• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Terhadap Perilaku Sadari Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Terhadap Perilaku Sadari Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

141 Artikel Penelitian

Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara

Terhadap Perilaku Sadari Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Heppy Jelita Sari Batubara

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Email korespondensi: Jelitasariheppy@gmail.com

ABSTRAK

Prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai angka 48998 kasus atau diperkirakan 40,3 dari 100000 wanita di Indonesia, angka ini tertinggi di ASEAN menurut survei dari GLOBOCAN tahun 2012, sedangkan Sumatera Utara kasus kanker payudara berada dalam kisaran 2.682 kasus, terdeteksi penyakit ini tidak lepas dari tingkat kesadaran wanita terhadap kondisi payudaranya dengan melakukan pemeriksaan mandiri dengan teknik SADARI. Tujuan penelitian ini untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa FK UMSU angkatan 2020 tentang kanker payudara dan SADARI.

Data yang diperoleh dari penelitian memiliki responden penelitian sebanyak 98 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan tentang kanker payudara terhadap perilaku SADARI pada mahasiswi FK UMSU Angkatan 2020 sudah cukup. Hal ini ditunjukkan dengan hasil presentasi tingkat pengetahuan tinggi 48,45%, sedang sebanyak 41,24%

dan rendah sebanyak 10,31%.

Kata Kunci : Pengetahuan, Kanker, Payudara, Perilaku

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License

PENDAHULUAN

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi tantangan kesehatan di Indonesia.1 Angka kematian di dunia disebabkan oleh penyakit kanker dan merupakan pembunuh nomor dua setelah penyakit kardiovaskular yakni 12%.2,3

Pusat Data dan Informasi kementerian kesehatan (2016) menyatakan bahwa prevalensi penyakit kanker secara nasional untuk semua umur pada tahun 2013 sebesar 1,4% atau sekitar 347.792 orang.4 Di Yogyakarta memiliki insiden tertinggi untuk penyakit kanker yaitu sebesar 4,1%; sedangkan berdasarkan estimasi jumlah penderita

kanker, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan estimasi penderita kanker terbanyak, yaitu sekitar 68.638 orang dan di ikuti oleh Jawa Timur dengan estimasi penderita kanker sebanyak 61.230 orang.5

Departemen Kesehatan RI (2013) menyebutkan bahwa penderita kanker tertinggi di Indonesia untuk wanita adalah kanker payudara yaitu sebesar 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk.

Kemudian disusul kanker leher rahim sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.6 Kanker payudara adalah suatu jenis kanker yang dimulai dari payudara, yakni ketika sel-sel mulai

(2)

142 tumbuh di luar kendali (American Cancer

Society, 2019).7 Di Indonesia kanker payudara berkontribusi sebesar 30%, kanker serviks berkontribusi sebesar 24%.8

Kasus kanker payudara di Sumatera Utara diestimasi 2682 kasus dengan prevalensi 0,1%.9 Berdasarkan rekapitulasi deteksi dini kanker payudara di Sumatera Utara pada tahun 2007-2016 dijumpai 127 orang mengalami kanker payudara.9 Rumah Sakit Haji Medan juga melaporkan terdapat 447 kasus selama bulan Desember 2014 hingga Januari 2015.10

Melihat data tingginya kasus payudara di Indonesia, maka untuk mencegah angka mortalitas yang tinggi Pemerintah Republik Indonesia telah membuat tata laksana deteksi dini terhadap kanker payudara, hal ini dilaksanakan dengan metode pemeriksaan payudara sendiri atau dikenal dengan istilah SADARI .4,5

Harapan dari program SADARI adalah dapat meningkatkan tingkat kesembuhan hingga 80-90% jika penyakit ini dapat terdeteksi dini.2,11

Metode sadari merupakan upaya mendiri dan cara praktik bagi setiap wanita untuk lebih peduli terhadap kondisi payudaranya, pemeriksaan ini dilakukan secara mandiri sejak wanita memasuki masa subur ( menstruasi) dan lebih intens dilakukan pada umur 20 tahun pada hari ke 10 sejak hari haid pertama.2 Secara teknis dalam SADARI seorang perempuan dengan bertelanjang dada berdiri di depan cermin, kemudian melakukan teknik inspeksi dengan memperhatikan kedua payudara dan daerah di sekitarnya secara sistematis, diikuti dengan perabaan terhadap kedua payudara secara runut dan sistematis untuk menemukan tanda- tanda seperti munculkan perubahan bentuk payudara yang tidak simetris, adanya perubahan tekstur kulit payudara, atau keluarnya sekresi tertentu dari putih

susu atau bagian payudara, munculkan benjolan yang tidak simetris, terlebih jika diikuti dengan adanya nyeri tekan.2,4 Dengan penggunaan langkah yang benar dan dilakukan secara rutin, dilaporkan hampir 85% ditemukan benjolan pada payudara.4

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah deskriptif cross sectional, menggunakan purposive. Penentuan besar jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dimana rumus ini dapat digunakan apabila jumlah populasi (N) diketahui. Dari rumus Slovin didapatkan jumlah sampel 97 orang.

Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah Mahasiswi aktif FK UMSU angkatan 2020 dan bersedia sebagai sampel penelitian Mahasiswi dengan rentang usia 17-20 tahun dan Tidak sedang menderita kanker payudara.

Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah mahasiswi yang sudah menikah.

Data diambil dengan kuesioner menggunakan aplikasi Google Form pada bulan November 2020.

HASIL PENELITIAN

Dari penelitian ini didapatkan beberapa hasil.

Tabel 1. Distribusi demografi sampel berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 1, didapatkan frekuensi demografi responden penelitian yang berusia 18 tahun berjumlah 57 orang (58.896) lebih banyak daripada frekuensi responden penelitian yang berusia 19 tahun berjumlah 28 orang (28,9%), 17 Usia Frekuensi Persentase

(%)

17 10 10,3

18 57 58,8

19 28 28,9

20 2 2,1

Total 120 100

(3)

143 tahun berjumlah 10 orang (10,3%) dan 20

tahun berjumlah 2 orang (2.1%).

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan sampel

Pada tabel 2 didapatkan sampel dengan tingkat pengetahuan pada kategori cukup sebanyak 47 orang (48,5%) lebih banyak dari sampel dengan tingkat pengetahuan pada kategori baik berjumlah 40 orang (41,2%) dan tingkat pengetahuan pada kategori kurang berjumlah 10 orang (10,3%).

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil dari Kuesioner Tingkat Pengetahuan tentang Kanker Payudara terhadap Perilaku SADARI pada mahasiswi FK UMSU 2020, menunjukkan bahwa mahasiswi sampel dengan tingkat pengetahuan cukup berjumlah 47 orang (48,5%), lebih banyak daripada frekuensi sampel dengan tingkat pengetahuan baik berjumlah 40 orang (41,2%) dan tingkat pengetahuan kurang berjumlah 10 orang (10,3%).

Cukupnya tingkat pengetahuan subjek terhadap kanker payudara dan SADARI dapat disebabkan karena beberapa faktor, misalnya latar belakang keluarga, di mana sebagian besar subjek berasal dari latar belakang keluarga menengah atas, sehingga kemungkinan tidak memiliki batas dalam upaya mengakses informasi.12 Selain latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan juga menjadi faktor cukupnya informasi, di mana subjek pada penelitian ini merupakan subjek homogen yang kuliah di fakultas kedokteran.13,14

Pengetahuan yang kurang, dapat disebabkan karena faktor usia, di mana

subjek penelitian berusia muda antara 17- 20 tahun, sehingga subjek kemungkinan belum memiliki rasa kepedulian terhadap terhadap upaya preventif dalam menjaga kesehatan mengingat kondisi fisik yang relative sangat sehat dan produktif.15 Selain itu kemampuan ingatan seseorang juga dapat memengaruhi nilai pengetahuan yang rendah saat sebahagian subjek mengisi kuesioner yang diajukan.16,17

Dalam sebuah penelitian diungkapkan bawah tingkat pendidikan, paparan terhadap media masa, status ekonomi, pengalaman dan status sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan individu terhadap suatu hal.18 Era keterbukaan informasi saat ini, seperti adanya telefon pintar atau smarth phone juga menjadikan informasi lebih mudah di akses terutama pada usia muda yang cenderung memiliki rasa ke ingin tahuan terhadap hal baru. jauh lebih besar dibanding dengan usia tua.19

Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Alviariza di Fakultas Kedokteran Udayana Bali tentang tingkat pengetahuan SADARI pada mahasiswi angkatan 2013-2015.20

KESIMPULAN

Tingkat pengetahuan tentang kanker payudara terhadap perilaku SADARI pada mahasiswi FK UMSU Angkatan 2020 sudah cukup. Hal ini ditunjukkan dengan hasil presentasi tingkat pengetahuan tinggi 48,45%, sedang sebanyak 41,24% dan rendah sebanyak 10,31%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azmi AN, Kurniawan B, Siswandi A, Detty AU. Hubungan Faktor Keturunan Dengan Kanker Payudara DI RSUD Abdoel Moeloek. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2020;12(2):702-707.

doi:10.35816/jiskh.v12i2.373

2. Masithoh AR, Montairo EO. Motivasi Untuk Melakukan Pemeriksaan Tingkat

Pengetahuan

Frekuensi Persentase (%)

Baik 40 41,2

Cukup 47 48,5

Kurang 10 10,3

Total 97 100

(4)

144 Payudara Sendiri (SADARI) Sebelum

dan Sesudah Pendidikan Kesehatan Tentang Kanker Payudara Pada Wanita Usia Subur. Jikk. 2015;6(1):1- 11.

https://ejr.stikesmuhkudus.ac.id/index.p hp/jikk/article/view/144

3. WHO. GLOBOCAN 2012: Estimated Cancer Incidence, Mortality and Prevalence Worldwide in 2012 v1.0 IARC CancerBase No. 11.; 2013.

https://www.iarc.who.int/news- events/latest-world-cancer-statistics- globocan-2012-estimated-cancer- incidence-mortality-and-prevalence- worldwide-in-2012/

4. Kemenkes. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara. 2015th ed. (P3L D, P2TM D, eds.). Kemenkes; 2015.

5. Setianingrum PD, Rachmasari ME.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Pada Wanita Usia Subur Di Puskesmas Depok I Sleman Yogyakarta. Surya Med J Ilm Ilmu Keperawatan dan Ilmu Kesehat Masy.

