• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH MINAT BACA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N 2 PRINGTULIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGARUH MINAT BACA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD N 2 PRINGTULIS"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH MINAT BACA SISWA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV

SD N 2 PRINGTULIS

Oleh

ANGGITA WAHYU WULANSARI NIM 201533279

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi ABSTRAK

Anggita Wahyu Wulansari, 201533279, 2021. Analisis Pengaruh Minat Baca Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD N 2 Pringtulis. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus.

Kata Kunci: Minat Baca Siswa, Hasil Belajar Siswa, Bahasa Indonesia.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat di era sekarang berpengaruh terhadap minat baca anak. Anak lebih suka bermain game ataupun mengakses internet dengan gawai (telepon selular, netbook, laptop, dan sebagainya) miliknya. Anak usia sekolah dasar juga lebih suka bermain dengan teman-temannya ataupun jajan di kantin saat istirahat sekolah. Selain itu, tontonan televisi dan tempat-tempat hiburan yang makin beragam membuat minat anak teralih dari membaca buku menjadi menikmati hiburan yang telah tersedia.

Kebanyakan anak-anak membaca buku saat ada tuntutan tugas atau ulangan dari sekolah. Terlebih lagi, faktor kondisi sosial ekonomi masyarakat juga berpengaruh terhadap minat baca individu. Bisa jadi seorang anak minat membacanya tinggi tapi tidak dibarengi dengan kemampuan untuk membeli buku bacaan atau kurangnya fasilitas yang menyediakan buku yang diminatinya, tentu akan memengaruhi minat baca anak tersebut.

Minat membaca berkaitan erat sekali dengan prestasi belajar siswa. Korelasi positif menunjukkan minat membaca siswa yang tinggi menyebabkan prestasi belajar yang tinggi begitu pula sebaliknya. Minat membaca merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa di sekolah. Siswa yang gemar membaca atau hobi membaca buku akan memiliki wawasan pengetahuan yang luas, sehingga prestasinya meningkat. Hubungan minat membaca dengan prestasi belajar di dasarkan pada asumsi bahwa siswa yang rajin membaca, dalam hal ini memiliki wawasan yang luas maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya di sekolah.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD N 2 Pringtulis Nalumsari Jepara dengan subjek penelitian 22 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat baca siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan kuesioner.

Analisis data yang diggunakan adalah analisis data kuantitatif dengan menggunakan bantuan program olahdata SPSS versi terbaru yaitu SPSS v.26.

(7)

vii DAFTAR ISI

COVER...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II ... 10

2.1 Deskripsi Konseptual... 10

2.1.1 Minat Membaca ... 10

2.1.1.1 Pengertian Minat ... 10

2.1.1.2 Pengertian Membaca ... 13

2.1.1.3 Pengertian Minat Membaca ... 15

2.1.1.4 Aspek-Aspek Minat Membaca ... 16

2.1.1.5 Tujuan Minat Membaca ... 18

2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca ... 19

2.1.2 Hasil Belajar ... 21

(8)

viii

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 22

2.1.2.2 Macam-macam Hasil Belajar ... 23

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 25

2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran ... 25

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran ... 26

2.1.4 Hubungan Minat Membaca dengan Hasil Belajar ... 27

2.2 Penelitian yang Relevan ... 28

2.3 Kerangka Berpikir ... 31

BAB III... 34

3.1 Rancangan Penelitian ... 34

3.1.1 Jenis Penelitian ... 34

3.1.2 Pendekatan Penelitian ... 35

3.2 Variabel Penelitian ... 36

3.2.1 Identifikasi Variabel ... 36

3.2.2 Definisi Operasional... 37

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 38

3.3.1 Jenis data ... 38

3.3.2 Sumber Data ... 39

3.4 Populasi dan Sampel... 40

3.4.1 Populasi ... 40

3.4.2 Sampel ... 40

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

(9)

ix

3.5.1 Observasi ... 41

3.5.2 Dokumentasi ... 41

3.5.3 Kuesioner atau Angket ... 42

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas... 43

3.6.1 Uji Validitas ... 43

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 44

3.7 Teknik Analisis Data ... 44

3.7.1 Uji Asumsi Dasar ... 45

3.7.2 Analisis Korelasi Sederhana ... 46

3.7.3 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 47

3.7.4 Uji-t (parsial) ... 48

BAB IV ... 49

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ... 49

4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya SD N 2 Pringtulis ... 49

4.1.2 Identitas Sekolah dan Data Pelengkap ... 50

4.1.3 Visi dan Misi SD N 2 Pringtulis ... 51

4.1.4 Lokasi dan Administrasi Sekolah... 52

4.1.5 Keadaan Siswa dan Guru SD N 2 Pringtulis ... 53

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Hasil Uji Validitas ... 57

4.2.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 58

4.2.3 Hasil Skor Kuesioner ... 59

4.2.4 Nilai Hasil belajar Siswa ... 60

(10)

x

4.3 Deskripsi Hasil Analisis Data ... 61

4.3.1 Hasil Uji Asumsi Dasar ... 62

4.3.1.1 Hasil Uji Normalitas ... 62

4.3.1.2 Hasil Uji Linearitas ... 63

4.3.1.3 Hasil Uji Homogenitas ... 64

4.3.2 Hasil Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ... 65

4.3.2.1 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ... 65

4.3.2.2 Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana ... 66

4.3.2.3 Hasil Uji t (Parsial)... 68

4.3.2.4 Hasil Uji Koefisien Determinan ... 69

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 70

BAB V ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang berlangsung seumur hidup, maksudnya pendidikan tidak berhenti hingga individu menjadi dewasa dan tetap terus berlangsung sepanjang hidupnya. Dalam pembangunan nasional pendidikan dihadapkan pada tantangan dan perjuangan yang kompleks yaitu untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, unggul dan siap berkompetisi dalam menghadapi persaingan di pasar global, salah satu syaratnya adalah dengan memiliki kecerdasan (Sanjaya, 2018:2). Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan serta karakterisitik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatih keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensial dan akutal telah dimiliki peserta didik, sebab peserta didik bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar (Sukmadinata, 2017:4).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 47 tahun 2008 tentang Wajib Belajar, dijelaskan bahwa wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah. Pendidikan minimal yang dimaksud yaitu dari tingkat SD dan sederajat sampai SMP dan sederajat atau selama sembilan tahun. Sekolah dasar (SD) termasuk bagian dari program wajib belajar sembilan

(12)

2

tahun, dan merupakan lembaga pendidikan pertama yang menekankan siswa untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung. Keterampilan tersebut merupakan landasan dan syarat bagi siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa penguasaan keterampilan siswa akan mengalami kesulitan untuk menguasai ilmu pengetahuan (Dalman, 2014:5).

Membaca pada era globalisasi ini, merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, karena salah satu kunci kesuksesan seseorang adalah kemampuannya membaca. Tanpa membaca, seseorang akan buta dengan ilmu pengetahuan dan akan mengalami ketertinggalan dalam aspek-aspek kehidupan, baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi, politik maupun aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu sumber daya manusia yang ada di negara tercinta ini, harus dilakukan pembinaan minat membaca dan kebiasan membaca. Membaca berorientasi pada kecerdasaan intelektual seseorang. Hal ini dapat terwujud melalui pendidikan. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2013:1).

Minat adalah kecenderungan untuk menaruh perhatian dan menikmati beberapa kegiatan. Minat merupakan faktor internal yang mempengaruhi seseorang untuk berbuat sesuatu, salah satunya membaca. Orang yang memiliki minat dalam kegiatan membaca akan cenderung menyukai dan menaruh perhatiannya pada kegiatan tersebut (Slameto, 2013:57). Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca

(13)

3

sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemauannya sendiri.

Minat baca merupakan salah satu kunci penting bagi seseorang untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi (Sudarsana dan Bastianto, 2010:427).

Minat membaca siswa merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan formal. Minat membaca berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menangkap isi bacaan, artinya sejauh mana siswa dapat menangkap informasi yang tertera dalam bacaan sehingga diharapkan siswa lebih kritis menyikapi berbagai persoalan. Berdasarkan minat membaca akan diketahui pola pikir dan pengetahuan serta wawasan siswa (Rahim, 2018: 27). Minat membaca siswa merupakan hal yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Minat membaca berkaitan dengan kemampuan membaca siswa. Apabila seorang siswa memiliki ketertarikan terhadap hal-hal yang diminati maka ia akan berusaha mencari informasi yang berkaitan dengan ketertarikannya tersebut, baik dengan membaca buku maupun sumber informasi lainnya. Hal tersebut diharapkan dapat memacu siswa untuk membaca, sehingga membaca menjadi suatu kebiasaan. Minat membaca yang didukung dengan kemampuan membaca diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan siswa (Hidayah, 2012:16).

Minat membaca merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun pada kenyataanya, banyak siswa yang belum sadar akan hal tersebut. Mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bermain, menonton TV dan hal-hal yang kurang penting lainnya. Hal ini juga dialami siswa yang sekolah di SD N 2 Pringtulis.

(14)

4

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada hari Kamis tanggal 19 Agustus 2021, terlihat masih banyak siswa di sekolah ini yang memiliki minat membaca yang rendah. Hal-hal yang menjadi penyebab kurangnya minat membaca siswa di sekolah ini karena kurangnya kesadaraan dalam diri siswa akan pentingnya membaca, dan faktor lingkungan anak seperti teman sebayanya serta situasi dan kondisi lingkungan sekolahnya yang menyebabkan siswa memiliki minat membaca yang rendah.

Selain itu, perkembangan teknologi yang semakin pesat juga membuat siswa di SD N 2 Pringtulis kurang memiliki minat membaca, mereka yang berasal dari keluarga mampu sudah memiliki akses internet dengan bebas melalui telepon seluler pribadi mereka. Selain itu ada game online dan PS yang digemari siswa.

Tayangan televisi yang semakin hari semakin menyajikan tontonan yang beragam, baik yang layak maupun kurang layak tonton bagi siswa usia SD, menjadi pengalih perhatian siswa dari membaca buku. Kurangnya budaya baca di lingkungan juga dapat mempengaruhi minat siswa untuk membaca. Ada siswa yang lebih memilih bermain telepon seluler, game, menonton televisi, dan bermain dengan teman- temannya dibandingkan dengan membaca buku. Selain itu, ada juga siswa yang membaca buku jika ada tugas atau ulangan dari gurunya.

Minat membaca siswa yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah adanya perasaan senang terhadap aktifitas membaca, rasa ketertarikan dalam membaca, kesadaran membaca, usaha untuk meningkatkan pengetahuan dengan membaca, keingintahuan terhadap berbagai pengetahuan dengan membaca buku- buku penunjang proses belajar dan sumber informasi lainnya dan menindak lanjuti

(15)

5

dari apa yang telah diperoleh dari membaca. Sudah seharusnya minat membaca tumbuh dari kesadaran siswa itu sendiri terhadap kebutuhan akan pentingnya informasi untuk memperluas pengetahuan. Pembinaan minat baca merupakan hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan prestasi siswa. Minat membaca perlu ditumbuhkan sejak dini. Upaya meningkatkan minat baca pada anak-anak yang utama justru menjadi tanggung jawab orang tua. Selain orang tua guru juga bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak didiknya, setiap peserta didik mempunyai harapan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi atau memuaskan, yaitu salah satunya dengan cara menanamkan minat membaca, baik itu membaca buku pelajaran maupun membaca buku cerita.

Kondisi siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis saat ini umumnya kurang menyenangi buku, minat baca tidak menonjol, dan mereka lebih suka bermain gawai dan menonton televisi. Membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran pokok yang digunakan di sekolah. Itu pun bagaikan terpaksa, karena akan diadakan ulangan, atau karena guru memberi pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa siswa saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca”

anak harus dipupuk, dikembangkan. Apabila minat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan.

Hal yang menjadi permasalahan kurangnya minat baca para siswa dalam menunjang kegiatan belajar tersebut yaitu faktor ekternal dan internal. Faktor

(16)

6

eksternal, antara lain belum ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak dini.

Role model anak di keluarga adalah orang tua dan anak-anak biasanya mengikuti kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca menjadi penting untuk meningkatkan kemampuan literasi anak.

Kemudian akses ke fasilitas pendidikan belum merata dan minimnya kualitas sarana pendidikan yang kurang mendukung kegiatan belajar mengajar, seperti minimnya penyediaan buku buku yang menarik dan variatif bagi siswa di perpustakaan sekolah. Serta kurangnya contoh dari guru itu sendiri pada kegiatan membaca. Masih ada guru yang belum menjadikan membaca sebagai kegiatan yang positif dan banyak memberi manfaat. Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia. Serta meningkatnya penggunaan tekhnologi informasi yang pesat membuat siswa lebih senang bermain gawai atau menonton televisi dari pada membaca buku, karena membaca buku oleh sebagian anak dianggap sebagai kegiatan yang membosankan. Sedangkan menonton siaran televise dianggap lebih menarik, maraknya media social yang semuanya dapat di akses dengan mudah melalui gawai.

Slebih lanjut, faktor Internal antara lain yaitu kurangnya pemahaman para siswa terhadap teks yang dibaca, kurangnya penguasaan kosakata. Belum mengerti cara membaca yang baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kegiatan membaca buku belum menjadi prioritas kegiatan utama. Membaca hanya sebagai kegiatan pendukung dalam kegiatan belajar siswa. Demi meningkatkan minat baca siswa, pihak sekolah perlu sekali mensosialisasikan kegiatan membaca buku di

(17)

7

perpustakaan sekolah secara berkala tapi tentu saja perlu di imbangi dengan penyediaan buku buku yang lebih variatif dan menarik bagi anak.

Permasalahan tersebut di atas diperkuat dengan beberapa penelitian terdahulu, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2016), Deviana (2017), Antika (2017), Sari (2020) dan Yuliantini (2020) yang memberikan hasil bahwa minat baca siswa sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Minat membaca yang tinggi adalah dasar untuk keberhasilan siswa dalam berbagai hal terutama pada hasil belajarnya. Dengan adanya minat membaca dalam diri siswa akan memperoleh pengetahuan, dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu, memperoleh wawasan yang luas dan meningkatkan pengetahuan sehingga akan berpengaruh pada hasil belajarnya. Minat membaca pada siswa belum mencapai tahapan yang signifikan, masih banyak siswa yang enggan untuk membaca buku pelajaran. Minat membaca ini perlu ditumbuh kembangkan terus-menerus untuk mencapai pelajar yang cerdas, sebab membaca merupakan pintu gerbang informasi dan pengetahuan serta besar pengaruhnya dengan keberhasilan belajar siswa itu sendiri. Untuk mencapai hasil belajar yang baik tentunya juga berkaitan dengan minat membaca yang dimana perasaan senang, pemusatan perhatian pada bacaan dan penggunaan waktu besar pengaruhnya terhadap kebiasaan membaca.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Minat Baca Siswa pada Pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD N 2 Pringtulis”

(18)

8 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapamasalah, antara lain:

1) Bagaimana pengaruh antara minat membaca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis?

2) Seberapa besar pengaruh antara minat membaca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mengetahui bagaimana pengaruh antara minat membaca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis.

2) Mengetahui Seberapa besar pengaruh antara minat membaca dengan hasil belajar Bahasa Indonesia Siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi informasi positif, konstruktif, dan dapat memperkaya wawasan intelektual serta memberikan kontribusi terhadap minat membaca siswa sehingga dapat meningkatkan

(19)

9

hasil belajar siswa, Sehingga dapat mewujudkan generasi yang sesuai dengan harapan kita bersama.

2) Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

 Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah pengetahuan,

wawasan, pengalaman dalam mencari data dan mengolah data penelitian serta sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Muria Kudus.

 Peneliti dapat menerapkan ilmu yang didapat dari Perguruan Tinggi

dalam hal penelitian ilmiah, sehingga diharapkan apabila nanti peneliti terjun menjadi pendidik, peneliti mempunyai pengetahuan tentang hubungan minat membaca dengan prestasi belajar siswa, dengan demikian diharapkan dapat menjadi lulusan yang siap kerja.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa tentang manfaat membaca, sehingga siswa dapat meningkatkan minat bacanya.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi SD N 2 Pringtulis dalam mengembangkan, memanfaatkan dan mengetahui minat membaca siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan membaca untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Konseptual 2.1.1 Minat Membaca

Minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya. Minat membaca juga didefinisikan sebagai bentuk perilaku terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat (Dalman, 2014:28).

Disini minat membaca dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat dari diri seseorang untuk membaca. Oleh sebab itu, semakin tinggi minat membaca seseorang, maka semakin kuat pula keinginannya untuk membaca

2.1.1.1 Pengertian Minat

Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan sesuatu yang dianggapnya memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Dari perasaan senang tersebut timbul keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah membuatnya senang dan bahagia. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan dalam kehidupan seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensi-dimensi perasaan dari

(21)

11

kesadaran emosi, disposisi, dan kehendak yang mempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang (Hurlock, 2015: 90).

Secara sederhana, menurut Syah (2014:136) minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dipahami dan dipakai oleh orang selama ini dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa. Slameto (2013: 57) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati sesorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Minat besar pengaruhnya terhadap siswa, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari karena minat menambah dorongan untuk belajar.

Minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Minat sangat besar pangaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik (Djaali, 2014:121). Minat anak dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink, funsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan dan pendidikan. Oleh karena itu minat seseorang harus dibina dan diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan, khususnya dalam pembelajaran (Sardiman, 2010:76).

(22)

12

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa minat pada dasarnya merupakan salah satu aspek pendorong dalam diri seseorang dalam mewujudkan keinginan atau kebutuhan. Minat harus diwujudkan dalam bentuk berbagai usaha agar tujuan yang dimaksud dapat tercapai.

Minat merupakan suatu sikap batin dari dalam diri seseorang yang merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan perasaan senang yang timbul dari dorongan batin seseorang.

Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya. Timbulnya minat seseorang itu disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu faktor intern dan ekstern. Adapun faktor intern terdiri dari perhatian, tertarik, dan aktifitas, sedangkan faktor ekstern terdiri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta memepengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan meyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini berarti

(23)

13

menunjukan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuaskan kebutuhan- kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya.

2.1.1.2 Pengertian Membaca

Terdapat beragam pengertian membaca, dalam pengertian sempit membaca merupakan kegiatan memahami makna yang terdapat di dalam tulisan.

