• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN (Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto)."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN

BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN

KONSUMEN

(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojoker to)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada FISIP UPN ”Veteran“ Jawa Timur

Oleh:

BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN’’ J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng

Ter hadap Kepuasan Konsumen

(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto).

Disusun Oleh :

Bram Wiratma Putra

NPM . 0842010026

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 37206 95 00461

Mengetahui,

DEKAN

(3)

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng Ter hadap Kepuasan Konsumen

(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto) Oleh :

BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 10 Desember 2012

Pembimbing Utama Tim Penguji : 1. Ketua

R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si Dra. Hj. Supar wati, M.Si

NPT. 37206 95 00461 NIP. 195507181983022001

2. Sekr etaris

Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP. 196407291990032001 3. Anggota

R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 37206 95 00461

Mengetahui, DEKAN

(4)

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto)“.

Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing R.Y.Rusdianto,S.Sos,M.Si yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:

1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur.

2. Dra.Lia Nirawati, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.

3. Dra.Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.

4. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.

5. Kepada orang tua yang banyak membantu secara materiil dan moril. 6. Kepada Pemilik serta pegawai di swalayan “Penanggungan” kota

Mojokerto yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi selama penelitian.

Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih kurang dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan di masa datang. Akhir kata teriring do’a dan harapan, semoga ilmu yang didapat bermanfaat bagi semua pihak.

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL ... i

HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian Pemasaran... 6

2.1.2 Manajemen Pemasaran ... 7

2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran ... 8

2.2 Perilaku Konsumen ... 9

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 9

2.2.2 Model Perilaku Konsumen ... 11

2.2.3 Kepuasan Konsumen ... 13

2.2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 14

(6)

2.2.5 Pengaruh Harga & Kualitas Produk dengan Kepuasan

Konsumen ... 17

2.3 Kerangka Berpikir... 19

2.4 Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Data ... 21

3.1.1 Definisi Operasional ... 21

3.1.2 Pengukuran Data ... 22

3.2 Populasi, Sampel & Teknik Pengambilan Sampel ... 23

3.2.1 Populasi ... 23

3.2.2 Sampel ... 23

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 23

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.3.1 Sumber Data ... 25

3.3.2 Jenis Data ... 25

3.3.3 Pengumpulan Data ... 25

3.4 Teknik Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 25

3.4.1 Teknik Analisa Data ... 25

3.4.1.1 Analisa Pengujian Asumsi Klasik (BLUE) ... 25

3.4.1.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 29

3.4.2 Uji Hipotesis ... 31

3.4.2.1 Uji F ... 31

3.4.2.2 Uji t ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

(7)

4.2 Penyajian Data ... 37

4.2.1 Deskripsi Variabel Harga (X1) ... 37

4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X2) ... 38

4.2.3 Deskripsi Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 38

4.3 Hasil dan Pembahasan ... 39

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.3.3 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ... 44

4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 46

4.4 Pembahasan ... 51

4.4.1 Hubungan Antara Variabel Harga dan Kepuasan Konsumen ... 51

4.4.2 Hubungan Antara Variabel Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Penjualan Kratingdaeng di “Penanggungan” Swalayan Wates

Mojokerto ... 3

Tabel 3.1 Skala Pengukuran Data ... 22

Tabel 3.2 Penentuan Nilai Durbin Watson ... 26

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 36

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga ... 37

Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk ... 38

Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Konsumen ... 39

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 40

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 40

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 44

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji F ... 46

Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji t ... 50

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ... 11

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 19

Gambar 4.1 Scatter Plot Residual vs Fits ... 42

Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F ... 47

Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t variabel X1 ... 48

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rekapitulasi Data ... 56

Lampiran 2 Distribusi Frekuensi Variabel ... 59

Lampiran 3 Uji Validitas ... 61

Lampiran 4 Uji Reliabilitas ... 63

Lampiran 5 Uji Multikolinearitas ... 64

Lampiran 6 Uji Heterokedastisitas ... 65

Lampiran 7 Uji Normalitas ... 66

(11)

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto)

BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026

ABSTRAKSI

Saat ini konsumen sudah sangat cermat dalam membeli suatu produk. Hal itu dikarenakan karena semakin banyaknya produk makanan dan minuman yang dijual di pasaran. Produsen akan semakin sulit dalam menghadapi persaingan untuk menarik minat serta memuaskan pelanggannya. Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran perusahaannya tercapai.

Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang dihasilkannya dalam memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan swalayan Penanggungan. Teknik penarikan sample dengan penggunaan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga dan kualitas produk secara bersama berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama tentang dugaan adanya pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas (X) tersebut terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.

Secara parsial variabel harga (X1) dan kualitas produk (X2), berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap kepuasan konsumen (Y).

Kata Kunci

: Pengaruh Harga (X1), Kualitas Pr oduk (X2), Dan Kepuasan

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini konsumen sudah sangat cermat dalam membeli suatu produk. Hal

itu dikarenakan karena semakin banyaknya produk makanan dan minuman yang

dijual di pasaran. Produsen akan semakin sulit dalam menghadapi persaingan

untuk menarik minat serta memuaskan pelanggannya. Setiap produsen selalu

berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran

perusahaannya tercapai. Produk yang dihasilkannya dapat terjual atau dibeli oleh

konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan perusahaan

jangka panjang. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan dan

membina langganan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat

ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya.

Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang dihasilkannya dalam

memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya. Payne dalam

Hidayat (2009) memberikan defenisi kualitas produk adalah suatu bentuk dengan

nilai kepuasan yang kompleks. Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik

yang yang mampu memuaskan kebutuhan, yang dinyatakan maupun tidak

dinyatakan, kualitas mencakup pula daya tahan produk, kehandalan, ketepatan,

kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut-atribut nilai lainnya. Beberapa

(13)

harus diukur sehubungan dengan persepsi kualitas para pembeli (Kotler dan

Keller, 2006; Ahyari, 1990; Assauri, 1998).

