• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara yang memiliki posisi strategis dalam pergaulan Internasional,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara yang memiliki posisi strategis dalam pergaulan Internasional,"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah negara yang memiliki posisi strategis dalam pergaulan Internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia mengakibatkan arus lalu lintas orang masuk dan keluar wilayah Indonesia semakin meningkat.

Kehadiran warga negara asing di Indonesia, di samping telah memberikan pengaruh positif, juga telah memberikan pengaruh negatif berupa timbulnya ancaman terhadap pembangunan itu sendiri (Kiki Ariska Putri, 2016: 1-2). Dampak yang ditimbulkan dari globalisasi yaitu, perdagangan narkotika antarnegara, aksi-aksi terorisme yangmengancam keamanan dan ketertiban dunia, perdagangan manusia (human trafficking), penyelundupan manusia (people smuggling), pencucian uang (money laundering), imigran gelap, perdagangan senjata dan lain sebagainya.Dari

contoh dampak negatif diatas, dapat digolongkan sebagai aksi kejahatan yang terorganisir atau sering disebut TOC (Transnational Organized Crimes).Kejahatan tersebut bukan hanya mengancam kedaulatan negara

Indonesia sendiri, tetapi juga mengancam dan mengganggu ketentraman dan kedaulatan seluruh negara di dunia (Albert Sanusi, 2016: 3-4).

Hukum Internasional memberikan hak dan wewenang kepada semua negara untuk menjalankan yurisdiksi atas orang dan benda serta perbuatan yang terjadi di wilayah negara tersebut. Pengaturan terhadap lalu lintas antar negara yang menyangkut orang di suatu wilayah negara adalah berkaitan dengan aspek keimigrasian yang berlaku di setiap negara memiliki sifat universal maupun kekhususan di masing-masing negara yang sesuai dengan nilai dan kebutuhan kenegaraannya (Wahyudin Ukun, 2004: 31). Setiap negara memiliki kedaulatan terkait pengaturan lalu lintas orang yang keluar masuk ke wilayah negaranya dan pengaturan tersebut mencakup mengenai berkunjung maupun berdiam sementara dan setiap negara menyusun peraturan perundang-undangan untuk mengatur hal-hal

(2)

tersebut yang mana lebih dikenal sebagai ketentuan keimigrasian (Warhan Wirasto Suhaidi, Mahmul Siregar, Jelly Leviz, 2016: 168).

Pemberian kepastian hukum sejalan dengan penghormatan, perlindungan, pemajuan hak asasi manusia terkait keimigrasian sebagai perwujudan pelaksanaan pelaksanaan penegakan kedaulatan atas wilayah Indonesia dalam rangka menjaga ketertiban kehidupan berbangsa dan bernegara menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Indonesia telah memiliki pengaturan mengenai keimigrasian yaitu dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.Untuk mengatur masalah tentang keluar masuknya orang ke wilayah negara Republik Indonesiadiperlukan suatu lembaga, yaitu kantorimigrasi.

Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, kantor imigrasi adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian di daerah kabupaten, kota, atau kecamatan. Salah satu kantor imigrasi yang ada di Indonesia adalah Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta.

Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta diresmikan pada tanggal 08 Agustus 1984 dengan wilayah kerja mencakup 7 (tujuh) Kabupaten/Kota meliputi: Kota Surakarta, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sragen. Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta memiliki 1 (satu) Tempat Pemeriksaan Imigrasi yaitu Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Udara Adi Sumarmo.Kegiatan keimigrasian pada Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta lebih terfokus kepada pelayanan keimigrasian seperti dalam hal pemberian izin tinggal dan perpanjangan izin tinggal. Disamping itu juga volume kegiatan lau lintas orang keluar masuk melalui Bandar Udara Adi Sumarmo dari tahun ke tahun relatif cukup padat. Mengingat Bandara ini merupakan akses langsung untuk mencapai kota Surakarta disamping dengan menggunakan jalur darat. Sebagian besar yang melakukan aktivitas

(3)

perjalanan melalui bandar udara Adi Sumarmo adalah Warga Negara Indonesia. Akan tetapi tidak sedikit juga warga negara asing yang datang untuk sekedar berwisata atau kegiatan yang lain di kota Surakarta.

Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor pariwisata tidak akan ada artinya bila tidak didukung sektor perdagangan (https://surakarta.imigrasi.go.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Maret 2018).

Keraton, Batik dan Pasar Klewer sekurangnya tiga hal tersebut menjadi simbol identitas Kota Surakarta.Kota yang lebih dikenal dengan Kota Solo.Untuk pariwisata, eksistensi Keraton Kesultanan Surakarta Hadiningrat dan Pura mangkunegaran (sejak 1745) menjadikan kota ini sebagai poros sejarah, seni dan budaya yang memiliki nilai jual.Nilai jual ini termanifestasi melalui bangunan-bangunan kuno, tradisi kerajaan yang terpelihara dan karya seni yang menakjubkan.Tatanan sosial penduduk setempat yang tak lepas dari sentuhan-sentuhan kultural dan spiritual keraton semakin menambah daya tarik sendiri bagi wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Surakarta. Salah satu tradisi yang berlangsung turun temurun dan semakin mengangkat nama daerah ini adalah membatik. Seni dan pembatikan Solo menjadikan daerah ini dikenal sebagai pusat batik Indonesia bahkan sampai tingkat internasional, tidak jarang warga negara asing berkunjung hanya untuk belajar mengenai seni dan kerajinan batik yang ada di Surakarta (https://surakarta.imigrasi.go.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Maret 2018). Oleh karena itu, tidak dapat dihindari bahwa dengan adanya lalu lintas warga negara asing di wilayah Surakarta dan sekitarnya akan menimbulkan berbagai masalah terkait keimigrasian, salah satunya adalah penyalahgunaan izin tinggal.

Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta mendeportasi 30 warga negara asing (WNA) selama tahun 2017.Selain itu, terdapat 2.343 warga negara asing yang mengajukan permohonan izin tinggal, terbanyak adalah warga negara China.WNA yang dideportasi 27 orang laki-laki dan 32

(4)

perempuan.Mereka paling banyak berasal dari China, kemudian disusul Korea Selatan, Malaysia dan Singapura. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, Santosa, mengatakan deportasi dilakukan rata-rata karena pelanggaran izin tinggal, baik karena overstay maupun penyalahgunaan izin tinggal. Menurut Santoso di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, Selasa (19/12/2017) kasus yang paling banyak terjadi adalah pelanggaran izin tinggal seperti overstay dan penyalahgunakan izin tinggal.Jumlah warga negara asing yang dideportasi tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 16 orang.Peningkatan itu, lanjut Santosa, disebabkan karena masyarakat semakin berperan aktif mengawasi lingkungannya.Dia mencontohkan kasus pelanggaran izin tinggal warga negara asing asal China di Wonogiri November lalu.Kasus tersebut diketahui oleh pihak Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta setelah ada laporan masyarakat bahwa ada warga negara asing yang mencurigakan.Kasus tersebut juga sulit dideteksi, karena warga negara asing tersebut masuk Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, baru melalui jalur domestik.Adapun selama 2017, terdapat 2.343 orang yang mengajukan permohonan izin tinggal.Jumlah tersebut dibagi menjadi tiga jenis izin tinggal, yakni izin tinggal kunjungan, izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap.Izin tinggal terbatas dan tetap paling banyak diajukan oleh WNA asal China.Sedangkan izin tinggal kunjungan paling banyak diajukan oleh WNA asal Timor Leste.Pengajuan izin tinggal kunjungan ada 996 orang, izin tinggal terbatas ada 1.313 orang, dan izin tinggal tetap ada 34 orang (Detiknews Selasa, 19 November 2017 https://news.detik.com/berita-jawa- tengah/d-3776838/wn-china-dominasi-ajuan-izin-tinggal-dan-deportasi-di- imigrasi-solo diakses pada tanggal 17 Maret 2018).

