Pada bagian ini akan menjelaskan bahwa dalam usaha mencapai kemerdekaanya Indonesia dikenal mempunyai 4 serangkai Bapak bangsa Pendiri Republik yaitu : Soekarno (Presiden Pertama), Mohammad Hatta (Wakil Presiden Pertama), Sutan Sjahrir (Perdana Menteri Pertama) hingga akhirnya menjelaskan ada satu tokoh yang masih belum banyak dikenal yaitu Tan Malaka. Lalu masuk ke Opening.

2. Tan Malaka Muda

Menginformasikan tentang siapa itu Tan Malaka, masa kecil dan mudanya (lahir,pendidikan, awal mula terjun ke politik) .

a. Masa kecil Tan Malaka di Suliki Sumatra Barat

b. Kecerdasannya di Sekolah sehingga ia mendapat beasiswa ke Belanda

c. Kehidupannya di Belanda dan awal mula ia mengenal politik

d. Kembali ke Indonesia

3. Perjalanan dan Perjuangan Tan Malaka:

Menceritakan tentang awal mula karir Tan Malaka hingga petualangannya keluar negeri dan juga karya-karya yang pernah ia hasilkan selama

(15)

perjalanannya tersebut. Serta Menceritakan perjuangannya dalam membantu kemerdekaan Indonesia dengan, menceritakan karya-karya, dan kontribusinya yang telah ia hasilkan kepada bangsa Indonesia

a. Pergi Ke Jawa lalu mendatangai kongres SI dan Membuka sekolah rakyat bersama Semaun

b. Tan Malaka ditangkap pemerintah kolonial hingga akhirnya dibuang ke Belanda

c. Perjalanan Tan Malaka di luar negeri menjadi wakil Indonesia dalam kongres komunis Internasional

d. Perjalanan Tan Malaka berpindah-pindah tempat dari cina, Filipina, hongkong, singapura, Burma dengan penyamaran-penyamarannya dan karya-karya yang ia buat, yang memberi pengaruh bagi bangsa Indonesia.

e. Ketidak setujuannya akan rencana pemberontakan PKI yang membuat ia dan PKI akhirnya berseberangan.

f. Kembali ke Indonesia, membuat karya besarnya, Madilog. di desa Rawajati, Kalibata, Jakarta.

4. Penangkapan dan Kematian Tan Malaka.

Menceritakan tentang dipenjarakannya Tan Malaka di Indonesia, sampai pada kematiannya.

(16)

a. Pembentukan Persatuan Perjuangan karena ketidak setujuannya akan usaha diplomasi pemerintah Indonesia dengan penjajah, hingga akhirnya ia dipenjara karena menjadi oposisi pemerintah

b. Keluarnya Tan Malaka dari penjara dan memutuskan untuk ikut perang gerilya, dimana akhirnya ia mati dieksekusi.

5. Paska Kematian Tan Malaka

Menceritakan tentang apa yang terjadi setelah kematiannya, perlakuan pemerintah terhadapnya dan tentang kondisi Indonesia setelah keamtiannya.

a. Diangkatnya Tan Malaka sebagai pahlawan nasional

b. Pemerintahan Orde Baru yang menghapuskan namanya dari buku-buku sejarah, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. Hingga akhirnya pemerintahan Orde Baru jatuh dan pada masa reformasi buku-bukunya mulai dapat ditemukan.

c. Karya-karya Tan Malaka mulai dicari oleh banyak orang

(17)

Diagram tensi cerita per bagian

Diagram 1.1

4.2.1.9Karakter Dalam Film

Karakter-karakter utama yang ada pada film animasi dokumenter yang akan dibuat adalah :

1. Karakter Tan Malaka kecil/muda, dewasa, dan tua

Sebagai karakter utama yang akan muncul dalam setiap bagian-bagian cerita.

