• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS-REVISI-KD-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS-REVISI-KD-1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI FALSAFAH ILMU PADA

KONTRIBUSI FALSAFAH ILMU PADA PRADIKMA

PRADIKMA

PENGEMBANGAN DISIPLIN ILMU TEKNIK

PENGEMBANGAN DISIPLIN ILMU TEKNIK INDUSTRI

INDUSTRI

BERKAITAN DENGAN ASPEK ERGONOMI MAKRO

BERKAITAN DENGAN ASPEK ERGONOMI MAKRO

Garnet Filemon Waluyono

Garnet Filemon Waluyono 1 1, Ringgo Ismoyo Buwono, Ringgo Ismoyo Buwono22 1,2

1,2Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas MaretJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta 57126 Telp. 0271-6322110

Telp. 0271-6322110

Email: garnetwaluyo@gmail.com, ringgois1409@gmail.com Email: garnetwaluyo@gmail.com, ringgois1409@gmail.com

ABSTRAKS ABSTRAKS

Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Tujuan akhir dari ilmu ergonomi adalah untuk kesempurnaan kerja dengan meminimalkan tekanan kerja Tujuan akhir dari ilmu ergonomi adalah untuk kesempurnaan kerja dengan meminimalkan tekanan kerja yang diterima oleh tubuh. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu ergonomi ini juga ikut mengalami yang diterima oleh tubuh. Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu ergonomi ini juga ikut mengalami  perkembangan.

 perkembangan. Pada Pada generasi generasi pertama pertama ilmu ilmu ergonomi ergonomi berfokus berfokus pada pada sistem sistem manusia manusia mesin, mesin, generasigenerasi kedua berfokus pada ergonomi kognitif dan generasi ketiga berfokus pada ergonomi makro. kedua berfokus pada ergonomi kognitif dan generasi ketiga berfokus pada ergonomi makro. Perkembangan ilmu ergonomi tersebut tidak dapat dipisahkan dengan kontribusi falsafah ilmu yang Perkembangan ilmu ergonomi tersebut tidak dapat dipisahkan dengan kontribusi falsafah ilmu yang mengkaji ilmu tersebut berdasarkan aspek ontologis, epistimologi dan aksiologi. Pada paper ini mengkaji ilmu tersebut berdasarkan aspek ontologis, epistimologi dan aksiologi. Pada paper ini membahas kontribusi filsafat ilmu pada pradigma pengembangan disiplin ilmu teknik industri yang membahas kontribusi filsafat ilmu pada pradigma pengembangan disiplin ilmu teknik industri yang  berkaitan dengan aspek e

 berkaitan dengan aspek ergonomi makro.rgonomi makro. Kata kunci

Kata kunci: ergonomi, falsafah ilmu, teknik industri, ergonomi makro: ergonomi, falsafah ilmu, teknik industri, ergonomi makro ABSTRACT

ABSTRACT  Ergonomics

 Ergonomics is is the the applied applied science science that that describes describes the the interaction interaction between between man man and and the the workplace. workplace. TheThe  final

 final goal goal of of the the science science of of ergonomics ergonomics is is to to perfection perfection of of work work by by minimizing minimizing the the working working pressurepressure received by the body. Along with the times, the ergonomics is also evolved. In the first generation of received by the body. Along with the times, the ergonomics is also evolved. In the first generation of ergonomics focuses on human machine system, the second-generation focuses on cognitive ergonomics ergonomics focuses on human machine system, the second-generation focuses on cognitive ergonomics and the third-generation focuses on macro ergonomics. The development of the science of ergonomics and the third-generation focuses on macro ergonomics. The development of the science of ergonomics can’t be separated from the philosophy of scienc

can’t be separated from the philosophy of science that examines the contribution that science is based one that examines the contribution that science is based on the ontological aspect, epistemological and axiologis. This paper discusses the contribution of the the ontological aspect, epistemological and axiologis. This paper discusses the contribution of the  philosophy of science in the

 philosophy of science in the development paradigm in industrial engineering disciplines development paradigm in industrial engineering disciplines related to related to macromacro ergonomic aspects.

ergonomic aspects. Keywords

Keywords::ergonomic, philosophy of science, industrial engineering, macro ergonomicergonomic, philosophy of science, industrial engineering, macro ergonomic PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus yang merupakan Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus yang merupakan  bagian

 bagian dari dari filsafat. filsafat. Sehingga Sehingga dikatakan dikatakan bahwa bahwa filsafat filsafat merupakamerupakan n induk induk atau atau ibu ibu dari dari semuasemua ilmu (mater scientiarum). Karena objek

ilmu (mater scientiarum). Karena objek material filsafat bersifat umum yaitu material filsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan,seluruh kenyataan,  pada

 pada hal hal ilmu-ilmu ilmu-ilmu membutuhkmembutuhkan an objek objek khusus. khusus. Hal Hal ini ini menyebabkmenyebabkan an berpisahnya ilmu berpisahnya ilmu daridari filsafat. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan filsafat. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisas

spesialisasi. i. Dalam Dalam taraf peralihataraf peralihan ini filsafat tidak n ini filsafat tidak mencakmencakup keseluruhaup keseluruhan, tetapi sudan, tetapi sudahh menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat il

menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat il mu adalah bagian darimu adalah bagian dari  perkemb

 perkembangan angan filsafat filsafat yang yang sudah sudah menjadi menjadi sektoral sektoral dan dan terkotak terkotak dalam dalam satu satu bidang bidang tertentu.tertentu. Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami (Bakhtiar, 2005).

(2)

Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat dari sesuatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami hakekat dari sesuatu “ada” yang dijadikan ob jek sasarannya, sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu cabang filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri (Koento Wibisono dkk., 1997). Pada dasarnya ilmu bukanlah pengetahuan yang hanya berisi informasi, tapi mempunyai ciri. Menurut The Liang Gie (1987) ilmu mempunyai 5 ciri pokok yaitu :

1. Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan

2. Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan ketergantungan dan teratur 

3. Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan  pribadi

4. Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-bedakan pokok soalnya ke dalam bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan dari bagian- bagian itu

5. Verifikatif, dapat diperiksa kebenarannya oleh siapa pun juga.

Selain ilmu memiliki ciri khusus, ilmu juga dikaji dari beberapa segi. Jadi seluruh bentuk ilmu dapat digolongkan kedalam kategori ilmu pengetahuan dimana masing-masing bentuk dapat dicirikan oleh karakteristik obyek ontologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis.

1. Obyek Ontologis , yaitu pengalaman manusia yakni segenap wujud yang dapat dijangkau lewat panca indra atau alat yang membantu kemampuan panca indra.

2. Landasan Epistemologis, metode ilmiah yang berupa gabungan logika deduktif dengan  pengajuan hipotesis atau yang disebut logico hypotetico verifikasi.

3. Landasan Aksiologis, kemaslahatan umat manusia artinya segenap wujud ilmu  pengetahuan itu secara moral ditujukan untuk kebaikan hidup manusia.

Semakin banyak manusia tahu, semakin banyak pula pertanyaan yang timbul dalam dirinya. Manusia ingin tahu tentang asal dan tujuan hidup, tentang dirinya sendiri, tentang nasibnya, tentang kebebasannya, dan berbagai hal lainnya. Sikap seperi ini pada dasarnya sudah menghasilkan pengetahuan yang sangat luas, yang secara metodis dan sistematis dapat dibagi atas banyak jenis ilmu.

Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Berbeda dari binatang, manusia tidak dapat membiarkan insting mengatur perilakunya. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses  pencariannya.

Ilmu dan filsafat memiliki hubungan yang sangat erat, sehingga bisa dikatakan filsafat sangat  berkontribusi pada ilmu pengetahuan, di makalah ini mengkaji kontribusi filsafat ilmu dalam  perkembangan salah satu disiplin ilmu, yaitu perkembangan teknik industi yang berkaitan

dengan ergonomi makro.

PERKEMBANGAN DISIPLIN ILMU TEKNIK INDUSTRI

Teknik industri muncul setelah revolusi industri di Inggris pada dekade akhir abad 18. Salah satu perintis dan dianggap sebagai bapak teknik industi adalah F.W. Taylor berkat eksperimennya dalam melakukan perbaikan metode kerja melalui kaidah ilmiah. Falsafah yang  pernah dikeluarkan oleh Taylor adalah ‘there is a one best way’ yang menyatakan bahwa hanya ada satu cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan. Namun falsafah tersebut terbantahkan oleh falsafah ‘there is no best way to do a job, there is always a  better way’ yang menyatakan  bahwa tidak ada cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi akan selalu ada cara yang

(3)

lebih baik dari cara sebelumnya. Falsafah tersebut menjadi landasan ilmu teknik industri untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan yang memberikan nilai tambah.