Untuk sasaran swalayan dan tempat perbelanjaan, harga merupakan salah

satu faktor yang sangat menentukan, karena barang yang dijual sama ukurannya,

jenisnya maupun merknya yang ada pada swalayan atau tempat perbelanjaan

lainnya. Konsumen akan cenderung melakukan pembelian suatu produk dengan

harga yang lebih murah. Sejalan dengan pendapat Stanton (2001) menyatakan

harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang ditetapkan oleh pembeli atau

penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Agar mampu

bersaing, perusahaan juga harus mampu menciptakan suatu peluang yang belum

dilakukan oleh para pesaingnya. Dalam proses pertumbuhan dan persaingan ketat,

perusahaan harus dapat memasang iklan yang menarik serta meyakinkan para

konsumen dalam pemasaran produk.

Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan ialah pelayanan yang

maksimal dari perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Disamping harga yang terjangkau bagi konsumen, konsumen juga memperhatikan

kualitas dalam memilih suatu produk. Kepuasan pelanggan merupakan fokus

penilaian yang merefleksikan 5 (lima) dimensi spesifik dari layanan. Zeithaml dkk

(1996) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan lebih eksklusif yang dipengaruhi

oleh kuaitas layanan, kualitas produk, harga, faktor situasi dan faktor manusia.

Dengan pelayanan yang baik diharapkan konsumen akan tetap setia menjadi

(14)

dalam variabel penelitian karena ketiga variabel tersebut tidak menyinggung pada

judul penelitian yang dilakukan, yaitu Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk

Minuman Berenergi Kratingdaeng Terhadap Kepuasan Konsumen.

Berikut ini disajikan hasil penjualan produk kratingdeng di swalayan

“PENANGGUNGAN” Wates Kota Mojokerto dalam 1 tahun terakhir, mulai Mei

2011-April 2012.

Tabel 1.1

Hasil Penjualan Kratingdaeng pada Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto

Periode Mei 2011-April 2012

Tahun Jumlah (dalam Botol)

Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 175 190 165 201 145 211 177 158 210 189 167 208

Sumber: Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan”,Wates Mojokerto, Tahun 2012

Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun terakhir dari

periode Mei 2011-April 2012 telah terjadi naik turun penjualan produk minuman

berenergi Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi ketidakstabilan pada penjualan produk minuman

(15)

Berdasarkan uraian tersebut, maka tertarik melakukan penelitian tentang

Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen Minuman

Berenergi Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Apakah harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh

terhadap kepuasaan konsumen minuman berenergi Kratingdaeng di

swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto?

2. Apakah harga dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap

kepuasaan konsumen minuman berenergi Kratingdaeng di swalayan

“Penanggungan” Wates Mojokerto?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas

produk minuman berenergi Kratingdaeng terhadap kepuasan

konsumen di swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto secara

simultan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas

produk minuman berenergi Kratingdaeng terhadap kepuasaan

konsumen di swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto secara

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini akan diperoleh manfaat antara lain:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

menjadikan pertimbangan dalam pemecahan masalah yang berkaitan

dengan harga, kualitas produk dan kepuasaan konsumen.

2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang meneneliti

(17)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai

sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan

atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan

pelanggan atau klien dari produsen (Joseph 2008: 8).

Pemasaran juga banyak di definisikan oleh para ahli:

American Marketing Association (Assauri, 2009: 4) mendefinisikan

pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan

mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai konsumen.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Kotler (2002: 8) yang

menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di

dalamnya (individu dan kelompok) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain.

Pengertian lain menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan

dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat

pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi

(18)

Di samping pengertian yang telah disebutkan di atas, terdapat pengertian

yang sering digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran. Pengertian tersebut

menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

(Assauri 2009: 5).

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Perkembangan terakhir, pemasaran dilihat dari penerapan ilmu manajemen,

yang mencakup proses pengambilan keputusan yang disarkan atas konsep

pemasaran dan proses manajemen yang mencakup analisa, perencanaan,

pelaksanaan kebijakan, strategi dan taktik, dan pengendalian. Dengan pendekatan

manajerial inilah, mulai dikenalnya Manajemen Pemasaran.

Menurut Assauri dalam Manajemen Pemasaran (2009: 12) menyatakan

bahwa Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk,

membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar

guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.

Selaras dengan pendapat Kotler (2002: 20) menyatakan baha manajemen

pemasaran adalah proses penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan

pengawasan program-program pemikiran, penetapan, harga dan promosi serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran uang dan

(19)

Dari definisi di atas terdapat fungsi-fungsi manajemen atau proses

manajemen meliputi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.

Penganalisisan merupakan fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana yang

dibuat dengan lebih matang dan tepat. Perencanaan menjembatani kesenjangan

antara keadaan yang diinginkan di masa depan. Sedangkan pelaksanaan

merupakan tindakan yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan

(Controlling) adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para bawahan

untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan rencana.

2.1.3Pengertian Baur an Pemasaran

Dalam usaha menciptakan strategi pemasaran yang baik, perusahaan harus

memperhatikan konsep bauran pemasaran, dalam bidang pemasaran akan selalu

berkaitan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran.

Pengertian bauran pemasaran menurut Assauri (2002: 180) adalah sebagai

berikut:

Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang

merupakan inti dari pemasaran.

Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan kegiatan-kegiatan tersebut

adalah :

a.Produk (Product)

Produk meruapakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan

(20)

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang merupakan salah

satu tanggung jawab utama manajer perusahaan.

b. Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan

untuk memperoleh produk tersebut yang meliputi penutupan harga sesuai

dengan nilai produk yang dapat dijangkau oleh konsumen.

c.Tempat (Place)

Distribusi merupakan aktivitas pemasaran untuk membuat produk

tersedia bagi konsumen sasaran, kegiatan ini meliputi pendistribusian

produk melalui berbagai slauran distribusi produk sehingga lebih dekat

atau mudah di dapat para konsumen.

d. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan

keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli

produk perusahaan, aktivitas ini mempengaruhi konsumen agar konsumen

tertarik dan berminat membeli produknya.

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen

Kebutuhan konsumen harus menjadi pertimbangan yang utama bagi

perusahaan dengan cara selalu melihat perilaku konsumen tersebut. Oleh karena

itu, perusahaan dituntut untuk selalu menyesuaikan penegenalan produknya

(21)

produknya serta menyesuaikan kembali kebutuhan mereka baik untuk saat ini

maupun kebutuhan di waktu mendatang.

Menurut Sunarto (2003:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen

didefinisikan sebagai studi unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran

yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuatan barang, jasa pengalaman

serta ide.

Sedangkan menurut Umar dalam Suparyono (2009) perilaku konsumen adalah

sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan

menyusul tindakan.

Dengan demikan dapat didimpulkan bahawa perilaku konsumen merupakan

proses pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan individu yang dilakukan

untuk mendapatkan, menggunakan barang dan jasa yang dibutuhkan.

Berbicara pada perilaku konsumen, pada akhirnya sampai pada bagaimana

implikasinya terhadap langkah strategi pemasaran, dengan perkataan lain

mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami

aspek yang ada pada konsumen, yang digunakan dalam menyusun strategi

(22)

2.2.2 Model Perilaku Konsumen

Ada tiga faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan

konsumen, yaitu seperti yang terlihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1

Model Perilaku Konsumen

Umpan balik bagi konsumen

(Evaluasi Pasca Konsumen)

P

Umpan Balik bagi Pemasaran

Sumber: Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, 2001.

Konsumen

Individu

Pengaruh Lingkungan

Pembuatan keputusan

Konsumen Tanggapan

Konsumen

Penerapan dan perilaku

Konsumen pada strategi

(23)

1. Konsumen Individual

Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi

oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan persepsi terhadap

karateristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik

individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif

merek yang tersedia.

2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen

Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungab ketika

seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk, misalnya

budaya, kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat dan situasi pada

saat itu. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut

mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek yang dibeli.

3. Strategi Pemasaran

Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi kosumen dengan

menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan, dan sejenisnya agar

konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi

pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu harga jual

produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi

produk kepada konsumen.

Selanjutnya pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang

dilakukan dengna melihat respon konsumen untuk memperbaiki strategi

(24)

mengevaluasi pembelian yang telah dilakukan. Jika pembelian yang

dilakukan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan, atau mampu

memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkannya, maka di masa datang

akan terjadi pembelian ulang. Bahkan lebih jauh dari itu konsumen akan

merekomendasikan kepad orang lain dan inilah yang disebut sebagai

pengaruh dari mulut ke mulut (word of mouth communication).

2.2.3 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen disebut sebagai salah satu strategi untuk

memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah marketing

merupakan pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah

kemenangan jangka panjang.

Kotler (2001:298) menyatakan bahwa definisi dari kepuasan

konsumen adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk

sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk yang dirasakan

konsumen sama dengan atau lebih besar dari harapannya, maka konsumen

akan merasa puas. Sebaliknya jika kinerja produk dirasakan konsumen

kurang dari yang diharapkan, maka konsumen akan merasa tidak puas.

Arief (2006:167) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan

adalah perbandingan dari ekspektasi konsumen kepada persepsi mengenai

(25)

2.2.3.1Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Penelitian tentang kepuasan konsumen harus dilihat dari sudut pandang

konsumen. Oleh sebab itu, terdapat atribut-atribut penting yang membentuk

kepuasan konsumen.

Atribut-atribut dari kepuasan konsumen secara universal menurut Foe

Ijiawati (2005: 76) adalah :

1. Attributes related to the product (atribut yang berkaitan dengan

produk) yaitu atribut-atribut yang berkaitan terhadap produk,

meliputi nilai produk, kualitas produk, manfaat produk, ciri

produk, gaya produk, keterandalan produk, dan macam dari

produk.

2. Attributes related to service (atribut yang berkaitan dengan

pelayanan) yaitu atribut yang berkaitan dengan pelayanan, meliputi

garansi, pengiriman, penanganan keluhan, dan mengatasi masalah.

3. Atrributes related to purchase (atribut yang berkaitan dengan

pembelian) yaitu atribut yang berkaitan terhadap pembelian,

meliputi keramhan, komunikasi, pengetahuan produk, reputasi

perusahaan dan kemampuan perusahaan.

Dalam penelitian kepuasan konsumen, tidak semua atribut ini digunakan,

tetapi harus dipilih atribut yang sesuai terhadap badan usaha. Faktor yang

menentukan apakah badan usaha dalam jangka panjang dapat bertahan hidup

(26)

2.2.4 Harga

Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis barang.

Untuk sasaran supermarket dan hipermarket harga merupakan faktor yang sangat

menentukan, karena barang yang dijual sama ukurannya, jenisnya maupun

mereknya dengan supermarket atau hipermarket lainnya. Tetapi pada saat lain

harga menjadi sesuatu yang tidak penting karena terpengaruh oleh sifat pembeli.

Biasanya ini tergantung dari persepsi pembeli, dimana mereka sudah beranggapan

harga dari suatu barang di supermarket/hipermarket tertentu lebih murah

dibandingkan di supermarket/hipermarket yang lain. Sehingga pada suatu saat

meskipun harga di supermarket/hipermarket tersebut sudah tidak lebih murah atau

untuk barang tertentu bahkan sudah lebih mahal, mereka tetap membeli pada

supermarket/hipermarket tersebut karena mereka telah mempunyai anggapan

bahwa supermarket/hipermarket tersebut tetap menjual harga murah.

Kotler dan Armstrong (2001 : 439), harga adalah sejumlah uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau

jasa tersebut.

Kotler (2007:18) mengatakan bahwa harga adalah satu-satunya elemen

bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya

menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran

paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat.

Dalam Rambat Lupiyoadi (2001:61) Strategi penentuan harga {pricing)

(27)

image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga

berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing

channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus

konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Sedangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi harga adalah :

1. Positioning Jasa; perusahaan mengatur letak jasa pada posisi yang baik dalam

pemasaran.

2. Sasaran Perusahaan; setiap perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran, tujuan

tersebut biasa berupa maksimasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup

perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan

dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial

dan lain-lain.

3. Tingkat Persaingan; posisi biaya-biaya (cost position) dan perilaku penetuan

harga (pricing behaviour) dari pesaing-pesaing merupakan elemen penting

yang harus diperhatikan.

4. Life Cycle Jasa; suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu jasa sejak

diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar.

5. Elastistisitas Permintaan; besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat

harga yang berbeda.

6. Struktur Bioya; faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan

agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

7. Shared Resources (Sumber Daya yang Terbagi-bagi).

(28)

9. Service Capacity ( Kapasitas Pelayanan).

Harga dalam bauran pemasaran, disatu sisi menunjukkan pendapatan dan

disisi lainnya menunjukkan biaya penetapan harga yang harus diperhitungkan

secara matang karena penetapan harga tidak hanya berpengaruh terhadap laba

yang diterima oleh perusahaan, tetapi dalam jangka panjang sangat berpengaruh

pada penjualan produk atau jasa di pasar yang pada akhirrnya akan berdampak

pada kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan. Bila harga yang

ditetapkan terlalu rendah mengakibatkan persepsi konsumen terhadap produk atau

jasa menjadi jelek.

Jadi bisa dikatakan harga tergantung pada kemampuan bernegosiasi dari

pihak penjual atau pembeli untuk memperoleh harga kesepakatan yang scsuai

dcngan keinginan masing-masing pihak, sehingga pada awalnya pihak penjual

akan menetapkan harga yang tinggi dan pembeli akan menetapkan penawaran

dengan harga terendah.

2.2.5 Pengaruh Harga dan Kualitas Produk ter hadap Kepuasan Konsumen

Pengaruh harga, kualitas layanan, kualitas produk dengan kepuasan

konsumen dapat dilihat dalam bukunya Lupiyoadi (2001:158) yang menyatakan

bahwa tcrdapal lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam

rnenentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu :

1. Kualitas Produk

Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

(29)

2. Kualitas Layanan

Untuk industri jasa pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan

pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.

3. Emosional

Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain

akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu

yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan

yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial atau

self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu.

4. Harga

Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang

relatif lebih murah akan membenkan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

5. Biaya

Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu

membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas

terhadap produk atau jasa itu.

Dari pendapat Lupiyoadi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan yang kuat antara harga, kualitas layanan, dan kualitas produk

(30)

2.3 Kerangka Berpikir

Model analisis dalam penelitian ini disajikan dalam kerangka berpikir pada

gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Kepuasan konsumen disini sebagai variabel terikat yang merupakan

tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapannya. Sedangkan variabel bebasnya adalah harga (X1) dan kualitas

produk (X2). Harga berhubungan jumlah uang dan jasa (atau barang) yang

ditukarkan pembeli untuk suatu pilihan produk dan jasa yang disediakan oleh

penjual, sedangkan kualitas produk berhubungan dengan ciri-ciri produk dan

karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam

menjalankan fungsinya.

Kedua variabel bebas tersebut yaitu harga dan kualitas produk merupakan

faktor yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Harga

(X1)

Kualitas Produk (X2)

Kepuasan Konsumen

(31)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan

konsurnen minuman berenergi kratingdaeng di swalayan “Penanggungan”

Wates Mojokerto.

2. Harga dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan

konsumen minuman berenergi kratingdaeng di swalayan “Penanggungan”

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Data

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Tingkat Harga (X1) disebut jumlah uang dan jasa (atau barang) yang

ditukarkan pembeli untuk suatu pilihan produk dan jasa yang disediakan

oleh penjual. Indikator yang digunakan:

X1.1 Kratingdaeng mempunyai tawaran harga yang lebih murah

X1.2 Harga Kratingdaeng lebih terjangkau dari pada produk jenis lain

X1.3 Harga Kratingdaeng yang diberikan sesuai dengan kualitas produk

2. Kualitas Produk (X2) merupakan sekumpulan ciri-ciri produk dan

karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut

dalam menjalankan fungsinya. Indikator yang digunakan:

X2.1 Produk Kratingdaeng memiliki daya tahan yang bagus, karena

kemasannya tidak terbuat dari plastik.

X2.2 Efek setelah meminum produk Kratingdaeng badan menjadi segar

X2.3 Produk Kratingdaeng memiliki rasa yang manis

(33)

3. Kepuasan Konsumen (Y) disebut sebagai salah satu strategi untuk

memenangkan persaingan. Indikator yang digunakan:

Y.1.1 Anda puas dengan harga Kratingdaeng yang anda beli.

Y.1.2 Anda puas dengan kualitas Kratingdaeng yang anda konsumsi.

3.1.2 Pengukuran Data

Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data

yang akan dianalisis dari hasil survey/penelitian langsung melalui kuesioner

adalah menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan

menyatakan setuju dan ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek, atau

kejadian tertentu, angka penilaian lima (5) butir yang menyatakan urutan

setuju atau tidak setuju (Indriantoro, 2002: 104). Setiap pertanyaan diukur

dengan 5 skala dan tiap posisi mempunyai bobot sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skala Pengukuran Data

1 2 3 4 5

STS TS CS S SS

Keterangan :

1. STS = Sangat Tidak Setuju

2. TS = Tidak Setuju

3. CS = Cukup Setuju

4. S = Setuju

(34)

3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2006:90).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen baik yang

sedang melakukan pembelian dan mengkonsumsi Kratingdaeng di swalayan

“Penanggungan” Wates Mojokerto selama penelitian berlangsung dari bulan

Oktober sampai bulan November 2012. Namun peneliti tidak mendapatkan

data konkret jumlah seluruh konsumen yang melakukan pembelian

Kratingdaeng dalam kemasan botol pada swalayan “Penanggungan” Wates

Mojokerto (Unknown Population).

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2006:91). Sampel dalam penelitian ini adalah

konsumen yang sedang melakukan Kratingdaeng di wilayah Wates Mojokerto

yang berjumlah 100 responden dan penelitian berlangsung Mulai awal

Oktober sampai dengan bulan November 2012.

Pengambilan sampel berpedoman pada pernyataan Zainuddin

(1998;100) besarnya sampel yang dharapkan dapat mewakili populasi yang

(35)

n = 1,9762.0,5.1-0,5 0,102 n = 3,90458.0,5.0,5

0,01

n = 97,615

n = 100

Keterangan:

n = Jumlah sampel

P = Estimator proporsi populasi (0,5)

Q= 1-P

d = Penyimpangan yang ditolerir (0,10)

Z = Harga standar normal dari tabel distribusi normal (1,976)

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah secara

purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti

jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan

sampelnya (Sugiyono, 2008:122).

Teknik penarikan sampel ini didasarkan pada tujuan tertentu yang

akan dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepuasan

konsumen terhadap minuman berenergi Kratingdaeng dari sisi harga dan

kualitas produk. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan

responden antara lain:

(36)

2. Pernah mengonsumsi minuman berenergi Kratingdaeng.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari

kusenioner konsumen produk minuman berenergi Kratingdaeng di wilayah

Wates, Mojokerto.

3.3.2 J enis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui

kuesioner yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.

3.3.3 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden

penelitian.

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.4.1 Teknik Analisis Data

3.4.1.1 Analisis Pengujian Asumsi Klasik (BLUE (Best Linier Unbiased

Estimator))

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best linier Unbiased

Estimator) artinya pengambilan keputusan keputusan uji F dan uji t tidak

boleh bias. Pengujian tersebut sering dikenal dengan sebutan pengujian

(37)

bersifat BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga

asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :

1. Tidak boleh ada autokorelasi

2. Tidak boleh multikolinieritas

3. Tidak boleh ada heterosdastistas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,

maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE ( Best

Linier Unbiased Estimator ) sehingga pengambilan keputusan melalui uji

F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data

observasi yang diurutkan berdasarkan urut data waktu ( data time

series) atau data yang diambil pada waktu tertentu ( data cross

sectional ).

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada

model regresi linier berganda yang dihasilkan maka dapat dibuktikan

dengan nilai DURBIN WATSON sebagai berikut :

Tabel 3.2 : Penentuan Nilai Durbin Watson

Kriteria dWtes berada di

Ada autokorelasi positif dW < 0,90

Tidak ada kesimpulan/inconclusive 0,90 ≤ dW 1,71

Non autokorelasi 1,71 ≤ dW≤ 2,29

Tidak ada kesimpulan/inclonclusive 2,29 ≤ dW≤ 3,10

Ada autokorelasi negative dW≥ 3,10

(38)

2. Multikoliniearitas

Multikolinieritas merupakan suatu keadaan yang terdapat satu

atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati

sempurna dengan variabel bebas lainnya (Santoso, 2001:206).

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat

ciri-cirinya sebagai berikut :

a. Koefisien determinasi berganda (

R

2 ) tinggi

b. Koefisien korelasi sederhana tinggi

c. Nilai

F

hitung tinggi (signifikan)

d. Tetapi tak satu pin atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang

signifikan

Akibat adanya multikolineritas adalah :

a. Nilai standart error tinggi sehingga taraf kepercayaan akan semakin

lebar. Dengan demikian pengujian terhadap koefisien regresif secara

individu tidak signifikan.

b. Probabilitas untuk menerima hipotesa

H

0 diterima ( tidak ada

pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya )akan

semakin besar.

Pendeteksian adanya multikolineritas dengan cara diatas masih

lemah karena berapa nilai koefisien determinanasi dikatakan tinggi,

(39)

bebas yang signifikan. Cara lain adalah dengan mengetahui nilai

Variance Inflation Factor atau VIF yang dapat dihitung dengan rumus :

tolerance

VIF = 1 ……… ( Gujarat,

2000 : 105 )

Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolineritas pada

model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dibuktikan denngan

nilai VIF yang berada disekitar angka 1 dan nilai tolerance yang

mendekati angka 1 (Santoso, 2001:206).

3.Heterosdastisitas

Heterosdasitas merupakan suatu penyimpangan setiap nilai tertentu

dari variabel bebas yang tidak konstan (berbeda). Pada regresi linier

berganda nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X .

Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank

Spearmean antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Rumus Rank Spearmean adalah:

) 1 ( 6

1 2

2

− −

=

N N

di

d s

r

………(Gujarat, 2000 : 188 )

Keterangan :

di : perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas

(40)

Hipotesa untuk heterokedastisitas :

H

0 : tidak ada hubungan antar nilai residual dengan variabel bebas

H

1 : ada hubungan antara nilai residual dengan variabel bebas

Apabila nilai signifikan > tingkat signifikan α = 0,05 maka

H

0

tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan apabila nilai < α = 0,05

maka

H

1 terjadi heterokedastisitas.

3.4.1.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menganalisis pengaruh antara variabel bebas yaitu

variasi harga produk (X1) dan kualitas produk (X2), terhadap kepuasan

konsumen (Y) yang merupakan variabel terikat. Untuk memprediksi,

mengetahui dan menentukan besarnya pengaruh harga produk dan kualitas

produk terhadap kepuasan konsumen, maka diuji dan dianalisis dengan

menggunakan uji satistik dalam bentuk persamaan regresi linier berganda

dengan rumus sebagai berikut :

Rumus analisis linier berganda :

e a

Y = +

b

X

+

b

X

2+

2 1

1 ……… ( Sugiyono, 2001:251)

Keterangan :

Y : Hasil penjualan

a : Konstanta

b

b

1.... 2 : Koefisien regresi yang dicari
(41)

X

2 : kualitas produk

e : Kesalahan ( error )

Untuk mengetahui apakah model analisi tersebut cukup layak,

digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui sampai

sejauh mana variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel

dependent, maka perlu mengetahui R2 ( koefisien determinasi ) dengan

menggunakan formula sebagai berikut :

Rumus :

JK

JK

total regresi

R2 = ………(Sudjana, 2003:33)

Keterangan :

2

R : Koefisien determinan

JK

regresi : Jumlah kuadrat regresi

JK

total : Jumlah kuadrat total

Besarnya presentase semua variabel independen terhadap nilai

variabel dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (

2

R ). Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi,

maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap

(42)

Sebaliknya semakin mendekati satu besarnya koefisien

determinasi suatu persamaa regresi, maka semakin besar pula pengaruh

semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.

3.4.2 Uji Hipotesis

3.4.2.1 Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel-variabel terikat. Uji F ini melihat

significant tidaknya pengaruh varibel-variabel bebas yaitu harga dan

kualitas produk secara bersama-sama terhadap hasil penjualan (variabel

terikat). Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai

berikut :

1. Merumuskan Hipotesis

→ =0 ... :

2 1

0

b

b

H

Tidak ada pengaruh secara simultan antara harga

produk (X1), dan kualitas produk (X2) terhadap

kepuasan konsumen (Y).

→ ≠0 ... :

2 1

1

b

b

H

Ada pengaruh secara simultan antara harga produk

(X1), dan harga produk (X2) terhadap kepuasan

(43)

2. Menentukan nilai kritis/level of significant (α) sebesar 5%

Nilai kritis dalam pengujian hipotesis dapat ditentukan dengan

menggunakan table distribusi F dengan memperhatikan derajat bebas

pembilang adalah k dan derajat bebas penyebut adalahdengan rumus :

1

− − =n k dk

Keterangan :

n : Jumlah sampel

k : Jumlah parameter regresi

3. Menghitung nilai F

Untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel

independen dan variabel dependen dengan rumus sebagai berikut :

) 1 ( ) 1 ( 2 2 − − − = k n R k R

F

hitung ………….. (Sudjana, 2003:335)

Keterangan :

2

R : Koefisien determinan

n : Jumlah sampel

k : Jumlah parameter regresi

Kaidah Pengujian :

a.

H

0 ditolak berarti

H

1 diterima jika

F

hitung>

F

tabel, artinya harga

produk (X1) dan kualitas produk (X2) secara bersama-sama

(44)

b.

H

0 diterima berarti

H

1 ditolak jika

F

hitung

F

tabel, artinya harga

produk (X1) dan kualitas produk (X2) secara bersama-sama

(simultan) tidak mempengaruhi kepuasan konsumen (Y).

3.4.2.2Uji t ( Uji parsial )

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah variabel

independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu

berpengaruh terhadap nilai variabel dependen.

Uji t ini melihat significant tidaknya pengaruh variabel-variabel

bebas yaitu harga produk dan kualitas produk secara parsial terhadap

kepuasan konsumen (variabel terikat). Langkah-langkah dalam pengujian

hipotesis ini adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan hipotesis

→ =0 :

1

0

b

H

Tidak ada pengaruh secara parsial antara harga produk

(X1) dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan

konsumen (Y).

→ ≠0 :

1

0

b

H

Ada pengaruh secara parsial antara harga produk (X1)

dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen

(Y).

b. Menentukan nilai kritis

Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat

ditentukan dengan menggunakan table distribusi t dengan uji t dua

(45)

1

− − =n k dk

Keterangan :

n : Jumlah sampel

k : Jumlah parameter regresi

Disertai dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.

c. Menentukan besarnya

t

hitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

S

b

t

bi i

hitung= ……… ( Sudjana, 2003:111)

Keterangan :

b

i : Koefisien regresi

S

bi

: Galat baku koefisien regresi

Kaidah Pengujian :

1.

H

0 ditolak dan

H

1diterima jika

t

hitung>

t

tabel, artinya ada

pengaruh secara parsial antara harga produk (X1) dan kualitas

produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).

2.

H

0 diterima dan

H

1ditolak jika

t

hitung

t

tabel artinya tidak ada

pengaruh secara parsial antara harga produk (X1) dan kualitas

(46)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik responden

a. Karakteristik responden berdasar kan jenis kelamin

Dari data kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 100 kuesioner, maka

hasil dari indentifikasi karakteristik konsumen Kratindaeng berdasarkan jenis

kelamin dapat ditunjukan pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No J enis Kelamin Fr ekuensi Pr osentase

1 Laki – laki 83 83 %

2 Perempuan 17 17 %

Total 100 100 %

Sumber : Hasil kuesioner diolah

Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut menunjukan bahwa

konsumen minuman energi Kratingdaeng terbesar adalah laki – laki yaitu

sebanyak 83 orang atau 83% sedangkan sisanya sebesar17% adalah kaum

perempuan.

b. Karakteristik responden berdasar kan pendidikan

Selanjutnya karakteristik konsumen apabila ditinjau berdasarkan

(47)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Tingkat Penddikan Fr ekuensi Pr osentase

1 SMP 10 10 %

2 SMA 47 47 %

3 Sarjana 32 32 %

4 Lain – lain 11 11 %

Total 100 100 %

Sumber : Hasil kuesioner diolah

Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan konsumen dari

minuman Kratingdaeng adalah mereka yang berpendidikan SMA yaitu

sebanyak 47%, dan disusul oleh konsumen dengan tingkat pendidikan

Strata-1 (Sarjana).

c. Karakteristik r esponden berdasar kan pekerjaan

Lebih lanjut bila dilihat karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan

mereka akan dapat dilihat sebagaimana pada tabel 4.3 berikut ini :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Fr ekuensi Pr osentase

1 Pegawai negeri 3 3 %

2 Pegawai swasta 36 36 %

3 Wiraswasta 44 44 %

4 Lain – lain 17 17 %

Total 100 100 %

Sumber : Hasil kuesioner diolah

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan

(48)

4.2 Penyajian Data

Penyajian data digunakan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang diperoleh untuk masing-masing variabel

penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa

variabel bebas (X) yang digunakan adalah harga dan kualitas produk.

Sedangkan variabel terikat (Y) yang digunakan adalah variabel kepuasan

konsumen. Adapun hasil analisa terhadap data penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut:

4.2.1.Deskr ipsi Var iabel Harga (X1)

Data penilaian dari responden mengenai harga tentang produk

minuman Kratingdaeng dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X1.1

Murah 0 0 33 55 22 100

Prosentase (%) 0 0 33 55 22 100%

X1.2

Terjangkau 0 0 26 54 20 100

Prosentase (%) 0 0 26 54 20 100%

X1.3

Sesuai Kualitas 0 5 21 48 26 100

Prosentase (%) 0 5 21 48 26 100%

Sumber: Lampiran 2, data diolah

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden dalam hal ini

konsumen Kratingdaeng memiliki penilaian positif terhadap penentuan

(49)

jawaban masing-masing item pertanyaan yang mayoritas memberikan

penilaian skor 4.

4.2.2.Deskr ipsi Var iabel Kualitas Produk (X2)

Selanjutnya penilaian variabel kualitas produk yang diberikan oleh

responden sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X2.1

Kemasan 0 5 21 48 26 100

Prosentase (%) 0 5 21 48 26 100%

X2.2

Khasiat 0 3 24 52 21 100

Prosentase (%) 0 3 24 52 21 100%

X2.3

Selera 0 5 22 46 27 100

Prosentase (%) 0 5 22 46 27 100%

X2.4

Komposisi 0 0 23 57 20 100

Prosentase (%) 0 0 23 57 20 100%

Sumber: Lampiran 2, data diolah

Serupa dengan hasil dalam tabel 4.4, tanggapan responden terhadap

kualitas produk yang disajikan dalam tabel 4.5 juga menunjukkan mayoritas

konsumen memberikan penilaian positif terhadap kualitas produk

Kratingdaeng, ini terlihat dari pemberian skor 4 atas masing-masing item

pertanyaan.

4.2.3.Deskr ipsi Var iabel Kepuasan Konsumen (Y)

Variabel ini menunjukkan bagaimana kepuasan konsumen pasca

mengonsumsi produk minuman energi Kratingdaeng. Hasilnya

(50)

Tabel 4.6

4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Konsumen

Item Indikator 1 2 3 4 5 Total

X1.1

Harga 0 3 21 50 26 100

Prosentase (%) 0 3 21 50 26 100%

X1.2

Kualitas Produk 0 3 23 51 23 100

Prosentase (%) 0 3 23 51 23 100%

Sumber: Lampiran 2, data diolah

Dari tabel terlihat bahwa untuk kedua indikator penelitian, responden

(konsumen) menilai bahwa harga jual produk maupun kualitas dari produk

minuman energi Kratingdaeng adalah baik.

4.3 Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk mengetahui apakah item-item dalam kuisioner dapat

mengukur secara tepat variabel-variabel yang diteliti maka diperlukan uji

validitas. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan teknik korelasi

product moment. Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi product

moment (r) hitung lebih besar dari r tabel dan nilai signifikasi (α) < 0,05

(Ghozali, 2007:45). Dimana diketahui nilai r tabel untuk df=n-2 (df=98)

(51)

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas

Variabel No.

Item r hitung r tabel Sig. Ket

Harga (X1)

X1.1 X1.2 X1.3 0,520 0,522 0,540 0,202 0,202 0,202 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid

Kualitas Produk (X2)

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 0,490 0,419 0,496 0,512 0,202 0,202 0,202 0,202 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid

Kepuasan Konsumen (Y) Y1.1 Y1.2 0,608 0,596 0,202 0,202 0,000 0,000 Valid Valid Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat ditarik kesimpulan bahwa semua item yang ada

valid, sehingga instrumen penelitian layak digunakan. Kemudian perlu

dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen penelitian

yang digunakan dapat diterapkan berulangkali pada obyek yang sama.

Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan metode Alpha.

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai r alpha > 0,6.

Selengkapnya hasil uji reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r alpha Ket

Harga (X1) 0,708 Reliabel

Kualitas Produk (X2) 0,813 Reliabel

Kepuasan Konsumen (Y) 0,760 Reliabel

(52)

Dari tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa semua variabel telah reliabel,

karena semua nilai r alpha lebih besar dari 0,6 maka seluruh variabel

penelitian dinyatakan reliabel.

4.3.2 Uji Asumsi klasik

a. Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi

adanya gejala multikolinearitas dalam pengujian keeratan hubungan antar

variabel bebas, tercermin dari coefficient. Hal ini tampak pada nilai

tolerance dan variance inflantori Factor (VIF) untuk setiap variabel bebas.

Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, artinya

bahwa terlalu besar korelasi antara satu variabel bebas yang lain.

Tabel 4.9

Hasil Uji Multikolinieritas

No. Variabel Toler ance VIF

1 Kehandalan (X1) 0,516 3,410

2 Daya Tanggap (X2) 0,449 2,226

Sumber: Lampiran 5

Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance lebih dari

0,10 dan nilai VIF dibawah 10 sehingga dapat diyakini tidak ditemukan

(53)

b. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti variasi (varian) variabel tidak sama untuk

semua pengamatan. Pada heterokedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak

random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan

besarnya satu atau lebih variabel bebas. Berikut pendeteksian

heterokedastisitas dengan grafik scatter plot antara residual dan fits:

Gambar 4.1

(54)

Pengujian heteroskedastisitas di atas dilakukan dengan melihat plot

antara residual versus fit pada Gambar 4.1. Jika terjadi trend baik itu naik,

turun maupun rata, maka dikatakan ada heteroskedastisitas pada data. Pada

Gambar 4.1 dapat dijelaskan tidak terjadi trend karena data titik-titik

tersebar hampir secara merata (tidak membentuk pola). Hal ini

membuktikan tidak terjadinya heterokedastisitas.

c. Nor malitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun alat statistik

yang digunakan disini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov test. Hasil

perhitungan komputer menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah

sebesar 1,220 (lampiran 7) dengan nilai signifikansi 0,102. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa variabel residual memiliki distribusi

(55)

4.3.3 Analisis Statistik Regr esi Linear Berganda

Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier

berganda, dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Unstandar dized Coefficients

B Std. Er ror

Konstanta 10,391 1,034

Harga (X1) -0,261 0,116

Kualitas Produk (X2) 0,282 0,094

R = 0,312 F Hitung = 5,212

R Square = 0,097 Sig. = 0,007 Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut :

(56)

Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :

a. Konstanta (β0) sebesar 10,391 menunjukan bahwa apabila variabel bebas

= 0 maka variabel terikat sebesar 10,391.

b. Nilai koefisien variabel harga ( β1 ) sebesar -0,261 menunjukkan bahwa

jika nilai variabel harga meningkat satu satuan maka akan menurunkan

kepuasan konsumen sebesar 0,261 satuan dengan asumsi variabel bebas

lain konstan.

c. Nilai koefisien variabel kualitas produk ( β2 ) sebesar 0,282

menunjukkan bahwa jika nilai variabel kualitas produk meningkat satu

satuan maka akan meningkatkan kepuasan konsumen sebesar 0,282

satuan, dengan asumsi variabel bebas lain konstan.

d. ei menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

terikat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai R2 = 0,097 yang berarti 9,7% besarnya nilai kepuasan pasien dapat dijelaskan oleh variabel harga dan

kualitas produk. Sedangkan sisanya 90,3% dipengaruhi oleh variabel lain

diluar model yang diteliti.

