• Tidak ada hasil yang ditemukan

328605835-MAKALAH-Vulkanisme.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "328605835-MAKALAH-Vulkanisme.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI 1

KATA PENGANTAR 2

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1. Latar Belakang Masalah 3

1.2. Rumusan Masalah 4

1.3. Tujuan Penelitian 4

BAB II ISI 5

2.1. Pengertian Vulkanisme dan Vulkanik 5

2.2. Ciri-ciri Bentuk Lahan Vulkanik 5

2.3. Proses Terbentuknya Ekstrusi Magma 7 2.4. Akibat yang ditimbulkan dari Vulkanisme 14

2.5. Upaya Pengendalian Vulkanisme 16

2.6. Manfaat Vulkanisme 17

2.7. Hubungan Fisika Dengan Vulkanisme 18

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan 21

3.2 Saran 22

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Vulkanisme”.

Saya menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sermua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palu, 7 September 2016

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia sangat banyak dijumpai gunung api dan batuan gunung api diantaranya banyak yang tergolong aktif yang tersebar di kepulauan wilayah Indonesia. Sehingga sebagian besar tanah yang ada di Indonesia menjadi subur karena materi yang dikeluarkan gunung api tersebut ketika erupsi bersifat menyuburkan tanah. Daerah-daerah yang terpengaruh oleh vulkanisme tanahnya bersifat subur, di tempat-tempat inilah terjadi pemusatan pemukiman penduduk. Sehingga sebagian besar rakyat Indonesia bergerak disektor pertanian. Akibat dari erupsi magma menimbulkan dampak negatif dan positif . Dampak negatif nya adalah jatuhnya korban jiwa,hilangnya mata pencaharian dan harta benda . Namun , hal itu juga menimbulkan dampak positif seperti dapat menyuburkan lahan yang terkena erupsi, meskipun membutuhkan waktu yang lama.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat diangkat antara lain sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan lahan vulkanis? 2. Apa ciri – ciri bentuk dari lahan vulkanis? 3. Bagaimana proses terjadinya erupsi magma ? 4. Apa saja jenis-jenis erupsi magma ?

5. Apa masalah yang ditimbulkan oleh vulkanisme ? 6. Bagaimana upaya pengendalian bahaya vulkanik ?

7. Apa saja manfaat yang di timbulkan dari gejala vulkanisme ? 8. Bagaimana keterkaitan fisika dengan vuklanisme

1.3. Tujuan

1. Mengetahui bentuk lahan asal vulkanis. 2. Mengetahui ciri – ciri bentuk lahan vulkanis. 3. Mengetahui proses terjadinya erupsi magma. 4. Mengetahui jenis-jenis erupsi magma .

5. Mengetahui akibat yang di timbulkan oleh vulkanisme. 6. Mengetahui upaya pengendalian bahaya vulkanik .

7. Mengetahui manfaat-manfaat yang ditimbulkan dari gejala vulkanisme 8. Mengetahui keterkaitan fisika dengan vulkaisme

(4)

BAB II ISI

2.1. Pengertian Vulkanisme dan vulkanik

Vulkanik didefinisikan sebagai tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunung api yang berasal dari dalam bumi, jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung serta bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh

(5)

timbunan rempah gunungapi. Definisi yang lain menyatakan bahwa gunungapi ialah tempat dimana magama keluar kepermukaan bumi.Dari definisi diatas bahwa bentuk luar dari suatu gunungapi tidak perlu berbentuk kerucut melainkan dapat berbentuk lain yaitu hanya berupa lubang kepundan saja atau bentuk lain sebagai rekah memanjang.

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.

Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

2.2. Ciri-ciri bentuk lahan vulkanik

Tanah vulkanik merupakan tanah yang terbentuk dari material-material letusan gunung api. Material ini kemudian lapuk dengan berjalannya waktu sehingga menjadi tanah yang sangat tinggi unsur haranya. Tanah ini banyak dijumpai pada wilayah-wilayah sekitar lereng gunung berapi.

