• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYALAHGUNAAN DATA PRIBADI DEBITUR PADA APLIKASI PINJAMAN ONLINE ILEGAL (STUDY KASUS UANG CEPAT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENYALAHGUNAAN DATA PRIBADI DEBITUR PADA APLIKASI PINJAMAN ONLINE ILEGAL (STUDY KASUS UANG CEPAT)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

NONENG RAHAYU NIM: 11170480000035

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H / 2021 M

(2)

i

PENYALAHGUNAAN DATA PRIBADI DEBITUR PADA APLIKASI PINJAMAN ONLINE ILEGAL “(STUDY

KASUS UANG CEPAT)”

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh:

NONENG RAHAYU NIM: 11170480000035

Di bawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ria Safitri,S.H.,M.H. Nisrina Mutiara Dewi, S.E.,Sy.,M.H NIP. 197111202006042005

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1443 H/ 2022 M

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

Noneng Rahayu, Nim: 11170480000074, “Penyalahgunaan Data Pribadi Debitur Pada Aplikasi Pinjaman Online ilegal (Study kasus Aplikasi Uang Cepat). Program Studi Ilmu Hukum, Konsentrasi Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1443 H/2022 M.

Penulisan penelitian ini yang berjudul “Penyalahgunaan Data Pribadi Debitur Pada Aplikasi Pinjaman Online ilegal (Study kasus Aplikasi Uang Cepat).

bertujuan untuk mengetahui penyalaghunaa data pribadi debitur pada aplikasi pinjaman online ilegal, yang menjadi topik baru dalam dunia digital dengan analisa undang undang dan peraturan yang berlaku saat ini dan penyelesaian sengketa antara kedua belah pihak.

Penulisan penelitian yang digunakan yaitu penulisan kualitatif, dengan pendekatan Hukum normatif. Dengan metode hukum positivisme , Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan secara kepustakaan dan wawancara langsung bersama pihak debitur yang menjadi korban penyalahgunaan data pribadi tentang penyalahgunaan data pribadi debitur pada aplikasi Pinjaman Online ilegal (study kasus aplikasi uang cepat).

Hasil penulisan ini menunjukan bahwa telah ada kepastian hukum bagi nasabah yang telah menjadi korban pinjaman online ilegal dan sanksi tehadap aplikasi pijaman online ilegal tersebut, dan menjadi salahsatu sarana penyuluhan juga untuk masyarakat agar lebih paham mengenai aplikasi pinjaman online dan penyalahgunaan data pribadi.

Kata Kunci : Penyalahgunaan Data Pribadi, Pinjol, Debitur Kreditur Pembimbing : Dr.Ria Safitri,Sh.,M.H.

Nisrina Mutiara Dewi, S.E.Sy., M.H.

Daftar Pusaka : Tahun 2002 – Tahun 2021

(6)

v

Segala puji syukur penulis panjatkan Kepada Allah STW yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan ini. Shalawat serta salam,penulis haturkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW dan para keluarga sertapara sahabat yang telah membawakita dari zaman jahiliyah ke zaman yang keemasan.

Skripsi ini berjudul “ Penyalahgunaan Data Pribadi Debitur Pada Aplikasi Pinjaman Online Ilegal (study Kasus Aplikasi Uang Cepat” Penulis susun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana HukumUniversitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta.

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukunga,bimbingan,nasehat dan motivasi dari banyak pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa hormat penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H.. M.A. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah jakartabeserta jajarannya;

2. Dr.Muhammad Ali Hanafiah Selian, S.H. M.H. Ketua Program Study Ilmu Hukum Uin Syarifhidayatullah Jakarta Dan Drs.Abu Tamrin. S.H., M.Hum.Sekertaris Program Study Ilmu Hukum UIN Syarifhidayatullah Jakarta:

3. Dr.Ria Safitri, S.H., M.H. dan Nisrina Mutiara Dewi, S.E., Sy., M.H.

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing penulis melalui hambatan atas segalaketerbatasan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik:

4. Terimakasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, nasihat, do’a, dan kasih sayangnya yang sangat luar biasa kepada penulis:

(7)

vi

dalam penyusunan skripsi ini sehingga terselesaikan dengan baik.

Jakarta, Januari 2022

Noneng Rahayu

(8)

vii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UIJIAN SKRIPSI………. ii

LEMBAR PENYERTAAN……….………. iii

ABSTRAK……….……….………… iv

KATA PENGANTAR……….………. vi

DAFTAR ISI……….……….……… vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..……….. 1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah...………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 7

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu.………...………. 8

E. Metode Penelitian……….. ……… 10

F. Sistematika Pembahasan………. 14

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG TINJAUAN DATA PRIBADI DAN PINJAMAN ONLINE A. Kerangka Konseptual a. Tinjauan Tentang Data Pribadi dan Pinjaman Online………. 15

b. Pengertian dan Ruang lingkup Pinjaman Online (Pinjol)….... 18

c. Financial Technology ( Fintech )……….. 21

B. Kerangka Teoritis a. Teori Perlidungan Hukum………... 27

b. Teori Kepastian Hukum……….………. 28

BAB III DASAR HUKUM PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DARI PENYALAHGUNAAN PIHAK LAIN A. Dasar Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia……… 32

BAB IV PENYALAHGUNAAN DATA PRIBADI DEBITUR

(9)

viii

B. Upaya Terjadinya Terjadinya sengketa Dengan Debitur Yang

Gagal Bayar ………..………... 53

C. Upaya Kreditur Dalam Hasil Wawancara Ketika Data Pribadinya

Disalahgunakan……….………..

53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……… 62

B. Saran……….………. 68

DAFTAR PUSTAKA……….... 69

LAMPIRAN 72

(10)

1 A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia start-up dan pasar digital dalam satu dekade terakhir ini telah membawa perubahan besar dalam berbagai sector, salah satunya sektor ekonomi.Berbagai kemudahan terus dirangsang dengan memanfaatkan dorongan kemajuan teknologi yang semakin hari semakin gemilang.Salah satunya adalah kehadiran fintech dengan inovasi unggulannya yang mempermudah masyarakat dalam mengadakan transaksi melalui transaksi digital. Sebenarnya sama seperti bidang bisnis lainyya, fintech itu sendiri lahir dari permasalahan finansial sehari hari yang diharapkan akan menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan- permasalahan tersebut, dan disitullah fintech hadir dengan kemudahan dan aksesibilitasi terutama dalam transaksi ekonimi.

Fintech sendiri berasal dari istilah Financial Technology atau teknologi finansial. Menurut the National Digital Research Centre (NDRC), Fintech merupakan suatu inovasi pada sektor finansial. Tentuanya inovasi ini mendapat sentuhan teknologi modern. Keberadaan Fintech dapat mendatangkan proses transaksi keuangan yang lebih praktis.1 Fintech merupakan implementasi dan pemanfaatan teknologi guna peningkatan jasa layanan perbankan dan keuangan pada umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan (startup) dengan memanfaatkan komunikasi kan komputerisasi terkini.2 Perkembangan teknologi digital merupakan hal yang niscaya terjadi dan tidak dapat dihindari. Revolusi industri pada abad ke-18 di Inggris, selalu menyebabkan perubahan tatanan industri yang mempengaruhi hampir setiap bidang, baik mempengaruhi secara

1 Fauziah Hadi, Penerapan Financial Technologi (Fintech) sebagai Inovasi Pengembangan Keuangan Digital Di Indonesia, http:///temilnas16.forsebi.org/ penerapan- financial-technplogy- fintech-sebagai -inovasi-pengembangan-keuangan-digital-di-indonesia ,diunduh pada hari Rabu,19 mei 2021 pukul 15:07.

2 Novie Imam,Financial Technologi dan Lembaga Keuangan,Yogyakarta ,gathering MitraLinkage Bank Syariah Mandiri.2016.h.6.

(11)

negatif maupun maupun positif. Industri selanjutnya yang akan terdisrupsi adalah industri jasa keuangan, yang kemudian dikenal sebagai Financial Technology (Fintech) atau teknologi finansial (Tekfin).3

Seiring perkembangan kebutuhan masyarakat di dunia teknologi informasi (information technology) memegang peran penting, baik di masa kini maupun di masa mendatang. teknologi informasi diyakini membawa keberuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di dunia.setidaknya ada dua yang membuat teknologi informasi dianggap begitu penting dan akan memacu pertumbuhan ekonomi dunia.pertama teknologi informasi mendorong permintaan atas produk-produk teknologi informasi itu sendiri, seperti komputer modem sarana untuk membangun jaringan internet dan sebagainya. Kedua adalah memudahkan bisnis-bisnis lainnya.4

Menurut Pasal 1754 KUH Perdata Pinjam meminjam adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena pemakaian, dengan syarat bahwa pihak yang terakhir ini akan mengembalikan sejumlah uang yang sama dengan jenis dan mutu yang sama pula.5

Kegiatan pinjam meminjam dalam hal ini khususnya adalah uang, telah banyak mengalami perkembangan seiring dengan majunya teknologi informasi dan menimbulkan berbagai peluang, tantangan dan melahirkan banyak inovasi salah satunya dalam teknologi finansial.

Beragam layanan keuangan yang memanfaatkan teknologi informasi atau yang sering disebut sebagai Financial Technology (Fintech) telah menjadi hal yang umum di masyarakat, baik yang ditawarkan oleh lembaga keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan selanjutnya disebut OJK (seperti layanan pada bank, asuransi, asuransi, atau lembaga keuangan tedaftar lainnya) maupun

3 Abdul Hadi Ilman,dkk,Peran Teknologi Financial Bagi Perekonomian Negara Berkembang,Jurnal JEBI.Vol 4 Nomor 1 Tahun 2019.Fakultas Ekonomi dan Bisnis UTS.

4 Agus Raharjo. Cyber Crime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi.(Bandung :Citra Aditya,2002) Bakti, h.1.

5 Subekti. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. ( Jakarta : PT. Pradnya Paramita, Cetakan ke-34, 2004 ) h. 451.

(12)

yang ditawarkan oleh perusahaan start-up (perusahaan yang belum terdafar dan diawasi oleh OJK).

Berkaitan dengan penggunaan teknologi informasi dan inovasi di sektor jasa keuangan di Indonesia, maka saat ini dapat dilihat perkembangan yang cukup signifikan. Di Indonesia saat ini beberapa perusahaan fintech yang telah ada, misalnya CekUang, UangKita, PinjamDana, CekPremi, AdaDana, Kejora, DompetKita, Kartuku.6 Financial technology (fintech) atau Layanan keuangan digital dilaksanakan harus berlandaskan payung hukum. Dengan dikeluarkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (LPMUBTI) dan Nomor 13 /Pojk.02/2018 tentang Inovasi Keuangan Digital di Sektor Jasa Keuangan . Aturan didalamnya, OJK mengatur banyak hal yang harus ditaati oleh Kreditur kepada Debitur, (peer to peer) Sehingga pada akhirnya ini akan melindungi kepentingan Kreditur dan Debitur mengenai keamanan dana dan data, juga kepentingan nasional terkait pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme, serta stabilitas sistem keuangan.7 Proses aplikasi pinjaman peer lending lazimnya mengikuti proses berikut. Peminjam masuk ke website, registrasi dan mengisi form aplikasi. Platform kemudian memverifikasi dan menganalisa kualifikasi pinjaman tersebut. Pinjaman yang berhasil lolos di posting di website di mana pendana bisa memberikan komitmen dana untuk pinjaman itu. Ada beberapa cara yang di adopsi berbagai platform peer lending untuk mencocokkan peminjam dengan pendana.8

Pengaturan dan pengawasan menjadi sangat penting bagi keberlangsungan Fintech yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan legalitas dari bisnis yang dijalankan karena pada pelaksanaannya pengembangan fintech memiliki potensi risiko yakni berkaitan dengan perlindungan konsumen, stabilitas sistem keuangan,

6 Ernama, Budiharto, Hendro S. 2017. “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016),” Diponegoro Law Journal, Vol 6, No.3.h.1-2.

7 detikFinance.com,Selasa 10 Januari 2017 17:31 WIB, OJK Keluarkan Aturan Fintech, dalam http://www.detikfinance.com diakses Kamis, 5 Januari 2021 pukul 11.12 WIB.

8 Gita Andini. 2017. Faktor-Faktor Yang Menentukan Keputusan Pemberian Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Lembaga Keuangan Mikro Peer to Peer Lending. Skripsi, FEB, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla.h. 51.

(13)

sistem pembayaran dan stabilitas ekonomi. Tujuan pengaturan dan pengawasan oleh OJK adalah untuk meminimalisir risiko tersebut dan menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabil.9

Teknologi jika dimanfaatkan dengan baik dapat membantu kehidupan manusia, namun teknologi juga dapat menjadi sangat berbahaya apabila tidak dibatasi penggunaannya, seperti dalam hal tidak dilindunginya data pribadi karena tidak terdapat kewajiban dalam hukum positif yang secara rinci mengatur dan memberikan sanksi terhadap pelanggaran terlebih dimasa pandemi ini banyak orang yang membutuhkan dana cepat dan tidak sulit untuk melangsungkan hidup . Salah satu contoh kasus terhadap kebocoran data konsumen fintech adalah kasus yang terjadi di Aplikasi Pinjaman online Uang Cepat. Uang Cepat adalah sebuah aplikasi online yang diterbitkan oleh Perushaan Huang Bao yang merupakah salah satu perusahaan penyedia jasa pinjaman online mikro cukup terkenal di Indonesia.

Memanfaatkan teknologi canggih, Uang cepat menawarkan kredit kecil untuk mereka yang tidak terlayani oleh lembaga keuangan tradisional.

Proses pinjaman uang online lewat aplikasi Uang Cepat dilakukan sepenuhnya online dan melalui perangkat ponsel Anda. Calon peminjam dapat mengajukan aplikasi pinjaman dengan cepat dengan mendownload aplikasi Uang Cepat di Playstore, cukup menunggu paling cepat sekitar 5 menit saja. Setelah disetujui dana pinjaman Anda bisa langsung cair ke rekening. Sebab, pada saat Debitur mendownload aplikasi pinjaman Uang Cepat, maka Debitur akan mengikuti dan menyetujui seluruh aturan yang ada di aplikasi agar pinjaman dapat disetujui. Setelah menyetujui persyaratan dari Uang Cepat, maka seluruh data yang ada dalam Handphone Debitur akan dapat diakses melalui aplikasi.

Data yang harus dicantumkan oleh Debitur pada saat peminjaman adalah Nama (sesuai KTP), NIK, Tanggal lahir, Alamat, Rekening Bank, Pekerjaan, ID card tempat bekerja, Foto Selfi pemohon dengan memegang KTP dan Emergency Contact (5 nomor Telephone). Setelah calon Debitur selesai melakukan pemasangan aplikasi di handphone, calon Debitur kemudian baru dapat

9 Ernama, Budiharto, Hendro S.2017. “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016),”

Diponegoro Law Journal, Vol. 6, No.3. h. 2-3.

(14)

melakukan permohonan pinjaman sesuai nilai atau jumlah yang tersedia dalam aplikasi antara lain mulai Rp 400.000 hingga Rp 1.200.000 dalam waktu 2 x 24 jam. Setelah data Debitur dapat diakses oleh Uang Cepat, maka proses pinjam meminjam uang akan terlaksana, di mana Debitur mengirimkan nomor rekening sebagai penampung uang pinjaman dari aplikasi Uang Cepat.

Uang Cepat menggunakan jasa Bank konvensional ( BRI, BCA, MANDIRI, BNI, DAN OVO) untuk mengirimkan dana pinjaman ke Debitur. Dalam proses pemberian pinjaman yang dilakukan oleh Uang Cepat sesuai dengan jumlah pinjaman yang telah disepakati. Salah satu contoh, jika pihak Debitur meminta pinjaman sebesar Rp 1.000.000, maka dana yang diterima tidak akan sama dengan jumlah yang dipinjam karena ada biaya administrasi. Jika dalam proses 7 sampai dengan 12 hari kerja si Debitur akan mengembalikan pinjamannya, maka pihak Uang Cepat melalui payment gateway memberikan nomor Virtual Account dari masing-masing rekening Mandiri, Permata, BNI, BRI dan BCA atas nama Uang Cepat Jika Debitur sudah jatuh tempo untuk membayar maka pihak Desk Collector Uang Cepat akan mengakses data data Debitur kemudian melakukan login dengan menggunakan Username dan password masing-masing DC sehingga dapat masuk ke fitur task di mana dalam Fitur tersebut terdapat data-data Debitur yang akan ditagih.

DC akan menyarankan kepada Debitur untuk melakukan pembayaran ke supercash, karena Uang Cepat sudah tidak dapat diakses melalui aplikasi lagi. Jika ada Debitur yang telah jatuh tempo melakukan pembayaran pinjaman uang di atas 30 hari serta tidak dapat dihubungi maka para DC akan menyebar data data Debitur lewat medsos dan Debitur akan mengalami banyak ancaman secara verbal juga mengundang nomor Debitur dan nomor- nomor teman maupun keluarga dari Debitur yang ada di kontak handphone Debitur.

Dari uraian tersebut di atas mendorong keingintahuan Peneliti untuk mengetahui lebih banyak tentang masalah perlindungan hukum terhadap konsumen yang melakukan pinjaman.

(15)

Berangkat dari latar belakang tersebut,, sehingga skripsi peneliti berjudul

“PENYALAHGUNAAN DATA PRIDADI DEBITUR PADA APLIKASI PINJAMAN ONLINE ILEGAL ( STUDI KASUS APLIKASI UANG CEPAT)".

B. IDENTIFIKASI, PEMBATASAN, DAN PERUMUSAN MASALAH 1. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang peneliti uraikan ada beberapa persoalan yang perlu di identifikasi diantaranya :

a. Penggunaan data sepihak Oleh Kreditur yang merugikan Debitur Aplikasi Pinjol illegal

b. Perjanjian awal yang menguntungkan pihak kreditur dibandingkan dengan Debitur

c. Data konsumen dapat di Salah gunakan dan beresiko diperjual belikan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab

d. Belum ada kepastian hukum untuk pihak tertentu ketika ada kebocoran data, sehingga belum ada perlindungan hukum bagi data pribadi.

e. Pinjaman terlalu sedikit dibandingkan data privasi kita yang dijadikan syarat pinjaman

f. Tenor yang diberikan terlalu singkat dan bunga yang terlalu tinggi.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan,cukup banyak dan luas permasalahan-permasalahan yang perlu di jawab,sehimgga untuk memfokuskan permasalahan dalam penelitian ini dan upaya mempertegas arah pembahasan.Penelitian ini akan berfokus pada perlindungan hukum terhadap datya konsumen yang melakukan pinjaman online.

(16)

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang masalah, identifikasi masalah,dan pembatasan masalah tersebut, permasalahan yang diangkat yakni mengenai perlindungan hukum terhadap data konsumen yang melakukan pinjaman online. Untuk mempertegas penelitian masalah, peneliti akan menguraikan kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

a. Bagaimana Perlindungan Hukum Data pribadi Debitur saat melakukan pinjaman online?

b. Bagaimana Upaya hukum yang dapat dilakukan bila ada penyalahgunaan data pribadi oleh Debitur?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan, tujuan dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan memahami bentuk perlindungan hukum terhadap data pribadi Debitur yang melakukan pinjaman melalui aplikas pinjaman online

2. Untuk mengetahui dan memahami upaya yang dapat dilakukan konsumen apabila terjadi penyalahgunaan data pribadi Debitur oleh Kreditur

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuaan sebagai referensi pengembamgan ilmu yang terkait dengan topik yang dibahas peneliti,berdasarkan data yang akurat.

b. Memberikan pengetahuan bagi masyarakaat dan mahasiswa/mahasiswi hukum terkait dengan perlindungan data konsemen.

2. Manfaat Praktis

(17)

a. Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum dalam Program Studi Ilmu Hukum di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Sebagai media pengaplikasian ilmu baik yang sifatnya teoritis dan praktek yang didapat selama mengikuti perkuliahan.

c. Untuk menambah pengalaman dalam penelitian yang berguna bagi masyarakat umum, akademisi, dan lain sebagainya juga berharap bisa menjadi salah satu bentuk kecintaan saya terhadap almamater Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. TINJAUAN REVIEW KAJIAN TERDAHULU

Sebelum melakukan penelitian skripsi penulis meninjau Penelitian serupa yang masih berkaitan guna menjadikan perbandingan dan pertimbangan dalam penelitian, adapun kajian terdahulu yang penulis kaji sebagai berikut :

1. Skripsi ditulis oleh Mega Louis Aprilia.10

Skripsi tersebut membahas tentang perlindungan hukum terhadap data konsumen pengguna gojek penelitian terebut menitik beratkan terkait sanksi dan regulasi mengenai perlindungan data dalam study kasus data pribadi konsumen gojek, apabila ada penyelah gunaan data pribadi. Persamaan penelitian tersebut dengan Noneng Rahayu adalah sama-sama membahas terkait hukum dan regulasi perlimdungan data konsumen .Perbedaan nya dalam penelitiannya adalah terkait study kasus atau objek penelituian dimana skripsi diatas lebih menitik beratkan perlindungan hukum data pribadi konsumen dalam layanan transfortasi sedangkan penelitian Noneng Rahayu adalah layanan pinjaman online.

10 Mega Louis Aprilia, Perlindungan Hukum Terhadap Data Prbadi Konsumen Pengguna Gojek, Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Tahun 2017.

(18)

2. Skrisi di tulis oleh Diah Ayu Wulandari11

Skripsi tersebut membahas tentang hubungan praturan per undang- undangan yang mengatur perlindungan kosumen dengan kontrak grab serta membahas sanksi yang diterima driver atau pihak grab apabila terjadi penyalah gunaan data pribadi konsumen . Persamaan penelitian tersebut dengan Noneng Rahayu adalah sama-sama membahas terkait hukum dan regulasi perlimdungan data konsumen .Perbedaan nya dalam penelitiannya adalah terkait study kasus atau objek penelituian dimana skripsi diatas lebih menitik beratkan perlindungan hukum data pribadi konsumen dalam layanan transfortasi sedangkan penelitian Noneng Rahayu adalah layanan pinjaman online.

3. Skripsi ditulis oleh Arien Sko Goeisepta12

Skripsi yang ditulis lebih bersifat general membahas unfang-undang atau hukum-hukum terkait perlindungan data konsumen di Indonesia dalam bisnis fintach, persaman dengan penelitian dengan Noneng Rahayu lakukan sama- sama membahas regulasi hukum mengenai perlindungan data namun perbedaan skripsi ini tidak spesifik dan sifat nya general.perbedaan Noneng Rahayu lebih terspesifik dalam satu kasus serta menghadirkan korban yang mengalami kebocoran data ketika melakukan suatu pinjaman online disuatu aplikasi.

4. Artikel Jurnal yang ditulis Yudha Sri Wulandari13

11 Diah Ayu Wulandari, Perlindungan Hukum Terhadap Data Privasi Pengguna Jasa Grab, Fakultas ilmu Hukum Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2019

12 Arien Sko Goeisepta, Perlindungan Hukum DataPribadi Konsumen Pada Financial Technologi (fintech) bedasarkan eraturan Per undang-undangan Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Tahun 2020.

13Yudha Sri Wulandari,PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN TERHADAP YTRANSAKSI JUAL BELI E-COMMERE,Jurnal ilmu hukum vol II, nomor 2 (desember 2018) h 5.

(19)

Artikel jurnal tersebut membahas perlindungan hukum bagi konsumen terhadap transaksi jual beli e-commere menganalisa umdang-undang No 8 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan tanggung gugat distributor dalam hal terjadinya wanprestasi. Persaman nya sama-sama membahas perlindungan hukum data pribadin konsumen namun yang menjadi perbedaan adalah study kasusnya penelitian jurnal ini membahas lebih kepada transaksi juak beli e-commere sedangkan penelitian Noneng Rahayu berfokus kepada aplikasi fintech

5. Artikel Jurnal Tri Sinta Dewi14

Artikel jurnal ini membahas konsep perlindungan hukum atas privasi dan pribadi dikaitkan dengan penggunaan cloude computing,jurnal ini lebih memberikan arahan don konsep yang sifatnya solutif mengenai hukum perlindungan data pribadi.persamaan nya sama-sama membahas mengenai perlindunga hukum data pribadi konsumen namun perbedaan nya penelitian terdahulu lebih menitik beratkan pada konsep perlindungan hukum data pribadi secara luas sedangkan penelitian Noneng Rahayu terfokus pada sanksi dan perlindungan hukum apabila ada kebocoran data pribadi yang dilakukan oleh fintech.

F. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian

Tipe penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini Yuridis Normatif yaitu menemukan kebenaran koherensi, adakah hukum dan aturan sesuai dengan norma hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan (act) seseorang sesuai dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan hukum) atau prinsip hukum.15 dimana pendekatan undang-undang dan pendekatan konseptual.

14 Sinta Dewi, Konsep Perlindungan Hukum atas Privasi dan Data Pribadi Dikaitkan Dengan Penggunaan Cluob computing di Indonesia, Jurnal yustisia Vol.5 Nomor 1 ( Januari- April 2016 ) h.4.

15 Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum, Jakarta: Prenada Media Group, 2016, h. 47

(20)

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang- undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang diketengahkan.16 Terkait dengan isu hukum yang menjadi topik bahasan, maka digunakan pendekatan perundang-undangan yang diharapkan mampu menjawab isu hukum tersebut. Setelah dilakukan telaah terhadap regulasi- regulasi terkait isu hukum tersebut, maka hasilnya akan digunakan sebagai argumen untuk memecahkan isu hukum yang dihadapai tersebut. Sedangkan pendekatan konseptual, peneliti perlu merujuk prinsip-prinsip hukum yang dapat ditemukan dalam pandangan-pandangan para sarjana hukum ataupun doktrin-doktrin hukum.17

Selain dari pendekatan perundang-undangan konsep hukum yang dapat menjawab isu hukum lainnya yaitu dengan menggunakan pendekatan konseptual. Guna dapat menjawab isu hukum yang menjadi pokok permasalahan, maka pendekatan konseptual digunakan untuk memahami lebih mendalam terkait dengan prinsip-prinsip, baik melalui doktrin-doktrin hukum maupun pandangan-pandangan hukum.

Konsep-konsep yang berkaitan dengan perlindungan konsumen terhadap data yang digunakan saat pengajuan pinjaman melalui aplikasi kredit online akan mampu menjawab isu hukum yang menjadi topik permasalahan serta diperkuat dengan penelitian lapangan berupa wawancara langsung dengan Konsumen yang merasa dirugikan karena data nya dipakai secara sepihak oleh Uang Cepat.

c. Bahan Hukum

Bahan hukum adalah bagian terpenting dalan penelitian hukum. Tanpa bahan hukum tidak akan mengkin dapat ditemukan jawaban atas isu hukum yang diketengahkan. Bahan hukum yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini adalah bahan hukum primer, dan bahan

16Dyah Ochtorina,Susanti dan A’an Efendi,Penelitian Hukum (legal research),Jakarta:Sinar Grafika,2013.h.110.

17 Dyah Ochtorina Susanti dan A’an Efendi, Penelitian Hukum (Legal Research).h.115

(21)

hukum sekunder

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang memiliki otoritas, yang artinya bersifat mengikat.18 Bahan hukum primer meliputi peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum primer yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah :

1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 3821)

2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253)

3) Peraturan Pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2019 Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

4) POJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 324);

5) POJK RI Nomor 13 /Pojk.02/2018 Tentang Inovasi Keuangan Digital Di Sektor Jasa Keuangan

6) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perunahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

7) Wawancara langsung kepada konsumen yang merasa dirugikan oleh pihak peminjam

18 Dyah Ochtorina Susanti dan A’an Efendi, Hukum Penelitian (Legal Research),Jakarta:Sinar Grafika,2013.h.181.

(22)

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder meliputi buku-buku hukum yang ditulis oleh para ahli hukum , kamus hukum, ensiklopedia hukum, jurnal-jurnal hukum, disertasi hukum, tesis hukum, skripsi hukum, komentar undang- undang dan komentar putusan pengadilan, dan lain sebagainya.19 Bahan hukum sekunder yang penulis gunakan dalam melakukan penelitian ini meliputi buku-buku literature hukum, tulisan-tulisan hukum, maupun jurnal hukum yang relevan dengan permasalahan yang penulis teliti.

d. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah study kepustakaan (library research), yakni melalui penelaahan berbagai litelatur meliputi data sekunder seperti buku, yurisprudensi, litelatur, jurnal-jurnal hukum ,artikel yang memiliki keterkaitan dengan secara langsung dengan masalah yang sedang di teliti.

e. Teknik Analisi Data

Analisa data yang digunakan adalah metode analisa kualitatif. Dalam hal ini data yang diperloleh akan dianalisa dengan metode desktiftif amalisis, yaitu meliputi isi dan struktur hukum positif,yaitu suaty kegiatan yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan isi atau makna aturan hukum yang dijadikan rujukan dalam menyelesaikan permasalahan hukum yang menjadi objek kajian20

f. Teknik Penulisan

Pada penulisan ini, peneliti mengacu pada contoh proposal serta buku pedoman penulisan Skripsi Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

19 Dyah Ochtorina Susanti dan A’an Efendi,Penelitian Hukum (Legal Research), Jakarta:Sinar Grafika,2013.h. 182.

20 Zainudin ali, Metode PenelitianHukum,(palu:Sinar Grafika,2009) h.107.

(23)

g. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan dalam peneliti ini, maka peneliti menyajikan kedalam 5 bab yaitu :

Pada bab pertama merupakan pendahuluan ini memuat Latar Belakang, Identifikasi,Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Metode Penelitian Dan Sistematika Pembahasan.

Pada bab kedua ini akan membahas mengenai Tinjauaan Pustaka meliputi Kerangka Teori yang memuat teori-teori yang mendukung penelitian, kerangka konseptual dan tinjauan (Review) Kajian terdahulu

Pada bab ketiga ini akan fokus pada pembahasan penelitian penguraian mengenai metode penelitian, pendekatan penelitian, sistematika dan juga lokasi penelitian

Pada bab Empat merupakan pembahasan utama dalam penelitian yang berisi Bentuk perlindungan konsumen yang melakukan pinjaman online melalui aplikasi online dan upaya yang dapat dilakukan konsumen apabila terjadi sengketa demgan pemberi pinjaman terhadap kebocoran data.

Pada bab ini berisi hasil akhir dari penelitian berupa Kesimpulan dan rekomendasi sesuai dengan peneliti pokok bahasan yang dikaji oleh penulis.

(24)

15 BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG TINJAUAN DATA PRIBADI DAN PINJAMAN ONLINE

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ialah gambaran dari konsep-konsep khusus yang merupakan kumpulan dalam artian yang berkaitan dengan istilah-istilah yang akanditeliti atau yang akan diuraikan dalam sebuah karya ilmiah, bertepatan dengan uraian tersebut maka kerangka konsepual dalam penulisan ini adalah:

a. Tinjauan Tentang Data Pribadi dan Pinjaman Online

Penyalahgunaan data pribadi saat ini sangat marak terjadi di Indonesia, dengan bertanbahnya kebutuhan hidup manusia melakukan segala cara agar dapat bertahan hidup ditambhad dengan kondisi pandemic yang saat ini masih menjadi salah satu factor menurunya aktifitas ekonomi pada masyarakat. Hampir segala aktifitas berubah menjadi online seperti pembelajaran dan lain sebagainya ini juga didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi yang kian hari semakin canggih, dengam fenomena ini banyak pinjaman pinajam bertaburan dimulai dari aplikasi aplikasi penyedia jasa pinjaman konvensional seperti bank-bank maupun aplikasi pinjaman online resmi yang sudah banyak mendapatkan izin dari OJK maupun AFFI, tak kalah saing pinjaman berbasis online yang illegal pun semakin subur dimitani masyarakat yang memang memanfaatkan kesempatan ditengan sulitnya melakukan aktifitas ekonomi dikala pandemic seperti ini.

Namun dengan adanya Pinjaman Online yang illegal ini menjado masalah baru bagi masyarakat yang tadinya menjadi satu solusi sementara untuk memenuhi dapur malah menjadi satu kerugian baru yang harus diterima masyarakat jika tidak mampu membayar atau melunasi pinjaman

(25)

16

yang sudah disepakati oleh Kreditur dan Debitur sebelumnya maka para Kreditur harus menanggung resiko data privasinya disebar ataupun disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, bahkan ada juga kasus dimana Kreditur meminjam uang pada aplikasi pinjaman online yang taat dan membayar lunas kewajibanya serta bunga nya masih saja data privasinya disalahgunakan seperti diteror dengan ancaman disebarkan data privasi yang semestinya tidak boleh disebarkan. Hal tersebut menjadi ironi bagi peneliti dimana Kreditur mendapatkan banyak sekali kerugian dari pada keuntungan dari hasil meminjam uang secara online melalui aplikasi Pinjaman Online illegal, masalah lainya juga harus dirasakan Kreditur adalah mereka kebingungan untuk melaporkan atau mengambil sikap harus bagaimana menyelesaikan masalah tersebut yang hasilnya banyak Kreditur yang sudah melakukan dan menjalankan kewajibanya membayar hutang dan tunggakan, harus membayar dua kali karena takut data privasi mereka tersebar luas, ketidaktahuan landasan hukum yang melindungi data privasi Kreditur yang melakukan pinjaman secara online tidak mudah di akses dan dimengerti oleh kebanyakn masyarakat kita, serta pengetahuan untuk membedakan antara pinjaman berbasis online yang illegal dan yang legal pun terkadang masyarakat atau seorang Kreditur masih saja tidak tahu cara untuk membedakanya, ditambah desakan kebutuhan hidup membuat seorang Kreditur tidak mampu untuk berfikir panjang mengenai hal-hal tersebut.

a. Data Privasi (Pribadi)

Data privasi adalah kebebasan umum yang sangat di perlukan , karena menerangkan otonomi atau kekuatan manusia, dijamin oleh hukum Internasional, teritorial dan publik, dan merupakan hukum kebebasan dasar yang didelegasikan (keamanan disebut nondisclosure dalam gagasan perlindumganyang tidak dapat diganggu oleh orang lain).Itulah alasan hukum memandang bahwa orang membuat batasan dan

(26)

17

melindungi hidup dari campur tangan orang lain. Pengaturan perlindungan akan memberikan individu pilihan untuk tawar-menawar dengan semua orang di sekitar mereka dan bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar mereka. istilah "Privasi" membantu menemukan siapa yang memiliki akses kepada saluran orang lain, titik korespondensi, dan fleksibilitas dan rasa hormat individu. Menjadi dorongan utama yang kokoh untuk mengakui kebebasan dari masalah hukum negara ini, agama, dan tindakan seksual yang mengejutkan. Hak atas kepastian diri, hak atas kesempatan artikulasi dan hak atas perlindungan adalah hak-hak dasar yang menjadikan kita manusia.

Pemilahan dan penyebaran informasi individu merupakan pelanggaran terhadap keamanan individu, mengingat fakta bahwa hak atas perlindungan mencakup pilihan untuk memilih, memberi atau tidak memberikan informasi individu. Di period information ini, information mengambil bagian penting dalam keberadaan manusia. Informasi individu juga merupakan sumber daya atau produk bernilai uang tinggi.

Selain itu, ada hubungan antara tingkat kepercayaan dan kepastian informasi kehidupan individu tertentu. Tragisnya, saat ini tidak ada pengaturan hukum khusus untuk jaminan keamanan informasi individu, yang telah mendorong banyak contoh pelanggaran hak perlindungan informasi individu.

Menurut Westin, keamanan adalah hak orang, pertemuan, atau asosiasi untuk menyimpulkan apakah akan mengungkap informasi tentang mereka ke pertemuan yang berbeda. Melalui kemajuan dalam inovasi, informasi individu dapat diperoleh, disiapkan, dikumpulkan dan dikendalikan dengan cepat dan murah. Westin menambahkan bahwa hak atas rasa aman tidak serta merta, mengingat ada komitmen sosial yang harus.dipikirkan21.

21 Sinta Dewi, Aspek Data Pribadi Menurut Hukum internasional, Regional dan Nasional(Bandung :PT Refilika Aditama Tahun 2015), hlm3.

(27)

18

b. Pengertian dan Ruang lingkup Pinjaman Online (Pinjol)

Pinjaman Online juga dikenal sebagai pinjol adalah pinjaman tanpa agunan atau tanpa menyertakan sumber daya yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman. Umumnya kredit online bekerja dengan organisasi P2P (peer to leanding) Advancing atau lembaga keuangan berbasis aplikasi. Pinjol mungkin sebuah produk keuangan yang paling terkenal karena cara terbaik untuk mengajukan permohonan pinjaman sangat pragmatis.Debitur hanya perlu mengajukan kredit melalui situs organisasi P2P (Peer to leanding) atau aplikasi fintech yang menawarkan jenis bantuan,pinjaman yang memberikan administrasi uang muka online segera cair dalam hitungan menit meskipun harus terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) . OJK merupakan organisasi otonom yang mempunyai kapasitas, tugas, dan kedudukan untuk mengarahkan, mengatur, mengkaji, dan memeriksa segala kegiatan di bidang administrasi moneter, termasuk kredit on the web.

Sepanjang tahun 2020 saja, OJK menemukan lebih dari 200 organisasi fintech startup P2P(Peer to leanding) yang melanggar hukum.

Kehadiran fintech gelap tentu meresahkan karena tidak berkekuatan hukum, tidak adanya keterbukaan pada Debitur, bunga yang terlalu tinggi, cenderung adanya kebocoran data, dan terlebih lagi dimanfaatkan sebagai sarana penipua bagi pemberi pinjaman, pinjaman online yang menagih secara tidak manusiawi bisa di pastikan bahwa hak tersebut ialah fintech ilegal yang tidak trdaftar di OJK Jadi, Ukuran aplikasi yang sederhana dan cepat adalah alasan orang- orang sangat menyukai pinjaman berbasis aplikasi online. Dikarenakan fintech yang menawarkan berbagai keuntungan dan salah satu contohnya seorang Debitur bisa meminjam uang hanya dalam kurun waktu 5 menit saja Jika dibandingkan dengan pinjaman ke bank, pengajuan pinjaman dapat dicairkan dengan cepat tanpa bingung dan tidak perlu datang ke kantor

(28)

19

cabang terdekat. hanya perlu menggunakan handphone android dan internet, Debitur dapat mengajukan permohonan tanpa sertifikasi dan persyaratan. Manfaatnya adalah,Debitur menghemat waktu dan tenaga karena interaksi dimungkinkan kapanpun dan dimanapun. Cukup memiliki KTP, kredit online dan masukkan catatan pemegang utang.

Salah satu alasan mengapa banyak orang mengajukan kredit langsung secara online adalah karena sangat mudah dan uang tunai dapat diperoleh dengan sangat cepat, yaitu antara 1-3 hari kerja. Hal ini mungkin karena tidak ada jaminan yang diberikan sehingga tidak memerlukan tindakan evaluasi sumber daya sebelumnya. Jadi semua informasi yang diberikan segera ditangani. Organisasi Fintech yang memberikan administrasi kredit online cepat cair tanpa ribet, harus mengikuti pengaturan OJK dalam POJK No. 77/POJK.01/2016.

Pengaturan ini mengarahkan batasan bunga dan denda dalam pelaksanaan bisnis kredit. Hanya saja, perluasan manfaat kredit yang tidak didaftarkan ke OJK bisa merugikan masyarakat.hal yang paling seirng terjadi adslah cara penagihan yang sangat intimidatif dan tidak manusiawi.

Penerimaan untuk memajukan apinjaman dengan kliennya sepenuhnya bergantung pada kontak telepon seluler. Tampaknya ada kemungkinan bahwa kontak dan keamanan Anda mungkin bocor ke pinajaman online. peminjam bisa mendapatkan akses dari riwayat telepon. Hal tersebut adalah salah satu kasus yang sering terjadi pada Debitur yang melarikan diri, mematikan nomor ponselnya, sengaja tidak membayar kewajiban, dan kegiatan yang merugikan lainnya dengan pinjaman awal. Meskipun kegiatan ini tidak sesuai dengan pedoman OJK, ada beberapa fintech (terutama yang gelap) yang mengajukan pelanggaran ini. Ketika ingin melakukan pinjaman aplikasi online, perusahaan fintech akan meminta banyak akses. Sebagian besar dapat mencakup tempat tinggal atau maps, nomor ponsel, lokasi SMS (yang

(29)

20

akan melihat SMS klien dari yang paling lama), foto, dan kartu identitas.

Ini bisa menjadi bahaya yang signifikan, terutama ketika Debitur terlambat membayar kewajiban. Peringatan dan tagihan untuk membayar kewajiban dapat dikirim melalui SMS dan nomor telpon yang tercatat.

Hal tersebut sangat berbahaya dan secara mengejutkan akan menelpon kontak orang terdekat, akan jauh lebih mengerikan jika mereka bisa mendapatkan semua informasi dekat rumah di ponsel untuk menakut- nakuti dan mengirimkan bahaya kepada Debitur atau orang-orang terdekat, Kemungkinan ponsel disadap sedangkan bahaya lain yang harus Debitur pertimbangkan yaitu kemungkinan informasi pribadi di ponsel, seperti foto dan rekaman, juga akan bocor ke organisasi fintech.

Biaya pinjaman yang sangat tinggi dan denda yang sangat besar dari hari ke hari adalah dua masalah paling umum bagi klien pinjaman online. Terutama jika Debitur terlambat membayar kewajiban atau tidak dapat mengembalikan uang muka. Bayangkan jika denda setiap hari mencapai Rp 50.000 setiap hari dan preminya lebih dari 62% dari kredit utama. Bahaya semacam ini sering terjadi pada penyelenggara fintech gelap yang belum mendapat izin dari OJK. Bahaya lain yang harus Anda pertimbangkan adalah ditipu. Hal ini dapat terjadi pada layanan kredit tunai online tanpa sertifikasi dan persyaratan yang tidak jelas dalam hal pendapatan, denda, atau pengeluaran lainnya. Jadi pastikan Aplikasi Pinjaman online terdaftar di OJK dan jsudah jelas berbadan hukum. bahwa begitu nomor kontak dimasukkan dalam aplikasi fintech, keamanan individu dapat dicurahkan dalam fintech.

Karena mereka memiliki inovasi untuk membobol kontak dan individu terdekat Debitur, media yang Debitur akses, rekaman dan informasi individu lainnya, foto, dan area. Meski didelegasikan pelanggaran, masih banyak fintech yang menyelesaikan pelatihan ini. Naiknya kebutuhan aset kredit online di masa pandemi virus corona membuat organisasi fintech menjamur. Orang juga salah kaprah dalam mencari pinjaman

(30)

21

online yang bisa dibayar secara bergilir karena tidak tahu fintech mana yang sudah terdaftar di ojk dan belum terdaftar di ojk. Salah satu ciri fintech lending yang melanggar hukum adalah bunga yang terlalu tinggi, jangka waktu pembayaran yang biasanya akan singkat, dan mengharuskan semua akses ke informasi kontak menjadi ancaman saat mengurus.22

c. Financial Technology ( Fintech )

Bersamaan dengan pergantian peristiwa yang cepat dan perkembangan inovasi data, yang merupakan salah satu alasan perubahan dalam latihan keberadaan manusia di berbagai bidang yang secara langsung berdampak pada pengenalan jenis aktivitas baru yang sah23

Fintech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kemajuan terkini di bidang jasa keuangan. Ini telah menjadi bagian dari dunia perusahaan baru di bidang jasa keuangan, yang berencana untuk membantu merampingkan kemajuan cepat inovatif seperti hari ini dengan tujuan untuk membangun kecukupan dan produktivitas jasa keuangan. Dengan hadirnya fintech, mulai dari cara pembayaran, transfer, penggalangan dana, kredit hingga sumber daya para eksekutif, sangat baik dapat dipercepat dan disingkat dengan menggunakan kemajuan inovatif.

Melihat hal tersebut, tidak mengherankan jika fintech dengan cepat mengubah gaya hidup masyarakat, terutama bagi individu yang terkait dengan inovasi dan uang. Fintech tidak hanya membawa manfaat besar bagi bisnis baru, namun fintech juga dapat memperluas daya guna dan gaya hidup individu. Bisa dicontohkan, saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan besar baru yang kemudian melebarkan sayapnya untuk membuat kemajuan trader, dimana dengan vendor-vendor ini mereka memanfaatkan sistem cicilan ringan on charge dan sistem cicilan kredit. Selain itu, ada bisnis baru di bidang tekfin yang sedang

22 https://www.qoala.app/id/blog/keuangan/kredit/penjelasan-apa-itu-pinjol/ diakses pada: 7 September 2021 Pukul 20.00 WIB

23 Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik (Jakarta: Rineka Cipta.2009); 5

(31)

22

mengembangkan struktur keuangan saat ini yang dapat memperluas daya utilisasi individu. Tak hanya itu, di Asia Tenggara, kehadiran tekfin memiliki peran penting dalam upaya meringankan kemiskinan yang hingga saat ini telah menyentuh lebih dari 600 juta orang. Sumber daya ini digunakan untuk membujuk pendukung keuangan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kemajuan positif ini. Salah satu dampak positif dari kehadiran fintech adalah diperkenalkannya bitcoin. Karena bitcoin ini, dapat diterima bahwa lebih dari 2,5 miliar orang yang selesai menggunakan buku besar tetap dapat melakukan pertukaran uang yang berbeda tanpa hambatan, seperti transfer uang, pembayaran, dan lainnya.

Menyinggung masa adat yang datang seolah-olah membantu dan mematahkan keterpurukan masyarakat, justru menjadi siksaan. Hal ini dikarenakan adanya biaya bunga yang timbul pada setiap kredit.

Kehadiran fintech akhirnya menjawab minat akan kerangka pinjaman yang terbuka, lugas, kuat, dan efektif yang dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.24

a. Penyalahgunaan Identitas Pribadi

Pesatnya kemajuan teknologi saat ini dapat menggantikan hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh manusia, seperti pengumpulan informasi, penimbunan informasi, pemesanan informasi hingga dapat melakukan penelusuran informasi. Berangkat dari komponen penimbunan informasi, secanggih apapun inovasinya, akan didapat dengan sebuah kunci sebagai PIN atau kata rahasia yang hanya bisa dilakukan oleh sekelompok kecil orang dan memiliki pilihan untuk mendominasi. Ide penimbunan informasi akan digunakan sebagai metode untuk menyimpan informasi seseorang, atau untuk pertukaran menyimpan informasi klien yang besar dan kompleks.

Sementara ide penimbunan informasi klien, mengatakan bahwa

24 Dsc, pengertian fintech, manfaat, jenis, dan regulasi di Indonesia, https://dsc.id/Pengertian Fintech-Manfaat-Jenis-dan-Regulasi-di-Indonesia, diakses pada 2 Agustus 2021

(32)

23

klien memiliki pilihan untuk memutuskan apakah mereka perlu berdagang dengan orang lain atau yayasan atau tidak. Ini dicakup oleh undang-undang keamanan yang benar- benar menakjubkan karena mengidentifikasi dengan kebebasan umum.

Undang-undang perlindungan memasukkan langkah-langkah untuk memastikan keamanan informasi dan kondisi untuk memanfaatkan informasi seseorang. Menarik diri dari premis sah yang telah digambarkan di sub-bagian terakhir fokus, dengan jelas mengacu pada jaminan sisa sah tentang keamanan informasi klien sendiri. Ini termasuk hak yang diberikan kepada asuransi informasi individu selama jangka waktu sebelumnya. Hal ini penting mengingat fakta bahwa hal itu berhubungan langsung dengan kebebasan umum dalam hal keamanan pribadi. Jadi dengan asumsi hak ini diabaikan, peminjam memiliki hak istimewa untuk menentukannya melalui kasus atau non-penuntutan. Penyelesaian melalui gugatan dapat dicapai di wilayah hukum yang ditetapkan.

Untuk sementara, non-kasus dapat didokumentasikan dengan Otoritas jasa keuangan. Setelah itu, bank akan langsung dikutuk untuk diberikan teguran.

Hal di atas sangat penting untuk dilakukan mengingat fakta bahwa itu adalah untuk membangun kembali keadaan dan menjamin hak-hak peminjam yang diatur oleh pedoman yang relevan.

Serangkaian tuntutan yang panjang akan menaungi jalannya penuntutan, karena ini bukan hanya masalah bank yang merilis karakter tersebut, namun juga tuan rumah terkait dengan berbagai perkumpulan yang tidak berhak menggunakan karakter tersebut.

Hak atas jaminan informasi ini adalah kunci utama yang diberikan untuk menjaga privasi peminjam. Ini penting, mengingat untuk melakukan pertukaran, seseorang harus mengungkap semua karakter yang seharusnya menjadi hak milik pribadi. Lagi pula, apa pun yang dilakukan hari ini membutuhkan kepribadian yang tidak boleh

(33)

24

diganggu. Kesungguhan asuransi yang sah adalah untuk kerahasiaan dan keamanan pribadi, sehingga tidak mudah disalahgunakan dan tersebar.25

b. perlindungan data pribadi

Kemajuan mekanis telah menyentuh berbagai bagian kehidupan, termasuk bidang sosial. Pembaruan mekanis yang semakin dapat diprediksi menangani banyak kantor yang membantu bagian kehidupan, misalnya, akses mudah ke web. Dengan informasi dan PDA, itu sudah cukup sebagai cara untuk pergi ke seluruh planet ini, untuk menyambut orang-orang di berbagai wilayah di planet ini.

Mengenai karakter seseorang, kecepatan kesempatan telah memberikan metode yang aman dan lengkap untuk melakukannya.

Namun, ini menabrak entri langsung untuk mencapai masing-masing dari mereka, sehingga muncul pertanyaan tentang seseorang yang sangat luar biasa untuk menjaga privasi sebagian data yang terkandung dalam informasi. Sengaja atau tidak, saat menyimpan informasi atau karakter di kantor, jelas akan direkam dan setiap orang yang tahu cara masuk akan benar-benar ingin mengendalikannya tanpa masalah. Untuk menjawab ketakutan ini, dikembangkan kemajuan yang mengambil dan mengkloning kemampuan manusia, khususnya pencarian keamanan untuk pemeriksaan informasi. Ini adalah pengungkapan luar biasa yang tidak diantisipasi sebelumnya. Sehingga melalui hal ini, seseorang saat ini tidak perlu takut hak perlindungannya akan dibocorkan, mengingat hal ini memberikan peningkatan untuk membina

25 Syarparani, dkk, “Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Data Pribadi Di Media Elektronik (Berdasarkan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik), Vol 3, No 6, 2014.h.25.

(34)

25 keamanan hak-hak pribadi.26

Gagasan tentang hak-hak pribadi telah cukup lama disuarakan.

Pertama kali pada tahun 1890 yang dikemukakan oleh Samuel Warren dan Louis Brandeis melalui sebuah karya yang diberi nama

“The Right to Protection” dan dibubarkan oleh Harvard Law Audit.

Dalam karya luar biasa ini, Samuel dan Louis membela keangkuhan.

Selain itu, Samuel dan Louis juga menggarisbawahi bahwa hak ini harus dijamin dengan pengaturan sah yang sesuai. Hal ini penting karena secara tegas diidentifikasikan dengan kebebasan bersama.

Karena pertempuran Samuel dan Louis, hak pribadi telah dianggap sebagai ide yang signifikan, namun definisi yang tepat belum ditemukan. Ada banyak negara yang perlu menganggap asuransi informasi sebagai suatu yang mapan sebagai habeas informasi, yang merupakan salah satu hak orang untuk memperoleh keamanan informasi dan pilihan untuk mengatasi informasi yang salah.

Kualitas seperti administrasi yang wajar, pemahaman, keaslian yang sah dan anti pemisahan adalah sesuatu yang secara tegas terkandung dalam jaminan informasi. Indikasi jaminan informasi memiliki makna yang kuat di satu sisi untuk memperhatikan perlindungan orang lain dan keluarga. Komponen penting dari masalah bisnis saat ini perkembangan data adalah adanya pedoman administrasi keamanan informasi. Organisasi saat ini umumnya akan memanfaatkan dorongan dalam inovasi data yang pada akhirnya menimbulkan rasa takut standar, misalnya, kontrol informasi yang mencakup pembagian informasi klien, termasuk penggalian informasi dan pemulihan informasi, membuat profil klien, menyatukan penyiapan informasi di seluruh dunia, dan bisnis

26 Ni Nyoman Ari Diah Nurmantari dan Nyoman A. Martana, Skripsi : “Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Peminjam Dalam Aplikasi Pinjaman Online, 41.

(35)

26

lainnya.27 Pengukuran. Dengan cara ini, sangat penting untuk memiliki jaminan yang sah yang dibenarkan untuk perlindungan.

Jaminan yang sah adalah memberikan jaminan atas kebebasan dasar yang telah disakiti oleh orang lain dan jaminan ini diberikan kepada daerah setempat agar mereka dapat mengambil bagian dalam setiap hak yang diberikan oleh hukum.28

27 Mohammad Ramabayu Sutan Hassanudin Yusuf, “Perlindungan Hukum Data Pribadi Pengguna Aplikasi Pinjaman Dana Financial Technology” (Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945),h.32.

28 Sinta Dewi, Konsep Perlindungan Hukum Atas Privasi Dan Data Pribadi Dikaitkan Penggunaan Cloud Computing Di Indonesia, Vol 5, No.1, 2016; 25

(36)

27 B. Kerangka Teoritis

Kerangka teori sangat crucial dalam realitasnya dalam ilmu pengetahuan yang sah, karena teori sebagai suatu gagasan yang akan menjawab suatu persoalan yang terjadi. Kerangka teori Para ahli materi pelajaran sepakat, hal itu dianggap sebagai suatu implikasi yang dapat memberikan sinopsis tentang bagaimana memahami suatu persoalan di setiap bidang dalam ilmu yang sah.29 Sehubungan dengan penggambaran di atas, maka, pada titik itu, struktur hipotetis dalam komposisi ini, menjadi spesifik.

1. Perlindungan Hukum

Pasal 1 angka 3 UUD 1945 menyatakan bahwa Indonesia adalah Negara Hukum. Dengan ini, negara menjamin hak-hak istimewa yang sah bagi penduduknya dengan memberikan perlindungan hukum yang sah yang telah menjadi hak warga negara indonesia.

Sebagaimana dikemukakan oleh Satjipto Raharjo, perlindungan hukum adalah suatu usaha untuk memilah-milah kepentingan yang berbeda di arena publik agar tidak terjadi benturan kepentingan dan dapat mengambil bagian dalam setiap hak yang dianugerahkan oleh undang- undang. Disortir diselesaikan dengan membatasi minat tertentu dan menawarkan kapasitas kepada orang lain dengan cara yang dapat diukur.30

Menurut M Isnaeni Pada dasarnya Perlindungan Hukum itu dibagi menjadi dua bagian (1) Perlindungan Hukum Internal Dan (2) Perlindungan Hukum Eksternal. Perlindungan Hukum Internal Pada hakikatnya ialah Perlindungan yang dibuat oleh kedua belah pihak ketika melakukan perjanjian di awal Pinjam meminjam dimana ketika merumuskan dan menentukan klusa- klausa kontrak kedua pihak menginginkan agar kepentingannyaterakomodir dengan baik atas dasar dua kesepakatan demikian juga resiko diusahakan dapat ditangkal lewat pemberkasan yang

29 Iahak, Dasar-Dasar Ilmu Hukum,( Jsksrta: Sinar Grafika,2018),h.204.

30 Luthvi Febrika Nola,Upaya Perlindungan Hukum Secara Terpadu Bagi 2016,Negara Hukum).h.40Tenaga Kerja Indonesia tki,(Jakarta:Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.h.23.

(37)

28

dikemasatas dasar sepakat pulasehingga dengan ini kedua pihak mendapatkan perjanjian yang berimbang atas persetujuan bersama yang artinya mereka mempunyai bargaining power yang setara. Sedangkan Perlindungan Hukum Eksternal yang dibuat oleh Pengangku Kebijakan dalam halk ini adalah Pemerintah lewat regulasi bagi kepentingan pihak yang lemah sesuai dengan hakikat aturan perundang undangan yang tidak boleh berat sebelah yang bersifat memihak salah satu, secara propolsional juga diberikan perlindungan hukum yang seimbang sedini mungkin kepada pihak lainya agar tidak ada yang dirugikan ketika terjadi sengketa antara kedua belah pihak.

Pengertian perlindungan hukum itu sendiri ialah suatu perlindungan yang diberikan terhadap subyek hukun dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban,kepastian, kemanfaatan dan kedamaian

2. Kepastian Hukum

Menurut Sudikno Mertukusumo, keyakinan yang sah merupakan jaminan bahwa hukum dapat dijalankan dengan baik. Jelas hukum telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ini melebihi tempat untuk menyusun standar yang sah. Karena premis yang sebenarnya pada dasarnya adalah alasan hukum. Kepastian yang sah atas permintaan daerah ini secara tegas diidentikkan dengan kepastian itu sendiri dengan alasan bahwa inti permintaan akan membuat seseorang hidup dengan keyakinan dalam menyelesaikan latihan yang diperlukan dalam melakukan latihan kehidupan daerah itu sendiri.31

Kepastian hukum sangat penting untuk kualitas negara. Kondisi hukum

31 Muhammad Ridwansyah,Mewujudkan Keadilan,Kepastian dan Kemanfaatan Hukum dalam qanum Bendera dan Lambang Aceh,(Yogyakarta:Fakultas HUkum Universitas Gadjah Mada,2016,jurnal konstitusi).h.285.

(38)

29

sejauh yang kita ketahui adalah setiap kegiatan yang dapat diterima yang saat ini sedang berlangsung atau akan dilakukan oleh otoritas publik yang bergantung pada hukum. Demikian pula, individu yang dijamin oleh hukum harus bertindak sesuai prinsip yang jelas sehingga mereka dapat diandalkan untuk membimbing dan menjalankan hukum secara tegas. Otoritas publik juga harus setuju dengan hukum. Sebagai salah satu bagian dari kehidupan yang sah, kepastian hukum membutuhkan kepastian dalam hubungan antar individu di mata publik. Oleh karena itu, yang secara tegas diidentikkan dengan persoalan legitimasi adalah dari mana hukum itu berasal.32 Artinya hukum harus berasal dari sumber yang memiliki kedudukan yang halal dan dengan demikian melekat pada asuransi Debitur

Hukum perlindungan konsumen adalah premis dan memutuskan bahwa mengontrol dan memastikan pembeli dalam hubungan dan pasokan dan pemanfaatan barang-barang pembeli di antara pemasok dan pemanfaatannya di arena publik.33

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen adalah “segala upaya untuk menjamin kepastian yang sah untuk memberikan asuransi kepada pembeli”. Pasal 1 angka 1 UUPK, maka pada saat itu hukum informasi dicirikan sebagai keseluruhan standar dan aturan yang sah yang mengatur kepentingan pembeli. Untuk situasi ini, menyiratkan bahwa semua upaya untuk menjamin aksesibilitas hukum difokuskan pada pelanggan yang selama ini kurang diperhatikan dalam hubungannya dengan pembuat.34

Sebenarnya hunungan umum antara konsumen dengan pelaku usaha pada umumnya terjadi adanya kebutuhan akan barang dan atau jasa tertentu, hubungan hukum antara konsumen dan pelaku usaha lebih sering dilakukan secara lisan (perjanjian Lisan) hubungan antara produsen (pelaku usaha)

32 Rahardjo,pengantar hukum,yogyakarta,h.81.

33 Kurniawan,Hukum Perlindungan Konsume:Problematika kedudukan dan Kekuatan Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Universitas Brawijaya Press,2011,h.42.

34 Dr.Abdurahman Konoras, Jaminan Produk Halal Di Indonesia Presfektif Hukum Perlindungan Konsumen, )Depok, PT RajaGrafindo persada,2017),h.13-16.

(39)

30

dengan konsumen biasanya dilaksanakan dalam rangka terjadinya suatu transaksi, adapun sanksi yang tegas terhadap pelaku usaha yang melakukan wanprestasi diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentantang perlindungan konsumen berupa sanksi administrasif,sanksi pidana penjara dan denda serta sanksi pidana tambahan karena pelaku usaha melalaikan tanggung jawabnya dan melakukan larangan-larangan yang telah disebutkan dalam pasal 8 sampai dengan pasal 18, dan juga yang disebutkan dalam pasal 62 ayat (1)”ancaman pidana pelaku usaha yang melanggarlarangan tersebut adalah pidana penjara paling lama lima tahun(5 tahun ) atau pidana denda paling banyak Rp.2.000.000.000,00 ( dua miliar rupiah). Maka dari itu sebaiknya para pelau usaha lebih memperhatikan lagi mengenai hak-hak konsumen agar nantinya tidak terjadinya kerugiaj pada konsumen.karena konsumen sudah dilindungi oleh undang-undang.

(40)

31 BAB III

DASAR HUKUM PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DARI PENYALAHGUNAAN PIHAK LAIN

Manfaat inovasi dan data dapat dirasakan baik dalam bidang persekolahan maupun ekonomi dan lain-lain, hal yang berkaitan dengan peningkatan ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, dll yang dapat dengan mudah diperoleh, sehingga miliaran bahkan triliunan data bisa didapatkan dengan cepat. . Di bidang pekerjaan, administrasi banyak informasi dapat diawasi dengan tepat, cepat, layak dan produktif dan membatasi kesalahan.35

Namun peningkatan inovasi dan data memberikan manfaat sekaligus motivasi terhadap isu-isu yang dapat merugikan masyarakat, seperti penyalahgunaan informasi, pembobolan informasi individu, transaksi informasi individu, pemerasan dan lain-lain. Para bisnis atau administrator kerangka kerja elektronik dapat mengumpulkan informasi individu dari klien atau klien yang akan datang terputus atau di web, di mana informasi lanjutan dapat dipertukarkan tanpa informasi dan persetujuan dari pemilik informasi atau disalahgunakan (untuk tujuan selain memberikan, mengirimkan informasi individu terkomputerisasi) , juga dapat terjadi bahwa informasi individu terkait disita, diambil (diretas) oleh pihak luar atau orang ketiga.

Dengan penyalahgunaan informasi individu, sangat mungkin terlihat bahwa ada kekurangan kerangka kerja, tidak adanya pengawasan, sehingga informasi yang dekat dengan rumah dapat disalahgunakan dan membawa kemalangan bagi pemilik informasi. Penyalahgunaan, perampokan, penawaran informasi individu merupakan pelanggaran hukum di bidang inovasi data dan juga dapat diklasifikasi sebagai pelanggaran kebebasan umum,karena informasi individu penting untuk kebebasan dasar yang harus diamankan, dengan cara seperti itu ada beberapa

35 Sehat Maruli Tua Situmeang,Penyalahgunaan Data Pribadi Sebagai Bentuk Kejahatan Sempurna Dalam Presfektif Hukum Siber,vol 27,No 1 (2021) ,h.39.

(41)

contoh data informasi individu,pinjaman online yang mana proses transaksinya mengisi data secara online namun bila ada keterlambatan pembayaran tidak jarang kreditur menggunakan jasa kolektor (DC) untuk melakukan semacam intimidasi pada Debitur,keluarga Debitur, tempat kerja Debitur atau bahkan dapat mengakses data pribadi dari handphone debitu rdengan tujuan meng intimidasi lalu menyebarluasakan data pribadi Kreditur.

A. Dasar Hukum Perlindungan Data Pribadi di Indonesia

1. Uundang-undang No 19 Tahun 2016 Perubahan Atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Menurut Hukum Informasi dan Transaksi Elektronik ini telah diatur dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas undang- undang No.11 Tahun 2008 tentanfg informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).Undangf-undang Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-undang, baik yang sedang berada di wilayah Indonesia maupun diluar indonesia36

Pasal 26 ayat (2) UU ITE membuka peluang untuk mencatatkan gugatan bagi siapa saja yang haknya disalahgunakan sehubungan dengan persetujuan klien informasi individu.Dalam Pasal 26 ayat (3) dan (4) UU ITE, diarahkan opsi untuk diabaikan, yang juga disebut opsi untuk diabaikan. Selanjutnya adalah teks pasal: "(3) Setiap Penyelenggara Kerangka Kerja Elektronik berkomitmen untuk menghapus Data Elektronik yang tidak material serta Catatan Elektronik yang berada di bawah pengaruhnya sesuai dengan Perorangan yang bersangkutan bergantung pada (4) Setiap Penyelenggara Kerangka Kerja Elektronik wajib memberikan komponen untuk menghapus Data Elektronik dan/atau Arsip Elektronik yang saat ini tidak signifikan sesuai dengan pengaturan peraturan perundang-undangan. (5) Pengaturan mengenai teknik penghapusan Data

36Syafrudin makmur,Hukum Transaksi Elektronik.(Bogor:Staini Press,2021).h.1.

Referensi

Dokumen terkait

Semakin dibutuhkan tuntutan mental pada pekerjaan tersebut semakin tinggi derajat skor yang didapatkan, selain itu apabila tuntutan mental tersebut dapat

Penggunaan sudut pandang dalam sebuah novel mungkin saja lebih dari satu teknik. Pengarang dapat berganti dari satu teknik ke teknik yang lainnya.

Maksud dari penlitian ini adalah untuk menggali, mencari serta memperoleh data dan informasi mengenai apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen

Indek kepuasan masyarakat / pasien terhadap pelayanan instalasi rawat inap, rawat jalan, farmasi, radiologi dan laboratorium di suatu rumah sakit swasta di purwokerto

Selain itu rata-rata masyarakat Surabaya mengakses internet melalui smartphone lebih dari lima jam per hari (APJII). Penelitian ini menggunakan Teori Encoding Stuart

- Pengamatan mulai dilakukan dan bahan dari inertia chasiss dynamometer diatur dengan membuka katup bahan bakar masuk sampai mesin menunjukan putaran yang

Beberapa jenis aktinomisetes memiliki kemampuan dalam mengurai selulosa menjadi glukosa yang dapat dimanfaatkan oleh mikroba lain, sehingga sangat membantu dalam proses daur

Melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh nilai sig sebesar 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,05 dan nilai T diketahui sebesar 1,521,