• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERFORMA DOMBA EKOR TIPIS (Ovis aries) DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG LIMBAH SAYURAN PASAR CINDI LUKITASARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERFORMA DOMBA EKOR TIPIS (Ovis aries) DENGAN PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG LIMBAH SAYURAN PASAR CINDI LUKITASARI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PERFORMA DOMBA EKOR TIPIS (Ovis aries) DENGAN

PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG LIMBAH

SAYURAN PASAR

CINDI LUKITASARI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Domba Ekor Tipis (Ovis aries) dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Limbah Sayuran Pasar adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Cindi Lukitasari NIM D24090055

(4)

ABSTRAK

CINDI LUKITASARI. Performa Domba Ekor Tipis (Ovis aries) dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Limbah Sayuran Pasar. Dibimbing oleh YULI RETNANI dan DIDID DIAPARI.

Limbah sayuran pasar merupakan salah satu alternatif pakan ternak yang dapat digunakan karena ketersediaannya yang melimpah dan mempunyai kandungan nutrien yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan performa domba ekor tipis yang diberi tambahan pakan yang mengandung limbah sayuran pasar berupa daun kembang kol, limbah tauge dan klobot jagung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P1 (60% hijauan + 40% pakan mengandung daun kembang kol), P2 (60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge), dan P3 (60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan pakan yang mengandung limbah sayuran pasar memberikan hasil yang berbeda nyata (P<0.05) terhadap pertambahan bobot badan dan konsumsi bahan kering domba. Pemberian pakan yang mengandung daun kembang kol memberikankan hasil terbaik terhadap nilai efisiensi pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC). Domba yang diberikan pakan mengandung daun kembang kol menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi sebesar 134.29 g e-1 hari-1. Kata kunci: domba ekor tipis, limbah sayuran pasar, performa, pertambahan bobot

ABSTRACT

CINDI LUKITASARI. Performance of Thin Tailed Sheep (Ovis aries) Fed by Market Vegetable Waste. Supervised by YULI RETNANI and DIDID DIAPARI.

Vegetable waste is one of the alternative feed that can be used because of availability in abundance and has a high nutrient content. This research was conducted to determine the performance of sheep fed by vegetable waste such as cauliflower leaves, beans sprout waste and corn husk. The experimental design used in this research was Randomized Complete Design with 3 treatments and 4 replications. The treatments were P1 (60% forages + 40% feed containing cauliflower leaves), P2 (60% forages + 40% feed containing beans sprout waste), and P3 (60% forages + 40% feed containing corn husk). Parameters observed in this experiment included feed consumption, daily body weight gain, and feed efficiency. The results showed that the treatment gave a significant effect (P<0.05) for daily body weight gain and dry matter consumtion. Feeding containing cauliflower leaves gave the best result on the value of feed efficiency and Income Over Feed Cost (IOFC). Sheep were given by feed containing cauliflower leaves produced a high body weight gain of 134.29 g head-1 day-1. Keywords: daily weight gain, performance, thin tailed sheep, vegetable waste

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan

PERFORMA DOMBA EKOR TIPIS (Ovis aries) DENGAN

PEMBERIAN PAKAN YANG MENGANDUNG LIMBAH

SAYURAN PASAR

CINDI LUKITASARI

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi: Performa Domba Ekor Tipis (Ovis aries) dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Limbah Sayuran Pasar

Nama : Cindi Lukitasari NIM : D2409055

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Yuli Retnani MSc Pembimbing I

Dr Ir Didid Diapari MSi Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Panca Dewi MHKS MSi Ketua Departemen

(8)

Judul Skripsi: Performa Domba Ekor Tipis (Ovis aries) dengan Pemberian Pal<:an

yang Mengandung Limbah Sayuran Pasar Nama : Cindi Lukitasari

NIM : D2409055

Disetujui oleh

Prof Dr

if

Yuli Retnani MSc Dr Ir Didid Diapari MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Tanggal Lulus: (

2

2

)A~' 'Jn1 ' )

(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 ini adalah Performa Domba Ekor Tipis (Ovis aries) dengan Pemberian Pakan yang Mengandung Limbah Sayuran Pasar. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Karya ilmiah ini berdasarkan keinginan penulis untuk mengembangkan manfaat limbah sayuran pasar sebagai pakan alternatif yang dapat diberikan pada ternak. Hal tersebut dilakukan penulis karena produktivitas domba lokal yang masih rendah di peternakan rakyat dan potensi limbah sayuran pasar sebagai alternatif pakan sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan penambahan pakan ransum limbah sayuran pasar.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan informasi, wawasan maupun sesuatu yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan dan semoga kekurangan yang terdapat pada tulisan ini dapat diperbaiki dalam tulisan selanjutnya.

Bogor, Januari 2014

(11)
(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN iv PENDAHULUAN 1 METODE PENELITIAN 2 Ternak Percobaan 2 Pakan 2

Kandang dan Peralatan 3

Lokasi dan Waktu 4

Prosedur Penelitian 4

Rancangan Percobaan dan Analisis Data 4

Peubah 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Konsumsi Pakan Domba 6

Konsumsi Bahan Kering 6

Konsumsi Protein Kasar 7

Konsumsi TDN 8

Pertambahan Bobot Badan 9

Efisiensi Pakan 10

Income Over Feed Cost (IOFC) 11

SIMPULAN 12 Simpulan 12 Saran 12 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 15 RIWAYAT HIDUP 17

(13)

DAFTAR TABEL

1 Kandungan nutrien hijauan dan limbah sayuran pasar 2 2 Komposisi bahan baku penyusun dan nutrien limbah sayuran pasar 3

3 Kandungan nutrien pakan limbah sayuran pasar 3

4 Konsumsi bahan kering harian domba selama penelitian 6 5 Konsumsi protein kasar harian domba selama penelitian 7

6 Konsumsi TDN harian domba selama penelitian 8

7 Pertambahan bobot badan harian domba selama penelitian 9

8 Efisiensi pakan domba selama penelitian 10

9 Nilai Income Over Feed Cost (IOFC) selama penelitian 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sidik ragam pertambahan bobot badan domba 15

2 Sidik ragam konsumsi bahan kering domba 15

3 Sidik ragam konsumsi protein kasar domba 15

4 Sidik ragam konsumsi TDN domba 16

(14)

PENDAHULUAN

Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat di Jawa Barat karena pemeliharaan yang relatif mudah dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Populasi domba di Jawa Barat pada tahun 2012 berjumlah 7 832 484 ekor atau hampir 50% dari jumlah populasi nasional (Direktorat Jendral Peternakan 2012). Ternak domba di Indonesia memiliki potensi yang baik di masa yang akan datang mengingat permintaan pasar terhadap daging domba terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Masalah yang sering dialami oleh peternak adalah ketersediaan dan kualitas pakan hijauan yang masih sangat rendah. Padahal kondisi pakan tersebut akan berpengaruh langsung terhadap performa produksi domba (Mathius 1989).

Ternak membutuhkan asupan nutrien yang seimbang untuk menunjang kebutuhan hidup pokok dan produksi selama fase pertumbuhan. Ternak memperoleh nutrien seperti protein, karbohidrat, mineral, dan vitamin dari pakan yang dikonsumsinya (Tillman et al. 1998). Menurut Parakkasi (1999) kebutuhan nutrien ternak tergantung pada bangsa ternak, bobot badan, tingkat pertumbuhan, umur dan jenis kelamin. Ternak yang mengkonsumsi pakan dengan kualitas yang baik cenderung akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi (Church dan Pond 1988).

Pemeliharaan domba di Indonesia pada umumnya masih tergolong sederhana dan tidak memperhatikan kesesuaian dengan kebutuhan ternak. Peternak biasanya hanya memberikan hijauan berupa rumput lapang atau hijauan lainnya, hal ini disebabkan karena mahalnya harga pakan konsentrat. Pemberian rumput lapang saja belum dapat mencukupi kebutuhan domba secara maksimal. Widiyanto et al. (2011) dalam penelitiannya menyebutkan domba yang hanya diberikan rumput lapang saja hanya memberikan pertambahan bobot badan harian 53 g e-1 hari-1. Hal tersebut dikarenakan rumput yang digunakan mempunyai kandungan protein kasar dan TDN yang rendah yaitu 10.35% dan 53%. Tillman et al. (1991) menjelaskan bahwa rumput lapang di Indonesia umumnya mempunyai kecernaan yang rendah dan TDN yang hanya sekitar 51%. Peningkatan produktivitas domba yang maksimal dapat dilakukan dengan pemberian pakan yang kualitas nutrisinya baik. Ketersediaan hijauan yang terbatas sering menjadi masalah di kalangan peternak untuk memenuhi kebutuhan pakan domba. Harga pakan komersial (konsentrat) yang mahal menyebabkan biaya produksi ternak tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya alternatif pakan yang terjangkau, ketersediaan melimpah dan yang paling penting adalah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi ternak domba.

Limbah sayuran yang seringkali dibuang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pakan ternak. Limbah sayuran adalah bagian dari sayuran atau sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau dibuang. Limbah sayuran ini banyak dijumpai di pasar-pasar dan ketersediaannya yang melimpah. Namun limbah sayuran pasar mempunyai kelemahan yaitu mudah busuk dan voluminous (bulky). Limbah sayuran ini sangat berpotensi sebagai alternatif pakan ternak terutama pada ternak ruminansia karena ketersediaannya yang melimpah dan mempunyai kandungan nutrien yang cukup tinggi sehingga diharapkan dapat memenuhi

(15)

2

kebutuhan nutrien ternak. Limbah sayuran pasar yang biasa digunakan untuk pakan ternak antara lain klobot jagung, limbah tauge dan daun kembang kol.

Retnani et al. (2010) menyatakan bahwa domba yang diberikan 50% rumput lapang dan 50% limbah sayuran pasar dalam bentuk wafer dapat meningkatkan konsumsi bahan kering sebesar 19% dan pertambahan bobot badan harian sebesar 24%. Pengolahan limbah sayuran pasar menjadi bentuk mash dalam penelitian ini bertujuan agar limbah sayuran pasar lebih tahan lama dan mudah diberikan pada ternak.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, efisiensi pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC) domba ekor tipis yang diberi tambahan pakan yang mengandung limbah sayuran pasar berupa daun kembang kol, limbah tauge dan klobot jagung.

METODE PENELITIAN

Ternak

Percobaan

Ternak yang digunakan adalah 12 ekor domba ekor tipis jantan dengan umur kurang lebih 8 bulan dan rataan bobot badan awal sebesar 18.25±1.77 kg (koefisien keseragaman 9.71%). Ternak yang akan digunakan merupakan ternak domba milik kelompok ternak Subur Jaya, Desa Ciherang, Bogor.

Pakan

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hijauan rumput dan legum yang diperoleh di sekitar lokasi peternakan, limbah sayuran yaitu klobot jagung, limbah tauge dan daun kembang kol yang diperoleh dari pasar Bogor. Bahan pakan lain yang digunakan dalam penyusunan pakan limbah sayuran pasar adalah dedak padi, bungkil kedelai, bungkil sawit, molasses, urea, CaCO3, dan premix. Kandungan nutrien hijauan dan limbah sayuran pasar yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 1, komposisi bahan baku dan komposisi nurien pakan limbah sayuran yang digunakan tercantum pada Tabel 2, sedangkan kandungan nutrien pakan limbah sayuran pasar tercantum pada Tabel 3.

Tabel 1 Kandungan nutrien hijauan dan limbah sayuran pasar Kandungan

nutrien

Hijauan* Daun kembang kol**

Limbah tauge** Klobot jagung** BK 20.17 54.92 34.63 22.87 Abu 9.49 11.31 2.40 2.80 PK 16.21 27.57 21.95 5.33 LK 1.03 3.50 0.52 0.61 SK 32.98 18.94 57.06 48.19 TDN 58.29 68.30 61.95 65.78

* Hasil analisa Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, IPB (2013) ** Retnani et al. (2010)

(16)

3 Tabel 2 Komposisi bahan baku dan nurien pakan limbah sayuran pasar Bahan pakan

Perlakuan

P1 P2 P3

Jumlah komposisi pakan (%)

Daun kembang kol 60 0 0

Limbah tauge 0 60 0 Kobot jagung 0 0 60 Dedak 18.7 18 11.2 Bungkil Kedelai 0 0 22 Bungkil Sawit 16 17.5 0 Molases 3.8 3.8 3.8 Urea 0.5 0.7 2 CaCO3 0.5 0.5 0.5 Premix 0.5 0.5 0.5

Komposisi nutrien pakan (%)

BK 66.99 54.67 46.12 Abu 4.79 10.01 5.26 PK 21.17 20.42 20.74 LK 5.62 3.85 1.92 SK 17.62 40.55 31.81 TDN 67.82 65.18 68.07

P1= pakan mengandung daun kembang kol, P2= pakan mengandung limbah tauge, P3= pakan mengandung klobot jagung

Tabel 3 Kandungan nutrien pakan limbah sayuran pasar (%BK) Kandungan nutrien Perlakuan P1 P2 P3 BK (%) 86.03 84.49 80.46 Abu (%) 16.11 22.23 8.63 PK (%) 22.49 17.61 24.93 LK (%) 2.19 2.34 1.47 SK (%) 21.13 40.15 28.73 BETN (%) 38.08 17.67 36.24 TDN (%) 60.89 56.05 62.75

Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, IPB (2013), P1 = pakan mengandung daun kembang kol, P2 = pakan mengandung limbah tauge, P3 = pakan mengandung klobot jagung

Kandang dan Peralatan

Pemeliharaan domba dilakukan dalam kandang individu yang dilengkapi tempat pakan dan air minum. Peralatan yang digunakan selama penelitian antara lain timbangan gantung kapasitas 100 kg untuk penimbangan bobot badan dan timbangan digital kapasitas 5 kg untuk menimbang pakan.

(17)

4

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 meliputi pembuatan pakan di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan IPB dan pemeliharaan ternak di peternakan domba Subur Jaya di desa Ciherang, Bogor.

Prosedur Penelitian

Pemeliharaan domba dilakukan selama 7 minggu meliputi 2 minggu masa adaptasi dan 5 minggu pengambilan data di dalam kandang individu. Sebelum pelaksanaan penelitian domba ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui bobot badan awal domba. Domba ditimbang setiap satu minggu sekali untuk mengetahui pertambahan bobot badannya. Ternak domba yang digunakan dalam penelitian ini mengkonsumsi bahan kering sebanyak 5% dari bobot badan dengan rasio pemberian hijauan dan pakan mengandung limbah sayuran pasar sebesar 60:40. Pakan hijauan diberikan pada pagi sekitar pukul 06.00 dan sore hari pada pukul 16.00, pakan limbah sayuran diberikan pada pukul 09.00, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Jumlah konsumsi pakan dan sisa pakan yang ada ditimbang setiap hari.

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan empat ulangan yang terdiri dari P1 (60% hijauan dan 40% pakan mengandung daun kembang kol), P2 (60% hijauan dan 40% pakan mengandung limbah tauge), P3 (60% hijauan dan 40% pakan mengandung klobot jagung). Analisis data menggunakan analisis ragam (ANOVA) dengan program SPSS versi 17.0. Perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji duncan (Steel dan Torrie 1993).

Model matematik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993):

Yij = µ + τi + εij

Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pemberian pakan ke-i dan kelompok ke-j µ = Rataan umum pengamatan

τi = Pengaruh pemberian pakan (i = P1,P2,P3)

εij = Pengaruh galat percobaan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j (j = 1,2,3,4)

Peubah Konsumsi Bahan Kering (BK)

Nilai konsumsi diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pakan yang diberikan dengan sisa pakan. Konsumsi BK dihitung dari konsumsi pakan segar dikali dengan presentase kadar bahan kering dalam pakan.

(18)

5 i i i i

i i i Konsumsi BK = Konsumsi pakan segar (g e-1 hari-1) x % BK pakan Konsumsi Protein Kasar (PK)

Konsumsi protein merupakan jumlah pakan yang dikonsumsi dikali dengan persentase kadar protein kasar dalam pakan.

Konsumsi PK (g) = Konsumsi BK (g) x % PK Pakan Konsumsi Total Digestible Nutrient (TDN)

Total Digestible Nutrient (TDN) dalam pakan dihitung berdasarkan rumus Hartadi et al (1993) sebagai berikut:

a. TDN hijauan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: % TDN = -26,685 + 1,334(SK) + 6,598(LK) + 1,423(BETN) +

0,967(PK) – 0,002(SK)2–0,670(LK)2 – 0,024 (SK) (BETN) – 0.055(LK)(BETN) - 0,146(LK)(PK) + 0,039(LK)2

(PK). b. TDN pakan yang mengandung limbah sayur dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

% TDN = 22,822 – 1,440(SK) – 2,875(LK) + 0,655(BETN) +

0,863(PK) +0,020(SK)2 – 0,078(LK)2 + 0,018(SK)(BETN) + 0,045(LK)(BETN) -0.085(LK)(PK) – 0,020(LK)2(PK). Konsumsi TDN (g) = Konsumsi BK (g) x % TDN Pakan

Keterangan : PK = Protein kasar SK = Serat kasar LK = Lemak kasar

BETN = Bahan ekstrak tanpa nitrogen Pertambahan Bobot Badan (PBB)

Penimbangan bobot badan dilakukan seminggu sekali yaitu pada pagi hari atau sebelum pemberian pakan. Pertambahan bobot badan diperoleh dari selisih bobot badan minggu itu dengan bobot badan satu minggu sebelumnya.

i i – i

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan adalah hasil bagi antara pertambahan bobot badan dan jumlah konsumsi bahan kering. Semakin tinggi nilai efisien pakan yang diperoleh semakin efisien pakan yang diberikan.

i i i

i i i

(19)

6

Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost adalah pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi biaya pakan selama pemeliharaan.

IOFC (Rp) = (Harga jual – harga beli domba) – total biaya pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Pakan Domba

Pakan merupakan unsur yang sangat menentukan dalam pertumbuhan, reproduksi, dan kesehatan ternak (Rianto 2006). Pemberian pakan yang baik adalah sesuai dengan kebutuhan nutrisi tubuh domba yang digunakan dalam proses metabolismenya. Jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak tersebut. Menurut Haryanto et al. (1997), kebutuhan ternak akan zat-zat makanan bervariasi antar spesies ternak dan umur fisiologis yang berlainan.

Konsumsi Bahan Kering

Konsumsi adalah salah satu faktor penting yang merupakan dasar ternak untuk hidup, berproduksi dan reproduksi. Menurut Devendra dan McLeroy (1992) konsumsi bahan kering merupakan satu faktor yang sangat penting karena kapasitas mengkonsumsi pakan merupakan faktor pembatas yang mendasar pada pemanfaatan pakan. Menurut NRC (2006) kebutuhan konsumsi bahan kering domba dengan bobot badan 20 kg dan pertambahan bobot badan 100 g sampai 200 g berkisar 3% sampai 5%. Hasil konsumsi bahan kering domba selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Konsumsi bahan kering harian domba selama penelitian Perlakuan

Konsumsi Bahan Kering (g e-1 hari-1) Hijauan Pakan Mengandung

Limbah Sayuran

Jumlah P1 525.86±86.30 289.61±39.01 815.48±105.30ab

P2 535.85±38.30 329.15±17.33 865.00±52.37a

P3 530.99±56.29 150.91±14.39 681.90±69.57b

P1 = 60% hijauan + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3= 60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan efek yang signifikan terhadap konsumsi bahan kering. Konsumsi bahan kering P2 lebih tinggi dibandingkan P1 dan P3. Konsumsi bahan kering paling tinggi ditunjukkan pada domba yang diberikan pakan yang mengandung limbah tauge yaitu sebesar 865.00 g hari-1. Domba yang diberikan perlakuan pakan yang mengandung klobot

(20)

7 jagung mengkonsumsi bahan kering lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya sebesar 681.90 g hari-1. Hal ini disebabkan karena tingkat palatabilitas yang rendah pada P3. Pakan yang mengandung klobot jagung mempunyai tingkat palatabilitas yang rendah karena mempunyai tekstur yang kering, kasar dan bulky, berbeda dengan pakan yang mengandung daun kembang kol dan limbah tauge yang mempunyai struktur yang pulen dan halus. Struktur pakan yang halus akan memudahkan mikroorganisme dalam rumen untuk mencerna lebih cepat sehingga rumen lebih cepat kosong. Tingkat palatabilitas yang rendah dapat menurunkan tingkat konsumsi pakan. Menurut Church dan Pond (1988) konsumsi pakan yang dipengaruhi oleh palatabilitas tergantung pada beberapa hal antara lain penampilan dan bentuk pakan, bau, rasa dan tekstur pakan.

Konsumsi bahan kering pakan harian domba pada penelitian ini berkisar antara 681.90-865.00 g e-1 hari-1 atau 3.25% sampai 4.27% dari bobot badan. Hasil ini sesuai dengan NRC dan lebih tinggi dari hasil penelitian Arifiyanti (2002) yang menyatakan konsumsi bahan kering domba yang diberi pakan rumput lapang dan konsentrat adalah 646±12.8 g e-1 hari-1.

Konsumsi Protein Kasar

Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh ternak. Protein berfungsi sebagai zat pembangun atau pertumbuhan dan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Kekurangan protein dalam tubuh dapat menghambat pertumbuhan, sedangkan kelebihan protein dalam tubuh dapat dijadikan sebagi sumber energi dalam keadaan kekurangan energi dari karbohidrat dan lemak (Mulyaningsih 2006). Hasil konsumsi protein pada domba selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Konsumsi protein kasar harian domba selama penelitian Perlakuan

Konsumsi Protein Kasar (g e-1 hari-1) Hijauan Pakan Mengandung

Limbah Sayuran

Jumlah

P1 85.24±13.99 65.14±13.27 150.38±27.26

P2 86.85±6.21 57.97±3.05 144.82±8.70

P3 86.07±9.12 37.63±3.59 123.69±12.46

P1= 60% hijjauan + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3= 60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi protein kasar. Pakan klobot jagung mengandung PK lebih tinggi jika dibandingkan dengan pakan limbah tauge dan daun kembang kol, akan tetapi hal ini tidak menyebabkan konsumsi protein kasar pada P3 (60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung) menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena konsumsi bahan kering pada P3 (60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung) lebih rendah jika dibandingkan dengan P2 (60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge). Purbowati et al.

(21)

8

(2007) menyatakan bahwa konsumsi PK sejalan dengan konsumsi bahan keringnya, karena konsumsi nutrien tersebut dipengaruhi oleh konsumsi bahan kering dan kandungan pakan tersebut. Arifin et al. (2007) menyatakan hal yang sama bahwa faktor yang mempengaruhi konsumsi PK adalah konsumsi bahan kering dan kandungan PK dalam ransum.

Hasil konsumsi protein harian domba pada penelitian berkisar antara 123.69-150.38 g e-1 hari-1. Nilai konsumsi protein pada penelitian telah mencukupi kebutuhan protein jika berdasarkan NRC (2006) yaitu domba dengan bobot badan 10 kg sampai 20 kg membutuhkan protein 127-167 g untuk pertumbuhannya, namun hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan penelitian Haryanto et al. (1997) yang menyatakan bahwa kebutuhan total protein domba dengan bobot badan 10 kg sampai 20 kg dan pertambahan bobot badan 100 g e-1 hari-1 berkisar 102.7-135.8 g e-1 hari-1.

Konsumsi TDN

Total Digestible Nutrient (TDN) merupakan suatu nilai yang menunjukkan jumlah dari bahan makanan yang dapat dicerna dan diserap serta disimpan oleh hewan didalam tubuhnya. Semakin tinggi nilai TDN dari suatu pakan, maka pakan tersebut semakin baik karena banyak zat-zat makanan yang dapat digunakan (Wandito 2011). Hasil konsumsi TDN pada domba selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Konsumsi TDN harian domba selama penelitian Perlakuan

Konsumsi TDN (g e-1 hari-1) Hijauan Pakan Mengandung

Limbah Sayuran

Jumlah

P1 292.89±48.07 175.99±35.86 468.88±83.92

P2 298.45±21.33 142.83±17.52 441.28±37.34

P3 295.74±31.35 93.97±8.97 389.71±39.64

P1= 60% hijjauan + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3= 60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung

Berdasarkan analisis ragam perlakuan tidak memberikan efek yang signifikan terhadap konsumsi TDN domba selama penelitian. Hal ini karena kandungan TDN yang tinggi pada klobot jagung sehingga menyebabkan konsumsi pakan rendah karena energi yang terkandung dalam pakan lebih tinggi sehingga ternak menjadi cepat kenyang (Asriningrum 2003). Nilai konsumsi TDN domba selama penelitian berkisar antara 389.71- 468.88 g e-1 hari-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi TDN sesuai dengan NRC (2006) yang menyatakan domba dengan bobot badan 10 kg sampai 20 kg dan pertambahan bobot badan 100 g sampai 200 g membutuhkan TDN sebesar 420-580 g e-1 hari-1 untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pertumbuhannya.

(22)

9 Pertambahan Bobot Badan

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan adalah konsumsi pakan. Hal ini sangat berkaitan dengan nilai nutrisi yang terkandung dalam pakan dan tingkat kecernaan dari pakan tersebut. Selain konsumsi pakan pertambahan bobot badan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis kelamin, umur, genetik, lingkungan, kondisi fisiologis ternak dan tata cara pemeliharaan (NRC 2006). Hasil pertambahan bobot badan domba hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Pertambahan bobot badan harian domba selama penelitian

Peubah Perlakuan

P1 P2 P3

Bobot awal (kg) 19.55±2.79 18.38±0.75 20.00±2.61 Bobot akhir (kg) 24.25±2.06 23.38±1.60 22.00±2.16 PBB harian (g e-1 hari-1) 134.29±50.52a 142.86±30.86a 57.14±38.69b

P1= 60% hijjauan + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% hijauan + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3= 60% hijauan + 40% pakan mengandung klobot jagung

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan harian domba. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung limbah sayuran pasar pada ternak domba berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan harian domba. Pertambahan bobot badan pada P1 dan P2 (134.29 dan 142.86 g e-1 hari-1) lebih tinggi dibandingkan dengan P3 sebesar 57.14 g e-1 hari-1. Pertambahan bobot badan yang rendah pada P3 ini disebabkan oleh konsumsi bahan kering harian domba P3 lebih rendah jika dibandingkan P1 dan P2, sehingga semakin banyak pakan yang dikonsumsi maka akan meningkatkan pertambahan bobot badan harian domba.

Menurut Parakkasi (1999), pertambahan bobot badan harian dipengaruhi oleh konsumsi selama pemeliharaan. Hal ini terkait dengan nutrisi yang terkandung dalam pakan dan tingkat kecernaan dari pakan tersebut. Kandungan serat kasar yang tinggi pada pakan yang mengandung limbah tauge (P2) diduga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi daya cerna makanan dan pertambahan bobot badan domba (Tilman et al. 1991). Menurut Pasambe et al. (2006) serat kasar termasuk golongan karbohidrat yang berfungsi untuk mengisi dan menjaga agar alat pencernaan bekerja dengan baik, serta mendorong kelenjar-kelenjar pencernaan untuk mengeluarkan enzim-enzim pencernaan. Adanya kandungan serat kasar yang cukup didalam pakan ternak ruminansia menyebabkan jumlah konsumsi bahan kering semakin tinggi yang digunakan untuk menyusun sel-sel tubuh.

(23)

10

Gambar 1 Grafik Bobot Badan Domba

Gambar 1 menunjukkan bahwa domba yang diberikan pakan yang mengandung limbah tauge dan daun kembang kol terus mengalami peningkatan bobot badan setiap minggunya. Hal ini mengindikasikan bahwa pakan yang dikonsumsi oleh domba dapat dimanfaatkan dengan baik oleh ternak untuk pertumbuhannya. Retnani et al. (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa domba yang diberikan pakan rumput lapang dan limbah sayuran pasar dapat memberikan hasil pertambahan bobot badan harian yang lebih tinggi sebesar 24% daripada domba yang hanya diberikan pakan rumput saja. Nilai nutrisi yang terkandung dalam pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi pertambahan bobot badan ternak. Ransum yang mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan memiliki palatabilitas yang baik dapat dengan cepat meningkatkan pertambahan bobot badan harian hewan ternak selama pemeliharaan (Mulyaningsih 2006).

Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan merupakan perbandingan antara pertambahan bobot badan yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Menurut Anggorodi (1990) faktor yang mempengaruhi efisiensi pakan diantaranya adalah laju perjalanan pakan di dalam saluran pencernaan, bentuk fisik bahan makanan dan komposisi nutrien ransum. Pakan yang mudah dicerna akan meningkatkan efisiensi pakan karena dapat meningkatkan penyerapan nutrien untuk kebutuhan ternak (Parakkasi 1999). Nilai efisiensi pakan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Efisiensi pakan domba selama penelitian

Perlakuan Efisiensi Pakan

P1 0.17 ± 0.07

P2 0.16 ± 0.03

P3 0.09 ± 0.06

P1 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung klobot jagung

17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 0 1 2 3 4 5 B o bo t B a da n (k g ) Minggu ke- P1 P2 P3

(24)

11

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pakan yang mengandung limbah sayur tidak berpengaruh nyata terhadap nilai efisiensi pakan pada domba. Hal ini dikarenakan kualitas pakan yang hampir sama pada setiap perlakuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi pakan adalah kualitas pakan, semakin baik kualitas pakan yang dikonsumsi maka akan diikuti dengan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi dan semakin efisien penggunaan pakannya (Sobri 2012). Nilai efisiensi pakan berkisar antara 0.09-0.17. Hasil ini setara dengan penelitian Mulyaningsih (2006) yang menyatakan bahwa efisiensi domba lokal berkisar antara 0.05-0.19. Nilai efisiensi pakan yang semakin tinggi menunjukkan bahwa pakan tersebut semakin baik. Pond et al. (1995) menyatakan bahwa semakin baik kualitas pakan diikuti dengan pertambahan bobot badan yang tinggi maka akan semakin efisien pakan yang digunakan.

Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost (IOFC) merupakan salah satu metode perhitungan yang dapat dilakukan untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan. Keuntungan usaha diperoleh dari pendapatan selama penggemukan yaitu harga jual domba dikurangi harga beli domba kemudian dikurangi biaya pakan yang dikeluarkan selama pemeliharaan. Harga bakalan domba yang digunakan untuk penelitian adalah Rp 50 000 per kg bobot hidup sedangkan harga jual domba yang sudah digemukkan adalah Rp 58 000 per kg bobot hidup. Harga beli dan jual domba yang digunakan mengikuti harga pasar pada bulan Maret dan Mei 2013. Penelitian ini menggunakan dua jenis pakan yaitu hijauan dan pakan mengandung limbah sayur. Harga pakan limbah sayur yang digunakan pada P1, P2 dan P3 berturut-turut adalah Rp 1 083, Rp 1 088, Rp 2 637 per kg sedangkan hijauan yang diperoleh di sekitar desa Ciherang adalah Rp 200 per kg berat segar. Besarnya keuntungan yang diperoleh dengan perhitungan IOFC selama pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Nilai Income Over Feed Cost (IOFC) selama penelitian

Perlakuan Harga Jual Domba (Rp) Harga Beli Domba (Rp) Total Biaya Pakan (Rp) IOFC (Rp) P1 1406500±119570 920000±67823 60685±6756 425825±53831 P2 1355750±92845 916250±93397 59014±3801 380486±59109 P3 1276000±125294 930000±116046 94598±11223 251402±157186

P1 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung daun kembang kol, P2 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung limbah tauge, P3 = 60% rumput lapang + 40% pakan mengandung klobot jagung

Berdasarkan perhitungan IOFC yang diperoleh pada Tabel 9, keuntungan paling tinggi selama pemeliharaan adalah P1 yaitu sebesar Rp 425 825. Hal ini karena domba pada P1 memiliki pertambahan bobot yang tinggi dan biaya pakan yang relatif murah. Keuntungan paling rendah diperoleh pada domba P3 karena

(25)

12

domba pada perlakuan tersebut memiliki pertambahan bobot badan paling rendah dan biaya pakan yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi nilai IOFC adalah pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan harga pakan pada saat pemeliharaan. Menurut Setyono (2006) pertambahan bobot badan yang tinggi tidak menjamin akan mendapatkan keuntungan maksimum, akan tetapi pertambahan bobot badan yang baik dengan efisiensi pakan tinggi serta biaya pakan yang rendah akan mendapatkan keuntungan maksimum.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemberian pakan yang mengandung daun kembang kol memberikan hasil terbaik terhadap nilai efisiensi pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC) dibanding perlakuan lainnya. Domba yang diberikan pakan mengandung daun kembang kol dapat menghasilkan pertambahan bobot badan sebesar 134.29 g e-1 hari-1.

Saran

Pemberian pakan limbah sayur ini sangat cocok diterapkan oleh peternak yang berada di daerah perkotaan dimana ketersediaan hijauan yang sedikit. Pakan limbah sayuran terbukti efektif digunakan sebagai alternatif pakan pengganti hijauan untuk meningkatkan performa ternak domba.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta (ID): PT Gramedia. Arifin M, Isminursiti A, Rianto E. 2007. Deposisi protein pada domba ekor tipis

jantan yang diberi pakan hijauan dan konsentrat dengan metode penyajian berbeda. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Vet. Bogor (ID). hlm 368-373.

Arifiyanti L. 2002. Daun bawang merah sebagai hijauan substitusi rumput lapang pada ternak domba ekor gemuk lokal. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Asriningrum. 2003. Retensi nitrogen dan dan kecernaan pada domba jantan lokal yang mengkonsumsi biomassa limbah serat kelapa sawit hasil fermentasi oleh Ganoderma luciadium. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Church DC, Pond WG. 1988. Basic Animal Nutrition and Feeding. New York

(US): John Willey and Sons, Inc.

Devendra C, McLeroy GB. 1992. Goat and Sheep Production in the Tropic. London (GB): ELBS Longman Group Ltd.

[Ditjenak] Direktorat Jenderal Peternakan. 2012. Populasi ternak domba di Indonesia [Internet]. [diunduh 2013 Juli 9]. Tersedia pada: http://ditjenak.deptan.go.id.

(26)

13

Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Tillman AD. 1993. Tabel Komposisi Pakan Untuk Indonesia. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr.

Haryanto B, Inounu I, Sutama IK. 1997. Ketersediaan dan kebutuhan teknologi produksi kambing dan domba. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner: 1997 Januari 7-8; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 112-131. Mathius IW. 1989. Jenis dan nilai gizi hijauan makanan ternak domba dan

kambing di pedesaan Jawa Barat. Di dalam: Djajanegara A, Rangkuti M, Siregar SB, Suhardono, Sejati WK, editor. Pertemuan Ilmiah Ruminansia Jilid 2: Ruminansia Kecil. Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian, Bogor. hlm 204-209. Mulyaningsih T. 2006. Penampilan domba ekor tipis jantan (Ovis aries) yang

digemukkan dengan beberapa imbangan konsentrat dan rumput gajah (Pennisetum purpureum) [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. [NRC]. National Research Council. 2006. Nutrient Requirement of Sheep.

Washington (US): National Academy Pr.

Parakkasi A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Pr.

Pasambe D, Sariubang M, Nurhayu. 2006. Pengaruh perbaikan pakan terhadap produktivitas sapi bali jantan yang sedang penggemukan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Vet: 2006 September 5-6; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 67-75.

Pond WG, Church DC, Pond KR. 1995. Basic Animal Nutrition and Feeding. 4rd Ed. New York (US): John Wiley and Sons, Inc.

Purbowati E, Sutrisno CI, Baliarti E, Budhi SPS, Lestariana W. 2007. Pengaruh pakan komplit dengan kadar protein dan energi yang berbeda pada penggemukan domba lokal jantan secara feedlot terhadap konversi pakan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Vet; 2007 Agustus 21-22; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 394-401.

Retnani Y, Kamesworo W, Khotijah L, Saenab A. 2010. Pemanfaatan wafer limbah sayuran pasar untuk ternak domba. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Vet; 2010 Agustus 3-4; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 503-510.

Rianto E, Anggalina D, Dartosukarno S, Purnomoadi A. 2006. Pengaruh metode pemberian pakan terhadap produktivitas domba ekor tipis. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian; 2006 September 5-6; Bogor, Indonesia. Bogor (ID). hlm 361-365.

Setyono DJ. 2006. Pendugaan fungsi biaya pakan penggemukan domba peranakan garut dengan pemeliharaan sistem koloni. J. Indonesian Trop Anim Agric. 31(4):205-210.

Sobri. 2012. Performa domba ekor tipis (Ovis aries) jantan yang digemukkan dengan pemberian biskuit daun jagung dan rumput lapang. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Steel RGD, Torrie JH, 1993. Prinsip dan prosedur statistika (Pendekatan Biometrik) Penerjemah B. Sumantri. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.

(27)

14

Tillman AD, Reksohadiprodjo S, Prawirokusumo S, Hartadi H, Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Pr.

Tillman AD, Hartadi H, Reksohadipradjo S, Labdosoeharjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Yogyakarta (ID): Universitas Gadjah Mada Pr.

Wandito DS. 2011. Performa dan morfometrik domba ekor gemuk dengan pemberian pakan konsentrat dan limbah tauge pada taraf pemberian yang berbeda. [skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

Widiyanto, Surahmanto, Mulyono, E Kusumanti. 2011. Pelleted field grass to increases the java thin tail sheep productivity. J Indonesian Trop Anim Agric. 36(4):273-280.

(28)

15 Lampiran 1 Sidik ragam pertambahan bobot badan domba

SK JK Db KT Fhit Sig.

Perlakuan 17829.143 2 8914.571 5.347 .029

Galat 15004.318 9 1667.146

Total 181830.971 12

SK: sumber keragaman, JK: jumlah kuadrat, Db: derajat bebas, KT: kuadrat tengah, Fhit: nilai hitung

Uji lanjut Duncan konsumsi bahan kering domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

3 4 57.1425

1 4 1.3429

2 4 1.4286

Sig. 1.000 .773

Lampiran 2 Sidik ragam konsumsi bahan kering domba

SK JK Db KT Fhit Sig.