Ketika sebuah gunung api meletus, ia akan memuntahkan aneka partikel yang panas ke udara. Salah satu material yang dikeluarkan gunung api adalah abu vulkanis. Ketika pertama kali muncul, abu yang sangat panas dan pekat ini bisa membahayakan. Namun, begitu kondisi mendingin, abu yang melapisi permukaan tanah tersebut bisa meningkatkan kesuburan tanah. Lapisan tanah yang dilapisi abu vulkanik tersebut sangat kaya mineral dan bisa menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.

Lapisan tanah vulkanik gembur serta berwarna hitam. Pada lapisan subsoil mempunyai warna kecoklatan dan terasa licin apabila di gosok di antara jari-jari.

(6)

Bulk densitnya sangatlah rendah (<0,85). Daya tahan air sangat tinggi dan perkembangan struktur tanah baik.

Dari itulah dapat kita dlihat bahwa pada kawasan lereng-lereng gunung yang pernah terjadi letusan gunung api, lahan pertaniannya sangatlah subur.

Indonesia kaya akan sumber daya alam . Lahan pertanian dan perkebunan luas di seluruh pelosok negri. Tidak heran jika Negara Indonesia di sebut Negara agraris. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya tanah vulkanis di wilayah kepulauan Indonesia yang terbentuk dari materiletusan gunung berapi.

Materi yang terbentuk dari abu vulkanik tersebut di muntahkan ke daratan, kemudian mengalami pelapukan kemudian membentuk mineral dan unsure hara yang berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah

Ciri-ciri tanah vulkanik : 1. Tanah nya subur

2. Mengandung unsure hara yang tinggi

3. Merupakan hasil materi letusan gunung berapi 4. Mudah menyerap air

5. Tanahnya berwarna lebih gelap 6. Terdapat disekitar gunung berapi

Tanah vulkanis dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi yang meletus. Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahna mineral. Lapisan tanah yang di lapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral dan bisa menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.

Tidak mengherankan jika banyak orang yang tetap memilih untuk tinggal di sekitar gunung berapi. Meskipun letusan gunung berapi sangat menakutkan dan

(7)

membahayakan, namun manfaatnya sangat banyak untuk lahan pertanian. Daerah-daerah pertanian yang di usahakan di wilayah bertanah vulkanis banyak terdapat diIndonesia , yang memang memiliki banyak gunung berapi aktif. Misalnya di bagian utara pulau Jawa , Sumatera , Bali, Lombok, Halmahera, Sulawesi dll. Pulau Jawa dan Sumatera yang memiliki lebih banyak gunung berapi.

2.3. Proses Terbentuknya Ekstrusi Magma

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:

2.3.1. Berdasarkan sifatnya

2.3.1.1. Erupsi eksplosif (letusan)

terjadi apabila letak dapur magma dalam dan volume gas besar, magma bersifat asam. Material yang dikeluarkan adalah piroklastik dengan kandungan S1O2 tinggi, misalnya bongkah, lapili, bom, pasir, abu dan debu. Bentuk Volkan adalah Sharp Cone.

2.3.1.2. Erupsi effusif (lelehan)

Terjadi karena letak dapur magma dangkal, volume gas kecil, magma bersifat basa. Material yang dikeluarkan berupa lava dengan kandungan S1O2. Bentuk volkan rounded cone.

2.3.1.3. Erupsi campuran

Terjadi karena letak variasi dapur magma, volume gas dan sifat magma bersifat intermedier tetapi biasanya cenderung basa. Bentuk Volkan Strato.

2.3.2. Berdasarkan bentuk dan lokasi kepundan 2.3.2.1. Erupsi Linear

(8)

Terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

2.3.2.2. Erupsi Areal

Terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.

(9)

Terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.

2.3.3. Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya 2.3.3.1. Gunung Api Perisai

Berbentuk kerucut dengan lereng landai dan aliran lava panas dari saluran tengah.Daerah persebaran magma luas serta proses pendinginan dan pembekuannya pelan. Frekuensi letusan umumnya sedang dan pelan dengan jumlah cairan lava cair yang banyak. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer. Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya: Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.

