• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan program penguatan pendidikan karakter berbasis kelas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Anastasia Cindy Permatasari NIM : 151134248. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Anastasia Cindy Permatasari NIM : 151134248. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019. i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya tulisku ini kupersembahkan untuk:  Tuhan Yesus Kristus atas semua penyertaan yang tiada habisnya kepadaku.  Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi, Bapak Paulus Dadang dan Ibu Lies Remala yang selalu memberi semangat dan doa.  Kedua saudaraku Maria Paula dan Marcelina Three Evelin yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.  Para sahabat sekaligus teman seperjuangan yang selalu memberi bantuan dan semangatnya.  Teman-teman sepayung yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama.  Seluruh teman-teman kelas D angkatan 2015  Para dosen pembimbingku yang selalu sedia memberi masukan dan bimbingan.  Almamater Universitas Sanata Dharma. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. IF YOU BELIEVE IN YOURSELF, ANYTHING IS POSIBLE Dandelion. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN Anastasia Cindy Permatasari (151134248) Universitas Sanata Dharma 2019 Latar belakang dalam penelitian ini yaitu adanya program pemerintah untuk mengimplementasikan program Penguatan Pendidikan Karakter sesuai dengan Permendikbud No. 20 Tahun 2018 serta melihat situasi pendidikan yang ada di Indonesia dan banyaknya pelajar yang melakukan penyimpangan karakter seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, perundungan, seks bebas, dan intoleransi. Tujuan penelitian untuk mengetahui sejauh mana penerapan dan mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi yang digunakan 72 guru, sedangkan sampel penelitian berjumlah 59 guru. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah instrumen non tes. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan studi dokumenter. Pada kuesioner menggunakan kuesioner tertutup dan terbuka. Pada kuesioner tertutup guru memberikan tanda centang pada kolom jawaban “Ya” apabila telah menerapkan atau kolom “Tidak” bila belum menerapkan. Sedangkan, pada kuesioner terbuka guru menjawab pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 93,8% guru kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan sudah menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter yang tertinggi terdapat pada butir 8 dengan hasil persentase 100% dan terendah pada butir 2 mengenai sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru. Guru menerapkan program PPK melalui pengintegrasian nilai PPK dalam penyusunan silabus dan RPP, melalui pengelolaan kelas yang sesuai, dan melalui pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Kata kunci: PPK, Pendidikan Karakter, Kecamatan Moyudan, Berbasis Kelas. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE APPLICATION OF THE CLASSROOM BASIS STRENGTHENING CHARACTER BUILDING PROGRAM IN ALL ELEMENTARY SCHOOLS IN MOYUDAN SUB-DISTRICT, SLEMAN DISTRICT Anastasia Cindy Permatasari (151134248) Sanata Dharma University 2019 Background in this research is the existence of a government program to implement a program to strengthen character education in accordance with Ministry of Education and Culture No. 20 of 2018 and look at the educational situation in Indonesia. and the number of students who commit character deviations such as brawling, drugs consuming, bullying, free sex, and other intolerance things to one another. Character building program is the feasible way to plant positive character values to the students. The aim of the research was to know to what extent the implementation of the character building was implemented in all state Elementary Schools in Moyudan Sub-district, Sleman District. This research was a descriptive quantitative research using a survey methodology. There were 72 teachers being the research population, and 59 of them became the samples. The sample taking process was done using random sampling. Whereas, the research instrument employed was non-test instrument. The researcher collected the data by sharing questionnaires and conducting a documenter study. For the questionnaire, the researcher used close-ended and open-ended questions. The research participants would give a checklist sign in the column “Yes” if they implemented the program or sign in the column “No” if they did not implement it. Whilst, in the open-ended statements, the research participants answered each statements based on the experiences they had while teaching in the class. The result of the research showed that 93,8% teachers of the state Elementary Schools in Moyudan Sub-district, Sleman District had implemented the Classroom Basis Strengthening Character Building Program. The highest implementation of the character building program was on 8th items with the percentage results 100% and the lowest implementation was on 2nd item which was about the socialization of the character building program through the Teachers’ Group Work. Teachers implemented the character building program by integrating the character building values in the process of arranging the syllabus and lesson plans, suitable classroom organization, and appropriate learning methods selection. Keywords: PPK, Character Building Program, Moyudan Sub-district, Classroom Basis. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar. Peneliti menyelesaikan. skripsi. dengan. judul. “Penerapan. Program. Penguatan. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman” untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Progam Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, saran, dan motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Theresia Yunia Setyawan, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberi saran dan mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 6. Kepala UPT Pelayanan Pendidikan Kecamatan Moyudan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di seluruh SD Negeri yang ada di Kecamatan Moyudan. 7. Odo Hadinata M.Pd., selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk masukan yang diberikan selama penyusunan skripsi. 8. Kepala Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian kepada guru kelas yang ada di sekolah yang bersangkutan. 9. Bapak/Ibu guru Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan yang telah bersedia mengisi dan menjawab instrumen penelitian. 10. Orang tuaku, Paulus Dadang dan Lies Remala yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doa. 11. Kedua saudara perempuanku, Maria Paula dan Marcelina Three Evelin yang telah memberikan doa, hiburan, dukungan serta selalu memberi bantuan. 12. Teman-teman satu kelompok payung yang melaksanakan penelitian di Kecamatan Moyudan, Agata Septiani dan Subronto yang telah memberikan bantuan dan motivasi. 13. Teman-teman yang berada di dalam grub “Pejuang Skripsweet”, Novi, Bela, Ester, dan Bruder Mikael yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, dan bantuan.. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 14. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat di peneliti tuliskan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu peneliti membutuhkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.. Peneliti. xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………........ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……....…………………... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………… iv HALAMAN MOTTO ……………………………………………………… v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………… vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS …………………..….... vii ABSTRAK ………………………………………………................................ viii ABSTRACT ……………………………………………………….........….... ix KATA PENGANTAR ……………………………………………………… x DAFTAR ISI ……………………………………………………….........…. xiii DAFTAR TABEL ……………………………………………….................. xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. xvii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………...….... 1 A. Latar Belakang …………………………………………………......... 1 B. Batasan Masalah ………………………………………………… 4 C. Rumusan Masalah …………………………………………………... 5 D. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 5 E. Manfaat Penelitian ………………………………………………….. 5 F. Definisi Operasional ………………………………………………… 6 BAB II LANDASAN TEORI …………………………………………….... 8 A. Kajian Pustaka ………………………………………........................... 8 1. Pendidikan Karakter …………………………………………....... 8 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter ……………………....... 9 3. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas ……………........................................................................... 21 B. Penelitian yang Relevan ……………………………………......……. 31 C. Kerangka Berpikir …………………………………………….....…... 35 D. Pertanyaan Penelitian ……………………………......……………….. 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………..... 38 A. Jenis Penelitian..............…………………………………………........ 38 B. Setting Penelitian ……………………………………………………… 39 1. Subjek Penelitian ……………………….....……………………... 39 2. Objek Penelitian ……………….........…………………………..... 39 3. Tempat Penelitian ............................................................................. 39 4. Waktu Penelitian ..……………………….....…………………….. 40 C. Populasi dan Sampel ………………………………………………….. 40 1. Populasi Penelitian ..…………………………………................... 40 2. Sampel Penelitian ……………………………………………….... 41 D. Variabel Penelitian ………………………………….....…………….. 43 E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………........ 44 1. Kuesioner …………………………………………………….…... 44 2. Studi Dokumenter ………………………………………….…….. 44. xiii.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. F. Instrumen Penelitian ………………………………………………...... 1. Kuesioner Tertutup ……………...……….....…………………...... 2. Kuesioner Terbuka ……...……………..........…………………..... 3. Daftar cek ……………………...………………………................. G. Teknik Pengujian Instrumen ………………………………………..... 1. Validitas Isi ………………………………............……….............. 2. Validitas Muka …………………………………………................ H. Teknik Analisis Data ………………………………………………… BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………….. A. Hasil Penelitian …………………………………………...................... 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ……………………………....... 2. Deskripsi Responden Penelitian ………………………………...... 3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas se-Kecamatan Moyudan ……………...... B. Pembahasan ………………………………………................................ 1. Aspek Sosialisasi …………………………………......................... 2. Aspek Perencanaan Pembelajaran …………………..…………… 3. Aspek Penerapan di Kelas ……………………………………...... BAB V PENUTUP …………………………………………………………… A. Kesimpulan ……….……………………………………………......... B. Keterbatasan Penelitian …………………………………………........ C. Saran ……………………………………………………..................... DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………......... LAMPIRAN …………………………………………………………………. xiv. 44 45 47 48 49 49 54 55 58 58 58 60 60 74 76 78 79 86 86 87 87 88 91.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Contoh Nilai Karakter dalam RPP………………………….……. 16. Tabel 3.1. Populasi Penelitian………………………………………………. 40. Tabel 3.2. Tabel Penentuan Sampel Minimal Menurut Krecjie & Morgan … 41. Tabel 3.3. Perhitungan Data Sampel Penelitian…………………………….. 42. Tabel 3.4. Kisi-Kisi Kuesioner Tertutup…………………………................. 45. Tabel 3.5. Kuesioner Tertutup ………………………………………........... 46. Tabel 3.6. Skor Jawaban Instrumen Penelitian……………………………... 47. Tabel 3.7. Kisi-Kisi Kuesioner Terbuka………...……………….................. 47. Tabel 3.8. Kueioner Terbuka …………………………………………......... 47. Tabel 3.9. Nama SD Negeri se-Kecamatan Moyudan ……………............... 49. Tabel 3.10 Konversi Nilai Skala Lima……………………………................ 50 Tabel 3.11 Modifikasi Nilai Skala Lima…………………………….............. 51. Tabel 3.12 Kriteria Skor Skala Lima……………………………................... 53 Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Validasi Isi……………………………........... 53 Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validasi Muka………………………………. 54. Tabel 4.1. Daftar Sekolah Dasar yang Diteliti…..……………...................... 59. Tabel 4.2. Rerata Persentase Aspek Sosialisasi…………………………….. 64. Tabel 4.3. Rerata Persentase Aspek Perencanaan Pembelajaran …………... Tabel 4.4. Rerata Persentase Aspek Penerapan di Kelas ..…………………. 73. Tabel 4.5. Rerata Hasil Jawaban Responden ………………………………. 75. xv. 66.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara…… 10. Gambar 2.2. Lima Nilai Karakter dalam PPK ………………...…….………...….. 11. Gambar 2.7. Literature Map Penelitian-Penelitian Relevan………………...... 34. Gambar 4.1. Grafik Persentase Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Moyudan…………………….………………………………….. 61. Gambar 4.2. Persentase Penerapan PPK Butir 1………………........................ 62. Gambar 4.3. Persentase Penerapan PPK Butir 2………………........................ 63. Gambar 4.4. Persentase Penerapan PPK Butir 3……………………….……... 65. Gambar 4.5. Persentase Penerapan PPK Butir 4…………….………………... 66. Gambar 4.6. Persentase Penerapan PPK Butir 5……………………….……... 67. Gambar 4.7. Persentase Penerapan PPK Butir 6………………........................ 68. Gambar 4.8. Persentase Penerapan PPK Butir 7………………........................ 69. Gambar 4.9. Persentase Penerapan PPK Butir 8………….………………….. 70. Gambar 4.10. Persentase Penerapan PPK Butir 9………………….….……….. 70. Gambar 4.11. Persentase Penerapan PPK Butir 10…………………………….. 71. Gambar 4.12. Persentase Penerapan PPK Butir 11…………………….………. 72. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1a.. Surat Izin Melakukan Penelitian dari Universitas Sanata Dharma ……………………………………………………….. 92. Lampiran 1b.. Surat Rekomendasi izin dari Kesatuan Bangsa ..………......... Lampiran 1c.. Surat Izin Telah Melakukan Penelitian dari UPT Pelayanan. 93. Pendidikan Kecamatan Moyudan……………………………. 94. Lampiran 1d.. Surat Tanda Terima dari Kesatuang Bangsa dan Politik…….. 95. Lampiran 2a.. Rangkuman Data Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Moyudan…………………………………………………….... 96. Lampiran 2b.. Koding Data Sekolah ………………………………………... 99. Lampiran 2c.. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Tertutup …………….. 95. Lampiran 2d.. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Terbuka ……………. 101. Lampiran 3a.