• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI APOT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI APOT (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI APOTEK K24

KARTASURA DAN APOTEK 128 KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

RIZA HERDIANTO DARMAWAN K 100 090 059

FAKULTAS FARMASI

(2)

PENGESAHAN

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Riza Herdianto Darmawan

NIM : K100090059

Program Studi : Farmasi

Judul Sripsi :Evaluasi Tingkat Kepuasaan Pasien Di Apotek K24 Kartasura Dan Apotek 128 Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya serahkan ini benar-benar

hasil karya saya sendiri dan bebas plagiat karya orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu atau dikutip dalam naskah dan disebutkan pada daftar pustaka. Apabila di

kemudian hari terbukti skripsi ini hasil plagiat, saya bertanggung jawab sepenuhnya dan

bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surakarta, Desember 2017 Yang membuat pernyataan,

Riza Herdianto Darmawan

(3)

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI APOTEK K24 KARTASURA DAN APOTEK 128 KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

EVALUATION THE LEVEL OF PATIENT SATISFACTION IN APOTEK K24 KARTASURA AND APOTEK 128 KARTASURA

KABUPATEN SUKOHARJO

* Riza Herdianto Darmawan

*Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Apotek adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mencari laba. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tingkat kepuasan pasien di Apotek K24 dan Apotek 128 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu Apotek K24 dan Apotek 128 Kartosura Kabupaten Sukoharjo. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menebus resep di Apotek Jaringan dan Non Jaringan Kecamatan Kartasura

berjumlah 60 orang. Sampel yang diambil dari Apotek Jaringan dan Non Jaringan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo masing-masing sebanyak 30 orang/sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kepuasan yang ditunjukkan oleh apotek K24 dan apotek 128. Responden yang dilayani di apotek 128 merasa sangat puas karena banyak faktor yang dapat dipenuhi oleh apotek tersebut. Faktor utama yang membedakan apotek K24 dan apotek 128 adalah waktu berdiri yang sudah cukup lama dan pengalaman petugas karena telah bekerja cukup lama dalam bidang pelayanan masyarakat.

Kata kunci: Kepuasan, Pasien, Apotek K24, Apotek 128

ABSTRACT

(4)

Networks Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo each of 30 peoples/ samples. Data analysis technique used in this research is descriptive analysis. Results of the research showed that there are differences in satisfaction shown by Apotek K24 and Apotek 128. Respondents served at Apotek 128 feel very satisfied because many factors can be met by this pharmacy. The main factor that differentiates Apotek K24 and Apotek 128 is the sufficient long time of establishment and experience of the officers for having sufficient of long worked in the field of community service.

Keywords: Satisfaction, Patient, Apotek K24, Apotek 128

PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi masyarakat menjadi hal yang

harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya dalam

pembangunan di bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat

bertujuan membentuk masyarakat yang sehat. Diperlukan upaya-upaya kesehatan

yang menyeluruh dan terpadu untuk mencapai pembangunan kesehatan tersebut.

(Siregar dan Amalia, 2004).

Salah satu upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang memberikan

kepuasan kepada konsumen adalah senantiasa melakukan strategi dan

meningkatkan mutu pelayanan, oleh karena itu sudah seharusnya pelayanan

kesehatan tidak lagi hanya sekedar memberikan pelayanan yang ada tetapi

mengadakan peningkatan mutu yang dapat menjawab tuntutan kesehatan

masyarakat, seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan

masyarakat. (Rohmawati,2007).

Apotek adalah sebuah organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan

kesehatan kepada masyarakat dengan mencari laba. Meskipun bersifat mencari

(5)

kode etik. Setiap orang yang datang ke apotek akan dilayani, sebab apotek

merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mengutamakan

kepentingan masyarakat (Hartono, 2003).

Apotek jaringan adalah apotek yang menekankan pada kewajiban untuk

mempergunakan sistem, metode, tata cara, prosedur, metode pemasaran dan

penjualan maupun hal-hal lain yang telah ditentukan oleh pusat secara eksklusif.

Adapun beberapa faktor yang mendorong diadakannya penelitian di Apotek K24

dan apotek 128 Kartasura Kabupaten Sukoharjo terhadap tingkat kepuasan pasien

adalah keunggulan dari masing-masing apotek tersebut, apotek jaringan seperti

K24 mempunyai jaminan pelayanan yaitu, tenaga kesehatan seperti apoteker yang

selalu berada di apotek 24 jam, jaminan terhadap obat yang diberikan kepada

pasien atau pelanggan yaitu obat asli, baik obat paten maupun obat generik,

jaminan harga sama, baik pada pagi, siang, sore, malam dan pada hari libur.

Apotek K24 memahami dan menghargai perbedaan dan keragaman sosial

budaya. K24 berkomitmen melayani masyarakat di sekitar gerai, yaitu

menyenggarakan pengobatan gratis bagi warga sekitar yang tidak mampu. Selain

itu juga dilihat Apotek K24 Kartasura merupakan apotek jaringan modern dan

Apotek 128 Kartasura Kabupaten Sukoharjo merupakan apotek non jaringan

yang keduanya buka 24 jam nonstop sehingga kecenderungannya pasien dapat

datang setiap saat untuk mendapatkan pelayanan. Disamping itu dilihat dari

tingkat persaingan Apotek K24 Kartasura dan Apotek 128 Kartasura Kabupaten

(6)

Dengan dilihat dari perbandingan tingkat pelayanan yang diberikan di

Apotek K24 dengan apotek 128, penelitian ini diharapkan dapat mengetahui

tingkat kepuasan pasien terhadap kualitas pelayanan di Apotek K24 dan apotek

128 Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Selain itu penelitian ini diharapkan juga

dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak apotek untuk meningkatkan

mutu pelayanan guna menunjang pelayanan kesehatan di apotek dan dapat

melaksanakan peran serta fungsinya dengan baik untuk kepentingan dan

kesejahteraan pasien.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang akan

mendeskripsikan serta membandingkan antara kepuasan pasien dengan tingkat

kualitas pelayanan di Apotek Jaringan dan Non Jaringan di Kecamatan Kartasura

Kabupaten Sukoharjo. Metode yang digunakan adalah kualitatif prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, catatan-catatan

yang berhubungan dengan makna, nilai serta pengertiannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang menebus resep di

Apotek Jaringan dan Non Jaringan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

dalam kurun bulan januari pada masing-masing apotek sejumlah 30 orang sehingga

total keseluruhan populasi pada kedua apotek berjumlah 60 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menentukan responden

secara acak sesuai kriteria inklusi kepada pasien yang datang menebus obat atau

membeli obat di Apotek Jaringan dan Non Jaringan Kecamatan Kartasura

(7)

Jaringan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo masing-masing sebanyak 96

orang/sampel.

Jalannya Penelitian

Perizinan langsung melalui surat dari Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta (UMS) kepada pemilik dari Apotek Jaringan dan Non

Jaringan di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sample

difokuskan kepada pelanggan yang menebus resep di Apotek Jaringan dan Non

Jaringan di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dengan cara membagikan

angket. Pengambilan data yang diambil sebanyak 30 angket untuk masing-masing

apotek jaringan dan non jaringan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif yaitu digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan

atau menggambarkan data yang telah terkumpul. Didalam analisis deskriptif

analitik, seluruh data hasil penelitian yang berasal dari jawaban pasien terhadap

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dianalisis secara deskripsi analitik untuk

mengetahui tingkat kepuasan pelanggan pada apotik jaringan dan non jaringan.

HASIL PEMBAHASAN

Pengukuran hasil tingkat kepuasan pasien dapat dilihat dari hasil pengisian

kuesioner oleh responden. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat perbedaan

tingkat kepuasan pasien di Apotek K24 dan Apotek 128. Alat ukur yang

digunakan yaitu kuesioner yang berisi tentang kenyataan yang dialami responden

(8)

Hasil penelitian pada apotek K24 (jaringan) menunjukkan bahwa nilai

mean menunjukkan angka 3.3542, median 3.00 dengan nilai minimum 2. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berkunjung ke apotek K24

berkategori puas. Tingkat kepuasan ini didukung dengan wawancara dengan

responden yang menyatakan bahwa ketika membeli obat pada apotek K24 tidak

harus mengantri. Kondisi ini disebabkan karena apotek yang memang tidak ramai,

sehingga responden dapat segera mengerjakan kegiatan lain. Hasil pengukuran

pada apotek K24 ditunjukkan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tingkat Kepuasan Responden di Apotek K24

Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent Validkurang puas 4 13.3 13.3 13.3

9 30.0 30.0 43.3

cukup puas 7 23.3 23.3 66.7

sangat pusa 10 33.3 33.3 100.0

30 100.0 100.0

Hasil penelitian pada apotek K24 menurut analisis peneliti adalah perlu

adanya peningkatan kemampuan petugas apotek dalam melayani masyarakat.

Persaingan dengan apotek-apotek lain yang ada di wilayah Kartasura dan

sekitarnya cukup tinggi, sehingga selain harus memperhatikan ketersediaan obat,

juga harus memperhatikan pelayanan petugas apotek. Respon yang baik dan

pemberian pendidikan kesehatan bagi masyarakat meskipun dijelaskan secara

(9)

pengikat seseorang untuk kembali lagi ke apotek yang sama ketika membutuhkan

pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian pada apotek 128 (non jaringan) menunjukkan bahwa nilai

mean menunjukkan angka 4.5104, median 5.00 dengan nilai maksimum 5 dan

nilai minimum 2. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

berkunjung ke apotek 128 berkategori sangat puas. Tingkat kepuasan ini didukung

dengan wawancara dengan responden yang menyatakan bahwa selain dapat

memeli obat, apotek 128 juga menyediakan dokter dari dokter umum sampai

dokter spesial. Apotek 128 juga merupakan apotek yang sudah cukup lama berdiri

di daerah Kartasura sebelum apotek-apotek lain berdiri. Pengalaman petugas

apotek karena sudah bekerja di atas 5 tahun juga menjadikan kepuasan tersendiri

dari responden.

Tabel 2. Tingkat Kepuasan Responden di Apotek 128

kepuasan

Frequency Percent Valid Percent CumulativePercent Validkurang puas 2 6.7 6.7 6.7

6 20.0 20.0 26.7

cukup puas 3 10.0 10.0 36.7

sangat pusa 19 63.3 63.3 100.0

30 100.0 100.0

Hasil penelitian pada apotek 128 menurut analisis peneliti adalah rasa

sangat puas yang ditunjukkan oleh responden karena terdapat faktor lama

berdirinya apotek dan ketersediaan sejumlah dokter umum dan dokter spesialis.

(10)

yang sangat baik karena telah berpengalaman menangani masyarakat secara luas.

Dengan waktu berdiri yang sudah cukup lama dan didukung pelayanan yang lebih

baik, maka secara umum tidak ada masalah pelayanan di apotek 128 Kartasura.

Berdasarkan hasil temuan pada kedua apotek di atas, maka dapat dibuat

perbandingan serta analisis kepuasan responden. Tingkat perbandingan dijelaskan

pada tabel 3 di bawah ini.

responden di atas menunjukkan bahwa responden yang dilayani oleh apotek 128

merasa lebih puas dibandingkan dengan apotek K24. Faktor utama yang

terbukti lebih dipercaya masyarakat untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan pada

apotek jaringan yang banyak berdiri di seluruh Indonesia, terbukti belum dapat

sesuai dengan keinginan masyarakat. Hal ini perlu adanya peningkatan pelayanan

(11)

apabila pada masing-masing apotek jaringan seperti apotek K24 juga

menyediakan dokter praktek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien di apotek

K24 lebih banyak dalam kategori cukup puas dan puas. Hal ini menunjukkan

bahwa masih banyak faktor-faktor lain yang harus diperhatikan oleh apotek K24.

Cukup puas dan puas yang dirasakan oleh responden baru seputar pada pelayanan

petugas apoteker yang cepat karena memang kondisi apotek yang tidak terlalu

ramai, sehingga responden cepat terlayani.

Hasil penelitian juga menunukkan bahwa masih ditemukan responden

yang kurang puas karena ketersediaan obat yang kurang komplet terutama pada

obat-obat yang memang harus melalui resep dari dokter. Ketika responden

membutuhkan obat hasil dari rujukan dokter, apotek terkadang kehabisan stok

atau bahkan tidak ada sama sekali. Pelayanan petugas apoteker yang kurang baik

juga menjadi faktor penyebab responden merasa kurang puas dengan pelayanan

apotek K24, karena hal ini terkait dengan masa kerja petugas apotek.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Vina Hidayana dan

Mimi Susilawati (2016) yang melakukan penelitian tentang tingkat kepuasan

pasien terhadap pelayanan apotek pelengkap di Rumah Sakit Umum Daerah

Arosuka Solok pada tahun 2014. Hasil penelitian menemukan fakta di lapangan

menunjukkan bahwa persentase responden merasa cukup puas dengan respon dari

petugas adalah 66,34%, responden merasa cukup puas dengan kehandalan petugas

adalah 52%, responden merasa cukup puas dengan jaminan petugas adalah 58%,

(12)

langsung bahwa mereka puas adalah 50,33%. Secara umum, dapat dikatakan

bahwa kualitas pelayanan farmasi cukup baik.

Hasil penelitian di apotek 128 menunjukkan bahwa rasa sangat puas yang

ditunjukkan oleh responden cukup tinggi yaitu 69,8%. Hal ini menunjukkan

bahwa responden yang membeli obat atau menebus obat di apotek tersebut merasa

mendapatkan pelayanan yang sangat prima dari petugas apotek. Pelayanan prima

yang ditunjukkan oleh petugas apotek juga didukung oleh adanya dokter yang

praktek di apotek tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu

Utami dan Fitria yang melakukan penelitian tentang Evaluasi Mutu Pelayanan

Kategori Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Salah Satu

Puskesmas Kecamatan Tampan Pekanbaru yang dinilai berdasarkan skala likert

dengan jumlah sampel penelitian 102 responden yang memenuhi kriteria inklusi.

Nilai korelasi didapatkan dari perbandingan nilai rata-rata skor kepuasan dengan

nilai rata-rata skor harapan. Hasil penelitian diperoleh nilai korelasi 0,84 dengan

interpretasi cukup dan tingkat kepuasan puas.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Wijono (2008) yang

menyatakan bahwa nilai korelasi tertinggi pada dimensi empati adalah pasien

merasa nyaman selama menerima informasi obat dan petugas memahami

kebutuhan informasi sesuai jenis penyakit pasien. Kenyamanan pasien ini sangat

penting karena apabila pasien tidak dalam keadaan nyaman menerima informasi

obat bisa saja pasien tidak bisa memahami atau tidak mendapatkan semua

(13)

informasi obat petugas harus memastikan pasiennya dalam keadaan nyaman. Ini

juga dapat mengurangi rasa kecemasan, pasien merasa diperhatikan dan dihargai

ini dapat memberikan kepuasan untuk pasien.

Hal ini sama dengan hasil penelitian Mole (2009) yang menemukan bahwa

kenyamanan dinilai sebagai hal yang sangat penting oleh responden karena dapat

menunjang kenyamanan responden dalam memperoleh layanan kesehatan.

Penelitian oleh Nurba (2012) menemukan bahwa kenyamanan dinilai oleh

responden sebagai hal yang penting dan dapat dipenuhi dengan baik oleh

Puskesmas Loa Janan dengan persentase tingkat kesesuaian sebesar 92,33%.

Selain itu petugas harus sudah paham tentang informasi yang dibutuhkan pasien

sehubungan dengan penyakitnya, karena itu sangat membantu pasien untuk

mengetahui apa dan bagaimana cara penyembuhan untuk penyakitnya.

KESIMPULAN

1. Terdapat perbedaan kepuasan yang ditunjukkan oleh apotek K24 dan apotek

128. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang dilayani di apotek

128 merasa sangat puas karena banyak faktor yang dapat dipenuhi oleh

apotek tersebut. Responden merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan

dan mempunyai keinginan yang kuat untuk kembali ke apotek 128 apabila

membutuhkan pelayanan kesehatan dan obat-obatan. Kepuasan lain terhadap

apotek 128 karena tersedianya dokter umum dan spesialis, sehingga

responden cukup datang di satu tempat sudah terlayani kebutuhan

kesehatannya. Responden merasa apotek 128 dapat memenuhi harapan dan

(14)

2. Faktor utama yang membedakan apotek K24 dan apotek 128 adalah waktu

berdiri yang sudah cukup lama dan pengalaman petugas karena telah bekerja

cukup lama dalam bidang pelayanan masyarakat.

3. Secara umum mutu pelayanan menurut persepsi pasien menunjukkan bahwa

mayoritas pasien merasa cukup puas terhadap kinerja pelayanan kesehatan di

apotik. Penilaian tersebut didasarkan pada kinerja pelayanan yang diberikan

petugas apotek kepada pasien yang sudah cukup baik meskipun terdapat

beberapa catatan.

SARAN

Disarankan pada pihak apotek K24 maupun apotek 128 untuk tetap

mempertahankan faktor-faktor yang memepengaruhi kepuasan pasien dan terus

meningkatkan pelayanan kesehatan, dan bagi pemilik apotek agar dapat

memberikan pelatihan kapada petugas apotek mengenai pengetahuan dan

keterampilan dalam memberikan pelayanan yang baik. Khusus pada apotek K24

sebaiknya menyediakan juga dokter agar masyarakat dapat berkonsultasi secara

langsung mengenai kesehatan secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono,2003, Managemen Apotek, Cetakan ke 3 Depot Informasi Obat, Jakarta.

Mole, F., 2009, Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Pelayanan Publik di Puskesmas Ngeskep Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang.

(15)

Gambar

Tabel 1. Tingkat Kepuasan Responden di Apotek K24
Tabel 3. Perbandingan Tingkat Kepuasan Responden

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja (Renja) Dishubkominfo Kabupaten Klungkung 2016 31 1.07.01.01.10 Penyediaan Alat tulis Kantor terpenuhinya kebutuhan alat tulis kantor (%) 100% 1.07.01.01.11

internet khususnya melalui instant messaging LINE dan

Berdasarkan kendala-kendala dalam pembelajaran siklus I yang telah diuraikan di atas, selanjutnya dilakukan beberapa upaya perbaikan untuk mengatasi kendala-kendala

Data yang diperoleh hasil penelitian siklus 1 tentang keaktifan belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata pelajaran las dasar kelas

 Format tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda dengan format yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan penulisan dokumen berbeda dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa “Ada pengaruh pendekatan kontekstual dengan menggunakan model Problem Based Learning dan

Penanaman Modal Pengurangan, keringanan atau pembebasan retribusi dan pajak untuk setiap penanam modal diberikan maksimum sebesar 5% (lima persen) dari total