PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN
BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojoker to)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada FISIP UPN ”Veteran“ Jawa Timur
Oleh:
BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN’’ J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng
Ter hadap Kepuasan Konsumen
(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto).
Disusun Oleh :
Bram Wiratma Putra
NPM . 0842010026
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Utama
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 37206 95 00461
Mengetahui,
DEKAN
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng Ter hadap Kepuasan Konsumen
(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto) Oleh :
BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administr asi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 10 Desember 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji : 1. Ketua
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si Dra. Hj. Supar wati, M.Si
NPT. 37206 95 00461 NIP. 195507181983022001
2. Sekr etaris
Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP. 196407291990032001 3. Anggota
R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si NPT. 37206 95 00461
Mengetahui, DEKAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan izin dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Minuman Berenergi Kratingdaeng Terhadap Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto)“.
Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing R.Y.Rusdianto,S.Sos,M.Si yang telah membantu dalam penyusunan Skripsi ini. Dalam kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada:
1. Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN ”Veteran” Jawa Timur.
2. Dra.Lia Nirawati, M.Si selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.
3. Dra.Siti Ning Farida, M.Si selaku sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.
4. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN ”Veteran” Jawa Timur.
5. Kepada orang tua yang banyak membantu secara materiil dan moril. 6. Kepada Pemilik serta pegawai di swalayan “Penanggungan” kota
Mojokerto yang telah banyak membantu dalam memberikan informasi selama penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun Skripsi ini masih kurang dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan di masa datang. Akhir kata teriring do’a dan harapan, semoga ilmu yang didapat bermanfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL ... i
HALAMAN PERSETUJ UAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Landasan Teori ... 6
2.1.1 Pengertian Pemasaran... 6
2.1.2 Manajemen Pemasaran ... 7
2.1.3 Pengertian Bauran Pemasaran ... 8
2.2 Perilaku Konsumen ... 9
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen ... 9
2.2.2 Model Perilaku Konsumen ... 11
2.2.3 Kepuasan Konsumen ... 13
2.2.3.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 14
2.2.5 Pengaruh Harga & Kualitas Produk dengan Kepuasan
Konsumen ... 17
2.3 Kerangka Berpikir... 19
2.4 Hipotesis ... 20
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Data ... 21
3.1.1 Definisi Operasional ... 21
3.1.2 Pengukuran Data ... 22
3.2 Populasi, Sampel & Teknik Pengambilan Sampel ... 23
3.2.1 Populasi ... 23
3.2.2 Sampel ... 23
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 23
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 25
3.3.1 Sumber Data ... 25
3.3.2 Jenis Data ... 25
3.3.3 Pengumpulan Data ... 25
3.4 Teknik Analisa Data dan Pengujian Hipotesis ... 25
3.4.1 Teknik Analisa Data ... 25
3.4.1.1 Analisa Pengujian Asumsi Klasik (BLUE) ... 25
3.4.1.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 29
3.4.2 Uji Hipotesis ... 31
3.4.2.1 Uji F ... 31
3.4.2.2 Uji t ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.2 Penyajian Data ... 37
4.2.1 Deskripsi Variabel Harga (X1) ... 37
4.2.2 Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X2) ... 38
4.2.3 Deskripsi Variabel Kepuasan Konsumen (Y) ... 38
4.3 Hasil dan Pembahasan ... 39
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39
4.3.2 Uji Asumsi Klasik ... 41
4.3.3 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ... 44
4.3.4 Pengujian Hipotesis ... 46
4.4 Pembahasan ... 51
4.4.1 Hubungan Antara Variabel Harga dan Kepuasan Konsumen ... 51
4.4.2 Hubungan Antara Variabel Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 55
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Penjualan Kratingdaeng di “Penanggungan” Swalayan Wates
Mojokerto ... 3
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Data ... 22
Tabel 3.2 Penentuan Nilai Durbin Watson ... 26
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 35
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 36
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 36
Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga ... 37
Tabel 4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk ... 38
Tabel 4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Konsumen ... 39
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ... 40
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas ... 40
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinieritas ... 41
Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Uji F ... 46
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji t ... 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen ... 11
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 19
Gambar 4.1 Scatter Plot Residual vs Fits ... 42
Gambar 4.4 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F ... 47
Gambar 4.5 Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t variabel X1 ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi Data ... 56
Lampiran 2 Distribusi Frekuensi Variabel ... 59
Lampiran 3 Uji Validitas ... 61
Lampiran 4 Uji Reliabilitas ... 63
Lampiran 5 Uji Multikolinearitas ... 64
Lampiran 6 Uji Heterokedastisitas ... 65
Lampiran 7 Uji Normalitas ... 66
PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN
(Studi Kasus Pada Swalayan “Penanggungan” di Mojokerto)
BRAM WIRATMA PUTRA NPM. 0842010026
ABSTRAKSI
Saat ini konsumen sudah sangat cermat dalam membeli suatu produk. Hal itu dikarenakan karena semakin banyaknya produk makanan dan minuman yang dijual di pasaran. Produsen akan semakin sulit dalam menghadapi persaingan untuk menarik minat serta memuaskan pelanggannya. Setiap produsen selalu berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran perusahaannya tercapai.
Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya. Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang dihasilkannya dalam memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan swalayan Penanggungan. Teknik penarikan sample dengan penggunaan teknik purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana pengumpulan data menggunakan kuesioner. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga dan kualitas produk secara bersama berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y). Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis pertama tentang dugaan adanya pengaruh bersama dari variabel-variabel bebas (X) tersebut terhadap kepuasan konsumen (Y) dapat diterima.
Secara parsial variabel harga (X1) dan kualitas produk (X2), berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kepuasan konsumen (Y).
Kata Kunci
: Pengaruh Harga (X1), Kualitas Pr oduk (X2), Dan Kepuasan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini konsumen sudah sangat cermat dalam membeli suatu produk. Hal
itu dikarenakan karena semakin banyaknya produk makanan dan minuman yang
dijual di pasaran. Produsen akan semakin sulit dalam menghadapi persaingan
untuk menarik minat serta memuaskan pelanggannya. Setiap produsen selalu
berusaha melalui produk yang dihasilkannya dapatlah tujuan dan sasaran
perusahaannya tercapai. Produk yang dihasilkannya dapat terjual atau dibeli oleh
konsumen akhir dengan tingkat harga yang memberikan keuntungan perusahaan
jangka panjang. Melalui produk yang dihasilkannya, perusahaan menciptakan dan
membina langganan. Oleh karena itu, keberhasilan suatu perusahaan sangat
ditentukan oleh keberhasilan usaha pemasaran dari produk yang dihasilkannya.
Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan produk yang dihasilkannya dalam
memberikan kepuasan dari sasaran konsumen yang ditentukannya. Payne dalam
Hidayat (2009) memberikan defenisi kualitas produk adalah suatu bentuk dengan
nilai kepuasan yang kompleks. Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik
yang yang mampu memuaskan kebutuhan, yang dinyatakan maupun tidak
dinyatakan, kualitas mencakup pula daya tahan produk, kehandalan, ketepatan,
kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut-atribut nilai lainnya. Beberapa
harus diukur sehubungan dengan persepsi kualitas para pembeli (Kotler dan
Keller, 2006; Ahyari, 1990; Assauri, 1998).
Untuk sasaran swalayan dan tempat perbelanjaan, harga merupakan salah
satu faktor yang sangat menentukan, karena barang yang dijual sama ukurannya,
jenisnya maupun merknya yang ada pada swalayan atau tempat perbelanjaan
lainnya. Konsumen akan cenderung melakukan pembelian suatu produk dengan
harga yang lebih murah. Sejalan dengan pendapat Stanton (2001) menyatakan
harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki dan menggunakan produk atau jasa yang ditetapkan oleh pembeli atau
penjual untuk suatu harga yang sama terhadap semua pembeli. Agar mampu
bersaing, perusahaan juga harus mampu menciptakan suatu peluang yang belum
dilakukan oleh para pesaingnya. Dalam proses pertumbuhan dan persaingan ketat,
perusahaan harus dapat memasang iklan yang menarik serta meyakinkan para
konsumen dalam pemasaran produk.
Selain itu, faktor lain yang perlu diperhatikan ialah pelayanan yang
maksimal dari perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Disamping harga yang terjangkau bagi konsumen, konsumen juga memperhatikan
kualitas dalam memilih suatu produk. Kepuasan pelanggan merupakan fokus
penilaian yang merefleksikan 5 (lima) dimensi spesifik dari layanan. Zeithaml dkk
(1996) berpendapat bahwa kepuasan pelanggan lebih eksklusif yang dipengaruhi
oleh kuaitas layanan, kualitas produk, harga, faktor situasi dan faktor manusia.
Dengan pelayanan yang baik diharapkan konsumen akan tetap setia menjadi
dalam variabel penelitian karena ketiga variabel tersebut tidak menyinggung pada
judul penelitian yang dilakukan, yaitu Pengaruh Harga Dan Kualitas Produk
Minuman Berenergi Kratingdaeng Terhadap Kepuasan Konsumen.
Berikut ini disajikan hasil penjualan produk kratingdeng di swalayan
“PENANGGUNGAN” Wates Kota Mojokerto dalam 1 tahun terakhir, mulai Mei
2011-April 2012.
Tabel 1.1
Hasil Penjualan Kratingdaeng pada Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto
Periode Mei 2011-April 2012
Tahun Jumlah (dalam Botol)
Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 Januari 2012 Februari 2012 Maret 2012 April 2012 175 190 165 201 145 211 177 158 210 189 167 208
Sumber: Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan”,Wates Mojokerto, Tahun 2012
Berdasarkan tabel 1.1, dapat diketahui bahwa selama 1 tahun terakhir dari
periode Mei 2011-April 2012 telah terjadi naik turun penjualan produk minuman
berenergi Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi ketidakstabilan pada penjualan produk minuman
Berdasarkan uraian tersebut, maka tertarik melakukan penelitian tentang
Pengaruh Harga dan Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen Minuman
Berenergi Kratingdaeng di Swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah:
1. Apakah harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh
terhadap kepuasaan konsumen minuman berenergi Kratingdaeng di
swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto?
2. Apakah harga dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap
kepuasaan konsumen minuman berenergi Kratingdaeng di swalayan
“Penanggungan” Wates Mojokerto?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas
produk minuman berenergi Kratingdaeng terhadap kepuasan
konsumen di swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto secara
simultan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas
produk minuman berenergi Kratingdaeng terhadap kepuasaan
konsumen di swalayan “Penanggungan” Wates Mojokerto secara
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini akan diperoleh manfaat antara lain:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang
menjadikan pertimbangan dalam pemecahan masalah yang berkaitan
dengan harga, kualitas produk dan kepuasaan konsumen.
2. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya yang meneneliti
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai
sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan pelanggan
atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan
pelanggan atau klien dari produsen (Joseph 2008: 8).
Pemasaran juga banyak di definisikan oleh para ahli:
American Marketing Association (Assauri, 2009: 4) mendefinisikan
pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan
mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai konsumen.
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Kotler (2002: 8) yang
menyatakan bahwa pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang di
dalamnya (individu dan kelompok) mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Pengertian lain menyatakan pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan
dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat
pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi
Di samping pengertian yang telah disebutkan di atas, terdapat pengertian
yang sering digunakan dalam pembahasan tentang pemasaran. Pengertian tersebut
menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk
memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
(Assauri 2009: 5).
2.1.2 Manajemen Pemasaran
Perkembangan terakhir, pemasaran dilihat dari penerapan ilmu manajemen,
yang mencakup proses pengambilan keputusan yang disarkan atas konsep
pemasaran dan proses manajemen yang mencakup analisa, perencanaan,
pelaksanaan kebijakan, strategi dan taktik, dan pengendalian. Dengan pendekatan
manajerial inilah, mulai dikenalnya Manajemen Pemasaran.
Menurut Assauri dalam Manajemen Pemasaran (2009: 12) menyatakan
bahwa Manajemen Pemasaran merupakan kegiatan penganalisisan, perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian program-program yang dibuat untuk membentuk,
membangun, dan memelihara, keuntungan dari pertukaran melalui sasaran pasar
guna mencapai tujuan organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang.
Selaras dengan pendapat Kotler (2002: 20) menyatakan baha manajemen
pemasaran adalah proses penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan program-program pemikiran, penetapan, harga dan promosi serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran uang dan
Dari definisi di atas terdapat fungsi-fungsi manajemen atau proses
manajemen meliputi penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan.
Penganalisisan merupakan fungsi yang penting sebagai dasar suatu rencana yang
dibuat dengan lebih matang dan tepat. Perencanaan menjembatani kesenjangan
antara keadaan yang diinginkan di masa depan. Sedangkan pelaksanaan
merupakan tindakan yang diambil sesuai dengan rencana. Pengawasan
(Controlling) adalah pengukuran dan koreksi terhadap kegiatan para bawahan
untuk menjamin bahwa apa yang terlaksana itu sesuai dengan rencana.
2.1.3Pengertian Baur an Pemasaran
Dalam usaha menciptakan strategi pemasaran yang baik, perusahaan harus
memperhatikan konsep bauran pemasaran, dalam bidang pemasaran akan selalu
berkaitan dengan unsur-unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran.
Pengertian bauran pemasaran menurut Assauri (2002: 180) adalah sebagai
berikut:
Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari pemasaran.
Dari pengertian di atas yang dimaksud dengan kegiatan-kegiatan tersebut
adalah :
a.Produk (Product)
Produk meruapakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang merupakan salah
satu tanggung jawab utama manajer perusahaan.
b. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan
untuk memperoleh produk tersebut yang meliputi penutupan harga sesuai
dengan nilai produk yang dapat dijangkau oleh konsumen.
c.Tempat (Place)
Distribusi merupakan aktivitas pemasaran untuk membuat produk
tersedia bagi konsumen sasaran, kegiatan ini meliputi pendistribusian
produk melalui berbagai slauran distribusi produk sehingga lebih dekat
atau mudah di dapat para konsumen.
d. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membeli
produk perusahaan, aktivitas ini mempengaruhi konsumen agar konsumen
tertarik dan berminat membeli produknya.
2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Kebutuhan konsumen harus menjadi pertimbangan yang utama bagi
perusahaan dengan cara selalu melihat perilaku konsumen tersebut. Oleh karena
itu, perusahaan dituntut untuk selalu menyesuaikan penegenalan produknya
produknya serta menyesuaikan kembali kebutuhan mereka baik untuk saat ini
maupun kebutuhan di waktu mendatang.
Menurut Sunarto (2003:3) menyatakan bahwa perilaku konsumen
didefinisikan sebagai studi unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran
yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuatan barang, jasa pengalaman
serta ide.
Sedangkan menurut Umar dalam Suparyono (2009) perilaku konsumen adalah
sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan
menyusul tindakan.
Dengan demikan dapat didimpulkan bahawa perilaku konsumen merupakan
proses pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan individu yang dilakukan
untuk mendapatkan, menggunakan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Berbicara pada perilaku konsumen, pada akhirnya sampai pada bagaimana
implikasinya terhadap langkah strategi pemasaran, dengan perkataan lain
mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami
aspek yang ada pada konsumen, yang digunakan dalam menyusun strategi
2.2.2 Model Perilaku Konsumen
Ada tiga faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan
konsumen, yaitu seperti yang terlihat pada Gambar 2.1
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
Umpan balik bagi konsumen
(Evaluasi Pasca Konsumen)
P
Umpan Balik bagi Pemasaran
Sumber: Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, PT. Remaja Rosdakarya, 2001.
Konsumen
Individu
Pengaruh Lingkungan
Pembuatan keputusan
Konsumen Tanggapan
Konsumen
Penerapan dan perilaku
Konsumen pada strategi
1. Konsumen Individual
Pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi
oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan persepsi terhadap
karateristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik
individu akan mempengaruhi pilihan individu terhadap berbagai alternatif
merek yang tersedia.
2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen
Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungab ketika
seorang konsumen melakukan pembelian suatu merek produk, misalnya
budaya, kelas sosial, keluarga atau kelompok masyarakat dan situasi pada
saat itu. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut
mempengaruhi pada pilihan-pilihan merek yang dibeli.
3. Strategi Pemasaran
Dalam hal ini, pemasar berusaha mempengaruhi kosumen dengan
menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan, dan sejenisnya agar
konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan. Strategi
pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu harga jual
produknya, strategi promosinya dan bagaimana melakukan distribusi
produk kepada konsumen.
Selanjutnya pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang
dilakukan dengna melihat respon konsumen untuk memperbaiki strategi
mengevaluasi pembelian yang telah dilakukan. Jika pembelian yang
dilakukan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan, atau mampu
memuaskan apa yang dibutuhkan dan diinginkannya, maka di masa datang
akan terjadi pembelian ulang. Bahkan lebih jauh dari itu konsumen akan
merekomendasikan kepad orang lain dan inilah yang disebut sebagai
pengaruh dari mulut ke mulut (word of mouth communication).
2.2.3 Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen disebut sebagai salah satu strategi untuk
memenangkan persaingan. Secara tradisional falsafah marketing
merupakan pencapaian kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah
kemenangan jangka panjang.
Kotler (2001:298) menyatakan bahwa definisi dari kepuasan
konsumen adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk
sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk yang dirasakan
konsumen sama dengan atau lebih besar dari harapannya, maka konsumen
akan merasa puas. Sebaliknya jika kinerja produk dirasakan konsumen
kurang dari yang diharapkan, maka konsumen akan merasa tidak puas.
Arief (2006:167) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan
adalah perbandingan dari ekspektasi konsumen kepada persepsi mengenai
2.2.3.1Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen
Penelitian tentang kepuasan konsumen harus dilihat dari sudut pandang
konsumen. Oleh sebab itu, terdapat atribut-atribut penting yang membentuk
kepuasan konsumen.
Atribut-atribut dari kepuasan konsumen secara universal menurut Foe
Ijiawati (2005: 76) adalah :
1. Attributes related to the product (atribut yang berkaitan dengan
produk) yaitu atribut-atribut yang berkaitan terhadap produk,
meliputi nilai produk, kualitas produk, manfaat produk, ciri
produk, gaya produk, keterandalan produk, dan macam dari
produk.
2. Attributes related to service (atribut yang berkaitan dengan
pelayanan) yaitu atribut yang berkaitan dengan pelayanan, meliputi
garansi, pengiriman, penanganan keluhan, dan mengatasi masalah.
3. Atrributes related to purchase (atribut yang berkaitan dengan
pembelian) yaitu atribut yang berkaitan terhadap pembelian,
meliputi keramhan, komunikasi, pengetahuan produk, reputasi
perusahaan dan kemampuan perusahaan.
Dalam penelitian kepuasan konsumen, tidak semua atribut ini digunakan,
tetapi harus dipilih atribut yang sesuai terhadap badan usaha. Faktor yang
menentukan apakah badan usaha dalam jangka panjang dapat bertahan hidup
2.2.4 Harga
Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis barang.
Untuk sasaran supermarket dan hipermarket harga merupakan faktor yang sangat
menentukan, karena barang yang dijual sama ukurannya, jenisnya maupun
mereknya dengan supermarket atau hipermarket lainnya. Tetapi pada saat lain
harga menjadi sesuatu yang tidak penting karena terpengaruh oleh sifat pembeli.
Biasanya ini tergantung dari persepsi pembeli, dimana mereka sudah beranggapan
harga dari suatu barang di supermarket/hipermarket tertentu lebih murah
dibandingkan di supermarket/hipermarket yang lain. Sehingga pada suatu saat
meskipun harga di supermarket/hipermarket tersebut sudah tidak lebih murah atau
untuk barang tertentu bahkan sudah lebih mahal, mereka tetap membeli pada
supermarket/hipermarket tersebut karena mereka telah mempunyai anggapan
bahwa supermarket/hipermarket tersebut tetap menjual harga murah.
Kotler dan Armstrong (2001 : 439), harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dan nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
Kotler (2007:18) mengatakan bahwa harga adalah satu-satunya elemen
bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan; elemen-elemen lainnya
menimbulkan biaya. Harga juga merupakan salah satu elemen bauran pemasaran
paling fleksibel, harga dapat diubah dengan cepat.
Dalam Rambat Lupiyoadi (2001:61) Strategi penentuan harga {pricing)
image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga
berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing
channels. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus
konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Sedangkan faktor-faktor
yang mempengaruhi harga adalah :
1. Positioning Jasa; perusahaan mengatur letak jasa pada posisi yang baik dalam
pemasaran.
2. Sasaran Perusahaan; setiap perusahaan mempunyai tujuan atau sasaran, tujuan
tersebut biasa berupa maksimasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan
dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, melaksanakan tanggung jawab sosial
dan lain-lain.
3. Tingkat Persaingan; posisi biaya-biaya (cost position) dan perilaku penetuan
harga (pricing behaviour) dari pesaing-pesaing merupakan elemen penting
yang harus diperhatikan.
4. Life Cycle Jasa; suatu grafik yang menggambarkan riwayat suatu jasa sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar.
5. Elastistisitas Permintaan; besarnya permintaan bervariasi pada berbagai tingkat
harga yang berbeda.
6. Struktur Bioya; faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan
agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
7. Shared Resources (Sumber Daya yang Terbagi-bagi).
9. Service Capacity ( Kapasitas Pelayanan).
Harga dalam bauran pemasaran, disatu sisi menunjukkan pendapatan dan
disisi lainnya menunjukkan biaya penetapan harga yang harus diperhitungkan
secara matang karena penetapan harga tidak hanya berpengaruh terhadap laba
yang diterima oleh perusahaan, tetapi dalam jangka panjang sangat berpengaruh
pada penjualan produk atau jasa di pasar yang pada akhirrnya akan berdampak
pada kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan. Bila harga yang
ditetapkan terlalu rendah mengakibatkan persepsi konsumen terhadap produk atau
jasa menjadi jelek.
Jadi bisa dikatakan harga tergantung pada kemampuan bernegosiasi dari
pihak penjual atau pembeli untuk memperoleh harga kesepakatan yang scsuai
dcngan keinginan masing-masing pihak, sehingga pada awalnya pihak penjual
akan menetapkan harga yang tinggi dan pembeli akan menetapkan penawaran
dengan harga terendah.
2.2.5 Pengaruh Harga dan Kualitas Produk ter hadap Kepuasan Konsumen
Pengaruh harga, kualitas layanan, kualitas produk dengan kepuasan
konsumen dapat dilihat dalam bukunya Lupiyoadi (2001:158) yang menyatakan
bahwa tcrdapal lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam
rnenentukan tingkat kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
2. Kualitas Layanan
Untuk industri jasa pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan
pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan.
3. Emosional
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang lain
akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek tertentu
yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan
yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai sosial atau
self-esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap merek tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang
relatif lebih murah akan membenkan nilai yang lebih tinggi kepada
pelanggannya.
5. Biaya
Pelanggan yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa cenderung puas
terhadap produk atau jasa itu.
Dari pendapat Lupiyoadi tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara harga, kualitas layanan, dan kualitas produk
2.3 Kerangka Berpikir
Model analisis dalam penelitian ini disajikan dalam kerangka berpikir pada
gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Kepuasan konsumen disini sebagai variabel terikat yang merupakan
tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan
dengan harapannya. Sedangkan variabel bebasnya adalah harga (X1) dan kualitas
produk (X2). Harga berhubungan jumlah uang dan jasa (atau barang) yang
ditukarkan pembeli untuk suatu pilihan produk dan jasa yang disediakan oleh
penjual, sedangkan kualitas produk berhubungan dengan ciri-ciri produk dan
karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut dalam
menjalankan fungsinya.
Kedua variabel bebas tersebut yaitu harga dan kualitas produk merupakan
faktor yang digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan. Harga
(X1)
Kualitas Produk (X2)
Kepuasan Konsumen
2.4 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Harga dan kualitas produk secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan
konsurnen minuman berenergi kratingdaeng di swalayan “Penanggungan”
Wates Mojokerto.
2. Harga dan kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen minuman berenergi kratingdaeng di swalayan “Penanggungan”
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Data
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1. Tingkat Harga (X1) disebut jumlah uang dan jasa (atau barang) yang
ditukarkan pembeli untuk suatu pilihan produk dan jasa yang disediakan
oleh penjual. Indikator yang digunakan:
X1.1 Kratingdaeng mempunyai tawaran harga yang lebih murah
X1.2 Harga Kratingdaeng lebih terjangkau dari pada produk jenis lain
X1.3 Harga Kratingdaeng yang diberikan sesuai dengan kualitas produk
2. Kualitas Produk (X2) merupakan sekumpulan ciri-ciri produk dan
karakteristik dari barang dan jasa yang dapat dinilai dari produk tersebut
dalam menjalankan fungsinya. Indikator yang digunakan:
X2.1 Produk Kratingdaeng memiliki daya tahan yang bagus, karena
kemasannya tidak terbuat dari plastik.
X2.2 Efek setelah meminum produk Kratingdaeng badan menjadi segar
X2.3 Produk Kratingdaeng memiliki rasa yang manis
3. Kepuasan Konsumen (Y) disebut sebagai salah satu strategi untuk
memenangkan persaingan. Indikator yang digunakan:
Y.1.1 Anda puas dengan harga Kratingdaeng yang anda beli.
Y.1.2 Anda puas dengan kualitas Kratingdaeng yang anda konsumsi.
3.1.2 Pengukuran Data
Alat pengukuran data yang digunakan untuk mengukur data-data
yang akan dianalisis dari hasil survey/penelitian langsung melalui kuesioner
adalah menggunakan skala likert yaitu metode yang mengukur sikap dengan
menyatakan setuju dan ketidaksetujuannya terhadap subjek, obyek, atau
kejadian tertentu, angka penilaian lima (5) butir yang menyatakan urutan
setuju atau tidak setuju (Indriantoro, 2002: 104). Setiap pertanyaan diukur
dengan 5 skala dan tiap posisi mempunyai bobot sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skala Pengukuran Data
1 2 3 4 5
STS TS CS S SS
Keterangan :
1. STS = Sangat Tidak Setuju
2. TS = Tidak Setuju
3. CS = Cukup Setuju
4. S = Setuju
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2006:90).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen baik yang
sedang melakukan pembelian dan mengkonsumsi Kratingdaeng di swalayan
“Penanggungan” Wates Mojokerto selama penelitian berlangsung dari bulan
Oktober sampai bulan November 2012. Namun peneliti tidak mendapatkan
data konkret jumlah seluruh konsumen yang melakukan pembelian
Kratingdaeng dalam kemasan botol pada swalayan “Penanggungan” Wates
Mojokerto (Unknown Population).
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2006:91). Sampel dalam penelitian ini adalah
konsumen yang sedang melakukan Kratingdaeng di wilayah Wates Mojokerto
yang berjumlah 100 responden dan penelitian berlangsung Mulai awal
Oktober sampai dengan bulan November 2012.
Pengambilan sampel berpedoman pada pernyataan Zainuddin
(1998;100) besarnya sampel yang dharapkan dapat mewakili populasi yang
n = 1,9762.0,5.1-0,5 0,102 n = 3,90458.0,5.0,5
0,01
n = 97,615
n = 100
Keterangan:
n = Jumlah sampel
P = Estimator proporsi populasi (0,5)
Q= 1-P
d = Penyimpangan yang ditolerir (0,10)
Z = Harga standar normal dari tabel distribusi normal (1,976)
3.2.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah secara
purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan
sampelnya (Sugiyono, 2008:122).
Teknik penarikan sampel ini didasarkan pada tujuan tertentu yang
akan dicapai dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepuasan
konsumen terhadap minuman berenergi Kratingdaeng dari sisi harga dan
kualitas produk. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam penentuan
responden antara lain:
2. Pernah mengonsumsi minuman berenergi Kratingdaeng.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.3.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari
kusenioner konsumen produk minuman berenergi Kratingdaeng di wilayah
Wates, Mojokerto.
3.3.2 J enis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,
yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui
kuesioner yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian.
3.3.3 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah
dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden
penelitian.
3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis Data
3.4.1.1 Analisis Pengujian Asumsi Klasik (BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator))
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best linier Unbiased
Estimator) artinya pengambilan keputusan keputusan uji F dan uji t tidak
boleh bias. Pengujian tersebut sering dikenal dengan sebutan pengujian
bersifat BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar. Tiga
asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh multikolinieritas
3. Tidak boleh ada heterosdastistas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar,
maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE ( Best
Linier Unbiased Estimator ) sehingga pengambilan keputusan melalui uji
F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data
observasi yang diurutkan berdasarkan urut data waktu ( data time
series) atau data yang diambil pada waktu tertentu ( data cross
sectional ).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi pada
model regresi linier berganda yang dihasilkan maka dapat dibuktikan
dengan nilai DURBIN WATSON sebagai berikut :
Tabel 3.2 : Penentuan Nilai Durbin Watson
Kriteria dWtes berada di
Ada autokorelasi positif dW < 0,90
Tidak ada kesimpulan/inconclusive 0,90 ≤ dW≤ 1,71
Non autokorelasi 1,71 ≤ dW≤ 2,29
Tidak ada kesimpulan/inclonclusive 2,29 ≤ dW≤ 3,10
Ada autokorelasi negative dW≥ 3,10
2. Multikoliniearitas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan yang terdapat satu
atau lebih variabel bebas yang berkorelasi sempurna atau mendekati
sempurna dengan variabel bebas lainnya (Santoso, 2001:206).
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat
ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Koefisien determinasi berganda (
R
2 ) tinggib. Koefisien korelasi sederhana tinggi
c. Nilai
F
hitung tinggi (signifikan)d. Tetapi tak satu pin atau sedikit sekali diantara variabel bebas yang
signifikan
Akibat adanya multikolineritas adalah :
a. Nilai standart error tinggi sehingga taraf kepercayaan akan semakin
lebar. Dengan demikian pengujian terhadap koefisien regresif secara
individu tidak signifikan.
b. Probabilitas untuk menerima hipotesa
H
0 diterima ( tidak adapengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya )akan
semakin besar.
Pendeteksian adanya multikolineritas dengan cara diatas masih
lemah karena berapa nilai koefisien determinanasi dikatakan tinggi,
bebas yang signifikan. Cara lain adalah dengan mengetahui nilai
Variance Inflation Factor atau VIF yang dapat dihitung dengan rumus :
tolerance
VIF = 1 ……… ( Gujarat,
2000 : 105 )
Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolineritas pada
model regresi linier berganda yang dihasilkan dapat dibuktikan denngan
nilai VIF yang berada disekitar angka 1 dan nilai tolerance yang
mendekati angka 1 (Santoso, 2001:206).
3.Heterosdastisitas
Heterosdasitas merupakan suatu penyimpangan setiap nilai tertentu
dari variabel bebas yang tidak konstan (berbeda). Pada regresi linier
berganda nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X .
Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank
Spearmean antara residual dengan seluruh variabel bebas.
Rumus Rank Spearmean adalah:
) 1 ( 6
1 2
2
− −
=
∑
N N
di
d s
r
………(Gujarat, 2000 : 188 )Keterangan :
di : perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel bebas
Hipotesa untuk heterokedastisitas :
H
0 : tidak ada hubungan antar nilai residual dengan variabel bebasH
1 : ada hubungan antara nilai residual dengan variabel bebasApabila nilai signifikan > tingkat signifikan α = 0,05 maka
H
0
tidak terjadi heterokedastisitas, sedangkan apabila nilai < α = 0,05
maka
H
1 terjadi heterokedastisitas.
3.4.1.2 Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menganalisis pengaruh antara variabel bebas yaitu
variasi harga produk (X1) dan kualitas produk (X2), terhadap kepuasan
konsumen (Y) yang merupakan variabel terikat. Untuk memprediksi,
mengetahui dan menentukan besarnya pengaruh harga produk dan kualitas
produk terhadap kepuasan konsumen, maka diuji dan dianalisis dengan
menggunakan uji satistik dalam bentuk persamaan regresi linier berganda
dengan rumus sebagai berikut :
Rumus analisis linier berganda :
e a
Y = +
b
X
+b
X
2+2 1
1 ……… ( Sugiyono, 2001:251)
Keterangan :
Y : Hasil penjualan
a : Konstanta
b
b
1.... 2 : Koefisien regresi yang dicariX
2 : kualitas produke : Kesalahan ( error )
Untuk mengetahui apakah model analisi tersebut cukup layak,
digunakan dalam pembuktian selanjutnya dan untuk mengetahui sampai
sejauh mana variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabel
dependent, maka perlu mengetahui R2 ( koefisien determinasi ) dengan
menggunakan formula sebagai berikut :
Rumus :
JK
JK
total regresi
R2 = ………(Sudjana, 2003:33)
Keterangan :
2
R : Koefisien determinan
JK
regresi : Jumlah kuadrat regresiJK
total : Jumlah kuadrat totalBesarnya presentase semua variabel independen terhadap nilai
variabel dependen dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi (
2
R ). Besarnya koefisien determinasi dari 0 sampai dengan 1. Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi,
maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap
Sebaliknya semakin mendekati satu besarnya koefisien
determinasi suatu persamaa regresi, maka semakin besar pula pengaruh
semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.
3.4.2 Uji Hipotesis
3.4.2.1 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh
variabel-variabel bebas secara simultan terhadap variabel-variabel terikat. Uji F ini melihat
significant tidaknya pengaruh varibel-variabel bebas yaitu harga dan
kualitas produk secara bersama-sama terhadap hasil penjualan (variabel
terikat). Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
1. Merumuskan Hipotesis
→ =0 ... :
2 1
0
b
b
H
Tidak ada pengaruh secara simultan antara hargaproduk (X1), dan kualitas produk (X2) terhadap
kepuasan konsumen (Y).
→ ≠0 ... :
2 1
1
b
b
H
Ada pengaruh secara simultan antara harga produk(X1), dan harga produk (X2) terhadap kepuasan
2. Menentukan nilai kritis/level of significant (α) sebesar 5%
Nilai kritis dalam pengujian hipotesis dapat ditentukan dengan
menggunakan table distribusi F dengan memperhatikan derajat bebas
pembilang adalah k dan derajat bebas penyebut adalahdengan rumus :
1
− − =n k dk
Keterangan :
n : Jumlah sampel
k : Jumlah parameter regresi
3. Menghitung nilai F
Untuk mengetahui hubungan secara simultan antara variabel
independen dan variabel dependen dengan rumus sebagai berikut :
) 1 ( ) 1 ( 2 2 − − − = k n R k R
F
hitung ………….. (Sudjana, 2003:335)Keterangan :
2
R : Koefisien determinan
n : Jumlah sampel
k : Jumlah parameter regresi
Kaidah Pengujian :
a.
H
0 ditolak berartiH
1 diterima jikaF
hitung>
F
tabel, artinya hargaproduk (X1) dan kualitas produk (X2) secara bersama-sama
b.
H
0 diterima berartiH
1 ditolak jikaF
hitung≤
F
tabel, artinya hargaproduk (X1) dan kualitas produk (X2) secara bersama-sama
(simultan) tidak mempengaruhi kepuasan konsumen (Y).
3.4.2.2Uji t ( Uji parsial )
Pengujian ini dilakukan untuk memastikan apakah variabel
independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu
berpengaruh terhadap nilai variabel dependen.
Uji t ini melihat significant tidaknya pengaruh variabel-variabel
bebas yaitu harga produk dan kualitas produk secara parsial terhadap
kepuasan konsumen (variabel terikat). Langkah-langkah dalam pengujian
hipotesis ini adalah sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis
→ =0 :
1
0
b
H
Tidak ada pengaruh secara parsial antara harga produk(X1) dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan
konsumen (Y).
→ ≠0 :
1
0
b
H
Ada pengaruh secara parsial antara harga produk (X1)dan kualitas produk (X2) terhadap kepuasan konsumen
(Y).
b. Menentukan nilai kritis
Nilai kritis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi dapat
ditentukan dengan menggunakan table distribusi t dengan uji t dua
1
− − =n k dk
Keterangan :
n : Jumlah sampel
k : Jumlah parameter regresi
Disertai dengan tingkat signifikansi sebesar 5%.
c. Menentukan besarnya
t
hitung dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :
S
b
t
bi i
hitung= ……… ( Sudjana, 2003:111)
Keterangan :
b
i : Koefisien regresiS
bi: Galat baku koefisien regresi
Kaidah Pengujian :
1.
H
0 ditolak danH
1diterima jikat
hitung>t
tabel, artinya adapengaruh secara parsial antara harga produk (X1) dan kualitas
produk (X2) terhadap kepuasan konsumen (Y).
2.
H
0 diterima danH
1ditolak jikat
hitung≤t
tabel artinya tidak adapengaruh secara parsial antara harga produk (X1) dan kualitas
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik responden
a. Karakteristik responden berdasar kan jenis kelamin
Dari data kuesioner yang dikumpulkan sebanyak 100 kuesioner, maka
hasil dari indentifikasi karakteristik konsumen Kratindaeng berdasarkan jenis
kelamin dapat ditunjukan pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No J enis Kelamin Fr ekuensi Pr osentase
1 Laki – laki 83 83 %
2 Perempuan 17 17 %
Total 100 100 %
Sumber : Hasil kuesioner diolah
Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut menunjukan bahwa
konsumen minuman energi Kratingdaeng terbesar adalah laki – laki yaitu
sebanyak 83 orang atau 83% sedangkan sisanya sebesar17% adalah kaum
perempuan.
b. Karakteristik responden berdasar kan pendidikan
Selanjutnya karakteristik konsumen apabila ditinjau berdasarkan
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Tingkat Penddikan Fr ekuensi Pr osentase
1 SMP 10 10 %
2 SMA 47 47 %
3 Sarjana 32 32 %
4 Lain – lain 11 11 %
Total 100 100 %
Sumber : Hasil kuesioner diolah
Tabel 4.2 menunjukkan mayoritas tingkat pendidikan konsumen dari
minuman Kratingdaeng adalah mereka yang berpendidikan SMA yaitu
sebanyak 47%, dan disusul oleh konsumen dengan tingkat pendidikan
Strata-1 (Sarjana).
c. Karakteristik r esponden berdasar kan pekerjaan
Lebih lanjut bila dilihat karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan
mereka akan dapat dilihat sebagaimana pada tabel 4.3 berikut ini :
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Fr ekuensi Pr osentase
1 Pegawai negeri 3 3 %
2 Pegawai swasta 36 36 %
3 Wiraswasta 44 44 %
4 Lain – lain 17 17 %
Total 100 100 %
Sumber : Hasil kuesioner diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan
4.2 Penyajian Data
Penyajian data digunakan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang diperoleh untuk masing-masing variabel
penelitian. Sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa
variabel bebas (X) yang digunakan adalah harga dan kualitas produk.
Sedangkan variabel terikat (Y) yang digunakan adalah variabel kepuasan
konsumen. Adapun hasil analisa terhadap data penelitian ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
4.2.1.Deskr ipsi Var iabel Harga (X1)
Data penilaian dari responden mengenai harga tentang produk
minuman Kratingdaeng dapat dilihat dalam tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga
Item Indikator 1 2 3 4 5 Total
X1.1
Murah 0 0 33 55 22 100
Prosentase (%) 0 0 33 55 22 100%
X1.2
Terjangkau 0 0 26 54 20 100
Prosentase (%) 0 0 26 54 20 100%
X1.3
Sesuai Kualitas 0 5 21 48 26 100
Prosentase (%) 0 5 21 48 26 100%
Sumber: Lampiran 2, data diolah
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa sebagian besar responden dalam hal ini
konsumen Kratingdaeng memiliki penilaian positif terhadap penentuan
jawaban masing-masing item pertanyaan yang mayoritas memberikan
penilaian skor 4.
4.2.2.Deskr ipsi Var iabel Kualitas Produk (X2)
Selanjutnya penilaian variabel kualitas produk yang diberikan oleh
responden sebagaimana ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5
3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk
Item Indikator 1 2 3 4 5 Total
X2.1
Kemasan 0 5 21 48 26 100
Prosentase (%) 0 5 21 48 26 100%
X2.2
Khasiat 0 3 24 52 21 100
Prosentase (%) 0 3 24 52 21 100%
X2.3
Selera 0 5 22 46 27 100
Prosentase (%) 0 5 22 46 27 100%
X2.4
Komposisi 0 0 23 57 20 100
Prosentase (%) 0 0 23 57 20 100%
Sumber: Lampiran 2, data diolah
Serupa dengan hasil dalam tabel 4.4, tanggapan responden terhadap
kualitas produk yang disajikan dalam tabel 4.5 juga menunjukkan mayoritas
konsumen memberikan penilaian positif terhadap kualitas produk
Kratingdaeng, ini terlihat dari pemberian skor 4 atas masing-masing item
pertanyaan.
4.2.3.Deskr ipsi Var iabel Kepuasan Konsumen (Y)
Variabel ini menunjukkan bagaimana kepuasan konsumen pasca
mengonsumsi produk minuman energi Kratingdaeng. Hasilnya
Tabel 4.6
4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Konsumen
Item Indikator 1 2 3 4 5 Total
X1.1
Harga 0 3 21 50 26 100
Prosentase (%) 0 3 21 50 26 100%
X1.2
Kualitas Produk 0 3 23 51 23 100
Prosentase (%) 0 3 23 51 23 100%
Sumber: Lampiran 2, data diolah
Dari tabel terlihat bahwa untuk kedua indikator penelitian, responden
(konsumen) menilai bahwa harga jual produk maupun kualitas dari produk
minuman energi Kratingdaeng adalah baik.
4.3 Hasil dan Pembahasan
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengetahui apakah item-item dalam kuisioner dapat
mengukur secara tepat variabel-variabel yang diteliti maka diperlukan uji
validitas. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan teknik korelasi
product moment. Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi product
moment (r) hitung lebih besar dari r tabel dan nilai signifikasi (α) < 0,05
(Ghozali, 2007:45). Dimana diketahui nilai r tabel untuk df=n-2 (df=98)
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
Variabel No.
Item r hitung r tabel Sig. Ket
Harga (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 0,520 0,522 0,540 0,202 0,202 0,202 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid
Kualitas Produk (X2)
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 0,490 0,419 0,496 0,512 0,202 0,202 0,202 0,202 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid
Kepuasan Konsumen (Y) Y1.1 Y1.2 0,608 0,596 0,202 0,202 0,000 0,000 Valid Valid Sumber: Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat ditarik kesimpulan bahwa semua item yang ada
valid, sehingga instrumen penelitian layak digunakan. Kemudian perlu
dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen penelitian
yang digunakan dapat diterapkan berulangkali pada obyek yang sama.
Pengukuran reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan metode Alpha.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai r alpha > 0,6.
Selengkapnya hasil uji reliabilitas instrumen penelitian disajikan dalam
tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r alpha Ket
Harga (X1) 0,708 Reliabel
Kualitas Produk (X2) 0,813 Reliabel
Kepuasan Konsumen (Y) 0,760 Reliabel
Dari tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa semua variabel telah reliabel,
karena semua nilai r alpha lebih besar dari 0,6 maka seluruh variabel
penelitian dinyatakan reliabel.
4.3.2 Uji Asumsi klasik
a. Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi
adanya gejala multikolinearitas dalam pengujian keeratan hubungan antar
variabel bebas, tercermin dari coefficient. Hal ini tampak pada nilai
tolerance dan variance inflantori Factor (VIF) untuk setiap variabel bebas.
Jika nilai tolerance kurang dari 0,10 dan nilai VIF lebih dari 10, artinya
bahwa terlalu besar korelasi antara satu variabel bebas yang lain.
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
No. Variabel Toler ance VIF
1 Kehandalan (X1) 0,516 3,410
2 Daya Tanggap (X2) 0,449 2,226
Sumber: Lampiran 5
Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa nilai tolerance lebih dari
0,10 dan nilai VIF dibawah 10 sehingga dapat diyakini tidak ditemukan
b. Heterokedastisitas
Heterokedastisitas berarti variasi (varian) variabel tidak sama untuk
semua pengamatan. Pada heterokedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak
random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan
besarnya satu atau lebih variabel bebas. Berikut pendeteksian
heterokedastisitas dengan grafik scatter plot antara residual dan fits:
Gambar 4.1
Pengujian heteroskedastisitas di atas dilakukan dengan melihat plot
antara residual versus fit pada Gambar 4.1. Jika terjadi trend baik itu naik,
turun maupun rata, maka dikatakan ada heteroskedastisitas pada data. Pada
Gambar 4.1 dapat dijelaskan tidak terjadi trend karena data titik-titik
tersebar hampir secara merata (tidak membentuk pola). Hal ini
membuktikan tidak terjadinya heterokedastisitas.
c. Nor malitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun alat statistik
yang digunakan disini adalah dengan uji Kolmogorov-Smirnov test. Hasil
perhitungan komputer menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z adalah
sebesar 1,220 (lampiran 7) dengan nilai signifikansi 0,102. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa variabel residual memiliki distribusi
4.3.3 Analisis Statistik Regr esi Linear Berganda
Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda, dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model Unstandar dized Coefficients
B Std. Er ror
Konstanta 10,391 1,034
Harga (X1) -0,261 0,116
Kualitas Produk (X2) 0,282 0,094
R = 0,312 F Hitung = 5,212
R Square = 0,097 Sig. = 0,007 Sumber: Lampiran 8
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi
linier berganda sebagai berikut :
Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :
a. Konstanta (β0) sebesar 10,391 menunjukan bahwa apabila variabel bebas
= 0 maka variabel terikat sebesar 10,391.
b. Nilai koefisien variabel harga ( β1 ) sebesar -0,261 menunjukkan bahwa
jika nilai variabel harga meningkat satu satuan maka akan menurunkan
kepuasan konsumen sebesar 0,261 satuan dengan asumsi variabel bebas
lain konstan.
c. Nilai koefisien variabel kualitas produk ( β2 ) sebesar 0,282
menunjukkan bahwa jika nilai variabel kualitas produk meningkat satu
satuan maka akan meningkatkan kepuasan konsumen sebesar 0,282
satuan, dengan asumsi variabel bebas lain konstan.
d. ei menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.
Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Hasil dari perhitungan diperoleh nilai R2 = 0,097 yang berarti 9,7% besarnya nilai kepuasan pasien dapat dijelaskan oleh variabel harga dan
kualitas produk. Sedangkan sisanya 90,3% dipengaruhi oleh variabel lain
diluar model yang diteliti.
Nilai koefisien korelasi berganda (R) menunjukkan seberapa erat
hubungan antara variabel bebas (harga dan kualitas produk) dengan variabel
terikat (kepuasan konsumen) yaitu 0,321. Nilai tersebut menunjukkan
hubungan variabel harga dan kualitas produk dengan variabel kepuasan
4.3.4 Pengujian Hipotesis
a. Pembuktian hipotesis pengar uh var iabel bebas secara simultan
Untuk menguji hipotesis bahwa variabel bebas mempengaruhi
variabel terikat secara simultan (bersama-sama) dilakukan dengan
menggunakan uji. Hasil uji F sesuai dengan perhitungan dapat dilihat pada
lampiran seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 4.11 4.1 Hasil Perhitungan Uji F
Model Anova Sum of
Squares Df Mean Square F
Regression 8,201 2 4,100 5,212
Residual 76,309 97 0,787
Total 84,510 99
Sumber : Lampiran 8
Penjelasan tabel 4.11 menyatakan bahwa Hasil Perhitungan Uji F sebagai
berikut:
1. H0 : β1 = β2 = 0
Hipotesa nol menyatakan bahwa variabel harga dan kualitas produk
secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
H1 : β1 ≠β2 ≠ 0
Hipotesa alternatif menyatakan bahwa variabel harga dan kualitas produk
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan konsumen.
F tabel ( 2 ; 97 ) = 3,09
3. Kritera penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu :
a. Bila Fhitung > 3,09, maka H0 ditolak
b. Bila Fhitung≤ 3,09, maka H0 diterima
4. F hitung =
(
)
1 / n−k− SSres
k SSreg
= 5,212
Gambar 4.4
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji F
Kesimpulan :
Karena Fhitung = 5,212 > Ftabel maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5 %
dengan df pembilang 2 dan df penyebut 97 yang berarti signifikan, sehingga
secara simultan variabel harga dan kualitas produk secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
H0 dit olak
H0 dit erima
b. Pembuktian hipotesis pengar uh var iabel bebas secara par sial (t)
Uji t digunakan untuk menunjukkan pengaruh secara parsial dari
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun
langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
1. Uji parsial antara variabel harga (X1)
a. H0 : β1 = 0
Artinya, variabel harga tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
H1 : β1≠ 0
Artinya, variabel harga mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan konsumen.
b. α = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1) = 97
ttabel = 1,980
c. thitung =
( )
1 1
b Se
b
= -2,251
d. Pengujian
Gambar 4.5
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X1
H0 dit olak
Ho dit erima H0 dit olak
1,980 -1,980
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 2,251 < dari
-ttabel sebesar -1,980 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat
signifikansi 5% sehingga kesimpulannya variabel harga secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan
konsumen.
2. Uji parsial pengaruh variabel kualitas produk (X2)
a. H0 : β2 = 0
Artinya, variabel kualitas produk secara parsial tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
H1 : β2≠ 0
Artinya, variabel kualitas produk secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan konsumen.
b. α = 0,05 / 2 dengan df ( n – k - 1) = 97
ttabel = 1,980
c. thitung =
( )
2 2
b Se
b
= 3,010
d. Pengujian
Gambar 4.6
Kurva Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 uji t variabel X2
H0 dit olak
Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 3,010 > dari ttabel
sebesar 1,980 maka H0 ditolak dan H1 diterima pada tingkat
signifikansi 5% sehingga kesimpulannya variabel kualitas produk
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kepuasan konsumen.
Berdasarkan uji t terhadap kedua variabel diatas maka hasilnya
dapat ditunjukkan pada tabel 4.12 dibawah ini:
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji t
Variabel tHitung tTabel Kesimpulan
Harga (X1) -2.251 1,980 H0 Ditolak
Kualitas Produk (X2) 3,010 1,980 H0 Ditolak
Sumber: Lampiran 8
Berdasarkan tabel 4.12 di atas diketahui bahwa kedua variabel
bebas: variabel harga dan kualitas produk berpengaruh secara parsial
terhadap kepuasan konsumen.
Nilai korelasi parsial (r) menunjukkan seberapa erat hubungan
antara variabel bebas yang meliputi variabel harga dan kualitas produk
secara parsial terhadap variabel terikat (kepuasan konsumen).
Besarnya nilai koefisien korelasi parsial adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Nilai Koefisien Korelasi Parsial
Variabel r r2
Harga (X1) -0,146 0,021
Kualitas Produk (X2) 0,292 0,085
Berdasarkan data yang didapat dilihat pada tabel diatas, terlihat
bahwa nilai koefisien determinasi (r2) terbesar adalah untuk variabel kualitas produk sebesar 0,085 (8,,5%) artinya secara parsial variabel
kualitas produk memberikan pengaruh yang paling dominan terhadap
kepuasan konsumen.
4.4 Pembahasan
4.4.1.Pengaruh Variabel Harga terhadap Kepuasan Konsumen
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel harga terhadap kepuasan konsumen. Faktor harga
secara umum memegang peranan penting dalam strategi pemasaran suatu
produk. Keberhasilan suatu pr