• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROFITABILITAS DAN DAYA SAING USAHATANI PADI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PROFITABILITAS DAN DAYA SAING USAHATANI PADI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROFITABILITAS DAN DAYA SAING USAHATANI PADI KABUPATEN PINRANG

SULAWESI SELATAN

Oleh :

ARSAL SALAMA

G211 13 309

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(2)

ii

(3)

iii

PANITIA UJIAN SARJANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Judul : ANALISIS PROFITABILITAS DAN DAYA SAING

USAHATANI PADI KABUPATEN PINRANG SULAWESI SELATAN

Nama : ARSAL SALAMA NIM : G211 13 309

TIM PENGUJI

Prof. Dr. Ir. Muslim Salam, M.Ec.

Ketua Sidang

Prof. Dr. Ir. M. Saleh S, Ali, M.Sc.

Anggota

Dr. Ir. Eymal B. Demmallino, M.Si.

Anggota

Muhammad Arsyad, S.P., M.Si., Ph.D Anggota

Dr. Ir. Saadah, M.Si Anggota

Rasyidah Bakri, S.P., M.Sc.

Anggota

Tanggal Ujian : Agustus 2018

(4)

iv

ABSTRAK

Arsal Salama (G211 13 309), Analisis Profitabilitas dan Daya Saing Usahatani Padi Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan di bawah bimbingan Muslim Salam dan Eymal B. Demmallino.

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu wilayah sentra produksi beras di Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk kawasan Bosowasipilu (kawasan sentra produksi beras). Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui keuntungan dan daya saing usahatani. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive methods. Tempat penelitian yang dipilih adalah Kelurahan Tatate Kecamatan Duampanua dengan pertimbangan daerah tersebut merupakan daerah produksi terbesar di Kabupaten Pinrang. Waktu penelitian antara Desember 2017-Januari 2018. Dalam penelitian ini, penentuan sampel menngunakan metode simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Metode analisi data menggunakan Matriks Analisis Kebijakan (Policy Analysis Matrix) untuk menganalisis profitabilitas dan daya saing. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa usahatani padi di Kabupaten Pinrang secara finansial menguntungkan dan layak untuk diteruskan serta efisien berdasarkan analisis keuntungan privat dan keuntungan sosial serta memilik daya saing berdasarkan keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif akibat kebijakan proteksi dari pemerintah.

Kata Kunci : Profitabilitas, Daya Saing, Usahatani Padi, PAM

(5)

v

ABSTRACT

Arsal Salama (G211 13 309), Analysis Proftability and Competitiveness of Rice Farming in Pinrang Regency, South Sulawesi supervised by Muslim Salam dan Eymal B. Demmallino.

Pinrang regency is one of central rice production areas in South Sulawesi province which is included in Bosowasipilu region (central rice production areas). Aim of this research is to identify profit and rice farming competitiveness. To determine research site was done though purposive methods. The selected research site was Tatate subdistrict Duampanua district considering that the subdistrict was the largest production area in Pinrang regency. Research times ranged from December 2017 to January 2018. In this research, samples were taken using simple random sampling in which number of samples totaled to 30 people. Data analysis method was using Policy Analysis Matrix to analyze profitability and competitiveness. Upon the result of this research, it is concluded that rice farming in Pinrang regency is financially beneficial, expedient to be continued, efficient according to analysis of private and social profit, and has competitiveness according to competitive and comparative advantage due to protection policy of the government.

Keywords: Profitability, competitiveness, rice farming, PAM.

(6)

vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Arsal Salama, lahir di Kabupaten Pinrang, pada tanggal 04 April 1995, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Salama dan Hasna.

Pendidikan formal yang telah dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 187 Pinrang, pada tahun 2001 – 2007. Lalu kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 01 Pinrang pada tahun 2007 dan tamat pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Pinrang tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Melalui jalur SBMPTN penulis berhasil diterima sebagai Mahasiswa Program Studi Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.

Sebagai seorang mahasiswa, penulis aktif berorganisasi di ruang lingkup Fakultas dan Kampus diantaranya sekretaris di Lembaga Dakwah Ulul Al-Baab FAPERTA UH dan Anggota Kewirausahaan LDF Surau Firdaus FAPERTA UH serta menjabat Koordinator dan Bendahara Umum di Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus Mahasiswa Pecinta Mushollah (UKM LDK MPM Unhas). Selain itu penulis juga akitf di lembaga luar kampus yaitu Lingkar Dakwah Kampus Mahasiswa Indonesia (LIDMI) Makassar.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil Alamin Rasa syukur yang sedalam-dalamnya dihaturkan penulis kepada Allah Azza Wa jalla yang telah memberi limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, serta keimanan dan kekuatan sehingga penulis mampu merampungkan skripsi dengan judul Analisis Profitabilitas dan Daya Saing Usahatani Padi Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan.

Tak lupa pula penulis kirimkan salawat menyertai salam kepada baginda Rasulullah sallallahi alaihi wasallam, nabi yang diutus oleh Allah subhana wa ta’ala sebagai teladan bagi umat manusia.

Dengan segala kemampuan yang dimiliki, penulis mencoba menyajikan karya penulisan, tetapi disadari bahwa hasil yang dicapai masih jauh dari kesempurnaan. Penulis telah memberikan segala kemampuan dalam skripsi ini dan diharapkan bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan. Berbagai ide telah tertuang dengan segala jerih payah yang tak akan lapuk oleh pemikiran dan pencarian yang tak terbatas namun hanya Allah pemilik segala kesempurnaan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki, maka masih banyak kekurangan, sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran tetap penulis harapkan. Akhir kata, penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam penyusunan skripsi ini. penulis berharap apa yang penulis sajikan ini akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada pihak yang

(8)

viii membacanya dan memberikan sebuah nilai bagi ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya dan semoga segala sesuatu yang kita kerjakan bernilai ibadah dan mendapat pahala di sisi-Nya . Aamiin.

Makassar, Juli 2018

Penulis

(9)

ix

UCAPAN TERIMA KASIH

Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah subhana wa ta’ala atas berkat limpahan dan rahmat-Nya serta salawat menyertai salam penulis kirimkan kepada rasulullah Muhammad sallallahi alaih wa sallam, nabi yang diutus sebagai rahmatan lil a’alamin sehingga penulis mampu merampungkan skripsi ini InsyaAllah dalam bentuk yang sebaik-baiknya

Penulis sadar akan keterbatasan setiap manusia, oleh karena itu penulis menyadari tidak akan mampu menyelesaikan Skripsi ini tanpa adanya bantuan perantara dari pihak lain baik bantuan moril maupun materil.

Penulis ingin menghanturkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang tak terhingga, atas sayang yang tiada henti dan tiada berujung dalam hidup peneliti kepada ayahanda Salama dan ibunda Hasna. Terima kasih pula kepada saudara Penulis Adi Sanjaya Salama, S.Kom beserta Istri (Ninda Winarti) dan Saudari Penulis Rahmatullah Salama, atas semua bantuan, pengorbanan dan doa yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan S1 ini.

Tentunya penulis tidak mampu membalas semua itu, biarlah Allah yang menjadi sebaik-baik pembalas hanya doa tulus-lah yang insyaAllah penulis mampu berikan untuk sang keluarga tercinta.

(10)

x Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis menemui berbagai hambatan. Namun berkat usaha dan kerjakeras serta bimbingan, arahan, kerjasama dan bantuan berbagai pihak maka skripsi ini dapat diseleaikan dengan baik. Olehnya itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan Jazakumullah Khaeran kepada : 1. Prof. Dr. Ir Muslim Salam, M.Ec. dan Dr. Ir. Eymal B. Demmallino,

M.Si. selaku pembimbing yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, motivasi, saran dan kritikan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. Terima kasih untuk semua ilmu, arahan, waktu, dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.

2. Prof. Dr. Ir. M. Saleh S. Ali, M.Sc dan Muhammad Arsyad, S.P., M.Si., Ph.D. serta Rasyidah Bakri S.P., M.Sc. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan tugas akhir ini.

3. Dr. Ir Saadah M.Si selaku panitia ujian sarjana dan Pipi Dian Sari, S.E., M.Si., Ph.D selaku panitia seminar proposal serta Rasyidah Bakri S.P., M.Sc dan Ni Made Viantika.S, S.P., M.agb selaku panitia seminar hasil, terima kasih untuk waktu dan arahan yang telah diberikan kepada penulis demi terselesaikannya tugas akhir ini.

4. Dr. Muh. Hatta Jamil, SP., M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah banyak memberikan pengetahuan, mengayomi dan memberikan teladan selama penulis menempuh pendidikan.

(11)

xi 5. Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P., M.Si selaku Ketua Jurusan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian yang telah banyak memberikan pengetahuan, mengayomi dan memberikan teladan selama penulis menempuh pendidikan.

6. Bapak dan Ibu Dosen khususnya Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, yang membimbing penulis sejak pertama kali menginjakkan kaki di Universitas Hasanuddin sampai penulis merampungkan tugas akhir.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin yang telah membantu penulis dalam proses administrasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Kepada seluruh keluarga besar Penulis yang ada di daerah terkhusus kepada Hermansyah (yang membersamai peneliti turun lapangan) terima kasih atas semangat serta doanya, sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.

9. Kepada pihak Kantor Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang yang telah bersedia mengizinkan penulis melakukan penelitian di tempat tersebut.

10. Subjek penelitian, terima kasih atas kesediannya telah meluangkan waktu untuk berbagi informasi kepada peneliti.

11. Kepada Sang Murabbi Al Ust. Ihwan Wahid Minu, S.Pdi., M.E.I dan Al Ust.Hariadi, S.TP., M.Si serta Sang Mudarris Al Ust. Ayyub Muhajir, S.KM dan Ust. Abadi Gunawan, S.Si yang senantiasa

(12)

xii memberikan nasehat-nasehat kepada penulis untuk kebaikan kehidupan dunia terlebih lagi kehidupan akhirat kelak.

12. Seluruh keluarga besar SELARAS13 terkhusus kepada Al akh Mujahid Shiddiq, Nur Jayadi Nasir,S.P, Muh Fathun Munier,S.P, Made Wira,S.P Muh. Ashar Ishak, Muhammad Fadly dan Muh Roid Rajab.

yang sudah menjadi keluarga penulis sejak menginjakkan kaki di kampus hingga saat ini dan Al Ukht (yang tidak bisa dicantumkan namanya)

13. Seluruh keluarga besar Ash13ul Hijrah; Satria Astauzary Awal,S.Si., A.Pt (Maa sya Allah ketua angkatan yang subhanallah ancamannya kalau tidak sarjana tahun ini), Mujahid Shiddiq (Maa Sya Allah, Sang Perantara Hidayah Penulis), Irwansyah, S.P (Maa Sya Allah, sang Alarm pengingat skripsi dari kejauhan) Arfan, S.S, Rahmat, Supriadi, S.Ak dan Muh. Ridwan Umar, S.Hut (Parner Pengurus inti MPM), Qois Al Faruqi, S.S, Bahrul Ulum, S,Si Ahmad Fadhil,S.KG, M. Nur Ashra, S.KG, Muh. Fadly, Herman, Akram,S.Ak, Imran Yusuf S.Si, A.Pt, Ikram, Muing S.Pt Muh.

Khalid, Bilal S.Si, Muh. Afdal,S.Si, Risal, Rizky,S.Pt Syamsir, Baso, S.P, Anshar, Eko, S.Si, Zul.S.Si, Aan, S.Pt, Fadlullah, Ahmad Fauzan, Adhan, Ari S.Si, Qur, Ismail,ST, Uki, Imam, S.Pt.

Barakallahu Fiikum Wa Jazakumullahu Khaeran atas motivasi, semangat serta doanya serta Ukhuwahnya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan. Semoga kita semua di Istiqomahkan. Insya Allah See You In Jannah Bros.

(13)

xiii 14. Seluruh Alumni UKM LDK MPM Unhas terkhusus kepada Kakanda Ahmad Mujaddid, S.E, Abdul Haris,S.Ft., Physio, Moh Akram, S.Si Jumardin, S.Si., M.Si, Abdul Rajab, S.Hut, Nasaruddin,S.T, Usman Nasrul,S.T Andi Agus Mu’mang, S.KM, Hasan Basri, S.KM, Hamri, S.Pt, Muh Ruslan, S.Si, Rizky Aras, Muh Yusuf, S.T, Akmal Yahya, S.Si dan Andi Zulkarnaim Sumang serta kakanda Alumni UKM LDK MPM Unhas yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis dalam merampungkan skripsi ini.

15. Seluruh keluarga besar Adinda Pemuda 14ngit terkhusus kepada Pengurus Inti UKM LDK MPM Unhas Al akh Andi Ashar, Irwan, Muh Aqsha, Asrullah dan Abdul Gaffur dan ikhwa 2014 lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

16. Seluruh keluarga besar Adinda Syababul 15tiqomah (Darmawasa, Achmad Kurnia, Asrul, Andry.S, Ashabul firdaus, Rahmat Sadly, Muh Adib, Muh Arif, Asli Muh Uznul Fajrin, Syamsuddin, Sarhan, Hasbullah, Firman, Wahyudi, Muktamar, Imam, Anto, Andry) yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Tetap Istiqomah dan tetap Solid.

(14)

xiv 17. Seluruh keluarga besar Adinda Shohi16ul Jannah (Lahardifin, Syahril, fiqrah, Erwin, Riswan, Yasin, Rofif, Fathur, Budi, Dandi, Amirul, Fairuz, Wahyu, Jalil, Eko). yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

18. Seluruh keluarga besar Adinda Ikhwa Ang. 2017 Zulfikri, Hidayat, Taufiq, Fadly, Alul, Rio dan Fitrah yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

19. Al Akh Muhammad Muaz dan Tri Nurul Ilman (Maa Sya Allah dua sahabat yang SMA yang bersama berjuang di Kampus Merah dan Alhamdulillah berhijrah bersama) yang senantiasa memberikan semangat dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Berharap kita semua diistiqomahkan.

20. Keluarga Besar UKM LDK MPM Unhas, LDF Surau Firdaus dan LIDMI Makassar yang telah memberikan pengalaman berharga kepada penulis dalam mengembangkan potensi diri.

21. Keluarga Besar KKN Gel 93 Kecamatan Kulo, terhusus kepada Supervisor bapak Muh. Kurnia, S.Pi., M.Sc., Ph.D dan teman posko Bina Baru (A.Nurul Fadyah,SP, Husni Hasmar, S.T, Andi Khusnul Khatimah, S.KH, Feiby Valentine, S.H, Haryanti, S.Pt, Enggra Mamonto, S.IP, dan Luthfi Alfiandri, S.Si) yang telah menjadi keluarga bagi penulis dan telah memberikan penulis pelajaran yang sangat berharga selama ber-KKN.

(15)

xv 22. Seluruh keluarga besar Tim Helpdesk Unhas 2015, 2016, 2017 dan 2018 terkhusus kepada Ust. Alimuddin Paddu, S.Si, M.Ikom yang telah memberikan pengalaman berharga kepada penulis dalam mengembangkan potensi diri.

23. Semua pihak yang telah membantu penulis namun tidak mampu penulis sebutkan satu per satu.

Demikianlah ucapan terima kasih, semoga segala pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam menyelasaikan tugas akhir dan Allah balas dengan sebaik-baik balasan.

Aamiin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Makassar, Juli 2018

Penulis

(16)

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SUSUNAN TIM PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

RIWAYAT HIDUP PENULIS ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ix

DAFTAR ISI ... ... xvi

DAFTAR TABEL ... ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xxi

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Identitas Keuntungan (Identity Profitability) ... 9

2.2 Daya Saing ... 10

2.2.1 Keunggulan Kompetitif ... 11

2.2.2 Keunggulan Komparatif ... 13

2.3 Usahatani Padi ... 15

2.3.1 Definisi Usahatani ... 15

2.3.2 Tanaman Padi ... 17

2.4 Impor Beras Indonesia ... 19

2.5 Policy Analysis Matrix (PAM) ... 21

2.6 Kerangka Pemikiran ... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

3.2 Populasi dan Sampel ... 27

3.3 Proses Penelitian ... 27

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 31

3.5 Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel ... 31

3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

3.6.1 Identifikasi Input dan Output ... 35

3.6.2 Penentuan Harga Privat ... 35

3.6.3 Penentuan Harga Sosial ... 36

3.6.4 Analisis Tabel Policy Analisis Matrix (PAM) ... 39

(17)

xvii

IV. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 46

4.1 Letak wilayah ... 46

4.2 Keadaan Geografis ... 47

4.3 Keadaan Demografi ... 47

4.4 Luas Lahan ... 48

4.5 Sarana dan Prasarana ... 48

4.6 Pola Pemukiman ... 49

V. Hasil dan Pembahasan ... 50

5.1 Identitas Responden ... 50

5.1.1 Umur ... 50

5.1.2 Tingkat Pendidikan ... 51

5.1.3 Pengalaman Berusahatani ... 52

5.1.4 Jumlah Tanggungan Keluarga ... 53

5.1.5 Luas Lahan ... 55

5.2 Profitabilitas dan Daya Saing : Menghitung Anggaran Privat ... 56

5.2.1 Input – Output ... 56

5.2.2 Menentukan Harga Privat... 57

5.2.3 Penganggaran Biaya Privat... 58

5.3 Profitabilitas dan Daya Saing : Menghitung Anggaran Sosial ... 60

5.3.1 Input Tradable ... 61

5.3.2 Input Non Tradable ... 63

5.3.3 Output ... 64

5.3.4 Penganggaran Biaya Sosial ... 65

5.4 Policy Analysis Matrix : Menyusun Tabel PAM ... 67

VI. Kesimpulan dan Saran ... 75

6.1 Kesimpulan ... 75

6.2 Saran... 75 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(18)

xviii

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1 Proyeksi Luas Panen, dan Produksi Padi di Indonesia

Tahun 2015-2019……… 3

2 Hasil Proyeksi Permintaan Beras di Indonesia Tahun 2011-2019……... 4

3 Impor Beras Menurut Negara Asal Utama Tahun 2011- 2015………. 5

4 Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Kab. Pinrang Tahun 2014……….. 7

5 Policy Analysis Matrix (PAM)………. 23

6 Penentuan Harga Sosial Input dan Output……… 37

7 Policy Analysis Matrix (PAM)………. 40

8 Jenis dan Luas Lahan di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2015………. 48

9 Klasifikasi Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017….……….. 50

10 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017...………. 52

11 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017... 53

12 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017...……….. 54

13 Klasifikasi Responden Berdasarkan Luas Lahan di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017….……….. 55

14 Input – Output Usahatani Padi di Kleurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017....… 56

15 Harga Privat Usahatani Padi di Kleurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017....…. 57

16 Penganggaran Biaya Privat Usahatani Padi di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017.……….. 59

17 Harga Bayangan Pupuk di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017.………... 62

18 Harga Bayangan Benih di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017.………... 62 19 Harga Bayangan Pestisida di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017…….. 63

20 Harga Bayangan Beras di Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017.………... 65

(19)

xix 21 Harga Sosial Usahatani Padi di Kelurahan Tatae

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, 2017.……. 66 22 Penganggaran Biaya Sosial Usahatani Padi di

Kelurahan Tatae Kecamatan Duampanua Kabupaten

Pinrang, 2017………... 66

23 Menyusun Tabel Policy Analysis Matrix (PAM)………….. 67

(20)

xx

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Grafik Perkembangan Impor Beras di Indonesia Tahun

2000-2014 ... 20 2. Kerangka Berfikir ... 26 3. Diagram Proses Penelitian ... 28

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian

1 Identitas Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

2 Biaya Variabel Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

3 Biaya Variabel Pupuk Urea dan Phonska Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017.

4 Biaya Variabel Benih dan Pestisida Prevathon Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017.

5 Biaya Variabel Pestisida DMA-6 dan Spontan Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017.

6 Biaya Variabel Pestisida Clipper dan Virtako Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

7 Biaya Variabel Sewa Traktor Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

8 Biaya Tenaga Kerja (Pengolahan Lahan) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017.

9 Biaya Tenaga Kerja (Penanaman) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

10 Biaya Tenaga Kerja (Pemupukan) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

11 Biaya Tenaga Kerja (Penyiangan) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

12 Biaya Tenaga Kerja (Penyemprotan) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

13 Biaya Tenaga Kerja (Panen) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

14 Total Biaya Tenaga Kerja dan Variabel Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

15 Nilai Penyusutan Alat (Cangkul dan Sabit) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

16 Nilai Penyusutan Alat (Alat Semprot dan Parang) Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

(22)

xxii 17 Nilai Penyusutan Alat (Traktor) Petani Responden di Kelurahan

Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

18 Total Biaya Tetap Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

19 Pendapatan Petani Responden di Kelurahan Tattae, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, 2017

20 Harga Pupuk Internasional

21 Nilai rata-rata Konversi Rupiah tahun 2016 22 Harga FOB Beras Vietnam

23 Kusioner Penelitian

(23)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian, sangat diuntungkan dengan karunia kondisi alam yang mendukung, hamparan lahan yang luas, keragaman hayati yang melimpah, serta beriklim tropis dengan sinar matahari terpancar sepanjang tahun. Kondisi ini mendukung untuk dilakukan proses menanam sepanjang tahun. Realita sumberdaya alam seperti ini sewajarnya mampu membangkitkan Indonesia menjadi negara yang makmur, tercukupi kebutuhan pangan untuk seluruh warganya. Selain itu sektor pertanian menjadi salah satu sektor ril yang memiliki peran bagi penghasilan devisa negara (Warsani, 2013:1).

Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan memiliki peran sangat penting dan strategis, hal ini dikarenakan subsektor tanaman pangan memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan sebagian besar penduduk Indonesia. Hasil Sensus Pertanian 2013 (ST 2013) menunjukkan jumlah rumah tangga usaha tanaman pangan (padi dan palawija) mencapai 17,73 juta rumah tangga atau 67,83% dari total jumlah rumah tangga usaha tani, yang mencapai 26,14 juta rumah tangga pada Tahun 2013 (BPS, 2015). Demikian pula data PDB Triwulan II Tahun 2014 memperlihatkan kontribusi tanaman bahan makanan menunjukkan share paling tinggi yaitu sebesar 6,89% dari total share pertanian sebesar 10,89% (Pusdatin, 2015:1).

(24)

2 Pada sisi lain, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 252,17 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,31% serta tingkat konsumsi beras mencapai 132,98 kg/kapita/tahun, memerlukan pangan yang cukup besar, oleh karena itu peningkatan produksi beras saat ini menjadi prioritas untuk mengatasi kekurangan suplai.