2. Karakter-karakter yang berhubungan dengan Tan Malaka, (contoh: Soekarno, Soedirman, Hatta, Semaun, D.N Aidit, dan lain-lain).

Elemen-elemen visual utama yang akan ditampilkan adalah gambar-gambar atau ilustrasi yang disesuaikan dan dibutuhkan dengan teknik Motion Comic yang digunakan

(18)

dalam film animasi dokumenter ini. Selain itu juga dibantu oleh foto, image dan footage yang kira-kira akan dibutuhkan.

4.2.2 Strategi Desain

Animasi dokumenter ini menggunakan visual dan narasi dalam membentuk penceritaanya sehingga komposisi dan koordinasi antara visualisasi dan narasi akan dibuat saling berhubungan.

4.2.2.1 Perancangan Visual

4.2.2.1.1 Pemilihan Style atau Gaya gambar

Dalam penggambaran ilustrasi atau gambar-gambar yang ada dalam film ini penulis memilih gaya gambar semi-realis, dengan acuan gaya yang biasa digunakan oleh illustrator Will Eisner.

(19)

Acuan Gaya Gambar Illustrasi Will Eisner

(20)

4.2.2.1.2 Pemilihan Warna

Untuk mengejar mood klasik dan kesan sejarah atau film lama, Warna-warna yang akan digunakan dalam film animasi dokumenter ini adalah warna-warna dull color untuk mengejar mood masa lalu, yang cocok digunakan untuk sebuah kisah sejarah.

Acuan Mood Warna

(21)

4.2.2.1.3 Pemilihan Typeface

Jenis huruf yang dipilih adalah huruf-huruf dekoratif yaitu font kingthings typewriter untuk memberikan keterangan tempat dan waktu, karena mood yang sesuai dengan tema yang berhubungan dengan sejarah.

Gambar 2.3 Contoh Font Kingthings Typewriter

Dan jenis huruf bookman old style untuk kutipan dari kata-kata seorang tokoh. Serta memberikan keterangan-keterangan lain, yang berhubungan dengan cerita.

(22)

4.2.2.2 Perancangan Motion Style

Penulis menggunakan teknik motion comic atau illustrated film dalam film animasi dokumenter ini. Dengan teknik ini pergerakan kamera lebih dominan dibandingkan dengan gerakan-gerakan karakter yang dianimasikan. Karakter-karakter dalam animasi dokumenter ini bersifat ilustrasi 2D. Teknik ini digunakan untuk memberikan keunikan dan untuk memberikan mood yang sifatnya ilustratif atau comical dan dipadukan dengan narrator.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh gaya gambar Will Eisner
Gambar 2.2 Contoh Mood Warna Metal Gear Solid
Gambar 2.4 Contoh Penggunaan font Bookman Old Style

Referensi

Dokumen terkait

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan BNT pada taraf a = 5%; P1 = Tanpa

PENERAPAN METODE CONTEXTUAL TEACHING LEARNING MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTURE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MEMBUAT ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DI.

1.Isi spesifik dari berkas rekam medis pasien ditentukan oleh RS 2.RM berisi informasi yg memadai utk mengidentifikasi pasien, 3.RM berisi informasi yg memadai untuk

[r]

===Bahan pengikat untuk es krim; Sushi; ampas sake (untuk makanan); bahan campuran es krim; bahan campuran serbat; bahan dasar saus; bahan dasar saus berbentuk bubuk; bahan

Analisis kesesuaian lahan pesisir dan laut GPP Padaido untuk berbagai peruntukkan; pariwisata pesisir, budidaya rumput laut, budidaya teripang, budidaya ikan dalam keramba

Dalam pandangan keagamaan banyak ulama masa tabi’in itu, bersama dengan masa para sahabat sebelumnya dan masa tabi’ tabi’in (tābi‘ al-tābi‘īn “para pengikut dari

Memutus dan menyatakan bahwa sepanjang Pasal 7A ayat (1) Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah