P E N G A R U H P E M B E L A J A R A N B E R B A S I S P R O Y E K TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
SISWA PADA MAT ERI SEL DI KELAS XI I PA SMA SWAST A S ANTA MARI A MEDAN
TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Oleh:
Lambertha L. R. Gultom NIM 4103141033
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan kasih karunia-Nya yang telah memberi hikmat, kekuatan dan kesehatan
kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Sel di Kelas XI IPA
SMA Santa Maria Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi dari Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.
Tumiur Gultom, SP, MP selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan waktu, bimbingan dan saran-saran dalam penulisan skripsi ini, Bapak
Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Ibu Dra. Mariaty Sipayung, M.Si, Ibu
Dra. Hj. Cicik Suriani, M.Si, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Khairiza Lubis, S.Si, M.Sc sebagai
Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Biologi FMIPA UNIMED yang telah
membantu penulis khususnya Bapak Hasugian dan Ibu Riche. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Dasman Sirait sebagai Kepala
Sekolah, Bapak K. Tarigan sebagai guru biologi serta staf pegawai dan seluruh
guru di SMA Santa Maria Medan yang telah membantu penulis selama
mengadakan penelitian.
Ucapan Terima Kasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda Torus
Gultom dan Ibunda Ristani Fransiska Situmorang yang selalu mendukung penulis
vi
pada adik-adik penulis yaitu Nova, Asti, Fani, Erika, Riris dan Botikosmas
Gultom, juga kepada teman – teman penulis di Kelas B Pendidikan Biologi
khususnya Ellinora, Siska, Geti, Amelia, Rianti, Morita, Fida, Marina, dan Nancy,
serta saudara-saudara penulis di Paduan Suara El Senyor khususnya Yessi, Artha,
Edward, Kak Triana, Kak Novia, Bang Bobel, dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam pengembangan dan kemajuan ilmu pendidikan.
Medan, September 2014
Penulis,
Lambertha L. R. Gultom
iii
PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA MATERISEL
DI KELAS XI IPA SMA SANTA MARIA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015
Lambertha L. R. Gultom (NIM. 4103141033)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa kelas XI IPA di SMA Santa Maria Medan pada tahun pembelajaran 2014/2015 pada materi sel. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah kelas XI IPA1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA2 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran berbasis proyek sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dilihat dari kemampuan siswa menjawab soal-soal level tinggi (C4, C5, dan C6) yang diberikan pada akhir pembelajaran (test). Berdasarkan hasil post-test, rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 79,3 dan kelas kontrol 73,33. Hasil uji perbedaan rata-rata nilai post-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol dibuktikan dengan perolehan thitung (3,21) > ttabel (1,4215). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam hal menjawab soal-soal level tinggi.
vii
2.1.3. Proses Kognitif Berdasarkan Taksonomi Bloom 8 2.1.4. Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) 9
2.2. Model Pembelajaran 11
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran 11
2.2.2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek 12 2.2.3. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Proyek 14 2.2.4. Langkah Pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek 17
2.2.5. Model Pembelajaran Langsung 19
2.3. Analisis Materi Sel 19
2.4. Kerangka Konseptual 24
2.5. Hipotesis 25
BAB III METODE PENELITIAN 26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 26
3.2. Populasi dan Sampel 26
3.2.1. Populasi 26
viii
3.3. Variabel dan Desain Penelitian 26
3.4. Prosedur Penelitian 27
3.5. Instrumen Pengumpulan Data 28
3.6. Kisi-kisi Instrumen Kognitif 28
3.7. Uji Instrumen Penelitian 29
3.7.1. Validitas Tes 29
3.7.2. Reliabilitas Tes 29
3.7.3. Tingkat Kesukaran Soal 30
3.7.4.Daya Pembeda Soal 31
3.8. Teknik Analisis Data 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36
4.1. Analisis Data Instrumen 36
4.1.1. Validitas Tes 36
4.1.2. Realibilitas Tes 36
4.1.3. Taraf Kesukaran Tes 36
4.1.4. Daya Pembeda Soal 36
4.2. Hasil Penelitian 37
4.2.1. Deskripsi Data Penelitian 37
4.2.2. Data Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest 37
4.2.3. Uji Normalitas Data 38
4.2.4. Uji Homogenitas 39
4.3. Data Hasil Pengerjaan Proyek dan Produk di Kelas Eksperimen 39
4.4. Pengujian Hipotesis 40
4.5. Pembahasan 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 44
5.1. Kesimpulan 44
5.2. Saran 44
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus 49
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol 52
Lampiran 3. RPP Kelas Eksperimen 58
Lampiran 4. Lembar Proyek Siswa 68
Lampiran 5. Instrumen Penilaian Sikap 72
Lampiran 6. Format Penilaian Proyek 75
Lampiran 7. Format Penilaian Produk 76
Lampiran 8. Data Penilaian Proyek dan Produk 77
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Kognitif 78
Lampiran 10. Kunci Jawaban Tes Kognitif 84
Lampiran 11. Perhitungan Validitas Tes 88
Lampiran 12. Perhitungan Reliabilitas Tes 91
Lampiran 13. Perhitungan Taraf Kesukaran Tes 92
Lampiran 14. Perhitungan Daya Pembeda Tes 94
Lampiran 15. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Varians 96
Lampiran 16. Data Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek 98
Lampiran 17. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol 100
Lampiran 18. Uji Normalitas Data Penelitian 101
Lampiran 19. Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretest Dan Posttest 104
Lampiran 20. Perhitungan Uji Hipotesis 107
Lampiran 21. Tabel Perhitungan Validitas Tes 110
Lampiran 22. Tabel Perhitungan Reliabilitas Tes 111
Lampiran 23. Daftar Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 112
Lampiran 24. Tabel Harga Kritis dari r Product Moment 113
Lampiran 25. Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t 114
Lampiran 26. Tabel Nilai-nilai Distribusi f 115
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah hal yang tidak
dapat ditawar lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa
Indonesia. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan anak-anak Indonesia,
Pemerintah mengikuti program yang diadakan oleh Programme for International
Student Assessment (PISA). Studi PISA tahun 2012 ini adalah mengukur
kecakapan anak-anak usia 15 tahun dalam mengimplementasikan
masalah-masalah di kehidupan nyata melalui tes 3 mata pelajaran yaitu matematika, sains
dan membaca. Berdasarkan studi PISA tersebut menyatakan bahwa kemampuan
anak Indonesia usia 15 tahun di bidang matematika, sains dan membaca
dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia masih rendah. Hasil PISA 2012,
Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes
(Education GPS, 2012).
Hal tersebut menjadi gambaran rendahnya pemahaman konsep, penalaran
dan pemecahan masalah siswa-siswa di Indonesia sekaligus sebagai cerminan
untuk melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap mutu pendidikan . Hal ini
dimulai dengan mengoreksi proses pembelajaran di sekolah.
Proses pembelajaran di sekolah pada umumnya bersifat konvensional.
Pembelajaran konvensional bercirikan: berpusat pada guru, guru menjelaskan
materi melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa pasif, pertanyaan dari
siswa jarang muncul, berorientasi pada satu jawaban yang benar, dan aktivitas
kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat atau menyalin. Kegiatan
pembelajaran seperti ini tidak mengakomodasi pengembangan kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah, penalaran dan kemampuan pemahaman konsep sains.
Akibatnya, kemampuan kognitif tingkat tinggi siswa sangat lemah karena
kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan hanya mendorong siswa untuk
2
Siswa perlu dilatih untuk menjadi pemikir yang dapat menemukan solusi
dalam setiap tantangan yang diberikan melalui proses pembelajaran yang
mendukung siswa mengembangkan daya nalar dan kemampuan berpikir tingkat
tingginya . Hal ini akan turut membantu siswa dalam menjawab
tantangan-tantangan sesungguhnya di dunia nyata. Kemampuan berpikir dan pemecahan
masalah tentunya akan mengarahkan siswa membangun pengetahuan dan
pemahaman akan hal-hal yang dipelajarinya. Konsep seperti inilah yang
sebaiknya diterapkan dalam pendidikan di sekolah untuk mengkonstruksi
pemahaman lewat kegiatan pemecahan masalah dan menemukan solusi.