(10)

2.3.3.2. Gunung Api Kubah

Gunung ini berbentuk kerucut cembung (konvek) dengan lereng curam.Aliran lava yang kental dari saluran pusat mengakibatkan aliran lava lambat dan membentuk lapisan yang tebal. Proses pendinginan dan pembekuan lava cepat. Banyak lava yang membeku di saluran, akibatnya saluran menjadi tertutup.Letusan yang sangat keras dapat terjadi akibat tekanan dari dalam Bumi yang tersumbat. Seluruh bagian puncak gunung api pun dapat hancur dan lenyap seketika. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit. Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata). Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau Danau Eifel di Prancis.

2.3.3.3. Gunung Api Strato

Gunung ini mempunyai bentuk kerucut berlereng curam dan luas yang terdiri atas banyak lapisan lava yang terbentuk dari aliran lava yang berulang-ulang.Lava dapat mengalir melalui sisi kerucut.Sifat letusan keras. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya berlapis-lapis dan terdiri dari

(11)

bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru, Merbabu, Kelud, dan lain-lain.

2.3.4. Berdasarkan Letusnya 2.3.4.1. Tipe Hawaii

Tipe gunung api ini dicirikan dengan lavanya yang cair dan tipis, dan dalam perkembangannya akan membentuk tipe gunung api perisai. Tipe ini banyak ditemukan pada gunung api perisai di Hawaii seperti di Kilauea dan Maunaloa. Contoh letusan tipe Hawai di Indonesia adalah pembentukan plato lava di kawasan Dieng, Jawa Tengah.

(12)

Tipe ini sangat khas untuk gunung Stromboli dan beberapa gunung api lainnya yang sedang meningkat kegiatannya. Magmanya sangat cair, ke arah permukaan sering dijumpai letusan pendek yang disertai ledakan.Bahan yang dikeluarkan berupa abu, bom, lapilli dan setengah padatan bongkah lava.Contoh letusan tipe Stromboli di Indonesia adalah Gunung Raung di Jawa.

2.3.4.3. Tipe Vulkano

Tipe ini mempunyai ciri khas yaitu pembentukan awan debu berbentuk bunga kol, karena gas yang ditembakkan ke atas meluas hingga jauh di atas kawah.Tipe ini mempunyai tekanan gas sedang dan lavanya kurang begitu cair.Di samping

mengeluarkan awan debu, tipe ini juga menghasilkan lava.Berdasarkan kekuatan letusannya tipe ini dibedakan menjadi tipe vulkano kuat (Gunung Vesuvius dan Gunung Etna) dan tipe Vulkano lemah (Gunung Bromo dan Gunung

Raung).Peralihan antara kedua tipe ini juga dijumpai di Indonesia misalnya Gunung Kelud dan Anak Gunung Bromo.

(13)

2.3.4.4. Tipe Perret

Letusan gunung api tipe perret adalah mengeluarkan lava cair dengan tekanan gas yang tinggi. Kadang-kadang lubang kepundan tersumbat, yang menyebabkan terkumpulnya gas dan uap di dalam tubuh bumi, akibatnya sering timbul getaran sebelum terjadinya letusan.Setelah meletus material-material seperti abu, lapili, dan bom terlempar dengan dahsyat ke angkasa. Contoh letusan gunung api tipe perret di Indonesia adalah Gunung Krakatau yang meletus sangat dahsyat pada tahun 1873, sehingga gunung Krakatau (tua) itu sendiri lenyap dari permukaan laut, dan mengeluarkan semburan abu vulkanik setinggi 5 km.

2.3.4.5. Tipe Merapi

Dicirikan dengan lavanya yang cair-kental.Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah.Contoh letusan tipe Merapi di Indonesia adalah Gunung Merapi di Jawa Tengah dengan awan pijarnya yang tertimbun di lerengnya menyebabkan aliran lahar dingin setiap tahun. Contoh yang lain adalah Gunung Galunggung di Jawa Barat.