Nilai koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan seberapa erat

hubungan antara variabel bebas (harga dan kualitas produk) dengan variabel

terikat (kepuasan konsumen) yaitu 0,321. Nilai tersebut menunjukkan

hubungan variabel harga dan kualitas produk dengan variabel kepuasan

(57)

4.3.4 Pengujian Hipotesis

a. Pembuktian hipotesis pengar uh var iabel bebas secara simultan

Untuk menguji hipotesis bahwa variabel bebas mempengaruhi

variabel terikat secara simultan (bersama-sama) dilakukan dengan

menggunakan uji. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan dapat dilihat pada

lampiran seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.11 4.1 Hasil Perhitungan Uji F

Model Anova Sum of

Squares Df Mean Square F

Regression 8,201 2 4,100 5,212

Residual 76,309 97 0,787

Total 84,510 99

Sumber : Lampiran 8

Penjelasan tabel 4.11 menyatakan bahwa Hasil Perhitungan Uji F sebagai

berikut:

1. H0 : β1 = β2 = 0

Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel harga dan kualitas produk

secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

H1 : β1 ≠β2 ≠ 0

Hipotesa alternatif menyatakan bahwa variabel harga dan kualitas produk

secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan konsumen.

(58)

F tabel ( 2 ; 97 ) = 3,09

3. Kritera penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu :

a. Bila Fhitung > 3,09, maka H0 ditolak

b. Bila Fhitung≤ 3,09, maka H0 diterima

4. F hitung =

(

)

1 / nkSSres

k SSreg

= 5,212

Gambar 4.4

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji F

Kesimpulan :

Karena Fhitung = 5,212 > Ftabel maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5 %

dengan df pembilang 2 dan df penyebut 97 yang berarti signifikan, sehingga

secara simultan variabel harga dan kualitas produk secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

H0 dit olak

H0 dit erima

(59)

b. Pembuktian hipotesis pengar uh var iabel bebas secara par sial (t)

Uji t digunakan untuk menunjukkan pengaruh secara parsial dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun

langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :

1. Uji parsial antara variabel harga (X1)

a. H0 : β1 = 0

Artinya, variabel harga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

H1 : β1≠ 0

Artinya, variabel harga mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen.

b. α = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1) = 97

ttabel = 1,980

c. thitung =

( )

1 1

b Se

b

= -2,251

d. Pengujian

Gambar 4.5

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X1

H0 dit olak

Ho dit erima H0 dit olak

1,980 -1,980

(60)

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,251 < dari

-ttabel sebesar -1,980 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5% sehingga kesimpulannya variabel harga secara parsial

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan

konsumen.

2. Uji parsial pengaruh variabel kualitas produk (X2)

a. H0 : β2 = 0

Artinya, variabel kualitas produk secara parsial tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

H1 : β2≠ 0

Artinya, variabel kualitas produk secara parsial mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.

b. α = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1) = 97

ttabel = 1,980

c. thitung =

( )

2 2

b Se

b

= 3,010

d. Pengujian

Gambar 4.6

Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X2

H0 dit olak

(61)

Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,010 > dari ttabel

sebesar 1,980 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat

signifikansi 5% sehingga kesimpulannya variabel kualitas produk

secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.

Berdasarkan uji t terhadap kedua variabel diatas maka hasilnya

dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji t

Variabel tHitung tTabel Kesimpulan

Harga (X1) -2.251 1,980 H0 Ditolak

Kualitas Produk (X2) 3,010 1,980 H0 Ditolak

Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa kedua variabel

bebas: variabel harga dan kualitas produk berpengaruh secara parsial

terhadap kepuasan konsumen.

Nilai korelasi parsial (r) menunjukkan seberapa erat hubungan

antara variabel bebas yang meliputi variabel harga dan kualitas produk

secara parsial terhadap variabel terikat (kepuasan konsumen).

Besarnya nilai koefisien korelasi parsial adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Nilai Koefisien Korelasi Parsial

Variabel r r2

Harga (X1) -0,146 0,021

Kualitas Produk (X2) 0,292 0,085

(62)

Berdasarkan data yang didapat dilihat pada tabel diatas, terlihat

bahwa nilai koefisien determinasi (r2) terbesar adalah untuk variabel kualitas produk sebesar 0,085 (8,,5%) artinya secara parsial variabel

kualitas produk memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap

kepuasan konsumen.

4.4 Pembahasan

4.4.1.Pengaruh Variabel Harga terhadap Kepuasan Konsumen

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel harga terhadap kepuasan konsumen. Faktor harga

secara umum memegang peranan penting dalam strategi pemasaran suatu

produk. Keberhasilan suatu pr

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Penjualan Kratingdaeng pada Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen
gambar 2.2 berikut ini:
Tabel 3.2 : Penentuan Nilai Durbin Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum daerah Provinsi Sulawesi Utara mengalami kesejahteraan, walaupun pada tahun 2013 NTP terjadi penurunan, yaitu hanya 98,21.Hal ini disebabkan oleh karena rendahnya

kalian dapat bertanya kepada orang lain dengan menggunakan pilihan kata yang tepat dan bahasa yang santun.. bertanya kepada orang lain dengan santun

Berdasarkan pembahasan mengenai Pendidikan dan Pelatihan Emosional Orangtua terhadap Perilaku Anak di Kecamatan Medan Johor, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

Data Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan yang telah dipublikasikan di dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Populasi dalam penelitian

Makna pragmatik imperatif yang dinyatakan pada kalimat interogatif (9) adalah makna larangan. Konteks pada tuturan ini adalah Salma menuduh Bernand mencabut bunga

Metode ini kemudian digunakan untuk menduga pengeluaran perkapita desa di Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur dan menghitung MSE dan RRMSE dengan menggunakan data

Perilaku pelayanan kesehatan yang disampaikan oleh P5 berhubungan dengan pemberian obat-obatan selama sakit yaitu persepsi minum obat malaria selama hamil seperti yang

Setelah menjalankan rekomendasi UPR, Indonesia kemudian mendapat kritik dari banyak pihak seperti SuR anggota UPR, organisasi peduli HAM dan kritik dari media masa domestik