• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 612010022 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 612010022 BAB III"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari algoritma robot.

3.1. Perancangan Perangkat Keras

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan perangkat keras. Perancangan perangkat keras yang akan dijelaskan meliputi sistem kontrol, konstruksi robot, dan perangkat keras elektronik.

3.1.1. Sistem Kontrol

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem.

Sistem kontrol pada robot dibagi menjadi 2 bagian utama, yaitu kontrol utama dan

(2)

keseluruhannya terdiri dari motor servo, di mana perintah pergerakan tersebut diputuskan di kontrol utama.

1. Kontrol Utama

Kontrol utama pada robot terdiri dari sebuah smartphone dan mikrokontroler. Smartphone ini memiliki sensor-sensor yang digunakan untuk membuat suatu perintah. Kemudian untuk mengirimkan perintah gerakan robot ke servo controller digunakan sebuah mikrokontroler yang berfungsi untuk mengolah data dari smartphone tersebut. Dengan

menggunakan modul bluetooth untuk komunikasi secara serial antara

smartphone dan mikrokontroler. Selain itu, kontrol utama ini juga digunakan

untuk menggerakan kedua servo di bagian kepala.

2. Kontrol Aktuator Robot

(3)

3.1.2 Konstruksi Robot

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai perancangan konstruksi robot.

Gambar 3.2. Desain robot.

Robot menggunakan perpaduan antara plastik, aluminium dan acrylic untuk bodinya. Perpaduan bahan-bahan ini dimaksudkan agar robot memiliki bobot yang ringan sehingga robot memiliki keseimbangan yang baik serta kecepatan yang optimal. Robot ini akan memiliki 18 degree of freedom, dengan rincian 5 di setiap kaki, 3 di setiap lengan dan 2 di bagian kepala. Untuk control utamanya, yaitu sma rtphone

diletakan di punggung robot dengan tujuan tidak mengubah titik berat. Sedangkan ukuran telapak kaki akan menyesuaikan dengan tinggi robot agar mampu menyokong robot agar tetap stabil.

Tabel 3.1. Tabel Keterangan Mekanik Robot. HARDWARE

Dimensi (pxlxt) : 200x100x440 [mm]

Berat ± 2 [kg]

(4)

3.1.3 Perangkat Keras Elektronik

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai smartphone beserta sensor yang digunakan, board minimum sistem mikrokontroler Atmega 324 dan modul

DF-bluetooth V3.

1. Smartphone

Smartphone berbasis android merupakan salah satu piranti yang dapat

digunakan sebagai kontrol robot. Dengan kecepatan proses instruksi yang cepat, smartphone dapat memberikan perintah secara real time pada robot humanoid. Selain kecepatan proses instruksi, smartphone berbasis android dapat bekerja secara multitasking sehingga sangat jelas bahwa proses jalannya

program lebih cepat dan ringan. Adanya OS android pada smartphone

mempermudah proses pemrograman dan mengakses sensor-sensor serta fitur-fitur yang ada dalam smartphone itu sendiri karena library android merupakan

open source dimana libra ry android untuk pengaksesan sensor serta fitur-fitur

tersebut sudah tersedia di Google. Library untuk image processing

menggunakan Open CV yang sudah tersedia dalam android sehingga pemrograman tracking ball menjadi lebih mudah.

Smartphone yang digunakan pada robot R2C adalah Sony Xperia Mini

ST15i. R2C menggunakan smartphone ini karena alasan dimensi yang cocok dan spesifikasi yang memadai [10]. Spesifikasi yang dimiliki Sma rtphone

Sony Xperia ini adalah sebagai berikut :

1. Memiliki dimensi 88 x 52 x 16 mm dengan berat 99g.

2. Touchscreen dengan ukuran 320x 480 pixels

3. Terdapat Wi-FI dan Bluetooth 4. Kamera 5MP

5. Android OS v2.3

6. CPU 1Ghz

(5)

kalibrasi warna untuk mendeteksi warna bola dan warna gawang karena

smartphone memiliki layar sentuh yang digunakan untuk display sekaligus

layar sentuh yang sangat membantu untuk mengatur kalibrasi warna[11]. Sensor-sensor yang ada dalam smartphone antara lain :

1) Sensor Accelerometer

Sensor ini memiliki 3 sumbu fisik (x, y dan z). Jika sensor dimiringkan kearah sumbu x, maka akan memberikan nilai balikan positif dan akan naik secara linear sesuai dengan kemiringan sensor. Sebaliknya jika sensor dimiringkan kearah sumbu –x, maka akan memberikan nilai balikan negatif dan naik secara linear sesuai dengan

kemiringan sensor pada sumbu –x. Kerja sensor pada kemiringan sumbu y dan –y, sumbu z dan -z sama dengan kerja sensor pada kemiringan sumbu x dan –x.

