• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal. Penelitian ini berusaha memberikan bukti empiris dan menganalisis latar belakang pendidikan, Kecakapan profesional, Pendidikan berkelanjutan, dan Independensi pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi.

III.2 Sampel Penelitian

Penelitian ini mengambil sampel Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dari 43 daftar Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi sesuai dengan daftar yang di keluarkan oleh (Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai) PPAJP pada tahun 2010, hanya Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi yang tergolong dalam 13 besar dunia saja yang diranking oleh yang berdasarkan jumlah dari pada pendapatan terbesar pada tahun 2010 yang di jadikan sampel pada penelitian ini. Dari 130 kuesioner yang disebarkan hanya 100 kuesioner yang kembali kemudian hanya 90 kuesioner yang valid untuk dilakukan pengujian.

(2)

III.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Kantor Akuntan Publik yang dijadikan obyek adalah Kantor Akuntan Publik yang berdomisili di DKI Jakarta.

Adapun waktu yang digunakan dari penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Januari 2012.

III.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa kuesioner yang disebar ke Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi.

Adapun sumber data dalam penelitian ini berupa jawaban atas kuesioner yang diisi langsung oleh para responden, yang dimana responden tersebut adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi.

III.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berafiliasi. Tahapan dalam pengumpulan data terdiri dari dua tahap. Tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berafiliasi kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh para auditor yang bekerja di Kantor

(3)

Akuntan Publik yang berafiliasi untuk kemudian dilakukan pengolahan data dari kuesioner tersebut.

III.6 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh peneliti mengikuti kuesioner penelitian terdahulu, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti mengambil bahan untuk pembuatan kuesioner dari buku Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (SPAP).

III.7 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel dependen yang diuraikan dengan menggunakan skala likert.

III.7.1 Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang termasuk dan tergolong dalam variabel independen ialah :

1. Latar Belakang Pendidikan

a. Latar Belakang Pendidikan yang dimana dalam penelitian ini merupakan tingkat pendidikan auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berafiliasi yang di ukur dengan jenjang atau stara pendidikan dan jurusan (program studi) yang

(4)

dimiliki oleh auditor. Tingkat pendidikan dimulai dari SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) sampai dengan Pascasarjana. Indikator lainnya yaitu jurusan yang dimiliki oleh para auditor tersebut, apa jurusa dari para auditor tersebut. Pengukurannya menggunakan skala Likert. Untuk penilaian adalah sebagai

berikut:

Pascasarjana (S3) = Skala 5 kategori sangat baik Pascasarjana (S2) = Skala 4 kategori baik Sarjana (S1) = Skala 3 kategori netral Sarjana Muda atau (D3) = Skala 2 kategori tidak baik SLTA/SMK = Skala 1 kategori sangat tidak baik

b. Jurusan sesuai ijazah yang dimana dalam penelitian ini merupakan latar belakang pendidikan auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang berafiliasi yang di ukur dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh auditor. Latar belakang pendidikan dimulai dari Akuntansi, Manajemen, Administrasi Perusahaan, Komputer Akuntansi, dan Lainnya. Pengukuran menggunakan skala ordinal untuk penilaian adalah sebagai berikut:

(5)

Akuntansi = Skor 5 Manajemen = Skor 4 Administrasi Perusahaan = Skor 3 Komputer Akuntansi = Skor 2 Lainya = Skor 1

2. Kecakapan Profesional

Kecakapan profesional dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi yang telah mengikuti pelatihan akuntansi, auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi yang telah mengikuti pelatihan audit, dan pengalaman dalam melakukan pemeriksaan. Pengukuran menggunakan skala Likert untuk penilaiannya addalah sebagai

berikut:

Sangat Sering = Skala 1 kategori sangat baik Sering = Skala2 kategori baik

Pernah = Skala 3 kategori netral Hampir Ttidak Pernah = Skala 4 kategori tidak baik Tidak Pernah = Skala 5 kategori sangat tidak baik

(6)

3. Pendidikan Berkelanjutan

Pendidikan berkelanjutan dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi yang telah mengikuti program pendidikan singkat baik dalam dan luar negri, materi pelatihan yang diikuti tersebut harus mengikuti perkembangan teknologi yang terbaru, jenis pelatihan yang diikuti oleh auditor harus berhubungan dengan obyek pemeriksa yang ada, dan frekuensinya pelatihan untuk seorang pemeriksa setiap tahun minimal 40 jam mengikuti pelatihan. Pengukuran menggunakan skala Likert ukuran

penilaiannya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju = Skala 1 kategori sangat baik Setuju = Skala 2 kategori baik Netral = Skala 3 kategori netral Tidak Setuju = Skala 4 kategori tidak baik Sangat Tidak Setuju = Skala 5 kategori sangat tidak baik

4. Independensi Pemeriksa

Independensi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi dimana tidak memiliki hubung spesial atau hubungan kerjasama dengan entitas atau

(7)

perorangan yang diperiksa atau ditangani, auditor dalam melakukan pemeriksaan tidak mempunyai batas waktu yang tidak wajar, organisasi pemeriksa harus bebas dari hambatan independensi, dan tidak ada campur tangan dari pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan dan promosi pemeriksaan. Pengukuran menggunakan skala Likert untuk kategori penilaiannya adalah:

Sangat Setuju = Skala 1 kategori sangat baik Setuju = Skala 2 kategori baik Netral = Skala 3 kategori netral Tidak Setuju = Skala 4 kategori tidak baik Sangat Tidak Setuju = Skala 5 kategori sangat tidak baik

III.7.2 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Kualitas Hasil Pemeriksaan. Munurut Rahayu (2005:37) “variabel dependen (dependent variable)adalah variable yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat dari variabel independen.”.

Kualitas Hasil Pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian interen dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pemeriksa yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi

(8)

yang bertanggung jawab, untuk merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor dalam kualitas pemeriksaan yaitu kelemahan pengendalian intern, penyimpangan dari peraturan-peraturan. Yang menjadi indikator dalam Kualitas Hasil Pemeriksaan yaitu kelemahan pengendalian intern, penyimpangan dari peraturan-peraturan, kerahasiaan informasi, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan, dan tindak lanjut dari rekomendasi. Pengukuran menggunakan skala Likert.

Untuk kategori penelitiannya adalah:

Sangat Setuju = Skala 1 kategori sangat baik Setuju = Skala 2 kategori baik

Netral = Skala 3 kategori netral Tidak Setuju = Skala 4 kategori tidak baik Sangat Tidak Setuju = Skala 5 kategori sangat tidak baik

III.8 Model dan Teknik Analisis Data III.8.1 Uji Kualitas Data

Instumen merupakan salah satu alat pengukur variabel penelitian yang sering digunakan. Kualitas penyusunan instrumen akan memiliki keterkaitan dengan kualitas data penulisan yang dikumpulkan. Oleh

(9)

karena itu, suatu penelitian instrumen harus memenuhi syarat-syarat tingkat keandalan, yaitu kriteria validitas dan reliabilitas yang andal.

1. Validitas

Menurut Rochaety, Tresnati, & Latief (2009:57), “Suatu instrumen penelitian dapat dikaitkan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur variabel yang di teliti secara tepat atau dengan kata lain, ada kecocokan diantaraapa yang diukur dengan tujuan pengukuran”

2. Reliabilitas

Menurut Rochaety, Tresnati, & Latief (2009:49) mengatakan bahwa “Penelitian reliabilitas adalah apakah sebuah instrumen dapat mengukur suatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu.”

III.8.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Santoso (2010:203) “Sebuah model regresi akan dapat dipakai untuk prediksi jika memenuhi sejumlah asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik.”. Dalam praktek semua regresi akan sulit dalam memenuhi semua asumsi yang ada; walau demikian pelanggaran yang siknifikan terhadap asumsi yang ada akan mengakibatkan prediksi menjadi biasa. Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik ssebagai persyaratan dalam analisis agar datanya

(10)

dapat bermakna dan bermanfaat. Uji asumsi klasik meliputi Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Homoskedastisitas.

1. Normalitas Menurut Santoso (2010:43) “Uji Normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati normal, yakni nilai dari Y (variabel Dependen) seharusnya didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel Independen).”