Biologi merupakan salah satu bidang studi sains yang dapat membangun
kreativitas berpikir siswa karena dipenuhi konsep-konsep yang berhubungan ke
dunia nyata. Setiap materi yang dipelajari memiliki hubungan ke kehidupan
sehari-hari sehingga mudah untuk mengajak siswa berpikir untuk mencari solusi
atas masalah-masalah yang mungkin timbul akibat ketidakseimbangan hal yang
berkaitan dengan itu.
Berdasarkan observasi awal melalui wawancara yang dilakukan peneliti
di SMA Swasta Santa Maria Medan dengan guru biologi kelas XI diperoleh
bahwa metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya
jawab. Adapun juga pemberian tugas oleh guru bagi siswa namun belum
memaksimalkan keterlibatan siswa dalam pemecahan masalah, belum mendorong
siswa untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya, berpikir dan terampil
dalam menyelesaikan tugas. Guru juga mengatakan bahwa pelontaran
pertanyaan-pertanyaan tingkat tinggi yang merupakan salah satu cara untuk melatih
kemampuan berpikir bagi siswa juga jarang dilakukan.
Mengkonstruksi pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan,
membuat pembelajaran menjadi bermakna dan membangun karakter pemikir
dalam diri siswa merupakan tujuan dari penerapan kegiatan-kegiatan dalam
pengembangan kemampuan akademik siswa khususnya dalam hal berpikir tingkat
tinggi. Berpikir tingkat tinggi saat ini merupakan hal yang penting untuk
dikembangkan oleh siswa untuk dapat beradaptasi dengan tantangan-tantangan
3
mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan suatu alternatif model
pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran dan khususnya meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
siswa.Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model
pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
dinamis dimana siswa dibimbing menyelesaikan tantangan dan masalah-masalah
dunia nyata. Dengan pembelajaran aktif dan menarik, siswa terinspirasi untuk
mendapatkan pengetahuan lebih dalam akan materi yang sedang dipelajari
(Edutopia, 2009)
Menurut artikel yang ditulis oleh Chen dan McGrath (2004) bahwa
model pembelajaran berbasis proyek tidak hanya mengajak siswa untuk
memahami materi dengan cara yang lebih dalam tetapi juga melatih keterampilan
berpikir yang sangat berharga, sesuatu tentang proses pembelajaran mereka dan
tentang bagaimana cara untuk belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan
cara jitu untuk menciptakan siswa yang independen dan pemikir. Siswa
memecahkan masalah otentik dengan mendesain inquiri mereka, merancang dan
mengelola pembelajaran melalui proyek yang dibimbing dan diawasi oleh guru
(Bell, 2010).
Seperti yang telah diketahui bahwa sel merupakan unit dasar makhluk
hidup, demikian pula materi sel merupakan materi dasar dalam mempelajari
bidang sains.Materi sel adalah materi dasar atau awal untuk dapat mempelajari
materi lain yaitu tentang jaringan, sistem organ, dan pembelahan sel di kelas XII
serta materi lain yang berkaitan dengan konsep dasar sel. Materi ini sangat krusial
bagi siswa di kelas IPA, karena merupakan dasar untuk melanjutkan pemahaman
akan materi lain.Oleh karena itu, penting untuk membuat siswa tertarik untuk
belajar lebih dalam melalui materi sel ini.
Berdasarkan penelitian Susilowati (2013) menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal
tersebut dapat diketahui dari kelas yang difasilitasi pembelajaran berbasis proyek
4
konvensional yang menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Penelitian Asan dan Haliloglu (2005) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis
proyek mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan perencanaan
proyek, meningkatkan kemampuan kognitif dan sangat baik dalam
mengembangkan kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi dalam
diskusi.Selain itu juga meningkatkan kemampuan komunikasi, kemampuan
komputer serta minat dan motivasi siswa.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diadakan penelitian
dengan judul :“Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa pada Materi Sel di Kelas XI IPASMA Swasta Santa Maria Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan kognitif, penalaran, pemahaman konsep dan pemecahan masalah
siswa Indonesia yang tergolong masih rendah.
2. Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
3. Pembelajaran yang umumnya digunakan masih tergolong konvensional
4. Kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan hanya mendorong siswa untuk
berpikir pada tataran tingkat rendah
5. Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang masih rendah
6. Masih banyak guru yang belum maksimal dalam pelontaran
pertanyaan-pertanyaan yang melatih kemampuan berpikir khususnya berpikir tingkat
tinggi.
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka terdapat banyak permasalahan
yang perlu dicari solusinya. Maka ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi
5
1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pembelajaran Berbasis Proyek.
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat dikembangkan melalui
pertanyaan-pertanyaan kognitif menurut taksonomi Bloom yang meliputi
analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6).
3. Materi yang dibelajarkan adalah materi sel di kelas XI IPA.
.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, ,maka
yang menjadi rumusan masalah yang akan diteliti adalah: Apakah ada pengaruh
pembelajaran berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
pada materi sel di kelas XI IPA SMA Swasta Santa Maria Medan tahun
pembelajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
berbasis proyek terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada materi sel
kelas XI IPA SMA Swasta Santa Maria Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi, sebagai
sumbangan pemikiran dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta
bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Secara praktis diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan
masukan bagi para guru dalam upaya untuk menciptakan pembelajaran yang
44 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan model pembelajaran
berbasis proyek memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa kelas XI IPA SMA Santa Maria Medan pada materi sel dalam hal
mengerjakan soal-soal tingkat tinggi. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar kelas
eksperimen yang lebih unggul dibanding kelas kontrol dan hasil perhitungan
dimana thitung > ttabel (3,21>1,4215) dan Ha diterima sehingga memperkuat
pernyataan bahwa ada pengaruh pembelajaran berbasis proyek terhadap
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
1.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran karena dapat
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya model pembelajaran berbasis
proyek yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model pembelajaran
berbasis proyek dengan materi yang berbeda tentunya dapat menggunakan
45
DAFTAR PUSTAKA
Adair, A. dan Bao L., (2012), Project-Based Learning:Theory, Impact, and Effective Implementation.REAL journal : Research in Education Assessment and Learning, 3 (01): 6-21
Admin, (2012), Organel-organel sel, http://biologimediacentre.com/organel-organel-sel/ (diakses tanggal 20 Juni 2014)
Admin, (2014), Model Pembelajaran Langsung, http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/model-pembelajaran-langsung.html ( Diakses tanggal 16 September 2014)
Anonim, (2012), Perbedaan Sel Tumbuhan Dengan Sel Hewan,http://www.taugasih.org/1818/perbandingan-antara-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan/perbedaan-sel-tumbuhan-dengan-sel-hewan/ (diakses tanggal 20 Juni 2014)
Anonim, (2012), Cells and organelles, http://www.s-cool.co.uk/a-level/biology/cells-and-organelles/revise-it/organelles#gwX7h00oQhF3Mj83.99 (diakses tanggal 20 Juni 2014)
Anonim, (2013), Comparing Cell to a Factory, http://sciencenetlinks.com/student-teacher-sheets/comparing-cell-factory-answer-key/ (diakses tanggal 21 Juni 2014)
Arends, R. I., (1998), Learning to Teach Fourth Edition, McGraw-Hill, Singapore
Arikunto, S., (2005), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.
Aryulina, D., Muslim,C., Manaf, S., dan Widi, E. W., (2007), Biologi I SMA dan MA untuk Kelas X, Esis,Jakarta
Asan, A. & Haliloglu, Z., (2005), Implementing Project Based Learning in Computer Classroom, The Turkish Online Journal of Educational Technology-TOEJT 4 (2): 11-21
46
BPP, (2010), Bahan Pelatihan Metodologi Belajar-Mengajar Aktif:Buku II Metodik Umum Pendekatan Belajar Aktif, Kemendiknas, Jakarta
Buck Institute for Education ,(2013), Handbook PBL:Introduction, http://www.bie.org/index.php/site/PBL/pbl_handbook_introduction/#history (Diakses pada : 05 Maret 2014)
Chen, P., dan McGrath, P., (2004), Visualize, Visualize, Visualize: Designing Projects for Higher Order Thinking, International Society for Technology in Education Journals 32(4) : 54-57
Downs, D. M., (2013), Student Experiences In A Project-Based Learning Technology Curriculum At A Suburban High School, Argosy University Sarasota, Disertasi,Bidang Ilmu Pendidikan, Universitas Argosy
Education GPS, (2012), PISA 2012: Full Selection of Indicators, www.gpseducation.oecd.org (Diakses pada 08 Mei 2014)
Faiq, M., (2013), Mengenal Direct Instruction (Model Pembelajaran Langsung/Model Pengajaran Langsung), http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/ 2013/04/direct-instruction-model-pembelajaran-langsung.html (Diakses tanggal 16 september 2014
Herman, T., (2007), Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama, Educationist 1 (1) : 47-56
Hasnawati, (2006), Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya dengan Evaluasi Pembelajaran, Jurnal Ekonomi Pendidikan, 3 (1): 53-62
Kemdikbud (Pusat Bahasa), (2012), Kamus Besar Bahasa Indonesia versi Online, http://kbbi.web.id/(diakses tanggal 5 Maret 2014)
Kemdikbud, (2013), Model Pembelajaran Berbasis Proyek / Project-Based Learning, Kemendiknas, Jakarta
King, F. J., Goodson, L., dan Rohani, F., Higher Order Thinking Skills: Definition, Teaching Strategies and Assesments, Center for Advancement of Learning and Assessment www.cala.fsu.edu
47
Larmer, J. dan Mergendoller, J. R., (2012), 8 Essentials for Project-Based Learning, Buck Institute for Education, Educational Leadership, 68(1):1-4
Lewis, A. dan Smith, D., (2001), Defining Higher Order Thinking, Theory Into Practice Summer 1993 32(3) : 131-137
Nazir, M., (1999), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta
Oemar, (2009), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Patton, A dan Robin, J., (2012), Work That Matters: The Teacher’s Guide to Project
Based Learning , Paul Hamlyn Foundation, United Kingdom
Purworini, S.E., (2006), Pembelajaran berbasis proyek sebagai upaya mengembangkan habit of mind studi kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan, Jurnal pendidikan inovativ 1(2):1-3
Raths, J., (2002), Improving Instruction, THEORY INTO PRACTICE Autumn 2002 41(4) : 233-237
Rianawaty, I., (2011), Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Level Thinking), http://idarianawaty.wordpress.com/2011/08/10/berpikir-tingkat-tinggi-higher-order-thinking (diakses tanggal 06 Maret 2014)
Siok, L. J. dan Meng T. Y., (2011), Support Techniques To Enhance Students’ Project-Based Learning, International Conference of Teaching and Learning, Malaysia
Sudjana, (2002), Metode Statistika, Tarsito, Bandung
Susilowati, I., Sri, R. I., dan Sukaesih, S., (2013), Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Sistem Pencernaan Manusia, Unnes Journal of Biology Education 2 (1) : 82-90
Staff Edutopia, (2009), An Introduction to Project Based-Learning: http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide (Diakses tanggal 05 maret 2014)
Thomas, A. dan Thorne, G., (2009), How to Increase Higher Order
48