Sementara dalam pengertian luas, membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu (Nurhadi, 2016:3). Menurut Tarigan (2014:9) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Dalam hal ini, membaca adalah suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada dalam tulisan.

Menurut Somadayo (2011:3), membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting disamping tiga keterampilan berbahasa lainnya pada kurikulum di sekolah yaitu menyimak, menulis, dan berbicara. Dalman (2014:5) menyatakan bahwa menyatakan membaca merupakan suatu proses berpikir untuk memahami isi teks yang di baca. Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses

(24)

14

kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat pada tulisan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kombinasi dari pengenalan huruf, intellect, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan si pembaca (background knowledge) untuk memahami suatu pesan yang tertulis. membaca sebagai suatu proses mental atau proses kognitif yang didalamnya seorang pembaca diharapkan bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan si penulis.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Selanjutnya, secara umum pengertian membaca dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik dan mental. Aktifitas fisik yang terkait dengan membaca adalah gerak mata dan ketajaman penglihatan.

Aktifitas mental mencakup ingatan dan pemahaman. Membaca merupakan hal penting bagi manusia. Dengan membaca, seseorang dapat merangsang otaknya untuk berpikir kreatif dan sistematis, memperluas dan memperkaya wawasan, serta membentuk kepribadian yang unggul dan kompetitif.

(25)

15 2.1.1.3 Pengertian Minat Membaca

Minat membaca merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dalam rangka membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk menemukan makna tulisan dan menemukan informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan perasaan senang yang timbul dari dalam dirinya. Minat membaca juga didefinisikan sebagai bentuk perilaku terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan yang kuat. Disini minat membaca dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat dari diri seseorang untuk membaca. Oleh sebab itu, semakin tinggi minat membaca seseorang, maka semakin kuat pula keinginannya untuk membaca (Dalman, 2014:122). Minat membaca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaanya untuk medapat bahan bacaan dan kemudiaan membacanya atas keinginan sendiri (Rahim, 2016:28).

Minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri atau dorongan dari luar.

Minat membaca juga merupakan perasaan senang seseorang terhadap bacaan karena adanya pemikiran bahwa dengan membaca itu dapat diperoleh kemanfaatan bagi dirinya (Somadayo, 2011:53). Minat membaca merupakan kemampuan seseorang berkomunikasi dengan diri sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan sehingga memberikan pengalaman emosi akibat dari bentuk perhatian yang mendalam terhadap makna bacaan (Tarigan, 2017:77).

(26)

16

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu perhatian terhadap kegiatan atau aktivitas membaca yang berupaya untuk memahami dan menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan/buku. Minat baca adalah ketertarikan yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan, memperhatikan, merasa menikmati dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga individu tersebut melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Minat menimbulkan sikap positif terhadap sesuatu objek, adanya sesuatu yang menyenangkan yang timbul dari suatu objek, dan mengandung suatu pengharapan yang menimbulkan keinginan atau gairah untuk mendapatkan sesuatu yang menjadi minatnya.

Minat besar pengaruhnya terhadap membaca, karena bila bahan bacaan yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan membaca dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Akan tetapi jika bahan bacaan itu menarik minat siswa, maka bahan bacaan itu akan lebih mudah dipelajari dan disimpan oleh siswa itu sendiri sehingga siswa mudah menuangkan kembali ketika dites atau diuji yang pada akhirnya prestasi belajar siswa meningkat.

2.1.1.4 Aspek-Aspek Minat Membaca

Hurlock (2015: 90) menyebutkan bahwa ada beberapa aspek dalam minat membaca, yaitu:

1) Aspek kesadaran akan manfaat membaca, yaitu aspek yang mengungkap seberapa jauh subjek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca.

2) Aspek perhatian terhadap membaca buku, yaitu aspek yang mengungkap perhatian dan ketertarikan subjek dalam membaca.

3) Aspek rasa senang, yaitu aspek yang mengungkap seberapa besar rasa senang subjek terhadap kegiatan membaca.

(27)

17

4) Aspek frekuensi, yaitu aspek yang mengungkap seberapa sering subjek melakukan aktivitas membaca.

Shaleh (2014:264) menjelaskan beberapa aspek yang berbeda dari aspek di atas. Aspek-aspek minat membaca menurut Shaleh adalah sebagai berikut:

1) Perasaan senang. Seseorang yang berminat membaca buku, maka ia harus senang terhadap buku tersebut, yaitu dengan senang hati mempelajari dan membaca ilmu yang berhubungan dengan hal tersebut, dan tidak ada sedikitpun perasaan terpaksa.

2) Pemusatan perhatian. Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat. Perhatian merupakan konsentrasi/aktivitas jiwa kita yang sungguh- sungguh terhadappengamatan. Dalam hal ini, perhatian yang diberikan oleh seseorang yangberminat terhadap membaca dapat diukur melalui hasil belajar, perhatian dan sikap yang diberikan ketika membaca berlangsung, keaktifan dalam belajar di kelas dan lain-lain.

3) Penggunaan waktu. Seseorang dapat dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari penggunaan waktu yang dilakukan oleh orang tersebut dalam membaca buku paket serta literatur penunjang lainnya.

4) Motivasi untuk membaca. Motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku. Seseorang dikatakan memiliki minat yang besar dalam membaca dapat dilihat dari motivasinya dalam membaca. Seperti mengutamakan membaca dari pekerjaan yang lain, mengarahkan membaca untuk tujuan, dan meningggalkan kegiatan- kegiatan yang dapat menghambat tujuannya dalam membaca.

5) Emosi dalam membaca. Emosi adalah reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat”. Dalam hal ini, seseorang yang memiliki minat yang tinggi dalam membaca, ia akan meresapi makna yang terkandung dalam buku dan larut dalam isi bacaan.

6) Usaha untuk membaca. Seseorang yang memiliki minat yang besar dalam membaca akan melakukan usahanya untuk membaca. Misalnya berusaha untuk memiliki buku, dan meminjam buku dengan tujuan untuk dapat membaca buku tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti memilih untuk menggunakan aspek membaca sebagai indikator meliputi: 1) perasaan senang dengan kegiatan membaca, 2) kebutuhan akan kegiatan membaca, 3) keinginan mencari bahan bacaan, 4) keinginan melakukan kegiatan membaca, dan 5) ketertarikan untuk membaca.

(28)

18 2.1.1.5 Tujuan Minat Membaca

Minat membaca memiliki banyak tujuan, dalam hal ini tergantung pada kepentingan dan bahan bacaan yang di hadapi setiap orang. Pada dasarnya tujuan seseorang membaca tidak lain adalah untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkanya dan untuk kesenangan semata. Tujuan membaca yang jelas akan dapat meningkatkan pemahaman seseorang terhadap bacaan. Dalman (2015:9) mengemukakan bahwa tujuan membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi yang mencakup isi dan memahami makna bacaan. Dalman juga mengungkapkan tujuh macam tujuan utama dari kebiasaan membaca, yaitu sebagai berikut.

1) Reading for details or fact (membaca untuk memperoleh fakta dan perincian), dengan membaca akan mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh, apa yang telah dibuat oleh sang tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah- masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

2) Reading for main ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama), dengan membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topic yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.

3) Reading for sequence or organization (membaca untuk mengetahui urutan/susunan struktural karangan), dengan membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian, kejadian dibuat dramatisasi.

4) Reading for inference (membaca untuk menyimpulkan), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui menganggap para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.

5) Reading to classify (membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan), dengan membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar.

(29)

19

6) Reading to evaluate (membaca untuk menilai, mengevaluasi), dengan membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.

7) Reading to compare or contrast (membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan), dengan membaca untuk bagaimana hidupnya berbeda dan kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita rnempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan minat membaca adalah untuk memperoleh fakta dan perincian serta ide-ide utama dari suatu bacaan.

Membaca juga dapat digunakan untuk mengetahui dan menyimpulkan suatu bacaan. Setelah itu membaca juga dapat digunakan untuk mengelompokkan, mengevaluasi dan membandingkan suatu ide atau gagasan yang terdapat dalam suatu bacaan.

2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Dalam perkembangannya, minat membaca dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Dalman (2015:32) secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi minat membaca seseorang yaitu faktor personal dan institusional.

1) Faktor Personal

Faktor personal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, yang meliputi: usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap, dan kebutuhan psikologis.

a) Usia, minat membaca seseorang biasanya tidak tetap atau statis melainkan selalu berubah sesuai dengan perubahan usia seseorang.

b) Jenis Kelamin, Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong pemilihan buku bacaan dan minat baca siswa. Pada umumnya anak-anak perempuan menyukai buku cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak laki-laki lebih menyukai buku cerita mengenai petualangan, kisah perjalanan yang seram dan penuh ketegangan, cerita kepahlawanan dan cerita humor.

(30)

20

c) Intelegensi, hubungan antara kecerdasan dan minat baca belum dapat dibuktikan secara jelas. Tetapi, pada umumnya anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi membaca lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata. Minat membaca pada anak-anak yang cerdas lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas.

d) Kemampuan Membaca, kemampuan membaca tidak berkorelasi langsung dengan minat membaca. Minat sebagai satu faktor dalam pemahaman secara signifikan penting bagi para pembaca dengan kemampuan membaca yang masih rendah. Minat membaca rendah memiliki efek negatif pada pemahaman. Siswa yang berkemampuan membaca rendah dan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata cenderung memberikan perhatian lebih tinggi untuk bahan bacaan yang akan mudah bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya.

e) Sikap Terhadap Membaca. Pada konteks tertentu, sikap seseorang berpengaruh terhadap minat membacanya. Jika membaca dapat memenuhi satu kebutuhan, sikap positif terhadap membaca biasanya bertumbuh. Sikap positif ini mendorong seseorang di dalam meningkatkan minatnya untuk membaca.

f) Kebutuhan Psikologis, kebutuhan psikologis seseorang berkorelasi dengan minat membaca. minat membaca seseorang akan meningkat ketika kegiatan membaca tersebut dapat memenuhi kebutuhan psikologisnya.

2) Faktor Institusional

Faktor institusional, yaitu faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri, yang meliputi: tersedianya buku-buku, status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, teman sebaya, guru atau dosen, dan televisi.

a) Tersedianya Buku-buku, Minat membaca seseorang tergantung pada tersedia atau tidaknya buku-buku yang diperlukan.

b) Status Sosial Ekonomi, ada perbedaan aktivitas orangtua dalam membimbing anak antara keluarga yang berstatus sosial ekonomi tinggi dengan yang berstatus sosial ekonomi rendah. Orangtua dengan status ekonomi tinggi memiliki harapan yang tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak.

c) Pengaruh Orangtua, Dukungan orangtua merupakan salah satu faktor eksternal yang memiliki peran penting di dalam menumbuhkan minat membaca seorang anak. Dukungan yang tinggi dari orangtua akan meningkatkan minat membaca seorang anak. Sebaliknya, kurangnya dukungan orangtua dapat berpengaruh pula pada rendahnya minat membaca seorang anak.

(31)

21

d) Pengaruh Teman Sebaya, teman sebaya merupakan salah satu faktor eksternal yang penting yang dapat mendorong timbulnya minat baca pada siswa. Siswa yang berminat terhadap kegiatan membaca akan lebih sering mengajak temannya ikut melakukan kegiatan membaca baik di dalam kelas ataupun di perpustakaan sehingga memberikan pengaruh positif juga terhadap temannya.

e) Pengaruh Guru atau Dosen, Peran guru atau dosen sangat mempengaruhi minat membaca pada siswa atau mahasiswa. Peran untuk mempengaruhi itu dapat ditunjukkan secara langsung melalui rekomendasi atau memberikan tugas-tugas yang mendorong siswa atau mahasiswa untuk membaca. peran untuk mempengaruhi itu dapat pula ditunjukkan secara tidak langsung dengan menunjukkan diri sebagai model (teladan) di dalam membaca.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat baca terdiri dari faktor personal dan faktor institusional.

Faktor internal terdiri dari usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan membaca, sikap terhadap membaca dan kebutuhan psikologis. Sedangkan faktor institusional terdiri dari tersedianya buku-buku, status sosial ekonomi, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya dan pengaruh guru.