(14)

2.4. Akibat yang di timbulkan oleh vulkanisme

Pengaruh kegiatan volkanisme selain menguntungkan ternyata bisa menimbulkan masalah terutama terhadap lingkungan di sekitarnya. Gunung api khususnya saat meletus dapat membahayakan dan mengancam jiwa. Bahaya tersebut diantaranya:

1. Pada waktu terjadi letusan, semburan lapili, dan pasir panas dapat merusak bangunan,lahan pertanian, tanaman, bahkan h ewan di sekitar gunung api. Abu vulkanik yang biasanya menyebar secara luas juga dapat mangganggu dan mebahayakan penerbangan. Aliran lava dan lahar panas dapat merusak bangunan dan lahan pertanian yang dilaluinya.

2. Gas beracun yang dikeluarkan saat erupsi dapat mengancam mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya pada saat letusan kawah timbangan dan Sinila pada tahun 1979, sekitar 149 jiwa manusia meninggal akibat menghirup gas beracun. 3. Bahan yang dikeluarkan gunung berapi biasanya menumpuk dipuncak dan

lereng-lereng gunung. Pada waktu hujan bahan-bahan ini terbawa oleh air hujan menjadi lahar dingin.Lahar dingin akan merusak daerah yang dilaluinya seperti sungai,lahan pertanian, rumah,dan lain-lain. Missal lahr dingin Gunung Merapi di Jawa Tengah sering merusak daerah Magelang dan yogyakarta

Magma dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa

kegiatannya. Kegiatan itu sering disebut gejala pasca vulkanis. Dan Gejala Pasca vulkanis ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk gejala antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), dan geyser.

2.4.1. Sumber Gas

Gas yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah, dan lain-lain. Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh karena itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung, bisa memantau secara terus

(15)

menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga dapat memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.

2.4.2. Sumber Air Panas

Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar sebagai mata air panas.Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.

2.4.3. Sumber Air Mineral

Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung api, sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu Jawa Barat.

2.4.4. Geyser

Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.

2.5. Upaya Pengendalian Bahaya Volkanisme

Upaya pengendalian bahaya gunung api atau volkanisme dapat dilakukan dengan cara mitigasi yaitu tindakan untuk mengurangi dampak bencana kepada masyarakat. Upaya mitigasi yang dilakukan mengatasi bahaya volkanisme, diantaranya:

(16)

 pembangunan sabodam untuk mengendalikan lahar dingin dan banjir

 Penyusunan peraturan tata guna lahan agar masyarakat tidak mengembangkan pemukiman di daerah rawan bencana

 Pembuatan terowongan air untuk mengurangi volume air di danau kawah

 Penelitian bencana vulkanisme atau gunung api untuk menilai sehingga dapat diprediksi potensi bahaya yang akan datang

 Pembuatan peta kawasan rawan bencana gunung api atau volkanisme

 Pemantauan kegiatan gunung api atau vulkanisme

 Penyuluhan terhadap masyarakat tentang bahaya vulaknisme, penyuluhan ini dilakukan baik lansung maupun tidak langsung kepada penduduk di kawasan rawan bencana.

2.5.2. Tahap Kesiagaan

 Menyiapkan peralatan penanggulangan bencana untuk digunakan sewaktu-waktu

 Pelaksanaan evakuasi atau pengungsian

 Menyiapkan sistem peringatan dini

 Melakukan pelatihan penanggulangan bencana

2.6. Manfaatan Vulkanisme 2.6.1. Dapat menyuburkan tanah.

Ketika gunung api meletus banyak mengeluarkan abu vulkanik. Abu vulkanik ini pada awalnya menutupi daerah pertanian dan merusak tanaman yang ada . Namun dalam jangka waktu setahun atau dua tahun saja, tanah ini menjadi jauh lebih subur. Kesuburan ini dapat bertahan lama bahkan bisa puluhan tahun. Selain itu tanah material dari bahan volkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang bisa menyuburkan tanah.

2.6.2. Menghasilkan Bahan galian.

Bahan galian yang sangat berharga banyak dihasilkan dari gunung api. Pada saat gunung api masih aktif dihasilkan bahan galian seperti : belerang, pasir, batu bangunan, tras, batu apung, dan sebagainya. Sedangkan pada saat gunung api yang istirahat dapat dihasilkan bahan tambang seperti : emas, perak, besi, timah, marmer,

(17)

dan lainnya. Di samping itu banyak pula batuan malihan akibat persinggungan magma dengan mineral tertentu, sehingga terbentuk cadangan mineral baru yang lebih berharga, seperti tembaga, batu pualam, dan kokas.

2.6.3. Dapat Dijadikan Obyek wisata.

Gunung api juga dapat dijadikan sebagai tempat wisata. Seperti kawah Gunung Bromo di Jawa Timur atau Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat. Di sana dapat disaksikan kepundan yang menarik, pemandangan yang indah, hawa yang sejuk dan segar, aroma belerang, atau keanehan dan keindahan lain yang hanya bisa ditemukan di sekitar gunung api. Sehingga dapat menambah penghasilan (income) bagi penduduk yang ada di sekitarnya.

2.6.4. Area penyimpan air hujan.

Gunung api juga bermanfaat sebagai penyimpan air hujan yang baik. Dengan tanahnya yang subur, maka pada area pegunungan tumbuh suburnya berbagai tumbuhan dan menjadi hutan yang lebat. Inilah yang dimaksud dengan gunung berapi menjadi tempat reservoir air tanah yang sangat baik. Hutan lebat ini bisa menjadi sumber mata air yang sangat berguna terutama sebagai cadangan air di musim kemarau. Sedangkan pada saat musim hujan, hutan berfungsi sebagai tempat menyerap air dan menahan erosi/longsor sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.

2.7. Hubungan Fisika Dengan Vulkanisme

Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang fenomena yang terjadi alam. Vulkanisme juga merupakan salah satu fenomena alam yang dapat di jelaskan dengan fisika. Beberapa contoh fenomena yang dapat dijelaskan dengan fisika pada vulkanisme yaitu:

1. Pada proses erupsi magma ada magma yang ada magma yang cair dan ada juga yang kental. Hal tersebut berkaitan dengan viskositas. Dimana viskositas suatu magma di tentukan dari jenis bahan material yang melelah di lapisan tanah.jika masa jenis batuan yang meleleh besar maka viskositas magma yang akan keluar akan kental dan jika masa jenis batuan yang meleleh kecil maka viskositas magma yang akan keluar akan cair.

2. Terbentuknya gunung api kubah dan gunung api perisai karena kekentalan magma yang keluar. Dan jatuh ke dasar tanah. Dimana kekentalan juga mempengaruhi kecepan jatuhnya magma ketanah. Sesuai dengan persamaan

(18)

dari persamaan diatas jelas jika perbandingan antara kecepatan dan viskositas berbanding terbalik, dimana semakin kental viskositas suatu bahan baka kecepatan luncurnya juuga semkan lambat dan juga semakin rendah viskositas suatu bahan maka kecepatan luncurnya semakin besar.

3. Gambar dibawah ini merupakan ilustrasi vulkanisme

Pembahasan tentang fisika sampai terbentuknya gunung berapi bisa dilihat di gambar diatas. Telah di jelaskan pada makalah ini bahwa maga terbentuk di akibatkan karena batuan pada lapisan tanah.

 Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat.

 Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata.

 Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.

 Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.

 Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.

 Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari dapur magma sampai ke permukaan bumi.

 Pipa kawah terbentuk karena pada dapur magma memiliki tekanan yang tinggi sehingga membuat magma tertekan dan menuju ke luar lapisan tanah

(19)

 Kawah utama terbentuk karena pada lapisan bumi terdapat batuan yang jika di diamkan akan memanas, hal tersebut karena di dalam lapisan bumi terdapat lapisan-lapisan tanah sehingga pada lapisan bumi sangat panas untuk melelehkan batuan sekalipin

 Gunung api parasit terbentuk karena pada guunung api utama tidak mampu menerima dorongan dari dapur magma, segingga membuat aliran lava pada pipa lava mencari celah baru untuk dilewati.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Vulkanisme adalah berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan bumi. Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi yang terdapat di dalam kulit bumi, terdiri dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di dalamnya. Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma .Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Akibat yang di timbulkan oleh aktivitas vulkanisme adalah saat letusan semburan lapili dan pasir panas dapat membahayakan makhluk

(20)

disekitarnya, namun dengan berjalannya waktu dapat menyuburkan tanah di sekitarnya. Gas beracun yang dikeluarkan saat erupsi dapat membahayakan lingkungan sekitar dan bila terjadi hujan saat erupsi bisa mengakibatkan lahar dingin. Upaya pengendalian bahaya gunung api atau volkanisme dapat dilakukan dengan cara mitigasi yaitu tindakan untuk mengurangi dampak bencana kepada masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi mitigasi bencana dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap pencegahan dan tahap kesiagaan. Manfaat vulkanisme diantaranya adalah menyuburkan lahan, area penyimpanan air hujan, menghasilkan bahan galian, dan dapat dijadikan objek wisata.

Fisika dalam mengkaji gejala alam tidak luput dalam mengkaji vulkanisme bisa dilihat pada gamar dibawah. Penjelasan tenang terbentuknya bagian-bagian tersebut termasuk dari ruang ligkup fisika karna berhubungan dengan tekanan, gas, volume dan sebagainya yang merupakan hal yang di kaji dalam fisika

3.2. Saran

Karena pendapat dari masing-masing individu berfariasi maka penulis berharap saran mengenai pembahasan makalah vulkanisme ini demi kesempurnaan pembahsan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://geografi-geografi.blogspot.co.id/2011/06/vulkanisme.html. Diakases tanggal 7 Sep 2016

Dul, M. 2011. http://blogsidul.blogspot.co.id/2014/11/bentuk-lahan-vulkanis.html. Diakases tanggal 7 Sep 2016

Nurkholifah. 2016. http://nurkholifah97.blogspot.co.id/2016/05/makalah-tektonik-lempeng-dan-vulkanisme.html. Diakases tanggal 7 Sep 2016

Pradita, Angga. 2011.

http://anggapradita-angga.blogspot.co.id/2011/05/vulkanisme.html. Diakases tanggal 7 Sep 2016

(22)

Safria. 2015. http://safriandijack.blogspot.co.id/2015/05/vulkanisme-dan-gempa-bumi.html. Diakases tanggal 7 Sep 2016

Referensi

Dokumen terkait

Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi (Wikipedia Indonesia)..

• Kerak bumi (litosfer) yang mengapung di atas lapisan astenosfer dianggap satu lempeng (lempeng benua / lempeng samudera) yang saling berhubungan. Aliran konveksi yang keluar

Jawaban: Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi?. 14.Jelaskan pengertian

Atau dengan kata lain, Intrusi adalah proses terobosan magma ke dalam lapisan kulit bumi (litosfer) tetapi tidak sampai keluar dari permukaan bumi. Namun intrusi

Ini disebabkan magma yang keluar ke permukaan bumi mengalami proses pendinginan yang sangat cepat sehingga mineralmineral yang ada sebagai penyusun batuan tidak mempunyai banyak

yang memanjang. 2) Erupsi sentral: magma keluar melalui lubang yang kecil. 3) Erupsi areal: membentuk kawah yang sangat luas. c) Gempa bumi (seisme): getaran kulit bumi akibat

Magma asal dalam proses pembentukannya bergerak naik ke permukaan bumi akan mengalami penurunan temperatur secara perlahan- lahan/normal yang akhirnya akan

Batuan beku (igneus) merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras selama perjalanannya ke permukaan bumi (peristiwa penghabluran), dengan atau tanpa