• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS فؼ ي ت / MAF UL BIH / DALAM SURAH ٠ س / YAᾹSIN / SKRIPSI SARJANA OLEH : SITI FATIMAH SIREGAR ( )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS فؼ ي ت / MAF UL BIH / DALAM SURAH ٠ س / YAᾹSIN / SKRIPSI SARJANA OLEH : SITI FATIMAH SIREGAR ( )"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ٗت يٛؼفِ / MAF’UL BIH / DALAM SURAH س٠ / YAᾹSIN /

SKRIPSI SARJANA OLEH :

SITI FATIMAH SIREGAR ( 150704010 )

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

ANALISIS ٗت يٛؼفِ / MAF’UL BIH / DALAM SURAH س٠ / YAᾹSIN /

SKRIPSI SARJANA OLEH :

SITI FATIMAH SIREGAR ( 150704010 )

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)

ANALISIS ٗت يٛؼفِ / MAF’UL BIH / DALAM SURAH س٠ / YAᾹSIN / SKRIPSI SARJANA

O L E H

SITI FATIMAH SIREGAR NIM: 150704010

Pembimbing

Khairawati, M.A., Ph.D NIP.19630211 198903 2 001

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA dalam Bidang Ilmu Sastra Arab

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(4)

Disetujui Oleh:

PROGRAM STUDI SASTRA ARAB FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Ketua, Sekretaris,

Dra.Rahlina Muskar Nst, M.Hum.,Ph.D Drs.Bahrum Saleh, M.Ag NIP. 196112161987032001 NIP.1962091919990031003

(5)

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk melengkapi salah satu syarat ujian SARJANA SASTRA Dalam Ilmu Bahasa Arab pada Fakultas Ilmu Budaya Medan, pada:

Tanggal : Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU Dekan,

Dr.Budi Agustono, M.S NIP.196008051987031001

Panitia ujian

No. Nama Tanda tangan 1. Khairawati, M.A., Ph.D ( )

2. Dra.Rahlina Muskar Nst.M.Hum., Ph. D ( )

3. Dr.Rahimah, M.Ag. ( )

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepenjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah dituliskan atau diterbitkan orang lain kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka.

Apabila pernyataan yang saya perbuat tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, 3 Juni 2019

SITI FATIMAH SIREGAR 15070401

(7)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapkan khadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISISٗت يٛؼفِ/ MAF’UL BIH / DALAM SURAHس٠/ YAᾹSIN /”, sebagai suatu karya tulis dalam memenuhi tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sastra (S.S) pada Departemen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Medan.

Shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi, disebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritikan dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca khususnya para peminat bahasa Arab.

Medan, 3 Juni 2019 Peneliti,

Siti Fatimah Siregar 150704010

(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama penulis mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada hamba-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Begitu pula, salawat dan salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk ke jalan yang diridhai-Nya.

Pada kesempatan ini, perkenankankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D., selaku Dekan I, Ibu Dra.Heristina Dewi, M.Pd., selaku Wakil Dekan II, dan Prof. Dr.Ikhwanuddin Nasution, M.Si., selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Rahlina Muskar Nst, M.Hum, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen penguji yang telah memberikan banyak kritik, dan saran yang membangun.

Bapak Drs.Bahrum Saleh M.Ag., selaku Sekretaris Program Studi Bahasa Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ummi Khairawati, M.A.,Ph. D selaku Dosen Pembimbing peneliti yang penuh perhatian telah memberikan nasehat, bimbingan, arahan, serta ikhlas meluangkan tempat, waktu,tenaga, dan pikirannya yang penuh perhatian dan kesabaran untuk membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul , Analisis

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf‟ul bih / dalam surah س٠ / Yaāsin/. Terima kasih sebesar-besarnya Kepada Ummi, semoga Ummi diberi kesehatan dan keselamatan dan dalam lindungan oleh Allah SWT.

(9)

4. Dr. Rahimah, M.Ag selaku dosen penguji dan pengajar dengan penuh perhatian, serta kasih sayang, yang telah membantu dalam proses penelitian ini hingga selesai tepat pada waktunya.

5. Ibu Dra. Kacar Ginting, M.Ag., selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah memberikan semangat, motivasi, nasihat , dan dengan ikhlas meluangkan waktu,tenaga dan pikiran bagi peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Seluruh staf Pengajar Program Studi Bahasa Arab dan staf Pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan banyak ilmunya semenjak peneliti terdaftar menjadi mahasiswa Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Kak Fitri selaku Staf Administrasi Program Studi Bahasa Arab Universitas Sumatera Utara yang sudah membantu peneliti dalam hal administrasi.

8. Paling tercinta dan teristimewa untuk kedua orang tua peneliti, Ayahanda Marwatul Hakim Siregar dan Ibunda Siti Aminah yang telah membesarkan dan mendidik peneliti dengan seluruh kesabaran, kegigihan, dan perjuangan dan memberikan dukungan moril ataupun materil yang tidak terhingga nilainya hingga peneliti dapat menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana. Terima kasih atas dukungan dan doa-doa yang tidak pernah putus Ayahanda dan Ibunda panjatkan kepada Allah SWT. Serta motivasi dan semangat yang tiada hentinya Ayahanda dan Ibunda sampaikan. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan, kesempatan, dan keselamatan dan dalam lindungan Allah SWT kepada Ayahanda dan Ibunda.

9. Abang-abang dan kakak-kakak tersayang Abdul Muthalib Siregar dan Eli Saputri Nasution, Siti Khadijah Siregar dan Suryadi, Nurhayati Siregar dan Muhammad Khairul Bakti Pohan, Herliana Siregar dan Muhammad Abduh Ritonga, Ahmad Ridwan Siregar dan Siti Aisyah, serta adik-adik tersayang Hamidah Siregar dan Ahmad Sanusi Siregar, dan seluruh keluarga besar peneliti yang telah memberikan doa, bantuan, dan

(10)

semangat kepada peneliti sehingga skripsi ini selesai dengan dan peneliti dapat mencapai gelar sarjana. Terima kasih atas motivasi,doa,dukungan, dan hiburannya kepada peneliti selama ini.

10. Terkhusus Alpian Syah Putra Pohan yang selama ini telah setia menemani peneliti di saat senang maupun susah, yang mampu meluangkan waktunya untuk membantu peneliti dari awal pembuatan sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Dan selalu bersedia memberikan dukungan, motivasi dan doa sehingga peneliti terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman curhat dan seperjuangan sekaligus sahabat MTS dan MAS terkhusus Fitri Aprilia yang telah menerima keluh-kesah peneliti, serta selalu memberi semangat,motivasi,doa,bantuan dari awal hingga akhir.

12. Saudara seperjuangan Sastra Arab 2015, Dinda, Dila Nst, Syifa, Alfi, Saila, Seftia,Dira, Irna, Jusmine, Desi, kak Putri,Eka,Khairani, Sita,Baity ,Dila Jawa dan kawan-kawan seperjuangan lainnya yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, terima kasih telah menjadi bagian dari hidup peneliti, semoga semua sukses dan persaudaraan kita tetap terjaga.

13. Para alumni Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara terkhusus Abangda Wira,Kak Reni, Kak Isnaini, Kak Stefanny, Kak Maya, terima kasih selalu menjawab segala pertanyaan peneliti di setiap jam, menit, detik, dengan sabar melalui pesan singkat sehingga terselesainya tulisan peneliti ini yang berjudul analisis

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin.

14. Teman-teman MAS Widya, Heriyatik, Miah, Susi, Damayanti, Riani, Riska dan lainnya yang tidak bisa dituliskan satu persatu, semoga kita sukses dan persahabatan kita tetap terjaga.

15. Teman-teman KKN Simalungun Desa Sirube-rube , khususnya Sofiah dan Agnes, Terima kasih atas dukungan dan doa kalian.

(11)

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendoakan peneliti sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini, semoga Allah SWT selalu memberikan perlindungan-Nya. Aaminn ya rabb al-„alaminn.