Uji Normalitas, untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terkait, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal. Data yang digunakan adalah model regresi yang telah ada. Jadi uji Normalitas ialah data yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian Shapiro Wilk dengan dambar P-P Plot.

2. Homoskedastisitas, Menurut Santoso (2010:48) “yakni variasi di

sekitar garis regresi seharusnya konstanuntuk setuap nilai X. Uji Homoskedastisitas, menguji apakah dalam satu model regresi terjadi ketidak samaan variansdari residual dari suatu pengamatan ke

(11)

pengamatan yang lain. Jika variasi dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas.”

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi Homoskedastisitas. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi Homoskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik membesar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Homoskedastisitas. Data yang digunakan adalah model regresi yang ada.

3. Multikolinieritas, Menurut Santoso (2010:116) “yakni antar variabel

X (independen) tidak boleh saling berkorelasi secara kuat dan signifikan.”. Uji Multikolinieritas bertujuan untuk meguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem Multikolinieritas (multikom).

Multikolineritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Data yang dipakai adalah model regresi yang telah ada. Pengujian dilakukan dengan Colinearity Diagnostoc serta partai correlation.

(12)

III.8.3 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penulisan pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinteprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang utama dan data demografi responden.

III.8.4 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan untuk menemukan apakah ada pengaruh Latar belakang pendidikan, Kecakapan profesional, Pendidikan berkelanjutan, dan Independensi pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan pada Kantor Akuntan Publik yang berafiliasi. Untuk menguji hipotesis yang diajukan, dilakukan uji parsial dan simultan dengan analisis regresi sederhana dan berganda. Regresi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel dependen, sedangkan regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Latar belakang pendidikan, Kecakapan profesional, Pendidikan berkelanjutan dan Independensi pemeriksa secara simultan terhadap kualitas hasil pemeriksa.

(13)

Adapun bentuk matematis analisis regresi berganda sebagai berikut:

Y = β0+ β1 X1+ β2 X2 + β3 X3+ β4 X4 + e Dimana:

X1 = Latar Belakang Pendidikan

X2 = Kecakapan Profesional

X3 = Pendidikan Berkelanjutan

X4 = Indepedensi Pemeriksa

Y = Kualitas Hasil Pemeriksaan

β0 = Konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien regresi

e = Error

Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan (α) 0,05 atau 5% untuk meguji apakah hipitesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau di tolak dilakukan dengan cara menguji nilai F. Apabila nilai F positif berarti hipotesis diterima, jika nilai F negatif berarti hipotesis ditolak. Hal ini menunjukkan Latar belakang pendidikan, Kecakapan profesional, Pendidikan Berkelanjutan dan Independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas hasil

(14)

pemeriksa. Untuk menguji masing masing variabel independen secara parsial terhadap Kualitas Kasil Pemeriksaan dilakukan dengan menguji nilai t dengan dua sisi pada tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5% atau keyakinan 95%. Uji t digunaan untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variabel independen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah menerima hipotesis jika nilai t hasil perhitungan adalah positif atau lebih besar dari 0,05, yang berarti hipotesis diterima. Sebaliknya jika nilai t hasilnya perhitungan lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji t pada penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh (Mirawati , 2013 ) menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

Sesuai dengan peraturan Bupati Batu Bara Nomor 2 Tahun 2007 tentang pembentukan struktur organisasi perangkat daerah Kabupaten Batu Bara terbentuklah Dinas Pendapatan,

Hal tersebut terjadi karena lokasi pegerakan yang diteliti oleh Kridijantoro berbeda dengan penelitian yang sekarang, kemudian pada saat itu salah satu pohon pakan

Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) mengakibatkan kerusakan dengan menghasilkan

Puri merupakan tempat tinggal untuk kasta Ksatria yang memegang pemerintahan Umumnya menempati bagian kaja kangin di sudut pempatan agung di pusat desa.. Puri umumnya

Terkadang sering menjadi masalah yaitu banyak program tiap tahun hanya sekedar copy paste (salin dan tempel) dari program tahun sebelumnya. Tak jarang juga

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang