PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM
CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY
TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR
PADA BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Oleh :
VERONICA DINI A.P.
0813010153 / EA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“PENGARUH PENGUNGKAPAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR PADA BURSA
EFEK INDONESIA
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen
Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi., selaku Ketua Progdi Akuntansi Fakultas
waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan. Terima kasih atas segala
saran, motivasi, dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.
5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.
Surabaya, April 2012
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ... 9
2.2. Landasan Teori... 11
2.2.1. Pengertian Manajemen keuangan ... 11
2.2.2. Tujuan Manajemen Keuangan ... 13
2.2.2. Laporan Keuangan ... 15
2.2.2.1. Jenis Laporan Keuangan ... 15
2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 17
2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung
jawab perusahaan ... 24
2.2.6. Pelaporan pertanggungjawaban sosial perusahaan ... 27
2.2.7. Pengaruh CSR terhadap Profitabilitas ... 29
2.3. Kerangka Konseptual ... 30
2.4. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 33
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 35
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Perusahaan ... 38
4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 38
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ... 38
4.2. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 43
4.2.1. Uji Outlier Multivariate ... 43
4.2.2. Uji Normalitas ... 44
4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana ... 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 50
5.1. Kesimpulan ... 50
5.2. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4.1. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 43
Tabel 4.2. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 44
RESPONSIBILITY
TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR
PADA BURSA EFEK INDONESIA
Ver onica Dini A.P.
ABSTRAK
Dalam mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi, perusahaan perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam “Laporan CSR”. Melalui laporan ini akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan dengan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan kinerja sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam hal prospek perusahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengetahui pengaruh pengungkapan Program CSR terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan Telekomunikasi yang terdaftar di BEI, pengambil periode analisis 2006 sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linier sederhana.
Setelah mengetahui permasalahan, meneliti dan membahas hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengujian untuk variable CSR (X) tidak berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y).
Hasil Uji Outlier Multivar iate
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 8.46 13.02 10.50 1.100 20 Std. Predicted Value -1.850 2.288 .000 1.000 20 Standard Error of Predicted
Value 1.377 3.792 2.259 .768 20
Adjusted Predicted Value 6.57 14.78 10.28 1.629 20 Residual -9.636 9.318 .000 5.813 20 Std. Residual -1.568 1.516 .000 .946 20 Stud. Residual -1.615 1.592 .016 1.015 20 Deleted Residual -10.219 10.433 .221 6.744 20 Stud. Deleted Residual -1.702 1.674 .019 1.040 20 Mahal. Distance .004 6.284 1.900 1.973 20 Cook's Distance .001 .366 .056 .080 20 Centered Leverage Value .000 .331 .100 .104 20
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Profitabilitas CSR
N 20 20
Normal Parametersa Mean 5.5675 2.08E9
Std. Deviation 13.77990 2.986E9 Most Extreme Differences Absolute .227 .280
Positive .224 .280 Negative -.227 -.243 Kolmogorov-Smirnov Z 1.015 1.254
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.186 3.607 2.547 .020
CSR -1.736E-9 .000 -.376 -1.723 .102
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .376a .142 .094 13.11670
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.186 3.607 2.547 .020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama ini perusahaan dianggap sebagai lembaga yang dapat
memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, di mana menurut
pendekatan teori akuntansi tradisional, perusahaan harus memaksimalkan
labanya agar dapat memberikan sumbangan yang maksimum kepada
masyarakat. Namun seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat
semakin menyadari adanya dampak-dampak sosial yang ditimbulkan oleh
perusahaan dalam menjalankan operasinya untuk mencapai laba yang
maksimal, yang semakin besar dan semakin sulit untuk dikendalikan. Oleh
karena itu, masyarakat pun menuntut agar perusahaan senantiasa
memperhatikan dampak-dampak sosial yang ditimbulkannya dan berupaya
mengatasinya.
Menurut World Council for Sustainable Development definisi
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen berkelanjutan
dari bisnis untuk berperilaku dan berkontribusi bagi pembangunan
ekonomi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawannya, serta
masyarakat lokal ataupun masyarakat luas. Corporate Social
Responsibility (CSR) merupakan konsep dimana perusahaan
mengintegrasikan masyarakat dan lingkungan dalam kegiatan bisnis dan
interaksi mereka, dengan para stakeholder dengan dasar sukarela
(Handayati,2009:7)
Seiring dengan perkembangan konsep manejemen, sehingga tujuan
utama pelaporan keuangan guna memberikan informasi kepada para
pemegang saham dan kreditur menjadi ikut bergeser pula kearah
kecenderungan bahwa perlunya pelaporan yang bersifat dari luar
organisasi perusahaan (externality) dalam rangka memberikan informasi
kepada beberapa kelompok orang luar (investor, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat) yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat
dipahami bahwa ide dasar yang melandasi perlunya dikembangkan
akuntansi sosial (sosial accounting), Secara umum adalah perlunya
perluasan tanggung jawab sosial perusahaan.
Permasalahan penting lainnya yang menjadi isu dikalangan para
akuntan sehubungan dengan erxternality adalah mengenai seberapa jauh
perusahaan harus bertanggung jawab terhadap sosial ekonomi seluruhnya,
dan bagaimana perlakuan akuntansi yang tepat untuk menggambarkan
transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan lingkungan sosialnya
tersebut. Di pihak lain, banyak perusahaan dan asosiasi industri berperang
untuk mengubah peraturan pemerintah yang baru atau mencoba
mengikisnya melalui ketidakpatuhan. Dalam kasus ini, menejemen
mungkin merasa bahwa beberapa dari peraturan tersebut, seperti
negative terhadap perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi
undang-undang tersebut tidak sesuai dengan manfaatnya.
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti
laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added
statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup
memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai
sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Pengukuran kinerja didefinikan sebagai performing measurement
adalah kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau keefektifan
dalam pengoperasian bisnis. Dengan demikian pengertian kinerja adalah
suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi
efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan
pada periode waktu tertentu.
Corporate Social Responbility atau CSR adalah istilah popular
yang digunakan untuk mewakili sebuah program bakti sosial sebagai
bentuk kontribusi positif dari perusahaan kepada masyarakat. Ada
beberapa contoh program Corporate Social Responbility yang dilakukan
beberapa perusahaan ternama di Indonesia belakangan ini. Diantaranya
PT. Telkom yang secara aktif melakukan usaha pemerataan informasi dan
penetrasi jaringan internet di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi
Sedangkan Exelcomindo melakukan program tanggung jawab
sosial perusahaan kepada masyarakat secara lebih general dengan target
seluruh lapisan masyarakat dari berbagai macam latar belakang. Misalnya
seminar Indonesia berprestasi yang dilaksanakan XLcare sebagai wujud
dukungan terhadap dunia pendidikan di Indonesia dan peningkatan
kualitas anak-anak untuk masa depan yang lebih baik.
Pada tahun 2010 diketahui bahwa perusahaan yang bergerak di
bidang telekomunikasi dan operator seluler sebanyak 11 perusahaan di
Indonesia, misalnya seperti : Telkom, XL, Indosat, Axis, 3, Mobile-8,
Bakrie Telecom. Hal ini memberikan persaingan yang sengit antar
operator dalam memperebutkan pasar sehingga diperlukan suatu cara dan
inovasi produk dan layanan agar dapat tetap bertahan, kemudian jika
dibandingkan dengan Negara-negara lain, perusahaan yang bergerak di
bidang telekomunikasi dan telepon seluler maka Indonesia termasuk yang
paling banyak dan ketat persaingannya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan corporate social
responsibility sebagai variabel independen karena secara teoritis ketika
perusahaan semakin meningkatkan kegiatan corporate social
responsibility maka dapat meningkatkan image dari perusahaan dan akan
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Corporate social
responsibility juga digunakan sebagai variabel independen dalam
(2004), Sayekti dan Wondabio (2006), Lindrawati, Felicia dan Budianto
(2008).
Masalah tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan
social semakin banyak disoroti, maka penelitian ini dimaksudkan untuk
menganalisis pengaruh kepedulian sosial perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia terhadap profit yang dihasilkannya.
Biaya-biaya sosial sebagai wujud pelaksanaan Corporate Social
Responbility perusahaan dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan,
terutama pada return yang akan diterima perusahaan.
Alasan selanjutnya adalah bahwa bentuk dari tanggung jawab
social perusahaan bidang telekomunikasi dan operator seluler lebih jelas
dibandingkan dengan perusahaan lainnya yang sama-sama listing di BEI.
Di setiap perusahaan go public, implementasi Corporate Social
Responbility-nya kurang identik satu sama lain, sehingga menyusahkan
dalam pengambilan variabel penelitian. Dalam perusahaan perbankan,
bentuk tanggung jawab social perusahaan bidang telekomunikasi dan
operator seluler satu dengan yang lain adalah sama, yaitu Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan, sehingga akan memudahkan proses
penelitian. Untuk kesejahteraan karyawan, di setiap perusahaan secara
garis besar adalah sama sehingga akan memudahkan proses penelitian
Dengan adanya program Corporate Social Responbility yang
dilaksanakan oleh industry telekomunikasi tersebut dapat meningkatkan
Telekomunikasi. Ketertarikan itu dapat diukur dengan peningkatan
penjualan suatu perusahaan melalui laporan keuangan perusahaan.
Pada kenyataannya, tidak dapat dipungkiri bahwa peran dunia
usaha selama ini hanya sebatas pemberian dukungan dana secara sukarela
(voluntary) dan kedermawanan (philanthropy) sehingga kegiatan yang
dilaksanakan kurang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini
memunculkan rasa kekecewaan masyarakat dan pemerintah akan
minimnya peran dunia usaha dalam kehidupan sosial dan adanya
kecenderungan bahwa pelaksanaan Corporate Social Responbility hanya
sekedar untuk di mata masyarakat atau bahkan hanya di mata konsumen
mereka Biaya-biaya sosial sebagai wujud pelaksanaan Corporate Social
Responbility perusahaan dikaitkan dengan profitabilitas perusahaan,
terutama pada return yang akan diterima perusahaan. (Anatan, 2009:2)
Dengan menerapkan Corporate Social Responbility, diharapkan
perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan
kekuatan keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan yang menerapkan CSR mengharapkan
akan direspon positif oleh para pelaku pasar Diharapkan bahwa investor
mempertimbangkan informasi CSR yang diungkapkan dalam laporan
tahunan perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan investor tidak
semata-mata mendasarkan pada informasi laba saja. Laporan tahunan adalah
salah satu media yang digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi
Responsibility diharapkan memberikan informasi tambahan kepada para
investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba akuntansi.
Profitabilitas merupakan salah satu alat ukur perusahaan dalam
menentukan keefektifan kinerja perusahaan. Profitabilitas dapat diukur
melalui Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan
tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dalam
penggunaan asset. (Handoko, 2007: 9)
Profitabilitas yang dalam penelitian ini dilambangkan dengan NPM.
Net Profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat
keuntungan perusahaan, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima
dari kegiatan operasionalnya. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas
perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial. (Darwis,
2009:55)
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Pengar uh Pengungkapan
Pr ogram Cor por ate Social Responbility Ter hadap Pr ofitabilitas Pada
Per usahaan Telekomunikasi Yang Ter daftar Pada Bur sa Efek
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
Apakah pengungkapan Program Corporate Social Responsibility berpengaruh
terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terdaftar Pada
Bursa Efek Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan :
Mengetahui pengaruh pengungkapan Program Corporate Social
Responsibility terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
a. Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
penerapan tanggung jawab sosial secara efektif bagi
perusahaan-perusahaan di Indonesia.
b. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
investor dan calon investor serta pelaku pasar lainnya dalam memandang
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu
1. Rakhiemah (2008), Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Corporate
Social Responsibility (CSR) Disclosure Dan Kinerja Finansial Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Hasil penelitian ini membuktikan diterimanya H1 bahwa kinerja
lingkungan yakni usaha perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang
baik (green) yang diukur melalui program PROPER memiliki pengaruh
positif yang signifikan terhadap CSR disclosure yang dilakukan oleh
perusahaan, terbukti dari nilai t hitung yang lebih kecil dari α = 0.05, yakni
sebesar 0.03.
2. Retno Anggraini (2006) Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan
Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang
terdaftar Bursa Efek Jakarta)
Perusahaan perbankan dan asuransi sebagian besar (lebih dari 50%)
mengungkapkan informasi mengenai pengembangan sumber daya
manusianya dibandingkan dengan industri yang lain. Hal ini karena
memberikan jasanya kepada pelanggan. Perusahaan dengan kepemilikan
manajemen yang besar dan termasuk dalam industri yang memiliki risiko
politis yang tinggi (high-profile) cenderung mengungkapkan informasi
sosial yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain.
3. Samsinar Anwar (2009) Dengan Judul Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Dan Harga
Saham
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Pengungkapan
Corporate Social Responsibility terhadap kinerja keuangan perusahaan dan
harga saham dengan cara melakukan analisis pada Perusahaan yang telah
melakukan pengungkapan Corporate Sosial Responsibility yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Data yang dianalisis adalah data sekunder
berbentuk time series dari tahun 2007-2009 pengungkapan Corporate
Social Responsibility dan kinerja keuangan perusahaan (ROA, ROE)
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur, komunikasi dan bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis data mengggunakan
metode analisis estimasi regresi persamaan simultan atau SEM (Structural
Equation Modelling). Ada temuan dalam penelitian ini bahwa pengaruh
secara simultan antara Kinerja keuangan Perusahaan yang di ukur dengan
ROA, ROE dan EVA berpengaruh positif pada Pengungkapan Corporate
Social Responsibility pada laporan keuangan perusahaan. Return On Asset
(ROA), Return On Equity (ROE) dan Economic Value Added (EVA) dan
2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Penger tian Manajemen k euangan
Dalam perkembangan perusahaan di masa kini, manajer keuangan
memiliki peranan yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelum
pertengahan abab ini, tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan
mengelola posisi kas perusahaan mereka. Pada tahun 50-an,dengan semakin
meningkatnya konsep nilai sekarang, turut mendorong para manajer keuangan
untuk memperluas tanggung jawab mereka dan lebih memperhatikan pemilihan
proyek-proyek investasi modal. Saat ini faktor-faktor eksternal memiliki dampak
yang semakin meningkat terhadap para manajer keuangan. Pada tahun 90-an,
keuangan memiliki peranan strategis yang lebih penting dalam suatu perusahaan.
Kepala keuangan muncul sebagai pemain tim dalam keseluruhan usaha
perusahaan untuk menciptakan nilai.
Manajemen keuangan adalah segala aktivitas berhubungan dengan perolehan,
pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Oleh
karena itu, fungsi pembuatan keputusan sehubungan investasi, pendanaan, dan
manajemen aktiva. (Van Horne dan Wachowicz Jr, 1997, p2). Manajemen
keuangan adalah manajemen yang mengkaitkan pemerolehan (acquisition),
pembelanjaan atau pembiayaan (financing) dan manajemen aktiva dengan tujuan
menyeluruh dari suatu perusahaan. Manajemen keuangan memainkan peranan
1. Manajer Keuangan bertanggung jawab terhadap 3 macam keputusan pokok
manajemen keuangan, yaitu perolehan, pembiayaan dan pengelolaan aktiva
secara efisien.
2. Apabila sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien, pertumbuhan
ekonomi akan tertolong, sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat.
3. Manajer Keuangan menghadapi tantangan untuk mengelola aktiva secara
efisien dalam suatu lingkungan yang berubah. (
http://totohernawo.blog.m3-access.com/posts/12478 Landasan-Ekonomi-Teknologi-Pendidikan.html)
Menurut Abdul Halim (2002, p1-2), tujuan yang ingin dicapai manajemen
keuangan
adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan
nilai
perusahaan. Bagi perusahaan terbuka (go-public), indikator nilai perusahaan
tercermin
pada harga saham yang diperdagangkan di pasar modal, karena seluruh keputusan
keuangan akan terefleksi di dalamnya.
Untuk tujuan tersebut, maka fungsi manajemen keuangan pada dasarnya adalah
sebagai pengambil beberap keputusan di bidang keuangan (financial decisions).
Tentunya keputusan-keputusan tersebut merupakan keputusan yang relevan dan
2.2.2. Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Lontoh, Frederich & Lindrawati, Jurnal Widia
Manajemen&Akuntansi. (2004), “Tujuan manajemen keuangan adalah
memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai bermakna lebih luas
dan lebih umum daripada memaksimumkan laba” (h.1). Hal ini didukung oleh
beberapa alasan
yaitu:
• Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap
nilai uang.
• Memaksimumkan nilai berarti mempertimbangkan berbagai resiko terhadap arus
pendapatan perusahaan.
• Mutu dari arus dana yang diharapkan diterima di masa yang akan datang
mungkin beragam.
Manajemen keuangan memainkan peranan penting dalam perekonomian saat ini,
karena:
1. Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap 3 macam keputusan pokok
manajemen keuangan, yaitu perolehan, pembiayaan dan pengelolaan aktiva
secara efisien.
2. Apabila sumber-sumber ekonomi dialokasikan secara efisien, pertumbuhan
ekonomi akan tertolong dan terdorong sehingga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
3. Manajer keuangan menghadapi tantangan untuk mengelola aktiva secara efisien
Manajemen keuangan mempunyai tiga macam keputusan penting atau utama,
yaitu:
1. Keputusan investasi, adalah keputusan yang dimulai dengan penentu jumlah
total aktiva riil yang dibutuhkan untuk ditanam pada perusahaan. Keputusan
investasi merupakan keputusan yang paling penting dari tiga macam
keputusan. Aktiva riil dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu aktiva lancar
dan aktiva tetap.
