• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Aceh Barat Alisman

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA JURNAL

ISSN. 2442-7411 Volume 2, Nomor 1, Mei 2015

Analisis Pengaruh Investasi Infrastruktur Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Aceh Fikriah Meta Wulandari Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Laju Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Permintaan Kredit pada Bank-Bank Umum di Provinsi Aceh Hismendi

Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia M. Putra Rizki Fakhruddin

Analisis Disparitas Pendapatan Regional Di Provinsi Aceh Nur Aidar Ramadhan Syahputra

(2)

ISSN. 2442-7411 Volume 2, Nomor 1, Mei 2015

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten Alisman Analisis Pengaruh Investasi Infrastruktur Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Aceh Fikriah Meta Wulandari

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Laju Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Permintaan Kredit pada Bank-Bank Umum di Provinsi Aceh Hismendi

Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia M. Putra Rizki Fakhruddin

Analisis Disparitas Pendapatan Regional Di Provinsi Aceh Nur Aidar M. Ramadhan Syahputra

(3)

JURNAL

EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA

KETUA DEWAN REDAKSI

Raja Masbar

REDAKTUR PELAKSANA

Riswandi

DEWAN REDAKTUR

T. Zulham Muhammad Nasir Ernawati Putri Bintusy Syathi Miksalmina

KANTOR REDAKTUR

Kantor Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh Telp: 0651-7410352, 7411506 Fax: 0651-7552507 Email: jurnalekpunsyiah@gmail.com Website: www.jurnal.ekapi.unsyiah.ac.id

JURNAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK INDONESIA

Diterbitkan oleh Jurusan Ekonomi Pembangunan FE-UNSYIAH

(4)

Daftar Isi

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Hotel di Kabupaten 1 Alisman

Analisis Pengaruh Investasi Infrastruktur Publik Terhadap Pertumbuhan 15 Ekonomi di Aceh

Fikriah

Meta Wulandari

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Laju Inflasi dan Tingkat Suku 32 Bunga terhadap Permintaan Kredit pada Bank-Bank Umum di Provinsi Aceh

Hismendi

Intermediasi Perbankan Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 47 M. Putra Rizki

Fakhruddin

Analisis Disparitas Pendapatan Regional Di Provinsi Aceh 64 Nur Aidar

M. Ramadhan Syahputra

(5)

32

Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto, Laju Inflasi dan

Tingkat Suku Bunga terhadap Permintaan Kredit pada Bank-Bank Umum di Provinsi Aceh

Hismendi

Staf Pengajar Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe

Abstract

This research is intended to analyze the effect of regional gross domestic product (GDP), inflation and interest rates to the total demand for credit. The method of analysis used in this research is Ordinary Least Square (OSL), with a model secondary data sourced from Bank Indonesia (BI), the Central Statistics Agency (BPS) and data sourced from journals of economics, finance and banking. The results of the data analysis showed that the regional gross domestic product (regional GDP) and a significant positive effect on the demand for total loans, at commercial banks in the province of Aceh. For variable rate of inflation results are positive and significant impact on the total demand for loans at commercial banks in the province of Aceh. While the variable interest rates have negatif effect and significant on the demand for total loans at commercial banks in the province of Aceh. To the researchers expect the Government through the Bank Indonesia as the monetary authority should be able to take control measures against the macro economic variables, especially the movement of inflation because it affects the level of demand for credit. Bank Indonesia can make the determination of the benchmark interest rate in order to lower interest rates on commercial banks. A general decline in interest rates will impact the general increase in credit demand.

Keywords: regional gross domestic product, inflation, interest rates, demand for loans.

PENDAHULUAN

Lembaga perbankan, mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai mitra usaha bagi masyarakat, karena peranannya yang dapat membantu memenuhi kebutuhan keuangan masyarakat. Bank juga merupakan tempat yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti, tempat menyimpan uang, melakukan pengiriman uang, melakukan pembayaran, melakukan investasi.

Sebagai sebuah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank menjadi salah salah alternatif pengusaha dalam pengembangan usahanya.

Kondisi ini memunculkan banyak faktor-faktor pendorong yang dapat mempengaruhi permintaan kredit tersebut.

Pada tahun 2009 triwulan I, penyaluran kredit perbankan di Aceh untuk modal kerja sebesar 3,19 triliun rupiah, untuk investasi sebesar 0,99 triliun rupiah

(6)

33

dan untuk konsumsi sebesar 5,45 triliun rupiah. Secara umum perkembangannya menunjukkan peningkatan terus menerus setiap triwulannya hingga pada triwulan III tahun 2010 kredit perbankan untuk modal kerja sebesar 5,70 triliun rupiah, untuk investasi sebesar 0,98 triliun rupiah dan untuk konsumsi sebesar 8,05 triliun rupiah. (data Kajian Ekonomi Regional Prov. Aceh triwulan III, 2010).

Data Bank Indonesia untuk pembiayaan kredit yang disalurkan kepada masyarakat di Aceh dapat dilihat sebagaimana terlihat pada grafik dalam gambar berikut :

Gambar 1. Kredit/Pembiayaan di Propinsi Aceh

Sumber:Bank Indonesia, 2014

Berdasarkan data tersebut terlihat adanya peningkatan pembiayaan kepada masyarakat. Peningkatan sangat jelas terlihat dari tahun 2006 hingga 2011 yang merupakan periode rekonstruksi Aceh pasca bencana gempa dan tsunami.

Kredit yang diberikan oleh bank kepada masyarakat terbagi ke dalam tiga jenis pembiayaan yaitu kredit investasi, kredit konsumsi dan kredit modal kerja.

Perkembangan kredit yang disalurkan kepada masyarakat dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 2. Perkembangan Kredit menurut Jenis Kredit pada Bank Umum di Propinsi Aceh tahun 2004 – 2013

Sumber : Kajian Ekonomi Regional Bank Indonesia tahun 2004-2013 (diolah), 2014

- 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000

I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Kredit / Pembiayaan (Juta Rupiah)

Periode

Modal Kerja (RP Juta) Investasi (RP Juta) Konsumsi (RP Juta) Total Kredit (RP Juta) -

5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000

I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Total Kredit (juta rupiah)

Periode

(7)

34

Berdasarkan data yang disajikan pada grafik di atas, terlihat bahwa dalam setiap periode, bank melakukan pembiayaan yang lebih besar bagi kredit. Ini merupakan fenomena pada setiap tahunnya dimana jumlah kredit yang disalurkan oleh bank terus meningkat.

Permintaan kredit oleh masyarakat tergantung kepada beberapa faktor seperti pendapatan, inflasi, dan tingkat suku bunga kredit. Hal ini didasarkan oleh pemikiran bahwa jika pendapatan masyarakat meningkat, kebutuhan akan uang juga akan meningkat guna memenuhi kebutuhan baik konsumsi maupun investasi.

Demikian halnya dengan inflasi. Jika terjadi inflasi, harga-harga barang umum meningkat yang mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan uang juga meningkat.

Hal ini dikarenakan nilai ril dari uang yang dimiliki masyarakat menjadi turun.

Selain itu, tingkat suku bunga juga mempengaruhi keinginan masyarakat untuk mengajukan permintaan kredit. Suku bunga dapat diartikan sebagai biaya yang harus dikeluarkan masyarakat pengambil kredit untuk mendapatkan pinjaman.

Pendapatan masyarakat di Provinsi Aceh selama tahun 2004 hingga 2010 cenderung meningkat seperti terlihat dari data PDRB tanpa migas seperti terlihat pada grafik berikut:

Gambar 3. Perkembangan PDRB di Propinsi Aceh

Sumber:Bank Indonesia, 2014

Peningkatan PDRB menunjukkan tingkat kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat. Peningkatan ini juga merepresentasikan adanya tambahan pendapatan masyarakat sekaligus merubah pola konsumsi masyarakat menjadi lebih tinggi. Di sisi lain, tambahan pendapatan mendorong masyarakat yang mengajukan kredit kepada bank menambah atau meningkatkan jumlah pinjaman kreditnya. Hal ini disebabkan oleh kemampuan dari sisi penghasilan bertambah dan dapat digunakan untuk membayar cicilan kredit.

Berbicara mengenai kredit, tentu ada pemberian prestasi dan kontra prestasi. Suyatno dkk. (2007:100) menulis, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang. Prestasi yang dimaksudkan adalah jumlah uang atau barang yang diberikan oleh bank selaku kreditur kepada peminjam selaku.

Sedangkan kontraprestasi dimaksudkan sebagai sejumlah uang yang harus diberikan oleh debitur kepada kreditur sebagai imbalam atas pinjaman yang diberikan. Kontraprestasi ini sering disebut dengan bunga. Semakin tinggi tingkat

- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PDRB (milyar rupiah)

Periode

(8)

35

suku bunga, semakin besar pula jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh debitur.

Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat suku bunga, semakin sedikit pula uang yang harus dikeluarkan oleh debitur. Hal ini mempengaruhi tingkat permintaan kredit. Semakin tinggi tingkat suku bunga, semakin rendah permintaan terhadap kredit tersebut dan sebaliknya. Berikut dapat kita lihat data tingkat suku bunga kredit menurut jenis kredit yang disalurkan oleh bank umum di provinsi Aceh selama beberapa tahun.

Gambar 4. Perkembangan Tingkat Suku Bunga pada Bank Umum di Aceh

Sumber:Bank Indonesia, 2014

Data tersebut menunjukkan bahwa tingkat suku bunga kredit modal kerja dan kredit investasi lebih fluktuatif. Sementara tingkat suku bunga kredit konsumsi cenderung stabil dan lebih rendah daripada tingkat suku bunga kredit investasi dan modal kerja.

Faktor berikutnya yang mempengaruhi tingkat permintaan kredit adalah laju inflas. Inflasi merupakan kecenderungan naiknya harga barang-barang umum.

Akibat kenaikan harga tersebut, masyarakat memerlukan lebih banyan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan akan uang inilah yang menjadi pendorong bagi masyarakat untuk mengajukan permuhonan kredit kepada bank. Laju inflasi adalah besarnya kenaikan maupun penurunan tingkat inflasi. Laju inflasi di Provinsi Aceh relatif fluktuatif sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Perkembangan Laju Inflasi

Sumber: Bank Indonesia 0.00

5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

I III I III I III I III I III I III I III I III I III I III 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Tingkat Suku Bunga (%)

Periode

SBI

Suku Bunga Kredit Modal Kerja

Suku Bunga Kredit Investasi

Suku Bunga Kredit Konsumsi

(9)

36

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produk domestik regional bruto (PDRB), inflasi dan tingkat suku bunga terhadap total permintaan kredit, tingkat permintaan kredit modal kerja, tingkat permintaan kredit investasi dan terhadap tingkat permintaan kredit konsumsi pada bank umum di Provinsi Aceh

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Keuangan (The Financial System)

Dalam sistem keuangan, memungkinkan adanya pemindahan dana dari saver kepada borrower. Saver merupakan pihak yang memiliki kelebihan dana dan disimpan dengan harapan mendapat imbalan dalam periode tertentu. Kegiatan saving dapat dilakukan oleh rumah tangga (household), perusahaan (firm) maupun pemerintah (government). Dengan memberikan sejumlah dana , saver akan menerima keuntungan yaitu pendapatan yang lebih besar dari dana yang disimpan/dipinjamkan. Borrower adalah pihak-pihak yang membutuhkan dana untuk berbagai keperluan dalam memenuhi kebutuhan. Borrower meminjam dana tersebut dengan ketentuan, pada saat pengembalian, borrower harus membayar sejumlah dana sebagai balas jasa.Rumah tangga (household), perusahaan (firm) maupun pemerintah (government) juga dapat melakukan pinjaman dan menjadi borrower.

Jika dikaitkan dengan prinsip permintaan dan penawaran, Saver berada pada posisi penawaran dan borrower berada pada posisi permintaan. Secara gamblang hubungan saver dan borrower dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Sistem Keuangan (The Financial Market)

Sumber : Hubbard (2008:33) Funds

Saver

(household/firm/government)

Borrower

(household/firm/government)

Financial Intermediarie

Financial Markets

Funds

Returns Returns

Funds Funds

Returns Returns

(10)

37

Saver dan borrower dapat berupa rumah tangga, perusahaan, maupun pemerintah. Pasar keuangan seperti pasar saham, pasar obligasi menjadikan borrower memberikan keuntungan langsung bagi saver. Sementara lembaga keuangan atau lembaga perantara, seperti bank, reksa dana dan perusahaan asuransi bertindak sebagai perantara dengan mengumpulkan aset portofolio dan membayar klaim sesuai portofolio tersebut kepada saver.

Pada pasar keuangan, permintaan terhadap pinjaman dana ditentukan oleh besarnya penawaran obligasi. Pergeseran kurva penawaran obligasi, baik naik atau turun akan berdampak pada pergeseran kurva permintaan pinjaman dana.

Terjadinya pergeseran kurva penawaran obligasi didasarkan pada keinginan dan kemampuan borrower untuk mengelurkan obligasi pada setiap tingkat harga dan bunga.

Pengertian Bank

Bank adalah lembaga keuangan yang bertindak sebagai perantara perpindahan uang dari pihak yang memiliki kelebihan dan yang membutuhkan tambahan dana untuk digunakan dalam transaksi ekonomi. Kegiatan bank meliputi pemberian jasa keuangan seperti memberikan pinjaman, menyediakan tempat penyimpanan barang,barang berharga, sebagai penyedia pembiayaan bagi usaha-usaha perusahan dan sebagai tempat menabung. Kasmir (2002:2) menulis, secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Pengertian, Fungsi dan Jenis Kredit

Secara garis besar, salah satu kegiatan utama bank dalah menyediakan pinjaman (kredit). Kredit merupakan pinjaman yang dilakukan oleh pihak yang membutuhkan tambahan uang kepada lembaga keuangan penyedia jasa keuangan.

Pinjaman tersebut dilakukan dengan ketentuan dan dalam jangka waktu tertentu.

Kredit adalah juga sdebagai alat hubungan ekonomi internasional. Suyatno dkk.

(2007:100) menulis, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang dan barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) yang akan terjadi pada waktu mendatang.

Sinungan (2000:211) menulis fungsi-fungsi itu dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang;

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna atau utility dari barang;

3. Kredit meningkatkan peredaeran dan lalu lintas uang;

4. Kredit adalah salah satu alat stabilitas ekonomi;

5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat;

(11)

38

6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional; dan 7. Kredit adalah juga sdebagai alat hubungan ekonomi internasional.

8. Kredit dapat dibedakan berdasarkan tujuan/kegunaannya yaitu : 9. Kredit Konsumtif

10. Kredit konsumsi (Personal Loan) merupakan bentuk kredit yang diberikan kepada perorangan.

Pengertian dan Fungsi Uang

Uang memiliki tiga fungsi utama. Pertama, sebagai alat tukar (a means of exchange). Uang merupakan sarana untuk melakukan transaksi jual beli. Sebelum mengenal uang, perekonomian pada zaman dahulu menggunakan sistem barter.

Namun seiring berjalannya waktu, sistem ini dirasakan tidak efektif karena mengunakan cara pertukaran antara barang yang dibutuhkan dan barang yang dimiliki. Tidak semua orang memerlukan barang yang dipertukarkan dan barang- barang tersebut dari segi ukuran cenderung memiliki ukuran yang tidak kecil dan tidak mudah untuk dibawa.

Kehadiran uang dalam perekonomian, telah mempermudah transaksi ekonomi. Selain dapat diterima secara umum oleh semua orang, uang juga lebih mudah untuk dibawa kemana-mana. Kedua, sebagai penyimpan nilai (a store of value). Uang juga dapat dianggap sebagai barang berharga yang menunjukkan tingkat kekayaan seseorang. Ketiga, sebagai satuan hitung (a unit of account). Uang digunakan untuk satuan hitung yang diakui oleh semua orang. Di berbagai negara di dunia memiliki mata uang tersendiri untuk menunjukkan satuan hitung. Mata uang ini dalam berbagai keperluan transaksi, bahkan transaksi antar negara dengan mengkonversi satuan mata uangnya dengan satuan mata uang negara lain atau satuan mata uang tertentu yang diterima oleh semua negara.

Permintaan Uang Agregat

Permintaan agregat adalah seluruh jumlah uang yang dibelanjakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk membeli barang dan jasa dalam satu tahun.

Permintaan agregat tersebut ditentukan oleh suku bunga, tingkat harga dan pendapatan nasional.

Krugman (2005:85), terdapat 3 (tiga) faktor pokok yang menentukan tingkat permintaan uang agregat yakni:

1. suku bunga (interest rate).

Kenaikan suku bunga akan mengakibatkan setiap individu (termasuk perusahaan) dalam suatu perekonomian mengurangi permintaannya akan uang. Cateris Paribus, permintaan uang agregat pun akan turun ketika suku bunga melonjak.

2. tingkat harga (price level).

Tingkat harga dari suatu perekonomian adalah keseluruhan harga aneka barang dan jasa yang dinyatakan dalam satuan uang tunai. Jika tingkat harga meningkat, setiap rumah tangga dan perusahaan harus membelanjakan lebih banyak uang dari sebelumnya untuk membeli aneka jenis brang dan jasa dalam jmlah yang persis sama seperti sedia kala. Guna mempertahankan

(12)

39

tingkat likuiditas seperti sebelumnya meningktnya tingkat harga, mereka harus menyediakan atau memiliki lebih banyak uang. Jadi, jika tingkat harga meningkat, permintaan uang agregat juga akan mengalami peningketan.

3. pendaptan nasional riil (real national income).

Ketika pendapatan nasional riil (GNP)meningkat, maka jumlah keseluruhan barang dan jasa yang terserap atau terjual dalam perekonomian yang bersangkutan juga pasti meningkat. Kenaikan nilai transaksi riil ini memperbesar permintaan uang (dengan catatan tingkat harganya tetap).

Permintaan uang agregat dapat dirumuskan sebagai: Md = P x L (R,Y) dimana:

Md = permintaan uang agregat P = harga

R = suku bunga Y = GNP riil

Kurva di atas menunjukkan bagaimana permintaan uang riil agregat dipengaruhi oleh suku bunga, di mana tingkat pendapatan riil,, yakni Y, tetap.

Garis lengkung L(R,Y) yang melambangkan permintaan uang riil agregat arahnya turun dari kiri atas ke kanan bawah karena penurunan suku bunga langsung meningkatkan minat setiap rumah tangga dan perusahaan dari perekonomian yang bersangkutan untuk memiliki uang tunai.

Terlepas GNP riil yang ada, perubahan suku bunga akan menyebabkan adanya pergerakan di sepanjang garis lengkung L(R,Y). Selanjutnya, seandainya besaran GNP riil juga mengalami perubahan, garis lengkung tersebut secara keseluruhan akan bergeser posisinya.

Kurva Permintaan Uang

Permintaan uang adalah istilah yang digunakan oleh para ekonom untuk menerangkan mengapa individu dan perusahaan memegang uang (mengapa bukan mempertahankan aset yang lain). Ada dua alasan untuk itu yaitu :

L(R,Y)

Permintaan uang agregat riil Suku

Bunga, R

Kurva Permintaan Uang Riil Agregat

(13)

40

1. Transaction demand (kebutuhan untuk melakukan transaksi), yang menunjukkan bahwa orang perlu uang untuk membeli sesuatu.

2. Asset demand (kebutuhan untuk berjaga-jaga), yang menunjukkan keinginan untuk memiliki harta/aset yang sangat lancar dan bebas resiko.

Dengan kata lain, permintaan uang adalah jumlah unit moneter (berupa uang kartal maupun uang giral) yang ingin dipegang sebagai harta tunai (yang mudah untuk dibelanjakan segera).

Jika tingkat bunga meningkat, permintaan atas uang akan turun, dan sebaliknya jika tingkat bunga turun, permintaan atas uang akan naik (Cateris Paribus). Jadi permintaan uang akan turun ketika tingkat bunga meningkat karena orang tidak tertarik menyimpan uang yang dimilikinya. Uang menjadi produktif karena digunakan untuk kegiatan ekonomi rill. Jumlah uang yang diminta sebagai penyimpan nilai kekayaan (aset) tergantung pada:

1. Tingkat bunga

2. Ceteris Paribus (faktor-faktor lainnya dianggap tidak berubah).

Fungsi kurva permintaan uang dapat dituliskan dengan : Qd = f(i) dimana Qd adalah jumlah yang diminta sebagai aset dan i adalah tingkat bunga.

Jika ada perubahan dalam kekayaan, permintaan uang akan meningkat dan jika kekayaan menurun, permintaan uang akan menurun. Dari perubahan kekayaan masyarakat itu maka ikut mempengaruhi transaction demand, precautionary demand, maupun speculative demand.

METODE PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengaruh variabel-variabel: produk domestik regional bruto (PDRB), laju laju inflasi dan

M

d

Qd Jumlah Uang (Q)

i Suku Bunga (i)

.

E

0

Kurva Permintaan Uang

(14)

41

tingkat suku bunga terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Metode Analisis yang digunakan adalah analisis Ordinary Least Square (OSL). Objek penelitian ini adalah bank-bank pemerintah di Provinsi Aceh dengan menggunakan data sekunder (time series) dalam bentuk data kuartal tahun 2004 sampai dengan tahun 2013. Data sekunder ini bersumber dari Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) ditambah dengan data tambahan yang bersumber dari jurnal-jurnal ekonomi, keuangan dan perbankan.

Total permintaan kredit merupakan fungsi dari Domestik Regional Bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga BI. Secara matematis keterkaitan variabel-variabel tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

TPK = f(PDRB, inf, dan SBI) dimana :

TPK = total permintaan kredit yaitu total permintaan kredit oleh nasabah kepada bank (miliar rupiah/tahun)

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto Inf = laju inflasi (persentase/tahun)

SBI = Suku Bunga Bank Indonesia (persentase/tahun)

Dari fungsi tersebut dibentuk model estimasi secara matematis dalam model ekonometrika sebagai berikut :

TPK = α0 + α1PDRB + α2 Inf + α3 SBI + e dimana :

TPK = total permintaan kredit yaitu total permintaan kredit oleh nasabah kepada bank (miliar rupiah/tahun)

α = intersep

α1- α4 = koefisien regresi

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto

SBI = Suku Bunga Bank Indonesia (persentase/tahun) Inf = laju inflasi (persentase/tahun)

e = error term

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total permintaan kredit sebagai fungsi dari produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman dapat dinyatakan dengan persamaan regresi linear berganda berikut :

TPK = -1,593E7 + 4.145,049 PDRB + 29.988.110,604 Inf – 1,037E8 SBI Persamaan di atas menunjukkan nilai koefisien regresi produk domestik regional bruto (PDRB) adalah sebesar 4.145,049. Angka tersebut menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat menyebabkan meningkatnya total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Pengaruh Produk Domestik

(15)

42

Regional Bruto (PDRB) terhadap Total permintaan kredit dinilai signifikan dan dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.000(0.000 < 0.05)

Nilai koefisien regresi laju inflasi sebesar 29.988.110,604. Hal ini menunjukkan bahwa laju inflasi berpengaruh positif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Ini mematahkan hipotesis bahwa laju inflasi berpengaruh negatif terhadap total permintaan kredit. Pengaruh laju inflasi terhadap total permintaan kredit dinilai signifikan karena nilai signifikansinya sebesar 0.045(0.045 < 0.05).

Selanjutnya suku bunga bank Indonesia (SBI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -1,037E8. Ini menunjukkan bahwa suku bunga bank Indonesia (SBI) berpengaruh negatif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Pengaruh negatif ini signifikan dan dibuktikan dengan nilai sinifikansi sebesar 0.049 (0.049 < 0.05).

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 89.394. Nilai F tabel pada tingkat keyakinan 95 persen menunjukkan angka 2.92.

Nilai F hitung lebih besar dari F tabel (86,864 > 2.92). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh signifikan terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh.

Hasil pengolahan data sebagaiaman terlihat pada tabel di atas menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0.872 yang berarti 87,2 persen variasi yang terjadi pada total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh variabel produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman.

Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari gambar normal P-P Plot total kredit sebagai berikut:

Gambar 6. Normal P-P Plot Regresi Total Kredit

(16)

43

Gambar normal P-P Plot total kredit di atas menunjukkan bahwa data yang ada menyebar di sekitar garis diagonal serta mengikuti arah garis diagonal. Oleh karena itu data pada analisis total kredit terdistribusi secara normal dan memenuhi asumsi normalitas.

Hasil Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Value Inflation Factor (VIF) dalam tabel coefficients sebagai berikut:

Tabel 1. Coefficients Regresi Total Kredit

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

PDRB .526 1.902

LajuInflasi .125 7.988

SBI .129 7.754

a. Dependent Variable: TotalKredit

Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel total kredit kurang dari 10 (VIF < 10) yang menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dan ujimultikolinieritas terpenuhi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari gambar scatterplot sebagai berikut:

Gambar 7. Scatterplot Regresi Total Kredit

Gambar scatterplot total kredit menunjukkan bahwa sebaran data tidak membentuk pola tertentu dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0

(17)

44

pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada analisis total kredit dan uji heteroskedastisitas terpenuhi.

Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi total kredit dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,8. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, nilai Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 (-2 ≤ 0.8 ≤ +2) yang berarti tidak terjadi autokorelasi.Maka dapat disimpulkan bahwa pada analisi total kredit tidak terjadi autokorelasi dan uji autokorelasi terpenuhi.

Hasil uji autokorelasi kredit modal kerja dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,909. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, nilai Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 (-2 ≤ 0,909 ≤ +2) yang berarti tidak terjadi autokorelasi.Maka dapat disimpulkan bahwa pada analisi kredit modal kerja tidak terjadi autokorelasi dan uji autokorelasi terpenuhi.

Hasil uji autokorelasi kredit investasi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,594. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, nilai Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 (-2 ≤ 0,909 ≤ +2) yang berarti tidak terjadi autokorelasi.Maka dapat disimpulkan bahwa pada analisi kredit investasi tidak terjadi autokorelasi dan uji autokorelasi terpenuhi.

Hasil uji autokorelasi kredit konsumsi dengan menggunakan SPSS dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 0,769. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, nilai Durbin-Watson berada diantara -2 dan +2 (-2 ≤ 0,769 ≤ +2) yang berarti tidak terjadi autokorelasi.Maka dapat disimpulkan bahwa pada analisi kredit konsumsi tidak terjadi autokorelasi dan uji autokorelasi terpenuhi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Produk domestik regional bruto (PDRB) dan laju inflasi berpengaruh positif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh.

Kenaikan produk domestik regional bruto (PDRB) dan tingginya laju inflasi menyebabkan meningkatnya total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Sedangkan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh negarif terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh. Produk domestik regional bruto (PDRB), laju inflasi dan tingkat suku bunga pinjaman berpengaruh signifikan terhadap total permintaan kredit pada bank umum di Provinsi Aceh.

Saran

Pemerintah melalui Bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter hendaknya dapat mengambil langkah-langkah pengendalian terhadap variabel- variabel ekonomi makro terutama pergerakan laju inflasi karena berpengaruh terhadap tingkat permintaan kredit.

Sebaiknya pemerintah melalui Bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter melakukan penetapan suku bunga acuan agar dapat menurunkan suku

(18)

45

bunga pada bank umum. Turunnya suku bunga bank umum akan berdampak bagi peningkatan permintaan kredit secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

Froyen, Richard T. (1999), Macroeconomics, Prentice-Hall, Inc., United State of America.

Hariningsih (1999), Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Industri Kecil Pada Bank Perkreditan Rakyat Di Jawa Timur.

Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Dasar-dasar Perbankan, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Hubbard, R.Glenn (2008), Money, the Financial System, and the Economy, Pearson Education, Inc., United State of America.

Kasmir (2003), Manajemen Perbankan, Cetakan Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Krugman, Paul R. and Maurice Obstfeld, (2005), Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan Edisi Kelima, Indeks, Jakarta.

Muljono, Teguh Pudjo (1993), Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil, BPFE, Yogyakarta.

Nuriyana (2005), Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Investasi Pada Bank Umum di Kabupaten Sleman (kurun waktu 1990- 2004).

Untung, B. (2005), Kredit Perbankan di Indonesia. Andi Offset. Yogyakarta.

Santosa, Purbayu Budi dan Azhari, 2005, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Penerbit : ANDI Yogyakarta, Yogyakarta.

Simorangkir,O.P. (2004), Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank, Ghalia Indonesia, Bogor.

Sinungan, Muchdarsyah (2000), Manajemen Dana Bank, Bumi Aksara, Jakarta.

Soekirno, S. 2001. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Suyatno, Thomas dkk. (2007), Kelembagaan Perbankan,Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

(19)

46

Yusuf, Mohammad (2009), Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Kredit Konsumtif Bank Pemerintah di Sumatera Utara. Tesis Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mempelajari dan mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian dengan judul : Perbandingan masa protrombin pasca pemberian vitamin K dosis multipel oral

Komplikasi osteomielitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab, yang

Mengetahui penghematan biaya yang dapat diperoleh dari penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan Kantor Pusat PT.PELINDO III Perak-

Dengan adanya hasil dari penelitian yang menunjukan adanya penurunan perilaku merokok setelah pemberian konseling kelompok kognitif perilaku, maka diharapkan

[r]

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data awal untuk para peneliti dalam penelitian kenyamanan selanjutnya, sebagai informasi tentang kenyamanan termal

Menimbang : bahwa untuk menjamin kelancaran dan tertib administrasi pelaksanaan penyesuaian/ inpassing Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, serta

Sebuat Organisasi yang memiliki Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (MK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur