Mulyadi Kurdi e-mail: mulyadi_kurdi@yahoo.com
MANAJEMEN PENGGUNAAN
TENAGA KERJA ASING
LATAR BELAKANG
1.
Ketidakseimbangan penyediaan dan permintaan
tenaga kerja menurut sektor, daerah dan jabatan
2.
Investasi
dan
perkembangan
teknologi
memerlukan
sumberdaya
manusia
yang
berkualitas
3.
Pemanfaatan
tenaga
kerja
asing
harus
memberikan dampak pada peningkatan kualitas
tenaga kerja Indonesia
4.
Pengisian jabatan tenaga kerja asing harus
memperhatikan perkembangan pasar kerja dan
asas manfaat dengan berpedoman menurut
daftar jabatan yang dapat diduduki tenaga kerja
asing.
ASPEK KELAYAKAN
RPTKA
ASPEK LEGALITAS
IMTA
1. Kitab undang-undang hukum Perdata buku ketiga
tentang Perikatan
2. Undang-undang no.13/2003 tentang Ketenagakerjaan
Bab VIII pasal 42 s/d 49 dan Bab IX pasal 50 s/d 66
3. Peraturan Pemerintah no.38/2007 tentang pembagian
kewenangan Pusat & daerah, no. 65/2012 tentang PNBP dan no. 97/2012 tentang restribusi TKA
4. Peraturan Menakertrans no. 12/2013 tentang tata cara penggunaan TKA
5. Semua keputusan Menakertrans tentang kategori
KEWAJIBAN PENGGUNA
1. Pengguna TKA wajib memiliki rencana penggunaan yang
disahkan oleh Direktur PPTKA
2. Pengguna sebagai sponsor TKA harus berbadan hukum dan
tunduk pada hukum Indonesia dan penunjukan Jabatan harus berpedoman pada jabatan yang ditetapkan dalam
Kepmenakertrans
3. Penunjukan TKI sebagai pendamping TKA
PENGATURAN JABATAN
1. Kepmenakertrans no. 247/2011 tentang jabatan kategori
bidang konstruksi
2. Kepmenakertrans no. 40/2012 tentang jabatan yang dilarang
diduduki TKA di bidang personil
3. Kepmenakertrans no. 462/2012 tentang jabatan kategori
bidang pendidikan
4. Kepmenakertrans no. 463/2012 tentang jabatan kategori
industri bahan kimia
5. Kepmenakertrans no. 464/2012 tentang jabatan perdagangan
besar/ eceeran, reparasi mobil/motor
6. Kepmenakertrans no. 707/ 2012 tentang jabatan kategori
7. Kepmenakertrans no. 708/2012 tentang jabatan bidang
hiburan, seni, olahraga dan rekreasi
8. Kepmenakertrans no. 354/2013 tentang jabatan kategori
industri minuman
9. Kepmenakertrans no. 355/2013 tentang pengadaan air,
pengelolaan daur ulang limbah dan sampah
10. Kepmenakertrans no. 356/2013 tentang jabatan industri
pengelolaan tekstil
11. Kepmenakertrans no. 357/2013 tentang jabatan industri
pengolahan pakaian jadi
12. Kepmenakertrans no. 358/2013 tentang jabatan industri
PENILAIAN KEBUTUHAN
1. Penilaian kebutuhan dan seleksi TKA wajib dilakukan
oleh pengguna sebelum proses pengusulan RPTKA
2. KOMPETENSI JABATAN TKA (S) TKA (D) S = D S < D S > D S >< D
SELEKSI KEBUTUHAN
1. Penelitian aspek jabatan yang akan diisi TKA
a. Ringkasan uraian tugas b. Rincian tugas
c. Syarat jabatan (fisik, bakat, tempramen, dan minat)
2. Penelitian aspek kompetensi TKA (pengetahuan, keterampilan,
dan sikap kerja)
3. Menghitung volume pekerjaan dan kemampuan kerja untuk
menentukan jumlah TKA yang dibutuhkan
ALASAN KEBUTUHAN
Penyertaan modal Investasi
Keterbatasan syarat jabatan yang dimiliki TKI Perkembangan teknolgi
Inovasi industri jasa Pasar bebas
Kesenian dan olahraga Kerjasama usaha
PROGRAM PELATIHAN
1. Wajib dilaksanakan oleh pengguna dan TKA:
a. Menetapkan kompetensi yang ingin dicapai b. Materi teori dan praktek
c. Waktu
d. Metoda
e. Sarana/Prasarana f. Evaluasi pelatihan
2. TKA dapat menyusun program pelatihan di perusahaan atau
1. Ada 2 aspek penilaian kelayakan rencana
penggunaaan yg wajib dilakukan oleh pengguna
a. Aspek administrasi yaitu kelengkapan
persyaratan formal
b. Aspek penilaian kebutuhan jabatan baik
kuantitatif dan kualitatif
2. Proses penilaian kelayakan oleh Direktorat
paling lama 4 hari kerja dan dapat diberikan untuk selama 5 tahun dan dapat diperpanjang. Jika ada perubahan RPTKA harus ditetapkan oleh dirjen atau direktur PPTKA
1. Pengguna TKA
a. Memperolah TKA yang berkompetensi sesuai dan
tepat dengan kualifikasi jabatan yang dibutuhkan
b. Meningkatkan produktivitas kerja dan usaha
c. Meningkatkan nilai tambah perusahaan dan
karyawan
2. TKA
a. Efesiensi dan efektifitas dalam bekerja
b. Harmonisasi hubungan industrial
3. Pemerintah
a. Pengendalian penggunaan TKA
b. Pengawasan TKA
c. Kelancaran proses perijinan
PERSYARATAN WAJIB
Untuk penilaian kebutuhan dan seleksi TKA harus dan wajib memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai berikut:
a. Pendidikan harus memenuhi syarat jabatan yang akan
diduduki TKA
b. Memiliki sertifikasi kompetensi dengan pengalaman
kerja minimal 5 tahun di bidang jabatan yang akan diduduki
c. Menyusun program alih keterampilan/pelatihan d. Dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia
SIFAT PEKERJAAN
1. Pekerjaan di sektor ekonomi dan industri
2. Pekerjaan sementara; adalah pekerjaan sekali selesai , diberikan untuk maksimum 6 bulan tidak dapat
diperpanjang
3. Pekerjaan darurat; pekerjaan yang sangat mendesak jika
tidak dilaksanakan akan merugikan perusahaan dan
masyarakat diberikan maksimum 1 bulan dan tidak dapat diperpanjang
4. Kawasan ekonomi khusus adalah pelayanan untuk
perusahaan yang berada di kawasan ekonomi khusus
5. Jasa impresariat adalah pelayanan yang diberikan untuk
PERSYARATAN KERJA
1. TKA wajib memiliki rekomendasi sebagai dasar
pemberian visa kerja untuk mendapatkan ijin
mempekerjakan bagi pengguna selama 1 tahun dan dapat diperpanjang
2. Pengguna wajib memiliki kontrak kerja dengan TKA dan
membayar dana kompensasi serta memiliki asuransi
3. Wajib bekerja pada jabatan dan lokasi yang telah
ditentukan sesuai kontrak kerja
4. Perpanjangan ijin sesuai dengan peraturan pemerintah
no. 38/2007
1. Masih ditemukan perusahaan mempekerjakan TKA
tanpa IMTA
2. Rangkap jabatan TKA di beberapa perusahaan lain
dan lokasi
3. Penunjukan TKI pendamping sebatas memenuhi
syarat formal dan syarat pendidikan TKI sebagai pendamping tidak sepadan
4. Belum maksimal manfaat alih keterampilan kepada
pendamping dan karyawan
5. Masih kurang memahami Permenakertrans no.
12/2013 beserta peraturan lainnya
6. Kurang memahami pentingnya pengertian jabatan
dan kualifikasi kompetensi TKA
7. Masih ditemukan ketidaksesuaian jabatan dalam
KONTRAK KERJA
Perjanjian kerja bagi TKA dan penyelesaian adanya perselisihan hubungan industrial bagi TKA tidak diatur secara khusus (lex
specialis)didalam peraturan baik pada undang-undang
no.13/2003 Tentang Ketenagakerjaan dan undang-undang no. 2/2004.Tentang penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial Walaupun tidak diatur secara khusus akan tetapi peraturan
tersebut dapat dijadikan pedoman memingat kontrak kerja termasuk didalam hukum perikatan yang diatur dalam buku 3 kitab undang-undang hukum perdata (lex generalis)
PERIKATAN
1. Tiap-tiap perikatan adalah untuk berbuat memberikan sesuatu,
atau untuk tidak berbuat sesuatu (pasal 1234 KUHP)
2. Perjanjian perburuhan adalah perjanjian dengan mana pihak yang
satu, si buruh mengikatkan dirinya untuk dibawa perintah pihak lain si majikan, untuk sesuatu tertentu melakukan pekerjaan dengan menerima upah (pasal 1601 A)
3. Perjanjian perburuhan diadakan antara majikan dan serikat
buruh, perjanjian kerja antara majikan dan buruh secara perorangan
1. Kesepakatan kedua belah pihak
2. Mampu dan cakap melakukan perbuatan hukum
3. Ada pekerjaan yang diperjanjikan
4. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak boleh
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundan-undangan yang berlaku
5. Jika perjanjian kerja yang dibuat bertentangan
dengan butir 1 dan 2 diatas dapat dibatalkan dan jika perjanjian kerja bertentangan dengan butir 3 dan 4 diatas maka batal demi hukum
Isi perjanjian kerja dibuat secara tertulis sekurang-kurangnya memuat hal sebagai berikut:
a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha
b. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat karyawan
c. Jabatan atau jenis pekerjaan
d. Tempat lokasi pekerjaan
e. Besarnya upah dan cara pembayarannya
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
kedua belah pihak
g. Jangka waktu perjanjian kerja
h. Tempat dan tanggal perjanjian dibuat serta tandatangan
BENTUK PERJANJIAN KERJA
1. Perjanjian kerja untuk waktu yang telah ditentukan harus dibuat
secara tertulis menggunakan bahasa Indonesia da huruf latin
2. Yang dimaksud dengan waktu tertentu didasarkan atas jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
3. Dalam hal perjanjian kerja dibuat dalam bahasa Indonesia dan
bahasa asing apabila terdapat perbedaan penafsiran antara
keduanya maka yang berlaku adalah perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia
PERJANJIAN KERJA BERAKHIR
Perjanjian kerja berakhir disebabkan oleh karena hal sebagai berikut:
a. Pekerja meninggal dunia
b. Kesepakatan dengan pengguna untuk mengakhiri kontrak kerja c. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja
d. Putusan pengadilan hubungan industrial yang telah berkekuatan
hukum pasti akibat adanya perselisihan
e. Adanya keadaan atau kejadian tertentu sesuai perjanjian kerja
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Melalui perundingan bipartid secara musyawarah untuk mufakat
dalam tenggang waktu 30 hari kerja untuk penyelesaiannya
2. Perantaraan oleh petugas mediator dari kantor instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
3. Konsiliasi oleh konsiliator yang terdaftar di instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
4. Melalui arbitrase oleh arbitor yang telah ditetapkan oleh menteri 5. Jika penyelesaian hal tersebut diatas tidak ada kesepakatan maka
1. Lembaga kerjasama bipartit dibentuk pada
perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 50 orang karyawan dan yang berfungsi sebagai
forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal ketenagakerjaan di perusahaan.
2. Keberadaan forum ini dapat dimanfaatkan bagi
perusahaan pengguna TKA untuk membahas berbagai masalah terutama yang menyangkut rencana alih keterampilan dan program
pelatihan Atau hal yang lain menyangkut isu- isu di perusahaan
PERATURAN PERUSAHAAN
1. Perusahaan yang mepekerjakan karyawan lebih dari 10 orang
wajib membuat peraturan perusahaan yang disahkan oleh
menteri kecuali perushaan tersebut telah memiliki perjanjian kerja bersama
2. Dengan adanya keberadaan TKA di perusahaan tersebut wajib
diatur hak dan kewajiban dalam kontrak kerja.Selain itu harus mengetahui juga peraturan perusahaan atau kontrak kerja besama Dengan demikian TKA dapat memahami hubungan industrial
yang berlaku di perusahaan tersebut untuk menciptakan hubungan harmonis dengan karyawan dan pengusaha.
# Sesuai Undang – undang Nomor : 13 Tahun 2003 tentang Ketenagaankerjaan dan # Permenakertrans Nomor : 12/2013
BAGAN PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN PENGESAHAN RPTKA
Pemohon RPTKA
Dirjen. Binapenta Up. Dir. PTA
Tim Kelayakan Penggunaan TKA Pengesahan RPTKA Dirjen Binapenta Untuk permohonan 50 orang keatas DIR PPTA Untuk permohonan Sampai dengan 50 orang SK Pengesahan RPTKA
Dapat dilakukan Koordinasi Instansi Teknis terkait
2 Hari Kerja 2 Hari Kerja
Keterangan Syarat Permohonan Pengesahan RPTKA :
BARU:
1.Surat Permohonan tertulis dari pemberi kerja TKA. 2.Formulir Isian RPTKA yang sudah dilengkapi
3.Foto Copy Surat Ijin Usaha dari Instansi yang berwenang.
4.Akte Pengesahan sebagai Badan Hukum.
5.Keterangan domisili perusahaan dari Pemerintah Daerah setempat;
6.Bagan/Struktur Organisasi Perisahaan;
7.Copy surat penunjukkan TKI sebagai pendamping;
8.Bukti Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang masih berlaku sesuai dengan Undang-undang No.711981;
9.Foto Copy Kontrak pekerjaan bagi perusahaan jasa
PERPANJANGAN:
1. Surat Permohonan te.ftulis clad pemberi kerja TKA. 2. Formulir Isian RPTKA-1 (L:I,II,III,IV)
3. Foto Copy RPTKA lama yang akan diperpanjang; 4. Foto Copy S1UP dari Instansi yang berwenang, 5. Foto Copy Akte pengesahan bagi perusahaan; 6. Keterangan domisili perusahaan dari Pemerintah
Daerah setempatL
7. Bagan / Struktur Organisasi Perusanaan;
8. Bukti Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang masih berlaku sesuai dengan Undang-undang No.7/1981: 9. Foto Copy Kontrak pekerjaan bagi perusahaem jasa
penunjang;
10.Laporan Pelaksanaan Program Diklat bagi TKI.
PERUBAHAN:
1. Pemberi kerja dapat mengajukan, perubahan RPTKA sbb:
a. Penambahan. pengurangan jabatan beserta jumlah TKI dan; atau b. Perubahan jabatan dan; atau c. Perubahan lokasi kerja.
2. Permohonan perubahan RPTKA disertai dengan bukti-bukti
pendukung antara lain: • Perluasan Usaha; • Bukti Eksport;
BAGAN PROSES PENYELESAIAN IMTA
DEPNAKER- TRANS
RPTKA IMTA Ke KBRI Telex KITTAS
DITJEN IMIGRASI KANIM TA-01 Copy Telex PEMOHON DPKK
BAGAN PROSES PENYELESAIAN PERPANJANGAN IMTA (TA - 02)
DEPNAKERTRANS Dan DINAS RPTKA IMTA Perpanjangan KITTAS DPKK KANIM
PIDANA;
Pasal 185 ayat dan Pasal 187.
Minimal 1 tahun dan maksimal 5 tahun.
DENDA;
Minimal 100 juta dan maksimal 400 juta.
ADMINISTRATIF.
Pasal 190 ayat (2)
Teguran sampai dengan pencabutan
ijin.
1.
Aplikasi melalui Internet mempersingkat
proses pendaftaran permohonan RPTKA dan
IMTA baru dan perpanjangannya.
2.
Menggunakan Internet Browser dengan
alamat
http://tka-online.depnakertrans.go.id
.
Jika ada kesulitan hubungi 021.5227585 atau
support@tkaonline.com
.
3.
Setelah mengisi formulir pendaftaran dan
verifikasi perusahaan akan mendapat
username dan password untuk masuk ke
aplikasi sistem.
Peraturan Pemerintah R.I nomor 38 Tahun 2007 tentang
pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Pemerintah Pemerintah Daerah Provinsi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
• Pengesahan RPTKA baru
• Perpanjangan RPTKA
perpanjangan lintas Provinsi
• Pengesahan RPTKA
perubahan
• Pemberian Rekomendasi Visa dan IMTA baru
• Penerbitan IMTA
perpanjangan yang lokasinya lebih dari 1 (satu) provinsi
• Penyusunan Jabatan terbuka dan tertutup
• Pengesahan RPTKA
perpanjangan yang tidak mengandung perubahan dan lokasi kerjanya dalam 1 (satu) provinsi
• Penerbitan IMTA
perpanjangan untuk TKA yang lokasi kerjanya
lintasKabupaten dalam 1(satu) Provinsi
• Monitoring dan Evaluasi
Penggunaan TKA yang lokasi
• Penerbitan IMTA
perpanjangan untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah
Kabupaten/Kota
• Monitoring dan Evaluasi
Penggunaan TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan
PERATURAN PEMERINTAH NO. 97/2012
RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN TKA
1.
Retribusi perpanjangan IMTA dipungut oleh pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan penetapan
PERDA. Besarnya tarif ditetapkan berdasarkan peraturan
pemerintah
2.
Pemanfaatan Restribusi diatur PERDA untuk:
• Dana penerbitan dokumen izin • Pengawasan di lapangan
• Penegakan hukum
• Penata usahaan
• Dampak negatif perpanjangan