Begitu pentingnya beras, maka negara-negara berkembang terutama Indonesia telah menjadikan swasembada beras sebagai tujuan kebijakan nasional. Dalam sejarah, Indonesia pernah menjadi pelopor dalam revolusi hijau yang mendorong peningkatan produksi pangan terutama padi pada tahun 1960-an. Mulai saat itu tingkat kesejahteraan penduduk meningkat dan penduduk miskin berkurang secara signifikan.

Tingkat ketahanan pangan pun terus akan meningkat yang dicirikan dengan terjadinya surplus beras hingga negara mencapai swasembada pangan pada Tahun 1984 (Riyadi, 2002:15).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, proyeksi padi di Indonesia Tahun 2016-2019 didekati dengan melakukan proyeksi luas panen dan produktivitas. Pada Tahun 2016 produksi padi Indonesia diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 2,24% atau mengalami peningkatan sebesar 1,69 juta ton dari angka Ramalan I Tahun 2015 yaitu diperkirakan akan mencapai 77,25 juta ton gabah kering giling (Tabel 1).

(25)

3 Tabel 1. Proyeksi Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di

Indonesia, Tahun 2015-2019

Tahun

Luas Panen

(000)

Pertumbuhan (%)

Produktivitas (ku/ha)

Pertumbuhan (%)

Produksi Padi (000 ton)

Perrtumbuhan (%)

2010 13.253 50,15 66.469

2011 13.204 -0,38 49,80 -0,70 65.757 -1,07

2012 13.445 1,83 51,36 3,13 69.056 5,02

2013 13.835 2,90 51,52 0,31 71.279 3,22

2014 13.797 -0,27 51,35 -0,33 70.846 -0,62

2015 14.309 3,71 52,80 2,82 75.551 6,64

20161) 14.512 1,42 53,23 0,81 77.245 2,24

20171) 14767 1,74 53,75 0,98 79.370 2,75

20181) 15.022 1,72 54,25 0,94 81.495 2,68

20191) 15.276 1,70 54,74 0,90 83.620 2,61

Sumber : Badan Pusat Statistik, Diolah Oleh Pusdatin Keterangan : 1) : Angka Proyeksi

Berdasarkan Tabel 1 di atas peningkatan produksi padi dipicu naiknya luas panen maupun produktivitas, masing-masing sebesar 1,42%

dan 0,81% atau luas panen padi mencapai 14,51 juta perhektar dan produktivitas diperkirakan akan mencapai 5,32 ton perhektar. Produksi padi diperkirakan masih akan mengalami peningkatan hingga tahun 2017 diperkirakan mencapai 79,36 juta ton sebagai akibat peningkatan produktivitas sebesar 0,98% atau mencapai hasil 5,40 ton perhektar dan peningkatan luas panen sebesar 1,75% atau mencapai luas 14,77 juta hektar. Sementara produksi pada Tahun 2019 diperkirakan akan mencapai 83,62 juta ton, sebagai akibat peningkatan baik dari sisi luas panen yang mencapai 15,28 hektar dan produktivitas sebesar 5,47 ton perhektar.

Permasalahan yang muncul ketika kebutuhan konsumsi tidak selaras dengan jumlah produksi beras. Proyeksi permintaan beras Tahun 2016 hingga Tahun 2019 (Tabel 2).

(26)

4 Tabel 2. Hasil Proyeksi Permintaan Beras di Indonesia, Tahun 2011-2019.

Sumber : BPS Pusat dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015

Produksi beras berfluktuasi mengikuti pola tanam, sementara konsumsi beras stabil sepanjang tahun. Surplus beras meningkat pada masa panen (Bulan Februari-April), sementara pada musim kemarau dan musim tanam (Oktober-Januari) mengalami defisit. Harga beras berpotensi turun ketika produksi melimpah (musim panen) yang merugikan petani, dan sebaiknya harga beras akan naik pada saat defisit yang merugikan konsumen sehingga beras akan bergejolak sepanjang tahun (Prastowo, 2008:13).

Solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi adanya gap antara produksi dan konsumsi, pemerintah mengeluarkan kebijakan perizinan impor beras (Prastowo, 2008:13). Tabel 3 menunjukkan impor beras selama kurun waktu tahun 2011-2015. Nilai total importasi beras sepanjang periode 2011-2015 tercatat dengan volume 6.739.277,9 ton.

Volume impor beras terbesar terjadi pada tahun 2011 sebesar 2.750.476,2 ton dan terkecil pada tahun 2013 sebesar 472.664,7 ton. Adapun impor beras berasal dari Vietnam, Thailand, Cina, India, Pakistan, Amerika Serikat, Taiwan, Singapura dan Myanmar.

Tahun

Kebutuhan Beras (Kg/Kapita/Thn) Jumlah Penduduk

(000 Orang)

Pertumbuhan (%)

Proyeksi Permintaaan

Beras (Ton)

Pertumbuhan Konsumsi (%)

Langsung

Konsumsi Tidak Langsung

Total

2011 102,87 30,11 132,98 241.991 32.179.923

2012 97,65 35,33 132,98 245.425 1,42 32.636.643 1,42

2013 97,40 35,58 132,96 248.818 1,38 33.087.831 1,38

2014 98,11 34,87 132,98 252.265 1,35 33.532.875 1,35

2015 98,21 26,68 124,89 255.462 1,31 31.904.612 -4,86

2016 98,01 26,88 124,89 258.705 1,27 32.309.667 1,27

2017 97,91 26,98 124,89 261.891 1,23 32.707.555 1,23

2018 97,91 26,98 124,89 265. 1,19 33.097.761 1,19

2019 97,91 26,98 124,89 267.974 1,12 33.467.298 1,12

(27)

5 Tabel 3. Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2011-2015

No Negara Asal 2011 2012 2013 2014 2015

Berat Bersih dalam Ton

1 Vietnam 1.778.480,6 1.084.782,8 171.286,6 306.418,1 509.375,2

2 Thailand 938.695,7 315.352,7 944.633,9 366.203,5 126.745,7

3 Tiongkok 4.674,8 3.099,3 639,8 1416,7 479,9

4 India 4.064,6 259.022,6 107.538,0 90.653,8 34.167,5

5 Pakistan 14.342,3 133.078,0 75.813,0 61.715,0 180.099,5

6 Amerika Serikat 2.074,1 2.445,5 2.790,4 1.078,6 0,0

7 Taiwan 5.000,0 0,0 1.240,0 840,0 0,0

8 Singapura 1.506,5 22,5 0,5 0,0 0,0

9 Lainnya 1.637,6 12.568,9 18.722,5 15.838,0 10.734,2

Jumlah 2.759.476,2 1.810.372,3 472.664,7 844.163,7 861.601,0

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

Pemerintah selaku penetap kebijakan perlu memberikan perhatian lebih terhadap impor beras agar peningkatan penawaran komoditas padi di pasar dalam negeri tidak berdampak pada menurunnya harga komoditas yang dapat merugikan petani. Harga Komoditas padi yang murah akan menguntungkan konsumen, namun sebaliknya akan merugikan petani dalam negeri. Sementara itu pemerintah berusaha melindungi produsen dalam hal ini petani dalam negeri melalui kebijakan ketentuan impor dan tarif impor.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 132/PMK.010/2015 menetapkan tarif impor beras sebesar Rp.450/Kg.

Kebijakan pemerintah mengenakan tarif impor komoditas mempengaruhi harga pasar dalam negeri yang berdampak pada harga penjualan komoditas padi dalam negeri.

Komoditas beras diperdagangkan secara internasional, oleh karena itu, dalam perkembangannya harga komoditas dan keuntungan usahatani akan sensitif terhadap perubahan variabel perdagangan internasional dan perubahan harga input usahatani. Variabel perdagangan internasional dan input usahatani tersebut seperti harga internasional komoditas, harga

(28)

6 internasional input pupuk, upah tenaga kerja, serta nilai tukar rupiah terhadap Dollar. Perubahan variabel perdagangan internasional dan input usahatani turut mempengaruhi harga komoditas padi (dalam bentuk beras) dalam negeri dan keuntungan usahatani.

Sulawesi Selatan sebagai penyandang predikat lumbung pangan nasional merupakan produsen beras terbesar diluar Pulau Jawa, dengan produksi padi pada tahun 2015 diperkirakan sebanyak 5,53 juta ton GKG, yang terdiri dari dari padi sawah dan padi lading 0,18 juta ton. Peningkatan produksi padi disebabkan bertambahnya luas panen sebesar 16,20 ribu hektar (naik 1,56 %) dan juga meningkatnya produktivitas sebesar 0,23 kuintal per hektar (naik 0,44 persen) (BPS, 2015).

Kabupaten Pinrang merupakan salah satu wilayah sentra produksi beras di Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk Kawasan Bosowasipilu (kawasan sentra produksi beras) dengan luas areal persawahan potensial

± 44.861 Ha (22,87% luas wilayah kabupaten Pinrang. Pada dasarnya persebaran produksi tanaman pangan jenis padi di wilayah Kabupaten Pinrang tersebar secara merata di seluruh wilayah, dimana semua wilayah kecamatan memiliki areal persawahan yang produktif dengan sumber pengairan dari irigasi teknis. (BPS Kab.Pinrang, 2015 : 10)

Produksi padi terbesar pada tahun 2016 ada di Kecamatan Duampanua dengan produksi padi 85.959 ton dengan luas panen 14.599 Ha. Sementara yang paling rendah yaitu Kecamatan Suppa dengan memproduksi hanya 11.906 ton dengan luas panen 2.022 Ha serta

(29)

7 produktivitas yang merata di setiap Kecamatan yaitu 5.89 Ton/Ha. Adapun data luas panen dan produksi padi sawah Kabupaten Pinrang pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Panen dan Produksi Padi Sawah Kabupaten Pinrang Tahun 2016.

No Kecamatan Luas Panen (Ha)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ton)

1. Suppa 2.022 11.906 5.89

2. Mattiro Sompe 9.646 56.796 5.89

3. Lanrisang 8.547 50.325 5.89

4. Mattiro Bulu 11.979 70.532 5.89

5. Watang Sawitto 10.523 61.959 5.89

6. Paleteang 5.070 29.852 5.89

7. Tiroang 11.271 66.364 5.89

8. Patampanua 13.062 76.909 5.89

9. Cempa 10.654 62.731 5.89

10. Duampanua 14.599 85.959 5.89

11. Batulappa 3.276 19.289 5.89

12. Lembang 5.552 32.690 5.89

Total 106.201 625.312 5.89

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang, 2014 Sebagian besar masyarakat tani tidak memperhitungkan biaya, penerimaan, pendapatan serta daya saing secara rinci usahatani padi, karena tujuan akhir yang ingin dicapai oleh pelaku usahatani rumah tangga adalah sekadar pendapatan keluarga petani. Hal ini mengakibatkan, terkadang usahatani padi yang dijalankan bukan keuntungan yang diperoleh tapi kerugian, dan tidak efisien serta tidak memiliki daya saing, tetapi tetap saja berkelanjutan.

Berdasarkan masalah tersebut, seharusnya pelaku usahatani padi mampu memperhitungkan rincian biaya, penerimaan serta pendapatan dengan baik agar mampu menganalisis tingkat efisiensi dan daya saing usahatani padi pada tingkat domestik maupun tingkat internasional.

Keadaan seperti itu akan dapat memberi keuntungan bagi ketahanan

(30)

8 pangan, ekonomi nasional, bahkan stabilitas nasional. Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti mengenai Analisis Profitabilitas dan Daya Saing Usahatani Padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan,

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat profitabilitas usahatani padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan?

2. Bagaiamana daya saing usahatani padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui tingkat profitabilitas usahatani padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

2. Mengetahui daya saing usahatani padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan mengelola usahatani padi yang efisien.

2. Sebagai bentuk rujukan untuk penelitian yang sejenis

(31)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Identitas Keuntungan (Profitability Identity)

Identitas keuntungan pada sebuah tabel PAM adalah hubungan perhitungan lintas kolom dan matriks. Keuntungan didefinisikan sebagai pendapatan (revenue) dikurangi biaya (cost) termasuk didalamnya biaya input tradable dan faktor domestik. Keuntungan privat (privat profitability) pada PAM adalah selisih dari pendapatan privat dengan biaya privat.

Perhitungan keuntungan privat, dari budget usahatani dan pengolahan hasil, dilakukan untuk mengukur daya saing.

Pendapatan dan biaya pada tingkat harga sosial didasarkan pada estimasi the social opportunity cost dari komoditas yang diproduksi dan input yang digunakan, dimana nilai (efisiensi social opportunity cost) dihitung berdasarkan jumlah devisa yang dihemat atau diperoleh saat melakukan kegiatan impor/ekspor komoditas tertentu. Dengan demikian keuntungan sosial adalah selisih antara penerimaan sosial dengan biaya sosial, dan ini dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi usahatani.

Harga sosial untuk input dan output tradable adalah harga internasional untuk barang yang sejenis (comparable) yang artinya harga impor untuk komoditas impor dan harga ekspor untuk komoditas ekspor.

Sedangkan harga sosial untuk untuk faktor domestik (lahan, tenaga kerja, dan modal) juga diestimasi dengan prinsip social opportunity cost. Namun, karena faktor domestik tidak diperdagangkan secara internasional sehingga diestimasi melalau pengamatan lapangan atas faktor atas pasar faktor domestik di lokasi penelitian (Pearson dkk, 2005:25).

(32)

10 2.2 Daya Saing

Daya saing merupakan kemampuan suatu komoditi untuk memasuki pasar luar dan kemampuan untuk dapat bertahan dalam pasar tersebut dalam artian jika suatu produk mempunyai daya saing maka produk tersebutlah yang banyak diminati oleh banyak konsumen.

(Murtiningrum, 2013:14) menyatakan bahwa daya saing adalah kemampuan produsen untuk memproduksi suatu komoditi dengan biaya yang cukup rendah sehingga pada harga-harga yang terjadi di pasar internasional kegiatan produksi tersebut menguntungkan. Daya saing suatu komoditi dapat diukur melalui dua pendekatan yang berbeda. Kedua pendekatan tersebut adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan dan efisiensi pengusahaan komoditi.

Tingkat keuntungan yang dihasilkan dapat dilihat dari dua sisi yaitu Pendekatan pertama adalah tingkat keuntungan yang dihasilkan.

keuntungan privat dan keuntungan sosial. Pendekatan ini pun dapat dilihat dari dua indikator yaitu keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif.

Dari sisi permintaan, kemampuan bersaing mengandung arti bahwa produk agribisnis yang dijual haruslah produk yang sesuai dengan atribut yang dituntut konsumen atau produk yang dipersepsikan bernilai tinggi oleh konsumen (consumers’s value perception). Sementara dari sisi penawaran, kemampuan bersaing berkaitan dengan kemampuan merespons perubahan atribut-atribut produk yang dituntut oleh konsumen secara efisien.

(33)

11 Peningkatan daya saing perlu diletakkan pada konsepsi terjadinya peningkatan kesejahteraan. Produktivitas merupakan kata kunci dibalik peningkatan kesejahteraan. Dengan demikian daya saing sesungguhnya diukur dengan peningkatan produktivitas. Yang menjadi pertanyaan yaitu bagaimana menciptakan kondisi yang baik guna meningkatknya pertumbuhan produktivitas secara berkelanjutan.

Tercapainya kondisi makro ekonomi, politik, hukum, dan konteks sosial yang stabil adalah penting, namun itu semua belum cukup. Guna mencapai hal tersebut maka perlu ada dua pilar pendukung yaitu kualitas dari lingkungan bisnis mikro yang baik serta adanya strategi jitu di level perusahaan (Murtiningrum, 2013 :15).

2.2.1. Keunggulan Kompetitif

Buku yang berjudul “the competitive Advantage of Nations” Michael E. Porter (Najiyati dan Danarti, 2004:17) menawarkan konsep keunggulan kompetitif sebagai salah satu bentuk penyempurnaan ataupun tandingan atas konsep sebelumnya yaitu keunggulan komparatif. Porter menekankan lima faktor didalam mencapai keunggulan kompetitif, yang dikenal sebagai penyumbang atas kegiatan inovasi yaitu new technologies, new or shifting buyer needs, the emerge of a new industrial segment, shifing input cost or availability, changes in government regulations.

Keunggulan kompetitif terkait erat dengan faktor penentu daya saing di tingkat perusahaan khususnya perusahaan yang beroperasi di negara maju. Sementara keunggulan komparatif lebih menekankan pada

(34)

12 sisi alokasi sumber daya yang lebih efisien. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa strategi untuk membangun daya saing tidak cukup dilakukan di tingkat makro saja namun perlu didukung oleh penguatan pada sisi mikro.

Negara atau daerah yang memiliki keunggulan sumber daya alam melimpah dan tenaga kerja yang banyak, belum tentu memiliki keunggulan kompetitif dalam perdagangan internasional. Hal ini disebabkan tidak terdapat korelasi positif antara keunggulan sumberdaya alam dan tenaga kerja yang dimiliki oleh sebuah negara dengan keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif suatu negara ditentukan oleh empat faktor, yaitu keadaan faktor-faktor produksi, permintaan dan tuntutan mutu, industri terkait dan pendukung yang kompetitif dan strategi, struktur serta sistem penguasaan antar perusahaan. Selain dari empat faktor penentu tersebut, keunggulan kompetitif juga ditentukan oleh faktor eksternal, yaitu sistem pemerintahan dan terdapatnya kesempatan.

Keunggulan kompetitif merupakan perluasan dari konsep keunggulan komparatif yang menggambarkan kondisi daya saing suatu aktivitas pada kondisi perekonomian aktual. Keunggulan kompetitif digunakan untuk mengukur kelayakan suatu aktivitas atau keuntungan privat yang dihitung berdasarkan harga pasar dan nilai uang yang berlaku (resmi) atau berdasarkan analisis finansial. Harga pasar adalah harga

(35)

13 yang benar-benar dibayar produsen untuk faktor produksi dan harga yang benar-benar diterima dari hasil penjualan outputnya (Soetriono, 2007:17).

2.2.2 Keunggulan Komparatif

Kurniawan (2011:20) menyatakan bahwa keunggulan komparatif adalah kemampuan suatu wilayah atau negara dalam memproduksi satu unit dari beberapa komoditas dengan biaya yang relatif lebih rendah dari biaya imbangan sosialnya dari alternatif lainnya. Keunggulan komparatif merupakan suatu konsep yang diterapkan suatu negara untuk membandingkan beragam aktivitas produksi dan perdagangan di dalam negeri terhadap perdagangan dunia. dari definisi tersebut, terlihat bahwa biaya produksi dinyatakan dalam nilai sosial dan harga komoditas diukur pada tingkat harga di pelabuhan yang berarti juga berupa harga bayangan.

Dengan demikian, analisis keunggulan komparatif adalah analisis ekonomi (social) dan bukan analisis finansial (private). Oleh karena itu baik harga input maupun harga output dihitung dengan menggunakan komponen subsidi maupun pajak yang mungkin terkandung dalam harga aktual di pasar (harga finansial). Dalam analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total, produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumberdaya yang dipakai dalam proyek (proses produksi) untuk masyarakat atau perekonomian secara

(36)

14 keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa-siapa yang menerima hasil dari proyek tersebut (Kurniawan, 2011:20).

Keunggulan komparatif merupakan ukuran daya saing potensial yang akan dicapai apabila perekonomian tidak mengalami distorsi sama sekali. Komoditi yang efisien secara ekonomi dalam pengusahaannya, menunjukkan bahwa komoditi tersebut memiliki keunggulan komparatif.

Dengan demikian keunggulan komparatif merupakan alat untuk mengukur keuntungan sosial dan dihitung berdasarkan harga sosial dan harga bayangan nilai tukar uang.

Keunggulan komparatif dan kompetitif dapat dimiliki oleh suatu komoditi sekaligus, namun bisa saja suatu komoditi hanya memiliki salah satu keunggulan komoditi. Komoditi yang memiliki keunggulan komparatif tetapi tidak memiliki keunggulan kompetitif terjadi disebabkan karena adanya distorsi pasar atau adanya hambatan yang bersifat dis-insentif, misalnya perpajakan atau produsen administrasi yang menghambat aktivitas tersebut sehingga merugikan produsen. Sebaiknya suatu komoditi yang memiliki keunggulan kompetitif tapi tidak memiliki keunggulan komparatif dapat terjadi bila pemerintah memberikan proteksi terhadap komoditi yang dihasilkan, misalnya jaminan harga, perijinan dan kemudahan fasilitas lainnya (Soetriono, 2007:21).

(37)

15 2.3 Usahatani Padi

2.3.1 Definisi Usahatani

Pengertian usahatani adalah organisasi dari alam, kerja, dan modal yang sengaja untuk diusahakan oleh seseorang, sekelompok orang atau segolongan orang yang dalam pengerjaannya membutuhkan modal untuk produksi yang dilakukan di lapangan pertanian. Usahatani adalah terjemahan dari farm, sehingga dituliskan hanya dalam satu kata usahatani bukan dalam dua kata usaha tani. Ilmu usahatani adalah ilmu untuk melihat bagaimana petani memadukan sumberdaya (modal, lahan, tenaga kerja, waktu, dan pengolahan) yang jumlahnya terbatas untuk mencapai tujuan (Soekartawi 1986:11). Modal disini berkaitan dengan pembiayaan lahan merupakan sumberdaya yang harus diolah.

Tenaga kerja adalah orang yang melakukan usahatani. Waktu menjadi pertimbangan dalam penetapan keputusan usahatani yang akan dilakukan. Sedangkan usahatani sebagai science adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin, sehingga usahatani tersebut dapat menghasilkan pendapatan yang semaksimal mungkin.

Usahatani dalam keseharian dapat di lihat melalui potret usahataninya. Potret usahatani terdiri dari adanya lahan, bangunan, alat- alat pertanian, pencurahan kerja dan kegiatan petani dalam menjalankan, mengawasi dan menikmati hasil usahataninya. Perbedaan potret usahatani yang satu dengan yang lain dapat dibandingkan melalui

(38)

16 perbedaan luas lahan, kesuburan, tanaman, dan hasil. Hal ini karena setiap lahan di wilayah yang berbeda pasti memiliki kemampuan dan variasi yang berbeda-beda. Perbedaan manusia juga menyebabkan berbeda pula keputusan yang diambil untuk usahataninya. Perbedaan usahatani keluarga dengan perusahaan pertanian adalah tujuan akhir usahatani, bentuk hukun dari usahatani, luar usaha, jumlah modal, jumlah tenaga kerja yang dicurahkan, unsur usahatani, sifat usahatani, dan pemanfaatan hasil usaha pertanian (Soekartawi 1986:11).

Klasifikasi usahatani menurut Suratiyah (2013:12) digolongkan menjadi pola, tipe, corak, dan bentuk usahatani. Sedangkan macam- macamnya usahatani ada tiga yaitu usahatani pertanian (enterprise), usahatani keluarga, dan usahatani PIR. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan usahatani yaitu pasar hasil, pasar faktor produksi, infrastruktur, dan nilai tambah pertimbangan teknis budidaya dan iklim pertimbangan sosial budaya masyarakat pertimbangan potensi dan daya dukung lahan berbagai macam jenis tanaman. Selain itu juga perlu melakukan perhitungan mengenai anggaran usahatani, dimana menurut Suratiyah (2013:12) adalah pernyataan mengenai sifat-sifat teknis dan ekonomis suatu kegiatan yang disajikan dalam suatu bentuk sehingga memungkinkan untuk dilaksanakan, sedangkan menurut Soekartawi (1986:12) suatu daftar informasi mengenai tekhnologi produksi tertentu. Anggaran usahatani disusun berdasarkan seluruh kegiatan usahatani dan digunakan untuk mengetahui gambaran keragaman usahatani, melihat konsekuensi suatu perencanaan usahatani yang

(39)

17 diusulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran usahatani: tujuan, ukuran, kriteria, cara dalam menyusun anggaran usahatani.

2.3.2 Tanaman Padi

Padi (Oryza Sativa L.) adalah tanaman pangan yang dihasilkan dalam jumlah terbanyak di dunia dan menempati daerah terbesar di wilayah tropika. Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif dan organ generatife. Bagian-bagian vegetatief meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatife terdiri dari malai, gabah dan bunga. Dari berkecambah sampai panen, tanaman padi memerlukan waktu 3-6 bulan yang keseluruhannya terdiri dari dua stadia pertumbuhan, yaitu vegetatif dan generatif. Fase reproduktif selanjutnya terdiri dari dua, yaitu fase pra berbunga dan pasca-berbunga (Manurung dan Ismunadji, 1998:10).

Padi memerlukan hara, air, dan energi untuk pertumbuhannya.

Hara adalah unsur pelengkap dari komposisi asam nuklerik, hormon dan enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam merombak hasil fotosintesa (fotosintat) atau respirasi menjadi energi dan senyawa yang lebih sederhana. Hara dan air diperoleh padi dari tanah, sedangkan fotosintat diperoleh dari daun melalui fotosintesa. Hasil akhir dari pertumbuhan padi adalah produksi gabah, yang sekaligus mencerminkan keseimbangan antara fotosintesa dan respirasi.

(40)

18 Tanah merupakan salah satu faktor produksi dalam usahatani padi.

Sifat fisika, kimia, dan biologi tanah akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi. Sifat fisika tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi antara lain, tekstur tanah, daya pegang terhadap air, dan kandungan mineral sifat liat. Sifat kimia tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi antara lain kapasitas tukar kation, reaksi tanah, ketersediaan hara dan bahan organik tanah, sedangkan sifat biologi tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman padi adalah aktivitas mikroorganisme dalam tanah.

Selain itu, unsur cuaca juga menentukan pertumbuhan tanaman padi, antara lain curah hujan, radiasi surya dan lama penyinaran, suhu udara, kelembaban nisbi dan angina (Fagi dan Las, 1998:11).

Menurut Soepraptohrdjo dan Suwardjo (1978:12), tanaman padi sangat peka terhadap kekurangan air. Curah hujan yang cukup untuk tanaman lain, untuk tanaman padi mungkin masih memerlukan tambahan pengairan. Dengan demikian lahan yang potensial untuk dijadikan lahan sawah adalah lahan yang mampu menampung air, sehingga mampu menyediakan air dalam bentuk genangan.

Menurut Sanchez (1993:11), pola pertanaman atau pola tanam adalah runtunan dan susunan keurangan dari pertanaman, atau pertanaman dan bera pada suatu luas lahan tertentu. Pola tanam ini menggambarkan jenis tanaman, waktu penanaman, waktu panen dan areal untuk tiap-tiap jenis tanaman.

(41)

19 Selanjutnya pola tanam khususnya usahatani padi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola tanam monokultur dan polikultur. Pada pola tanam monokultur, jenis tanaman yang sama ditanam secara berulang-ulang pada lahan yang sama. Biasanya dalam satu tahun menanam padi bisa dua sampai tiga kali, jadi pola tanamnya padi-padi- padi atau padi-padi-bera. Sedangkan pada pola tanam polikultur, dalam satu tahun tidak hanya satu jenis tanaman yang ditanam. Pola tanam polikultur bisa berupa tumpang sari atau gilir. Yang dimaksud dengan tumpang sari adalah menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak pada lahan yang sama setiap tahunnya. Intensifikasi pertanaman dilakukan dalam dimensi waktu dan tempat. Sementara tumpang gilir adalah menanam dua jenis tanaman atau lebih secara berurutan pada lahan yang sama setiap tahunnya. Intensifikasi dilakukan hanya dalam dimensi waktu, dimana tanaman pengganti ditanam setelah tanaman sebelumnya dipanen.

2.4 Impor Beras Indonesia

Impor beras merupakan suatu kegiatan memasukkan barang- barang dari luar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah dalam peredaran dalam masyarakat yang dibayar dengan mempergunakan valuta asing. Kegiatan mendatangkan barang maupun jasa dari luar negeri dapat dipandang sebagai suatu fungsi permintaan. Perkembangan impor beras di indonesia selama lima belas tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata nilai impor beras untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan, meskipun sempat megalami penurunan.

(42)

20 Berdasarkan hal tersebut untuk melihat bagaimana perkembangan impor beras di Indonesia maka dapat diketahui melalui Gambar 2, BPS 2000- 2014 (Lopang 2016 :34).

Gambar 1. Grafik Perkembangan Impor Beras di Indonesia Tahun 2000-2014

Gambar 2 menunjukkan perkembangan impor beras di Indonesia Tahun 2000 hingga Tahun 2014. Tampak pada Tahun 2000 Indonesia mengimpor beras sebesar 4.751.389,00 ton, pada Tahun 2001 impor beras Indonesia mengalami penurunan drastis menjadi 1.355.666,00 ton.

Pada Tahun 2002 impor beras kembali menurun menjadi sebesar 644.733,00 ton. Pada Tahun 2003 impor beras yang terjadi di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 1.805.380,00 ton. Namun pada Tahun 2004 impor beras kembali menurun tetapi tidak terlalu signifikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 1.428.505,70 ton.

Pada Tahun 2005 impor beras kembali turun dari tahun sebelumnya yakni sebesar 236.866,70 ton.

(43)

21 Pada Tahun 2006 impor beras Indonesia menurun menjadi 189.616,60 ton pada Tahun 2006 ini juga merupakan impor beras Indonesia yang paling rendah dari tahun 2000 sampai pada Tahun 2014.

Pada Tahun 2007 Indonesia. mengimpor beras sebesar 1.406.847,60 ton yang artinya bahwa mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 impor beras mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 289.689,40 ton. Tahun 2009 Indonesia kembali mengimpor beras meskipun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi 250.473,10 ton .

Impor beras juga terjadi pada Tahun 2010 dan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yakni sebesar 687.581,50 ton. Tahun 2011 impor beras mengalami kenaikan yang cukup drastis dari tahun sebelumnya, impor beras Indonesia Tahun 2011 yakni sebesar 2.750.476,20 ton. Pada Tahun 2012 impor beras mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 1.810.372,30 ton. Pada Tahun 2013 impor beras di Indonesia dari data diatas dapat disimpulkan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 472.664,70 ton. Pada Tahun 2014 impor beras kembali mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dari 844.163,70 ton.

2.5 Policy Analysis Matrix (PAM)

Policy Analysis Matrix (PAM) atau Matriks Analisis Kebijakan digunakan untuk menganalisis pengaruh intervensi pemerintah dan dampaknya pada sistem komoditas. Sistem komoditas yang dapat dipengaruhi meliputi empat aktivitas, yaitu tingkat usahatani (farm

(44)

22 production), penyampaian dari usahatani ke pengolah, pengolahan maupun pemasaran (Monke and Pearson 1989:10). Metode ini berisi sejumlah asumsi secara teoritis dan penyederhanaan secara empiris serta pemahaman terkait dasar-dasar untuk aplikasi yang berguna. Dasar dari metode ini adalah perumusan anggaran pada kegiatan usahatani yang dijalankan pada suatu daerah. (Pearson et al. 2005:10) menyatakan bahwa isu utama dari metode PAM antara lain 1) dampak kebijakan terhadap dayasaing dan tingkat keuntungan usahatani, 2) pengaruh kebijakan investasi publik terhadap efisiensi ekonomi dan keunggulan komparatif, dan 3) dampak kebijakan riset dan perubahan teknologi pada sektor pertanian.

Tujuan utama dari metode PAM ini adalah untuk menjawab ketiga isu utama tersebut, yaitu untuk menghitung tingkat keuntungan privat usahatani pada tingkat harga pasar atau aktual. Tujuan kedua yaitu untuk menghitung tingkat keuntungan sosial usahatani pada tingkat harga efisiensi (social opportunity cost), dan tujuan ketiga untuk menghitung transfer effect sebagai dampak dari sebuah kebijakan (Pearson et al. 2005:11).

Policy Analysis Matrix (PAM) merupakan produk dari dua identitas yaitu identitas keuntungan dan identitas penyimpangan. Keuntungan diartikan sebagai pendapatan dikurangi biaya, sedangkan identitas penyimpangan adalah selisih antara harga privat dan harga sosial pada suatu komoditas (Monke and Pearson 1989 :11).

(45)

23 Policy Analysis Matrix PAM terdiri dari tiga baris dan empat kolom.

Baris pertama menjelaskan permintaan, biaya, dan keuntungan atau kegagalan pasar terjadi pada output dan input. Pehitungan keuntungan pada baris ini bermanfaat untuk menganalisis dayasaing komoditas pada keunggulan kompetitif, sedangkan baris kedua menjelaskan nilai sosial terjadi pada kondisi kebijakan atau kegagalan pasar tidak terdapat pada harga output dan input. Kondisi ini digunakan untuk mengestimasi keunggulan komparatif atau ekonomi. Baris ketiga adalah selisih baris pertama dan kedua yang merupakan efek divergensi dari harga privat dan sosial. Efek ini menjelaskan bahwa adanya kebijakan dapat menyebabkan harga privat dan sosial pada suatu komoditas berbeda. Kolom pada matriks PAM terdiri dari kolom penerimaan, kolom biaya dan kolom keuntungan. Pada kolom biaya dibedakan atas dua komponen, yaitu biaya untuk input tradable dan input non tradable. Tabel PAM dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5: Policy Analysis Matrix (PAM)

Uraian Penerimaan Biaya

Keuntungan Input Tradable Faktor Domestik

Harga Privat A B C D

Harga Sosial E F G H

Efek Divergensi I J K L

Sumber : Monke & Pearson (1989 : 14) Keterangan :

A = Penerimaan Privat G = Biaya Non Tradable Sosial B = Biaya Input Tradable Privat H = Keuntungan Sosial

C = Biaya Input Non Tradable Privat I = Transfer Output

D = Keuntungan Privat J = Transfer Input Tradable E = Keuntungan Sosial K = Transfer Faktor

F = Biaya Input Tradable Sosial L = Laba Bersih

(46)

24 Matrix PAM juga memiliki empat kolom. Kolom pertama merupakan kolom penerimaan, penerimaan merupakan nilai yang didapatkan dari penjualan output. Kolom kedua merupakan kolom biaya input asing (tradable), kolom ketiga merupakan kolom biaya input domestik (non tradable). Biaya terbagi menjadi asing dan domestik. Biaya asing (tradable) adalah biaya yang dikeluarkan untuk input yang diproduksi dan diperdagangkan secara internasional, sedangkan biaya domestik (non tradable) dikeluarkan pada input dalam negeri. Kolom keempat merupakan selisih dari penerimaan dan biaya yaitu keuntungan yang didapatkan dari nilai finansial, ekonomi dan efek divergensi. Asumsi yang digunakan dalam matrix PAM menurut Monke and Pearson (1989 : 12) adalah:

1) Perhitungan berdasarkan harga privat (privat cost) yaitu harga yang benarbenar terjadi dan diterima oleh produsen dan konsumen atau harga yang terjadi setelah adanya kebijakan.

2) Perhitungan berdasarkan harga sosial (social cost) atau harga bayangan (shadow price) yaitu harga pada konsisi pasar persaingan sempurna atau harga yang terjadi bila tidak ada kebijakan pemerintah. Pada komodotas yang dapat diperdagangkan (tradable) harga bayangan adalah harga yang terjadi di pasar internasional.

3) Output bersifat dapat diperdagangkan (tradable) dan input dapat dipisahkan ke dalam komponen asing (tradable) dan domestik (non tradable).

(47)

25 4) Eksternalitas positif dan negatif dianggap saling meniadakan.

Penggunaan harga pasar dan harga sosial dalam Matriks Kebijakan, menunjukkan bahwa analisis ini mencakup analisis finansial dan analisis ekonomi. Analisis finansial bertujuan untuk mengamati aktivitas peserta ekonomi secara individu atau privat, sedangkan analisis ekonomi bertujuan untuk mengamati suatu aktivitas ekonomi dari sudut masyarakat secara keseluruhan.

2.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan indikator utama daya saing, usahatani padi di Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan memiliki potensi daya saing daerah yang mampu meningkatkan perekonomian dan mensejahterakan pelaku usahatani. Untuk dapat mencapai hal tersebut tentunya dengan mengetahui analisis profitabilits serta daya saing yang dikeluarkan oleh petani, analisis jumlah produksi usahatani padi serta dampak kebijakan impor yang dapat mempengaruhi usahatani padi di Kabupaten Pinrang.

Policy Analysis Matrix (PAM) digunakan untuk mengukur keuntungan finansial (private) yang menjadi indikasi keunggulan kompetitif dan keuntungan sosial yang menunjukkan keunggulan komparatif serta dampak kebijakan pemerintah dalam mendukung atau menciptakan hambatan-hambatan bagi keberlangsungan suatu produksi. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dikaji profitabilitas dan daya saing serta

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini menghitung total populasi BAL dari yoghurt dengan pengaruh penambahan jus buah mangga dan stroberi, selama proses penyimpanan yang berbeda,

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan segala referensi, mendoakan, serta memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir

Dari eksperimen sederhana pada tes penentuan posisi pada titik kontrol N0005 dan pengukuran detil planimetrik didapat dua hasil yang agak berbeda dimana pada tes

Fumigasi sebagai perlakuan karantina tumbuhan bertujuan untuk membebaskan media pembawa dari organisme pengganggu tumbuhan. Sesuai dengan maksud dan tujuan

maka koefisien korelasi tidak berarti atau signifikan, artinya pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani

dipakai Metode Penelitian Hasil Penelitian Ali Sakti, 2009 Mekanisme Transmisi Syariah pada Sistem Moneter Ganda di Indonesia - Finc : Total Pinjaman yang diberikan oleh

Program pembentukan dan pengembangan Credit Union ( CU ) masih perlu terus dilakukan karena masih banyak jemaat dan masyarakat membutuhkan modal meningkatkan usaha