Penyalahgunaan izin tinggal tidak hanya terjadi di wilayah Surakarta, tetapi juga terjadi di wilayah lain di Indonesia. Kantor Imigrasi Kelas 1 Khusus Jakarta Selatan mencatat, lima negara di Asia menjadi negara yang warganya paling banyak melakukan pelanggaran keimigrasian sepanjang 2017. Kelima negara tersebut yakni Korea Selatan, China,

(5)

Malaysia, Jepang, dan India.Menurut Kepala Bidang Insarkom Kantor Imigrasi Jakarta Selatan, Abdul Mufti, Selasa (19/12/2017), negara yang warganya paling banyak dideportasi atau dilakukan penangkalan maupun pro-justisia (proses hukum) yakni Korea Selatan, Tiongkok, Malaysia, Jepang dan India. Ada 16 warga dari Korea Selatan yang tercatat melakukan pelanggaran.Disusul dari Tiongkok sebanyak 15, kemudian dari Malaysia, Jepang, dan India masing-masing 11 orang.Mufti mengatakan, pelanggaran yang dilakukan oleh warga negara asing (WNA) di Jakarta Selatan ini beragam, mulai dari penyalahgunaan izin tinggal, kejahatan siber, hingga prostitusi.Pada April 2017 lalu, Imigrasi Jakarta Selatan membekuk 52 warga asing di Pejaten dan Kemang terkait kejahatan siber. Pada bulan yang sama, dua pria asal Afghanistan juga ditangkap karena bekerja sebagai prostitusi. Mufti menyampaikan, pelanggaran paling banyak itu menyalahgunakan izin tinggal.Penyalahgunaan yang umum dilakukan yakni warga negara asing (WNA) bekerja dengan izin wisata.Terhadap pelanggaran-pelanggaran keimigrasian ini atau pelanggaran lainnya, empat warga negara asing(WNA) diproses hukum, 51 ditangkal, dan 101 dideportasi (https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/19/15144161/warga-dari- 5-negara-ini-paling-banyak-langgar-keimigrasian-di-jaksel diakses pada tanggal 3 April 2018).

Untuk mengatur pelayanan dan pengawasan terhadap warga negara asing yang keluar dan masuk ke wilayah Indonesia, kebijakan pemerintah di bidang keimigrasian menganut prinsip selective policy yaitu suatu kebijakan berdasarkan prinsip selektif (Alan Hasan, 2015: 6). Pada Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian bahwa berdasarkan kebijakan selektif (selective policy) yang menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, diatur masuknya warga negara asing ke dalam wilayah Indonesia, demikian pula bagi warga negara asing yang memperoleh izin tinggal di wilayah Indonesia harus sesuai dengan maksud dan tujuannya berada di Indonesia.Berdasarkan kebijakan tersebut

(6)

serta dalam rangka melindungi kepentingan nasional, hanya warga negara asing yang memberikan manfaat serta tidak membahayakan keamanan dan ketertiban umum diperbolehkan masuk dan berada di wilayah Indonesia.

Warga negara asing yang masuk ke wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) adalah pelabuhan, bandara udara atau tempat-tempat lain yang telah ditetapkan oleh Menterisebagai tempat masuk atau keluar wilayah Indonesia. Sedangkan pada saat memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, maka yurisdiksi Pemerintah Indonesia mengenai formalitas keimigrasian tidak dapat dihindarkan. Pejabat Imigrasi akan memeriksa kedatangan orang asing dari luar negeri (Rizqi Iman Aulia Luqmanul Hakim, 2015: 68).

Pengawasan tentang masuknya orang ke dalam maupun ke luar Indonesia hanya dapat dilakukan dengan pengawasan pihak imigrasi.Kantor imigrasi merupakan ujung tombak dalam melakukan pengawasan tentang perpindahan orang tetapi pada kenyataannya hal ini yang sering luput dalam pengawasan lembaga keimigrasian saat terjadi perpindahan dan pemeriksaan berkas orang asing, pemeriksaan pembuatan passport orang Indonesia (Erma Yulmawati, 2016: 3).Sesuai dengan tugas dan fungsinya, kantor imigrasi berwenang memberikan izin tinggal terhadap warga negara asing yang datang ke Indonesia, maupun penolakan bagi warga negara asing yang akan melakukan kunjungan ke Indonesia karena suatu sebab. Dalam hal ini kantor imigrasi memberikan visa bagi warga negara asing. Visa sendiri sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1, angka 18 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian, disebutkan bahwa: Visa Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Visa adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang di Perwakilan Republik Indonesia atau di tempat lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang memuat persetujuan bagi Orang Asing untuk menjadi dasar untuk pemberian izin tinggal (Hendra Setiawan, 2013: 255).

(7)

Berkaitan dengan adanya penyalahgunaan yang terjadi di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta, penulis tertarik melakukan penulisan hukum mengenai pengawasan dan penindakan keimigrasian terkait penyalahgunaan izin tinggal, khususnya izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing di Indonesia yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dengan judul “Analisis Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Terkait Penyalahgunaan Izin Tinggal Oleh Warga Negara Asing Di Indonesia (Studi Kasus di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan hukum (skripsi) ini. Rumusan masalah tersebut, antara lain:

1. Bagaimana praktek penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta?

2. Bagaimana pengawasan dan penindakan keimigrasian terkait penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan harus memiliki tujuan yang hendak dicapai.Tujuan penelitian harus jelas sehingga dapat memberikan arah dan pedoman dalam pelaksanaan penelitian.Dalam suatu penelitian dikenal dua macam tujuan, yaitu tujuan objektif dan tujuan subjektif.Tujuan objektif adalah tujuan yang berasal dari penelitian itu sendiri.Sedangkan tujuan subjektif adalah tujuan yang berasal dari dalam diri. Adapun tujuan objektif dan tujuan subjektif dari penelitian ini adalah:

1. Tujuan Objektif

(8)

a. Untuk mengetahui dan menganalisis praktek penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengawasan dan penindakan keimigrasian terkait penyalahgunaan izin tinggal kunjungan dan izin tinggal terbatas oleh warga negara asing di wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk memperoleh data-data dan informasi secara lengkap dan terperinci yang berhubungan dengan masalah yang diteliti sebagai bahan utama penyusunan penulisan hukum guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang hukum tata negara khususnya terkait dengan keimigrasian

c. Untuk mengembangkan kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan masyarakat serta memberikan kontribusi positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dibidang ilmu hukum

D. Manfaat Penelitian

Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berupa ilmu pengetahuan yang berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada perkembangan ilmu hukum khususnya dibidang hukum tata Negara.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan-bahan informasi di bidang hukum tata negara.

(9)

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan atau pertimbangan bagi penelitian yang akan datang sesuai dengan bidang penelitian yang dikaji.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti oleh penulis.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan maupun pola pikir kritis untuk mengetahui kemampuan dalam mengimplementasikan ilmu yang diperoleh.

c. Hasil penelitian ini diharapakan dapat membantu memberikan pendalaman, pemahaman, dan pengalaman yang baru mengenai permasalahan hukum yang dikaji serta dapat berguna dikemudian hari.

E. Metode Penelitian

Metode berarti penyelidikan yang berlangsung menurut suatu rencana tertentu.Sedangkan penelitian merupakan aplikasi atau penerapan metode yang telah ditentukan dengan persyaratan yang sangat ketat berdasarkan tradisi keilmuan yang terjaga sehingga hasil penelitian yang dilakukan memiliki nilai ilmiah yang dihargai oleh komunitas ilmuan terkait (Lexy J. Moleong, 2009: 49).Menurut Soerjono Soekanto penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika atau pemikiran tertentu yang bertujuan mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya (Soerjono Soekanto, 2010:43).

Sesuai dengan pengertian penelitian hukum tersebut, untuk mencapai tujuan dari penelitian hukum, kegiatan penelitian harus didasarkan pada metode penelitian tertentu dalam proses analisisnya.

Dalam penelitian ini,menggunakan metode sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian hukum (legal research)yang didukung dengan data-data yang dapat memberikan jawaban atas

(10)

pertanyaan dari kerangka berpikir ialah metode normatif dengan didukung dengan data-data di lapangan.Penelitian yang akan dilakukan selain melalui buku, jurnal, peraturan-peraturan, kamus-kamus istilah hukum, artikel, opini, esay, dan seputar hasil penelitian dalam wawancara yang mana akan dipadukan dalam ulasan-ulasan yang tercakup dalam penelitian ini.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hukum deskriptif.Penelitian deskriptif menurut Soerjono Soekanto adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya (Soerjono Soekanto, 2010:

10). Penelitian ini akan memberikan deskripsi mengenai pelaksanaan pengawasan dan penindakan keimigrasian terkait penyalahgunaan izin tinggal oleh warga negara asing di kantor Imigrasi Kelas I Surakarta sesuai dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan perundang-undangan (statue approach) yang tidak akan lepas pada penelitian hukum yaitu pendekatan dengan mencari peraturan perundang-undangan yang terkait dan juga menggunakan pendekatan analitis untuk mengetahui makna yang dikandung oleh istilah yang digunakan dalam peraturan perundang-undangan sekaligus mengetahui penerapan dalam praktiknya. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan kualitatif adalah suatu tata cara penelitian yang menghasilkan tata cara deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis maupun secara lisan dan juga perilaku yang nyata (Soerjono Soekanto, 2010: 10). Pendekatan kualitatif ini menghasilkan data deskriptif-analisis yang dinyatakan oleh responden secara lisan atau tulisan atau juga perilaku responden yang nyata.

4. Lokasi Penelitian

(11)

Guna memperoleh dan melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini, lokasi penelitian di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta dengan tujuan agar penelitian lebih terarah dan mendapat informasi mengenai pengawasan dan penindakan terhadap warga negara asing yang menyalahgunakan izin tinggal.

5. Jenis Data dan Sumber Penelitian Hukum

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan pustaka berupa keterangan-keterangan yang diperoleh melalui studi kepustakaan, peratutan perundang-undangan terkait, buku, hasil penelitian, laporan, artikel, jurnal, berita untuk mencari berbagai macam keterangan yang terkait dengan substansi penelitian.

Bahan-bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum primer yang terdiri dari peraturan perundang- undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan hakim dan bahan hukum sekunder yang terdiri dari hasil penelitian, hasil karya dari kalangan hukum, dan sebagainya.

6. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan dikumpulkan melalui dua cara, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan pihak- pihak terkait dengan masalah penyalahgunaan izin tinggal oleh warga negara asing di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta,salah satunya adalah Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Imigrasi di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta.

b. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari buku- buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen

(12)

resmi, hasil penelitian terdahulu dan bahan kepustakaan lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Soerjono Soekanto, 2010:

12).

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian penting agar data-data yang sudah terkumpul dapat dianalisis, sehingga dapat menghasilkan jawaban untuk memecahkan masalah-masalah yang telah dikemukakan.Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan yaitu data diperoleh disusun secara sistematis dan dianalisis secara kualitatif dengan menguraikan data dalam bentuk penulisan skripsi.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk mempermudah pemahaman substansi dalam penulisan hukum ini, maka sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab pendahuluan diawali dengan penjabaran latar belakang masalah yang menjadi dasar rumusan masalah dalam penelitian ini.Kemudian dilanjutkan dengan tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka terdiri dari kerangka teori dan kerangka berpikir.

A. Kerangka teori 1. Keimigrasian

2. Pengawasan dan Penindakan 3. Izin Tinggal

4. Warga Negara Asing B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan alur pemikiran dalam bentuk bagan-bagan dalam melalukan penulisan hukum ini.

(13)

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan hasil penelitian dan menganalisis hasil tersebut sehingga menghasilkan pembahasan mengenai permasalahan seperti yang telah dirumuskan di rumusan masalah.

BAB IV: PENUTUP

Bagian akhir dari penulisan hukum ini berisi kesimpulan dan saran.Kesimpulan merupakan hasil analisis dari rumusan masalah yang ada.Selanjutnya dilengkapi dengan saran sebagai pertimbangan bagi berbagai pihak dan dapat diaplikasikan terhadap permasalahan dalam penulisan hukum.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

TKDN: Ya Pekerjaan Bendung dan saluran Pemilihan Langsung 300.000.000 255 Rehabilitasi/pemelihar aan jaringan irigasi (DAK Infrastruktur Irigasi) Belanja Jasa Konsultansi

10 Tahun 1998 tentang Perbankan pada pasal 1 ayat 13 menyebutkan bahwa:“Prinsip Syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa penulisan hukum dengan judul pelaksanaan kebijakan ruang terbuka hijau di Kota Pekanbaru setelah

Surat Keputusan Direktur RSUD Kelet Provinsi Jawa Tengah Nomor 550/917/V/2016 tentang Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pembantu Pada Rumah Sakit

Pentingnya pemahaman konsep reproduksi virus yang bertujuan agar siswa mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harinya tanpa miskonsepsi dan gambar

Kunci pas berfungsi untuk membuka/memasang baut/mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya dan juga untuk melepas baut yang sudah dikendorkan dengan kunci

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan 15. Dalam penelitian

Sekarang menerima aja, menerima dengan sedih sih tapinya hehe, tapi lamakelamaan dalam berdoa itu rasa beda sih keadaan anak-anak normal dengan anak yang istimewa ini lain