Medan, 3 Juni 2019 Peneliti,

Siti Fatimah Siregar 150704010

(12)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

UCAPAN TERIMAH KASIH...ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR SINGKATAN ...ix

ABSTRAK...x

PEDOMAN TRANSLITERASASI ARAB-INDONESIA...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah.. ...4

1.3 Tujuan Penelitian...4

1.4 Manfaat Penelitian...4

1.5 Metode Penelitian...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Terdahulu...6

2.2 Landasan Teori...7

2.2.1 Kategori

خٌُِٔا

/al-kalimatu /‟kata‟/...7

2.2.2 Pengertian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ulun bih /...,,....8

2.2.3 Syarat

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih /...,,..9

2.2.4

ٚث ٍٞؼلُٔا ّبـها

/aqsāmu Al-maf’ul bih/ pembagian maf’ul bih /...11

2.2.5

ٚث ٍٞ ؼلٓ ةاغػلاا خٓلاػ

/’alāmatu al-i’rab maf’ul bih/ „tanda-tanda i’rabmaf’ul bih/...14

(13)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil...20`

3.2 Pembahasan...21

3.2.1 Pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/pada

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / berupa

خ٣غص ْؿئ

/ isim śariḥ / di dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin /...22

3.2.1.1

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir /...22

3.2.1.2

َصزٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun muttaśilun /...29

3.2.1.3

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun munfaśilun /...35

3.2.2 Pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/pada

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / berupa

خ٣غصغ٤ؿ ْؿا

/isim gairu śariḥ / di dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin /...40

3.2.2.1

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/ muawwal ba’da harfin maśdariyyin/...40

3.2.2.2

عٝغجّٓٝغج

/jarrun wa majrūrun/...42

3.2.3 Pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih/ pada

خ٤ٔؿئ خِٔج

/jumlah ismiyyah/

berupa خ٣غص ْؿا

/ isim śariḥ/di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin /...46

3.2.3.1

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir /...46

3.2.3.2

َصزٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun muttaśilun /...47

3.2.3.3

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun munfaśilun /...48

(14)

3.2.4 Pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / pada

خ٤ٔؿئ خِٔج

/ jumlah ismiyyah/ berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairuśariḥ/di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin /...49 3.2.4.1

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/ Muawwal ba’da harfin

maśdariyyin/...49 3.2.5

ٚث ٍٞؼلٓ ةاغػلاا خٓلاػ

/’alāmatu al-i’rab maf’ul bih / „tanda -tanda i’rab maf’ul bih /...50

3.2.5.1 Kasrah pada tempat Jama’ muannas salim di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin/...50

3.2.5.2 Ya pada tempat isim tasniyah di dalam dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / ...51

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ...52 4.2 Saran...53 DAFTAR PUSTAKA...54 LAMPIRAN 1

LAMPIRAN 2

(15)

DAFTAR SINGKATAN

SWT : Subhanahu Wa Ta‟ala SAW : Shalallahu „Alaihi Wasallam USU : Universitas Sumatera Utara FIB : Fakultas Ilmu Budaya

(16)

ABSTRAK

Siti Fatimah Siregar, (150704010) 2019 Analisis

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin / .

Penelitian ini membahas tentang

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / . Permasalahan yang diteliti adalah pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / dan tanda i’rabnya dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin /. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memaparkan pembagian, dan tanda i’rab,

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih /.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dan menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendapat Al- Ghulayaini (2013), Ni‟mah (t.t), dan Araa‟ni (2014) sebagai landasan teori. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 67)

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin /. Ada 2 (dua) pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿا

/isim śariḥ /pada

خّ٤ِؼك خِٔج

/jumlah fi’liyyah

/

dalam bentuk yaitu:

غٛبظ ْؿا

/isim zāhir/ terdiri dari 19 kata,

َصزٓغ٤ٔض

/ḍamirun muttaśilun terdiri dari 11 kata /,

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ḍamirun munfaśilun / terdiri dari 10 (sepuluh) kata . Adapun 2 (dua) pembagian /

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/ berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ/

pada

خّ٤ِؼك خِٔج

/jumlah fi’liyyah/ dalam bentuk yaitu:

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/muawwal ba’da ḥarfin maśdariyyin /terdiri dari 2 (dua) kata,

عٝغجٓٝغج

/ jarrun wa majrūrun / terdiri dari 8 (delapan). Kemudian, peneliti menemukan pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿئ

/isim śariḥ / pada

خ٤ٔؿا خِٔج

/ jumlah ismiyyah/ yaitu:

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir/ terdapat 3 (tiga) kata dalam ayat:

33,40,41,

َصزٓ غ٤ٔض

/ḍamirun muttaśilun/ terdapat 1 (satu) kata dalam ayat: 69,

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun munfaśilun / terdapat 2 (dua) kata dalam ayat: 12,15.

Adapun

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ pada

خ٤ٔؿا خِٔج

/ jumlah ismiyyah/

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/ muawwal ba’da ḥarfin maśdariyyin / terdapat 1 (satu) kata dalam ayat: 82.

Selain tanda i’rab

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / fathah, peneliti juga menemukan tanda i’rab

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / di dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin / berupa alif dan kasrah

.

(17)

خ٣ض٣غجر حعٞص

راغ٠ز١س حّطاف ٟر١س ٥١١٤١٧١٥١ (

٩١٥٢ ) .ؾ٣ حعٞؿ ٢ك ٚث ٍٞؼلٓ َ٤ِذر

ٞٛ شذجُا اظٛ ٢ك خِئـُٔا .ؾ٣ حعٞؿ ٢ك ٚث ٍٞؼلٓ ٖػ شذجُا اظٛ

ٚٓبـهأ

ٝ, خٓلاػ

ٚثاغػئ بؿبٓأٝ . خكغؼُٔ ٢ٜك ٚز٣

ٝ خو٣غطث ٢ثبزٌٓ شذث شذجُا اظٛ .ؾ٣ حعٞؿ ٢ك ٚث ٍٞؼلٓ

( ٖ٤٣لاـُا خ٣غظ٘ث ٚ٤ك َٔؼزـر ٝ خ٤ل٤ً

( ٕأغُاٝ ,خٔؼُ٘ا ,) ٩١٥٢ ٢ٜك شذجُا خج٤زٗ بٓأٝ .) ٩١٥٧

( ضجٞر ٚ٤ك ٕأ .ؾ٣ حعٞؿ ٢ك ٚث ٍٞؼلٓ ) ٧٤

ضجٞر ٚث ٍٞؼلُٔا خّ٤ِؼك خِٔج

عٞؿ ٢ك ؾ٣ ح

ٖ٤٘صا

خ٣غص ْؿا ّبـهأ ٢ٛٝ ,

ٌَش ( غٛبظ ْؿئ ( َصزٓ غ٤ٔض ,) ٥٢

) ٥٥ ٝ ( َصل٘ٓ غ٤ٔض ) ٥١

.

ضجٞر ٚث ٍٞؼلُٔا خّ٤ِؼك خِٔج

ؾ٣ حعٞؿ ٢ك ْؿا ّبـهأ ٖ٤٘صا

غ٤ؿ خ٣غص

ٌَش ٢ٛٝ , ٍٝإٓ

ضؼث ( ١عضصٓ فغد ( عٝغجٓٝ ّغجٝ ,) ٩

٢ك خ٤ٔؿا خِٔج ضجٞر ٚث ٍٞؼلُٔا شذجُا ْص .) ٨

ٖ٤٘صا ؾ٣ حعٞؿ ( غٛبظ ْؿا ٌَش ٢ٛٝ ,خ٣غص ْؿا ّبـهأ

( َصزٓ غ٤ٔض ,) ٢ غ٤ٔض ٝ) ٥

( َصل٘ٓ

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا ؾ٣ حعٞؿ ٢ك خ٤ٔؿا خِٔج ضجٞر ٚث ٍٞؼلُٔا بٓا.) ٩ ضؼث ٍٝإٓ

فغد ( ١عضصٓ

ضجٞر شذجُا ,خذزلُا تصُ٘ا خٓلاؼث ٚث ٍٞؼلٓ ةاغػلاا خٓلاػٝ.) ٥ خٓلاػٝ

ٚث ٍٞؼلٓ ةاغػلاا ؾ٣ عٞؿ ٢ك

خٓلاؼث

ـٌُاٝ قُلاا

.حغ

(18)

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi Arab-Latin Berdasarkan SKB Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No.

