• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA PEKANBARU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KESEGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 79 KOTA

PEKANBARU

Reski Septianda1, Drs.Slamet,M.Kes,AIFO2, Drs.Ramadi,M.Kes,AIFO3

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

Abstract

This research is aimed to find out the relationship between Nutrition Status and Physical fitness at grade V of SDN 79 Pekanbaru academic year 2012/2013. Hypothesis of this research is that there is significant relationship between Nutrition Status and Physical fitness. This research is classified into correlation research. There are 29 sample chosen by using purposive sampling technique. Data are collected by conducting test. There are two kinds of test conducted in this research; Nutritional Anthropometry test for variable X and Indonesian physical fitness test for variable Y. The result of this research showed that there is correlation between Nutrition Status and Physical fitness, but it is not a significant correlation. It is showed by the score of r = 0,255. The positive score of r means that there is correlation between two variable but it is not significant, then, in this research t=1,341 which is less than t in the table. It showed that Ho is accepted. It means that hypothesis is failed. So,there is no significant correlation between Nutrition Status and Physical fitness for male students at grade V of SDN 79 Pekanbaru.

Key words: Nutrition Status and Physical fitness

A. PENDAHULUAN

Istilah ”pendidikan jasmani” adalah sebagai pengganti istilah “olahraga dan kesehatan” sesuai dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, NIM 0905132441, Alamat;Jln.Sri Gemilang No.4 Tembilahan.INHIL.

2

Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Olahraga, (081365361995) 3

(2)

2

Tujuan umum pendidikan jasmani di sekolah adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani,mental,emosional dan sosial yang selaras dengan upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkandiri,dan membiasakan hidup sehat (Engkos Kosasih 1993:7). Sedangkan salah satu tujuan khusus dari pendidikan jasmani menurut Engkos Kosasih (1993:7) adalah meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani dan menanamkan kegemaran latihan jasmani dan membiasakan hidup sehat sehari-hari. Sebagai upaya pembinaan mutu sumber daya manusia, pendidikan jasmani dan olahraga sudah dimulai sejak seseorang berada di bangku TK, Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Melalui pelajaran Penjas Orkes, diharapkan bisa meningkatkan kebugaran atau kesegaran jasmani peserta didik.

Engkos Kosasih (1993:21) menyatakan bahwa seseorang berada dalam keadaaan fit(memiliki kesegaran jasmani) ialah orang yang cukup mempunyai kekuatan (strenght), kemampuan(ability), kesanggupan, daya kreasi dan daya tahan untuk melakukan pekerjaanya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Sedangkan pengertian kesegaran jasmani itu sendiri menurut Depdiknas (2002:1) adalah “kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti”. Pada perkembanganya, sekarang ini gejala menurunya remaja kurang suka olahraga tentunya juga mempengaruhi kebugaran itu sendiri. Apabila tingkat kebugaran seseorang baik, maka derajat kesehatannya juga baik. Pola makan yang tidak sehat dan makan makanan cepat saji yang kurang memenuhi gizi juga ikut mempengaruhi kesehatan (widyastuti dan Suci 2010:86).

Para ahli telah membuktikan bahwa berbagai fungsi organ tubuh akan meningkat dengan nyata apabila diberikan gizi dan latihan fisik yang memadai. Makanan akan berperan penting dalam pencapaian prestasi optimal, makin banyak ragam makanan yang dikonsumsi, makin tinggi terpenuhi gizi seseorang untuk mampu berprestasi tinggi (Depkes, 1990:13).

Dari uraian di atas maka status gizi sangat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesegaran jasmani. Berdasarkan teori dan kenyataan yang terjadi di lapangan bahwa masyarakat sekolah pada umumnya (dalam hal ini siswa kelas V SD Negeri 79 Kota Pekanbaru) masih belum mengerti dan memahami pentingnya pengetahuan tentang ilmu gizi khususnya status gizi yang dimiliki dan tingkat kesegaran jasmaninya. Beorientasi pada hal tersebut keberadaan status gizi dan kesegaran jasmani yang berperan penting dalam pembelajaran di sekolah, khususnya yang berdampak pada hasil belajar Penjas Orkes kelas V SD Negeri 79 yang sesuai hasil observasi dan wawancara peneliti dengan wali kelas V,ketercapaian hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari nilai ujian mid semester ganjil pada tahun ajaran 2012-2013 masih di bawah rata-rata atau di bawah nila kriteria ketuntasan minimal (KKM).

(3)

3

Berdasarkan uraian tersebut maka perumusan masalah yang diteliti adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani siswa. Dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tahu pelajaran 2012/2013 kota Pekanbaru.

B. METODE PENELITIAN 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode korelasional yaitu membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-varibel ini (Arikunto, 2006:271). 2. Populasi dan Sampel

2.1 Populasi

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa/i pada SD Negeri 79 Pekanbaru yang terdaftar pada semester genap,yaitu Januari-Juni 2012 yang berjumlah 394 orang dan terdiri dari 12 rombongan belajar yaitu kelas I.a, I.b, II.a, II.b, III.a, III.b, III.c, IV.a, IV.b, V.a, V.b, VI.a, VI.b...

2.2 Sampel

Suharsimi Arikunto (2006:131) menyatakan, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selanjutnya beliau mengatakan apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (2006:134). Kemudian penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampel atau sampel bertujuan, yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto,2006:139). Jadi , sampel dalam penelitian ini adalah siswa V.a dan V.b dengan jumlah 29 orang. Penetapan sampel tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan faktor kesiapan dan kemampuan bahwa kelas V telah mendapatkan pelajaran kebugaran jasmani sebelumnya.

3. Insrument Penelitian 1. Status Gizi

Untuk mengetahui status gizi ditentukan dengan cara tes antropometri gizi berat badan menurut tinggi badan, yang diukur yaitu:

a. Berat badan alat yang dipakai timbangan dengan sekala 100 Kg. Menimbang berat badan,alat –alat yang diperlukan :

1) Timbangan berat badan yang berkekuatan lebih kurang 100 Kg. 2) Alat tulis-menulis atau buku.

Cara menimbang berat badan :

1) Timbangan diletakan di tempat yang datar dan terang agar mudah dibaca hasilnya.

(4)

4

2) Tempat berpijak pada timbangan sebelum digunakan terlebih dahulu diberi alas agar tidak menjadi kotor.

3) Timbangan disetel lebih dulu sebelum digunakan (yang memakai jarum petunjuk,jarumnya disetel pada angka nol).

4) Anak disuruh melepas alas kaki, peci, dan menanggalkan barang-barang yang dapat menambah berat badan sebelum ditimbang.

5) Selanjutnya anak disuruh perlahan-lahan berdiri tegak di atas timbangan, muka lurus kedepan,tenang, dan tidak berpegang pada orang lain.

6) Baca dan catatlah hasilnya dalam kartu atau buku yang disediakan. b. Tinggi badan, alat yang dipakai meteran yang dipasang di dinding

Mengukur tinggi badan,alat-alat yang diperlukan :

1) Alat yang digunakan adalah pita pengukur (cm) yang diletakan pada dinding dan tegal lurus pada lantai yang rata.

2) Segitiga siku atau buku yang tebal yang mempunyai sudut siku-siku untuk digunakan sebagaibatas ukuran di atas kepala.

3) Alat tulis-menulis. Cara mengukur tinggi badan:

1) Sebelum pengukuran dilakukan, maka segala jenis alas kaki dan peci harus dilepas.

2) Anak disuruh berdiri tegak dan menempel di dinding dengan pandangan menghadap lurus kedepan sejajar dengan lantai,sedangkan tumit, pantat,punggung,dan kepala bagian belakang menempel pada dinding atau pita pengukur.

3) Letakan segitiga siku-siku atau buku tebal di atas kepala dengan salah satu sisi siku-siku menempel bagian atas kepala yang tertinggi, sedangkan sisi siku-sikunya yang satunya lagi menempel pada dinding atau pita pengukur.

4) Selanjutnya bacalah hasil pengukuran tersebut dan catatlah tingginya dalam kartu atau buku yang telah disediakan.

Rumus Z score :

SD = Median – (- 1SD)

Sederetan angka yang didapat dari hasil pencarian rumus Z score siswa adalah bukti dari keadaan status gizi. Hasil zscore itu bervariasi dari <-3 SD sampai angka

>+ 2SD. Hal itu sebagai bukti bahwa keadaan status siswa itu berbeda. 2. Kesegaran Jasmani

(5)

5

Tes kesegaran jasmani Indonesia adalah salah satu rangkaian tes untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani anak remaja berdasarkan kelompok umur. Tes tersebut terdiri dari lima (5) butir tes yakni:

I. Lari cepat (sprint)

Tujuan : untuk mengukur kecepatan

Sasaran : peserta didik putra dan putri dari umur 6 s/d 19 tahun Peralatan : lintasan lari yang datar dan aman, stopwacth dan bendera

start

Pelaksanaan :- start yang digunakan adalah start berdiri, testi berdiri di belakang garis start.

- dengan diberi aba-aba oleh starter,testi berlari secepat- cepatnya menuju garias finish

Kelompok umur jarak putra 6-9 tahun 30 meter 10-12 tahun 40 meter 13-15 tahun 50 meter 16-19 tahun 60 meter Penilaian :

- waktu yang dicatat sebagai kecepatan adalah waktu yang digunakan testi untuk menyelesaikan jarak tempuh dimulai dari aba-aba “ya” atau bunyi pistol atau peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati garis finish

- pencatatan waktu dalam satuan detik dengan satu angka di belakang koma 6-9 tahun Nilai 10-12 tahun

putra Putra sd – 5,5” 5 Sd – 6,3” 5,6” – 6,1” 4 6,4” – 6,9” 6,2” – 6,9” 3 7,0” – 7,7” 7,0” – 8,6” 2 7,8” – 8,8” 8,7” – dst 1 8,9” – dst

13 – 15 tahun Nilai 16 –19 tahun

putra Putra Sd – 6,7” 5 Sd – 7,2” 6,8” – 7,6” 4 7,3” – 8,3” 7,7” –8,7” 3 8,4” –9,6” 8,8” –10,3” 2 9,7” –11,0” 10,4” –dst 1 11,1” – dst

(6)

6

Tujuan : untuk mengukur kekuatan dan ketahan otot lengan dan bahu

Sasaran : peserta didik usia 6-12 tahun

Peralatan :palang tunggal yang dapat diatur ketinggianya sehingga kaki testi tidak menyentuh tanah/lantai.

Pelaksanaan :- testi diminta untuk mengambil posisi menggantung ,kemudian tarik tubuh sampai siku menekuk

-tahan posisi selama 60 detik.

Penilaian :hitung jumlah waktu yang dicapai oleh testi tanpa diselingi istirahat. 6-9 tahun putra nilai 10-12 Putra 40” ke atas 5 51” ke atas 22”-39” 4 31”-50” 9”-21” 3 15”-30” 3”-8” 2 5”-14” 0-2” 1 0-4”

III. Baring duduk (sit up)

Tujuan :untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut

Sasaran :peserta didik putra dan putri mulai dari umur 6 s/d 19 tahun.

Peralatan :matras,stopwatch dan tongkat pendek

Pelaksanaan :- Testi tidur telentang ,tester menyorongkan tongkat di bawah lutut

- Tekuklah lutut sampai membuat sudut sekecil mungkin,tongkat jangan sampai jatuh

- Perlahan-lahan tester menyorongkan kaki teste, ketika tongkat jatuh di lantai atau matras buatlah tanda garis pada bekas tumit dan pantat. Ketika melakukan gerakan sit-up tumit dan pantat hangan bergerak dari tanda tersebut.

- Kaitkan jari-jari tangan , letakan dibelakang kepala - Kaki diletakan di lantai atau amtras terpisah beberapa

senti

- Punggung dan lengan harus menempel lantai atau matras

- Lakukan gerakan bangun,sentuhkan siku tangan ke lutut,kemudian kembali keposisi semula

(7)

7

- Lakukan sebanyak mungkin gerakan ini tanpa diselingi istirahat

Waktu : a.Kelompok umur 6-9 tahun dan 10-12 tahun selama 30” b.Kelompok umur 13-15tahun dan 16-19tahun selama 60” Penilaian :- Hitung jumlah gerakan yang benar yang dapat dilakukan

- Gerakan tidak dihitung apabila : 1. Jari-jari lepas dari belakang kepala 2. Pada saat bangun siku menekan lantai 3. Siku tidak menyentuh lutut

6-9 tahun Nilai 10-12 tahun

Putra Putra 17 ke atas 5 23 ke atas 13-16 4 18-22 7-12 3 12-17 2-6 2 4-11 0-1 1 0-3

13-15 tahun Nilai 16-19 tahun

Putra Putra 38 ke atas 5 41 ke atas 28-37 4 30-40 19-27 3 21-29 8-18 2 10-20 0-7 1 0-10

IV. Loncat tegak ( vertical jump )

Tujuan : untuk mengukur tenaga eksplosif Sasaran : peserta didik mulai usia 6 s/d 19 tahun

Peralatan : papan berskala 30 x 150 cm (jarak antara garis pada skala ke lantai 1 cm dan jarak titik nol skala ke lantai 150 cm), meteran, bubuk kapur, dan dinding yang kokoh untuk menempelkan papan skala

Pelaksanaan :- Testi berdiri menyamping arah dinding, kedua kaki rapat, telapak kaki menempel penuh di lantai,ujung jari tangan yang dekat di bubuhi bubuk kapur.

- Satu tangan testi yang dekat dinding, meraih ke atas setinggi mungkin,kaki tetap menempel di lantai,catat tinggi raihanya pada bekas ujung jari tengah.

(8)

8

- Testi meloncatke atas setinggi mungkin dan menyentuh papan,lakukan tiga kali loncatan,catat tinggi loncatanya pada bekas ujung jari tengah.

- Posisi awal ketika meloncat adalah telapak kaki tetap menempel di lantai,lutut ditekuk, tangan lurus agak di belakang badan.

- Tidak boleh melakukan awalan ketika akan meloncat ke atas.

Penilaian :- Ukur selisih antara tinggi loncatan dan raihan

- Nilai yang diperoleh testi adalah selisih yang terbanyak antara tinggi loncatan dan tinggi raihan dari ketiga loncatan yang dilakukan

6-9 tahun Nilai 10-12 tahun

Putra Putra 38 ke atas 5 46 ke atas 30-37 4 38-45 22-29 3 31-37 13-21 2 24-30 1-12 1 1-23

13-15 tahun Nilai 16-19 tahun

putra Putra 66 ke atas 5 73 ke atas 53-65 4 60-72 42-52 3 50-59 31-41 2 39-49 1-30 1 1-38

V. Lari jarak sedang

Tujuan :untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan pernafasan

Sasaran :peserta didik mulai usia 6 s/d 19 tahun Peralatan :lintasan lari dan stopwatch

Pelaksanaan :- Start yang digunakan adalah start berdiri,testi berdiri di belakang garis start

- Dengan diberi aba-aba oleh starter,testi berlari hingga jarak yang telah ditentukan

- Apabila testi “mencuri” start, harus di ulang

(9)

9

Kelompok umur Jarak Putra 6-9 tahun 600 meter 10-12 tahun 600 meter 13-15 tahun 1000 meter 16-19 tahun 1200 meter

Penilaian : - Waktu yang ditempuh sebagai kecepatan adalah waktu yan meter digunakan testi untuk menyelesaikan jarak tempuh dimulai dari aba-aba “ya” atau bunyi pistol atau

bunyi peluit dari starter sampai kaki tercepat melewati garis finish

- Pencatatan waktu dalam satuan menit dan detik dengan dua angka di belakang koma

6-9 tahun Nilai 10-12 tahun

putra putra sd -2’39” 5 sd-2’09” 2’40”-3’00” 4 2’10”-2’30” 3’01”-3’45” 3 2’31”-2’45” 3’46”-4’48” 2 2’46”-3’44” 4’49”-dst 1 3’45”-dst

13-15 tahun Nilai 16-19 tahun

putra putra sd-3’04” 5 sd-3’14” 3’05”-3’53” 4 3’15”-4’25” 3’54”-4’46” 3 4’26”-5’12” 4’47”-6’04” 2 5’13”-6’33” 6’05”-dst 1 6’34”-dst

Untuk menentukan tingkat kesegaran jasmani, ikuti langkah berikut: 1. Jumlahkan nilai kelima butir tes (I s/d V)

2. Cocokan hasil penjumlahan nilai tersebut dengan norma tes kesegaran jasmani

Norma Tes Kesegaran Jasmani Indonesia

No Jumlah nilai Klasifikasi

1 22-25 Baik sekali (BS)

(10)

10

3 14-17 Sedang (S)

4 10-13 Kurang (K)

5 5-9 Kurang sekali (KS)

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data tentang status gizi peneliti menggunakan pengukuran antropometri yaitu ukuran berat badan (bb) dan tinggi badan (tb) . sedangkan untuk mendapatkan data mengenai kesegaran jasmani peneliti menggunakan teknik tes kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) untuk usia 6-9 tahun dan 10-12 tahun.

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji kenormalan datadengan uji lilifeors, analisis korelasi product moment, uji signifikan dengan uji t.

Untuk menentukan data, maka digunakan rumus sebagai berikut :

LO = F (Z) – S(Z)

Keterangan :

LO = nilai lilifeors

F (Z) = besar peluang

S(Z) = frekuensi kumulatif

Jika Lo.max < Ltabel pada α = 0,05, maka Ho diterima,dengan kata lain dengan

tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

Selanjutnya untuk menentukan besar hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani dicari dengan derajat hubungan (koefisien korelasi) dengan rumus :

Keterangan:

rxy = Nilai koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = Jumlah responden (sampel/siswa)

XY = Jumlah variabel status gizi dikali variabel kesegaran jasmani X = Jumlah seluruh skor X

Y = Jumlah seluruh skor Y ∑ = Jumlah

(11)

11

Jika rxy = 0,maka tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Sedangkan jika rxy < 0 maupun >0, maka terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y (Ritonga, 2007:104)

Untuk menentukan keberartian koefisien korelasi (signifikan), maka digunakan rumus sebagai berikut :

Dengan derajat bebas (db) = n1 + n2 , pada α = 0,05 maupun α = 0,01. Jika t hitung > t tabel , maka ho ditolak artinya terdapat hubungan yang berarti antara status

gizi dengan kesegaran jasmani . sebaliknya jika thitung < ttabel ,maka ho diterima

artinya tidak terdapat hubungan yang berarti antara status gizi dengan kesegaran jasmani(Zulfan Ritonga,2007 :104)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang telah didapat kemudian dianalisis. Variabel X adalah status gizi dan variabel Y adalah kesegaran jasmani, adapun hipotesis yang akan diuji terdiri dari dua buah pernyataan yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).

(Ho) : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan

kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru

(Ha) : Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan

kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru.

Status gizi adalah tingkatan gizi yang dipengaruhi oleh asupan makanan dan aktifitas yang dilakukan oleh seseorang. Asupan makanan dipengaruhi oleh zat-zat yang terkandung dalam makanan dan sangat berguna bagi tubuh dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari. Untuk itu setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan tersebut agar memenuhi kebutuhan dasar tubuh.

Para ahli telah membuktikan bahwa berbagai fungsi organ tubuh akan meningkat dengan nyata apabila diberikan gizi dan latihan fisik yang memadai. Makanan akan berperan penting dalam pencapaian prestasi optimal, makin banyak ragam makanan yang dikonsumsi, makin tinggi terpenuhi gizi seseorang untuk mampu berprestasi tinggi (Depkes, 1990:13).

Dari uraian di atas maka status gizi sangat berperan penting untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kesegaran jasmani. Sasaran kesegaran jasmani bagi pelajar adalah untuk mempertinggi kemampuan dan kemauan belajar yang berorientasi pada prestasi keberhasilan studi. Oleh karena itu bagi setiap pelajar perlu mengetahui dan meningkatkan pola makan yang tepat sehingga terpenuhi kebutuhan gizi yang menunjang untuk meningkatkan kesegaran jasmani agar

(12)

12

mampu menjaga semangat belajar di sekolah atau di luar sekolah dalam mencapai prestasi yang optimal.

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa data berdistribusi normal karena Lo maks 0,1524 untuk variabel X dan Lo maks 0,1027 untuk variabel

Y < Ltabel 0,1645. Dan perhitungan korelasi antara dua variabel (X) dan (Y)

dengan menggunakan pearson product moment, maka diperoleh r hitung (rxy)

sebesar 0,255, ini berarti bahwa terdapat hubungan antara status gizi(X) dengan kesegaran jasmani(Y) yang bernilai positif.

Kemudian seberapa besar keberartian (signifikan) dari hubungan korelasi dua variabel tersebut diperoleh dengan uji t. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh t hitung sebesar 1,341, sedangkan t tabel 1,703. Karena nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel dengan derajat bebas n-2 pada α 0,05 (t hitung < t tabel),

maka koefisien korelasi tidak berarti atau signifikan, artinya pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tidak mempunyai hubungan yang erat.

Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yaitu ” Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru”diterima.

Namun status gizi bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasamani siswa. Faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani ada 4 menurut Sutrisno dan Bazin khafadi:

1. Makanan yang cukup dan bergizi 2. Kebiasaan hidup sehat dan teratur 3. Istirahat atau tidur yang cukup

4. Latihan jasmani atau latihan olahraga secara teratur dan kontinyu.

Selain itu juga terdapat faktor lain seperti faktor biologis, psikologis, lingkungan, fisikal seperti keadaan kesehatan seseorang dan juga motivasi.

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian diketahui bahwa data berdistribusi normal karena Lo maks 0,1524 untuk variabel X dan Lo maks 0,1027 untuk variabel

Y < Ltabel 0,1645. Dan perhitungan korelasi antara dua variabel (X) dan (Y)

dengan menggunakan pearson product moment, maka diperoleh r hitung (rxy)

sebesar 0,255, ini berarti bahwa terdapat hubungan antara status gizi(X) dengan kesegaran jasmani(Y) yang bernilai positif.

Kemudian seberapa besar keberartian (signifikan) dari hubungan korelasi dua variabel tersebut diperoleh dengan uji t. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, maka diperoleh t hitung sebesar 1,341, sedangkan t tabel 1,703. Karena nilai t hitung

(13)

13

maka koefisien korelasi tidak berarti atau signifikan, artinya pada tingkat kepercayaan 95% disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru tidak mempunyai hubungan yang erat.

Dengan demikian hipotesis nol (Ho) yaitu ” Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kesegaran jasmani pada siswa kelas V sekolah dasar negeri 79 Pekanbaru”diterima.

2. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan di atas, maka peneliti menyarakan agar :

1. Kepada guru untuk lebih memperhatikan tentang faktor status gizi, di samping faktor-faktor yang ikut menunjang kesegaran jasmani.

2. Untuk mendapatkan hasil yang optimal khususnya kesegaran jasmani, sebaiknya siswa lebih banyak melakukan kegiatan atau aktifitas fisik dan mengkonsumsi makanan yang bergizi.

3. Peneliti lain dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesegaran jasmani.

4. Peneliti lain dapat mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kesegaran jasmani.

E. DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian;Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka cipta.

Depdiknas. 2002. Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda . Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Kosasih,Engkos . 1993. Olahraga; Teknik dan Program Latihan .Jakarta : Pressindo.

Harsono,E. dan Marlin, M. 2010. Gemar Berolahraga .Jakarta :Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Heryana ,D. dan Verianti,G. 2010.Penjas Orkes .Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga . Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press).

(14)

14

Kurniadi,A dan Prapanca,S. 2010.Penjas Orkes .Jakarta :Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

MB, Arisman. 2003.Gizi Dalam Daur Kehidupan .Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

MB, Arisman. 2008.Gizi Dalam Daur Kehidupan .Palembang : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ritonga, Zulfan. 2007 . Stastistika Untuk Ilmu-ilmu Sosial .Pekanbaru : Cendekia Insani.

Soekatri ,M dkk. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sajoto , M.1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang :Dahara Prize.

Sudiarti,T dkk . 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sutarto, A. dan Mu’rifah.1980 . Ilmu Gizi .Jakarta : PT.New Aqua Press Jakarta. Sutrisno, B dan Khafadi,B,M. 2010. Pendidikan Jasmani,Olahraga dan

Kesehatan 2.Jakarta : Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Supariasa,dkk. 2001. Penilaian Status Gizi .Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Surdjadji,dkk . 2009.Kesehatan Olahraga. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Syahrilfuddin,dkk. 2009. Pedoman Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.Pekanbaru : Cendekia Insani.

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan nomina siswa sebelum dan sesudah penerapan metode Word Square Bergambar serta efektivitas penggunaan metode.. Word

Model Spot Capturing akan memberikan kebebasan dalam mengaktualisasi gelombang otak global mulai dari imajinasi, kreasi dan logika. Semua siswa dapat menjalani proses

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok penyebab perubahan lingkungan fisik

[r]

[r]

Setiap umat yang beragama, haruslah memiliki keyakinan bahwa Allah Swt tidak akan membiarkan umatnya hidup dalam kegelapan dan kesengsaraan selama manusia tersebut

Produk Pembelajaran PAI model student facilitator and explaining ini dapat dikembangkan dan di diseminasikan kepada para pendidik khususnya guru Pendidikan Agama

Oleh itu, kajian ini akan mengenal pasti faktor-faktor yang mendefinisikan kemiskinan multi dimensi kemudian membentuk kategori kemiskinan yang bertujuan untuk memperoleh