1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur dari organisasi dan
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan organisasi. Dalam rangka
pencapaian tujuan tersebut, sumber daya selalu dituntut untuk mampu
meningkatkan produktivitas kerjanya demi kelangsungan dan peningkatan
kinerja, pendapatan dan keuntungan perusahaan. Organisasi adalah suatu
sistem dimana setiap komponen merupakan sub sistem yang memiliki
kekayaan sistem bagi dirinya. Terdapat hubungan yang erat antara kinerja
perseorangan dengan kinerja organisasi. Dengan kata lain apabila kinerja
pegawai baik maka kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik.
Bila dalam suatu perusahaan dengan banyak pegawai mengalami
gangguan produktivitas dan kesehatan, maka kinerja perusahaan dapat
terganggu. Pegawai yang mengalami ketidakpuasan kerja akan merasa
pekerjaannya merupakan suatu beban yang harus dikerjakan. Keadaan
terbebani mendasari suatu keterpaksaan dalam bekerja, sehingga pekerjaan
yang dikerjakan tidak memberikan hasil maksimal, sesuai dengan harapan dan
tujuan dari perusahaan. Mengusahakan apa yang disebut kepuasan kerja
dalam Khairiyah, dkk (2013). Peningkatan kinerja pegawai akan membawa
kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan
lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk
meningkatkan kinerja pegawai merupakan tantangan manajemen yang paling
serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada
didalamnya (Erza, 2012) dalam Khairiyah, dkk (2013).
Kinerja menurut Mangkunegara (2005: 67) dalam Utomo (2010)
“Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya”. Kinerja merupakan suatu fungsi dari
motivasi dan kemampuan. Kinerja karyawan merupakan hal yang sangat
penting dalam upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya. Agar kinerja
karyawan selalu konsisten maka setidak-tidaknya organisasi selalu
memperhatikan kepemimpinan, motivasi kerja dan kepuasan kerja.
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan merupakan hasil
kinerja karyawan yang baik. Kinerja karyawan meliputi kualitas dan kuantitas
output serta keandalan dalam bekerja. Setiap perusahaan menuntut kinerja
yang baik terhadap karyawan terutama perusahaan yang berhubungan dengan
pelayanan masyarakat agar menjadi perusahaan yang kompetitif sesuai dengan
harapan kebutuhan masyarakat. Untuk mencapai keadaan dan tuntutan maka
kinerja karyawan yang belum optimal supaya mau bekerja lebih giat dan
antusias mencapai hasil.
Pencapaian tujuan organisasi banyak aspek yang menjadi penting
dalam pemenuhannya, diantaranya adalah unsur kepemimpinan atau
pemimpin. Pegawai atau karyawan yang ada jika tidak dikelola dengan baik
maka tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu
pemimpin harus mampu mengelola Sumber Daya Manusia dan setiap
pemimpin mempunyai metode memimpin dalam mencapai tujuan organisasi.
Rivai dan Mulyadi (2011: 2) dalam Salutondok, dkk (2015), menyatakan
bahwa kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi interprestasi mengenai peristiwa-peristiwa para
pengikutnya, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran,
memelihara hubungan kerja sama dan kerja kelompok, perolehan dukungan
dan kerja sama dari orang-orang di luar kelompok atau organisasi.
Satulondok, dkk (2015) menyatakan bahwa kepemimpinan juga
dikatakan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok. Jadi
dasarnya kepemimpinan merupakan cara seorang pemimpin mempengaruhi
bawahannya agar mau bekerja sama dan bekerja efektif sesuai aturan bekerja.
Selain kepemimpinan dari seorang pemimpin untuk memberikan arahan
kepada bawahan, hal penting lainnya adalah motivasi yang menjadi pendorong
dan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Organisasi bukan saja
mengharapkan pegawai mampu, cakap dan terampil, tetapi yang terpenting
mereka mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai hasil kerja yang
maksimal.
Tidak hanya faktor kepemimpinan saja yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan guna meningkatkan kinerja karyawan, akan tetapi perusahaan juga
harus memperhatikan faktor motivasi. Kurangnya motivasi kerja dari
karyawan dan pimpinan perusahaan akan menghambat kinerja pegawai dan
juga membuat suasana kerja tidak kondusif. Motivasi dapat mendorong
pegwai bekerja dengan tekun, serta disiplin dalam bekerja sehingga dapat
tercapai tujuan perusahaan yaitu menciptakan suasana kondusif terhadap
lingkungan kerja perusahaan.
Murty dan Hudiwinarsih (2012) dalam Damayanti, dkk (2013)
menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian dorongan-dorongan individu
untuk bertindak yang menyebabkan orang tersebut berperilaku dengan cara
tertentu yang mengarah pada tujuan. Setiap pegawai belum tentu bersedia
mengerahkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal, sehinggamasih
diperlukan adanya pendorong dari pihak luar. Untuk itu agar bisa
menumbuhkan motivasi kerja dalam suatu organisasi dibutuhkan suatu
komunikasi yang intensif antara karyawan dengan pimpinan maupun antar
sesama pegawai.
Terdapat beberapa teori motivasi yang menunjuk pada kebutuhan yang
Teori Maslow (Wahjono, 2008) dalam Damayanti, dkk (2013) mengemukakan
bahwa manusia dimotivasi oleh keinginan untuk memuaskan sejumlah
kebutuhan yang ada. Teori kebutuhan manusia dapat disusun dalam hierarki 5
kebutuhan, dari kebutuhan yang terendah sampai kebutuhan tertinggi.
Adapun tingkatan kebutuhan tersebut sebagai berikut: (1) Kebutuhan
fisio-logis. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling
dasar merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum,
perumahan, tidur, dan sebagainya; (2) Kebutuhan rasa aman, yang
mengandung arti bahwa kebutuhan akan rasa aman dalam melaksanakan suatu
pekerjaan dan merupakan harapan mendapat perlindungan terhadap bahaya,
ancaman, perampasan dan atau juga proteksi terhadap harta kekayaan,
kedudukan dan sebagainya; (3) Kebutuhan sosial. Kebutuhan ini meliputi
penerimaan oleh teman sekerja, kebutuhan akan cinta kasih, rasa memiliki,
dan berhubungan dengan lingkungan; (4) Kebutuhan penghargaan. Kebutuhan
ini meliputi keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasinya, pengakuan
atas kemampuan dan keahliannya, kebebasan, kemerdekaan, kebutuhan akan
status, appresiasi; (5) Kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri berkaitan
dengan pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.
Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang
dimiliki oleh seseorang.
Hasibuan (2003: 203) dalam Utomo (2010) menyatakan bahwa
kepuasan kerja adalah suatu keadaan karyawan merasa puas terhadap
kepuasan dapat diperoleh dari pekerjaannya karena kepuasan kerja merupakan
kunci dalam mendukung tujuan perusahaan. Sulistyani et al. (2003: 190)
dalam Utomo (2010) menyebutkan bahwa kepuasan pegawai secara subyektif
berasal dari kesimpulan yang berdasarkan pada perbandingan antara apa yang
diterima pegawai dibandingkan dengan apa yang diharapkan dan diinginkan.
Kepuasan kerja juga mempunyai arti penting untuk aktualisasi diri
karyawan. Karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja tidak akan
mencapai kematangan psikologis. Karyawan yang mendapatkan kepuasan
kerja yang baik biasanya mempunyai catatan kehadiran, perputaran kerja dan
prestasi kerja yang baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak
mendapatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja memiliki arti yang sangat
penting untuk memberikan situasi yang kondusif dilingkungan perusahaan.
Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati
dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan,
perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang
lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih
mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu
penting.
Tinggi atau rendahnya motivasi dan kepuasan kerja karyawan pada
suatu perusahaan juga tergantung dari peranan pemimpin dalam perusahaan
tersebut, kepemimpinan yang baik merupakan kunci dalam manajemen yang
mempunyai peran penting dan strategis dalam kelangsungan hidup suatu
mengorganisasikan, menggerakkan serta bersikap adil kepada seluruh
karyawannya sehingga karyawan merasa puas dengan pekerjaannya yang pada
akhirnya mereka dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.
Penelitin ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya
yang dilakukan Utomo (2010), sedangkan yang membedakan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya adalah mengambil tempat penelitian yang
berbeda yaitu pada RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri dan
menambah variabel independen yaitu gaya kepemimpinan dari penelitian
Shimko (2012).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul sebagai berikut :
“PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi pada RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI)”.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja pegawai RSUD
dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri?
2. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri?
3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai RSUD dr.
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
1. Untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
2. Untuk menguji pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai RSUD
dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
3. Untuk menguji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai RSUD
dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
1.4Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, manfaat yang diharapkan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan seberapa
jauh pengaruh kepemimpinan, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
2. Bagi instansi yang terkait
Agar dijadikan evaluasi tentang determinasi hubungan kepemimpinan,
motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso Wonogiri.
3. Bagi akademisi
Penulis berharap penelitian ini dapat berguna sebagai acuan bagi
1.5Sistematika Penulisan
Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian, maka penulis
menyajikan susunan penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas secara garis besar mengenai latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tinjauan pustaka yang dilanjutkan
dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan
pengembangan hipotesis.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang desain penelitian, populasi dan
sampel, jenis data dan sumber data, metode pengumpulan
data, definisi operasional variabel dan pengukurannya serta
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini di bahas mengenai data yang digunakan,
pengolahan data tersebut dengan alat analisis yang
diperlukan dan pembahasan atas hasil analisis data.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini menyajikan simpulan dari hasil penelitian,