2. Keputusan pembelanjaan (pembiayaan), adalah keputusan bagaimana
mendapatkan dana yang digunakan untuk memperoleh aktiva riil yang
diperlukan.
3. Keputusan manajemen aktiva, dalam menjalankan tanggung jawab, manajer
keuangan lebih memperhatikan aktiva lancar daripada aktiva tetap.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka peranan manajemen keuangan suatu
perusahaan menjadi penting karena berkaitan dengan fungsi utama dari
manajemen keuangan yaitu pengalokasian dana serta fungsi pendanaan yang
berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Selain itu juga menentukan besarnya dividen yang akan
dibayar kepada para investor. Tujuan umum manajemen keuangan adalah
memaksimalkan nilai saham perusahaan, memaksimalkan kesejahteraan pemilik
2.2.2. Lapor an Keuangan
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar
mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas,
pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan
tambahan jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan
keuangan secara wajar. “Laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integrasi dari laporan keuangan”.
(PSAK, 2009:14)
Jadi untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan hasil usaha
suatu perusahaan akan dapat diketahui melalui keuangan yang merupakan
produk akhir dari proses akuntansi yang terdiri dari pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan kejadian keuangan selama periode tertentu
yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan keuangan lainnya.
2.2.2.1. J enis Lapor an Keuangan
Menurut Deanta (2009:2) tentang jenis laporan keuangan “ada berbagai
jenis laporan keuangan yang dibuat oleh suatu perusahaan. Laporan keuangan
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Catata atas laporan keuangandan
lain sebagainya”.
Adapun penjelasan tentang laporan-laporan keuangan tersebut sebagai
berikut:
1. Neraca (Balance Sheet ) adalah laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai aktiva, kewajiban dan modal pada waktu tertentu.
Dari laporan neraca ini kita dapat melihat berbagai informasi penting
mengenai aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki. Dari laporan neraca
juga dapat dilakukan berbagai analisis untuk mengetahui sumber dana dan
penggunaannya.
2. Laporan Laba Rugi (Income Statement ) adalah laporan keuangan yang
menyajika informasi mengenai pendapatan dan biaya-biaya usaha.
3. Laporan Arus Kas adalah komponen laporan keuangan yang menyajikan
informasi megenai perubahan kas yang meliputi saldo awal kas, sumber
penerimaan kas, pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada periode tertentu.
4. Laporan Perubahan Ekuitas. Laporan perubahan ekuitas merupakan
laporan yang menjelaskan perubahan modal , laba ditahan, agio atau
disagio. Pada laporan ini akan menggambarkan saldo dan perubahan hak
milik yang melekat pada organisasi tertentu.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). CALK merupakan penjelasan
dari laporan keuangan ( neraca, laba rugi, arus kas, serta penjelasan
2.2.2.2. Tujuan Lapor an Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara
mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya
adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan pada
pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap
perusahaan.
Menurut Agnes (2001:2) , tujuan laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh
sebagian besar pemakainya, yang secara umum menggambarkan
pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen
atau pertanggungjawabkan manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas, maka dengan
memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi
hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami
tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan
melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim
dilakukan.
Tujuan laporan keuangan dikemukakan oleh Kasmir (2008:10) bahwa
: secara umum tujuan laporan keuangan untuk memberikan informasi keuangan
suatu perusahaan , baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu.
Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan
perusahaan maupun secara berkala .
Untuk lebih jelasnya laporan keuangan mampu memberikan informasi
keuangan kepada pihak dalam da luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan.
Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan
keuangan yaitu (Kasmir 2008:10) :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta ) yang
dimiliki perusahaan saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada
suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap
aktiva , pasiva dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
7. Informasi laporan keuangan lainnya.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan , akan dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan
keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti
dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah
dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang
lazim dilakukan.
2.2.3. Rasio Pr ofitabilitas
Yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat efesiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai perusahaan yang bersangkutan. Selain
itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur
tingkat kesehatan perusahaan. Dalam perhitungan rasio-rasio Profitabilitas
ini biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat pada
laporan laba-rugi perusahaan dengan pos-pos pada neraca perusahaan guna
memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat
efesiensi dan profitabilitas perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio
Profitabilitas, diindikatori oleh (Faisol, 2007:152):
a) Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin
baik pula posisi perusahaan tersebut dalam penggunaan asset. Dalam
rangka mengukur tingkat kesehatan perusahaan ada perbedaan sedikit
antara ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan berdasarkan
ketentuan Bank Indonesia. Secara teoritis, laba yang diperhitungkan
adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang
diperhitungkan adalah laba sebelum pajak.
b) Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih
perusahaan dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti
terjadi kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham.
Perlu diperhatikan, bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan,
Perusahaan Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA dan
tidak memasukkan unsure ROE. Hal ini dikarenakan Perusahaan Indonesia
selaku Pembina dan pengawas perperusahaanan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu perusahaan yang diukur dengan asset yang dananya
sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat
c) Net Profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan tingkat
dari kegiatan operasionalnya. Sebagaimana halnya dengan perhitungan
rasio sebelumnya, rasio NPM pun mengacu kepada pendapatan
operasional perusahaan yang terutama berasal dari kegiatan pemberian
kredit yang dalam prakteknya memiliki berbagai resiko seperti resiko
kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), serta Kurs Valas (jika kredit
diberikan dalam bentuk valas).
2.2.4. Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Kotler dan Lee dalam Solihin (2009:5) ”Corporate Social
Responsibility is a commitment to improve community well being through
discretionary business practices and contribution of corporate
resources”(tanggung jawab sosial perusahaan adalah kegiatan yang
semata-mata merupakan komitmen perusahaan secara sukarela untuk turut
meningkatkan kesejahteraan komunitas dan berkontribusi kepada sumberdaya
perusahaan).
Menurut versi Perusahaan Dunia dalam Laksiani (2008:45) definisi
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah “Corporate Social
Responsibility (CSR) is the commitment of business to contribute to
sustainable economic development working with employees and their
representatives, the local community and society at large to improve quality
of life, in ways that are both good for business and good for development”
(Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen bisnis sebagai
dengan pekerja, perwakilan mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas
untuk memperbaiki kualitas hidup, dimana keduanya baik untuk bisnis
maupun pengembangan).
Menurut Perusahaan Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri
dari beberapa komponen utama, yaitu: perlindungan lingkungan, jaminan
kerja, hak asasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan
masyarakat, standart usaha, pasar, pengembangan ekonomi dan badan usaha,
perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana
kemanusiaan.
Sedangkan menurut Petkoski dan Twose (2003) mendefinisikan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai komitmen bisnis yang
berperan untuk mendukung pembangunan ekonomi, bekerjasama dengan
karyawan dan keluarganya, masyarakat lokal dan masyarakat luas, untuk
meningkatkan mutu hidup mereka dengan berbagai cara yang
menguntungkan bagi bisnis dan pembangunan.
Sejauh ini definisi yang banyak digunakan adalah pemikiran
Elkington tentang triple bottom line. Menurut Elkington (1997) dalam
Laksiani (2008:45) Corporate Social Responsibility (CSR) adalah adanya
segitiga dalam kehidupan stakeholders yang mesti diperhatikan korporasi di
tengah usahanya mencari keuntungan, yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial,
yang kemudian diilustrasikan dalam bentuk segitiga.
Ebert (2003) mendefinisikan corporate social responsibility sebagai
kelompok-kelompok dan individual-individual dalam lingkungan perusahaan
tersebut, termasuk didalamnya adalah pelanggan, perusahaan-perusahaan lain,
para karyawan, dan investor. Corporate Social Responsibility (CSR)
memberikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya
dan interaksinya dengan stakeholders yang melebihi tanggung jawab di
bidang hukum (Darwin, 2004:33). Dalam kemajuan industri sekarang,
tekanan masyarakat kepada perusahaan agar mereka melakukan pembenahan
sistem operasi perusahaan menjadi suatu sistem yang memiliki kepedulian
dan tanggung jawab terhadap sosial sangat kuat, perkembangan tekhnologi
dan industri yang pesat dituntut untuk memberikan kontribusi positif terhadap
lingkungan sekitar.
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
perusahaan-perusahaan diharapkan selain memiliki komitmen finansial kepada pemilik
atau pemegang saham (shareholders), tapi juga memiliki komitmen sosial
terhadap para pihak lain yang berkepentingan, karena CSR merupakan salah
satu bagian dari strategi bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Adapun
tujuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) adalah (Darwin, 2004:33):
1. Untuk meningkatkan citra perusahaan dan mempertahankan,
biasanya secara implisit, asumsi bahwa perilaku perusahaan secara
fundamental adalah baik.
2. Untuk membebaskan akuntabilitas organisasi atas dasar asumsi
Keberadaan kontrak sosial ini menuntut dibebaskannya
akuntabilitas sosial.
3. Sebagai perpanjangan dari pelaporan keuangan tradisional dan
tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada investor.
Untuk itulah maka pertanggungjawaban sosial perusahaan
Corporate Social Responsibility (CSR) perlu diungkapkan dalam
perusahaan sebagai wujud pelaporan tanggung jawab sosial kepada
masyarakat.
2.2.5. Pengungkapan sosial sebagai tanggung jawab per usahaan
Tanggung jawab adalah suatu kewajiban perusahaan yang tidak
hanya menyediakan barang dan jasa baik bagi masyarakat maupun juga
dalam mempertahankan kualitas lingkungan sosialnya secara fisik
maupun memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan
masyarakat dimana mereka berada. Perusahaan bertanggung jawab
secara sosial ketika manajemennya memiliki visi atas kinerja
operasionalnya, tidak hanya mengutamakan atas laba perusahaan tetapi
juga dalam menjalankan aktivitasnya, memperhatikan lingkungan yang
ada disekitarnya. Perusahaan tidak hanya memandang laba sebagai
satu-satunya tujuan dari perusahaan tetapi ada tujuan yang lainnya yaitu
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, karena perusahaan
mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari
Pengungkapan tanggung jawab sosial atau sering disebut sebagai
Corporate social reporting adalah proses pengkomunikasian efek-efek
sosial dan lingkungan atas tindakan-tindakan ekonomi perusahaan pada
kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat dan pada masyarakat
secara keseluruhan (Gray et. Al., 1987). Kontribusi negatif perusahaan
terhadap lingkungan sekitarnya telah menyebabkan hilangnya
kepercayaan masyarakat adalah dengan mengungkapkan
informasi-informasi mengenai operasi perusahaan sehubungan dengan lingkungan
sebagai tanggung jawab perusahaan.
Gray et. Al. (1995) menyebutkan 3 studi yang menjelaskan
mengapa perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang
berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh emiten
tersebut, yaitu:
1. Decision-userfulnes study
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti menemukan
bahwa informasi sosial dibutuhkan users, seperti analis,
perusahaaner, dan pihak lain yang terlibat. Penelitian tersebut
menyebutkan bahwa informasi aktivitas sosial perusahaan berada
pada posisi moderately important.
2. Economic theory study
Studi dalam corporate responsibility reporting ini mendasari pada
Economic agency theory dan Accounting positivism theory yang
Prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users
lain. Namun, pengertian users tersebut telah berkembang menjadi
seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan sebagai agen,
manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai
dengan keinginan publik (stakeholder).
3. Social and political theory studies
Bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi
organisasi, dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder
mengamsusikan bahwa perusahaan berusaha mencari pembenaran
dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya.
Semakin kuat posisi stakeholder, semakin besar kecenderungan
perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholder nya.
Pengungkapan sosial dalam tanggung jawab perusahaan sangat
perlu dilakukan, karena bagaimanapun juga perusahaan memperoleh
nilai tambah dari kontribusi masyarakat di sekitar perusahaan termasuk
dari penggunaan sumber-sumber sosial (social resources). Jika aktivitas
perusahaan menyebabkan kerusakan sumber-sumber sosial maka dapat
timbul adanya biaya sosial (social cost) yang harus ditanggung oleh
masyarakat, sedang apabila perusahaan meningkatkan mutu social
2.2.6. Pelapor an per tanggungjawaban sosial per usahaan
Ada 2 jenis ungkapan dalam pelaporan keuangan yang telah
ditetapkan oleh badan yang memiliki otoritas di pasar modal. Pertama
adalah ungkapan wajib (mandatory disclosure), yaitu informasi yang
harus di ungkapkan oleh emiten yang diatur oleh peraturan pasar modal
di suatu Negara. Sedangkan yang kedua adalah ungkapan sukarela
(voluntary disclosure), yaitu ungkapan yang dilakukan secara sukarela
oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada. Pengungkapan
sosial yang diungkapkan perusahaan merupakan informasi yang sifatnya
sukarela. Karenanya, perusahaan memiliki kebebasan untuk
mengungkapkan informasi yang tidak diharuskan oleh badan
penyelenggara pasar modal. Keragaman dalam pengungkapan
disebabkan oleh entitas yang dikelola oleh manajer yang memiliki
filosofis manajerial yang berbeda dan keluasan dalam kaitannya dengan
pengungkapan informasi kepada masyarakat. (Anggraini, 2006:4)
Standar pelaporan pertanggungjawaban sosial sampai saat ini
belum mempunyai standar yang baku, hal ini dikarenakan adanya
permasalahan yang berhubungan dengan biaya dan manfaat sosial.
Perusahaan dapat membuat sendiri model pelaporan
pertanggungjawaban sosialnya. (Anggraini, 2006:4)
Informasi dalam menyusun dan mengungkapkan tentang aktivitas
mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1. Lingkungan
Bidang ini meliputi aktivitas pengendalian pencemaran dan
pelestarian lingkungan hidup. Meliputi, pengendalian terhadap
polusi, pencegahan atau perbaikan terhadap kerusakan lingkungan,
konservasi alam, dan pengungkapan lain yang berkaitan dengan
lingkungan.
2. Energi
Bidang ini meliputi aktivitas dalam pengaturan penggunaan energi
dalam hubungannya dengan operasi perusahaan dan peningkatan
efisiensi terhadap produk perusahaan. Meliputi, konservasi energi,
efisien energi.
3. Praktik bisnis yang wajar
Meliputi pemberdayaan terhadap minoritas dan perempuan,
dukungan terhadap usaha minoritas, tanggung jawab sosial
4. Sumber daya manusia
Bidang ini meliputi aktivitas untuk kepentingan karyawan sebagai
sumber daya manusia bagi perusahaan maupun aktivitas di dalam
suatu komunitas. Aktivitas tersebut antara lain, program pelatihan
dan peningkatan ketrampilan, perbaikan kondisi kerja, upah dan gaji
serta tunjangan yang memadai, pemberian beberapa fasilitas,
5. Produk
Meliputi keamanan, pengurangan polusi.
2.2.7. Pengar uh Corporate Social Responsibility ter hadap Pr ofitabilitas
Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh
legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan keuangannya dalam jangka
panjang (Kiroyan, 2006). Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang
menerapkan CSR mengharapkan akan direspon positif oleh para pelaku
pasar Diharapkan bahwa investor mempertimbangkan informasi CSR yang
diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan, sehingga dalam
pengambilan keputusan investor tidak semata-mata mendasarkan pada
informasi laba saja. Laporan tahunan adalah salah satu media yang
digunakan oleh perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan para
investor. Pengungkapan informasi CSR diharapkan memberikan informasi
tambahan kepada para investor selain dari yang sudah tercakup dalam laba
atau profitabilitas.
Untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi yang tinggi,
perusahaan perlu mengungkapkan kinerja CSR dalam “Laporan CSR”.
Melalui laporan ini akan terungkap apakah tingkat keterbukaan perusahaan
sudah satu level dengan harapan masyarakat (Darwin, 2006). Hal tersebut
sesuai dengan asumsi bahwa terdapat kontrak sosial antara perusahaan
dengan masyarakat, maka sudah seharusnya perusahaan mengungkapkan
kinerja sosialnya kepada pihak eksternal sebagai informasi dalam
Dunia usaha pun semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak atas single bottom line,
yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya saja, yaitu untuk mencari profit. Perusahaan juga harus
memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Oleh karena itu, lahirlah
konsep Corporate Social Responsibility (CSR). CSR merupakan kepedulian
perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah
Triple Bottom Lines, yaitu: Profit (keuntungan), People (masyarakat) dan
Planet (lingkungan).
2.3. Ker angka Konseptual
Uji Regresi Linier
Gambar 2.1. Diagr am Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan teori diatas, dapat
disimpulkan hipotesis pada penelitian ini adalah : Pengungkapan
Program CSR (X)
Diduga bahwa terdapat pengaruh positif pada pengungkapan Program
Corporate Social Responsibility terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel
Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian
ini adalah :
1. Pengungkapan CSR
Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan
tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan. Instrumen pengukuran
yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada instrumen yang
digunakan oleh Sembiring (2005) yang terdiri atas 78 item pengungkapan.
Skala yang digunakan adalah skala rasio, dengan satuan rupiah.
2. Rasio Pr ofitabilitas
Rasio Profitabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur tingkat
efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan :
a. Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar
pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin
digunakan adalah skala rasio, dengan satuan persen. Perhitungan rasio ini
dirumuskan sebagai berikut (Faisol, 2007 : 156) :
3.2.
Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah sejumlah unsur-unsur dimana suatu kesimpulan
akan disusun (Emory dan Cooper, 1998). Populasi dalam penelitian ini
adalah Seluruh perusahaan sub sektor Telekomunikasi yang telah
terdaftar (listing) di BEI. Penelitian ini menggunakan 10 Perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di BEI, pengambil periode analisis 2006
sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan
biaya sosial.
a) PT. Telkom
b) PT. Indosat
c) PT. Excelcomindo
d) PT. Bakrie Telecom
e) PT. Natrindo Telepon Seluler
f) PT. Mobile – 8 Telecom
g) Smart Telecom
i) PT. Hutchison Charoen Pokhpand Telecom
j) PT. Pasifik Satelit Nusantara
3.2.2. Sampel
Untuk menentukan sampel digunakan metode purposive sampling. Salah
satu teknik pengambilan sampel non probabilistic yang dilakukan
berdasarkan kriteria yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau
pertimbangan tertentu dari peneliti. Kriteria yang digunakan antara lain :
1. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan tahunan 2006
sampai tahun 2010 dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan
biaya sosial, serta menyerahkan laporan tahunannya dan telah
mempublikasikannya berturut-turut.
2. Informasi pengungkapan sosial diungkapkan pada laporan tahunan
perusahaan yang bersangkutan sampai 2006 sampai tahun 2010
dengan kondisi perusahaan yang mengungkapan biaya sosial.
Berdasarkan criteria tersebut yang memenuhi syarat adalah 4 perusahaan
sebagai berikut :
a) PT. Telkom
b) PT. Indosat
c) PT. Bakrie Telecom
3.3. J enis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data Sekunder merupakan
data yang diambil dari laporan tahunan perusahaan Telekomunikasi yang
terdaftar di BEI.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang menggunakan
jenis data yaitu data sekunder yang diambil dari laporan tahunan perusahaan
Telekomunikasi yang terdaftar di BEI yang meliputi data laporan keuangan,
sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, dan lain sebagainya. Sumber data
dalam penelitian ini adalah : dari Bursa Efek Indonesia
3.6. Tek nik Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1 Tek nik Analisis Data
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
sederhana. Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk
meneliti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Di atas telah dijelaskan bahwa dalam penetilian ini diperlukan
teknik analisis yang menggunakan model regresi linier dan pengujian
hipotesis menggunakan uji t dengan hipotesis sebagai berikut :
1. Menghitung masing–masing variabel bebas dan variabel terikat
dihitung masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang
diperlukan untuk analisis.
2. Meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat
Untuk menganalisis permasalahan digunakan regresi sederhana dengan
persamaan sebagai berikut :
Y = β0 + β 1 X1 + e
Keterangan:
Y = Profitabilitas
X1 = CSR
β 0 = Konstanta
ei = Standart Error
3.6.2Uji Nor malitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov
Smirnov dan Shapiro Wilk. (Sumarsono, 2004 : 40)
Menurut Santoso (2002 : 214) pedoman dalam mengambil
keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
1. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya ) > 5% maka distribusi tidak
normal.
3.6.3 Uji Hipotesis
Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat digunakan Program SPSS 17 dengan uji t yang
memiliki prosedur sebagai berikut:
a. Ho : β i = 0 ; tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Hi : β i ≠ 0 ; terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas
terhadap variabel terikat.
b. Tingkat signifikan 5% = 0,05
c. Kriteria pengujian :
1. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskr ipsi Perusahaan
4.1.1. PT. Telkom, Tbk
Perusahaan Perseroan (Persero) P.T. Telekomunikasi Indonesia Tbk
(“Perusahaan”) pada mulanya merupakan bagian dari “Post en
Telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884 berdasarkan Keputusan
Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan
diumumkan dalam Berita Negara Hindia Belanda No. 52 tanggal 3 April
1884. Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
1991, status Perusahaan diubah menjadi perseroan terbatas milik negara
(“Persero”). Perusahaan didirikan berdasarkan akta notaris Imas Fatimah,
S.H. No. 128 tanggal 24 September 1991. Akta pendirian tersebut telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-6870.HT.01.01.Th.1991 tanggal 19 November 1991 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 5 tanggal 17
Januari 1992, Tambahan No. 210. Anggaran Dasar Perusahaan telah
beberapa kali diubah, perubahan terakhir antara lain mengubah masa jabatan
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, berdasarkan akta notaris A.
Partomuan Pohan, S.H., LLM. No. 8 dan No. 9 tanggal 7 September 2007
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (“Menkumham”)
berdasarkan Surat No. W7-HT.01.10-12858 tanggal 14 September 2007
Kegiatan Perusahaan dalam menyelenggarakan jasa telekomunikasi
dalam negeri, meliputi telepon, teleks, telegram, satelit, sirkit langganan,
surat elektronik, dan jasa komunikasi bergerak dan seluler. Pada tahun 1995,
Perusahaan telah melakukan kerja sama dengan para mitra usaha dalam
pembangunan, pengelolaan, dan pengoperasian sarana telekomunikasi di
lima dari tujuh divisi regional (“Divre”)
4.1.2. PT. Indosat, Tbk
PT Indosat Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka
Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta
notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No. 55 tanggal 10 November 1967
di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No.
24. Pada tahun 1980, Perusahaan dijual oleh American Cable and Radio
Corporation, anak perusahaan dari International Telephone & Telegraph,
kepada Pemerintah Republik Indonesia dan menjadi Badan Usaha Milik
Negara (Persero).
Pada tanggal 7 Februari 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan
dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Surat No.
(Persero) menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing. Selanjutnya, pada
tanggal 21 Maret 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas perubahan
Anggaran Dasar yang berkaitan dengan perubahan status hukum tersebut.
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha
Swasta dan Koperasi dapat menyelenggarakan jaringan dan jasa
telekomunikasi. Sedangkan penyelenggara telekomunikasi khusus dapat
diselenggarakan oleh perseorangan, instansi pemerintah dan badan hukum
selain penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi. Undang-undang
Telekomunikasi melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat, dan diharapkan
menjadi pembuka jalan bagi liberalisasi pasar
4.1.3. PT. Bakr ie Telecom, Tbk
PT Bakrie Telecom Tbk (dahulu PT. Radio Telepon Indonesia)
(“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 13 Agustus
1993 berdasarkan Akta No. 94 dibuat dihadapan Muhani Salim, S.H.,
Notaris di Jakarta, sebagaimana diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 13
tanggal 5 November 1993 dan diubah dengan Akta No. 129 tanggal 27
November 1993, keduanya dibuat dihadapan Abdurachman Kadir, S.H.,
Notaris pengganti dari Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta dalam rangka
Status Perusahan mengalami perubahan menjadi perusahaan terbuka
sebagaimana tertuang dalam resolusi para pemegang saham yang
berkekuatan sama dengan Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan
dalam Akta No. 6 tanggal 3 Februari 2006 yang dibuat oleh Agus Madjid,
S.H., Notaris di Jakarta.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi penyediaan jaringan dan
penyelenggaraan jasa telekomunikasi dengan daerah operasi mencakup
Jakarta, beberapa wilayah di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Perusahaan berdomisili di Jakarta
dengan kantor pusat berlokasi di Wisma Bakrie, Lantai 2, Jl. H.R. Rasuna
Said Kav. B-1, Jakarta Selatan dan memulai beroperasi secara komersial
pada tanggal 1 November 1995.
4.1.4. PT. Fr en, Tbk
PT Mobile-8 Telecom Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta
No. 11 tanggal 2 Desember 2002 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta.
Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.
C-24156.HT.01.01.TH.2002 tanggal 16 Desember 2002, yang dimuat dalam
Tambahan No. 1772, Berita Negara Republik Indonesia No. 18 tanggal 3
Maret 2003. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali
perubahan. Perubahan sehubungan dengan penerbitan 607.466.700 saham
dari Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah diterima oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya
No. W7.HT.01.10.12408 tanggal 5 September 2007. Perubahan terakhir
dilakukan dengan akta No. 158 tanggal 24 April 2008 dari Sutjipto, S.H.,
notaris di Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar dengan
Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan
Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No.
AHU.52716.AH.01.02 tanggal 19 Agustus 2008
Sesuai dengan ketentuan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud
dan tujuan Perusahaan adalah melakukan kegiatan usaha dalam bidang
telekomunikasi dan ruang lingkup kegiatan usaha adalah sebagai berikut
Menawarkan jasa telekomunikasi di dalam wilayah Republik Indonesia
Menyediakan berbagai produk multimedia dan jasa terkait lainnya termasuk
tetapi tidak terbatas pada penjualan secara langsung maupun tidak langsung
voice services, data/image dan jasa-jasa komersial mobile lainnya
Membangun, menyewakan dan memiliki jaringan telekomunikasi tanpa
kabel di frekuensi 800 MHz yang secara eksklusif berbasis teknologi Code
4.2. Deskr ipsi Hasil Pengujian Hipotesis
4.2.1. Uji Outlier Multivar iate
Tabel 4.1. Hasil Uji Outlier Multivar iate
Residuals Statisticsa
Berdasarkan tabel 4.1, setelah dilakukan pengujian ditemukan
bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD
Maksimum 6,284 yang lebih kecil dari 13,815
4.2.2. Uji Nor malitas
Dalam pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorof-Smirnov dengan menggunakan program SPSS, dimana
apabila nilai signifikansi (probabilitas) yang diproleh lebih besar dari nilai
signifikansi yang telah ditetapkan dalam penelitian (5%) maka data
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
• Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal.
Tabel 4.2. Nor malitas Data Masing-masing Variabel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Profitabilitas CSR
N 20 20
Normal Parametersa Mean 5.5675 2.08E9
Std. Deviation 13.77990 2.986E9 Most Extreme Differences Absolute .227 .280
Positive .224 .280 Negative -.227 -.243 Kolmogorov-Smirnov Z 1.015 1.254
Asymp. Sig. (2-tailed) .254 .086
Sumber : Lampiran
Dari tabel 4.2, terlihat bahwa nilai probabilitas setiap variabel lebih
besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi dari data adalah
mengikuti pola distribusi normal.
4.2.3. Hasil Pengujian Regr esi Linier Seder hana
Hasil analisis mengenai koefisien model regresi adalah seperti yang
Tabel 4.3 Koefisien Regr esi
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 9.186 3.607 2.547 .020 CSR -1.736E-9 .000 -.376 -1.723 .102
Sumber : Lampiran
Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, maka model regresi yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
Y = 9.186 - 1.736E-9 X1
Dengan asumsi bahwa variabel CSR (X1)adalah nol atau konstan
maka nilai Profitabilitas (Y) adalah sebesar 9.186
Koefisien regresi untuk variabel CSR (X1) diperoleh nilai -1.736E-9,
mempunyai koefisien regresi negatif, hal ini menunjukkan terjadinya
perubahan yang berlawanan arah dengan variabel terikat. Jadi semakin
besar nilai CSR (X1) akan menurunkan profitabilitas (Y) dengan asumsi
bahwa variabel yang lainnya adalah konstan.
4.4.1.3. Hasil Pengujian uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap
Tabel 4.4 : Hasil Uji t
Hasil uji t pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa :
CSR (X) berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y), tidak dapat
diterima dengan tingkat [Sig. ,0,102 > 0,05 : Non signifikan [negatif].
Koefisien korelasi berganda (R) = 0,376 yang menunjukkan bahwa hubungan
antara variabel independent (X) dengan (Y) adalah sangat lemah. Koefisien
determinasi (R2) = 0,142 berarti variable (Y) dipengaruhi oleh variabel
independent (X) 14,20 persen sedang sisanya sebesar 85,80 persen
dipengaruhi oleh variabel lain selain satu variabel independen dalam model
tersebut.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian untuk variable CSR (X) tidak
berpengaruh terhadap Profitabilitas (Y), hal ini disebabkan tingkat kepedulian
masyarakat secara umum belum baik. Artinya, sekalipun pengusaha sudah