45
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Dasar Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode dasar diskriptif.
Menurut Nawawi (1998), metode diskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek atau subjek pada saat sekarang berdasarkan pada fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya, kemudian dianalisis. Teknik yang digunakan adalah teknik survey.
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penentuan lokasi dilakukan secara purposive atau sengaja. Metode purposive adalah cara pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diketahui dari sifat-sifat sampel tersebut (Singarimbun, 1995). Penelitian dilaksanakan di taman Agrowisata Sondokoro PTPN IX Karanganyar dengan pertimbangan bahwa taman Agrowisata ini merupakan salah satu agrowisata dibawah PTPN IX Jawa Tengah serta cukup terkenal di Kabupaten Karanganyar dengan menyajikan keunikan wisata pabrik gula seperti terlihat pada Tabel 9 dibawah:
Tabel 9. Data Jumlah Pengunjung Wisata di Kabupaten Karanganyar tahun 2015
No Objek wisata Jumlah
1 Air Terjun Grojogan Sewu 314.963
2 Makam Astana Giribangun 275.869
3 Agrowisata Sondokoro 204.594
4 Candi Ceto Wisnu 88.630
5 Air Terjun Jumog 49.122
6 Taman Balekambang 48.943
7 Air Terjun Parang Ijo 42.164
8 Outbond Amanah 23.429
9 Makam Astana Mangadeg 19.834
10 Museum Kampung Purbadayu 15.443
Sumber : Data Statistik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karanganyar, 2016.
Berdasarkan tabel 9 diatas, Taman Agrowisata Sondokoro menempati posisi ke 3 dalam data jumlah pengunjung wisata di Kabupaten Karanganyar sebesar 204.594 orang setelah Air Terjun Grojogan Sewu dan Makam Astana
1 ln 1 12 U'
U' 3 Z n Z 2
2
n-1 2 1ln 1 12
U2
Giribangun. Dari data diatas terlihat bahwa minat konsumen untuk mengunjungi agrowisata Sondokoro cukup besar dibandingkan dengan rata rata konsumen tahun 2015 sebesar 51.733 orang.
C. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan memungkinkan untuk menggeneralisasikan sifat atau karaktersistik tersebut pada elemen populasi (Sekaran, 1992). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah accidental sampling, yakni sampel yang menjadi anggota populasi yang mudah diakses dengan jumlah sample yang ditentukan dengan rumus Matchin &
Campbel, (1989), Salah satu teknik yang dipergunakan untuk menentukan ukuran sampel dengan mempertimbangkan jenis teknik analisis dan jumlah variabel bebas yang akan diuji. Apabila pengujian menggunakan teknik analisis hubungan (baik korelasional maupun kausal) antara berbagai variabel yang diidentifikasi digunakan Freund’s Iterative Method.
Adapun rumusnya adalah:
1.Iterasi pertama
2.Untuk melakukan iterasi kedua terlebih dahulu dihitung:
U 3 Z n Z 2 2
2
3.Iterasi kedua
Dimana :
a. ln : log-e (natural logarithm) b. n : Ukuran sampel
c. :Koefisien korelasi yang oleh peneliti diperkirakan kemaknaan untuk penelitian
d. Z1-α: Nilai yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan yang ditentukan
e. Z1-β: Nilai yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal Baku dengan kuasa uji yang dikehendaki
dari rumus diatas, pengambilan sample dengan syarat seperti dibawah adalah:
a. Peneliti menduga bahwa variabel eksogen paling tidak sebesar 10%
ditentukan oleh kelima variabel tersebut. Oleh karena itu diketahui besarnya 2= 0,1 atau = 0,3.
b. Besarnya tingkat kepercayaan adalah 95%, sehingga = 0,05 dan power sebesar 95% ( = 1- 0,95 = 0,05. Oleh karena itu, besarnya Z (untuk = 0,05) adalah 1,645 (hasil interpolasi linier), dan besarnya Z (untuk = 0,05) adalah 1,645 (hasil interpolasi linier).
c. Melakukan Iterasi:
3095 , 30 0 , 0 1
30 , 0 ln 1 12
U'
1. Iterasi Pertama
3 138,6576 139) (0,3095
645 , 1 1,645
n1 2
2
2. untuk menghitung Iterasi kedua, terlebih dahulu dicari:
3. Iterasi kedua
4. Sebelum menghitung iterasi ketiga, terlebih dahulu dicari:
5. Iterasi ketiga
Hasil iterasi kedua dan ketiga menunjukkan satuan angka yang sama yaitu 138 (hasil pembulatan ke atas), sehingga ditentukan batas minimal ukuran sampel yang diambil adalah 138.
D. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 jenis yaitu:
1. Data primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data oleh penyidik (Surakhmad, 1994). Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan berhubungan dengan kehandalan, jaminan, bukti fisik, daya tanggap dan empati pada pelayanan Agrowisata Sondokoro. Sumber data primer adalah konsumen yang mengunjungi Agrowisata Sondokoro. Selain itu, data primer juga didapatkan melalui wawancara dengan pihak
138,6576-1
0,31062
3 , 0 3
, 0 1
3 , 0 ln 1 12
U2
3 137,6736 138) (0,3106
645 , 1 1,645
n2 2
2
137,6736-1
0,31062
3 , 0 3
, 0 1
3 , 0 ln 1 12
U3
3 137,6736 138) (0,3106
645 , 1 1,645
n3 2
2
berwenang di Agrowisata Sondokoro berupa sejarah, susunan organisasi dan pelayanan Agrowisata Sondokoro.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang diluar diri penyelidik (Surakhmad, 1994).
Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkai dengan penelitian ini. Sumber dari data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar serta Taman Agrowisata PYPN IX Sondokoro.
Data tersebut adalah keadaan umum daerah penelitian, keadaan perekonomian, keadaan penduduk, dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mancatat informasi sebagaimana yang disaksikan selama penlitian.
Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa tersebut dapat dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat secara seobjektif mungkin (Gulo, 2004).
2. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara dengan responden (informan) (Susanto, 2006). Kegiatan wawancara dilakukan kepada konsumen yang sedang mengunjungi lokasi penelitian.
3. Pencatatan
Metode pencatatan adalah mencatat data yang sudah tersedia di sumber-sumber data (Rianse dan Abdi, 2008). Metode tersebut
dilakukan dengan cara mencatat hasil wawancara pada kuisioner dan mencatat data sekunder dari instansi atau lembaga yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian (Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar dan Dinas Paiwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar).
F. Instrumen Penelitian Data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data di dalam penelitian adalah kuisioner. Jawaban pertanyaan pada kuisioner dinilai dengan menggunakan skala likert yang mempunyai interval 1 sampai 5.
Tabel 10. Skala Likert untuk Tingkat Kepentingan, Tingkat Kinerja dan Harapan Konsumen
No Alternatif Jawaban Tingkat Kepentingan
Nilai Skor Alternatif Jawaban Tingkat Kinerja dan Harapan
Konsumen
1 Sangat Penting 5 Sangat Setuju
2 Penting 4 Setuju
3 Cukup Penting 3 Cukup Setuju
4 Tidak Penting 2 Tidak Setuju
5 Sangat Tidak Penting 1 Sangat Tidak Setuju Sumber: Tjiptono (2005)
G. Metode Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Suatu instrumen pengukuran atau kuesioner dianggap valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas menggunakan Pearson Product Moment (Djarwanto, 1993)
= ∑ − (∑ )(∑ )
( (∑ − (∑ ) ( ∑ − (∑ − (∑ ) Dimana:
r = korelasi pearson product moment x = independent variabel
y = dependent variabel n = jumlah sampel
Kriteria pengujian validitas yaitu apabila korelasi hitung lebih besar dari angka kritis sebesar 0,312 maka pertanyaan dalam kuisioner dinyatakan signifikan/valid.
2. Uji Reliabilitas
Realibilas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukan dipercaya atau tidak. Uji dilakukan setelah uji validitas dan dilakukan pada pernyataan yang sudah memiliki validitas.
Pengujian realibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung Chronbach Alpha dari masing masing item pertanyaan dalam suatu variabel( Nasution, 2004)
= 1 + ( − 1) Dimana :
α = koefisien reliabitias
r = koefisien rata rata korelasi antar variabel k = jumah variabel dalam persamaan
Setelah menilai α , selanjutnya membandingkan nilai tersebut engan angka kritis reliabilitas pada tabel α yaitu tabel yang menunjukan hubungan antar butir pertanyaan dengan reliabilitas. Instrumen yang dipakai dalam variable diketahui handal (reliabel) apabila memiliki Cronbach Alpha> 0,33.
H. Metode Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Data dianggap normal apabila nilai Signifikansi lebih dari 0,05.
2. Gap Servive
Penelitian ini menggunakan model SERVQUAL yang didasarkan pada skala multi-item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi konsumen, serta gap diantara keduanya pada lima dimensi utama kualitas jasa( reliability, responsiveness, assurance, tangible, dan Empathy). Kelima dimensi utama tersebut dijabarkan kedalam masing masing 22 atribut rinci untuk variable harapan dan variabel persepsi, yang disusun dalam petanyaan pertanyaan berdasarkan skala Likert (Tjiptono,2011) merupakan skala yang dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden terhadap suatu objek. Karena pembuatanya realatif mudah dan tingkat reliabilitasnya tinggi sehingga skala ini banyak digunakan dalam penelitian. Skala Likert memiliki lima tingkat preferensi jawaban yang masing-masing mempunyai skor 1-5.
Dengan menggunakan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.
Menurut Rianse dan Abdi (2008), apabila menggunakan skala jenis ini, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi sub variabel, kemudian sub variabel dijabarkan menjadi indikator-indikator. Akhirnya indikator- indikator dapat dijadikan titik tolak untuk membuat instrumen berupa pertanyaan yang akandijawabkonsumen. Setiap jawaban dihubungkan dengan pertanyaan yang sifatnya positif dan negatif. Skor yang digunakan biasanya berada pada rentang 1-5. Untuk pertanyaan positif, jika reponden memilih jawaban “sangat setuju”, maka diberi skor 5, sedangkan untuk pertanyaan negatif jika responden memilih jawaban “sangat setuju”, maka diberi skor 1. Menganalisis kualitas pelayanan di Taman Agrowisata Sondokoro menggunakan gap service quality Untuk analisis kualitas pelayanan dapat menggunakan alat pengukur pelayanan yang ditentukan
oleh dua faktor yaitu pelayanan yang diberikan (performance) dan harapan yang diinginkan konsumen (Expectation). Dari dua faktor tersebut dapat diketahui implikasi selisish nilai. Senjang yang ditimbulkan nantinya diketahui implikasi selisish nilai. Senjang yang ditimbulkan nanti digunakan untuk menentukan kriteria kulitas pelayanan yang dirasakan oleh konsumen
Keterangan:
a. Performance < expectation, berarti pelayanan yang diberikan kurang baik.
b. Performence = expectation, berarti pelayanan yang diberikan masih normal.
c. Performance > Expectation, menunjukan pelayanan yang diberikan telah dapat diterima konsumen.
3. Importance- Performance Analysis
Untuk analisis kepuasan konsumen dapat menggunakan alat pengukur kepuasan yang ditentukan oleh dua faktor yaitu kualitas kinerja (performance) dan tingkat kepentingan berbagai atribut kepuasan konsumen yang relevan (importance). Dari dua faktor tersebut dapat diketahui implikasi selisish nilai. Senjang yang ditimbulkan nantinya diketahui implikasi selisish nilai. Senjang yang ditimbulkan nanti digunakan untuk menentukan kriteria kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap kinerja perusahan. Tahapan dalam metode Importance Performance Analysis adalah berikut (Supranto, 2001):
a. Perhitungan Tingkat Kesesuaian (TKi) antara tingkat kinerja dan harapan
Keterangan :
Tki = Tingkat kesesuian responden
Service quality = f( expectation- performance)
Xi = Skor penilaian kinerja Agrowisata Sondokoro Yi = Skor penilaian harapan Agrowisata Sondokoro
b. Perhitungan rata-rata kinerja dan harapan seluruh konsumen
Keterangan :
= Skor rata tingkat kinerja
= Skor rata-rata tingkat harapan ΣXi = Jumlah skor tingkat kinerja ΣYi = Jumlah skor tingkat harapan n = Jumlah responden
c. Perhitungan rata-rata kinerja dan harapan seluruh atribut
Keterangan :
K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.
d. Penjabaran tiap atribut dalam diagram kartesius yang dibagi menjadi empat kuadran dan dibatasi ,
Gambar 6. Importance Performance Analysis, Tjiptono (2011) 4. Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol atau H0 : = 0 yang artinya adalah apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (H1), tidak semua parameter simultan sama dengan nol, atau H0 : ≠ 0 yang artinya adalah semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2001). Kriteria pengujian :
1) Jika tingkat signifikansi F > 0,05 maka tidak signifikan (tidak berpengaruh nyata).
2) Jika tingkat signifikansi F < 0,05 maka signifikan (berpengaruh nyata).
5. Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter sama dengan nol, atau H0 : = 0 yang artinya adalah apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (H1), parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau H0 : ≠ 0 yang artinya adalah variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2001). Pengambilan keputusan dengan tingkat signifikansi α = 0,05 ditentukan sebagai berikut:
1) Jika tingkat signifikansi t hitung > 0,05 maka secara individu tidak signifikan (tidak berpengaruh nyata).
2) Jika tingkat signifikansi t hitung < 0,05 maka secara individu signifikan (berpengaruh nyata).
6. Uji Multikolenieritas
Menurut Ghozali (2005) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Data dianggap tidak terjadi multikolenieritas saat nilai VIF< 10.
7. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2005), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Data dianggap tidak terjadi heteroskedastisitas saat diagrap scatter-plot tidak membentu suatu pola tertentu.
8. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan nilai Durbin-Watson. Suatu model tidak menunjukkan gejala autokorelasi bisa dilihat dari nilai Durbin-Watson antara -2 sampai dengan 2 (Ghozali,2005).
9. Analisis Regresi Berganda
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2006), untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variable bebas (kinerja jasa) dan variabel terikat (kepuasan konsumen) akan digunakan metode analisis uji regresi berganda. Selain itu, juga untuk menguji hipotesis : adanya pengaruh kinerja jasa (terdiri dari 5 dimensi jasa) terhadap kepuasan konsumen. Sejalan dengan pendapat Lupiyoadi dan Hamdani, penelitian terdahulu oleh Bandhu (2009) dan Adhiyanto (2010) mengutip dari Ghozali (2005) dan Sugiyono (2006) bahwa penelitian model hubungan nilai kepuasan konsumen dengan variabel-variabel dimensi pelayanan tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:
Y= a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ b4 X4 + b5 X5 + e
Dimana :
Y = Kepuasan konsumen X1 = Realibility
X2 = Assurance X3 = Tangible X4 = Responsiveness X5 = Empathy
b1 = Koefisien Regresi X1 b2 = Koefisien Regresi X2 b3 = Koefisien Regresi X3 b4 = Koefisien Regresi X4 b5 = Koefisien Regresi X5 e = Koefisien penggangu a = Konstanta