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Bayangkara ………………... 103. Lampiran 3b.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Bantul 1…...………………... 106. Lampiran 3c.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Ungaran ….………………... 109. Lampiran 3d.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Keputran 1 .………………... 112. Lampiran 3e.. Validasi Sekolah Dasar Negeri 4 Wates …..………………... 115. Lampiran 3f.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Jogodayoh .………….……... 118. Lampiran 3g.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Joannes Bosco .………….…. 121. Lampiran 3h.. Validasi Sekolah Menengah Pertama 1 Bantul …………….. 124. Lampiran 3i.. Validasi Sekolah Menengah Pertama 1 Bantul ……………..... 127. Lampiran 3j.. Validasi Sekolah Dasar Negeri Karangkajen ……….………... 130. Lampiran 3k.. Hasil Rekap Validasi Instrumen Tertutup dan Terbuka ……… 133. Lampiran 3l.. Hasil Validasai Instrumen …………………………………… 134. Lampiran 4a.. Identitas Responden Penelitian ……………………………... 135. Lampiran 4b.. Instrumen Kuesioner Tertutup ……………………………… 136. Lampiran 4c.. Instrumen Kuesioner Terbuka ………………………………. 137. Lampiran 4d.. Sampel Hasil Jawaban Responden ………………………….. 139. Lampiran 5.. Daftar Cek Dokumentasi Data ……………………………… 142. Biodata Peneliti ………………………………………………………………... 143. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan dunia pada era global saat ini menimbulkan dampak bagi bangsa Indonesia. Dampak globalisasi ini berupa persoalan serta tantangan berupa pengaruh informasi yang melimpah dan tuntutan bersaing dengan bangsa lain (Suparno, 2015: 22). Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal bagi bangsa Indonesia untuk bersaing dengan bangsa lain. Karakter sangat penting dalam membangun sumber daya manusia, sehingga perlu adanya pendidikan karakter yang dilakukan dengan tepat (Hidayatullah, 2010: 3). Sejalan dengan pendapat tersebut, Siregar (2015: 134) menyebutkan bahwa nilai-nilai karakter harus masuk dalam program pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan di sekolah formal perlu menanamkan karakter sejak dini. Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Suyanto dalam Zubaedi, 2011: 11). Nilainilai pendidikan karakter juga harus ditumbuhkan lewat kebiasaan kehidupan sehari-hari di sekolah atau habituasi (Wibowo, 2013: 21-22). Pembiasaan yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah seperti upacara bendera, kegiatan bina iman secara rutin, dan sholat berjamaah. Pada saat ini banyak perilaku yang menyebabkan menurunnya karakter generasi penerus, sehingga karakter. 1. 1.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. penting untuk ditanamkan sejak dini untuk mempersiapkan diri menjawab persoalan dan tantangan yang ada. Program Penguatan Pendidikan Karakter adalah upaya pemerintah untuk menanamkan karakter pada peserta didik. Penguatan Pendidikan Karakter terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) merupakan bagian integral butir kedelapan Nawacita. Program Penguatan Pendidikan Karakter direalisasikan melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Program Penguatan Pendidikan Karakter merujuk pada 5 nilai utama yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter diterapkan dalam tiga basis yaitu Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat (Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018). Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan mampu membangun generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter baik. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah saat ini masih kurang. Faktor penyebab kurangnya pendidikan karakter karena sistem pendidikan saat ini kurang menekankan pengembangan karakter, tetapi lebih menekankan pada aspek. kognitif. serta. kondisi. lingkungan. yang. kurang. mendukung. pembangunan karakter yang baik (Hidayatullah, 2015: 15). Kurangnya pendidikan karakter dibuktikan dalam berbagai tindak kejahatan yang dilakukan peserta didik sekolah dasar. Saat ini banyak terjadi pelecehan seksual, tindakan perundungan, penyalahgunaan narkoba, tindakan intoleran,.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. ketidakjujuran, dan masih banyak lainnya. Pada kenyataannya pendidikan karakter di sekolah sangat kurang. Hal tersebut dapat terlihat dari pelecehan seksual di dalam kelas yang terjadi di Probolinggo, Jawa Timur di mana pelaku dan korban adalah siswa SD kelas IV (Patroli, 26 Januari 2019). Kasus lain yang terjadi adalah seorang siswa SD di Makassar, Sulawesi Selatan yang jadi buronan karena menjadi bandar sabu. Kasus lainnya adalah siswa SD di Surabaya, Jawa Timur yang melawan saat ditegur gurunya karena merokok di luar pagar sekolah. (Liputan 6, 25 April 2019). Berdasarkan kasus-kasus tersebut, pendidikan karakter harus ditanamkan dan diajarkan secara optimal sejak dini melalui pendidikan formal di sekolah. Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter pada pendidikan formal dapat diterapkan di dalam kelas. Kelas merupakan tempat pembentukan karakter utama bagi individu (Koesoema, 2018: 7). Penguatan Pendidikan Karakter di kelas dapat dilakukan guru melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan mengaitkan pendidikan karakter dan melakukan analisis KD yang kemudian digunakan dalam mengembangkan indikator. Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas terjadi dalam sebuah pembelajaran yang ada di dalam kelas. Berhasil tidaknya sebuah pendidikan sangat tergantung dari cara guru mengelola kelas serta membangun lingkungan yang nyaman (Koesoema, 2012: 105). Guru di dalam kelas memiliki kebijakan untuk mengatur kelasnya agar pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pembentukan karakter di dalam kelas terjadi dalam konteks dialogis yang muncul selama proses pembelajaran, baik.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. melalui bacaan, diskusi, pertanyaan reflektif, maupun pengelolaan kelas (Koesoema, 2018: 18). Pengelolaan kelas yang baik diimbangi dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini berfokus pada program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. Peneliti memilih Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas karena kelas merupakan tempat utama terjadinya proses pendidikan ketika di sekolah. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas umumnya merujuk pada upaya guru dalam mengintegrasikan pendidikan karakter saat mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti memilih judul penelitian “Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar Negeri seKecamatan Moyudan Kabupaten Sleman”. Penelitian ini dilakukan di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan, yang berjumlah 12 sekolah. Peneliti memilih Kecamatan Moyudan karena di kecamatan ini belum ada penelitian yang membahas mengenai program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas. Dengan adanya penelitian ini guru diharapkan semakin optimal dalam menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter bagi peserta didik di kelas.. B. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka masalah yang diteliti akan dibatasi sebagai berikut. 1. Populasi dalam penelitian ini adalah sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan..

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai 6 di satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan. 3. Fokus penelitian adalah penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas.. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman? 2. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman?. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.. 2.. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi Guru.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan refleksi dan pedoman guru dalam mengajar dan menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter melalui pembiasaan-pembiasaan di dalam kelas. 2. Bagi Sekolah a. Sekolah dapat mengetahui deskripsi Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas. b. Sekolah dapat mengembangkan program Penguatan Pendidikan Karakter pada setiap pembelajaran di kelas. 3. Bagi Peneliti a. Peneliti dapat menambah ilmu serta pengalaman berdasarkan penelitian yang dilakukan. b. Peneliti dapat mengetahui gambaran penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang ada di sekolah dasar.. F. Definisi Operasional 1. Pendidikan Karakter adalah sebuah cara yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang dapat menjadikan peserta didik memiliki karakter yang baik. 2. Program. Penguatan. Pendidikan Karakter (PPK) adalah program. pendidikan di sekolah yang dibentuk oleh pemerintah untuk memperkuat karakter peserta didik yang berpedoman pada lima nilai-nilai utama karakter dan dilaksanakan pada tiga basis yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 3. PPK Berbasis Kelas adalah kegiatan pengintegrasian nilai-nilai yang bermuatan karakter dalam setiap mata pelajaran..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Karakter a. Pengertian Karakter Menurut Bohlin (dalam Zubaedi, 2012: 12) karakter dapat diartikan sebagai tanda khusus atau pola perilaku, sedangkan arti karakter dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 392) yaitu sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari orang lain. Karakter mengacu pada serangkaian sikap (attitude), perilaku (behavior), motivasi (motivation), dan keterampilan (skills). Karakter meliputi sikap (seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik), kapasitas intelektual (seperti kritis dan alasan moral), perilaku (seperti jujur dan bertanggung jawab), mempertahankan prinsip-prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan, interpersonal. dan. emosional. yang. memungkinkan. seseorang. berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan dan komitmen untuk berkontribusi dalam komunitas masyarakat (Mulyasa, 2013: 3). b. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter digunakan untuk memberikan kebebasan bagi individu dalam menghayati nilai-nilai yang dianggap baik, luhur, dan layak diperjuangkan sebagai pedoman dalam bertingkah laku bagi kehidupan pribadi dan dalam berhadapan dengan dirinya, sesama, dan. 8.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. Tuhan (Koesoema, 2010: 5). Suparno (2015: 29) menyebutkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang bertujuan membantu siswa mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang diinginkan. Pendapat tersebut sejalan dengan pernyataan Wibowo (2012: 36) yang menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur dalam diri peserta didik sehingga mereka memiliki karakter luhur, mampu menerapkan dan mempraktikkan kebiasaan baik dalam kehidupannya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah cara yang dapat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai karakter yang dapat menjadikan peserta didik memiliki karakter yang baik. Peserta didik yang berkarakter baik adalah mereka yang berpikir dan bertindak sesuai dengan norma. Dengan demikian, maka peserta didik diharapkan selalu bertanggung jawab terhadap setiap pikiran dan tindakannya.. 2. Program Penguatan Pendidikan Karakter a. Pengertian Penguatan Pendidikan Karakter Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 17). Senada dengan pernyataan tersebut, Perpres No. 87 Tahun 2017 menyebutkan.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. bahwa Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Harmonisasi dari keempat aspek tersebut sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yang dapat dilihat dalam gambar berikut.. Olah Hati. Olah Pikir. Olah Raga. Olah Rasa/Karsa. Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara Gambar 2.1 menunjukkan adanya keterpaduan antara keempat aspek dalam filosofi Ki Hajar Dewantara. Olah pikir berkaitan dengan proses nalar guna untuk mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, dan reflektif. Olah raga berkaitan dengan sikap bersih dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif,.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. kompetitif, ceria, dan gigih. Olah hati berkaitan dengan beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik. Olah rasa/karsa berkaitan dengan sikap ramah, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. Berlandaskan pada filosofi Ki Hajar Dewantara di atas, tercetuslah Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang menempatkan nilai. karakter. sebagai. dimensi. terdalam. pendidikan. yang. membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8). Ada lima nilai karakter utama yang tertulis pada Permendikbud No. 20 Tahun 2018 Pasal 2 Ayat 2, yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Berikut adalah gambar dan penjelasan mengenai kristalisasi nilai dalam PPK menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 8).. Religiusitas. Kemandirian. Nasionalisme. Nilai Utama Gotong Royong. Integritas. Gambar 2.2 Lima Nilai Karakter dalam PPK.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Kelima nilai keutamaan di atas memiliki sub nilai sebagai berikut. 1) Religiusitas Mustari (2014: 1) menyebutkan bahwa religius adalah nilai karakter yang menunjukkan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang selalu berdasarkan pada nilai-nilai keTuhanan atau ajaran. agamanya.. Selaras. dengan. pendapat. tersebut. nilai. religiusitas merupakan sikap yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang dapat terlihat dari perilaku melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianutnya, mampu menghargai perbedaan agama dan menjunjung tinggi rasa tenggang rasa terhadap pemeluk agama lain yang sedang melakukan ibadah dan acara keagamaan lainnya, serta mampu hidup berdampingan dengan rukun dan damai bersama pemeluk agama lain. Nilai karakter religiusitas mencakup tiga dimensi relasi sekaligus yaitu hubungan antara individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan lingkungan. Nilai karakter religiusitas ini ditunjukkan melalui perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 7). Nilai religiusitas memiliki sub nilai yaitu cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan, anti perundungan dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. 2). Nasionalisme Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan dan kepedulian yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 8). Sub nilai nasionalisme antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, serta menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.. 3) Kemandirian Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang tidak bergantung pada bantuan orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 9). Nilai kemandirian memiliki sub nilai yaitu kerja keras, tangguh, memiliki daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat. 4) Gotong Royong Gotong royong merupakan sikap yang mencerminkan tindakan menghargai, semangat kerja sama dan bahu membahu dalam menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, dan memberikan pertolongan pada orang yang sedang membutuhkan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 10)..

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Terdapat sub nilai gotong royong yaitu menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan. 5) Integritas Integritas merupakan perilaku yang didasarkan upaya untuk menjadikan dirinya seseorang yang dapat dipercaya dalam perkataan dan tindakan serta memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral. Nilai karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara dan aktif terlibat dalam kehidupan sosial melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 11). Terdapat sub nilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, anti korupsi, keadilan, tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu terlebih para penyandang disabilitas. b. Basis. Pengembangan. dan. Penerapan. Penguatan. Pendidikan. Karakter di Sekolah Dalam pelaksanaannya program Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan melalui tiga basis yang dijelaskan sebagai berikut. 1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan gerakan yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai utama ke dalam kurikulum sekolah, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. (RPP). Kurikulum berperan sebagai ruh atau inti dari pendidikan itu sendiri. Tanpa adanya kurikulum dalam sebuah sekolah, maka kegiatan pendidikan tidak terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan karakter dalam pengembangan kurikulum tidak dimasukkan dalam pokok pembahasan, melainkan disisipkan ke dalam muatan pembelajaran dengan tujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan. pengetahuan,. menanamkan. kesadaran,. dan. mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Pengintegrasian pendidikan karakter berbasis kelas dapat dilakukan melalui 6 kegiatan yaitu pengintegrasian PPK dalam kurikulum, pengintegrasian PPK melalui manajemen kelas, pengintegrasian PPK melalui pilihan dan penggunaan model dan metode pembelajaran, PPK melalui mata pelajaran khusus, PPK melalui gerakan literasi, dan PPK melalui layanan bimbingan konseling. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas merupakan kegiatan pengintegrasian nilai-nilai karakter yang terjadi selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Salah satu upaya dalam menerapkan penguatan pendidikan karakter di kelas adalah melalui pengintegrasian nilai karakter ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berikut adalah tabel contoh pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam RPP dengan menggunakan materi kelas III semester 1 tema 1 “Perkembangbiakan dan Perkembangan Makhluk Hidup” sub tema 2 “Perkembangbiakan dan Perkembangan Manusia”..

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP Muatan Pelajaran. PPKn. Kompetensi Dasar. Indikator Pencapaian. Karakter yang Diharapkan. 4.1 Menceritakan arti gambar pada lambang negara “Garuda pancasila”. 4.1.1 Menceritakan pengalaman berdasarkan sikap yang sesuai dengan kelima sila. Percaya diri, Cinta tanah air, Toleransi, dan Religiusitas. Dari tabel 2.1 dapat diketahui bahwa karakter yang diharapkan adalah percaya diri, cinta tanah air, toleransi, dan religiusitas. Percaya diri, cinta tanah air, toleransi, dan religiusitas nampak pada Kompetensi Dasar 4.1 mata pelajaran PPKn dan nampak pada indikator pencapaian 4.1.1 pada mata pelajaran PPKn yaitu menceritakan pengalaman berdasarkan sikap yang sesuai dengan kelima sila dalam pancasila. Berdasarkan KD dan indikator tersebut diharapkan peserta didik memiliki rasa percaya diri saat bercerita di depan kelas dengan berani dan memiliki rasa toleransi terhadap teman yang sedang bercerita di depan kelas. Nilai religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, nampak pada mata pelajaran PPKn indikator pencapaian 4.1.1 yaitu “menceritakan pengalaman berdasarkan sikap yang sesuai dengan kelima sila dalam pancasila”. Nilai religiusitas akan nampak saat bercerita pengalaman yang berkaitan dengan sila pertama, nilai nasionalisme akan nampak saat bercerita mengenai sila ketiga. Nilai gotong royong akan nampak saat bercerita pengalaman tentang sila keempat. Dalam mendesain sebuah RPP, guru diharapkan mampu.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. membidik karakter apa saja yang hendak ditanamkan pada peserta didik. 2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Lingkungan. dan. suasana. sekolah. berpengaruh. terhadap. perkembangan karakter anak. Suasana sekolah yang sungguh ditata dan diatur sesuai dengan nilai karakter yang ingin ditekankan pada peserta didik akan membantu karakter peserta didik cepat berkembang (Suparno, 2015: 70). Pendapat tersebut sejalan dengan Tim PPK Kemendikbud (2017: 35) yang menyebutkan bahwa pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung praksis PPK di dalam kelas dengan melibatkan seluruh sistem, struktur, dan pelaku pendidikan di sekolah. Salah satu contoh pembiasaan di sekolah untuk menanamkan nilai religiusitas pada peserta didik adalah dengan melaksanakan kegiatan bina iman sesuai dengan agama tiap peserta didik secara rutin. Selain itu, penerapan penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah juga dapat dilakukan melalui penyusunan kebijakan sekolah yang mewajibkan peserta didik hadir 15 menit sebelum bel masuk berbunyi. Ketika ada yang terlambat, maka peserta didik mendapat hukuman tidak boleh mengikuti pelajaran di jam pertama. Penerapan peraturan sekolah seperti itu akan melatih siswa untuk disiplin dan bertanggung jawab..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. 3) Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat Pendidikan karakter berbasis masyarakat merupakan program pendidikan di sekolah melalui keempat aspek harmonisasi dengan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat (Koesoema, 2018: 7). Peranan masyarakat merupakan salah satu yang mampu mempengaruhi. keberhasilan. program. Penguatan. Pendidikan. Karakter. Oleh karena itu, pelibatan berbagai mitra yang ada di masyarakat dapat mendukung program sekolah. Mitra yang ada di masyarakat ada berbagai macam, contohnya instansi pemerintahan, tokoh masyarakat, akademisi, maupun budayawan lokal. Salah satu contoh bentuk kerja sama sekolah dengan instansi pemerintahan adalah dengan melakukan kegiatan belajar di museum. Sikap nasionalisme peserta didik diharapkan akan tumbuh melalui kegiatan belajar di museum. c.. Supervisi Klinis Penguatan Pendidikan Karakter Supervisi klinis adalah sebuah upaya untuk memberikan ruang konsultasi sehingga pendidik dan tenaga kependidikan dapat mengidentifikasi kendala dan solusi untuk keterlaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter (Kemendikbud, 2017: 2). Supervisi klinis merupakan pedoman bagi para pendidik untuk menerapkan sebuah program yang telah dirancang untuk penguatan pendidikan karakter di sekolah formal. 1. Prinsip- prinsip Supervisi Klinis PPK Supervisi. klinis. merupakan. kegiatan. pembimbingan. untuk. meluruskan konsep dan pelaksanaan PPK di satuan pendidikan..

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. Berdasarkan hal tersebut pedoman supervisi klinis disusun untuk membekali fasilitator dalam melaksanakan supervisi klinis di sekolah sasaran. Berikut adalah prinsip-prinsip yang digunakan dalam pedoman supervisi klinis menurut Kemendikbud (2017: 4). a. Berdasarkan kebutuhan satuan pendidik Tugas fasilitator dalam supervisi klinis adalah untuk meluruskan pelaksanaan PPK di satuan pendidikan apabila terjadi penyimpangan atau memberikan masukan dan dukungan apabila sekolah mengalami hambatan dalam penerapannya. b. Memberdayakan keberadaan SDM yang terlatih Fasilitator yang ada pada superklinis merupakan SDM terlatih yang berasal dari wilayah maupun luar wilayah sasaran. Adanya fasilitator dalam program Penguatan Pendidikan Karakter dapat mengefektifkan pelaksanaan supervisi klinis melalui supervisi klinis langsung ke satuan pendidikan. c. Memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan kepala sekolah Fasilitator dapat mengefektifkan pelaksanaan supervisi klinis melalui kelompok Kerja Guru (KKG). d. Berkesinambungan secara sistematis Pelaksanaan supervisi klinis dilakukan secara sistematis dan berkala yang terintegrasi dalam pelaksanaan program sekolah..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. 2. Fokus Supervisi Klinis Menurut Kemendikbud (2017: 5) menyebutkan bahwa fokus supervisi klinis Pengembangan Keprofesian berkelanjutan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dilakukan pada: a. Strategi implementasi rencana tindak lanjut yang telah dibuat guru atau satuan pendidikan b. Menjaring informasi mengenai praktik baik di satuan pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai sumber inspirasi guru atau satuan pendidik lainya c. Kendala yang dihadapi dalam tindak lanjut pelatihan, serta solusi yang dipilih Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah program pendidikan di sekolah yang dibentuk oleh pemerintah untuk memperkuat karakter peserta didik yang berpedoman pada lima nilai utama karakter dan dilaksanakan pada tiga basis yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Penguatan pendidikan karakter terbagi dalam tiga basis yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti memilih penguatan pendidikan karakter basis kelas karena kelas merupakan tempat utama terjadinya proses pendidikan di sekolah..

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. 3. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas a. Pengintegrasian PPK berbasis kelas dalam kurikulum Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 27), pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter dalam setiap mata pelajaran. Langkah-langkah dalam penerapan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum adalah sebagai berikut. 1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam materi pembelajaran. Contohnya pada mata pelajaran PPKn kelas III Tema 1 “Perkembangbiakan dan Perkembangan Makhluk Hidup” Sub tema 2 “Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia” KD 4.1 Menceritakan Arti Lambang Negara “Garuda Pancasila”. Pada KD ini karakter yang ingin dikembangkan adalah sikap cinta tanah air yang terdapat dalam kegiatan bercerita di depan kelas tentang pengamalan sila kedua pada kehidupan sehari-hari yang dilakukan peserta didik. Kegiatan bercerita di depan teman satu kelas diharapkan dapat melatih peserta didik untuk memiliki rasa percaya diri. 2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan, misalnya pada mata pelajaran PPKn KD 4.1, peserta didik diminta secara berkelompok untuk menganalisis video. Oleh karena itu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah pembelajaran kooperatif dengan metode diskusi dan pengelolaan.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. kelas melalui pengundian nama-nama kelompok yang sesuai dengan lima nilai keutamaan yaitu kemandirian, religiusitas, gotong royong, nasionalisme, dan integritas. Pengelompokan peserta didik dan penamaan kelompok sesuai dengan lima nilai keutamaan diharapkan dapat mengembangkan nilai karakter pada peserta didik. 3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP. Proses pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan sesuai dengan RPP yang sudah dirancang. Misalnya jika di dalam RPP guru sudah memilih menggunakan model pembelajaran berbasis teks dengan metode ceramah, maka dalam pelaksanaannya guru harus melakukan pembelajaran sesuai dengan pilihan model, pendekatan, dan metode yang telah tertulis dalam RPP. 4) Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan. Salah satu contoh pelaksanaan penilaian otentik adalah dengan mengadakan tes di awal pembelajaran dan mengadakan ulangan harian untuk mengukur ketercapaian pembelajaran yang dilakukan peserta didik. 5) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan pembelajaran. Contohnya yaitu setelah kegiatan pembelajaran guru secara aktif bertanya tentang kesulitan peserta didik mengenai materi pelajaran atau bertanya mengenai perasaan dan pesan yang diperoleh berkaitan dengan pembelajaran yang telah dilakukan..

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. b. PPK Berbasis Kelas Melalui Manajemen Kelas Manajemen merupakan rangkaian usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan orang lain. Kelas adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Karwati & Priansa, 2014: 5). Tim PPK Kemendikbud (2017: 28) menyebutkan bahwa manajemen kelas adalah momen pendidikan yang menempatkan guru sebagai individu paling berwenang dan memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan, membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak seluruh warga kelas untuk membuat komitmen bersama dengan tujuan agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan berhasil. Guru di dalam kelas bertanggung jawab atas kemajuan proses pembelajaran (Koesoema, 2018: 168). Selain itu guru juga berwenang menyusun sebuah pembelajaran yang berfokus pada lima nilai utama pendidikan karakter. Manajemen kelas dan kondisi kelas yang baik dapat membantu peserta didik untuk belajar sehingga prestasi belajar dapat meningkat. Guru dapat menggunakan momen mengelola kelas untuk memperkuat nilai karakter melalui pembiasaan dan peraturan yang telah disepakati bersama. Peraturan kelas berfungsi untuk mengatur perilaku peserta didik selama berada di dalam kelas. Beberapa contoh prosedur khusus di dalam kelas yaitu meminta izin jika hendak keluar kelas saat pelajaran, mengangkat tangan jika hendak menjawab atau bertanya, dan.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. penggunaan reward and punishment. Peraturan di kelas akan menumbuhkan sikap disiplin, sopan santun, menghargai dan tanggung jawab pada peserta didik. Pengelolaan atau manajemen kelas pada hakikatnya bertujuan untuk membuat proses pembelajaran dalam kelas menjadi baik dan membantu setiap peserta didik berkembang maksimal dalam belajar. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pengelolaan kelas tidak hanya sekadar pengaturan tatanan lingkungan fisik dan sikap di kelas, melainkan lebih berfokus untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki kesiapan fisik, psikologis, mental, dan akademis untuk menjalani pembelajaran di dalam kelas.. c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Model, Pendekatan dan Metode Penguatan pendidikan karakter terintegrasi dalam kurikulum dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas (Triatno, 2010: 51). Guru harus pandai memilih metode pembelajaran, sebab secara tidak langsung hal tersebut berpengaruh terhadap pembentukan karakter peserta didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29). Peserta didik diharapkan memiliki kecakapan berpikir kritis dan kreatif, kecakapan komunikasi, menguasai bahasa internasional, dan mampu bekerja sama melalui penggunaan model, pendekatan, dan.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. metode pembelajaran yang diterapkan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Penggunaan model, pendekatan, dan metode pembelajaran juga diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan teori dan keterampilan yang dibutuhkan peserta didik. Banyak model, pendekatan, dan metode pembelajaran yang dapat dijadikan pilihan bagi guru untuk mengajar. Berikut adalah beberapa model, pendekatan dan metode pembelajaran secara kontekstual yang dapat digunakan guru sebagai referensi dalam pemilihan metode pembelajaran. 1) Pendekatan pembelajaran saintifik adalah pendekatan berdasar pada proses keilmuan dengan beberapa langkah kegiatan mulai dari merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 29). Nilai pembentukan karakter pada pendekatan pembelajaran ini adalah sikap optimis, positif, kritis, kreatif, dan inovatif sehingga peserta didik dapat belajar nilai kejujuran, keterbukaan, dan kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan argumentasi keilmuan (Koesoema, 2018: 189). 2) Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan (Hamdyama, 2014: 31). Peserta didik dalam proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri diberi stimulus data-data dan pemahaman tentang sebuah persoalan, kemudian peserta didik secara mandiri mengkaji materi guna menemukan ilmu di balik.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. fenomena atau fakta-fakta yang dipaparkan. Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada proses pembelajaran melalui pengalaman langsung daripada hasil akhir (Koesoema, 2018: 190). Model. inkuiri. memiliki. beberapa. kelebihan. dalam. proses. pembentukan karakter peserta didik. Kelebihan model inkuiri untuk pembentukan karakter peserta didik adalah menumbuhkan rasa ingin tahu, kerja sama, kreatif, dan aktif dalam mencari informasi selama proses pembelajaran (Koesoema, 2018: 191). 3) Model. pembelajaran. berbasis. masalah. merupakan. model. pembelajaran yang berfokus pada identifikasi serta pemecahan masalah yang belum jelas solusinya. Permasalahan yang ada di sekitar peserta didik dapat digunakan sebagai sentral kajian untuk dipecahkan melalui prosedur ilmiah dan kegiatannya dilaksanakan secara berkelompok (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30). Pembelajaran model ini mampu membantu pembentukan karakter seperti, mengembangkan sikap kerja sama, saling menghargai, tanggung jawab, menumbuhkan rasa ingin tahu, sikap teliti, memiliki etos kerja, dan jujur (Koesoema, 2018: 186-187). 4) Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30). Model pembelajaran ini menekankan pada aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat sampai.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. dengan. mempresentasikan. produk. pembelajaran. berdasarkan. pengalaman nyata (Koesoema, 2018: 185). Karakter yang dapat dikembangkan melalui model pembelajaran berbasis proyek adalah tanggung jawab, kreativitas, percaya diri, gotong royong, berpikir runtut dan teratur. Sikap bertanggung jawab pada peserta didik akan nampak dalam usaha menghasilkan sebuah produk. Sikap kreatif pada peserta didik akan nampak dalam setiap proses pembuatan produk. Sikap percaya diri pada peserta didik akan nampak melalui kegiatan mempresentasikan hasil di depan kelas. 5) Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana peserta didik belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan keanggotaan yang heterogen (tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan suku/ras yang berbeda) (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 30). Melalui model pembelajaran kooperatif, peserta didik dapat berlatih bekerja sama dengan orang lain, aktif dalam sebuah komitmen bersama, serta memiliki pemahaman dalam rangka kepentingan yang lebih besar yaitu keberhasilan seluruh anggota kelompok (Koesoema, 2018: 186). 6) Model pembelajaran berbasis teks merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan peserta didik untuk menyusun teks. Model ini berfokus pada hubungan antara teks dan konteks penggunaannya. Perancangan media pembelajarannya mengarahkan peserta didik agar mampu memahami dan memproduksi teks baik lisan maupun tulisan dalam berbagai konteks. Peserta didik perlu.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. memahami fungsi sosial, struktur, dan fitur kebahasaan teks (Koesoema, 2018: 191). Berdasarkan uraian di atas, pemilihan model dan pendekatan pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam proses belajar. Selain itu pembelajaran dengan pemilihan model, pendekatan, dan metode pembelajaran juga dapat mengajarkan karakter baik pada setiap peserta didik. Oleh karena itu, guru perlu menentukan pemilihan model, pendekatan, dan metode pembelajaran yang dapat menunjang keberhasilan proses belajar. d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus Sekolah dapat mengajarkan nilai-nilai PPK melalui mata pelajaran khusus yang berfokus pada nilai-nilai tertentu. Sekolah memiliki hak mendesain mata pelajaran khusus dengan alokasi waktu khusus sebagai bagian dari pembentukan karakter peserta didik. Nilai-nilai tertentu diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas dengan metode pembelajaran yang sesuai sehingga dapat semakin memperkaya praksis PPK di sekolah. Pemilihan tema untuk mata pelajaran khusus disesuaikan dengan visi dan misi sekolah (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32). e. PPK Melalui Gerakan Literasi Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi secara kritis dan cerdas melalui kegiatan membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Gerakan literasi bertujuan untuk mengembangkan karakter.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. seseorang menjadi tangguh, kuat, dan baik (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 32). Guru di dalam kelas dapat membiasakan peserta didik untuk membaca, menulis, menyimak, dan mengomunikasikan secara teliti, cermat, dan tepat tentang suatu tema atau topik yang ada di berbagai sumber. Oleh karena itu, pihak sekolah perlu menyediakan sumber informasi (seperti buku, surat kabar, maupun internet) dan sarana prasarana (seperti perpustakaan dan komputer yang didukung internet) yang dapat digunakan dengan optimal untuk mendukung proses pembelajaran. Gerakan literasi bertujuan untuk melatih peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari informasi, kemudian mengolah informasi. yang. dibutuhkan. sebagai. penunjang. dalam. proses. pembelajaran. Guru perlu memperhatikan konten bacaan yang dibaca peserta didik. Konten bacaan yang dipilih tidak sekadar memberi hiburan bagi peserta didik, namun juga yang mengandung nilai-nilai yang baik. f. PPK Melalui Layanan Bimbingan Konseling Peran guru bimbingan konseling tidak hanya berfokus pada membantu peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta didik dalam pengembangan aspek belajar/ akademik, karier, pribadi, dan sosial. Bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan melalui kolaborasi guru kelas dengan guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, orang tua dan pemangku kepentingan lainnya. Lima nilai utama dalam penguatan pendidikan karakter sejalan dengan filosofi bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menjadi.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. mandiri (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 33). Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017: 35) Penguatan Pendidikan Karakter berbasis layanan bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui layananlayanan berikut. 1. Layanan dasar Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan bagi seluruh. peserta. didik. melalui. kegiatan. pengamatan. secara. berkelompok untuk mengembangkan perilaku jangka panjang dalam pengembangan perilaku belajar, karier, pribadi, dan sosial. Nilai utama PPK diintegrasikan dalam tema tertentu yang tertuang dalam rencana pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. 2. Layanan responsif Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik tertentu, baik secara individual maupun kelompok, yang memerlukan bantuan agar peserta didik tidak terhambat dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Bantuan yang dapat diberikan berupa kunjungan ke rumah peserta didik, konsultasi, dan konseling. 3. Layanan perencanaan individu dan peminatan Layanan perencanaan individu dan peminatan bertujuan untuk membantu setiap peserta didik dalam mengembangkan bakat dan minatnya melalui pemahaman diri, pemahaman lingkungan, dan pemilihan program yang cocok dengan bakat dan minatnya. 4. Dukungan sistem.