2019;13(2). doi:10.32504/sm.v13i2.117 6. Armin F, Fatiya Juwita Hanum, Nufus IRBH, Hidayati N. Edukasi Deteksi Dini sebagai Upaya Preventif Kanker Payudara dan Edukasi Langkah Pengobatan Kanker Payudara. War

Pengamdian Andalas.

2019;26(4A):262-270.

http://wartaandalas.lppm.unand.ac.id/in dex.php/jwa/article/view/324

7. Society AC. Cancer Prevention & Early Detection Facts & Figures 2021-2022.;

2021.

https://www.cancer.org/research/cance r-facts-statistics/cancer-prevention- early-detection.html

8. Kemenkes. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara.

9. Pusdatin. Situasi penyakit kanker.

Published online 2015:1.

https://pusdatin.kemkes.go.id/article/vie w/15090700004/situasi-penyakit- kanker.html

10. FH L. Karakteristik penderita kanker payudara rawat inap di rumah sakit haji medan tahun 2014-2015. Published online 2016.

11. Morrow M. Phisical examination of the breast. In: JR H, Morrow M, Osborne C, eds. Disease of the Breast. Fifth.

Lippincott Williams & Wilkins; 2014:25- 28.

12. Rosana AS. Kesenjangan Akses Informasi Di Era Globalisasi. J Ilm

Komun. 2013;4(1):71-79.

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/m akna/article/view/2779

13. Hardjito K, Suwoyo, Yani ER. Sekolah berwawasan generasi muda peduli kesehatan reproduksi (gempi kespro) membangun kepedulian remaja terhadap kesehatan reproduksi.

Comunity J Pengabdi Masy.

2021;1(2):100-106.

14. Dharmawati IGAA, Wirata IN.

Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Guru Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. J Kesehat Gigi. 2016;4(1):1-5.

15. Pradono J, Sulistyowati N. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Tentang Kesehatan Lingkungan, Perilaku Hidup Sehat Dengan Status Kesehatan (Studi Korelasi Pada Penduduk Umur 10-24 Tahun di Jakarta Pusat). Bul Penelit Sist Kesehat. 2014;17(1):89-95.

https://www.neliti.com/publications/208 85/correlation-between-education- level-knowledge-of-environmental- health-healthy-be

16. Seftiani D. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Sadari Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran.

Students E-Journals. 2014;1(1):31.

http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/

view/729

17. Ma’arif F. Hubungan antara tingkat pengetahuan dan sosial budaya dengan sikap remaja terkait pendewasaan usia perkawinan. J Biometrika dan Kependud.

2018;7(1):39-48. https://www.e- journal.unair.ac.id/JBK/article/view/679 6/pdf

18. Febriani CA. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus Lampung. J Kesehat. 2016;7(2):228.

doi:10.26630/jk.v7i2.193

19. Ni Luh Made Ariasih NNY.

Pengangguran Terbuka Terhadap Tingkat Kemiskinan Di. 2021;1(7):807- 825.

20. Alviariza A, Adiputra PAT. Gambaran tingkat pengetahuan tentang Periksa

(5)

145 Payudara Sendiri (SADARI) pada

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Indonesia angkatan 2013-2015. Intisari Sains

Medis. 2020;11(1):190.

doi:10.15562/ism.v11i1.531

Referensi

Dokumen terkait

sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Walikota Banda Aceh Nomor 119 Tahun 2007 tentang Besarnya Satuan Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat

AN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN PENG OMPOK KERJA PEKERJAAN JALAN DAN J TENGAH PADA BALAI PELAKSANA TEKNI MAGELANG DANA APBD TAHUN ANGGAR.. Magelang,

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

peningkatan pada parameter waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, panjang akar dan berat kering tunas walaupun dosis pupuk yang diberikan berbeda. Hal

● Pontianak berada di equator sehingga Matahari akan ada di atas kota ini tanggal Maret dan September. ● Kota lain Bonjol, dsb yang juga dekat dengan equator juga

Sangat disayangkan, Situs Kubur Prasejarah Plawangan yang merupakan satu-satunya situs kubur yang dapat menjelaskan tentang budaya dan manusia penutur bahasa

Setiap negara, kota, tempat wisata maupun daerah akan menghadapi peningkatan persaingan saat berusaha untuk menarik wisatawan (Moilanen & Rainisto, 2009, h.

[r]