Dengan menggunakan kombinasi nilai dari ketiga sumbu fisik tersebut, dapat diketahui posisi robot sedang terjatuh atau tidak, jatuh depan, jatuh belakang ataupun jatuh samping.

Gambar 3.3. Sensor Accelerometer Smartphone[11]

2) Kompas

Kompas (Sensor Orientation) Sensor ini mengembalikan 3 nilai yaitu azimuth, pitch, dan roll. Dimana azimuth merupakan rotasi di sekitar sumbu Z, pitch merupakan rotasi di sekitar sumbu X dan roll

(6)

Gambar 3.4. Sensor Orientation Smartphone[11]

Nilai ini dikembalikan dalam bentuk derajat dengan jangkauan antara 0 dan 360 derajat.

Dengan menggunakan sensor ini, dapat diketahui kemana arah robot menjaga gawang sehingga tidak mungkin robot terbalik dalam menjaga gawang.

3) Kamera

Perangkat ini merupakan perangkat penting yang harus dimiliki oleh setiap robot pemain bola, karena kamera ini merupakan mata bagi robot.

Setiap sma rtphone pasti dilengkapi dengan kamera.

Keunggulan dari kamera pada smartphone adalah sudah dilengkapi dengan teknologi auto brightness, auto focus, dan white balance.

Dengan memanfaatkan hal ini, kamera dapat digunakan untuk image

processing yang maksimal tanpa khawatir kamera ini blur atau

bermasalah dalam pencahayaan. Perbedaan warna yang ada di lapangan dapat diproses sehingga dapat dideteksi bola dan gawang. Oleh karena itu, robot dapat mengejar bola berwarna oranye dan menangkisnya jika bola ke arah gawang.

4) Bluetooth

(7)

terhubung dengan servo controller. Tugas dari servo controller adalah sebagai penerjemah data atau instruksi yang diterima via bluetooth dari android. Data atau instruksi yang telah diolah tersebut adalah data yang digunakan untuk menggerakan servo kepala dan memerintahkan servo

controller dalam pemanggilan motion.

2. Mikrokontroler Tipe Atmega 324

Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprosesor di mana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal

memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya [12].

Penulis menggunakan mikrokontroler tipe 324 karena selain dapat diprogram dengan bahasa C dan banyak dijual dipasaran, mikrokontroler ini memiliki dua pin TX dan dua pin RX sehingga mikrokontroler ini dapat berkomunikasi secara serial dengan servo controller dan modul Bluetooth yang digunakan untuk berkomunikasi dengan smartphone android untuk memberikan perintah kepada robot.

(8)

3. Modul Bluetooth

Modul bluetooth digunakan untuk media pengiriman data yang berupa perintah dari smartphone android ke mikrokontroler. Perintah akan dikirimkan dari smartphone melalui bluetooth sehingga diperlukan modul bluetooth agar mikrokontroler dapat terhubung dengan smartphone dan menerima data yang dikirimkan.

Modul bluetooth yang digunakan adalah modul bluetooth tipe DF-Bluetooth V3. Berikut adalah gambar dari DF-DF-Bluetooth V3.

Gambar 3.6. DF-Bluetooth V3 [13].

3.2. Perancangan Perangkat Lunak

Untuk merancang robot humanoid kiper yang dapat secara cepat dan tepat, penulis memilih untuk menggunakan penggabungan dua mode yaitu mode pinalti dan

mode counter. Yang dimaksud dengan mode pinalti adalah mode di mana robot akan mengunci bola yang diam dan apabila bola ditendang ke arahnya dia langsung akan merespon secara seketika. Mode pinalti ini digunakan pada saat bola sudah masuk ke daerah pinalti (180cm dari gawang). Sedangkan yang dimaksud dengan mode counter adalah mode yang menghitung kecepatan bola, jadi dengan mode ini robot dapat memperkirakan apakah bola sampai ke daerahnya dan perlu menangkisnya atau tidak. Mode ini digunakan pada saat bola berada di luar daerah pinalti dengan maksud robot tidak melakukan gerakan yang sia-sia dengan jatuh ke kanan, jatuh ke kiri ataupun split untuk menjaga bola.

(9)

Akan dibahas dua algoritma yaitu algoritma pertama dan algoritma kedua. Algoritma kedua dibuat untuk dijadikan pembanding dengan algoritma pertama.