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Dukungan sistem berkaitan dengan manajemen dan kepemimpinan sekolah dalam mendukung layanan bimbingan dan konseling untuk memperkuat PPK. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah kegiatan mengintegrasikan nilai bermuatan karakter ke dalam setiap mata pelajaran. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas terjadi pada proses interaksi antara guru dan peserta didik di kelas. Penguatan karakter di kelas menjadi hal utama dalam penanaman pendidikan karakter sebab kelas merupakan tempat utama terjadinya pendidikan.. B. Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. Penelitian pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2013) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kultur Sekolah di SD Negeri Lempuyangan I Kota Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian. kualitatif. yang. bertujuan. untuk. mengetahui. perencanaan. pendidikan karakter dalam kultur sekolah di SD Negeri Lempuyangan I, mengetahui pelaksanaan pendidikan karakter dalam kultur sekolah di SD Lempuyangan I, dan mengetahui evaluasi pendidikan karakter dalam kultur sekolah di SD Negeri Lempuyangan I. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan 4 fase yaitu pengkategorian.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. data awal, pengkodean data utama yang lebih spesifik, interpretasi data sehingga diperoleh pola-pola berupa tema atau konsep, dan menyajikan data berupa data narasi maupun bagan atau bentuk visual yang lain. Hasil dari penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan karakter di SD Negeri Lempuyangan I sudah terealisasi melalui penanaman nilai-nilai karakter dalam kultur sekolah yaitu melalui penyediaan fasilitas-fasilitas untuk mendukung berbagai aktivitas pada program sekolah maupun yang dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Penelitian kedua adalah penelitian dari Maunah (2015) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa”. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, lembar observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini dilaksanakan di MTs N Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembentukan kepribadian holistik siswa. Hasil dari penelitian ini adalah implementasi PPK dapat dilakukan melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan eksternal sekolah. Strategi internal sekolah dilakukan ketika menyusun silabus dan RPP, melalui tatap muka di dalam kelas, kegiatan pembiasaan, dan kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah. Strategi eksternal dilakukan melalui keluarga dan masyarakat. Keterpaduan kedua strategi tersebut dapat membentuk dan memperkuat karakter anak. Penelitian ketiga adalah penelitian dari Amazona (2016) yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. Hidayatullah Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survei yang melibatkan 63 siswa sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini memiliki tiga tujuan yaitu (1) mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi nilai-nilai pendidikan karakter terpilih yakni religius, jujur, tekun, disiplin, peduli, dan tanggung jawab; (2) mengetahui perilaku religius, jujur, tekun, disiplin, peduli, dan tanggung jawab siswa SDIT Hidayatullah Yogyakarta, dan (3) mengetahui berbagai kendala yang dihadapi kendala yang dihadapi dan solusi yang diupayakan sekolah dalam proses implementasi. nilai-nilai. pendidikan. karakter. di. SDIT. Hidayatullah. Yogyakarta. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru telah membuat program sekolah berupa pembiasaan dan budaya sekolah yang berkaitan dengan nilai religius, jujur, tekun, disiplin, peduli, dan tanggung jawab. Penelitian keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2018) yang berjudul “Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Pengasih”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan program Penguatan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 2 Pengasih mulai dari perencanaan, proses pelaksanaan dan evaluasi program PPK. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan angket tertutup, angket terbuka, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan karakter di SMK Negeri 2.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34. Pengasih tergolong sangat baik dengan tingkat keterlaksanaan program mencapai 82,47%. Berikut adalah literature map dari penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Kultur Sekolah di SD Negeri Lempuyangan I Kota Yogyakarta Ridwan (2013). Penelitian ini. Implementasi Pendidikan Karakter dalam. Penerapan Program. Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa. Penguatan Pendidikan. Maunah (2015). Karakter (PPK) Berbasis Kelas di. Implementasi Pendidikan Karakter di. Sekolah Dasar se-. Sekolah Dasar Islam Terpadu. Kecamatan Moyudan. Hidayatullah Yogyakarta. Kabupaten Sleman. Amazona (2016) Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di SMK Negeri 2 Pengasih Pratama (2018). Gambar 2.3 Literature Map Penelitian yang Relevan Berdasarkan Gambar 2.3 dapat dijelaskan bahwa keempat penelitian sebelumnya mendasari penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Keempat penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Persamaan tersebut terdapat pada penerapan penguatan pendidikan karakter. Selain persamaan, keempat penelitian tersebut memiliki perbedaan yang terletak pada basis program Penguatan Pendidikan Karakter. Jika basis program Penguatan Pendidikan Karakter dalam penelitian ini adalah kelas,.

Gambar

Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar  Dewantara
Gambar 2.2 Lima Nilai Karakter dalam PPK
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam RPP  Muatan  Pelajaran   Kompetensi Dasar  Indikator  Pencapaian  Karakter yang  Diharapkan  PPKn  4.1 Menceritakan arti gambar  pada lambang  negara  “Garuda  pancasila”  4.1.1 Menceritakan pengalaman berdas
Gambar 2.3 Literature Map Penelitian yang Relevan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atozz Jaya Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki sistem penjualan electronic dan komponen electronic yang mempunyai mutu yang baik dan berkualitas untuk

23 Tahun 2011 Kantor Pajak Patama merujuk pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-15/PJ/2012 tentang perubahan peraturan Jenderal Pajak Nomor PER-33/PJ/2011

Jenis data pada penelitian ini berupa; (a) proses penamaan atau pembuatan brand lembaga zakat, (b) cara yang dilakukan oleh lembaga zakat dalam sosialisasi

Dengan berkembangnya sistem pengelolaan dan pemberdayaan yayasan, sekarang Lembaga Amil Zakat sudah mencapai ditingkat Kabupaten dan Kota, seperti di Kota

Ini yang mendoromg peneliti tertarik melakukan penelitian dieL-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi

Berdasrkan hasil penelitian mengenai frekuensi pemberian pakan fermentasi kulit ubi kayu (Manihot utilissima) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian, tingkat

Hasil rekapitulasi diketahui persamaaan regresi linear berganda yang tertera dalam tabel diatas maka dapat dijelaskan Nilai βo artinya jika tidak ada perubahan pada variabel