0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

ا Alif - tidak dilambangkan

ة bā' B -

د tā' T -

س śā' Ś es (dengan titik di atas)

ط Jīm J -

ح ḥā' ḥ ha (dengan tititk di

bawah)

ر khā' K -

ص Dāl -

ط Żāl Ż zet (dengan titik di atas)

ع rā' R -

ػ Zai Z -

ؽ Sīn S -

ف Syīn Sy -

ص Śad ṣ es (dengan titik di

bawah)

ض ḍad ḍ de(dengan titik di

bawah)

ط ṭā' ṭ t(dengan titik di bawah)

ظ ẓā ẓ zet (dengan titik di

bawah)

ع „ain „ koma terbalik (di atas)

ؽ Gain G -

ف Fā F -

م Qāf Q -

ى kāf' K -

ٍ Lām I -

ّ Mīm M -

ٕ Nūn N -

ٝ Wāwu W -

ٙ hā' H -

Hamzah ' Apostrof

١ yā' Y -

(19)

B. Konsonan Rangkap

Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.

Contoh : خ٣ضٔدأ ditulis Ahmadiyyah C. Tā’ marbutāh di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan lain sebagainya.

Contoh : خػبٔج ditulis jamā‟ah Bila dihidupkan ditulis t

Contoh : ءب٤ُٝلأا خٓاغً ditulis karāmatul auliyā‟

D. Vokal Pendek

Fathah ditulis “a”: contoh: ؾً٘ ditulis kanasa Kasrah ditulis “i”: contoh: حغك ditulis fariḥa Dhammah ditulis “u”: contoh: تزً ditulis kutubun E. Vokal panjang

a. panjang ditulis “ā”: contoh: ّبٗ ditulis nāma i. panjang ditulis “ī”: contoh: ت٣غه ditulis qarībun u. panjang ditulis “ū”: contoh: عٞطك ditulis futūrun F. Vokal Rangkap

Vokal rangkap ١ (fathah dan ya‟) ditulis “ai”.

Contoh: ٖ٤ث ditulis baina

Vokal rangkap ٝ (fathah dan waw) ditulis “au”.

Contoh : ّٞص ditulis ṣaumun

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata Dipisahkan dengan apostrof ( ' )

Contoh : ْزٗأأ ditulis a‟antum H. Kata Sandang Alif +Lam

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al- Contoh : ٕاغوُاأ ditulis Al-Qur‟ān

2. Bila diikuti huruf syamsiah, huruf pertama diganti dengan huruf syamsiah yang mengikutinya.

Contoh : ؾٔشُا ditulis asy-syamsu

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya adalah merupakan ciptaan Allah SWT. yang paling sempurna dibanding dengan makhluk lainnya.

Salah satu kesempurnaan itu adalah kemampuan manusia dalam berfikir dan berbahasa baik secara lisan maupun tulisan. Dengan kemampuan berbahasa itu pula, muncul ilmu tentang bahasa yang beraneka ragam. Termasuk bahasa Arab.

Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT dalam bahasa Arab. Allah menurunkan kepada junjungan kita Nabi besar dan Rasul terakhir Muhammad saw melalui malaikat Jibril, untuk disampaikan kepada seluruh ummat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti. Al-Qur‟an sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan Allah, tidak ada kitab lain setelah Al- Qur‟an yang diturunkan.

Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup bagi ummat Islam yang diturunkan Allah dalam bahasa Arab, sehingga setiap ummat Islam wajib mempelajari bahasa Arab. Bahasa Arab terbagi dua yakni Fushah dan Ammiyah. Bahasa Fushah adalah berstandar yang bersumber dari Al-Qur‟an. Bahasa Arab dari rumpun Semit yang digunakan oleh manusia pada abad ke-9 sebelum masehi.

Bahasa Arab adalah alat komunikasi ummat Islam khususnya di Timur Tengah jumlah penutur bahasa Arab saat ini mencapai ratusan juta orang. Maka sebagai seorang muslim selayaknya dapat memahami bahasa Arab dengan baik, karena bahasa Arab adalah bahasa kitab suci umat Islam. Penguasaan terhadap bahasa Arab sudah menjadi tuntutan, selain sebagai bahasa agama, juga sebagai alat komunikasi internasional, yang meliputi ilmu pengetahuan, politik, ekonomi dan budaya. (www.berbagai hal.com).

(21)

Bahasa Arab Al-Qur‟an itu, merupakan susunan dari kata, frasa, klausa, kalimat dan menjadi wacana. Untuk mengetahui susunan dari kalimat-kalimat yang ada di dalam Al-Qur‟an tersebut, diperlukan ilmu Nahwu.

Adapun pengertian Ilmu Nahwu tersebut menurut Dahlan (2006:2) yaitu:

ٛحٌّٕا

ّٖدح ػ

ٍُ

ت ىحا اٙت فزؼ٠ دػاٛم ا

ٍّىٌا َ ءإثٌاٚ بازػلاا ِٓ اٙث١وزذ ياح حّ١تزؼٌا خ ا

.

/An-nahwu hadduhu ‘ilmun biqawā’idin yu’rafu bihā aḥkamu al-kalimāti al-

‘arabiyyati hālin tarkībihā min al-i’rabi wa al-binā’i./„Ilmu Nahwu adalah Ilmu tentang kaidah-kaidah gramatika Arab, mengetahui bunyi harkat akhir dari kata- kata dalam bahasa Arab, dan keadaan struktur kata tersebut dalam kalimat.

Salah satu aspek dalam pembahasan Ilmu Nahwu adalah maf’ul bih.

Dalam bahasa Indonesia disebut objek atau pelengkap penderita yaitu sesuatu yang dikenai pekerjaan. I’rab maf’ul bih harus berharakat fathah, karena maf’ul bih merupakan salah satu dari isim-isim manshub.

Untuk mengetahui suatu kata berkedudukan sebagai maf’ul bih adalah dengan mengetahui makna kata tersebut seiring dengan ciri-cirinya. Ciri-ciri maf’ul bih dapat diketahui melalui Ilmu Nahwu (Sintaksis) yakni melihat ciri kata tersebut dan harkatnya. Ciri utama maf’ul bih adalah mansub. Sebagaimana dalam berikut yang diawali dengan definisi maf’ulun bih.

Defenisi Maf'ul bih menurut Ni‟mah ( t.t : 66 )

ا ٗت يٛؼفٌّا

ِٓ ٍَٝػ ّيد٠ بٛصِٕ ُ س

ًػاَفٌا ًؼف ٗ١ٍػ غلٚ

ؼفٌاجرٛص ٗؼِزّ١غرذ لاٚ

ً

/Al-maf’ūlu bih ismun manṣūbun yadullu’alā man waqa’a ‘alaihi fi’lu al-fā’ili wa lā tataghayyaru ma’ahu sūratul al-fi’lu./ Maf’ul bih adalah isim yang berbaris fathah yang menjadi sasaran yang menerangkan (hal ) perbuatan pelaku, dan tidak merubah bentuk/ fi’il (kata kerja).

(22)

Ditinjau dari pembagian (Al- Ghulayaini 2013 : 483 ) maf’ul bih terbagi atas dua, yaitu:

1. Sarih : a. Zāhir

b. ḍamir muttaśil au munfaśil

2. Gairu sarih : a. Muawwalun ba’da ḥarfin maśdari b. Jumlah muawwalatun bi mufrad c. Jarrun wa majrūrun.

Ciri-ciri maf’ulun bih ditinjau dari tanda-tanda i’rab maf’ul bih ( Araa‟ni 2014: 27) ada lima yaitu:

1. Fathah sebagai tanda asli

2. Alif

3. Kasrah

4. Ya

5. Nun yang dihilangkan sebagai pengganti fathah

Peneliti tertarik memilih maf’ul bih pada Surah Yaāsin sebagai Objek penelitian karena terdapat pembagian maf’ul bih baik secara Sarih dan Gairu Sarih dalam struktur jumlah fi’liyyah dan jumlah ismiyyah yang mengandung unsur fi’il, fai’l dan maf’ul bih berdasarkan tanda nasabnya.

Hasil dari penelitian sementara ini menunjukkan bahwa di dalam Surah Yaāsin terdapat 42 kata yang berkedudukan sebagai maf’ul bih.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan menguakkan maf’ul bih pada Surah Yaāsin, untuk memperdalam wawasan peneliti khususnya tentang MAF’UL BIH DALAM SURAH YAᾹSIN.

(23)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :

1. Apa saja pembagian ٗت يٛؼفِ / maf’ul bih / dari segi bentuknya yang terdapat di dalam Surah/

س٠

/ Yaāsin / ?

2. Bagaimana tanda I’rab

ٗت يٛؼفِ

/ maf’ul bih / di dalam Surah

/ س٠

/ Yaāsin / ?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembagian

ٗت يٛؼفِ /

maf’ul bih / yang terdapat di dalam Surah /

س٠

/ Yaāsin / .

2. Untuk memaparkan tanda I’rab

ٗت يٛؼفِ

/ maf’ul bih / di dalam Surah /

س٠

/ Yaāsin /.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pemahaman pengetahuan tentang jenis pembagian

ٗت يٛؼفِ /

maf’ul bih / yang terdapat di dalam Surah /

س٠

/ Yaāsin / . 2. Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca dalam menganalisis

tanda I’rab

ٗت يٛؼفِ

/ maf’ul bih / di dalam Surah /

س٠

/ Yaāsin / .

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ) yang data primer diperoleh dari ayat-ayat Al-Qur‟an Al-Karim yang ada maf’ul bih pada Surah Yaāsin Surah ke-36 yang terletak pada juz 22 dan 23 . Sedangkan data sekundernya diperoleh dari mengumpulkan buku-buku ,kamus, jurnal, skripsi yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

Peneliti ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Moleong (2005:11) metode deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan karena adanya penerapan metode Kualitatif.

(24)

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori: Mustafa Al- Ghulayaini dalam bukunya Jami’uddurus Al-Arabiyya, Fuad Ni‟mah dalam bukunya Mulakhhas Qawa’idu Al-Lughatu Al-Arabiyyah dan Araa‟ni dalam bukunya Ilmu Nahwu Terjemahan Mutammimah Ajurumiyyah .

Pemindahan aksara Arab ke aksara latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/ 1987 .

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah : 1. Mengumpulkan dan membaca buku-buku referensi berkaitan dengan

pokok pembahasan .

2. Membaca Al-qur‟an surah Yaāsin secara berulang-ulang

3. Mengklasifikasikan dan menganalisis maf’ul bih dari surah Yaāsin

4. Menganalisis data dan selanjutnya menyusunnya menjadi sebuah laporan karya ilmiah.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Amanah ( 1994 ) dalam penelitiannya tentang maf’ul bih, beliau mengkaji tentang study kontrastif maf’ul bih dalam bahasa Arab dengan objek dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwasanya perbedaan maf’ul bih dalam bahasa Arab wajib dibaca nashab atau berbaris fathah di dalam bahasa Indonesia tidak mengenal baris atau harkat, persamaannya terkadang suatu kalimat dalam bahasa Indonesia dapat mempunyai objek atau pelengkap penderita yang berupa kata ganti. Dalam bahasa Arab juga dijumpai kalimat yang mempunyai maf’ul bih berupa kata ganti atau damir.

Nadia Muid ( 2013 ) dalam penelitiannya tentang maf’ul bih, beliau mengkaji tentang maf’ul bih pada surah Ar-Rahman. Penelitian ini menemukan 19 kata yang berkedudukan sebagai maf’ul bih yang tersebar dalam 14 ayat. Adapun bentuk maf’ul bih pada surah Ar-Rahman memiliki tiga bentuk, yaitu isim zāhir sebanyak 12 buah, isim mabniy sebanyak 6 buah, dan dalam bentuk masdar mu’awwal 1 buah.

Isnaini Fadhillah ( 2014 ) dalam penelitiannya tentang maf’ul bih, beliau mengkaji tentang maf’ul bih pada surah Az-Zumar. Penelitian ini menemukan 72 kata yang berkedudukan sebagai maf’ul bih tersebar dalam surah Az-Zumar.

Adapun bentuk Maf’ul bih pada surah Az-Zumar memiliki tiga bentuk, yaitu isim zāhir sebanyak 36 kata, damir muttasil sebanyak 22 kata, dan masdar muawwal sebanyak 3 kata.

Adapun maf’ul bih yang akan peneliti bahas dalam penelitian ini berbeda dari ketiga penelitian tersebut di atas. Dalam penelitian ini, menguak pembagian maf’ul bih baik sarih maupun gairu sarih, serta mengetahui tanda i’rab maf’ul bih dalam surah Yaāsin.

(26)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Kategori

حٍّىٌا

/al-kalimatu /’kata’

Untuk mengetahui maf’ul bih, harus memahami macam-macam kata dalam bahasa Arab. Menurut Al-Ghulayaini ( 2013 : 29 ) kata dalam bahasa Arab dapat dibagi dalam tiga yaitu:

حٍّىٌا فزحٚ, ًؼفٚ, ُسا: َاسلأ حثلاَث ٟ٘ٚ دزفِ ٕٝؼِ ٍّٝػ ّيد٠ علُ

/Al-Kalimatu lafẓun yadullu ‘alā ma’na mufradin.wa hiya śalāśatu aqsāmin : ismun, wa fi’lun, wa ḥarfun/„kata adalah sebuah ucapan yang dapat membawa makna tersendiri terdiri dari tiga kategori, yaitu

ُْسِا

/ isim (kata benda),

ًْؼِف

/ fi’il

/ (kata kerja),

فْزَح

/ harf /(kata sambung / konjungsi ).

Isim menurut Al-Ghulayaini ( 2013 : 29 ) yaitu:

ْاِزت ْزرمِ ز١غ ٗسفٔ ٟف ٕٝؼِ ٍَٝػ ّيد اِ ُسلاا

/Al-Ismu mā dalla ‘alā ma’nan fi nafsihi gairu muqtarinin bizamānin./ isim merupakan sesuatu yang menunjukkan arti pada dirinya, tanpa disertai oleh waktu.

Adapun fi’il menurut Al-Ghulayaini ( 2013 : 31 ) adalah :

ْاِزت ْزرمِ ٗسفٔ ٟف ٕٝؼِ ٍٝػ ّيداِ ًؼفٌا

/Al-fi’lu mā dalla ‘alā ma’nan fi nafsihi muqtarinin bizamānin./ fi’il merupakan kata yang menunjukkan arti pada dirinya yang berhubungan waktu.

Sedangkan harf menurut Anwar ( 2016 :4 ) yakni :

ا٘ز١غ ٟف ٕٝؼِ ٍٝػ دٌّد حٍّو فزحٌا

/Al- ḥarfu kalimatun dallat ‘alā ma’nan fī gairihā./ ‘Ḥarf adalah kata yang menunjukkan makna apabila digabung dengan lainnya.

(27)

2.2.2 Pengertian ٗت يٛؼفِ/ maf’ulun bih

Al-Ghulayaini mengartikan maf’ul bih sebagai objek . Berikut pengertian maf’ul bih menurut Al-Ghulayaini ( 2013 : 483) :

ٛؼفٌّا

ًػافٚ ًؼف ٗ١ٍػ غلٚ ئ١ش ٍٝػ ّيد ُس ا ٛ٘ : ٗت ي

/Al-maf‘ul bih : huwa ismun dalla ‘alā syay’in waqa’a ‘alaīhi fi’lun wafā’ilun/

Al-maf‘ul bih adalah isim yang menunjukkan atas sesuatu yang menjadi objek dan perbuatan pelaku.

Contoh :

حرف٠ باثٌا دّّحِ

/

yaftaḥu muḥammadun al-bāba/

„Muhammad membuka pintu‟.

Pada kalimat di atas, kata دّّحِ/ muḥammadun/ „Muhammad‟. Merupakan

ًػاف/ fa’il/ „pelaku‟, sebab isim yang menunjukkan sesuatu perbuatan pelaku.

Sedangkan kata باثٌا/ al-bāba/ „pintu‟. Merupakan maf’ul bih atau yang menjadi objek yang dikenai pekerjaan membuka.

Pengertian maf’ul bih menurut Al-Khuli (1992 : 190)

ًؼفٌا ٗ١ٍَػ غم٠ ٜذٌَّا ُسلاا : ٗت يٛؼفٌّا

/Al-maf’ūlu bihi: al-ismu allażī yaqa’u ‘alayhi al-fi’lu/ „Maf’ul bih adalah isim yang menjadi sasaran suatu perbuatan (objek perbuatan)‟.

Contoh :

ٍّٟح دّحأ بزض

/ ḍaraba aḥmadu ḥilmiya /

„Ahmad memukul Hilmiya‟.

(28)

Pada kalimat di atas, kata ٍّٟح/ „hilmiya‟. Merupakan maf’ul bih atau isim yang menjadi sasaran suatu perbuatan ( objek perbuatan).

Sedangkan Hasyimi (t.t:13) menyatakan bahwa :

ًػافٌا ًؼف ٗ١ٍَػ غلٚ اِ ٍَٝػ ّيد ُسلاا : ٗت يٛؼفٌّا

/Al-maf’ūlu bihi: al-ismu dalla ‘āla ma waqa’a ‘alaihi fi’lun āl-fā’ilu /’ Maf’ul bih: isim yang menunjukkan sesuatu yang dikenai pekerjaan‟.

Contoh :

ٍُؼٌا ةٌ اّطا ا ٍُّؼر٠

/ yata’allamu at- ṭā libu al-ilma /

„siswa itu belajar ilmu‟

Pada kalimat di atas, kata

ٍُؼٌا /

„ilmu’. Merupakan maf’ul bih atau isim yang menunjukkan sesuatu dikenai pekerjaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa, maf’ul bih adalah isim manshub yang posisinya sebagai objek suatu perbuatan.

2.2.3 Syarat ٗت يٛؼفِ / maf’ul bih

Syarat untuk membuat maf’ul bih yaitu terdiri dari ًؼف / fi’il (kata kerja) dan ًػاف / fa’il (pelaku). Jumlah (kalimat) dalam bahasa Arab itu ada dua macam yaitu jumlah fi’liyyah dan jumlah ismiyyah. Jumlah fi’liyyah merupakan bagian dari jumlah mufidah. Dalam bahasa Indonesia, jumlah mufidah disebut dengan istilah kalimat sempurna . Adapun kalimat sempurna جد١فِ حٍّج / jumlah mufidah menurut Ni‟mah (t.t:19) yaitu:

حٍَّجٌا ُسمٕذٚ ,اِّاذ ٕٝؼِ دافاٚ, زثوا ٚا ٓ١رٍّو ِٓ ةوزذ اِ ًّو ٟ٘ جد١فٌّا حٍَّجٌا

حّ١ٍؼف حٍّجٚ حّ١ّسا حٍّج : ٓ١ّسل

(29)

/Al-jumlatu Al-mufīdatu hiya kullu mā tarkabu min kalimataini au akśarin wa afāda ma’nan tāmmān, watanqasimu al-jumlatu qismaini : jumlatun ismiyyatun wa jumlatun fi’liyyatun./ Kalimat sempurna adalah setiap susunan dua kata atau lebih dan mengandung makna yang sempurna, dan jumlah terbagi dalam dua kategori, yaitu jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah.

Ni‟mah (t.t : 19) mengemukakan jumlah ismiyyah sebagai berikut :

ز١ّضت ٚا ُسات أدثذ ٟرٌا ٟ٘ ٚ : حّ١ّسا حٍّج

/Jumlatun Ismiyyatun : wa hiya allatī tubda’u bi ismin au biḍamīrin/ jumlah ismiyyah adalah jumlah atau kalimat yang diawali dengan kata benda atau kata ganti.

Contoh :

حثرىٌّا ٟف حٍجٌّا أزم٠ دّّحِ

/Muhammadun yaqra’u al-majallata fī al-maktabati / Muhammad sedang membaca majalah di Perpustakaan‟

Kalimat di atas, merupakan contoh kalimat yang dimulai dengan isim yaitu kata

دّّحِ

/Muhammadun/ „Muhammad‟ merupakan mubtada’ (pokok kalimat), dan kata

أزم٠

/yaqra’u /‟membaca „adalah khabar (sebutan) sedangkan kata

حٍّجٌّا

/al-majallata/ „majalah „adalah maf’ul bih .

Adapun Jumlah fi’liyyah menurut Ni‟mah (t.t :19) adalah sebagai berikut :

ًؼفت أدثذ ٟرٌّا ٟ٘ ٚ : ح١ٍؼف حٍّج

/Jumlatun fi’liyyatun :wa hiya allatī tubda’u bi fi’lin. / jumlah fi’liyyah adalah jumlah atau kalimat yang diawali dengan fi’il / kata kerja.

(30)

Contoh :

دّّحِ أزم٠ حثرىٌّا ٟف حٍّجٌّا

/Yaqra’u Muḥammadun al-majallata fī al-maktabati/

Muhammad membaca majalah di Perpustakaan.‟

Kalimat di atas, merupakan contoh kalimat yang dimulai dengan fi’il. Kata

أزم٠

/ yaqra’u /‟membaca‟sebagai fi’il, dan kata

دّّحِ

/ Muḥammadun/

„Muhammad‟ adalah fa’il. Sedangkan kata

حٍََّجٌَّا

/al-majallata /‟majalah‟

merupakan maf’ul bih.

Jumlah fi’liyah terdiri atas unsur fi’il (kata kerja) dan fa’il (pelaku), ada kalanya wajib hadir maf’ul bih dan adakalanya tidah harus hadir maf’ul bih. Wajib tidaknya kehadiran maf’ul bih ditentukan oleh fi’il yang dalam jumlah tersebut.

2.2.4

ٗت يٛؼفٌّا َاسلا

/ Aqsāmu Al-maf’ul bih/ pembagian maf’ul bih Menurut Al-Ghulayaini (2010 :483) memaparkan pembagian maf’ul bih ke dalam bagian-bagian tertentu terbagi dua yaitu: Sarih dan Gairu Sarih. Sarih terbagi dua yaitu : zāhir, damiru muttasil au damiru munfasil. Sedangkan Gairu Sarih terbagi tiga yaitu: muawwalun ba’da harf mashdari, jumlatu muawwalatun bi mufrad, jarr wa majrur.

1.

ح ْ٠ِزَصٌا /

Sarih/ Jelas atau langsung bentuk lafalnya

a.

ز٘اظ

/ zāhirun / adalah maf’ul bih atau objek yang menunjukkan kepada nama atau benda dan bukan berupa kata ganti.

Contoh :

جز١ِحٌا دٌاخ حرف

/fataḥa khālidun al-ḥirata /

„Khalid menaklukkan Hirah‟.

(31)

Pada kalimat di atas, kata

جز١حٌا

/ al-ḥirata/ „Hirah‟. Merupakan maf’ul bih isim sarih zāhir dengan tanda nasab fathah yang terdiri dari bentuk benda bukan kata ganti.

b.

ًصف ِٕ ٚا ًصّرِ ز١ّضٚ /

damirun muttasilun au munfasilun / adalah damir (kata ganti) yang bersambung dengan kalimat atau damir (kata ganti) yang terpisah berdiri sendiri

Contoh : Damir munfasil (kata ganti yang terpisah) :

ّ٣ئ ض٣عأ ٙب

/ iyyāhu urīdu/

„hanya kepada Dialah aku berkehendak‟.

Pada kalimat di atas, kata

ٙب٣ا

/ iyyāhu /‟Dialah‟. Merupakan maf’ul bih yang ditetapkan harkat akhirnya dammah pada tempat nasab karena ia adalah damir munfasil (kata ganti yang terpisah).

Contoh : Damir muttasil (kata ganti yang tersambung ): Q.S.55:4

ْا١ثٌا ٍّٗػ

/

’Allamahu al-bayāna

/

Mengajarinya pandai berbicara‟.

Pada kalimat di atas, kata ٍّٗػ / Allamahu / ‘Mengajarinya‟. Merupakan fi’il madi ditetapkan harkat akhirnya fathah dan fa’ilnya adalah damir mustatir yaitu ٛ٘/ huwa/‟dia‟ ditetapkan harkat akhirnya dammah pada tempat nasab karena ia adalah damir muttasil (kata ganti bersambung). Sedangkan kata ْا١ثٌا / al-bayāna /’berbicara‟. Merupakan maf’ul bih yang dinasabkan dan tanda nasabnya adalah harkat fathah yang jelas diakhirnya.

2.

ح٠زّصٌا ز١غ

/Gairu Sarih/ tidak langsung bentuk lafalnya

a.

ٞردصِ فزح دؼت يّٚؤِ

/mua’wwalun ba’da harfin masdariyyin /

‘muawwal (ditakwilkan ) dengan isim masdar.

(32)

Adapun yang di maksud dengan masdar muawwal menurut Ni‟mah (t.t :68) yaitu :

ا٘ زثخ ٚ اّٙسإٚ ْأ ( ِٓ ٚا )ًؼفٌا ٚ ْا ( ِٓ لاٚؤِ اردصِ

)

/

Maṣdaran mu’awwalan min (an wa al-fi’lu) aw min (anna wa ismuhā wa khabaruhā) / Maṣdar mu’awwal terdiri dari an dan fi’ilnya, atau dari isim dan khabarnya.

Contoh :

دِٙرجِ هّٔأ دٍّػ

/‘

alimtu annaka mujtahidun /

„Saya, mengetahui kamu belajar sungguh-sungguh‟.

Pada kalimat di atas, kata

دٙرجِ هّٔأ /

annaka mujtahidun / „kamu belajar sungguh-sungguh‟. Maka kata tersebut merupakan muawwalun bi masdari yang apabila ditakwilkan menjadi

نداٙرجا دٍّػ

/’alimtu ijtahādaka/ „Saya mengetahui engkau belajar sungguh-sungguh‟. Maka kata tersebut menduduki posisi maf’ul bih dengan tanda nashab fathah.

b.

دزفّت حٌّٚؤِ حٍّج

/ jumlatu mu’awwalatun bimufradin /adalah jumlah yang ditakwilkan dengan isim mufrad (kata benda menunjukkan satu ).

Yaitu dalam suatu kalimat terdapat jumlah yang berfungsi sebagai maf’ul bih gairu sarih yang dapat di ta‟wilkan dengan isim mufrad.

Contoh :

دٙرجذ هرٕٕظ

/zanantuka tajtahidu/

„saya menduga engkau orang rajin.‟

(33)

Pada kalimat di atas, kata هرٕٕظ/ zanantuka / „engkau menduga‟ merupakan Fi’il dan fa’il. Jumlatu muawwalatu bi mufrad yang apabila ditakwilkan menjadi دٕٕظ/ zananta/ „saya menduga‟.Kemudian kata دٙرجذ / tajtahidu / „engkau orang rajin‟ yang terdiri dari fi’il, fa’il sebagai maf’ul bih gairu sarih. Maka kata tersebut berupa jumlah yang ditakwilkan dengan isim mufrad ظ ٓ /zanna/‟menduga‟.

c.

رٚزجِ ٚ ّراج

/jarrun wa majrurun /adalah isim yang majrur menjadi maf’ul bih gairu sarih kadang-kadang huruf jarrnya dihilangkan, dengan demikian isim tersebut menjadi mansub, disebut berstatus mansub dengan menghilangkan huruf jarr.

Contoh :

ند١ت دىسِا

“amsaktu biyadika /

„saya memegang tanganmu‟.

Pada kalimat di atas, kata دىسِا /amsaktu / „saya memegang‟. Menjadi fi’il dan fa’il, sedangkan kata ند١ت /biyadika/ „tanganmu‟. Merupakan maf’ul bih jarr dan majrur yang dan huruf jarr nya tidak dihilangkan.

2.2.5

ٗت يٛؼفِ بازػلاا حِلاػ

/’alāmatu al-i’rab maf’ul bih/ ‘tanda-tanda i’rab maf’ul bih’

Menurut Fauzan (2015:39) i’rab adalah :

از٠دمذ ٚا اًظفٌ اٙ١ٍػ حٍخاّدٌا ًِاٛؼٌا فلارخلا ٍُىٌا زخاٚاز١١غذٛ٘ بازػ لاا

/I’rābu huwa tagyīru awākhiri al-kalimi likhtilāfi al-‘awāmili ad-dākhilati ‘alayhā lafzan aw taqdīran./ . I‟rab adalah fungsinya mengubah harakat /baris dari tiap- tiap akhir kata atau akhir kalimat yang disesuaikan fungsi tugas yang memasukinya, baik itu perubahan tampak jelas lafaznya atau hanya secara diperkirakan saja keberadaannya.

(34)

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Araa‟ni (2014 : 27) yakni :

فذحٚ ءا١ٌْاٚ جزسىٌْاٚ فٌ لأاٚ ًصلاا ٟ٘ٚ ححرَفٌْاٚ خاِلاػ سّخ ةصٌٍّٕٚ

ححرفٌا ٓػحثػأ ٟ٘ٚ ٌّْٕٛا

/wa linniśbi khamsu ‘alāmātin wa al-fatḥatu wa hiya al-aṣlu wa al-alifu wa al- kasratu wa al-yā’u wa ḥażfu an-nūni wa hiya nā’ibatun ‘ani al-fatḥati./ „I‟rab nasab memiliki lima tanda, yaitu fathah sebagai tanda asli, adapun alif,kasrah,ya,dan nun yang dihilangkan sebagai pengganti fathah.

Fathah menjadi tanda bagi i’rab nasab pada tiga tempat,yaitu pada isim mufrad (isim yang menunjukkan satu ), jama’ taksir (isim yang menunjukkan jumlah lebih dari dua dengan perubahan dari bentuk mufrad ) kemudian fi’il mudari’ (kata kerja menunjukkan waktu sedang terjadi). Seperti yang dikemukakan oleh Araa‟ni (2014 : 27) berikut ini :

ز١غ ٚا ْاو فزصِٕ دزفٌّا ُسلاا ٟف غضاِٛ حثلاث ٟف ةصٌٍّٕ حِ لاػ ْٛىرف ححرفٌْا اِّاف فزصِٕ ز١غ ٚا ْاواف زصِٕ ز١سىّرٌا غّج ٟفٚ, فزصِٕ

/faammā al fatḥatu fatakūnu ‘alamatan linnaṣbi fī śalāśati mawāḍi’i fī al-ismi al- mufradi munṣarifan kāna au gaira munṣarifin, wa fī jam’i at-taksīr munṣarifan kāna au gaira munṣarifin./ fathah menjadi tanda bagi i’rab nasab berada pada tiga tempat, yaitu isim mufrad munsarif atau gairu munsarif, jamak taksir munsarif atau gairu munsarif.

1. Pada دزفِ ُسا/ isim mufrad, baik yang munsarif (isim yang bisa bertanwin) ataupun yang gairu munsarif (isim yang tidak boleh bertanwin ketika berdiri sendiri)

Contoh : isim munsarif

...لاجع ِٕٞزورأ...

/...ataktulūna rajulan.../

...apakah kalian membunuh seorang laki-laki...? (QS. 40:28)

(35)

Pada kalimat di atas kata لاجع / rajulan/ „laki-laki‟merupakan isim mufrad yang dinasabkan karena sebagai maf’ul bih dan tanda nashabnya adalah fathah.

Contoh: isim gairu munsarif :

...بٛمؼ٠ٚ قاحسِا ٌَٗإث٘ٚٚ

/Wa wahabnā lahu isḥāqa wa ya’qūba.../

„Kami telah menganugerahkan Ishak dan Ya‟kub ...‟ (QS.6 : 84)

Pada kalimat di atas, kata

قاحس ِا

/isḥāqa/ dan

بٛمؼ٠

/ „ya’qūba‟. Merupakan isim mufrad kedudukan maf’ul bih dengan tanda nasab fathah. Diakhirnya termasuk isim mufrad (kata benda yang menunjukkan satu).

2. Pada ز١سىذ غّج / jama’ taksir, baik yang munsarif ataupun yang gairu munsarif.

Contoh: munsarif

...ياث ِجٌا ٜزذٚ

/wa tarā al-jibāla.../

‘Dan kamu lihat gunung-gunung itu...‟ (QS.27 : 88).

Pada kalimat di atas, kata

ياثِجٌا

/ al-jibāla/ „gunung-gunung‟. Merupakan bentuk jama’ taksir yang munsarif kedudukan maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah fathah zahir.

Contoh: gairu munsarif (QS.48 : 20)

...ُٔاغِ الله ُودػٚ

/wa ‘adakumu Allāhu magānimā.../

„Allah menjanjikan kepada kamu harta rampasan...‟

(36)

Pada kalimat di atas, kata

ُٔاغِ

/ maghānimā/ „harta rampasan‟. Merupakan jama’ taksir gairu munsarif kedudukan maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah fathah zahir.

3. عراضِ ًؼف / fi’il mudari’ (kata kerja waktu sedang terjadi ) bila padanya kemasukan amil yang menasabkan pada huruf akhirnya tidak bertemu dengan sesuatupun (dari alif damir tasniyah, wawu damir jamak muzakkar, dan sebagainya).

Kemudian alif menjadi tanda i’rab nasab pada asma’ul sittah (isim yang 6), seperti yang dikemukakan oleh Araa‟ni (2014 : 30) berikut ini :

حّرّسٌا ءاّسلاا ٝف ةصٌٍّٕ حِلاػ ْٛىرف فٌلاااِّأٚ

/Wa ammā al-alifu fatakūnu ‘alāmatan linnaṣbi fī al-asmā’i as-sittati./ „alif

menjadi tanda i’rab nasab asma’ul sittah’

Contoh: (QS.12 : 65)

...أاخا ُظفحٔٚ ...

/...Wa naḥfazu akhānā.../

‘...Kami akan dapat menjaga saudara kami...‟

Pada kalimat di atas, kata

اخا

/akhā / „saudara‟. Merupakan asma’ul sittah kedudukan menjadi maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah alif.

Menurut Araa‟ni (2014 : 30) kasrah menjadi tanda bagi i’rab nasab pada jama’ muannas salim (isim yang menunjukkan jumlah banyak dengan menambah alif dan ta ) seperti berikut ini :

اِّا

َٚ

ٌُاّسٌا ثّٔؤٌّا غ١ّج ٟف ححرفٌْا ٓػ حتا١ٔ ةصٌٍّٕ ًحِلاػ ْٛىرف جزسىٌا

ٗ١ٍَػ ًّح اِٚ

(37)

/wa ammā al-kasratu fatakūnu ‘alāmatan linnaṣbi niyābatan ‘ani al-fatḥati fī jamī’i al-mu’annaśi as-sālimi wa mā ḥumila ‘alaihi/ kasrah menjadi tanda bagi i’rab nasab sebagai pengganti fathah pada jama’ muannas salim dan yang dimahmulkan (disamakan).

Contoh : (QS.29 : 44)

... خاٚاّ ّسٌا الله كٍخ

/khalaqa Allāhu as-samāwāti.../

„Allah menciptakan langit...‟

Pada kalimat di atas, kata

خاٚاّّسٌا

/ as-samāwāti / „langit‟. Merupakan jama’ muannas salim kedudukan maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah kasrah.

Kemudian Ya menjadi tanda bagi i’rab nasab pada isim tasniyah (kata benda yang menunjukkan jumlah dua) dan jama’ muzakkar salim (kata benda yang menunjukkan jumlah banyak dengan menambah huruf waw dan nun pada isim mufrad ). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Araa‟ni (2014 : 31) seperti berikut :

غّج ٟفٚ ٗ١ٍػ ًّح اِٚ ّٕٝثٌّا ٟف ٓ١ػ ٛضِٛ ٟف ةصٌٍّٕ حِ لاػ ْٛىرف ءا١ٌا اِّاٚ

ٗ١ٍَػ ًّح اِٚ ٌُاّسٌا زّوذٌّا

/wa ammā al-yā’u fatakūnu ‘alāmatan linnaṣbi fī nahwū’ayni fī al-muśannā wa mā ḥumila ‘alaihi wa fī jam’ al-mużakkari as-sālimi wa mā ḥumila ‘alaihi/ „Ya menjadi tanda bagi i’rab nasab berada pada dua tempat, isim tasniyah dan yang dimahmulkan kepadanya, serta jama’ muzakkar salim dan yang dimahmulkan .

1 Pada ح١ٕسذ ُسا / isim tasniyah Contoh (QS.2 : 128)

... هٌ ٓ١ٍّسِ إٍؼجاٚ إّتر

(38)

/Rabbanā wāj’alnā muslimayni laka.../

‘ Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau.

Pada kalimat di atas, kata

ٓ١ٍّسِ

/ muslimayni / „dua muslim‟. Merupakan isim tasniyah kedudukan menjadi maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah ya.

2 Pada ٌُاس زوذِ غّج/ jama’ muzakkar salim Contoh: (QS.21 : 88)

ٓ١ِٕؤٌّا ٝجٕٔ ...

/...nunjī al-mu’minīna/

„...Kami selamatkan orang-orang yang beriman.‟

Pada kalimat di atas, kata

ٓ١ِٕؤٌّا

/ al-mu’minīna / „orang-orang yang beriman‟. Merupakan jama’ muzakkar salim kedudukan menjadi maf’ul bih dan tanda nasabnya adalah ya.

(39)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil

Berdasarkan data yang diperoleh dari Al-Qur‟an surah

ؾ٣

/ Yaāsin /, terdapat 67

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/di dalam surah س٠ /Yaāsin /. Ada 2 (dua) pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿا

/isim śariḥ / dalam bentuk yaitu:

غٛبظ ْؿا

/isim zāhir/,

َصزٓغ٤ٔض

/ḍamirun muttaśilun/

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ḍamirun munfaśilun /.

Adapun 2 (dua) pembagian /

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/ berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ/ dalam bentuk yaitu:

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/muawwal ba’da ḥarfin maśdariyyin /,

عٝغجٓٝغج

/ jarrun wa majrūrun / . Masing-masing kelima pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / ini dapat dilihat dalam ayat-ayat yang tertera dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / sebagai berikut:

1. Pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿئ/

isim śariḥ / terdapat pada

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah /

a.

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

غٛبظ ْؿا/

isim zāhir/ terdapat pada

خِٔج خ٤ِؼك

/ jumlah fi’liyyah / sebanyak 19 kata dalam ayat: 6,8,9, 11,13,14, 15, 20, 21,23,26, 34, 36,37,49, 66, 75, 78, 81.

b.

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

َصزٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun muttaśilun / terdapat 11 kata dalam ayat: 10, 11, 18, 21, 35, 43, 52, 61,65, 69, 76.

c.

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun munfaśilun / terdapat 10 kata, yang terdapat dalam ayat: 8, 15, 21, 37, 47, 75, 77,78, 80, 81.

(40)

2. Pembagian

ٚث ٍٞؼل ٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ / terdapat pada

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah /

a.

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/ muawwal ba’da ḥarfin maśdariyyin / terdapat 2 (dua) kata dalam ayat: 40, 81.

b.

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih /berupa

ع ٝغجٓ ٝ غج

/ jarrun wa majrūrun / terdapat 8 (delapan ) kata dalam ayat: 28, 30, 34, 46, 47, 66, 68, 80.

Kemudian, peneliti menemukan pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿئ

/isim śariḥ / pada

خ٤ٔؿا خِٔج

/ jumlah ismiyyah/ yaitu:

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir/ terdapat 3 (tiga) kata dalam ayat: 33,40,41,

َصزٓ غ٤ٔض

/ḍamirun muttaśilun/ terdapat 1 (satu) kata dalam ayat: 69,

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun munfaśilun / terdapat (2) kata dalam ayat: 12,15. Adapun

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ pada

خ٤ٔؿا خِٔج

/ jumlah ismiyyah/

١عضصٓ فغد ضؼث ٍٝإٓ

/ muawwal ba’da ḥarfin maśdariyyin / terdapat 1 (satu) kata dalam ayat: 82.

Selain tanda i’rab

ٚث ٍٞؼلٓ

/maf’ul bih / fathah, peneliti juga menemukan tanda i’rab maf’ul bih berupa alif dan kasrah.

3.2 Pembahasan

Kedudukan

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / dalam kalimat bahasa Arab dapat diketahui dalam struktur

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / dan / jumlah ismiyyah /. Dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / Peneliti menemukan

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿا

/ isim śariḥ /ada 3 (tiga) pembagian yaitu:

غٛبظ ْؿا

/isim zāhir/,

َصزٓ غ٤ٔض

/ ḍamirun muttaśilun /,

َصل٘ٓ غ٤ٔض

/ḍamirun munfaśilun /. Adapun

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ /dalam surah

ؾ٣

/Yaāsin / ada 2 (dua) pembagian yaitu:

فغد ضؼث ٍٝإٓ ١عضصٓ

/ muawwal ba’da harfin maśdariyyin /,

عٝغجٓ ٝ غج

/ jarrun wa majrūrun / .

(41)

Dalam struktur

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / biasanya terdapat hanya satu

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih/, tetapi di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin /, peneliti menemukan 2 (dua)

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / di dalam

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah /.

Agar terperinci, penelti akan menjelaskan data

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / yang terdiri dari satu kata dalam suatu

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / . Selain itu, peneliti akan menjelaskan data tentang pembagian

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa

خ٣غص ْؿا

/ isim śariḥ / yang terdiri dari 3 (tiga) kata dalam

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah /. Sedangkan

خ٣غص غ٤ؿ ْؿا

/ isim gairu śariḥ / yang terdiri dari 2 (dua) kata dalam

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah /.

3.2.1 Pembagian ٗت يٛؼفِ / maf’ul bih /pada ح١ٍؼف حٍّج / jumlah fi’liyyah / berupa ح٠زص ُسا / isim śariḥ / dalam surah س٠ / Yaāsin /

Pembagian

ٚث ٍٞؼل ٓ

/ maf’ul bih / pada

خ٤ِؼك خِٔج

/ jumlah fi’liyyah / berupa ح٠زص ُسا/ isim śariḥ /

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir / terdapat 19 kata dalam ayat: 6,8,9, 11, 13,14, 15, 20, 21,23, 34, 26, 36,37,49, 66, 75, 78,81.

Untuk melihat keberadaan

ٚث ٍٞؼلٓ

/ maf’ul bih / berupa ح٠زص ُسا / isim śariḥ

غٛبظ ْؿا

/ isim zāhir / di dalam surah

ؾ٣

/ Yaāsin / dapat dijelaskan sebagai berikut:

3.2.1.1 Pembagian

ٗت يٛؼفِ

/ maf’ul bih / berupa

ز٘اظ ُسا

/ isim zāhir/

)٦ :ؾ٣(... بٓٞه عظ٘زُ .١

/litunẓira qaumān. ..

„ Agar kamu memberi peringatan kepada kaum ..

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il,dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il pada data (1) berupa

(42)

kata kerja mudari

عؼ٘ر

/tunẓira/‟kamu memberi peringatan‟, dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ذٗأ

/ anta/‟kamu‟ sebagai damir mustatir pada fi’il mudari

عؼ٘ر

. Sedangkan yang menjadi maf’ul bih adalah kata

بٓٞه

/ qawman/ „kaum‟ yang merupakan isim śariḥ zāhir. Adapun tanda i’rab dari kata

بٓٞه

adalah nasab dengan harkat fathah /a.

)٨ :ؾ٣(...لاِؿأ ْٜوو٘ػأ ٢ك بِ٘ؼج بٗئ .٩

/innā ja’alnā fī a’naqihim aglālan .../

„Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu dileher mereka...,

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fai’l dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi‟il pada data (2) berupa kata kerja madi

َؼج

/ja’ala/‟telah memasang‟ , dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ٖذٗ

/ naḥnu /‟kami‟ sebagai damir mustatir pada fi’il madi

َؼج .

Kata

لالاؿأ

/aglālan /‟ leher‟ yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

)٢ :ؾ٣(...اضؿ ْٜ٣ض٣أ ٖ٤ث ٖٓ بِ٘ؼجٝ .٢

/wa ja’alnā min baini aidīhim saddan .../

„Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding (pula)...,

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fai’l dan maf’ul bih. Kata yang menunjukkan fi’il pada data (3) berupa kata kerja madi

َؼج

/ja’ala/ „adakan‟ , dan yang menjadi fai’l adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ٖذٗ

/ naḥnu /‟kami‟ sebagai damir mustatir pada fi’il madi

َؼج

. Kata

اضؿ

/saddan/‟dinding (pula) yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/ .

(43)

)٥٥ :ؾ٣(...غًظُا غجرا... .٤

/ ittaba’az-ẓikra

.../

/„ orang-orang yang mau mengikuti peringatan‟ ...

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Kata yang menunjukkan fi’il adalah pada data (3) berupa kata kerja mudari’

غجرا

/ittaba’a/ „mengikuti‟ dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ٞٛ

/huwa/‟dia‟ sebagai damir mustatir pada fi’il mudari’

غجرا.

Kata

غًظُا /

aż –żikra /‟peringatan‟ yang merupakan isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

)٥٢ :ؾ٣(... لاضٓ ُٚ ةغضاٝ .٥

/waḍrib lahum maśalan.../

‟ Dan buatlah bagi mereka suatu perumpaan...‟

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Kata yang menunjukkan fi’il adalah berupa kata kerja amar

ةغضا

/iḍrib/‟buatlah‟ dan yang mejadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang meunjukkan damir

ذٗا

/ anta/‟kamu‟ pada fi’il amar

ةغضا

. Kata

لاضٓ

/maśalan/‟perumpamaan‟ yang merupakan isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

)٥١ :ؾ٣(...ء٢ش ٖٓ ٖٔدغُا ٍؼٗأ بٓٝ....٦

/...wamā anzala ar-raḥmanu min syai’in .../

„Mereka menjawab: „‟Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun

(44)

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fai’l dan maf’ul bih . Kata yang menunjukan fi’il adalah berupa kata kerja madi

ٍؼٗأ

/anzala/‟menurunkan‟ dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir

ٞٛ

/huwa/‟dia‟ yang menunjukkan damir mustatir pada fi’il madi

ٍؼٗأ

. Kata

ئ٤ش /

syai’in/‟sesuatu pun‟ yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/ .

)٩٥ :ؾ٣(... اغجأ ٌِْئـ٣ لا ... .٧

...lā yas’alukum ajran.../

...tiada minta balas kepadamu...‟

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il adalah kata kerja mudari‟

ٍأـ٣

/ yas’alu/ „kepadamu‟ dan menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ٞٛ

/huwa/„dia‟ pada fi’il mudari‟

ٍأـ٣ .

Kata

اغجأ

/ajran/ „minta balasan‟ yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

)٩٢ :ؾ٣(...خُٜاء ٚٗٝص ٖٓ ظشراء .٨

’aattakhi żu min dūnihi ālihatan.../

‟Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selain-Nya jika (Allah)...‟

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il berupa kata kerja mudari’

ظشرأ/

attakhiżu/‟menyembah‟ dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir berupa damir /anā /’saya’ pada fi’il

بٗأ ظشرأ

. Kata

خُٜاء

/ālihatan/‟Tuhan- tuhan‟ yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

(45)

)٩٧ :ؾ٣(... خ٘جُا َسصا َ٤ه .٩

/ qila adruli aljannata .../

„Dikatakan (kepadanya): „‟Masuklah ke surga‟‟...‟

Data di atas merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fai’l, dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il adalah kata kerja amar

َسصا

/ udrul/‟masuklah‟ dan kata yang menjadi fa’il adalah isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ذٗا

/anta/ ‟kamu‟ pada fi’il amar

َسصا

. Kata

خّ٘جُا

/al jannata/‟surga‟ yang merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

)٢٧ :ؾ٣(...طاٝػلاا ٖ٣ظُا نِس...١١

/...khalaqa allażīna al-azwāja /.

„ ...yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya...‟

Data di atas adalah merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il adalah kata kerja madi

نِس

/khalaqa /‟menciptakan‟ dan yang menjadi fa’il adalah bentuk isim damir mustatir yang menunjukkan damir

ٞٛ

/ اhuwa/‟kami‟ sebagai damir mustatir pada fi’il madi

نِس.

Kata

طاٝػلاا/

al-azwāja/ „pasangan-pasangan‟

merupakan maf’ul bih isim śariḥ zāhir dan tanda i’rabnnya adalah nasab dengan harkat fathah /a/.

) ٧٧ :ؾ٣(...عبُٜ٘ا ٚ٘ٓ زِـٗ...١١

/...naslakhu minhu an-nahāra.../

„...kami tanggalkan siang dari malam itu...‟,

Data di atas adalah merupakan struktur jumlah fi’liyyah yang terdiri dari fi’il, fa’il dan maf’ul bih. Adapun kata yang menunjukkan fi’il adalah kata kerja

Referensi

Dokumen terkait

Sekarang pun dengan perkembangan teknologi ATM dapat pula berfungsi layaknya merchant (toko) untuk melakukan pembelian tiket, pulsa, atau layanan pembayaran listrik, air

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara kompetensi pengetahuan IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model discovery learning berbantuan media

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share, Return On Equity, dan Debt To Equity ratio terhadap harga saham pada sub sektor Farmasi yang terdaftar

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sesar Cimandiri dan Sesar Baribis diduga berhubungan di daerah Subang selatan (Gambar 3), dengan demikian kedua sesar

Paduan aluminium merupakan matriks yang sering digunakan untuk pembuatan komposit matrik logam, pemilihan aluminium dan paduannya digunakan sebagai matriks karena

Hasil temuan ini sesuai dengan yang dikemukakan Stolz (2000) bahwa kecerdasan adversitas lebih sering mengumpul dibagian tengah daripada di kedua ujung rangkaian dalam

bahwa dengan telah diundangkannya Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah maka perlu diatur lebih lanjut Tugas

1) Kepedulian tinggi untuk pekerjaan dan kepedulian tinggi untuk manusia. Kepedulian tinggi untuk pekerjaan dan kepedulian tinggi untuk manusia digunakan ketika pemimpin