Algoritma pertama ini adalah algoritma baru yang dirancang dalam penelitian ini. Perancangan algoritma ini dibuat dengan tujuan optimalisasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam algoritma ini adalah dalam pengambilan keputusan. Gambar 4.4.1 menunjukan diagram alir algoritma pertama.

tidak

ya ya

ya

tidak tidak

tidak tidak

tidak ya

ya ya

tidak

ya

Gambar 3.7. Diagram alir algoritma pertama Kejar bola

Buang bola

Inisialisasi mode penalti Inisialisasi

(10)

Algoritma kedua merupakan algoritma yang lama, sebelum dioptimalisasi. Algoritma ini masih belum optimal karena robot belum bisa mengejar bola dan membuang bola apabila dekat. Selain itu algoritma ini masih kurang akurat dalam menghalau bola. Gambar 3.8 menunjukkan diagram alir algoritma kedua.

tidak

ya

tidak

ya

tidak

ya

(11)

Optimalisasi yang dilakukan pada robot dari algoritma lama menjadi yang baru, penulis menambahkan beberapa algoritma di setiap prosesnya agar menjadi lebih akurat dan efisien. Optimalisasi yang sudah dilakukan penulis :

3.2.1 Proses Mengejar Bola

Proses ini ditambahkan dengan tujuan robot kiper dapat mengejar bola yang berada di daerahnya. Apabila bola di daerahnya tidak dikejar, ini akan menguntungkan pihak lawan untuk mencetak gol. Pada algoritma lama belum ada proses ini dikarenakan hardware yang belum stabil, dengan hardware yang sekarang robot mampu melakukan proses ini.

(12)

3.2.2 Proses Membuang Bola

Proses ini merupakan lanjutan dari proses mengejar bola. Proses ini bertujuan untuk menjauhkan bola yang berada di dekat robot kiper, sehingga robot kiper memiliki space untuk kembali bersiap-siap dalam posisi menjaga bola. Berikut adalah diagram alir dari proses membuang bola :

Gambar 3.10. Diagram Alir Proses Membuang Bola

3.2.3 Mode Penalti

Mode ini sebenarnya pengembangan dari algoritma lama yang sudah dioptimalisasi dalam eksekusi menghalau bola. Dalam algoritma baru, mode ini hanya digunakan dalam jarak dekat saja.

(13)

Gambar 3.11. Diagram Alir Mode Pinalty

3.2.4 Mode Counter

Mode ini merupakan pelengkap dari mode penalti, yang digunakan untuk eksekusi bola yang berada dalam jarak jauh. Penambahan mode ini

dimaksudkan agar robot kiper lebih akurat, apabila bola yang mengarah ke gawang tidak sampai ke daerah jangkauannya maka robot kiper tidak perlu jatuh sehingga akan lebih siap untuk menjaga gawang jika robot dari tim lawan kembali menendang ke arah gawang. Selain itu robot kiper menjadi

(14)

Berikut adalah diagram alir dari mode counter :

(15)

3.2.5 Proses Kembali ke Posisi Awal

Untuk membuat robot kiper menjadi lebih effisien, penulis membuat robot agar dapat kembali ke posisi awal setelah robot kiper melakukan proses mengejar dan membuang bola. Mengingat di mana pentingnya penempatan posisi kiper agar dapat lebih akurat untuk menjaga gawang.

Berikut merupakan diagram alir dari proses robot untuk kembali ke posisi awal :

Gambar

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem.
Gambar 3.2. Desain robot.
Gambar 3.5. Skema board Atmega324.
Gambar 3.7. Diagram alir algoritma pertama
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

association of enthesophyte in radiography – plantar fasciitis in ultrasonography, and fat stranding in radiography – plantar fasciitis in ultrasonography, suggesting that

Pada tahun 2014 tidak terdapat sanksi yang diberikan kepada Perseroan, Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dari Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek Indonesia maupun

The explanation does not explicitly mention how to interpret the case when the element is omitted.. Summary

The EO Product Type classification scheme defines the types of the Earth Observation Products. Each EO Product shall be classified using one node in this

Responden yang dilayani di apotek 128 merasa sangat puas karena banyak faktor yang dapat dipenuhi oleh apotek tersebut.. Faktor utama yang membedakan apotek

Penelitian Sanora 2012 menyatakan lemahnya tingkat kesadaran pekerja akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja, baru 26,67% pekerja menyadari pentingnya K3 pada

yang ingin digambarkan oleh peneliti adalah lingkungan pembacaan, fungsi dan diksi yang terdapat dalam mantra upacara beentamao sebagai sastra lisan masyarakat

Data kualitatif untuk produk Programming multimedia learning ini diperoleh dari komentar dari para mahasiswa. Data kualitatif digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam