LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR
LAPORAN PROSES MANUFAKTUR PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA
2022
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Laporan Akhir Praktikum Proses Manufaktur di laboratorium Proses Manufaktur program studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana.
Kelompok 1
1. Andrianus Nicholas sitorus (2170031001)
2. Muhammad Adam Firdaus (2170031004)
3. Galih Ramadhan (2170031005)
4. Arie Joel Munthe (2170031009)
5. Alif Rafi Hanif (2170031011)
6. Widia Fitri Siregar (2170031012)
7. I Putu Arya Perdana Putra Ebony (2170031013)
8. Alan Fauzan (2170031016)
Dengan ini telah diperiksa DITERIMA / DITOLAK
Jakarta, 20 Mei 2022
Menyetujui, Mengetahui, Kepala Laboratorium Asisten laboratorium
Ir. Aries Abbas, ST. MM, MT Amelya Margaretha Sidabutar NIDN : 03290565505 NIM : 2070031005
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun laporan praktikum Proses Manufaktur ini dengan baik. Laporan ini berisi tentang uraian hasil Praktikum Proses Manufaktur
Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai pihak diantaranya; bpk. Destha Joanda ST MT selaku dosen mata kuliah Proses Manufaktur, Bpk. Aries Abbas, ST.MM.MT selaku kepala lab Proeses Maufaktur dan Bang Lukman selaku asisten lab. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan. Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari bahwa hasil laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Akhir kata, semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Jakarta, 22 Mei 2022
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Maksud dan tujuan ... 1
1.2 Latar Belakang Masalah ... 1
1.3 Perumusan Masalah ... 2
1.4 Pembatasan Masalah ... 2
1.5 Sistematika Pembahasan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Manufaktur ... 5
2.1.1 Input ... 6
2.1.2 Proses ... 13
2.1.3 Output ... 14
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA REKAPITULASI DATA WAKTU HASIL PRAKTIKUM DAN DATA PENGECEKAN ... 16
3.1 STASIUN PEMOTONGAN ... 16
3.1.1 PEMOTONGAN KOMPONEN BESI ... 16
3.1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN KAYU MULTIPLEK ... 17
3.1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER MEJA KOMPUTER (HPL) ... 18
iv
3.2 STASIUN DRILL ... 19
3.2.1 DRILLING KOMPONEN BESI ... 19
3.2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MUTIPLEK ... 20
3.3 STASIUN BANDING ... 20
3.4 STASIUN PENGELASAN ... 21
3.5 STASIUN PENGECATAN ... 21
3.6 STASIUN FINISHING COVER (PELAPIS HPL) ... 21
3.7 STASIUN PERAKITAN (ASSEMBLY DAN PENGECEKAN MEJA KOMPUTER) ... 22
BAB IV TUGAS DAN ANALISIS ... 23
4.1 Jelaskan apa definisi Waktu set-up, Waktu proses, Waktu pengukuran ... 23
4.2 Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk ... 23
4.3 Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja Komputer dari awal hingga akhir ... 23
4.5 Jelaskan apa penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat. ... 25
4.6 Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada ... 25
4.7 Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada ... 25
BAB V PENUTUP ... 29
5.1 Kesimpulan ... 29
5.2 Saran ... 29
DAFTAR PUSTAKA ... 30
LAMPIRAN PRODUK ... 30
1. (Stasiun 1) Pemotongan ... 31
1.1 Pemotongan Besi ... 31
v
1.2 Pemotongan Kayu Multiplek ... 32 2. (Stasiun 3) Proses Bending ... 34 3. (Stasiun 4) Proses Pengelasan ... 35
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.1.1 1 Cycle time pada proses produksi ... 7
Gambar 1.1 1 Proses Set Up Besi Holo ... 31
Gambar 1.1 2 Pengukuran Besi Holo ... 31
Gambar 1.1 3 Proses Pemotongan Besi Holo ... 32
Gambar 1.2 1 Proses Set Up Pemotongan Kayu Multiplek ... 32
Gambar 1.2 2 Proses Pengkuran Pemotongan Kayu Multiplek ... 33
Gambar 1.2 3 Proses Pengerjaan Kayu Multiplek ... 33
Gambar 2 1 Proses Set Up Bending ... 34
Gambar 2 2 Proses Set Up Bending ... 34
Gambar 2 3 Proses Pengerjaan Bending ... 35
Gambar 3 1 Proses Set Up Pengelasan ... 35
Gambar 3 2 Proses PengukuranPengelasan ... 36
Gambar 3 3 Proses Pengelasan ... 36
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1.1 1 A Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Depan ... 16
Tabel 3.1.1 2 B Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Belakang ... 16
Tabel 3.1.1 3 C Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Atas ... 16
Tabel 3.1.1 4 D Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Bawah ... 16
Tabel 3.1.1 5 E Pemotongan Besi Holo Kerangka Samping ... 17
Tabel 3.1.2 1 A Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Depan ... 17
Tabel 3.1.2 2 B Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Belakang ... 17
Tabel 3.1.2 3 C Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Atas ... 17
Tabel 3.1.2 4 D Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Bawah ... 17
Tabel 3.1.2 5 E Pemotongan Komponen Kayu Multiplek ... 18
Tabel 3.1.3 1 A Pemotongan HPL Cover Depan ... 18
Tabel 3.1.3 2 B Pemotongan HPL Cover Belakang ... 18
Tabel 3.1.3 3 C Pemotongan HPL Cover Atas ... 18
Tabel 3.1.3 4 D Pemotongan HPL Cover Bawah ... 18
Tabel 3.1.3 5 E Pemotongan HPL ... 19
Tabel 3.2.1 1 A Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang ... 19
Tabel 3.2.1 2 B Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Samping ... 19
Tabel 3.2.1 3 C Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas ... 19
Tabel 3.2.1 4 D Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Bawah ... 20
Tabel 3.2.2 1 A Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Belakang ... 20
Tabel 3.2.2 2 B Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping ... 20
Tabel 3.2.2 3 C Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Atas ... 20
Tabel 3.2.2 4 D Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Bawah ... 20
Tabel 3.3 1 A Bending Besi Holo Rangka Coevr Depan ... 21
Tabel 3.3 2 B Bending Besi Holo Rangka Coevr Belakang ... 21
Tabel 3.3 3 C Bending Besi Holo Rangka Coevr Bawah ... 21
Tabel 3.4 1 Proses Pengelasan ... 21
Tabel 3.5 1 Proses Pengecatan ... 21
viii
Tabel 3.6 1 Finishing Cover (Pelapisan HPL) ... 22 Tabel 3.7 1 Perakitan (Assembly Dan Pengecekan Meja Komputer) ... 22 Tabel 3.7 2 Pengecekan Meja Komputer Dan Keterangan ... 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan tujuan A. Maksud
1. Mahasiswa Teknik Industri mampu untuk memahami proses produksi didalam dunia manufaktur.
2. Mahasiswa Teknik Industri mampu untuk memahami penggunaan alat dalam kerja bangku
1. TujuanAgar Mahasiswa Teknik Industri mampu mengolah bahan mentah hingga menjadi sebuah produk menggunakan mesin dan alat alat kerja.
2. Untuk mengasah kemampuan dalam menggunakan mesin dan alat alat kerja.
3. Agar Mahasiswa Teknik Industri mengetahui berbagai mesin dan jenis jenis alat alat kerja.
1.2 Latar Belakang Masalah
Teknik Industri merupakan ilmu yang mempelajari bidang desain, perbaikan, pemasangan dari sistem integral yang terdiri dari manusia, material, informasi, alat, metode, dan energi. Maka di dunia Industri untuk membuat suatu produk memiliki beberapa tahapan tahapan yang dilakukan sebelum membuat sebuah produk hingga menjadi sebuah komponen produk yang dimana tahapan tahapan ini dikenal juga sebagai operasi proses (processing operation). Dan dari komponen komponen untuk membuat sebuah produk akan dirakit untuk dijadikan sebuah produk utuh yang disebut juga dengan proses perakitan (assembly operation). Maka dari itu pentingnya dalam memahami setiap proses dalam produksi dan dengan alasan tersebut maka di adakannya praktek Proses Manufaktur.
2
Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yang jika diartikan secara luas adalah proses merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku menjadi suatu produk ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Proses manufaktur merupakan suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi.
Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Semua bendabenda yang kita jumpai dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing).
Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk.
Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian.
1.3 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka perumusan masalah nya adalah bagaimana cara mengetahui proses manufaktur yang dimana dalam laporan ini tentang pembuatan meja komputer dengan mesin dan alat kerjanya.
1.4 Pembatasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka ruang lingkup sistem informasi yang akan dibangun sebagai berikut.
1. Produk yang akan dihasilkan dalam laporan ini adalah meja komputer
`
3
2. Metode yang digunakan dalam proses pembuatan meja komputer ini adalah proses pemotongan, pelubangan (Drilling), pembengkokkan (bending), pengelasan, pengecatan, finishing, perakitan, dan pengecekan.
3. Tempat melakukan praktikum proses pembuatan meja komputer adalah di Gedung Laboratorium FT Universitas Krisnadwipayana. Ruang 3.03 Lab.
Proses Manufaktur.
1.5 Sistematika Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian ini akan di sistematika menjadi lima bab yang saling berkaitan satu sama lain. Sebelum memasuki bab pertama akan didahului dengan Cover, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar isi, Daftar gambar, dan Daftar Tabel.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pertama atau pendahuluan berisi sub bab : Maksud dan Tujuan, Latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab dua berisikan landasan teori dengan sub bab : manufaktur.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA REKAPITULASI DATA WAKTU HASIL PRAKTIKUM DAN DATA PENGECEKAN
Pada bab ketiga berisi sub bab : pengumpulan dan pengolahan data, Rekapitulasi Data Waktu Hasil Praktikum dan Data Pengecekan.
BAB IV TUGAS DAN ANALISIS
Pada bab keempat berisikan tentang tugas dan Analisis yaitu, Jelaskan apa definisi: Waktu set up, Waktu proses, Waktu pengukuran, Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk., Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja Komputer dari awal hingga akhir, Jelaskan apa penyebab kecacatan atau
`
4
kerusakan pada produk yang anda buat, Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada, dan Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada.
BAB V PENUTUP
Pada bab kelima atau penutup berisi kesimpulan dan saran. Kemudian pada bagian akhir berisi daftar pusaka dan lampiran-lampiran.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manufaktur
Manufaktur adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yang jika diartikan secara luas adalah proses merubah bahan baku menjadi suatu produk. Proses merubah bahan baku menjadi suatu produk ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Proses manufaktur merupakan suatu proses untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi.
Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing Internasional (CAM-I) mendefinisikan manufaktur secara khusus, yang dijelaskan kembali oleh John A.
Schey (2009:694), sebagai serangkaian operasi yang saling berhubungan yang melibatkan perancangan, pemeliharaan bahan, perencanaan, produksi, jaminan kualitas, manajemen serta pemasaran konsumen yang berbeda-beda dan barang- barang yang tahan lama.
Konsep proses manufaktur merupakan serangkaian aktivitas produksi yang terpadu untuk merubah suatu barang mentah menjadi barang baru dengan nilai yang lebih tinggi. Gasperz (2009) menjelaskan aktivitas manufaktur dalam bukunya yang berjudul “Production Planning and Inventory Control”, bahwa suatu aktivitas dapat dikatakan memiliki nilai tambah apabila penambahan beberapa input pada aktivitas itu akan memberikan nilai tambah produk (barang dan / atau jasa) sesuai yang diinginkan konsumen.
Dalam menyusun proses manufaktur terdapat dua jenis aliran yang perlu dipertimbangkan. Gasperz (2009) mengemukakan, kedua jenis aliran tersebut yaitu: aliran material atau barang setengah jadi dan aliran informasi. Aliran material atau barang setengah jadi terjadi apabila terdapat aktivitas pemindahan material dari satu station kerja ke station kerja berikutnya, atau dari beberapa
6
station kerja ke tempat penyimpanan, atau sebaliknya. Selama aliran material berlangsung, terjadi perubahan jumlah tenaga kerja dan/atau modal, karena dibutuhkan tenaga kerja dan/atau peralatan yang efektif dan efisien untuk memindahkan barang tersebut.
Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan.
Semua bendabenda yang kita jumpai dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing).
Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk.
Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin- mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian.
2.1.1 Input
2.1.1.1 Perencanaan Produksi
Gaspersz (2009) menjelaskan bahwa perencanaan produksi yang ideal adalah rencana produksi yang mengacu pada perbaikan Just In Time. Tujuan menerapkan konsep Just In Time pada perencanaan produksi salah satunya adalah untuk meminimumkan stock supaya terhindar dari pemborosan biaya, seperti biaya perawatan penyimpanan ataupun biaya lainnya. Dengan sistem Just-In-Time tersebut, rencana produksi dibuat kedalam rencana produksi harian dengan perhitungan sebagai berikut :
Pada proses produksi dalam lingkup pemesinan, cycle time dapat didefinisikan sebagai rentang waktu yang diperlukan untuk
7
menghasilkan produk mulai dari ditekannya tombol “start”
sampai ditekannya kembali tombol “start”. Setelah jumlah produksi harian ditentukan dengan rumus diatas, selanjutnya cycle time yang diperlukan untuk menghasilkan produk dapat dihitung sebagai berikut:
Konsep cycle time pada proses produksi pemesinan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar dibawah. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa penentu cycle time adalah waktu kerja
mesin ditambah loading dan unloading.
Gambar 2.1.1.1 1 Cycle time pada proses produksi Dengan memperhatikan ilustrasi cycle time tersebut, kita dapat merumuskan penghitungan cycle time sebagai berikut:
2.1.1.2 Desain Produk
8
Dalam industri, barang yang ingin diproduksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh konsumen. Sebagai contoh, pada praktikum kali ini barang yang dibuat adalah meja komputer.
Maka dari itu sebelumnya kita merancang produk tersebut.
Untuk mempercepat hasil rancangan, maka kita membuat nya dengan bantuan software. Sebagai contoh SOLIDWORKS.
2.1.1.3 Bahan Baku
Menurut Mulyadi (1986), bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan sendiri.
Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (1982 : 185) terdiri dari :
1. Bahan baku langsung (direct material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (indirect material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tamapak pada barang jadi yang dihasilkan. Sebagai contoh, barang jadi yang dihasilkan adalah meja dan kursi, maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.
2.1.1.4 Mesin
9
Proses machining atau pemesinan adalah proses pembuangan sebagian material benda kerja (produk) dengan maksud untuk membentuk produk yang diinginkan. Proses pemesinan yang biasa dilakukan di industri manufaktur adalah proses penyekrapan (shaping), proses penggurdian (drilling) dan pelebaran (reaming), proses pengeboran (boring), proses pembubutan (turning), proses facing dan proses pengefrisan (milling), proses gergaji (sawing), dan proses gerinda (grinding).
Pemilihan mesin produksi merupakan suatu pertimbangan yang penting dalam perencanaan manufaktur. Karena memilih suatu mesin produksi dapat memengaruhi perencanaan layout dan perencanaan proses produksi. Yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan mesin produksi adalah kemampuan prosesnya, metode prosesnya, dan juga dimensi mesin yang akan memakan area layout.
Mesin produksi merupakan mesin yang digunakan dalam proses-proses produksi yang menunjang proses produksi tersebut.
Mesin dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Manually operated machine,
yaitu mesin yang dioperasikan dan disupervisi oleh pekerja dimana mesin memberikan power untuk operasi dan pekerja memberikan kontrol. Pekerja harus selalu terus menerus berada di dekat mesin.
2. Semi-automated machine,
yaitu mesin yang dioperasikan dengan suatu kontrol program dan pekerja melakukan loading/ unloading atau tugas lain dalam setiap work cycle.
3. Fully automated,
10
yaitu mesin dapat dioperasikan dalam periode waktu yang lama tanpa perlu perhatian dari seorang pekerja. Pekerja hanya diperlukan setelah mesin beroperasi setiap 10 atau 100 cycle.
2.1.1.5 Cutting Tool
Cutting tool merupakan salah satu tool dan equipment terpenting dalan beroperasinya sebuah mesin machining. Cutting tool berfungsi mengurangi bagian 6 material untuk menghasilkan bentukan material yang baru. Berdasarkan Groover (2011:475), proses penghilangan material terbagi kedalam beberapa klasifikasi sebagai berikut :
1. Konvensional
Pada machining konvensional, mesin dioperasikan secara langsung oleh operator untuk menghasilkan proses-proses yang umum. Proses machining yang termasuk konvensional adalah jenis drilling, jenis turning, milling, dan proses machining sederhana lainnya.
2. Proses abrasif
Proses abrasif adalah proses penghilangan material dengan cara menggesekan tool pada material secara sedikit demi sedikit. Proses abrasif ini menghasilkan permukaan material yang halus.
3. Non-tradisional
Proses machining non-tradisional merupakan proses machining yang menggunakan teknologi energi, elektro kimia, thermal, ataupun secara kimia. Proses non-tradisional ini secara fisik tidak ada kontak antara material dengan cutting toolnya.
Pemakaian cutting tool pada machining menjadikannya menjadi barang consumable karena sifatnya yang memiliki life
11
time. Dengan karakter inilah menjadikan cutting tool sebagai salah satu elemen dalam biaya bahan langsung.
2.1.1.6 Jig dan Fixture Jig dan fixture
Merupakan equipment pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam manufaktur dalam membuat produk secara massal production. Jig adalah equipment khusus yang memegang,menyangga atau ditempatkan pada komponen yang akan dimesin, alat bantu produksi yang dibuat sehingga ia tidak hanyamenempatkan dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan bushing baja keras untuk mengarahkan mata gurdi/bor (drill) atau perkakas potong lainnya. Jig yang kecil tidak dipasang pada meja kempa gurdi (drill press table), tapi untuk diameter penggurdian diatas 0,25 inchi, jig perlu dipasang dengan kencang pada meja..
2.1.1.7 Energi Listrik
Energi listrik adalah energi akhir yang dibutuhkan bagi peralatan listrik/ energi yang tersimpan dalam arus listrik untuk menyalakan gerinda tangan, gergaji mesin tangan, mesin las, mesin amplas, dan mesin bor ataupun untuk menggerakkan kembali suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.
2.1.1.8 Time and Motion Study
Dalam menaksir produktivitas pada suatu sistem manufaktur, perlu adanya suatu study untuk menghitung waktu pergerakan.
Time motion ini dilakukan untuk menghitung pergerakan man power produksi, material handling, dan layanan pendukung lainnya. Motion study dan time study adalah suatu studi yang
12
mengukur gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja atau mesin dalam menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan studi ini dapat diperoleh waktu yang standar -gerakan standard utnuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu efektif dan efisien.
2.1.1.9 Sumber Daya Informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan untuk produksi. Informasi yang dibutuhkan biasanya tentang apa yang diproduksi, berapa banyak yang diproduksi, kapan akan diproduksi, dll
2.1.1.10 Sumber Daya Manusia ( Tenaga Kerja Manusia)
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa maupun nilai dari suatu barang. Contohnya adalah meja komputer.
2.1.1.11 Aspek Biaya
Schey (2009) mengemukakan bahwa dalam suatu manufaktur, produksi berjalan dengan mempertimbangkan elemen-elemen biaya yang ada didalamnya. Elemen tersebut mencakup sebuah produktivitas dalam produksi, biaya operasi atau biaya yang secara langsung dialokasikan untuk membuat produk, biaya tidak langsung yang muncul dari fungsi pelayanan pendukung untuk proses produksi aktual, dan biaya tetap.
Sejalan dengan pernyataan Schey diatas, biaya manufaktur adalah kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan di masa sekarang atau periode yang akan datang. Biaya manufaktur terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:
a. Biaya bahan langsung (direct material)
13
Biaya langsung adalah biaya pada bahan yang menjadi bagian tak terpisahkan dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara fisik dan produk tersebut.
b. Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja (man power) yang secara langsun menangani produk
c. Biaya overhead pabrik
Biaya overhead adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak termasuk kedalam bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, yang tidak berkaitan secara langsung dengan produk.
2.1.2 Proses
Proses adalah sebuah transformasi/ perubahan dari raw material menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Di dalam transformasi ini tentunya barang yang diproses akan mengalami penambahan nilai yang kemudian akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan sebagai acuan dasar pada pembuatan produk.
2.1.2.1 Jenis- Jenis Metode Proses Produksi 1. Proses Pemotongan
Pada stasiun kerja ini akan di lakukan pengukuran dan pemotongan komponen-komponen yang akan dilanjutkan ke stasiun berikutnya.
2. Proses Drill dan Pelubangan
Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang silindris.
3. Proses Bending
Bending adalah proses pembengkokan maupun penekukan suatu benda kerja dengan menggunakan mesin tertentu.
14
Sebelum melakukan prosesnya, maka perlu memperhatikan hal paling penting.
Salah satunya adalah material yang akan dikenakan proses perlu benar-benar mampu dijadikan sebagai benda kerja. Selain itu, ketebalan material juga masih masuk ke dalam kapasitas alat yang digunakan.
4. Proses Assembling Pengelasan
Proses assembling adalah proses perakitan yang merupakan menyatukan komponen menjadi satu produk dengan melakukan pengelasan pada komponen yang akan di assembling.
5. Pengecatan
Proses berikut ini dimana produk yang telah setengah jadi akan di cat, Cat merupakan suatu produk yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan atau produk setengah jadi dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi dari suatu permukaan.
2.1.3 Output
Output adalah hasil dari proses produksi yang dapat berbentuk barang dan/atau jasa, yang bisa disebut juga sebagai produk. Baik itu dalam bentuk work in process ataupun finish good. Selain itu, output yang dihasilkan dari proses produksi adalah limbah.
2.1.3.1 Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia
15
Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
16
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA REKAPITULASI DATA WAKTU HASIL PRAKTIKUM DAN DATA PENGECEKAN
3.1 STASIUN PEMOTONGAN
3.1.1 PEMOTONGAN KOMPONEN BESI
A. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER DEPAN
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.1 1 A Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Depan B. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.1 2 B Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Belakang C. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER ATAS
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.1 3 C Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Atas
D. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.1 4 D Pemotongan Besi Holo Kerangka Cover Bawah
17
E. PEMOTONGAN BESI HOLO KERANGKA SAMPING
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.1 5 E Pemotongan Besi Holo Kerangka Samping 3.1.2 PEMOTONGAN KOMPONEN KAYU MULTIPLEK
A. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER DEPAN
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.2 1 A Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Depan
B. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.2 2 B Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Belakang C. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER ATAS
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.2 3 C Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Atas
D. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.2 4 D Pemotongan Komponen Kayu Multiplek Cover Bawah
18
E. PEMOTONGAN KAYU MULTIPLEK COVER SAMPING
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.2 5 E Pemotongan Komponen Kayu Multiplek 3.1.3 PEMOTONGAN KOMPONEN PELAPIS COVER MEJA
KOMPUTER (HPL)
A. PEMOTONGAN HPL COVER DEPAN
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.3 1 A Pemotongan HPL Cover Depan B. PEMOTONGAN HPL COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.3 2 B Pemotongan HPL Cover Belakang C. PEMOTONGAN HPL COVER ATAS
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.3 3 C Pemotongan HPL Cover Atas
D. PEMOTONGAN HPL COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.3 4 D Pemotongan HPL Cover Bawah
19
E. PEMOTONGAN HPL COVER SAMPING
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.1.3 5 E Pemotongan HPL
3.2 STASIUN DRILL E Pemotongan HPL 3.2.1 DRILLING KOMPONEN BESI
A. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.1 1 A Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Belakang B. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER
SAMPING
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.1 2 B Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Samping C. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER
ATAS
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.1 3 C Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Atas
20
D. DRILLING LUBANG BAUT BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.1 4 D Drilling Lubang Baut Besi Holo Rangka Cover Bawah 3.2.2 DRILLING KOMPONEN KAYU MUTIPLEK
A. DRILLING LUBANG KOMPNEN KAYU COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.2 1 A Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Belakang B. DRILLING LUBANG KOMPNEN KAYU COVER SAMPING
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.2 2 B Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Samping C. DRILLING LUBANG KOMPNEN KAYU COVER ATAS
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.2 3 C Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Atas D. DRILLING LUBANG KOMPNEN KAYU COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.2.2 4 D Drilling Lubang Komponen Kayu Cover Bawah 3.3 STASIUN BENDING
A. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER DEPAN
21
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.3 1 A Bending Besi Holo Rangka Coevr Depan B. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BELAKANG
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.3 2 B Bending Besi Holo Rangka Coevr Belakang C. BENDING BESI HOLO RANGKA COVER BAWAH
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.3 3 C Bending Besi Holo Rangka Coevr Bawah 3.4 STASIUN PENGELASAN
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.4 1 Proses Pengelasan 3.5 STASIUN PENGECATAN
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.5 1 Proses Pengecatan
3.6 STASIUN FINISHING COVER (PELAPISAN HPL)
22
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.6 1 Finishing Cover (Pelapisan HPL)
3.7 STASIUN PERAKITAN (ASSEMBLY DAN PENGECEKAN MEJA KOMPUTER)
SET-UP PENGUKURAN PROSES
Tabel 3.7 1 Perakitan (Assembly Dan Pengecekan Meja Komputer)
NO PENGECEKAN KETERANGAN
1 Pengelasan 2 Pengecatan
3 Lubang komponen Cover 4 Lapisan HPL
5 Pemasangan Baut
6 Pemasangan Komponen Lain-lain
Tabel 3.7 2 Pengecekan Meja Komputer Dan Keterangan
23
BAB IV
TUGAS DAN ANALISIS
4.1 Jelaskan apa definisi Waktu set-up, Waktu proses, Waktu pengukuran Waktu set- up didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan saat kita menyiapkan barang barang dan alat yang dibutuhkan dalam proses manufaktur (pembuatan meja Komputer) Sehingga siap melakukan aktivitas produksi selanjutnya.
Waktu proses didefinisikan sebagai lama waktu yang dibutuhkan saat kita melakukan proses pembuatan produk tersebut contohnya seperti waktu pengelasan atau pemotongan.
Waktu pengukuran didefinisikan sebagai lama waktu pekerjaan saat mengamati dan mencatat waktu- waktu kerja baik setiap elemen ataupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan.
4.2 Jelaskan apa fungsi pengecekan pada produk
Fungsi Pengecekan pada produk sendiri adalah untuk memastikan bahwa produk / layanan yang disediakan memenuhi persyaratan spesifik dan dapat diandalkan memuaskan dan sehat secara fiskal (berfungsi), mengidentifikasi produk /jasa yang tidak memenuhi spesifikasi perusahaan standar kualifikasi (menghilangkan ketidaksesuaian) dan Masalah yang teridentifikasi oleh QC dilakukan tindakan tim QC memiliki hak untuk menghentikan produksi sementara potensi masalah tetap ada.
4.3 Berikan penjelasan mengenai step step pembuatan meja Komputer dari awal hingga akhir
Step-step pada pembuatan meja dijadikan menjadi beberapa stasiun sebagai berikut.
1. Stasiun 1 (Proses Pemotongan)
24
Pada stasiun kerja ini akan di lakukan pengukuran dan pemotongan komponen-komponen yang akan dilanjutkan ke stasiun berikutnya.
2. Stasiun 2 (Proses Drill dan Pelubangan)
Proses drill dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Proses drill digunakan untuk pembuatan lubang silindris.
3. Stasiun 3 (Proses Bending ) Bending
Adalah proses pembengkokan maupun penekukan suatu benda kerja dengan menggunakan mesin tertentu. Sebelum melakukan prosesnya, maka perlu memperhatikan hal paling penting. Salah satunya adalah material yang akan dikenakan proses perlu benar-benar mampu dijadikan sebagai benda kerja. Selain itu, ketebalan material juga masih masuk ke dalam kapasitas alat yang digunakan.
4. Stasiun 4 ( Proses Assembling Pengelasan )
Proses assembling adalah proses perakitan yang merupakan menyatukan komponen menjadi satu produk dengan melakukan pengelasan pada komponen yang akan di assembling 12
5. Stasiun 5 (Pengecatan)
Proses berikut ini dimana produk yang telah setengah jadi akan di cat, Cat merupakan suatu produk yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan atau produk setengah jadi dengan tujuan memperindah, memperkuat, atau melindungi dari suatu permukaan.
6. Stasiun 6 ( Proses Finishing )
Serangkaian proses untuk melapisi permukaan suatu benda. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai tambah pada produk tersebut.
7. Stasiun 7 (Proses Assembling dan Pengecekan )
Proses berikutnya ini dimana suatu produl yang telah di assembling di cek kembali kelayakan produk untuk di gunakan
25
4.5 Jelaskan apa penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat.
Banyak penyebab kecacatan atau kerusakan pada produk yang anda buat.
Pertama, quality control yang tidak mendetail. Karena hal tersebut banyak hal yang tidak awas terhadap proses produksi barang tersebut.
Kedua, Kelalaian pengerjaan dalam proses produksi yang menyebabkan produk tersebut ada kecacatan atau kerusakan. Ketiga, kecacatan atau kerusakan pada produk bisa terjadi karena ada kesalahan dalam proses pengemasan. Proses pengemasan yang tidak baik akan menyebabkan kerusakan pada produk tersebut.
4.6 Jelaskan kendala apa yang terjadi dari setiap stasiun kerja yang ada Stasiun 1 (Pemotongan):
Pada stasiun ini terjadi kendala dalam proses pemotongan besi holo dikarenakan banyak ikut campur tangan pada saat pemotongan yang menyebabkan hasil potongan tidak sesuai pada sesuai prosedur dan mengulur waktu sehingga pada saat proses pengelasan.
Pada pemotongan kayu ada kendala sendikit pada saat pengukuran karna space tempat yg agak kurang lega di karenakansulit untuk membelokkan penggaris dan tidak leluasa memutar triplek ke setiap arah dan ruang gerak terbatas sementara triplek sangat besar.
Stasiun 3 (Proses Bending):
Dalam proses pengerjaan bending, proses tersebut tidak ada kendala.
Stasiun 4 (Proses Assembly pengelasan):
Dalam proses ini terjadi kendala pada saat pengelasan karena ukuran besi holo kurang membentuk sudut 90 derajat sehingga proses pengelasan akan memakan waktu yang cukup lama dan minimnya pengalaman dalam proses ini.
4.7 Jelaskan cara penggunaan alat dari tiap tiap stasiun kerja yang ada 4.6.1 Stasiun 1 (Pemotongan)
Mesin Gerinda
26 Cara penggunaan mesin gerinda :.
1. Pastikan mesin dan batu gerinda dalam keadaan back 2. Tentukan jenis mata gerinda yang ingin ditentukan 3. Pasang mata gerinda pada mesin gerinda
4. Hubungkan mesin gerinda ke stop kontak
5. Sesuaikan jarak antara batu gerinda dan landasan 6. Tekan tombol pada mesin.
7. Tunggu hingga putaran mesin berjalan dengan normal 8. Lakukan pemotongan sambil menahan tombol pada mesin 9. Lepaskan tombol jika telah selesai menggunakan mesin gerinda.
Gergaji Mesin
Cara penggunaan Mesin gergaji mesin : 1. Pasang mata pisau pada gergaji mesin 2. Ukur benda kerja yang akan dipotong 3. Tekan tombol power pada mesin gergaji
4. Posisikan bagian yang digores tepat pada mata pisau 5. Selama pemotongan posisikan gergaji tegak lulrus
6. Matikan mesin dengan menekan tombol off pada mesin jika proses pemotongan telah selesai.
4.6.2 Stasiun 3 (Proses Bending) Ragum
Cara penggunaan Ragum sebagai berikut :
27
1. Pastikan tanggem berdiri tegak di depan meja kerja dan tidak boleh lebih tinggi dari siku pekerja.
2. Pastikan rahang tanggem sudah sesuai dengan karakter objek kerja.
Untuk mengurangi kemungkinan rusaknya objek kerja oleh rahang penjepit, gunakanlah bantalan pelindung.
3. Penting untuk memperhatikan arah putar handle karena akan mempengaruhi terbuka dan tertutupnya rahang penjepit. Selain itu, sesuaikan tekanan handle agar tidak merusak objek kerja.
4. Objek kerja harus dipasang tepat di antara rahang tetap dan geser sehingga proses pengerjaan bisa dilakukan dengan maksimal.
4.6.3 Stasiun 4 (Proses Pengelasan) Mesin Las
Cara penggunaan mesin las :
1. Pasang clamp massa pada terminal (-) dan tang pemegang elektroda pada terminal (+).
2. Pastikan mesin las sudah terhubung ke stopkontak.
3. Pilih ampere sesuai benda kerja yang akan dilas. Semakin besar ampere semakin besar.
4. juga panas yang dihasilkan yang membuat benda kerja mudah bolong.
5. Tekan tombol “ON” pada mesin las.
6. Jepit elektroda pada tang.
7. Gunakanlah kacamata las yang sesuai karena sinar ultraviolet sangat berbahaya untuk mata.
28
8. Selanjutnya jepit tang massa pada objek yang akan dilas/sambung.
9. Pasang elektroda pada tang yang terhubung ke terminal (+).
10. Letakan elektroda pada objek untuk memulai pengelasan.
29
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pada Praktikum Proses Manufaktur (Pembutan Meja Komputer) banyak
sekali proses proses yang telah dilakukan seperti proses pemotongan, proses bending, proses pengelasan, proses pengamplasan, proses pengecatan, proses finishing, dan yang terakhir proses pengecekan.
2. Dalam Praktikum kali ini kita menggunakan konsep kerja bangku yang dimana pekerjaan yang dilakukan menggunakan alat secara manual dengan tenaga manusia dalam proses pengerjaannya
3. Dalam proses perhitungan waktu pada pratikum yang telah dilakukan adalah dengan cara menghitung setiap kegiatan seperti mengambil bahan,
meletakkan bahan , Proses Pengerjaan, Proses Pengukuran dan kegiatan lainnya dengan menggunakan stopwatch serta mencatatnya pada checksheet.
4. Alat Keselamatan yang digunakan pada setiap stasiun pengerjaan contohnya seperti sarung tangan, masker, wearpack, dan kacamata safety.
5.2 Saran
Adapun saran kami tentang praktikum proses manufaktur ini sebagai berikut.
1. Sarana dan prasarana supaya lebih ditambah, sehingga tidak perlu mengantri dalam melakukan proses praktikum.
2. Pencahayaan didalam laboratorium supaya dipertimbangkan sehingga dalam melihat hasil pada saat proses praktikum menjadi lebih jelas khususnya pada malam hari.
3. Kondisi ruangan bisa dipertimbangkan lagi pada saat dilakukan pekerjaan yang lebih berat.
30
DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto, E. (2020). “Manufaktur “dalam Dunia Teknik Industri. Jurnal Industri Elektro dan Penerbangan, 3(3).
Bab 2 teori Dan Tinjauan Pustaka - library.binus.ac.id. (n.d.). Retrieved May 19, 2022, from https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB2%20.pdf
Mesin, P. P. (2016, November 26). KI BUYUT: pendahuluan dan kesimpulan serta saran materi proses manufaktur utm. KI BUYUT.
https://bumiinggil.blogspot.com/2016/11/pendahuluan-dan-kesimpulan-serta- saran.html
Budiyanto, E., & Yuono, L. D. (2021). Proses Manufaktur [E-book]. Eko Budiyanto.
A. (2022, January 30). Fungsi Quality Control Pada Industry Manufaktur - Mutiara Mutu Sertifikasi. Mutiara Mutu Sertifikasi - Pusat Pelatihan Dan Sertifikasi Keselamatan Kerja (K3) Rujukan Kemenaker RI.
https://mutiaramutusertifikasi.com/fungsi-quality-control-pada-industry- manufaktur/#:%7E:text=Fungsi%20Quality%20Control%20sendiri%20adalah ,standar%20kualifikasi%20(menghilangkan%20ketidaksesuaian)%20dan Metalworking Expert & Tradesman Partner. (2022, January 5). Apa itu Gergaji?
Mesin Potong Bagus dan Awet Jenis Apa? ~. PT. Indonesia Surya Sejahtera.
https://metalextra.com/apa-itu-gergaji-mesin-potong-bagus-dan-awet-jenis- apa/
31
LAMPIRAN PRODUK
1. (Stasiun 1) Pemotongan 1.1 Pemotongan Besi
1.1.1 Set up pemotongan besi holo
Gambar 1.1 1 Proses Set Up Besi Holo 1.1.2 Proses Pengukuran Pemotongan besi holo
Gambar 1.1 2 Pengukuran Besi Holo
32 1.1.3 Proses Pemotongan Besi Holo
Gambar 1.1 3 Proses Pemotongan Besi Holo
1.2 Pemotongan Kayu Multiplek
1.2.1 Proses Set Up Pemotongan Kayu Multiplek
Gambar 1.2 1 Proses Set Up Pemotongan Kayu Multiplek
33
1.2.2 Proses Pengukuran Pemotongan Kayu Multiplek
Gambar 1.2 2 Proses Pengkuran Pemotongan Kayu Multiplek 1.2.3 Proses Pemotongan Kayu Multiplek
Gambar 1.2 3 Proses Pengerjaan Kayu Multiplek
34 2. (Stasiun 3) Proses Bending
2.1. Proses Set Up Bending
Gambar 2 1 Proses Set Up Bending 2.2 Proses Pengukuran Bending
Gambar 2 2 Pengukuran Bending 2.3 Proses Pengerjaan Bending
35
Gambar 2 3 Proses Pengerjaan Bending
3. (Stasiun 4) Proses Pengelasan 3.1 Proses Set Up Pengelasan
Gambar 3 1 Proses Set Up Pengelasan
36 3.2 Proses Pengukuran Pengerjaan Pengelasan
Gambar 3 2 Proses PengukuranPengelasan 3.3 Proses Pengerjaan Pengelasan
Gambar 3 3 Proses Pengelasan