Menurut IIE (Institute of Industrial and System Engineering) Teknik Industri adalah suatu teknik yang mencakup bidang desain, perbaikan, dan pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, bahan-bahan, informasi, peralatan dan energi. Hal ini digambarkan sebagai  pengetahuan dan keterampilan yang spesifik pada metematika, fisika, dan ilmu-ilmu sosial  bersama dengan prinsip dan metode dari analisis keteknikan dan desain untuk mengkhususkan,

memprediksi, dan mengevaluasi hasil yang akan dicapai dari suatu sistem.

Gambar 2.Sistem Integral Teknik Industri Sumber: Diolah dari Bahagia (2007)

Luasnya cakupan ilmu teknik industri mengakibtkan ilmu tersebut mengalami kemajuan yang pesat. Hal tersebut bisa dikaitkan dengan adanya kemajuan bidang micro electronic, komputer dan sehagainya. Di lain pihak disiplin Teknik Industri justru memiliki laju perrnintaan yang terus bertambah secara spektakuler karena hal mi berkaitan erat dengan tuntutan yang terus rneningkat hagi industri dalarn upaya inemperbaiki produktivitas, kualitas produk ataupun daya kemampuan bersaing.

Berikut adalah perkembangan cakupan teknik industri (Patil dkk., 2008): 1. Value engineering

2. Operation research 3. CPM and PERT

4. Human Engineering (Ergonomics) 5. System Analysis

6. Advances in information technology 7. Mathematical and statistical tool

(4)

Dari ketujuh cakupan tersebut yang berhubungan dengan manusia adalah human engineering atau lebih dikenal dengan ergonomi.

PERKEMBANGAN ERGONOMI MAKRO

The international ergonomic assosiation juga mendefinisikan ergonomi sebagai bidang keilmuan yang mempelajari interaksi manusia dengan elemen mesin yang berfokus pada kesehatan dan produktivitas (Sulianta, 2010). Ilmu ergonomi mulai berkembang pada era  pioner atau era perintisan yang ditandai dengan penggunaan metode ilmiah dalam memecahkan

masalah.

Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. (Diaz, 2009) Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut:

1. T. Thackrah, England, 1831

Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera  penglihatan.

2. F.W. Taylor, U.S.A., 1989

Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911

Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable). 4. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatigue Research Board), England,

1918

Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.

5. E. Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933

Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.

6. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A.

Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain  pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada

kinerja operator.

7. Pembentukan Kelompok Ergonomi

Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak

(5)

 berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada Nopember 1957. Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama. Diketahui pula bahwa Konperensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New Zealand)

Secara umum penerapan ergonomi terdiri dari banyak tujuan. berikut ini tujuan dalam  penerapan ergonomi:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan cidera dan  penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan mental, mengupayakan promosi

dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan sosial melalui peningkatan kualitas kontak sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat, guna meningkatkan jaminan sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak produktif.

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, dan antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi. (Tarwaka. dkk, 2004).

Perkembangan ergonomi dewasa ini telah sampai pada konsep yang sifatnya makro, hal ini dikarenakan kebutuhan yang sifatnya global. Konsep ergonomi mikro saat ini sudah tidak mampu lagi untuk mengatasi cepatnya perkembangan kebutuhan manusia. Oleh karena  penyelesaian masalah tidak bisa ditangani secara mikro, namun harus dilakukan secara makro. Ergonomi makro merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick and Kleiner, 2002 ; Putri, 2006). Efektivitas kerja yang tinggi dapat dicapai jika terjadi kesesuaian antara lingkungan kerja dan pekerjanya sendiri.

Hendrick W, (2001) dalam Elfrida adalah orang yang pertama kali memperkenalkan cabang ilmu ergonomi makro pada tahun 1980 an. Kemunculan cabang ilmu ini disebabkan pesatnya  perkembangan teknologi melebihi perkembangan organisasi. Makro ergonomi merupakan hasil

dari pengembangan mikro ergonomi yang didalamnya menambahkan suatu konsep baru mengenai manajemen yang berkelanjutan dan lebih mementingkan aspek sosioteknologi. Konsep dari ergonomi makro adalah top-down sociotechnical dengan sistem pendekatan terhadap sistem kerja dan aplikasi dari desain sistem kerja keseluruhan yang meliputi manusia dengan pekerjaanya, manusai dengan alat/mesin dan manusia dengan penggunaan software. Guna melengkapi ilmu empiris, muncul metodologi untuk menganalisa dan mendesain sistem kerja, seperti struktur sistem kerja dan analisa sosioteknik terhadap desain proses sistem kerja, Bagi para ergonomist, ergonomi makro merupakan perspektif untuk melihat sistem dalam skala yang lebih besar agar investasi dari ergonomi mikro lebih berhasil (Hendrick W, 2000).

Definisi ergonomi makro juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:

1. Secara fokus

Ergonomi makro menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk,  peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan  bekerja.

(6)

2. Secara tujuan

Tujuan ergonomi makro ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta  peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan

rasa lelah dan sebagainya. 3. Secara pendekatan

Pendekatan ergonomi makro adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.

Berdasarkan cakupan di atas dapat didefinisikan ergonomi makro sebagai ilmu ergonomi yang mempunyai cakupan yang cukup luas. Keilmuan ergonomi makro mencangkup organisasi,  perusahaan, masyarakat luas, bahkan negara. Ergonomi makro dapat dikaji menjadi beberapa  beberapa aspek, dari aspek kajian ontologis, kajian epistimologi dan kajian aksiologi, sebagai  berikut,

1. Kajian Ontologis

Ergonomi makro merupakan suatu pendekatan sosioteknik dari tingkat atas ke bawah yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan dengan tujuan mengoptimalkan desain sistem kerja dan memastikan sistem kerja tersebut berjalan dengan harmonis (Hendrick & Kleiner, 2002 ; Putri dkk, 2006). Secara rinci, ergonomi organisasi, disebut juga sebagai ergonomi makro, adalah bidang ergonomi yang fokus  pada pengoptimalan sistem sociotechnical, termasuk struktur organisasi, kebijakan, dan  proses organisasi. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain: komunikasi kerja, manajemen sumber daya manusia (MSDM), perancangan kerja dan tugas, perancangan waktu kerja (time study), teamwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi, organisasi virtual, shift kerja, penjadwalan kerja, kepuasan kerja, motivasi, pengawasan kerja, budaya kerja, kerja sama tim, telecommuting / telework, etika, kerja kooperatif (misalnya kooperatif berfasilitaskan komputer),  paradigama kerja baru, manajemen mutu dll.

2. Kajian Epistimologi

Menurut Putri (2006), metode yang digunakan oleh rgonomi makro dalam mendesain sistem kerja yang optimal adalah:

a Ergonomi Partisipatif

Merupakan metode paling dasar dari Ergonomi makro. Pendekatan yang paling manusiawi karena faktor manusia dengan segala atributnya (nilai, pandangan dan sikap) ditempatkan dalam prioritas utama. Aplikasi dari Ergonomi Partisipati antara lain:

 Partisipasi dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.  Partisipasi dalam desain sistem dan produk.

 Partisipasi dalam desain training, desain dan analisis sistem kerja.  b Eksperimen Laboratorium

Pendekatan ini merupakan pendekatan ilmiah untuk menentukan hubungan sebab akibat. Pendekatan yang utama ialah memanipulasi beberapa variabel bebas yang mempunyai pengaruh atau menghilangkan efek dari variabel lain yang berpengaruh  pada variabel bebas.

 Metode Studi Lapangan

Disebut sebagai pengamatan langsung ke dunia nyata, sehingga peneliti tidak perlu memanipulasi.

 Metode Eksperimen Lapangan

Berbeda dengan metode studi lapangan, tidak perlu menunggu sampai terjadi dan dari segi waktu lebih efisien.

(7)

 Kuesioner

Metode ini dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin mengenai organisasi, keuntungannya data yang terkumpul sifatnya rahasia dan pengaruhnya  bagi para karyawan dapat mengungkapkan perasaan dan pendapatnya secara bebas.  Interview

Metode ini dengan mengumpulkan data yang sifatnya nonverbal dan kadang-kadang data ini justru memiliki peranan penting (Hendrick W, 2000).

3. Kajian Aksiologi

Ergonomi organisasi penting dalam suatu lingkungan kerja karena organisasi merupakan tempat dimana para pegawai melakukan aktivitas pekerjaanya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan organisasi. Oleh karena itu, organisasi tempat kerja harus didesain secara ergonomi sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, baik dalam hal mempernyaman penggunaan, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan produktivitas. Dengan demikian, ergonomi organisasi dapat menambah nilai-nilai kemanusiaan yang diinginkan, seperti meningkatkan keselamatan kerja, mengurangi kelelahan atau stres akibat pekerjaan, meningkatkan kepuasan kerja, dan memperbaiki kualitas hidup.

Organisasi tempat kerja dapat menjadi pendorong atau penarik bagi pegawai untuk melakukan tugas sesuai dengan uraian tugas yang diberikan kepada pegawai. Untuk dapat melakukan tugas dengan baik setiap individu pegawai harus memiliki motivasi kerja yang  baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Menurut Gray (1984) (dalam Winardi, 2001) motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan  persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.

KESIMPULAN

Pada artikel ini telah dilakukan kajian mengenai kontribusi falsafah ilmu dalam perkembangan keilmuan ergonomi makro berdasarkan aspek ontologis, epistimologi dan aksiologi. Dari kajian tersebut dapat diketahui dengan lebih jelas perkembangan dari keilmuan ergonomi makro dari segi tujuan, manfaat, dan penerapannya.

PUSTAKA

 Bactiar, A. (2005). Falsafah Ilmu. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada

 Wibisono, Koento dkk. 1997.  Filsafat Ilmu sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

 pengetahuan.Klaten : Intan Pariwara

 Bahagia, S. Nur. 2007. Pengantar Teknik Industri. Bandung: ITB.

 Foundation of our Techno-Economic, Future. National Academy Press, Washington DC, 1995

 Patil, S.B, A.A Karad dan P.B Kushare. 2008. Industrial Engineering and Management. Technical Publication Pune

 Sulianta, Feri. 2010. IT Ergonomic. Jakarta: Gramedia.

 Diaz (2009). Sejarah Ergonomi. http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/03/sejarah-ergonomi.html (diakses pada 12 Januari 2016)

 Tarwaka, Solichul H.,A, Bakri, dan Sudiajeng.,L. 2004. Ergonomiuntuk keselamatan,

kesehatan kerja dan produktivitas. Surakarta UNIBA PRESS

 Hendrick, H.W. and Kleiner, M.B. 2002. Macroergonomics Theory, Methods, and

 Applications.Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers, Mahwah, New Jersey.  Hendricks, W. (2001). Bagaimana Mengelola Konflik. Jakarta: Bumi.

(8)

 Putri, D.K. 2006. “Pendekatan Ergonomi Makro Terhadap Usaha Peningkatan

Kualitas Pelayanan Loket Pembuatan Surat Keterangan Mahasiswa”. Prosiding

Seminar Nasional Ergonomi dan K3,Surabaya 29 Juli 2006.

 Mc Coinick, 1993. dalam https://www.academia.edu/5597227/Ergonomi_adalah

(diakses pada 12 Januari 2016)

 Hendrick, H.W; Kleiner, Brian M. (2000). Macroergonomics: An Introduction to

Work System Design. America:Human Factor and Ergonomic Society.

 Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta : Raja

Gambar

Gambar 2. Sistem Integral Teknik Industri Sumber: Diolah dari Bahagia  (2007)

Referensi

Dokumen terkait

Allah SWT sang pencipta, atas limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Metode

Dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh total skor 160, artinya sistem dapat mengoptimalkan kinerja Pemerintahan untuk dapat mencapai prestasi yang

Dalam ketentuan Pasal 28 ayat 1 Undang Undang tentang Advokat yang menyatakan bahwa Organisasi Advokat merupakan “satu-satunya wadah profesi Advokat yang bebas dan mandiri...”

In addition, the findings also indicate that teachers have positive perception towards games, since they can contribute to improve the students’ language skills,

Didalam proses bisnis pencatatan pendapatan perusahaan yakni berasal dari pelayanan sisi udara ATS yang membuat dokumen catatan ATS yang berisi layanan yang di berikan

Menurut Bernard (2012,: 31), EA adalah praktik manajemen dan teknologi yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memungkinkan mereka untuk memandang diri

v Ajarkan buku, membaca A l Qur’an At-Tartil ini sesuai dengan penjelasan yang ada di masing-masing halaman. v Pada halaman 1 – 3 adalah penyampaian bacaan qoshr dengan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah dapat membuat model finite element tiga dimensi (3D FEM) yang dapat dipercaya dan untuk menentukan