Perlakuan 71758.280 2 35879.140 3.751 .065

Galat 86084.653 9 9564.961

Total 7598914.706 12

Uji lanjut Duncan konsumsi bahan kering domba

Perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2

3 4 6.8190

1 4 8.1548 8.1548

2 4 8.6500

Sig. .085 .492

Lampiran 3 Sidik ragam konsumsi protein kasar domba

SK JK Db KT Fhit Sig.

Perlakuan 1585.684 2 792.842 2.442 .142

Galat 2921.884 9 324.654

(29)

16

Lampiran 4 Sidik ragam konsumsi TDN domba

SK JK Db KT Fhit Sig.

Perlakuan 12919.530 2 6459.765 2.070 .182

Galat 28083.346 9 3120.372

Total 2293868.233 12

Lampiran 5 Sidik ragam efisiensi pakan domba

SK JK Db KT Fhit Sig.

Perlakuan .017 2 .009 2.519 .135

Error .031 9 .003

(30)

17

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 23Mei 1991 di Blora, Jawa Tengah.Penulis adalah anak ketiga dari bersaudara dari pasangan Winarto dan Sugiyarti. Pada tahun 1997 penulis mengawali pendidikan dasarnya di Sekolah Dasar Jetis 2 dan pada tahun 2006 penulis lulus dari SMP Negeri I Blora.Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri I Blora pada tahun 2006 dan diselesaikan pada tahun 2009.Penulis diterima di Institut Pertania Bogor pada tahun 2009 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

Penulis diterima pada Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan , Fakultas Peternakan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis mengikuti beberapa kegiatan baik dari aspek akademik, organisasi maupun kepanitiaan baik dalam skala kampus, nasional, maupun internasional. Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak (HIMASITER) sebagai staff divisi Ilmu dan Teknologi periode 2011-2012. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang di Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor pada tahun 2011 serta berkesempatan untuk menerima beasiswa BBM pada tahun 2009 dan 2011-2013

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan studi, penelitian, seminar dan skripsi. Penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayah, Ibu dan kakak-kakak tercinta atas doa, nasehat, kasih sayang, dan pengorbanan yang tidak pernah berhenti.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Yuli Retnani, M.Sc dan Bapak Dr. Ir. Didid Diapari, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang banyak memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Asep Sudarman, M.Rur.Sc, Dr. Ir. Moh. Yamin, M.Agr.Sc dan Dr. Iwan Prihantoro, S.Pt M.Si atas koreksi dan saran yang diberikan pada penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lidy Herawati, MS. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis selama kuliah di Fakultas Peternakan. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak kelompok ternak Subur Jaya, Ai Taryati dan staff laboratorium industri pakan yang banyak membantu dalam penelitian ini.

Terima kasih penulis sampaikan pula kepada Zhakiyah Rasyiedh atas semangat, dukungan dan motivasi yang selalu diberikan. Terima kasih pula kepada para sahabat Resti Zulia D, Shinta C Wardani, Citra Alif S, Netie Niki Kayaku, Reisha Septiani, teman-teman INTP angkatan 46, serta teman-teman terbaik Cokorda, Dessy, Echi, Echa, Wenny, Meilisa, Arfi, Cici, Mirna, Mona, Iwana, Rianika dan Kak Griv atas segala bentuk bantuan dan dukungan semangatnya kepada penulis.

Gambar

Tabel 1  Kandungan nutrien hijauan dan limbah sayuran pasar  Kandungan
Tabel 3  Kandungan nutrien pakan limbah sayuran pasar (%BK)  Kandungan  nutrien  Perlakuan  P1  P2  P3  BK (%)  86.03  84.49  80.46  Abu (%)  16.11  22.23    8.63  PK (%)  22.49  17.61  24.93  LK (%)    2.19    2.34    1.47  SK (%)  21.13  40.15  28.73  BE
Gambar  1  menunjukkan  bahwa  domba  yang  diberikan  pakan  yang  mengandung  limbah  tauge  dan  daun  kembang  kol  terus  mengalami  peningkatan  bobot  badan  setiap  minggunya

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimanapun juga unsur-unsur Fungsi Ruang, Bentuk dan Ekspresi akan menentukan bagaimana arsitektur dapat meninggikan nilai suatu karya, memperoleh tanggapan serta

Teori ini sering digunakan untuk kota-kota yang termasuk sebagai kota metropolitan atau semi metropolitan dengan permasalahan yang cukup kompleks dalam kawasan

Creed, Patton, dan Prideaux, (2006) mengungkapkan bahwa sebanyak 50% siswa mengalami kebingungan dalam pengambilan keputusan. Salah satu faktornya adalah begitu

Read the following greeting card and answer question number 2.. To inform someone about

(c) Ada siswa SMAN 2 Bengkulu yang tidak lulus ujian nasional (d) Ada hewan berkaki empat yang berkembang biak dengan

Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian di atas mungkin disebabkan kisaran ukuran ikan paweh yang diambil tidak begitu bervariasi (berkisar antara

harga terhadap Keputusan pembelian Konsumen untuk meningkatkan Keunggulan bersaing pada Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) kerupuk Kulit di Kota Padang. 13 Afriani Sandra,

Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tolak ukur dalam evaluasi mengenai manfaat penerapan model Taba pembelajaran bahasa indonesia khususnya apresiasi