• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses pembelajaran merupakan tujuan utama dalam pendidikan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah faktor kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan serta memilih model dan media dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus menguasai dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehingga pembelajaran akan menjadi lebih variatif dan tidak membosankan. Dengan harapan siswa akan merasa senang dan lebih bergairah dalam belajar. Selain itu pengetahuan yang diperoleh akan lebih bermakna dan melekat pada diri siswa.

Namun, pada kenyataanya kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru SD hanya memindahkan pengetahuan dari guru kepada murid. Hal tesebut dapat menyebabkan kurang bermaknanya pelajaran IPA, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan pembelajaran cenderung pasif. Padahal, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya siswa di posisikan sebagai pusat perhatian atau dengan kata lain siswa yang aktif . Pembelajaran IPA akan lebih bermakna jika seorang guru mampu mengubah konsep-konsep yang abstrak dan sulit dimengerti menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan.

Salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran adalah dikuasainya materi pembelajaran oleh siswa. Sebagai tolak ukur penguasaan materi pembelajaran oleh siswa ditunjukan oleh perolehan nilai hasil belajar. Akan tetapi pada kenyataannya tidak semua pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat menunjang keberhasilan siswa dalam memperoleh hasil yang memuaskan atau sesuai dengan standar ketuntasan yang akan dicapai

(2)

Hal ini dibuktikan dengan observasi di delapan SD se- Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo diperoleh data bahwa terdapat 30% - 52,2% nilai siswa yang masih berada di bawah KKM, khususnya mata pelajaran IPA yang terkait dengan materi sifat-sifat cahaya.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya ketuntasan belajar adalah guru menjelaskan materi dengan didominasi oleh penggunaan model pembelajaran langsung dan kegiatan lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat hal-hal yang dianggap penting saja, dan menjawab pertanyaan jika ditunjuk, ada pula beberapa siswa yang mengantuk, bermalas-malasan dan melakukan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.

Selain itu, dalam belajar siswa juga membutuhkan suasana yang penuh kegembiraan dan penguatan pada pengetahuan yang baru diperolehnya, agar pengetahuan itu bertahan lama dalam memori siswa. Siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dalam suasana tegang dalam waktu yang lama. Perasaan dan kebutuhan serta pengalaman yang dimiliki siswa seharusnya menjadi fokus perhatian guru. Guru dituntut untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengutamakan prinsip-prinsip belajar yang dapat meningkatkan proses belajar yang akhirnya juga dapat meningkatkan prestasi belajar dari pada hanya fokus dan -prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan dan

Mujdiono, 2006: 42). Perhatian dan motivasi siswa akan muncul apabila siswa menemukan keterkaitan antara yang dipelajari dengan pengalaman dan kebutuhannya. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain, anak mempunyai dorongan untuk melakukan aktivitas fisik. Belajar akan lebih baik jika dilaksanakan tidak hanya melalui pengamatan, tetapi siswa dapat belajar secara langsung, mengalami, menghayati, terlibat dalam perbuatan serta bertanggungjawab pada apa yang diprestasikan.

yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar

(3)

bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan

atau siswa (dalam konteks sekolah). Pengoptimalan peran dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran mutlak diperlukan, karena siswa yang berperan sebagai subjek belajar bukan objek belajar. Penggunaan model pembelajaran langsung lebih cenderung mengprestasikan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Akibatnya masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pemahaman konsep sehingga prestasi belajar yang diperoleh belum memuaskan dan terbilang masih rendah.

Dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA di sekolah seharusnya menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara maksimal yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuanya. Sejalan dengan ini, maka model yang digunakan adalah model inkuiri. Model ini menekankan pada proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran , sedangkan peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar.

Menurut Sanjaya (2006:196), pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, model pembelajaran ini selain berorientasi pada prestasi belajar juga berorientasi pada proses belajar.

Berdasarkan paparan di atas penelitian ini mengambil judul

Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Cahaya Bagi Siswa Kelas pada V SD Di Wilayah Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2013

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis dapat mengidentifikasi beberapa masalah yang ada, antara lain : pembelajaran yang

(4)

berlangsung tidak melibatkan siswa secara aktif, prestasi belajar IPA masih rendah, model pembelajaran yang digunakan menggunakan pembelajaran konvensional yang tidak sesuai dengan kondisi siswa.

Agar penelitian lebih terarah, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian mengenai: model pembelajaran IPA yang digunakan adalah model inkuiri, subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas V Semester Genap SD Negeri Se-Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian ini dirumuskan agar tujuan penelitian jelas dan terarah,

memberikan hasil belajar IPA mengenai sifat-sifat cahaya yang lebih baik antara model pembelajaran inkuiri atau model pembelajaran langsung pada siswa kelas V SD negeri se-Gugus Hasanudin Kecamatan Cepogo tahun ajaran 2012/2013

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di depan, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang memberikan hasil belajar yang lebih baik antara model inkuiri atau model pembelajaran langsung terhadap hasil belajar IPA mengenai sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD negeri se-Gugus Hasanudin

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibedakan atas manfaat teoritis dan manfaat praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis:

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

(5)

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Siswa

1) Hasil penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada standar kompetensi mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

2) Hasil penelitian ini digunakan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran IPA pada standar kompetensi mengidentifikasi sifat-sifat cahaya

3) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA, sehingga membantu siswa dalam membangun pengetahuanya dalam bidang IPA.

b. Bagi Guru

1) Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran IPA.

2) Hasil penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi bagi guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam pembelajaran IPA.

c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian ini digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran pada mata pelajaran IPA.

2) Hasil penelitian ini memberikan sumbangan yang positif dalam menghilangkan anggapan bahwa mata pelajaran IPA itu sulit dan tidak disenangi.

3) Hasil penelitian ini mendorong para guru untuk aktif melaksanakan pembelajaran dengan model inkuiri.

4) Hasil penelitian ini dalam menggunakan model inkuiri pembelajaran dilaksanakan dengan meneliti, maka akan menumbuhkan budaya meneliti bagi guru maupun siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisa data, diperoleh kesimpulan bahwa pada saat pelasaksanaan perjanjian kredit, pihak penjamin dalam hal ini pemilik deposito, selain harus menandatangani

You are the desktop administrator for Certkiller .com. All employees use Windows XP Professional computers. A user named Julie is a member of the Sales user group. She reports that

[r]

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan atau

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET.. Universitas Pendidikan Indonesia

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana peningkatan keterampilan generik sains dan hasil belajar ranah kognitif siswa SMP pada. materi kalor

Identifikasi hama dan patogen penyakit dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dengan menggunakan