• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran produser dalam program acara “DUPEN” (dunia pendidikan) sebagai bentuk sajian feature 3366

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran produser dalam program acara “DUPEN” (dunia pendidikan) sebagai bentuk sajian feature 3366"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA 2010

PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM ACARA

“DUPEN” (DUNIA PENDIDIKAN) SEBAGAI

BENTUK SAJIAN FEATURE

Disusun Oleh : Ria Ariyani Rahayu

D.1407035

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan di era globlasasi ini menuntut setiap orang untuk mempersiapkan diri untuk bisa bersaing di tengah persaingan yang semakin ketat. Perguruan tinggi menjadi institusi formal pendidikan terakhir yang di tempuh sebelum nantinya terjun ke dunia kerja. Dengan itu pula, maka ketika mahasiswa menjalani pendidikan di kampus, orientasinya adalah setelah lulus kelak dapat memasuki dunia kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari di bangku kuliah. Bekal untuk masuk ke dunia kerja sudah yang selama ini diharapkan dan diperoleh di perguruan tinggi.Kenyataan keadaan di lapangan menunjukan jumlah lapangan pekerjaan semakin sedikit, namun jumlah orang yang membutuhkan pekerjaan semakin banyak sehingga persaingan menjadi semakin ketat dalam memperebutkan lapangan pekerjaan.Saat ini beberapa bidang sedang berkembang, diantaranya yaitu dunia Broadcasting (penyiaran), Advertising (periklanan), dan Publik Relation. Maka banyak permintaan untuk tenaga kerja di bidang tersebut.

(3)

audio (suara). Televisi secara teknis dan prosedur lebih luas dan lebih komplit di banding media lain. Untuk menyampaikan suatu program acara agar nyaman dilihat dan berkualitas perlu di siapkan prasarana dan keikutsertaan crew dalam artian perlu Team Work yang bagus. Dalam suatu program acara misalnya, talk show atau formal education memerlukan proses yang tidak mudah, mulai dari perencanaan produksi, penentuan tema dan gagasan hingga ke proses tayang. Begitu pula pada suatu proses peliputan sebuah program acara, diperlukan juga sebuah Team Work yang harus bisa bekerja sama dengan bagus, Produser, Kameraman, Lightingman, Audioman, Reporter, Penata Grafis, Editor, Pem,buat Naskah, serta Master Control (MCR) perlu menjalankan kekompakan agar saling mengerti tugas yang harus dilakukannya dan acaranya pun menjadi berkualitas. Produser mengatur segala sesuatu mulai dari masa Pra Produksi, Produksi dan yang terakhir Pasca Produksi. Selain itu produser juga bertanggung jawab atas hasil produksinya, maka tugas seorang produser acara Televisi bukanlah suatu hal yang mudah. Produser harus mampu mengkoordinasi Talent, Kameraman, Crew dan seluruh anggota yang berada di suatu program acara.

(4)

Kemunculan media-media lokal baik cetak maupun elektronik adalah salah satu bukti dari adanya otonomi daerah yang pada pelaksanaannya masih belum maksimal. Diantara perkembangan dan kemunculan media-media lokal yang ada, keberadaan televisi-televisi lokal menjadi fenomena tersendiri sekaligus mewarnai dunia komunikasi bukan hanya era otonomi, namun juga pertelevisian Indonesia.

Televisi lokal mempunyai peluang membawa nilai-nilai budaya daerah, dengan mengangkat budaya dan kearifan lokal yang hidup dan berkembang di masyarakat. Televisi lokal lah yang mengangkat budaya daerah, dikhawatirkan budaya itu akan semakin luntur dan tidak di kenal generasi muda

(5)

Untuk mengembangkan kreativitas pihak pengelola stasiun televisi tentunya memiliki cara atau tekniknya masing-masing. Dan tentunya dalam hal ini pihak internal dalam suatu stasiun televisi yang bertanggung jawab akan keberhasilan suatu acara dalam menjaring minat penonton dan menjaring pemasukan bagi pengelola stasiun adalah Produser acara televisi.

Tugas dari seorang Produser adalah untuk mengkoordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, mengawasi pemain yang akan di-casting dan melakukan segala pengecekan saat pre-produksi, produksi dan setelah produksi. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang produser juga bertanggung jawab secara general pada kualitas dan diminati atau tidaknya suatu acara, meski peranan tersebut tidak menjadi suatu keharusan atau tergantung pada kondisi. Seorang produser yang baik harus mampu membuat program – program acara yang bermutu dan mempunyai nilai pendidikan yang tinggi. Misalnya seperti membuat acara yang bertemakan Pendidikan yang bisa berguna dan layak ditonton oleh pemirsanya.

(6)

di Yogyakarta dan sekitarnya dan selain itu penulis juga ingin belajar menjadi seorang produser yang baik untuk menjalankan sebuah program acara tersebut. Oleh karena itu, penulis mengambil judul “PERAN PRODUSER DALAM PROGRAM ACARA “DUPEN” (DUNIA PENDIDIKAN) SEBAGAI BENTUK SAJIAN FEATURE”

B. Tujuan

1. Untuk mendapatkan pengalaman dan gambaran langsung mengenai dunia kerja suatu stasiun televisi, khususnya Departement Produksi.

2. Untuk mengenal dan mengetahui tugas Produser, lalu cara merencanakan produksi acara televisi hingga memproduksi acara televisi.

3. Untuk mendapatkan deskripsi yang berguna bagi program acara tersebut dimasa mendatang sehingga dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan penyelenggaraan program acara tersebut.

4. Untuk memperoleh wawasan dan pengetahuan di bidang penyiaran pada suatu produksi acara di JOGJA TV

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Produksi Acara Televisi

Proses penyelenggaraan siaran televisi merupakan proses yang panjang dan rumit, tetapi sebaiknya harus berjalan diatas pola pikir dan tindakan yang praktis, dinamis, cepat serta berkualitas. Penyelenggaraan siaran merupakan kerja kolektif. Pengelola siaran, teknik dan administrasi harus mampu bekerja secara efektif dan efisien untuk menghasilkan output siaran yang berkualitas dan sesuai dengan norma – norma, estetika, dan etika yang berlaku. Siaran yang disajikan kepada khalayak tidak boleh monoton dan statis, karena akan menimbulkan kebosanan. Akibatnya pemirsa akan meninggalkan siaran yang disajikan dan pindah ke saluran / stasiun lain. (Wahyudi, 1994 : 1)

Acara televisi atau program televisi merupakan acara – acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi. Sebelum membentuk sebuah program acara, harus ditentukan format acara televisi tersebut terlebih dahulu. Agar dapat terbentuk sebuah program acara yang berkualitas dan dapat diterima di hati pemirsa.

(8)

karakteristik yang berbeda. Hasil produksi sebuah stasiun televisi kadang mampu mengangkat image sebuah stasiun televisi bila mampu mendapatkan rating atau audience share yang besar, bahkan bisa dijadikan jangkar untuk program – program lainnya.

Dalam produksi acara televisi dapat dibedakan menjadi 2 bentuk hasil produksi, yaitu :

1. Program acara tidak langsung

Namanya siaran tidak langsung, sehingga program acara tersebut kejadiannya sudah dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian dilakukan proses penyempurnaan baik sistem audio melalui mixing atau dubbing dan sistem video melalui proses editing, titling, chroma key, pemberian effect dan sebagainya, yang dalam TV Production di kenal dengan istilah Post Production. Karena semua hasil produksi sudah dalam bentuk jadi maka bila hendak menyiarkannya atau menyajikannya kepada pemirsa, cukup memutar rekaman dari VHS, miniDV, hardisk, ataupun media penyimpanan yang lainnya. Proses Produksi acara tidak langsung lebih mudah karena bila ada kesalahan bisa diulang dan diralat. Sedangkan hasil produksibisa dievaluasi dan diperbaiki serta dipoles terlebih dahulu sebelum ditayangkan di televisi.

2. Program acara siaran langsung

(9)

stasiun televisi itu sendiri dan siaran langsung yang berasal dari luar area stasiun televisi tersebut, baik di dalam maupun luar kota.

B. Organisasi Pelaksanaan Produksi

Pada suatu program acara televisi akan melibatkan banyak orang, seperti : pengisi acara, crew, dan fungsionalis lembaga penyelenggara. Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan lancar perlu penyusunan organisasi pelaksanaan produksi yang teratur dan serapi – rapinya. Apabila organisasi pelaksanaan produksi tidak teratur, maka akan membuat proses produksi menjadi kurang lancar dan hasil produksi pun menjadi kurang memuaskan.

Sebuah organisasi pelaksanaan produksi atau team produksi, terbagi menjadi 2 unit, yaitu unit teknis dan non teknis :

1. Yang ditermasuk unit teknis antara lain :

· Kameraman

· Petugas VTR (Video Tape Recorder)

· Penata Cahaya

· Penata Suara atau Soundman

· Penata Artistik

· Pengarah Teknis

· Switcher atau Video Mixer Operator

(10)

2. Yang termasuk dalam unit non teknis antara lain :

· Executive Produser

· Produser

· Program Director

· Floor Director

· Penulis Naskah

· Unit Manajer

· Penata Rias dan Tata Busana

· MC atau Pengisi Acara.

C. Peran Produser

(11)

PROSEDUR KERJA PRODUSER

Prosedur kerja yang akan dibahas lebih menitik beratkan pada apa yang harus dilakukan oleh department produksi atau formulir produksi apa yang harus dibuat sebagai kelengkapan sebuah produksi. Formulir yang dimaksud adalah berbagai catatan, lembaran, serta perihal surat menyurat di atas yang memungkinkan untuk produksi yang akan dilaksanakan sesuai dengan apa yang direncanakan.

1. Membuat Working Schedule.

Tugas utama produser adalah mengatur mekanisme kerja yang akan dilaksanakan pada tahap produksi sesuai waktu dan biaya yang telah ditentukan. Oleh karena itu, produser perlu membuat Working Schedule atau jadwal kerja agar pelaksanaan kerja terkoordinasi dan terkontrol dengan baik.

2. Membuat Script Breakdown Sheet.

Asisten Sutradara I dan Manajer produksi bekerja sama membuat scenario menjadi Script Breakdown, yakni dengan formulir produksi yang berisi uraian mengenai segala hal yang dibutuhkan dalam sebuah scene.

3. Membuat Script Breakdown.

(12)

4. Membuat Production Rundown.

Setelah menyelesaikan script breakdown Produser dan Sutradara I kembali memakai scene by scene yang dikelompokan sesuai dengan lokasi yang sama dan waktu yang berhubungan. Data dan informasi itu disebut rundown produksi dan digunakan sebagai data bantu untuk membuat Shooting Schedule.

5. Membuat Breakdown Budget.

Masing – masing Departement dalam produksi biasanya membutuhkan biaya. Oleh karena itu, disusunlah perincian biaya per Departement yang diajukan oleh clien masing – masing Departement dalam bentuk Breakdown Budget.

6. Merekap Budget Produksi.

Rekapan Budget Produksi disusun oleh produser atau bagian keuangan di Departement Produksi. Fungsi merekap budget produksi adalah mengetahui total biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah film atau liputan dan segera menyediakan dana tersebut.

Rekap budget diperoleh dari laporan kebutuhan masing – masing Departement secara rinci yang dicantumkan dalam breakdown budget. Pada rekapan budget produksi perincian yang dibutuhkan adalah total biaya per Departement tanpa menuliskan kembali rincian kebutuhannya.

7. Melengkapi Perizinan Produksi.

(13)

berjalan tidak ada izin pengambilan gambar di lokasi, maka waktu produksi akan menjadi terhambat.

8. Membuat Kontrak Kerja.

Kontrak kerja adalah hal yang penting karena di dalamnya sebagai ikatan kerja yang setidaknya mengatur bagaimana bekerja secara professional. Kontrak kerja memberikan gambaran job description yang akan menjadi tanggung jawab masing – masing kru produksi.

9. Memesan Logistik.

Dalam script breakdown sheet telah dikupas secara rinci kebutuhan di lapangan. Dalam data tersebut tercantum antara informasi kebutuhan mengenai perangkat produksi dan perangkat pendukungnya. Dengan demikian adalah tugas produser dibuat oleh bagian perlengkapan dan department terkait.

10. Menyiapkan Transportasi.

Transportasi berperan penting dalam sebuah produksi film. Termasuk lengkap kerjanya yaitu, menjemput artis, membawa perlengkapan produksi, mengirim hasil produksi ke laboratorium prosesing film atau tempat editing serta keperluan lain yang perlu dilakukan secara baik dengan jarak yang bisa dijangkau oleh alat transportasi.

11. Mengadakan Casting.

(14)

12. Menyiapkan Call Sheet.

Call sheet berfungsi sebagai undangan dan pemberitahuan kepada seluruh kru pelaksana produksi dari Sutradara hingga drive maupun pendukung produksi lain.

13. Melengkapi Properti dan Set.

Untuk penyewaan maupun pembelian kelengkapan produksi seperti perangkat kerja menjadi tanggung jawab tim property dan artistic yang ditangani oleh produser. (Widagdo & Gora S, 2007 : 11 - 15 )

TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PRODUSER

· Pra Produksi

1. Mengembangkan konsep gagasan 2. Membuat rencana biaya produksi. 3. Menentukan pengarah acara.

4. Mengadakan pembicaraan dengan penulis naskah.

5. Menyetujui berbagai saran dari pengarah acara, penata lampu dan penata dekorasi.

6. Memimpin dan mengkoordinasikan seluruh rencana produksi. Persiapan dan Latihan :

1. Mengawasi kegiatan produksi secara keseluruhan.

(15)

· Produksi

1. Dalam siaran langsungbila diperlukan membantu pengarah acara. 2. Dalam rekaman bekerja sama dengan pengarah acara untuk

memastikan gambar-gambar yang akan digunakan. 3. Sebagai pimpinan pelaksana produksi.

· Pasca Produksi

1. Menyetujui hasil akhir sesuai rencana yang telah ditentukan.

2. Mengadakan koordinasi dengan stasiun penyiaran untuk promosi atau publikasi. (http: //bloghendrigmail.com//)

PERAN PRODUSER

Meskipun di atas telah diuraikan secara garis besar tugas seorang produser, masih harus dijelaskan secara rinci seberapa jauh peran seorang produser.

1. Di dalam melaksanakan tugasnya seorang produser akan selalu berusaha mengembangkan program siarannya, serta akan mengawasi segala bentuk produksi sejak dari pre production meeting sampai dengan editing video tape dan sebagai seorang yang mempunyai pertanggungjawaban penuh untuk setiap unsur, baik unsur tehnik dan perekayasan, yang semuanya dituangkan kedalam bentuk produksi.

(16)

3. Tugas dan tanggung jawab atau peran seorang produser pada televisi sudah kita ketahui bersama bahwa tugas pada televisi merupakan tugas kolektif, tetapi meskipun demikian tentu dibutuhkan adanya pimpinan, yang mempunyai wewenang, tanggungjawab, dan mempunyai bakat untuk merencanakan operasional serta dengan penuh pertimbangan sebelum memutuskan sesuatu, meskipun hal ini tidak dapat ditafsirkan sebagai bertele-tele, dan itulah peran seorang produser Televisi.

4. Hal yang tidak boleh diabaikan adalah sebagai seorang produser mempunyai daya reka dan daya cipta yang tinggi, sehingga tidak berlebihan kiranya kalau sebagai seorang produser harus mempunyai jiwa “ showmanship

(17)

6. Salah satu alasan mengapa seorang produser mempunyai wewenang dan pertanggungjawaban yang penuh, semata-mata hanya karena alasan Business, sebab bagaimanapun Televisi memerlukan suatu sumber yang terus menerus atau tetapi bagi bahan acaranya dan banyak orang yang terlibat kedalam produksi acara, dan hampir setiap anggota team tadi ikut kedalam kegiatan apabila mereka mempunyai bakat yang diperlukan, kemudian meninggalkan kegiatannya apabila andilnya telah selesai.setelah itu hanya seorang produser dan kemungkinan masih ada juga beberapa anggota pelaksana masih mendampinginya sampai selesainya penyiaran dari acara yang telah dikerjakan tadi. (http: //bloghendrigmail.com//)

D. Proses Pembuatan Sebuah Program Acara

Dalam proses pembuatan produksi sebuah program acara televisi harus melewati tahapan step by step, mulai dari perencanaan hingga penayangan. Di dalam bukunya Television Production, Alan Wutzel menguraikan prosedur kerja memproduksi program siaran televisi, disebut sebagai Four Stage of Television Production. Keempat tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Pre production Planning.

2. Setup and Rehearsal. 3. Production.

(18)

Secara skematis keempat tahapan produksi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pre production Planning.

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan datang. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini. a. Penemuan Ide

Pada tahapan ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

b. Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat secara hati – hati dan teliti. c. Persiapan

(19)

2. Setup and Rehearsal.

a. Setup merupakan tahapan persiapan – persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh anggota inti bersama kerabat kerjanya. Tahap ini terjadi sejak dari mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan di dalam maupun di luar studio, sampai mempersiapkan denah untuk setting lampu, microfon maupun tata dekorasi.

b. Latihan (rehearsal) tidak saja berlaku bagi para artis pendukungnya, tetapi sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja mulai dari switcher, piñata lampu, piñata suara, floor director, kameraman sampai ke pengarah acara. Latihan ini dipimpin oleh pengarah acara.

3. Production.

Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah menjadi bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk televisi. Di dalam pelaksanaan produksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya. Hal ini terjadi karena naskah merupakan hasil penuangan idea atau gagasan.

(20)

4. Post / Pasca Production.

Pada tahapan terakhir (post production) dimaksudkan merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan, dari bahan baik yang berupa pita auditif maupun pita audio visual.

Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi : a. Melakukan editing baik suara atau gambar.

b. Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert visualisasinya. c. Pengisian narasi.

d. Pengisian sound efek dan ilustrasi.

e. Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya. (http: //bloghendrigmail.com//)

Di dalam bukunya Dasar – dasar Produksi Televisi, Fred Wibowo menguraikan bahawa pada tahap pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu :

a. Editing off line

(21)

perlu diisi dengan ilustrasi music. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.

b. Editing on line

Berdasar naskah editing atau editing script, editor mengedit hasil shoting asli. Sambungan – sambungan setiap shot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula sound asli dimasukan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut ke mixing.

c. Mixing

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah direkam, dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan musik harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling menggangu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post production udah selesai.

E. Feature

(22)

puisi, music, nyanyian, sandiwara pendek, atau fragmen. (Wibowo, 2007 : 186)

Berdasarkan definisi di atas, feature memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

1. Suatu tulisan kreatif.

2. Terikat pada dasar jurnalistik dan sastra. 3. Mengabaikan segi aktualitas.

4. Menyajikan kebenaran atau obyektifitas, meski kadang bisa subyektif. 5. Cenderung mengandung segi – segi human interest.

6. Bersifat ringan, menghibur, menyenangkan, merangsang, dan menimbulkan rasa emosional, perasaan, dan imajinasi pembaca.

Inti feature adalah unsur – unsur yang mendukung kebenaran, kekuatan imajinasi dan ketajaman penulisannya melihat sesuatu masalah yang dapat menimbulkan rangsangan rasa emosional pemirsa seperti rasa cemas, simpati, humor, hal – hal yang menyedihkan maupun yang menyenangkan. Sedangkan tujuan penggunaan feature untuk mengkomunikasikan gagasan – gagasan dan penerangan, dan dibahas secara mendalam.

Unsur – unsur yang terdapat pada sebuah feature meliputi semua unsure siaran televisi pada umumnya, seperti kata, musik, dan sound effect dengan fungsi, penempatan, dan pengolahannya sendiri.

· Unsur Kata

(23)

berperan sebagai pencerita, menjalin dan menjaga agar alur cerita tetap terpelihara. Penuturan atau narasi harus singkat dan padat, tidak bertele – tele.

· Unsur Musik

Musik mempunyai peranan yang sangat penting, sebab musik dapat menghidupkan dan mengangkat suasana, karena musik mampu membangkitkan suasana hati. Pada dasarnya, ketrampilan dalam memilih warna musik untuk produksi feature akan lebih memperkokoh suguhan cerita yang lebih menarik.

· Unsur Sound effect

Sound effect akan dapat memberikan dimensi tambahan pada siaran feature, asalkan penggunaannya setepat dan seteliti mungkin. Sebab dalam hal ini sound effect akan memperkaya peristiwa, dan membantu pemirsa membayangkan gambaran suasana yang tengah di ikuti.

Dari segi penulisan feature, penulis harus cermat, peka, terhadap apa yang ada disekitar lokasi fakta atau peristiwa, sehingga memberikan gambaran terhadap setting peristiwa yang relevan dengan realitas yang hendak disampaikan. Dalam menulis naskah feature tidak jauh beda dengan penulisan naskah – naskah berita softnews maupun hardnews.

(24)

PERANGKAI (BRIDGE)

TUBUH

lengkap penting dan menghibur juga berita yang disajikan seolah – olah selalu actual dan tidak membosankan.

Bentuk paling umum penulisan feature adalah piramida terbalik dengan beberapa perbedaan perkembangannya. Pada feature masih dibutuhkan suatu penutup tulisan atau ending.

PENUTUP

Gambar Piramida Feature

Berdasarkan gambar di atas adanya suatu penutup dibagian bawah Piramida terbalik menyebabkan gambar piramida terbalik mengalami perubahan dan perkembangan. (Praktikto, 1984 : 77)

Untuk pelaksanaan produksi feature televise diperlukan koordinasi dari kesatuan kerja produksi baik itu satuan kerja produksi siaran, fasilitas produksi operator teknik maupun teknisi. Pelaksana produksi yang bertanggung jawab terhadap pelaksana suatu program acara yaitu ; Produser, pengarah acara, technical director, lighting director, piñata suara, switcher maupun kamerawan.

(25)

Sebuah feature dapat dikatakan baik, apabila isinya menarik dan enak dibaca seperti layaknya sebuah cerpen. Oleh karena itu di dalam sebuah feature terdapat unsur – unsur pokok cerita, diantaranya :

1. Tema

2. Sudut Pandang 3. Plot

4. Karakter 5. Gaya 6. Suasana

7. Lokasi peristiwa

STRUKTUR FEATURE

1. Judul

(26)

Untuk membuat judul yang cocok dan memikat, kata – kata disusun sedemikian rupa, melibatkan wawasan, emosi dan kecerdikan penulis untuk menarik perhatian pembaca. Aspek ritme, humor, dan kreatifitas.

Dalam, feature, judul tidak perlu berupa ringkasan. Faktor subyektifitas penulisan mendorong judul feature harus memiliki sifat orisinal dalam memilih gaya dan menyusun kata – kata. Di samping itu, judul feature harus ditulis berkaitan dengan lead, tidak mesti ditulis dalam kelengkapan kalimat subyek – predikat – obyek.

2. Pembuka (Lead)

Pembuka atau lead merupakan bagian penting dalam penulisan feature. Kreatifitas banyak digali untuk membuat lead yang menarik dan dapat mengiring pembaca untuk melahap keseluruhan tulisan. Sebuah lead bisa terdiri dari hanya satu paragraph, bisa pula tersusun atas beberapa paragraph.

3. Tubuh (Body)

(27)

rupa, menciptakan jembatan yang menghubungkan satu paragraph dengan paragraph lain secra lancer, enak dibaca, dan tidak kaku.

4. Penutup (Conclusion)

Penulis memiliki peran penting. Penulis mengunci tulisan dengan conclusion atau ending yang menimbulkan kesan mendalam dan kuat dibenak pembaca, serta menumbuhkan hasrat pembaca untuk terus memakai gagasan – gagasan yang diterimanya.

FUNGSI FEATURE

1. Melengkapi sajian berita langsung (straight news).

2. Pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa yang terjadi.

3. Penghibur dan pengembangan imajinasi yang menyenagkan. 4. Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu peristiwa. 5. Sarana ekspresi yang efektif dalam mempengaruhi khalayak.

JENIS FEATURE

Wolseseley, yang dikutip Assegaf, menyebutkan adanya enam jenis feature, yaitu :

1. Feature yang bersifat insane (human interest). 2. Feature yang bersifat sejarah.

3. Feature biografi / tokoh. 4. Feature perjalanan / travelog.

(28)

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Sejarah singkat awal berdirinya JogjaTV

Berawal dari keprihatinan situasi bernegara berbangsa dan bermasyarakat yang semakin terkotak-kotak dalam lingkup yang tidak sehat. Sementara keadaan ekonomi bangsa kian terpuruk dalam suasana yang makin runyam. Pendidikan bangsa yang makin kehilangan bobot, situasi politik yang menunjukkan demokrasi yang tidak sehat. Berdasar semua itu kemudian lahirlah pemikiran bagaimana bisa mempertahankan, paling tidak, atau kalau mungkin memperbaiki situasi ini dengan menggunakan tradisi budaya. Lantaran tradisi budaya bangsa yang masih melekat di hati sanubari masyarakat Indonesia. Hanya dengan tradisi budaya saja, bangsa yang dilahirkan dari tradisi budaya yang beraneka ragam, mungkin bisa disadarkan kembali akan jati dirinya.

(29)

PT. Yogyakarta Tugu Televisi (Jogja TV) yang berlokasi di jalan Wonosari Km. 9, merupakan institusi penyiaran televisi pertama di Yogyakarta. Diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tanggal 17 September 2004. Jogja TV merupakan televisi yang memiliki tiga pilar utama, yaitu pendidikan, budaya, dan pariwisata sehingga diharapkan mampu memberikan informasi, hiburan, kontrol sosial terhadap masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Visi dan Misi Jogja TV diantaranya adalah menjadikan etalase kearifan lokal budaya Nusantara dan menjadi televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung. Sehingga dapat mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonmian, serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya. Hal tersebut tercermin dari pilihan program maupun berita yang ditayangkan oleh Jogja TV. Jogja TV yang tergabung dalam jaringan Indonesia Network. Hadir menyapa pemirsa setiap hari mulai pukul 06.00 – 24.00 WIB. Dengan menghadirkan program yang bermuatan lokal sebesar ± 80 %. Jogja TV diharapkan benar – benar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi dan hiburan dari daerahnya sendiri.

B. Deskripsi JogjaTV

(30)

Kutoarjo, Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung, dan sekitarnya. Adapun program acara unggulan Jogja TV diantaranya adalah Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Wayang, Klinong – klinong Campursari, Ketoprak, Talk Show, dan Jelajah Kampus. Beberapa prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Jogja TV adalah pemenang Iklan Layanan Masyarakat terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan, nominator peraih “Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal Terbaik”, Penghargaan dari walikota Yogyakarta untuk kategori Televisi Penyaji Berita Terbaik “Jogjaku Bersih & Hijau” Tahun 2007 dan penghargaan Bhakti Waratama dari Bupati Bantul dalam pemberitaan dalam Media Elektronik pada saat gempa 27 Mei 2006. Dengan slogan Tradisi Tiada Henti, Jogja TV hadir di tengah – tengah masyarakat sebagai salah satu pilar kekuatan yang ikut melestarikan sekaligus

C. Visi dan Misi

VISI

1. Menjadi etalase kearifan lokal budaya Nusantara.

2. Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung.

3. Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta dan alam (Tri Hita Karana).

(31)

MISI

1. Mendorong peningkatan sektor pendidikan, perekonomian serta pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya.

2. Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

3. Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman.

4. Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.

D. Logo JogjaTV Logo Jogja TV

(32)

Logo JogjaTV UHF

E. Arti Logo JogjaTV

· MOTTO

Mengembangkan Tradisi Tiada Henti

· KONSEP

(33)

sebuah inovasi di segala bidang kehidupan social, seni badaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

· DESKRIPSI

Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “Warangka” keris, yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang (tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.

Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.

· KERIS

(34)

Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan member semangat yang besar bagi masyarakat Yogyakarta.

· WARNA HIJAU

Memvisualisasikan kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman, dan nyaman dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan norma peradaban yang madani.

· WARNA KUNING

Memvisualisasikan bahwa Jogja TV mempunyai Visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta. Di mana Keraton sebagai kiblatnya.

· TULISAN JOGJA TV

Merupakan perpaduan antara jenis font Scie Field dengan Swiss 721 BdRnd BT yang mengesankan seperti tulisan Jawa. Hal ini memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.

F. Programme Composition

(35)

1. Local : 84 % 2. Local Nasional : 8 % 3. Foreign : 8 %

II.

Programme Content

1. Local : 83 %

2. Universal : 17 %

III.

Typology Programme On Jogja TV 1. Informasi : 46 %

2. News : 12 %

3. Movie : 1 % 4. Series : 1 % 5. Religious : 1 % 6. Sport : 4 % 7. Education : 2 % 8. Children : 7 %

9. Entertainment : 26 %

G. Programme Discription

Jogja TV atau PT. Tugu Yogyakarta Televisi mempunyai berbagai macam program acara on air mulai pukul 06.00 – 24.00 WIB. Di bawah ini adalah rincian berbagai macam program acara yang ditayangkan oleh Jogja TV mulai dari format acara, jenis acara, beserta diskripsi program acara.

(36)

· Pawartos Ngayogyakarta adalah sebuah tayangan berupa berita dalam bahasa Jawa.

II. Hard News

· Seputar Jogja adalah sebuah tayangan berita aktual Jogja dan sekitarnya berbahasa Indonesia.

III. Music Entertainment

· Klinong – klinong Campursari adalah sebuah program tayangan Live Campursari

IV. Traditional Entertainment

· Wayang Kulit adalah sebuah tayangan berbagai jenis wayang, seperti wayang kulit, wayang menak, maupun wayang orang dengan peraga dan dalang terkenal di Jogja dan sekitarnya.

· Ketoprak adalah tayangan drama tradisional yang mengangkat berbagai cerita, seperti cerita rakyat, babad, dan karya sastra sejarah.

V. Formal Education

· Dunia Pendidikan adalah program tayangan pendidikan, mengangkat profil sekolah, murid berprestasi, maupun keunggulan dari sekolah tersebut.

· Jelajah Kampus adalah program seputar aktivitas ilmiah, penelitian, dan program unggulan dari masing – masing

(37)

· Dialog Interaktif adalah program dialog interaktif live dengan berbagai topik bahasan dari berbagai Instansi..

VII. Travel Information

· Pesona Wisata adalah program tayangan yang menampilkan berbagai tempat wisata di daerah DIY dan sekitarnya.

H. Off Air Programme

Selain Program acara On Air, Jogja TV juga menyajikan berbagai macam program acara Off Air yang tidak kalah menarik dengan program acara On Air. Di bawah ini adalah berbagai macam program acara Off Air yang meliputi :

1. Jogja Musik Nation 2. Billyard

3. Lomba gambar mewarnai 4. Pesta Budaya

5. HUT Jogja TV ke – 4 6. Jogja Otomotif Gathering 7. Pengobatan Gratis

8. Klinong – klinong Campursari I. Data JogjaTV

1. Nama Instansi / Perusahaan : PT. Yogyakarta Tugu Televisi 2. Alamat Instansi / Perusahaan : Jl. Wonosari Km. 9 Sendangtirto,

(38)

3. Pimpinan Perusahaan : Oka Kusumayudha.

4. Komisaris Utama : KGHP Prabukusumo. S. Psi. 5. Direktur Operasional : Dewa Made, MM.

6. Manager Operasioanal : Gede Eka Susanto. 7. Tempat Kedudukan Instansi : Yogyakarta

8. Jenis Industri / Jasa : Stasiun Televisi Lokal. 9. Telephon : (0274) 451900

10. Fax : (0274) 451800 11. Marketing (Hot Line) : (0274) 7488899 12. E – mail : www.jogjatv.com

(39)

BAB IV

PELAKSANAAN MAGANG

A. Peran Produser

Produser adalah lokomotif dalam setiap Proses Produksi sebuah program acara Televisi. Seorang Produser harus memiliki kreatifitas yang tinggi dan mempunyai rasa seni yang tinggi. Peran seorang produser harus mampu membuat rancangan untuk Produksi sebuah acara, seperti menentukan tema, mengkoordinir Team Work, menyusun naskah skenario, scriptr atau rundown. Produser juga harus mengenal jenis – jenis kamera dan teknik pengoperasian kamera, karena dengan mengenal jenis – jenis kamera dan bisa mengerti pengoperasian kamera, Produser bisa menyusun Shoot List dan mengerti akan komposisi gambar yang baik, serta bisa menentukan jenis kamera yang sesuai dengan kebutuhan Produksi dan bisa mengkoordinir serta memberi intruksi kepada kameraman mengenai komposisi gambar dalam Produksi, tentang apa saja yang akan diambil dan angle – angel yang sesuai. Selain itu, Peran Produser harus bisa bekerja sama dalam team dan Produser harus akrab dengan crew yang lainnya dan tidak boleh merasa lebih tinggi dari crew dan anggota di dalam team.

(40)

pada saat setting peralatan yang meliputi setting posisi kamera, lalu setting property untuk obyek yang akan diambil, lighting, audio, VTR Operator, dll.

Pada saat Pasca Produksi Produser mengawasi atau mendampingi Editor dalam melakukan editing, namun ini tidak wajib, asalkan rundown, skenario, atau script sudah jelas dan stock shot gambar sudah diserahkan semua ke editor, maka editor bisa bekerja sendiri, namun apabila Produser tidak punya pekerjaan lainnya, ada baiknya ikut di dalam ruangan editing bersama editor untuk tahap finising.

B. Deskripsi Program Acara Dupen

(41)

kelebihan sekolah, tampilan mengenai siswa dan siswinya, serta para guru yang ada di sekolah tersebut. Dan tidak hanya sekolah aja yang diliput, tempat seperti museum pun bisa dijadikan untuk sarana pengajaran dan pendidikan.

1. Bentuk Penyajian. a. Format Acara

Acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan merupakan sebuah tayangan pendidikan yang mengangkat sebuah profil sekolah dengan bentuk sajian feature.

b. Isi / Materi Acara

Dalam acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan akan membahas tentang profil sebuah sekolah yang memiliki ciri khas tertentu. Dengan cara mengulas semua tentang seluk beluk sekolah tersebut. Mulai dari kegiatan belajar mengajar hingga kelebihan dan keunggulan dari sekolah tersebut dibandingkan dari sekolah yang lainnya.

c. Durasi dan Jam Tayang

Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan berdurasi ± 30 menit dengan jam tayang pukul 17.30 – 18.00 WIB.

d. Frekuensi Siaran

Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ditayangkan setiap satu sekali seminggu yaitu pada hari Jumat.

(42)

Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan memiliki target audience anak – anak dan orang dewasa.

· Sifat : Umum

· Jenis Kelamin : Laki – laki dan Perempuan

· Usia : - Anak – anak (5 – 17 tahun)

- Dewasa (18 – 60 tahun)

· Geografis : Surakarta DIY, dan sekitarnya

· Segmentasi : Ekonomi bawah, sedang maupun atas

f. Iklan

Dalam Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ini diselipkan dua iklan setiap kali tayang.

g. Respon Masyarakat

Program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ini sudah mendapatkan tempat di hati pemirsa, meskipun kebanyakan dari pihak yang bersangkutan.

2. Pelaksanaan Proses produksi Acara “DUPEN” atau Dunia

Pendidikan.

(43)

Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Di dalam proses produksi program acara ini, beberapa tahapan yang perlu disiapkan diantaranya :

a. Pra Produksi

Pada tahapan ini sebuah acara berawal dari sebuah idea atau gagasan bisa seseorang atau kelompok, yang diteruskan dengan proses tukar pikiran (brainstorming).

· Menentukan sekolah mana yang akan diliput.

Produser mencari informasi melalui Koran, koneksi atau marketing tentang sekolah yang akan menjadi bahan untuk liputan program acara Dunia Pendidikan.

· Menentukan jadwal Produksi.

Setelah menentukan sekolah yang akan diliput, produser mengkonfirmasi kepada sekretaris program untuk dibuatkan jadwal kapan produksi akan dilaksanakan.

· Survey Lokasi.

Sebelum produksi dilaksanakan, produser melakukan survey ke lokasi yang akan dijadikan tempat produksi. Penulis membantu produser dalam hunting lokasi sekolah mengenai apa saja yang harus diulas. Dalam survey ini, produser juga melakukan konfirmasi kepada sekolah tersebut tentang waktu dan apa saja yang diambil gambarnya untuk program acara Dunia Pendidikan.

(44)

Produser melakukan konfirmasi ke bagian teknis untuk menyiapkan peralatan berupa kamera, tripot, lighting, mixcropon, dsb. Sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditentukan.

· Membuat Camera card dan daftar pertanyaan untuk wawancara. Produser membuat camera card untuk memudahkan kamerman tentang gambar apa saja yang harus diambil saat produksi berlangsung. Penulis membantu produser menyusun daftar pertanyaan apa saja untuk wawancara pihak sekolah yang bersangkutan, seperti kepala sekolah, pendiri sekolah, guru, siswa berprestasi, dll. Di dalam menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara, diusahakan agar mendapatkan jawaban statement yaitu berupa penjelasan dari narasumber.

b. Produksi

Produksi pada prinsipnya adalah menvisualisasikan konsep naskah atau rundown agar dapat dinikmati pemirsa, dimana sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering)

(45)

kameraman dua, produser member tanggung jawab kepada penulis untik mendirect sekaligus mencari data seperti apa yang dilakukan oleh produser dalam mendirect kameraman satu.

· Setelah selesai mengambil gambar, penulis membantu produser mewawancarai narasumber untuk mendapatkan statement atau penjelasan dari sekolah tersebut dan dapat digunakan untuk tambahan dalam pembuatan naskah nantinya.

c. Pasca Produksi

Dalam program acara tidak langsung (recording), setelah tahap produksi dilakukan, maka selanjutnya dilakukan tahap Pasca Produksi sebagai tahap Finising dari proses produksi yang meliputi banyak hal.

· Mengedit hasil wawancara.

Di dalam mengedit hasil wawancara narasumber dari sekolah yang telah diliput, penulis ikut membantu produser untuk memilih gambar mana yang menjadi statement dan gambar mana yang hanya diambil informasinya saja untuk bahan membuat naskah atau script.

· Membuat naskah atau script.

(46)

· Rekaman VO

Setelah naskah selesai dibuat, produser melakukan koordinasi kepada voice over untuk rekaman narasi yang telah tertulis di dalam naskah tersebut.

· Editing

Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian atau penyempurnaan. Tahapan ini mempunyai tiga langkah utama, yaitu :

1. Editing off line.

Setelah tiga thpan di atas terpenuhi, produser akan membuat editing kasar ayang disebut editing off line sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Sesudah hasil editing off line itu dirasa pas dan memuaskan barulah dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian – bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi music. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan kepada editor untuk dibuat editing on line.

2. Editing on line.

(47)

3. Mixing.

Narasi yang sudah direkam dimasukan ke dalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan music harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh dikatakan bagian yang penting dalam post atau Pasca Production sudah selesai.

C. Kegiatan Pelaksanaan KKM

Kegiatan yang dilakukan penulis selama mengikuti Kuliah Kerja Media di Jogja TV pada periode 1 Februari sampai dengan 1 April 2010, dari minggu ke minggu, antara lain sebagai berikut :

1. Minggu Pertama (1 – 6 Februari 2010)

(48)

karena penulis tertarik dengan konsep acara tersebut dengan cara mengangkat sebuah sekolah yang mempunyai ciri khas tertentu. Kemudian mengamati program live di studio. Ikut dalam liputan live sepak bola Produta dan pada minggu pertama sudah diajak untuk ikut liputan produksi Jelajah Kampus dan Galeri mode.

2. Minggu kedua (8 – 13 Februari 2010)

Penulis mengikuti liputan produksi program acara “DUPEN”. Kali ini liputan Dunia Pendidikan meliput sebuah SMA yang terletak di daerah Bantul yaitu SMA 1 Bantul. Di dalam produksi yang diikuti penulis untuk pertama kalinya, penulis belum banyak terlibat di dalamnya,dan penulis hanya mengamati dan masih diajari oleh produser cara – cara yang harus dilakukan untuk seorang produser. Selain liputan Dunia Pendidikan, penulis juga mengikuti liputan program acara “Adiluhung” dan “Sportif” dalam minggu kedua tersebut, selain itu juga penulis mengikuti program live yang disiarkan di studio.

3. Minggu ketiga (14 – 20 Februari 2010)

(49)

juga sama mengajarkan penulis untuk menjadi produser sesuai acara yang diikuti.

4. Minggu keempat (22 – 27 Februari 2010)

Pada minggu keempat ini penulis mengikuti banyak mengikuti program live yang diadakan di studio maupun di luar studio. Penulis mengikuti program acara Adiluhung dan mengikuti liputan live Gerebeg Maulud yang diadakan di Masjid Agung. Dalam liputan live ini, penulis bertugas sebagai pencari data atau reporter. Adapun liputan Adiluhung yang tidak live, penulis juga diberi tugas oleh produser untuk membuat naskah dan mengedit steatment, awalnya semua produser yang ada di Jogja TV member tugas seperti itu dalam sebuah peliputan sebuah program acara. 5. Minggu kelima (1 – 6 Maret 2010)

Penulis diajak produser untuk melakukan survey lokasi di SMK Pelayaran Putra Samodera. Di saat survey berlangsung, produser memberi pengarahan kepada penulis apa saja yang harus dilakukan ketika survey lokasi. Mulai dari survey ruangan mana saja yang harus diambil gambarnya, hingga tata cara berbicara dengan narasumber untuk memastikan semuanya berjalan sesuai dengan prosedur. Dan selain itu penulis juga ikut membantu produser lain live di studio, produser menyuruh penulis untuk berperan sebagai Pengarah acara.

(50)

Sebelum mengikuti atau meliput program acara di Dunia Pendidikan di SMK Putra Samodera, produser menyuruh penulis untuk membuat camera card, agar memudahkan untuk kameraman dalam proses pengambilan gambar mana saja yang akan diambil. Dan dalam proses produksi berlangsung, produser juga member tanggung jawab terhadap penulis untuk menghandle kameraman yang satu untuk meliput sekolah tersebut dan mencari data untuk pembuatan naskah nantinya. Selain itu juga penulis membuat rundown untuk acara liputan “DUPEN” berikutnya yaitu di Museum Biologi.

7. Minggu ketujuh (14 – 20 Maret 2010)

(51)

line, yaitu dengan cara memilih gambar – gambar yang bagus dan cocok dengan naskah. Untuk on line-nya dikerjakan oleh editor, penulis juga mengamati saat editor mengedit program acara ini. Editor sangat teliti dalam memasukan effect, backsound, suara VO ke dalam gambar yang telah diedit. Setelah semuanya selesai barulah Program acara Dunia Pendidikan bisa ditayangkan.

