• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 362011021 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 362011021 BAB III"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah Fenomenologi (phenomology).

Fenomenologi menyatakan bahwa upaya studi menegenahi pengetahuan yang timbul

adalah dikarenakan rasa kesadaran ingin mengetahui. Objek pengetahuan berupa

gejala atau kejadian-kejadian dipahami melalui pengalaman secara sadar (conciuos experience ). Fenomenologi menganggap pengalaman yang aktual sebagai data tentang realitas yang dipelajari. Kata gejala (phenomenon yang berbentuk jamaknya adalah phenomena) merupakan asal istilah fenomenologi dibentuk, dan dapat

diartikan sebagai suatu tampilan dari objek, kejadian, atau kondisi-kondisi menurut

presepsi (Littlejohn, 2002 : 184).

Stanley Deetz, pendukung fenomenologi lainya, seperti dikutip oleh Littlejohn

(2002 : 185), mengidentifikasikan tiga prinsip dasar yang menjadi pilar dari gerakan

fenomenologi :

1. Bahwa pengetahuan (knowledge) diperoleh secara langsung melalui pengalaman yang sadar atau disengaja. Hal ini memiliki arti bahwa

pengetahuan tidak diperoleh dari (is not inferred from) pengalaman

(experience), tetapi ditemukan (is found) secara langsung dari pengalaman secara sadar (conscious experience).

2. Bahwa makna tentang sesuatau bagi seorang sebenarnya terdiri dari

atau terbangun oleh potensi pengalaman seseorang berkenaan dengan

objek bersangkutan. Artinya, bagaimana seseorang memiliki hubungan

dengan objek akan menentukan makna objek bersangkutan bagi

seseorang.

3. Bahwa bahasa merupakan kendaraan yang mengangkut makna-makna.

Orang memperoleh pengalaman-pengalaman melalui bahasa yang kita

(2)

2

Penelitian ini berawal dari rasa kesadaran ingin mengetahui gejala atau

kejadian-kejadian yang dipahami melalui pengalaman secara sadar. Kegiatan ingin sadar

mengetahui tersebut didapatkan melalui wawancara antara peneliti dengan narasumber

yang telah ditentukan. Lalu peneliti akan menyusun temuan dari wawancara yang telah

dilakukan tersebut.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dengan model induktif 1. Menurut Sugiyono (2005), metode peneitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana

peneliti sebagai instrumen kunci. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk

memperoleh data yang mendalam dan memperoleh suatu data yang mengandung makna.

Makna sendiri mempunyai data yang sebenarnya, data yang pasti, merupakan suatu nilai

di balik data yang tampak. Sedangkan menurut Pawito (2007) penelitian kualitatif adalah

kategori-kategori substantif dari makna-makna, atau lebih tepatnya interpretasi terhadap

gejala yang diteliti, yang pada umumnya memang tidak dapat diukur dengan bilangan.

Menggunakan metode induktif kualitatif yang berawal dari fenomena-fenomena yang

terjadi di masyarakat kemudian dianalisa dan kemudian menghasilkan sebuah

kesimpulan. Maka dari itu, digunakannya metode kualitatif dalam penelitian ini oleh

penulis karena penulis ingin mengetahui dan menggali secara lebih detail berdasarkan

hasil analisis data yang diperoleh menurut pemikiran logika mengenai proses pengenalan

dan pemahaman simbol pengguna prostitusi online yang sudah menjadi pelanggan tetap

agar sebagai pengguna awam mendapat akses masuk pula kedalam layanan virtual seks

hingga pada akses secara realita yang berujung pada layanan seks.

1

(3)

3 3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif.

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif tersebut karena ingin

menggambarkan mengenai gejala-gejala atau realitas dengan memberikan

pemahaman mengenai gejala tersebut (Pawito: 2007).

Menurut Subyantoro dan Suwarto (2006:74) bahwa penelitian eksploratif disebut

juga penelitian penjajagan atau penelitian penelitian penjelajahan (explorative research), merupakan penelitian ilmiah yang bertujuan mencari dan menemukan masalah-masalah baru dalam mengisi kekosongan atau kekurangan dari pengetahuan,

baik yang belum maupun yang telah ada. Dapat pula dikatakan bahwa penelitian

ekploratif bertujuan memperdalam pengetahuan tentang suatu gejala dalam rangka

merumuskan masalah secara terperinci. Selanjutnya, ini dapat dipakai untuk dapat

mengembangkan suatu hipotesis. Kadang-kadang penelitian ini juga bertolak dari

masalah, tetapi keadaan masalahnya masih terbuka dan belum mempunyai hipotesis.

Oleh karena itu, bila masalahnya telah berkembang maka hipotesis pun dapat

berkembang setelah penelitian eksploratif selesai.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil untuk penelitian ini kawasan lokalisasi Bandungan.

Tepatnya berada di kawasan lokalisasi Citra Dewi, Kalinyamat, Bandungan. Peneliti

memilih lokasi tersebut dikarenakan hal yang pertama penulis akan lakukan adalah

membuka simbol-simbol dari system pekerja seksnnya. Penulis ingin mengupas

lokalisasi Citra Dewi yang terlihat mudah untuk dimasuki semua kalangan namun

memiliki jaringan yang sebenarnya terstruktur untuk mendapatkan pekerja seks yang

pilihan atau pekerja kelas atas lainya. Sedangkan untuk tempat selanjutnya

mengambil sample mucikari dari Kota Salatiga dan Kota Semarang yang juga

menjadi bidikan penulis, melihat maraknya juga bisnis prostitusi online saat ini.

Beberapa tempat yang penulis pilih berdasarkan refrensi dari pengguna yang menjadi

pelanggan di tempat yang penulis pilih. Pekerja yang ada juga adalah bagian dari

(4)

4

ada juga sesuai pertimbangan dan kemudahan dalam masuk ke jaringan prostitusi

melalui responden pembantu penulis.

3.5 Unit Pengamatan dan Unit Analisa

a. Unit Amatan

Yang menjadi unit pengamatan dalam penelitian ini adalah mucikari dari

salatiga dan semarang serta salah seorang pekerja seks.

b. Unit Analisa

Sedangkan untuk unit analisa dalam penelitian ini adalah proses pengenalan

tanda komunikasi virtual seks dari penyedia jasa layanan seks (mucikari dan

pekerja seks) kepada pengguna baru atau pengguna pemula prostitusi online.

3.6 Sumber Data

a. Data Primer

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah premier. Sumber

data yang didapat atau dikumpulkan oleh peneliti dengan cara langsung dari

sumbernya yaitu pekerja seks komersial yang tergabung dalam bisnis

prostitusi online. Pengambilan informasi dalam penelitian ini tidak melalui

perantara, dan dapat berupa kata-kata atau tindakan.

b. Data Sekunder

Guna mendukung data juga digunakan sumber data sekunder, yaitu data yang

(5)

5 3.7 Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

a. Wawancara

Tehnik pengumpulan data yang pertama diawali dengan tahap wawancara

mendalam. Wawancara mendalam (in-dept interview) adalah metode yang memungkinkan pewawancara untuk bertanya kepada responden dengan

harapan untuk memperoleh informasi mengenai fenomena yang diteliti.

Wawancara mendalam dilihat oleh peneliti sebagai kolaborasi antara

pewawancara dan partisipan, di mana apa yang ingin didiskusikan oleh

partisipan sama pentingya dengan apa yang ingin didiskusikan oleh

pewawancara. Arah komunikasi yang terjadi dalam wawancara mendalam

ditentukan oleh responden dalam wawancara. Selain itu peneliti juga harus

menyiapkan pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian agar mendapat

informasi yang sesuai dengan topik. Wawancara dilakukan peneliti kepada

salah seorang mucikari kota semarang, kota salatiga, dan beberapa sample

pekerja seks dari lokalisasi kalinyamat, Bandungan. Peneliti menggunakan

teknik pengambilan sampel bola salju (snowball sampling), yaitu pengambilan sampel dengan metode berantai yang berawal dari 1 informan kemudian

menemukan informan lain yang direkomendasikan oleh informan sebelumnya

dengan syarat yang telah ditentukan. Peneliti juga menggunakan wawancara

purposive sample yaitu percakapan yang dilakukan dengan suatu tujuan. Jadi peneliti akan menggunakan snowball sampling guna menemukan informan lain yang direkomendasikan sehingga jaringan yang ingin peneliti cari dapat

terpetakan dengan baik dan terstruktur. Wawancara yang dibangun oleh

peneliti dilakukan dengan satu tujuan yaitu memetakan jaringan, menemukan

kode dan memahami benar kode-kode tersbut serta memaknai proses yang

(6)

6

b. Observasi

Teknik pengumpulan data mengenakan metode pengamatan atau observasi

(observation research) biasanya dilakukan untuk melacak secara sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait dengan persoalan yang diangkat . Kata

langsung memiliki pengertian bahwa peneliti hadir dan mengamati

kejadian-kejadian dilokasi. Kemudian untuk kata sistematis meninjuk kepada karakter,

seperti disarankan oleh Weick (1985 : 569) dan juga Lindlof (1995 : 134) sebagai

berikut:

i. Engages the phenomenon for a prolonged period of time (sustained) / Peneliti mengamati gejala yang diteliti untuk waktu yang relatif lama dan terus – menerus. Dalam hubungan

ini kerapkali peneliti harus tinggal bersama di lokasi dan

berbaur dengan khalayak yang diteliti.

ii. Makes self – conscious and full, clearly expressed notations of how the observing is done (explicit) / Peneliti memiliki kesadaran penuh terhadap gejala atau realitas yang diteliti, dan

membuat catatan-catatan lapangan yang jelas mengenai

bagaimana pengamatan berlangsung, apa yang ditemui, dan

mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati.

iii. Goes abaout the observing activity in an alert manner that allows for tactical improvisation (methodological) / peneliti terus – menerus melakukan pengamatan secara seksama sambil

berimprovisasi, mengatasi persoalan demi persoalan yang

ditemui, mungkin dengan menggunakan taktik tertentu, namun

tetap berpegang pada strategi-strategi yang telah ditetapkan

(7)

7

iv. Imparts attention to object in ways that are in some sense standardized, yet individually trained (observing)/ peneliti sangat disarankan untuk senantiasa menyadari posisinya

sebagai peneliti agar dapat bekerja secara objektif.

v. Textually constructs and adits the observing (paraphrasing) /

peneliti membuat konstruksi laporan, persoalan demi persoalan,

dengan mengacu pada catatan lapangan. Konstruksi di sini

termasuk berupa kutipan tidak langsung (paraphase) dari apa yang dikemukakan subjek penelitian atau informan yang

menjadi pijakan peneliti dalam mengemukakan

pandangan-pandangan (claims) mengenai gejala yang diteliti.

vi. Embeds the observing in the interdependencies of place, actors, and activities (social situation) / peneliti menjalin data (yang terekam dalam catatan lapangan) dengan mengkaitkan dengan

tempat, pelaku (actor), dan kegiatan-kegiatan.

vii. Differentiates the background elements of sosial situations that inform the object on which observing is focused (in relation to their naturally occurring contexts)/ peneliti membedakan unsur-unsur latar belakang situasi sosial yang memberikan

keterangan pada objek yang menjadi fokus penelitian sehingga

pandangan atau penilaian yang dibuat oleh peneliti memiliki

konteks yang jelas.

Dengan teknik observasi nantinya peneliti akan mengamati atau melihat proses

pemahaman kode-kode yang pengguna (pengguna awam) gunakan untuk dapat

mengakses masuk kedalam ruang virtual sex. Peneliti akan mengamati secara terus

menerus dan apabila memungkinkan akan tinggal bersama PSK maupun mucikari

untuk mendapatkan informasi yang lebih dari pada yang ditargetkan, catatan-catatan

(8)

8

ditemui, dan mengungkapkan kesan-kesan terhadap gejala yang diamati juga akan

penulis lakukan. Dengan menggunakan taktik – taktik tertentu namun masih

berpegang pada strategi yang ada peneliti akan terus melakukan pengamatan secara

seksama sambal berimprovisasi, mengatasi pemecehan kode demi kode yang dapat

peneliti temui guna mencapai tujuan peneliti, Dalam jalanya pengamatan juga

peneliti bekerja secara objektif terhadap pekerja seks yang ada atau bekerja secara

objektif (tidak menaruh kepentingan apapun entah ingin mencoba penyedia jasa, dan

lain sebagainya namun bekerja sesuai standart serta mungkin mengembangkan

improvisasi-improvisasi tertentu), Apa yang terjadi dilapangan peneliti akan

kosntruksikan dalam sebuah laporan, persoalan demi persoalan yang ada mengacu

pada catatan lapangan. Peneliti juga akan menjalin data (yang terekam dalam catatan

lapangan) dengan mengaitkan tempat, pelaku (actor), serta kegiatan-kegiatan.

c. Dokumentasi

Pengambilan data melalui dokumen gambar, suara, maupun video merupakan

usaha untuk mengumpulkan informasi atau data penunjang dari studi

pustakaan seperti buku, jurnal, serta dokumen-dokumen lain. Pengambilan

data mengenakan dokumen dapat diperoleh mlalui lokasi penelitian atau diluar

lokasi penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan data melalui

wawancara dengan beberapa pekerja seks yang tersedia maupun dengan mucikari

sekalipun khususnya yang tergabung dalam bisnis prostitusi online, observasi secara

langsung juga dilakukan peneliti guna mendapatklan kelengkapan data yang

diinginkan. Dari data yang diperoleh dilakukan analisa dengan deskriptif

eksplanatori. Deskriptif untuk menggambarkan mengenai gejala prostitusi online

yang terjadi melalui pekerja seks yang ada Citra Dewi, dan salah seorang mucikari

asal Semarang dan Salatiga. Sedangkan eksplanatori untuk menjelaskan bagaimana

proses pengenalan dan pemahaman kode agar pengguna awam atau amatiran dapat

mengakses masuk dalam ruang virtual prostitusi yang ada dan merealisasikan dalam

(9)

9

Proses analisis dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data agar

data dapat dengan mudah diolah. Komponen utama dalam proses analisis adalah

reduksi, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Reduksi data bukan asal

membuang data yang tidak diperlukan, melainkan merupakan upaya yang dilakukan

peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan

dari analisis data. Dalam penyajian data peneliti melibatkan langkah-langkah untuk

mengorganisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok)

data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam

satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam

prespektif. Sedangkan pada penarikan kesimpulan, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data

yang ada dan tau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Dalam

kesimpulan peneliti masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin

merevisi kesimpulan – kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai kepada

kesimpulan final berupa proposisi – proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas

yang diteliti.

3.9 Keabsahan Data

Uji keabsahan data haruslah dilakukan sebagai standarisasi data-data yang

diperoleh sehingga sesuai dan tidak menghambat proses analisis. Di dalam pengujian

keabsahaan data, metode penelitian kualitatif menggunakan validitas internal

(credibility) pada aspek nilai kebenaran, lalau pada penerapanya ditinjau dari validitas eksternal (transferability), dan reabilitas (dependability) pada aspek konsistensi, serta obyektivitas (confirmability) pada aspek naturalis (Sugiyono, 2014). Pada penelitian

kualitatif, tingkat keabsahan lebih ditekankan pada data yang diperoleh. Kepercayaan

data hasil penelitian dapat dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

keberhasilan sebuah penelitian. Proses Triangulasi, yaitu pemeriksaan kebenaran data

yang diperoleh kepada pihak lain yang dapat dipercaya, merupakan pendekatan

multimetode yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisis data.

Langkah- langkah triangulasi yaitu :

1. Triangulasi sumber data, yang dilakukan dengan cara mencari data dari

banyak sumber informan, yaitu orang yang terlibat langsung dengan

(10)

10

2. Triangluasi pengumpul data, dilakukan dengan mencari data dari

banyak sumber informan

3. Triangulasi metode, pengumpulan data dilakukan dengan

menggunakan bermacam metode pengumpulan data (observasi,

interview, studi dokumentaasi dan focus group)

4. Triangulasi teori, dilakukan dengan cara mengkaji berbagai teori

relevan, sehingga dalam hal ini tidak digunakan teori tunggal tapi

dengan teori yang jamak.2

2

Endraswara, Suwardi.2006.”Metode Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi, dan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Teknik sampling yang digunakan dalam peneliti ini adalah teknik sampling snowball yaitu suatu pemilihan responden yang dimulai dari beberapa responden yang memiliki

Dengan menggunakan teknik sampling snowball ini peneliti menemukan salah satu keep person yang dimana keep person ini adalah teman dari peneliti yang memberikan

Ketekunan pengamatan ditujukan guna menemukan informasi maupun data yang sesuai dengan masalah yang tengah dicari oleh peneliti, selanjutnya peneliti memfokuskan diri

Jadi, dapat peneliti simpulkan bahwa key informan merupakan sumber informasi atau orang utama yang mengetahui segala hal mengenai penelitian yang sedang

purposive sampling , yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan yang dianggap representatif. Snowball sampling yaitu cara pengambilan

Jadi dalam mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara ini, peneliti melakukan serangkaian tanya jawab kepada seluruh responden dan informan yang berkaitan

Lebih lanjut dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara snowball sampling yaitu informan kunci akan menunjuk orang-orang yang mengetahui masalah yang akan diteliti

Cara yang dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan akses terhadap informan, akses terhadap informan yang dilakukan oleh peneliti melalui guide dan memberi kesan pertemuan