32 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei, sehingga dalam langkah penelitian ini tidak perlu merumuskan hipotesis.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal, dalam rangka pendukung olahraga prestasi. Ekstrakurikuler merupakan pendukung prestasi yang dapat terkontrol oleh suatu daerah. Jika manajemen ekstrakurikuler bagus disuatu daerah maka dapat dikatan prestasinya juga bagus sesuai dengan cabang olahraga yang ada. Fungsi-fungsi dalam manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal adalah planning, organizing, staffing, directing, dan controlling/evaluating. Berikut ini akan dideskripsikan baik fungsi secara keseluruhan maupun satu persatu fungsi yang telah menjadi dasar dalam penelitian manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal.
Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal secara keseluruhan diukur dengan angket yang terdiri dari 43 pernyataan. Hasil penelitian dari 10 responden dalam hal ini dari 10 sekolah nantinya akan dimasukkan dalam tabel penilaian dengan data keseluruhan yang diperoleh dari responden adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Data Skor yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 133,1
Nilai maksimum 169
Nilai minimun 97
Modus 155
Median 128
Standar deviasi commit to user 23,78
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal termasuk dalam kategori sedang (121,21 ≤ X < 144,99) dengan rata-rata nilai 133,1.
Selanjutnya data akan dikategorisasikan menjadi 5 yaitu kategori sangat kurang, kurang, sedang, tinggi dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan tersebut, maka distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan tanggapan subyek penelitian dapat diketahui. Tabel 6 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 168,77 Sangat Tinggi 1 10%
2. 144,99 ≤ X < 168,77 Tinggi 3 30%
3. 121,21 ≤ X < 144,99 Sedang 4 40%
4. 97,43 ≤ X < 121,21 Kurang 1 10%
5. X > 97,43 Sangat Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal sebanyak 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 4 sekolah (40%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 3 sekolah (30%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 1 sekolah (10%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi. Nilai rata-rata sebesar 133,1 terletak pada interval 121,21 ≤ X < 144,99, serta frekuensi tertinggi juga terdapat dalam interval yang sama dengan presentase sebesar 40%, maka survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah commit to user
Atas Negeri se- Kabupaten Kendal secara keseluruhan memperoleh kategori sedang. Uraian hasil selengkapnya berkaitan dengan survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal terdapat dilampiran. Untuk memperjelas deskripsi data, berikut sajian gambar diagram batang yang diperoleh:
Gambar 1. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal
Secara rinci, berikut ini akan dideskripsikan data mengenai masing-masing fungsi yang mendasari manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal.
1. Planning
Pada penelitian ini, fungsi planning terdiri dari 5 indikator yaitu tujuan, sarana prasarana, keuangan, pelatih dan peserta, serta program. Dalam penelitian ini fungsi planning dijabarkan dalam 16 item pernyataan dan telah dinyatakan valid dan layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal. Hasil penelitian diperoleh dari keseluruhan responden adalah sebagai berikut:
10%
30%
40%
10%
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Manajemen Ekstrakurikuler
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10% 10%
40%
30%
10%
commit to user
Tabel 7. Data Skor Planning yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 47,5
Nilai maksimum 62
Nilai minimun 32
Modus 44
Median 46,5
Standar deviasi 9,33
Selanjutnya data akan dikategorisasikan menjadi 5 yaitu kategori sangat kurang, kurang, sedang, tinggi dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan yang dihitung tersebut, maka distribusi frekuensi manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi planning dapat diketahui. Tabel 8 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi planning.
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Planning
No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 61,49 Sangat Tinggi 1 10%
2. 52,16 ≤ X < 61,49 Tinggi 2 20%
3. 42,84 ≤ X < 52,16 Sedang 5 50%
4. 33,51 ≤ X < 42,84 Kurang 1 10%
5. X > 33,51 Sangat Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal sebanyak 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 5 sekolah (50%) commit to user
memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 2 sekolah (20%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 1 sekolah (10%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi berdasarkan fungsi planning. Frekuensi terbanyak sebesar 50% yaitu pada kategori sedang, maka manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi planning adalah sedang. Apabila
digambarkan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Planning.
2. Organizing
Pada penelitian ini, fungsi organizing terdiri dari 4 indikator yaitu struktur organisasi, SDM (sumber daya manusia), keuangan, dan sarana prasarana.
Dalam penelitian ini fungsi organizing dijabarkan dalam 9 item pernyataan dan telah dinyatakan valid dan layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal. Hasil penelitian diperoleh dari keseluruhan responden adalah sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Planning
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10% 10%
50%
20%
10%
commit to user
Tabel 9. Data Skor Organizing yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 29,6
Nilai maksimum 36
Nilai minimun 20
Modus 34
Median 30
Standar deviasi 5,46
Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan yang dihitung tersebut, maka distribusi frekuensi manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi organizing dapat diketahui. Tabel 10 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi organizing.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Organizing
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal sebanyak 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 1 sekolah (10%) memiliki manajemen No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 37,79 Sangat Tinggi 0 0%
2. 32,33 ≤ X < 37,79 Tinggi 4 40%
3. 26,87 ≤ X < 32,33 Sedang 4 40%
4. 21,41 ≤ X < 26,87 Kurang 1 10%
5. X > 21,41 Sangat Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
commit to user
ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 4 sekolah (40%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 4 sekolah (40%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 0 sekolah (0%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi berdasarkan fungsi organizing. Pada fungsi ini, terdapat 2 kategori dengan frekuensi yang sama yaitu 40% tinggi dan 40%
sedang. Jadi dapat dikatakan bahwa pada fungsi organizing dikategorikan sedang hingga tinggi. Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Organizing.
3. Staffing
Pada penelitian ini, fungsi staffing terdiri dari 2 indikator yaitu perekrutan dan seleksi serta pelatihan. Dalam penelitian ini fungsi staffing dijabarkan dalam 6 item pernyataan dan telah dinyatakan valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal. Hasil penelitian diperoleh dari keseluruhan responden adalah sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Organizing
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10% 10%
40% 40%
0%
commit to user
Tabel 11. Data Skor Staffing yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 19,3
Nilai maksimum 24
Nilai minimun 13
Modus 21
Median 20
Standar deviasi 3,16
Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan yang dihitung tersebut, maka distribusi frekuensi manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi staffing dapat diketahui. Tabel 12 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi staffing.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Staffing
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal sebanyak 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 4 sekolah (40%) No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 24,04 Sangat Tinggi 1 10%
2. 20,88 ≤ X < 24,04 Tinggi 3 30%
3. 17,72 ≤ X < 20,88 Sedang 4 40%
4. 14,56 ≤ X < 17,72 Kurang 1 10%
5. X > 14,56 Sangat Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
commit to user
memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 3 sekolah (30%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 1 sekolah (10%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi berdasarkan fungsi staffing. Frekuensi terbanyak sebesar 40% yaitu pada kategori sedang, maka manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi staffing adalah sedang. Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Staffing.
4. Directing
Pada penelitian ini, faktor directing terdiri dari 2 indikator yaitu mekanisme kerja dan directing staf dan pelatihan. Dalam penelitian ini fungsi directing dijabarkan dalam 4 item pernyataan dan telah dinyatakan valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal. Hasil penelitian diperoleh dari keseluruhan responden adalah sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Staffing
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10% 10%
40%
30%
10%
commit to user
Tabel 13. Data Skor Directing yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 12,9
Nilai maksimum 15
Nilai minimun 9
Modus 15
Median 13,5
Standar deviasi 2,18
Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan yang dihitung tersebut, maka distribusi frekuensi manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi directing dapat diketahui. Tabel 14 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi directing.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Directing
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal sebanyak 1 sekolah (10%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 2 sekolah (20%) memiliki manajemen No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 16,17 Sangat Tinggi 0 0%
2. 13,99 ≤ X < 16,17 Tinggi 5 50%
3. 11,81 ≤ X < 13,99 Sedang 2 20%
4. 9,63 ≤ X < 11,81 Kurang 2 20%
5. X > 9,63 Sangat Kurang 1 10%
Jumlah 10 100%
commit to user
ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 2 sekolah (20%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 5 sekolah (50%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 0 sekolah (0%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi berdasarkan fungsi directing. Frekuensi terbanyak sebesar 50% yaitu pada kategori tinggi, maka manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi directing adalah tinggi. Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 5. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Directing.
5. Controlling / Evaluating
Pada penelitian ini, fungsi Controlling/evaluating terdiri dari 3 indikator yaitu pengawasan kerja, evaluasi, dan penyusunan laporan. Dalam penelitian ini fungsi controlling/evaluating dijabarkan dalam 8 item pernyataan dan telah dinyatakan valid dan layak untuk digunakan sebagai instrument penelitian survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal. Hasil penelitian diperoleh dari keseluruhan responden adalah sebagai berikut:
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Directing
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
10%
20% 20%
50%
0%
commit to user
Tabel 15. Data Skor Controlling/Evaluating yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
N 10
Rata-rata 23,8
Nilai maksimum 32
Nilai minimun 17
Modus 18
Median 24,5
Standar deviasi 5,35
Selanjutnya data dikategorikan sesuai dengan rumus yang telah ditentukan menjadi 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi. Mengacu pada kategorisasi kecenderungan yang dihitung tersebut, maka distribusi frekuensi manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi controlling/evaluating dapat diketahui. Tabel 16 berikut ini merupakan distribusi frekuensi survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi controlling/evaluating.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi Controlling/Evaluating
Dari tabel di atas diperoleh survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal No. Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase
1. X ≥ 31,82 Sangat Tinggi 1 10%
2. 26,47 ≤ X < 31,82 Tinggi 2 20%
3. 21,13 ≤ X < 26,47 Sedang 3 30%
4. 15,77 ≤ X < 21,13 Kurang 4 40%
5. X > 15,77 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 10 100%
commit to user
sebanyak 0 sekolah (0%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat kurang, 4 sekolah (40%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo kurang, 3 sekolah (30%) memiliki manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sedang, 2 sekolah (20%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo tinggi dan 1 sekolah (10%) manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo sangat tinggi berdasarkan fungsi controlling/evaluating. Frekuensi terbanyak sebesar 40% yaitu pada kategori kurang, maka manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi controlling/evaluating adalah kurang. Apabila digambarkan dalam bentuk diagram batang adalah sebagai berikut:
Gambar 6. Histogram Survei Manajemen Ekstrakurikuler Olahraga Bela Diri Taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se-
Kabupaten Kendal Berdasarkan Fungsi
Controlling/Evaluating.
0 1 2 3 4 5 6
Kategori
Frekuensi
Controlling/Evaluating
Sangat Kurang Kurang Sedang Tinggi Sangat Tinggi
0%
40%
30%
20%
10%
commit to user
B. Pembahasan
Manajemen merupakan suatu cara bagaimana sekelompok orang yang memiliki tujuan yang sama guna mencapai tujuannya tersebut dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Dalam hal ini survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal adalah sedang.
Untuk pembahasan bagi tiap-tiap fungsi yang terkait dengan survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal yaitu planning,organizing, staffing, directing dan controlling/evaluating berikut penjabarannya:
1. Planning
Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi perencanaan memperoleh kategori sedang atau sebesar 50%. Planning adalah salah satu fungsi manajemen yang menjadi dasar untuk melakukan langkah- langkah yang selanjutnya. Planning terdiri dari perencanaan tujuan, saran prasarana, keuangan, pelatih dan peserta, serta program dari ekstrakurikuler itu sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh, dalam fungsi planning termasuk kategori sedang. Hal tersebut berarti setengah dari sekolah yang mengadakan ekstrakurikuler taekwondo sudah mempunyai perencanaan yang baik. Namun masih ada beberapa persen sekolah yang masih terkendala dalam hal sarana prasarana dan program latihan.
Dalam hal ini, ada beberapa sarana prasarana yang cukup baik dan kurang.
Beberapa sekolah sudah mempunyai matras untuk sarana latihan namun ada juga yang belum. Terkadang matras sharing dengan cabang olahraga bela diri yang lain seperti pencak silat. Maka penggunaan sarana terbatas. Sekolah yang belum mempunyai matras, terkadang berlatih diatas paving. Hal tersebut membuat latihan kurang maksimal.
Mayoritas sekolah telah mempunyai prasarana yang memadahi dengan mempunyai hugo, pelindung dan target untuk berlatih disesuaikan dengan commit to user
jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sehingga kegiatan tersebut berjalan efektif.
Sekolah dengan fungsi manajemen planning sedang, telah membuat dan melaksanakan program latihan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Namun ada sekolah dengan hasil sangat kurang (10%) yang tidak membuat program latihan, jadi kegiatan ekstrakurikuler hanya berjalan apa adanya tanpa ada program dan tujuan yang pasti.
Sponsorship dan donatur belum pernah dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal yang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler taekwondo. Sehingga keuangan hanya bersumber dari sekolah. Dalam hal ini, sponsorship dan donatur seharusnya sangat dibutuhkan untuk menunjang sarana dan prasarana yang memadahi, sehingga dapat meraih prestasi maksimal.
Perekrutan pelatih mayoritas tergantung dengan seberapa dekat pelatih tersebut dengan sekolah. Belum dilaksanakan perekrutan pelatih dengan tes tertulis dan wawancara. Biasanya, pelatih yang melatih di sekolah tersebut telah melatih di sekolah tersebut sejak lama dan jika diganti maka akan digantikan dengan murid dari si pelatih tersebut.
Akan tetapi tak sedikit juga dari beberapa SMA Negeri di Kabupaten Kendal telah memanajemen kegiatan ekstrakurikuler olahraga bela diri dengan baik. Terbukti dengan 1 (sebesar 10%) sekolah masuk dengan kriteria sangat tinggi dan 2 (20%) sekolah dengan kategori tinggi. Sekolah tersebut telah menerapkan fungsi planning pada ekstrakurikuler olahraga dengan baik.
Dalam penelitian ini, fungsi perencanaan memperoleh kategori sedang.
Hal ini membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal cukup baik dalam melakukan planning dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo, seperti tujuan, sarana dan prasarana, keuangan, peserta dan pelatih, serta programnya.
commit to user
2. Organizing
Pengorganisasian terdiri dari struktur organisasi, sumber daya, keuangan dan sarana prasarana. Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi organizing memperoleh kategori sedang dan tinggi, karena pada kedua kategori tersebut memiliki presentase yang sama yaitu 40%. Sebagian besar SMA Negeri di Kabupaten Kendal terbilang tinggi memperhatikan dalam organizing di dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari setengah sekolah telah melakukan pengorganisasian dengan baik dalam kategori sedang hingga tinggi.
Melihat dari hasil keseluruhan dari fungsi organizing yaitu lebih dari separuh SMA Negeri di Kabupaten Kendal masuk dalam kategori sedang hingga tinggi. Hal tersebut membuktikan bahwa aspek dari organizing seperti sumber daya, pembagian kerja dan struktur organisasi telah berjalan dengan baik. Sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia, keuangan, dan sarana prasarana sudah terorganisir dengan baik. Mayoritas sekolah telah memperhatikan bagan organisasi, dimana dalam bagan organisasi terdapat pembagian tugas sesuai dengan kompetensi masing-masing. Fungsi planning dan organizing telah berjalan beriringan dengan baik, sehingga sekolah dengan kedua fungsi tersebut dapat dikatan telah melakukan pondasi yang baik dalam melakukan kegiatan ekstrakurikuler taekwondo. Namun ada beberapa sekolah yang belum melaksanakan fungsi organizing dengan baik.
Hal ini dibuktikan dengan 1 sekolah (sebesar 10%) untuk kategori kurang dan 1 sekolah (sebesar 10%) untuk kategori sangat kurang.
Dalam penelitian ini, fungsi organizing memperoleh kategori sedang hingga tinggi. Hal ini membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal adalah sudah baik dalam melakukan pengorganisasian dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo, seperti dalam menggunakan atau memanfaatkan sumber daya yang sudah maksimal
dilakukan. commit to user
3. Staffing
Staffing terdiri dari perekrutan dan seleksi serta pelatihan anggota dan pelatih. Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi staffing memperoleh kategori sedang ata sebesar 40%. Tidak jauh berbeda dengan fungsi planning dan organizing dimana staffing masuk dalam kategori sedang. Sebagian besar SMA Negeri di Kabupaten Kendal terlihat baik dalam melaksanakan fungsi manajemen ini.
Beberapa SMA Negeri di Kabupaten Kendal telah menjalankan fungsi ini dengan baik karena masuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 40%. Hal itu berarti aspek yang ada di dalam fungsi ini seperti recruitment dan pelatihan telah terlaksana dengan baik. Apalagi dengan adanya 1 sekolah (sebesar 10%) memiliki kategori sangat tinggi. Hal tersebut berarti lebih dari setengah sekolah telah melakukan fungsi staffing dengan baik. Namun terdapat 1 sekolah (sebesar 10%) dengan kategori rendah dan 1 sekolah (sebear 10%) dengan kategori sangat rendah.
Dalam penelitian ini, fungsi staffing memperoleh kategori sedang. Hal ini membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal baik dalam melakukan staffing dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo, seperti perekrutan dan seleksi serta dalam pelatihan telah diaplikasikan dengan maksimal.
4. Directing
Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi pengarahan memperoleh kategori tinggi atau sebesar 50%. Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal sebagian besar sudah melaksanakan fungsi ini dengan baik. Walaupun masih ada sebagian yang belum melaksanakan dengan maksimal fungsi manajemen ini. Dari hasil di atas dapat diambil kesimpulan bahwa SMA Negeri di Kabupaten Kendal telah melakukan fungsi manajemen ini dengan amat baik. Dimana dalam fungsi ini terdiri dari pemberian saran dan memotivasi kinerja dari commit to user
anggotanya. Selain itu, hubungan antar komponen dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo juga terbina dengan baik. Akan tetapi masih ada SMA Negeri di Kabupaten Kendal yang belum melaksanakan fungsi ini dengan baik, terlihat dari masih adanya 2 (sebesar 20%) sekolah yang masuk kategori kurang dan 1 (sebesar 10%) sekolah dengan kategori sangat kurang.
Dalam penelitian ini, fungsi pengarahan memperoleh kategori tinggi. Hal ini membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Kendal amat baik dalam melakukan pengarahan dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo, seperti antara staff, pelatih, peserta dan pengurus saling memberikan arahan apa yang harus dilakukan dan saling bekerja sama.
5. Controlling/Evaluating
Survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi controlling/evaluating memperoleh kategori kurang atau sebesar 40%. Secara rinci survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se-Kabupaten Kendal berdasarkan fungsi controlling/evaluating sebanyak 0 sekolah (0%) mempunyai manajemen sangat kurang, 4 sekolah (40%) kurang, 3 sekolah (30%) sedang, 2 sekolah (20%) tinggi dan 10 sekolah (10%) sangat tinggi. Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa SMA Negeri di Kabupaten Kendal belum melaksanakan fungsi manajemen ini dengan maksimal. Dimana fungsi ini terdiri dari pengawasan jalannya kegiatan dan laporan baik formal dan informal dari kegiatan ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo yang belum dilakukan dengan cukup baik. Selain itu juga belum menganalisa kendala-kendala yang terjadi dan mencari pemecahan masalahnya secara maksimal. Akan tetapi, masih ada beberapa sekolah yang telah menjalankan fungsi manajemen ini dengan baik, terlihat dari 2 (sebesar 20%) sekolah yang masuk dalam kategori tinggi dan 1 (sebesar 10%) sekolah masuk dalam kategori sangat tinggi.
Dalam penelitian ini, fungsi controlling/evaluating memperoleh kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa Sekolah Menengah Atas Negeri di commit to user
Kabupaten Kendal kurang baik dalam melakukan controlling/evaluating dalam ekstrakurikuler olahraga bela diri taekowndo, seperti dalam pencatatan daftar peserta belum dilaksanakan dengan baik, penyusunan laporan pertanggung jawaban masingmasing pengurus juga belum terlaksana dengan baik, menganalisa setiap kendala-kendala yang ada pun belum dilakukan dengan baik. Namun ada beberapa sekolah yang sudah melakukan fungsi ini dengan baik dan sangat baik.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat satu fungsi yang memperoleh kategori tinggi, yaitu directing. Fungsi planning, staffing dan organizing memperoleh kategori sedang serta fungsi controlling/evaluating yang memperoleh kategori kurang. Sementara itu secara keseluruhan survei manajemen ekstrakurikuler olahraga bela diri taekwondo di Sekolah Menengah Atas Negeri se- Kabupaten Kendal memperoleh kategori sedang. Dengan demikian, bagi pihak sekolah agar lebih memperbaiki dan meningkatkan manajemen ekstrakurikuler olahraga, yang dapat mempengaruhi prestasi dalam olahraga bagi sekolah tersebut.
commit to user