8. Minggu kedelapan (22 – 27 Maret 2010)

Pada minggu kedelapan ini penulis mengikuti liputan yang telah direncanakan pada minggu lalu, yaitu melakukan liputan di Museum Biologo, sebelum melakukan liputan penulis juga diajarkan dan disuruh oleh produser untuk konfirmasi kepada pihak Museum Biologi untuk jadi mengadakan liputan. Pada liputan di Museum Biologi ini produser menyuruh penulis untuk menjadi pengarah acara. Dan setelah selesai melakukan liputan seperti biasa produser juga memberi tugas kepada penulis untuk membuat rundown dan mengedit hasil liputan yang sebelumnya sudah diajarkan. Setelah selesai menjalankan tugas yang diberikan oleh produser, barulah produser pengecek hasil yang telah penulis kerjakan.

9. Minggu kesembilan (29 Maret – 1 April 2010)

(52)
(53)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan suatu program acara televisi tidak lepas dari kerjasama dan kekompakan dari produser dan juga Team Work. Apabila ada satu atau dua orang crew yang tidak bersemangat atau tidak sungguh – sungguh, maka acara yang diproduksi akan kurang memuaskan. Setiap crew dan produser harus kompak dan saling mendukung. Dalam setiap produksi perlu persiapan yang matang, mulai dari Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi perlu dikerjakan dengan sungguh – sungguh agar hasilnya pun lebih optimal dan sesuai dengan yang diinginkan.

Kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media selama dua bulan di Jogja TV sebagai produser program dalam sebuah proses produksi acara sebagai berikut :

(54)

2. Penulis telah mengetahui Peran dan tugas seorang Produser yang berada di Jogja TV. Tiap bagian crew memiliki tugas dan tanggung jawab masing – masing.

3. Dalam program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan ternyata bisa disajikan dalam bentuk format Feature yang menampilkan beberapa profil sekolah mulai dari TK sampai dengan SMA.

4. Membuat sebuah program acara tidak hanya sekedar membuat membuat tayangan yang dapat di lihat audience, tetapi juga harus memperhatikan kualitas, manfaat dan daya tarik untuk pemirsa untuk dapat menikmati acara tersebut.

5. Penulis telah memperoleh pengetahuan tentang proses pelaksanaan program acara Dunia Pendidikan di Jogja TV dari perencanaan hingga proses penayangan.

6. Penulis telah dapat menerapkan teori broadcasting yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, dalam praktek profesi pada dunia kerja nyata. Khususnya proses pelaksanaan program acara “DUPEN” atau Dunia Pendidikan di Jogja TV.

B. Saran

(55)

jarak, membuat karyawan senang untuk bekerja. Namun di sini penulis juga ingin memberikan beberapa saran demi peningkatan eksistensi produksi acara, yaitu sebagai berikut :

· Saran untuk Jogja TV

1. Jogja TV hendaknya lebih selektif dan kreatif lagi dalam membuat dan menayangkan program acara unggulan, menampilkan acara yang menarik perhatian pemirsa.

2. Diperlukan penambahan SDM khususnya SDM Produser yang professional peliputan dan penyajian sebuah program acara, sehingga program acara yang disajikan dapat diterima pemirsa dengan baik. 3. Dalam Program acara ”DUPEN” hendaknya juga meliput sebuah

Perguruan Tinggi dan tidak hanya meliput sebuah sekolah TK sampai SMA saja, agar terlihat lebih bervariatif.

4. Seorang Produser dalam membuat sebuah program acara hendaknya memperhatikan manfaat dan kualitas acara tersebut agar dapat menarik perhatian pemirsa.

· Saran untuk Lembaga Pendidikan

(56)

2. Memperbaiki dan menambah fasilitas yang diperlukan untuk program keahlian broadcasting seperti laboratorium radio dan ruang editing sehingga dapat mendukung tercapainya proses belajar yang lebih baik. 3. Meningkatkan proses mutu pendidikan yang telah ada, bukan berarti

mutu pendidikan sekarang ini buruk, namun perlu diadakan peningkatan agar lebih mampu bersaing dengan yang lain.

(57)

DAFTAR PUSTAKA

BM, Mursito. 1999. Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita.

Solo : SPIKOM (Studi Pemberdayaan Komunikasi).

M. Bayu & Winastawan. 2007. Bikin Film Indie itu Mudah. Yogyakarta : Penerbit Andy kerjasama Deli Publising

Morissan. 2008. Manajement Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta : Kencana

Pratikto, Riyono. 1984. Kreatif Menulis Feature. Bandung : Penerbit Alumni.

Wahyudi, JB. 1994. Dasar – dasar Management Penyiaran. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wibowo, Fred. 2007. Dasar – dasar Produksi Program Televisi. Jakarta : Grasindo.

Situs Internet :

(http :

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Peneliti, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam mendapatkan pengalaman penelitian mengenai tingkat kebugaran jasmani, kecerdasan intelektual (IQ), dan

Dengan Metode ini kita dapat mengetahui Dengan Penggunaan Google Custom Search, Yufid.com bisa membantu mengatasi salah satu persoalan yang lumayan berat dan beresiko,

Dan dari pengaruh positif terbesar terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda Beat di Kecamatan Medan Tembung adalah pada variabel desain (X3) hal ini ditunjukkan

• Program jangka pendek, yaitu kumpulan dari proyek yang harus dikerjakan dan/atau diselesaikan dalam satu hingga dua tahun ke depan;.. • Program jangka menengah, yaitu

Diameter koloni Staphylococcus sp dan c\'treptococcus sp yang diberi asap rokok sec.ara acak dibandingkan dengan yang tidak.. Sesudah itu, koloni dipindah tanamkan ke medium yang

Diyana, 2014, Pelaksanaan Kebijakan Ruang Terbuka Hijau di Kota Pekanbaru Setelah Berlakunya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang juncto Peraturan

Menekan dampak negatif yang ditimbulkan kepada lingkungan hidup dengan melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dalam pembangunan dan pemanfaatan Pondok.. Wisata

MEKANISME PELAKSANAAN INTELIJEN KEJAKSAAN DALAM MENGUNGKAP TINDAK PIDANA KORUPSI DI KOTA YOGYAKARTAi.