2.1.2 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar merupakan bentuk interpretasi dari proses pembelajaran yang telah berlangsung. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Hasil belajar sering digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan (Purwanto, 2014: 46).

Penilaian hasil belajar oleh guru adalah proses pengumpulan informasi atau bukti tentang capaian pembelajaran siswa dalam kompetensi sikap spiritual dan

(32)

22

sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama, dan setelah proses pembelajaran.

Biasanya keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran akan dilihat dari seberapa bagus hasil belajar siswa tersebut.

2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

Susanto (2016:5) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar tadi dipertegas lagi oleh Nahrawi dalam K. Brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah pelajaran tertentu. Purwanto (2013:34) hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan itu diupayakan dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Sudjana (2008: 22) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu proses perubahan perilaku seseorang yang dari hasil pengalaman dan latihan terus menerus, perubahan diantaranya meliputi aspek kognitif. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

(33)

23 2.1.2.2 Macam-macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Pemahaman Konsep (Aspek Kognitif)

Bloom dalam Susanto (2016:6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

2) Keterampilan Proses (Aspek Psikomotor)

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2016:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam individu siswa.

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.

3) Sikap (Aspek Afektif)

Lange dalam susanto (2016:10), sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap

(34)

24

ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya.

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil suatu proses belajar dimana secara langsung terlibat sejumlah faktor yang masing-masing ikut berperan dan memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar tersebut.

Gestalt dalam Susanto (2016:12) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan, perkembangan itu sendiri memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya.

Gestalt mengemukanan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal yaitu siswa itu sendiri dan lingkungannya. Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Siswa, dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani.

2) Lingkungan, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

Pendapat yang senada juga dikemukakan oleh Wasliman (2017:12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor internal dan eksternal adalah sebagai berikut;

1) Faktor internal, merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

(35)

25

2) Faktor eksternal, merupakan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ialah faktor yang bersumber dari diri siswa, misal minat belajar dan motivasi belajar, adapun juga faktor dari luar, misalnya lingkungan keluarga, sosial, masyarakat dan sekolah. Masing-masing faktor tersebut berpengaruh terhadap meningkat atau menurunnya hasil belajar siswa.

2.1.3 Pembelajaran Bahasa Indonesia 2.1.3.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisis yang berpengaruh terhadap pemahaman. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Wenger dalam Huda (2016:2) menyatakan bahwa pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain.

Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial.

Suherman dalam Haris (2012:12) menyatakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Susanto (2013:18-19) kata pembelajaran merupakan perpaduan antara dua kata aktivitas belajar dan mengajar.

Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan kepada siswa, sementara mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Istilah pembelajaran

(36)

26

adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar. Lefrancois dalam Yamin (2013:15) pembelajaran (instruction) merupakan persiapan kejadian-kejadian eksternal dalam suatu situasi belajar dalam rangka memudahkan kegiatan belajar mengajar, menyimpan (kekuatan mengingat informasi) atau mentransfer pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Yang jelas, ia merupakan rekonstruksi dari pengalaman masa lalu yang berpengaruh terhadap perilaku dan kapasitas seseorang atau suatu kelompok.

2.1.3.2 Tujuan Pembelajaran

Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa lebih melakukan perbuatan belajar yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.

Tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar dan merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pembelajaran.

Tujuan belajar merupakan hal yang penting dalam rangka sistem pembelajaran, yakni merupakan suatu komponen sistem pembelajaran yang menajadi titik tolak dalam merancang sistem yang efektif. Dimyati dan Mujiono (2010:17-18) mengemukakan bahwa tujuan belajar merupakan peristiwa sehari- hari disekolah. Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Dari segi guru, proses belajar tersebut tampak sebagai

(37)

27

perilaku belajar tentang semua hal. Sardiman (2011:40) tujuan pembelajaran adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai pada tingkat pengajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan penting dari belajar itu mempunyai banyak sekali manfaat. Tujuan disini dijadikan sebagai acuan untuk menjalankan suatu program tertentu agar program tersebut dapat berjalan lurus mengikuti arus sesuai dengan apa yang sebelum nya telah ditetapkan. Tujuan itu tidak hanya ditujukan kepada siswa yang dijadikan sebagai objek yaitu siswa diukur ketercapaian nya ketika siswa telah selesai melakukan proses belajar saja. Tujuan disini dapat digunakan sebagai pengontrol setiap kegiatan, misalnya mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

2.1.4 Hubungan Minat Membaca dengan Hasil Belajar

Proses belajar seorang siswa ditentukan oleh banyak faktor. Slameto (2013:

54) menggolongkan faktor-faktor yang memengaruhi belajar menjadi dua, faktor internal dan eksternal. Hasil belajar seorang siswa tidak lepas dari kebiasaan yang dia lakukan di dalam kesehariannya untuk mendukung proses belajarnya. Kegiatan positif tentu akan memberi dampak yang baik bagi hasil belajar siswa. Salah satu kebiasaan yang baik itu adalah membaca.

Seperti disebutkan Farr (dalam Dalman, 2014: 5), “reading is the heart of education”, yang artinya membaca merupakan jantung pendidikan. Semakin sering

seorang siswa membaca, maka pengetahuan dan wawasan yang dimilikinya akan semakin luas. Hal ini akan berbanding lurus dengan kemajuan pendidikannya.

Harjanto (2011: 6) juga mengemukakan bahwa membaca merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pendidikan. Secara efektif kita memperoleh sebagian

(38)

28

besar ilmu pengetahuan dari membaca. Kita juga bisa memperoleh informasi dari membaca. Tanpa membaca, sulit dibayangkan bagaimana hasil proses pembelajaran dan pendidikan.

Tak bisa dipungkiri, kegiatan membaca tak pernah terlepas dari proses belajar. Dari membaca segala informasi dan pengetahuan akan didapatkan oleh siswa. Siswa yang senang membaca wawasannya akan bertambah luas. Hal itu juga memengaruhi proses belajarnya. Siswa yang minat bacanya tinggi, maka pengetahuannya juga tinggi, dan hasil belajarnya akan baik. Begitu pula sebaliknya, jika minat baca rendah, maka pengetahuan yang dimiliki kurang, dan hal itu akan berpengaruh terhadap hasil belajar seorang siswa. Oleh karena itu, kegiatan membaca perlu dibudayakan sejak dini pada siswa, karena hal itu dapat mendukung proses belajar siswa.

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya menjadi dasar untuk persiapan penelitian. Tujuannya adalah untuk menemukan temuan peneliti sebelumnya dan memberikan perbandingan dan penjelasan yang dapat mendukung penelitian serupa selanjutnya.

Kajian yang digunakan terkait dengan analisis pengaruh minat baca siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis. Hasil penelitian sebelumnya yang mendukung dan menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

(39)

29

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan No Judul

Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan Hasil Penelitian

1

Hubungan Minat Membaca

dan Motivasi Belajar dengan

Hasil Belajar Materi Menulis Karangan pada Warga Belajar Kejar Paket C di

PKBM Al- Firdaus Kabupaten

Serang.

Rahayu, 2016

Persamaan:

Sama-sama menggunakan variabel minat baca

dan hasil belajar siswa. Sama-sama menggunakan metode

kuantitatif Perbedaan:

Penelitian terdahulu berfokus di PKBM

formal, sedangkan peenelitian ini akan dilaksanakan di SD

minat membaca warga belajar kejar Paket C menunjukkan adanya hubungan dengan hasil belajar materi menulis karangan. Oleh karena itu sudah selayaknya pihak PKBM Al- Firdaus untuk lebih meningkatkan hasil belajar materi menulis karangannya, terutama untuk dapat memberikan pengajaran yang baik, memberikan fasilitas yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran pada warga belajar agar warga belajar menjadi semangat dalam belajar.

2

Korelasi Minat Baca dengan Hasil Belajar

pada Pembelajaran

Bahasa Indonesia Siswa

Kelas III SD.

Deviana, 2017.

Persamaan:

Sama-sama menggunakan variabel minat baca

dan hasil belajar siswa serta sama- sama dilaksanakan di

SD dan sama-sama menggunakan metode

kuantitatif Perbedaan:

Penelitian terdahulu berfokus pada kelas 3

SD, sedangkan penelitian ini berfokus pada siswa

kelas 4 SD

Minat baca siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 33 Pontianak Barat yang terdiri dari aspek senantiasa berkeinginan untuk membaca, mempunyai kebiasaan dan kontinuitas dalam membaca, memanfaatkan setiap peluang waktu dengan membaca, dan kuantitas sumber bacaan termasuk dalam kategori baik dengan perolehan nilai persentase 80,73 %. Rata-rata hasil belajar siswa dalam hal ini nilai ulangan tengah semester pelajaran bahasa Indonesia memperoleh kategori cukup dengan nilai rata-rata 62,86.

3

Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa

Kelas IV SDN

Persamaan:

Sama-sama menggunakan variabel minat baca

dan hasil belajar siswa serta sama- sama dilaksanakan di

Kebiasaan membaca rendah hubungannya dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa.

Menurut Mulyati (2004: 4.6) menyatakan bahwa kebiasaan membaca akan mempengaruhi hasil belajar bergantung pada

(40)

30 17 Kota

Bengkulu.

Aptensi dkk, 2020.

SD dan sama-sama menggunakan metode

kuantitatif Perbedaan:

Penelitian terdahulu dilaksanakan di kota Bengkulu, sedangkan penelitian ini di Kota

Kudus

kuantitas dan kualitas yang biasa dilakukan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

4

Hubungan Literasi Baca Tulis dan Minat

Membaca dengan Hasil Belajar Bahasa

Indonesia.

Sari, 2020.

Persamaan:

Sama-sama menggunakan variabel minat baca

dan hasil belajar siswa serta sama- sama dilaksanakan di

SD dan sama-sama menggunakan metode

kuantitatif Perbedaan:

Penelitian terdahulu berfokus pada siswa SMP, sedangkan

penelitian ini berfokus pada siswa

kelas 4 SD

(1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara literasi baca tulis dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD di gugus XII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dengan koefisien korelasi R sebesar 0,087 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 8%, (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan minat membaca dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD di gugus XII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,079 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 6% dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara literasi baca tulis dan minat membaca dengan hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas V SD di gugus XII Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, dengan koefisien korelasi R sebesar 0,095 dan sumbangan variabel kontribusi sebesar 9%.

5

Hubungan Antara Minat Baca dan Hasil

Belajar Siswa Biologi Siswa yang diajar dengan Model

Persamaan:

Sama-sama menggunakan variabel minat baca

dan hasil belajar siswa serta sama- sama dilaksanakan di

1) tidak ada hubungan yang signifikan antara minat baca dengan hasil belajar siswa biologi, dan 2) kontribusi minat baca terhadap hasil belajar siswa adalah 1,0%, sedangkan

(41)

31 Reading-

Concept Map- Think Pair Share (REMAP

TPS).

Antika, 2017.

SD dan sama-sama menggunakan metode

kuantitatif Perbedaan:

Penelitian terdahulu menggunakan bantuan model

pembelajaran, sedangkan penelitian

ini tidak menggunakan model

pembelajaran

99,0% sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar minat baca.

Sumber: Berbagai jurnal penelitian terdahulu

2.3 Kerangka Berpikir

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat di era sekarang berpengaruh terhadap minat baca anak. Anak lebih suka bermain game ataupun mengakses internet dengan gawai (telepon selular, netbook, laptop, dan sebagainya) miliknya. Anak usia sekolah dasar juga lebih suka bermain dengan teman-temannya ataupun jajan di kantin saat istirahat sekolah. Selain itu, tontonan televisi dan tempat-tempat hiburan yang makin beragam membuat minat anak teralih dari membaca buku menjadi menikmati hiburan yang telah tersedia.

Kebanyakan anak-anak membaca buku saat ada tuntutan tugas atau ulangan dari sekolah. Terlebih lagi, faktor kondisi sosial ekonomi masyarakat juga berpengaruh terhadap minat baca individu. Bisa jadi seorang anak minat membacanya tinggi tapi tidak dibarengi dengan kemampuan untuk membeli buku bacaan atau kurangnya fasilitas yang menyediakan buku yang diminatinya, tentu akan memengaruhi minat baca anak tersebut.

Padahal kegiatan membaca merupakan salah satu pintu utama untuk dapat mengakses pengetahuan. Pengetahuan ini tentunya akan dapat dipahami dan

(42)

32

dikuasai secara maksimal melalui proses belajar yang giat, tekun, dan terus- menerus. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui membaca.

Dengan membaca, seseorang memperoleh informasi. Membaca juga menjadi salah satu sarana untuk berkomunikasi antara penulis dan pembaca. Dengan membaca, siswa dapat memperoleh pengetahuan yang disediakan penulis. Semakin sering membaca, maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Tingkat pengetahuan yang dimiliki seorang siswa dapat memengaruhi hasil belajar siswa tersebut.

Minat membaca yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah minat membaca terhadap buku-buku dan sumber informasi lainnya untuk menunjang proses belajar siswa baik yang ada di perpustakaan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Penelitian ini tidak sebatas meneliti minat membaca siswa tetapi juga perasaan senang siswa ketika membaca serta usaha untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh setiap siswa setelah melakukan kegiatan belajar dalam periode tertentu.

Prestasi tersebut dinyatakan dalam bentuk angka maupun simbol. Prestasi tersebut kemudian akan menunjukkan tingkat keberhasilan pendidikan yang telah dilaksanakan.

Minat membaca berkaitan erat sekali dengan prestasi belajar siswa. Korelasi positif menunjukkan minat membaca siswa yang tinggi menyebabkan prestasi belajar yang tinggi begitu pula sebaliknya. Minat membaca merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa di sekolah. Siswa yang gemar membaca atau hobi membaca buku akan memiliki wawasan pengetahuan yang luas, sehingga

(43)

33

prestasinya meningkat. Hubungan minat membaca dengan prestasi belajar di dasarkan pada asumsi bahwa siswa yang rajin membaca, dalam hal ini memiliki wawasan yang luas maka secara otomatis akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa minat baca seorang siswa memiliki hubungan dengan hasil belajar siswa tersebut. Dapat digambarkan dalam kerangka berpikir sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor Eksternal Faktor Internal

Hasil Belajar Bahasa Indonesia Indikator Minat Membaca:

1. Perasaan senang terhadap membaca 2. Rasa ketertarikan

3. Kesadaran untuk membaca

4. Usaha untuk meningkatkan pengetahuan dengan membaca 5. Keingintahuan terhadap bacaan

6. Tindak Lanjut (menindak lanjuti dari apa yang telah dibaca) Masalah:

1. Kurangnya kesadaran untuk memanfaatkan waktu luang 2. Kurangnya siswa untuk mengunjungi perpustakaan sekolah

3. Kecenderungan siswa yang hanya mempelajari materi yang diberikan oleh guru

4. Prestasi belajar siswa yang dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern 5. Prestasi belajar siswa yang belum sesuai dengan nilai KKM

Minat Membaca

(44)

34 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan model penelitian berupa jenis dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.

3.1.1 Jenis Penelitian

Suatu penelitian tentu akan memerlukan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan dalam penyusunan skripsi. Jenis penelitian ini adalah field research, yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke lapangan untuk

mencari data-data dan berbagai informasi yang dibutuhkan mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat. Sehingga penelitian ini juga bisa disebut penelitian kasus atau study kasus (case study) (Arikunto, 2013:121). Penelitian ini juga termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai masing-masing variabel, baik satu variabel atau lebih. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai populasi dan sampel penelitian (Sujarweni, 2015:49).

Peneliti memilih jenis penelitian ini karena jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang paling sederhana dan sesuai dengan judul. Peneliti akan

(45)

35

mengamati tentang pengaruh minat baca siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia terhadap hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunaka pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang pada hakikatnya adalah menekankan analisisnya pada data- data numerical (angka) yang diperoleh dengan metode statistik. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif data-data yang diperoleh dari lapangan diolah menjadi angka- angka. Kemudian angka- angka tersebut diolah menggunakan metode statistik untuk mengetahui hasil olah data yang diinginkan (Sugiyono, 2018:51). Pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. Desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desain bersifat spesifik dan detsil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya (Tamzeh, 2011:10).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki dua tujuan dalam rancangan penelitian ini. Pertama, penetapan rancangan penelitian dapat membatasi studi, memperjelas alur penelitian jadi dalam hal ini rancangan akan membatasi bidang penelitian. Kedua penetapan rancangan itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau memasukan mengeluarkan suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan. Maka yang dijadikan rancangan dalam penelitian ini adalah:

1) Objek penelitian ini adalah SD N 2 Pringtulis.

2) Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 2 Pringtulis.

(46)

36

3) Pelaksanaan penelitian terdiri dari persiapan, perijinan, observasi, pelaksanaan penelitian sampai dengan penulisan laporan.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian, variabel sangat menentukan ke arah mana penelitian tersebut akan berjalan. Jika ada pertanyaan tentang apa yang akan diteliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian adalah segala sesuatu hal yang berbentuk apasaja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2015:75). Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Bungin, 2018:59).

3.2.1 Identifikasi Variabel

Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu variabel independen, dependen dan intervening dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sujarweni, 2015:75). Variabel independen dalam penelitian ini adalah minat baca siswa.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan  No  Judul
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Faktor  Eksternal Faktor Internal
Tabel 4.1 Sarana Penunjang Pembelajaran SD N 2 Pringtulis
Tabel 4.2 Prasarana Penunjang Pembelajaran SD N 2 Pringtulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode jigsaw ternyata dapat meningkatkan minat belajar siswa, sama seperti penelitian yang telah dilakukan terdahulu oleh Arifin dalam penelitiannya yang berjudul

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek siswa kelas IV SD Kanisius Pugeran yang berjumlah 29 siswa. Penelitian

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di atas yaitu: (1) penelitian yang telah dilakukan sebelumnya kebanyakan mengenai penggunaan pendekatan

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmadani (2017:249) Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Based

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara minat baca siswa kelas IV sekolah dasar gugus 1 Kecamatan Tampan

Dengan demikian dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti antara minat baca dengan hasil belajar siswa kelas 5 SD.. Dengan demikian dapat ditarik simpulan dengan hipotesis

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Minat

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas dan diperkuat dengan adanya penelitian sebelumnya maka dalam hal ini peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul