• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD SEKELURAHAN Pengaruh Pola Asuh Single Parent Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Sekelurahan Gunungtumpeng Tahun 2014/ 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD SEKELURAHAN Pengaruh Pola Asuh Single Parent Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas Tinggi Di Sd Sekelurahan Gunungtumpeng Tahun 2014/ 2015."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD SEKELURAHAN

GUNUNGTUMPENG TAHUN 2014/ 2015

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Sarjana S-1

Disusun Oleh :

ATUT ARIFA RAMADHANI A510110147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

ABSTRAK

PENGARUH POLA ASUH SINGLE PARENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI DI SD SEKELURAHAN

GUNUNGTUMPENG TAHUN 2014/ 2015

Atut Arifa Ramadhani, A510110147, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun 2014/ 2015. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas tinggi yang berasal dari SD Negeri 01 Gunungtumpeng, SD Negeri 02 Gunungtumpeng dan SD Negeri 03 Gunungtumpeng yang berasal dari keluarga single parent. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi sederhana dan uji t dengan didahului uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Berdasarkan hasil analisis data regresi sederhana diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,034 yang menunjukkan bahwa variabel pola asuh single parent berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 3,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan hasil perhitungan uji t dengan taraf signifikansi sebesar 5% diperoleh t hitung < t tabel yakni - 0,791 < 2,4334. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada pengaruh pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng Tahun 2014/ 2015.

(4)

A. Pendahuluan

Diera globalisasi seperti sekarang ini pendidikan menjadi suatu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua manusia. Tuntutan akan sumberdaya manusia yang unggul merupakan hal penting untuk menghadapi tantangan global. Di Negara berkembang seperti Indonesia pemerintah terus melakukan perbaikan terutama dalam sistem pendidikan nasional. Menurut M. Jumali (2010: 92) sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait, terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan. Agar tercapai sistem pendidikan yang bagus dibutuhkan peran semua pihak untuk mendukung sistem pendidikan nasional. Pendidikan menjadi salah satu bidang yang harus dikembangkan sehingga dapat mencetak sumber daya manusia unggul dan memiliki ahklak mulia. Menurut Moh. Shochib (1998:2) pendidikan umum dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Lingkungan keluarga memiliki peran penting dalam mendukung pendidikan. Kehidupan keluarga yang “sehat ” akan mampu menyesuaikan diri tehadap tuntutan zaman, namun sekaligus dapat bertahan terhadap berbagai pengaruh negatif yang datang dari masyarakat diluar dari kehidupan keluarga (Cony R Semiawan, 2002: 23). Dengan demikian keluarga menjadi salah satu lembaga yang mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pencapaian tujuan pendidikan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung kemajuan dalam pendidikan adalah pemberian motivasi terhadap siswa. Dengan pemberian motivasi belajar dari berbagai pihak diharapkan siswa memiliki semangat dalam belajar sehingga diperoleh hasil yang memuaskan. Salah satu pihak yang memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi belajar anak adalah keluarga.

(5)

Orang tua memiliki amanah dan tanggung jawab dalam mendidik anak. Pola asuh baik dan dukungan dari orang tua diperlukan anak dalam meningkatkan motivasi belajar.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada hari sabtu tanggal 11 Oktober 2014 dengan guru yang mengajar kelas tinggi di SD Negeri 1 Gunungtumpeng, SD Negeri 2 Gunungtumpeng dan SD Negeri 3 Gunungtumpeng, motivasi belajar siswa yang diperoleh dalam mengikuti pelajaran kurang namun demikian tidak semua siswa tidak memiliki motivasi belajar yang kurang ada beberapa siswa yang hasil belajar maksimal. Motivasi belajar yang kurang maksimal kebanyakan dialami oleh siswa yang berasal dari keluarga singgle parent. Hal tersebut dikarenakan orang tua yang terlalu sibuk sehingga perhatian yang didapatkan oleh anak sangat kurang, terutama dalam hal memotivasi anak pada saat belajar di rumah. Pada saat proses pembelajaran siswa tersebut kurang aktif dan tidak semangat dalam mengikuti pelajaran. Sehingga motivasi belajar untuk beberapa siswa harus ditingkatkan.

Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan, diperlukan suatu cara untuk lebih meningkatkan motivasi belajar pada siswa. Berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya dengan memberikan bimbingan baik di sekolah maupun di rumah. Bimbingan di sekolah dapat dilakukan guru dengan memberikan dorongan berupa nasihat kepada siswa agar termotivasi untuk belajar. Selain dukungan dari pihak sekolah keluarga juga memilki peran yang tidak kalah penting. Perhatian dari orang tua sangat dibutuhkan untuk memotivasi belajar siswa. Terutama pada anak dari keluarga single parent perhatian dan pengawasan orangtua sangat diperlukan untuk menunjang motivasi belajar siswa.

(6)

B. Metode Penelitian

Penelitian ialah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas- batas ketidaktahuan manusia (Riduwan, 2013: 42). Penelitian dapat dibagi dalam beberapa kategori. Menurut Sugiyono (2013:13) menurut jenis dan analisis datanya penelitian terbagi menjadi metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. . Penelitian kuantitatif menekankan analisis data numerical (angka) yang diolah dengan teknik data statistik (Syaifuddin Azwar dalam Rubino Rubiyanto, 2013: 53). Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 2006:11) yang menyatakan bahwa Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan datanya, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

Penelitian ini dilakukan dengan sengaja untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu kebiasaan pola asuh orang tua sebagai variabel bebas (X) dan motivasi belajar sebagai variabel terikat (Y).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SD Se Kelurahan Gunungtumpeng khususnya pada kelas tinggi. Populasi dalam penelitian ini meliputi siswa kelas tinggi yang berasal dari SD Negeri 01 Gunungtumpeng, SD Negeri 02 Gunungtumpeng dan SD Negeri 03 Gunungtumpeng yang berasal dari keluarga single parent.

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pola asuh single parent, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar

siswa. Teknik pengumpulan data pokok dalam penelitian ini adalah kuisioner atau angket sedangkan teknik pengumpulan data bantu menggunakan dokumentasi dan wawancara.

(7)

Dokumentasi dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis (Suharsimi Arikunto (2006:158). Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang orang tua dan siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng.

Wawancara adalah pengadministrasian angket secara lisan dan langsung (Hamid Darmadi, 2011:158). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face). Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan orang tua siswa dan guru kelas yang berkenaan dengan pola asuh dan motivasi belajar.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan uji t, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dengan metode Lilliefors dan uji linieritas.

Sebelum pengujian hipotesis, data yang digunakan harus dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan linieritas.

1. Uji Normalitas

(8)

Tabel 4.4 Rangkuman Uji Normalitas Angket Subyek Variabel N Mean Standart

Deviasi L hitung

L tabel

Ket

SDN 01

Gunungtumpeng,

SDN 02

Gunungtumpeng, dan SDN 03 Gunungtumpeng

Pola Asuh Single

Parent 20

89 4,25 0,09 0,195 Normal

Motivasi Belajar Siswa

88,55 3,17 0,18 0,195 Normal

(Data Diolah 2014 )

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa :

a. Lhitung untuk angket pola asuh single parent pada siswa kelas tinggi SD

N 01 Gunungtumpeng, SD N 02 Gunungtumpeng, dan SD N 03 Gunungtumpeng adalah 0,09 sedangkan Ltabel yang memiliki n 20

adalah 0,19. Suatu data penelitian dapat dikatakan normal apabila Lhitung ˂ Ltabel , sehingga data nilai angket pola asuh single parent

dalam penelitian ini berdistribusi normal.

b. Lhitung untuk angket motivasi belajar pada siswa kelas tinggi SD N 01

Gunungtumpeng, SD N 02 Gunungtumpeng, dan SD N 03 Gunungtumpeng adalah 0,18 sedangkan Ltabel yang memiliki n 20

adalah 0,19. Suatu data penelitian dapat dikatakan normal apabila Lhitung < Ltabel , sehingga data nilai angketmotivasi belajar siswa dalam

(9)

2. Uji Linieritas

[image:9.595.153.529.238.313.2]

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linieritas hubungan antara veriabel bebas dan variabel terikat. Data dapat dikatakan linier apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Linieritas Variabel yang

diukur

N Harga F kesimpulan

Fhitung Ftabel

XY 20 0,53 2,168 Linier

(Data Diolah 2014 )

Dari uji linieritas pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa Fhitung sebesar 0,53. Harga dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf

signifikasi 5% menjadi 0,53 > 0,05 , maka regresi antara pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa merupakan hubungan linier atau

berupa garis lurus. Artinya semakin baik pola asuh single parent semakin baik motivasi belajar siswa.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

(10)

Hasil Analisis Regresi Sederhana dan Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 100,710 15,381 6,548 0,000 angketPolaasuh

-0,137 0,173 -0,183

-0,791 0,439 a. Dependent Variable: angket Motivasi

Belajar

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut: Y = 100,71 + -0,137 X. Adapun interpretasi dari persamaan regresi tersebut adalah:

a. a =100,71, berarti bahwa jika pola asuh single parent dianggap 0 atau tidak ada, maka motivasi belajar siswa hanya sebesar 100,71.

[image:10.595.148.528.143.331.2]

b. b = -0,137, berarti jika skor pola asuh single parent meningkat satu poin maka motivasi belajar siswa akan meningkat sebesat -0,137 (dengan asumsi variabel pola asuh single parent dianggap konstan) Selain itu, berdasarkan Tabel diatas hasil uji hipotesis (uji t) pada tabel ke lima dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. H0 : b = 0 , artinya tidak ada pengaruh pola asuh single parent

(11)

2. H1: b ≠ 0 , artinya ada pengaruh pola asuh single parent terhadap

motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun 2014/2015.

3. Hipotesis statistik H0 : µ A = µB

H1 : µA µB

4. t hitung = - 0,791

t tabel = 2,4334

5. Statistik uji

2 n n 1)S (n 1)S (n S dengan n 1 n 1 S Χ Χ t 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1

6. Daerah kritik

DK = t hitung - 0,791 < t tabel 2,4334

7. Keputusan uji H0 diterima

Artinya tidak ada pengaruh pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun 2014/2015.

Dari keseluruhan analisis data menunjukkan bahwa hipotesis pada taraf signifikansi 5% bahwa hipotesis ditolak sehingga tidak ada pengaruh pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun 2014/2015. Pada taraf signifikasi 5% diperoleh thitung = - 0,791, sedangkan ttabel = 2,4334.. Jadi thitung˂ ttabel yang

artinya thitung tidak signifikan.

(12)

SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun 2014/2015” ditolak kebenarannya. Data hasil dari analisis data diperoleh nilai determinasi (R2) sebesar 0,034 yang menunjukkan bahwa variabel kebiasaan pola asuh single parent berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 3,4%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

Hal ini sependapat dengan Manurung (1995: 53) yang menyatakan bahwa terdapat “beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pola pengasuhan orang tua yaitu latar belakang pola pengasuhan orang tua, tingkat pendidikan orang tua, status ekonomi serta pekerjaan orang tua”.

Hamdani Hamid (2013:176) menambahkan beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi kecerdasan dan emosional anak di antaranya: terlalu sibuk bekerja sehingga kurang komunikasi dengan anak, kurang memberikan kasih sayang, selalu mengukur rasa cinta kepada anak dengan materi, selalu bertengkar di depan anak, gagal menjalankan rumah tangganya dengan perceraian, membiarkan kawan-kawanya tanpa aturan bermain di dalam rumah, tidak beribadah dan terakhir menjadi penjahat, koruptor, dan sindrom terhadap kekuasaan

Dengan ditolaknya hipotesis yang diajukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa kebiasaan pola asuh single parent tidak berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng tahun pelajaran 2014/2015. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:67) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu:

1. Cita-cita atau Aspirasi Siswa

(13)

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, dan fantasi. Siswa yang memiliki kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam belajar.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis. Misalnya anak yang sedang sakit maka ia tidak memiliki motivasi untuk belajar karena kondisi yang sedang dirasakan siswa tidak nyaman sehingga motivasi yang ada dalam diri siswa tersebut berkurang atau bahkan tidak ada. 4. Kondisi Lingkungan Siswa

Kondisi lingkungan memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar. Kondisi fisik berasal dari luar diri siswa. Motivasi belajar siswa dipengaruhi tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Penciptaan tiga lingkungan kondusif tersebut membuat siswa memiliki motivasi dalam belajar.

(14)

D. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dengan taraf signifikansi sebesar 5%, dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tidak terdapat pengaruh kebiasaan pola asuh single parent terhadap motivasi belajar siswa kelas tinggi di SD sekelurahan Gunungtumpeng Tahun 2014/ 2015. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan dimana t hitung tidak berada di daerah kritik sebesar -0,791 dan t table sebesar 2,4334. Maka HA

ditolak dan H0 diterima.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Conny, R Semiawan. 2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta: Tema Baru

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Jumali, M. 2010. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press

Manurung. 1995. Manajemen Keluarga. Bandung: Indonesia Publishing House Rubianto, Rubino. 2013. Penelitian Pendidikan. Surakarta: BP- FKIP UMS

Sabari Y, Hadi. 2010. Metodologi Penelitian: Wilayah Kontenporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Shochib, Moh. 1998. Pola Asuh Orang Tua. Jakarta: Rineka Cipta

Gambar

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Linieritas
tabel ke lima  dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya hasil sintesis silika gel dari bagasse tebu tersebut akan digunakan sebagai uji pendahuluan dalam pembuatan pupuk SRF sehingga akan dicari optimasi adsorpsi

Aker Solution 140122-000018 Jakarta Selatan Rennyarto Chandra merlina.gumulya@akersolutions.com 3.04.01 Alat/Peralatan/Suku Cadang Pemboran dan Penyekat 3.04.06 Pipa katup,

INOVASI PRODUK KUE TRADISIONAL ALI AGREM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR TEPUNG UBI UNGU.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cirebon perbaikan kapal dan alat apung lainnya serta sarana lepas

[r]

Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data,..

status fungsional yang lebih rendah juga lebih tinggi risiko infeksi dengan penggunaan steroid. Menentukan adanya infeksi pada pasien yang memakai glukokortikoid

pasien risiko tinggi, dengan pilihan adalah IFNα dengan dosis sama seperti pada pasien ET tidak hamil. Pemeriksaan rutin selama kehamilan