MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI STRATEGI QUANTUM LEARNING
Teks penuh
(2) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN LEMBAR PENGESAHAN Skripsi atas nama Nurma Nengsih, NIM: 10540 4426 10, diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keterangan Rektor Nomor. Tahun ......…./.....….M tanggal…………………………., sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru sekolah Dasar fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, pada hari………………………………. Makassar,……………2014. Panitia Ujian: 1. Pengawas Umum :. (…………………….). 2. Ketua. :. ( …………………….). 3. Sekretaris. :. (……………………..). 4. Dosen Penguji. : 1.. (……………………..). 2.. (……………………..). 3.. (……………………..). 4.. (……………………..) Disahkan oleh:. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum NBM. 858 625. iii.
(3) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. SURAT PERJANJIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa. : Nurma Nengsih. NIM. : 10540 4426 10. Jurusan. : Pendidikan Guru sekolah Dasar. Fakultas. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut : 1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas. 3. Saya tidak akan selalu melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1 ,2 ,dan 3, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.. Makassar, Mei 2014. Yang Membuat Perjanjian. Nurma Nengsih. vi.
(4) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN. SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa. : Nurma Nengsih. NIM. : 10540 4426 10. Jurusan. : Pendidikan Guru sekolah Dasar. Fakultas. : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Judul Skripsi. : Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.. Makassar, Mei 2014. Yang Membuat Pernyataan. Nurma Nengsih. v.
(5) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa. : NURMA NENGSIH. NIM. : 10540 4426 10. Jurusan. : PGSD. Pembimbing I. : 1. Dra. Hj. Sahri Bulan K, M.Pd 2. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Judul Proposal. : Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Konsultan Pembimbing I : No. Hari / Tanggal. Uraian perbaikan. Tanda Tangan. Catatan: Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.. Mengetahui, Ketua Prodi PGSD. Sulfasyah, MA., Ph. D NBM. 970 635.
(6) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa. : NURMA NENGSIH. NIM. : 10540 4426 10. Jurusan. : PGSD. Pembimbing I. : 1. Dra. Hj. Sahri Bulan K, M.Pd 2. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Judul Proposal. : Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Konsultan Pembimbing II : No. Hari / Tanggal. Uraian perbaikan. Tanda Tangan. Catatan: Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.. Mengetahui, Ketua Prodi PGSD. Sulfasyah, MA., Ph. D NBM. 970 635.
(7) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR. Nama Mahasiswa. KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI : HIKMANUDDIN. NIM. : 10540 4200 10. Jurusan. : PGSD. Pembimbing I. : 1. Drs. H. Hambali, S.Pd., M.Hum 2. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Judul Proposal. : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite. Review) Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Konsultan Pembimbing I : No. Hari / Tanggal. Uraian perbaikan. Tanda Tangan. Catatan: Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.. Mengetahui, Ketua Prodi PGSD. Sulfasyah, MA., Ph. D NBM. 970 635.
(8) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STUDI PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI Nama Mahasiswa. : HIKMANUDDIN. NIM. : 10540 4200 10. Jurusan. : PGSD. Pembimbing I. : 1. Drs. H. Hambali, S.Pd., M.Hum 2. Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Judul Proposal. : Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite. Review) Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Konsultan Pembimbing II : No. Hari / Tanggal. Uraian perbaikan. Tanda Tangan. Catatan: Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing dosen pembimbing minimal 3 kali.. Mengetahui, Ketua Prodi PGSD. Sulfasyah, MA., Ph. D NBM. 970 635.
(9) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR. PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Skripsi : Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Mahasiswa yang bersangkutan : Nama Mahasiswa NIM Jurusan Fakultas. : Nurma Nengsih : 10540 4426 10 : Pendidikan Guru Sekolah Dasar : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Setelah diperiksa dan diteliti, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan. Makassar,. Mei 2014. Disetujui Oleh : Pembimbing I,. Pembimbing II,. Dra. Hj. Syahri Bulan K, M.Pd.. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd.. Diketahui : Dekan FKIP Universitas Muhammdiyah Makassar. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Dr. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum NBM. 858 625. Sulfasyah, MA., Ph. D NBM : 970 635 iv.
(10) ABSTRAK NURMA NENGSIH. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Quantum Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hj. Sahri Bulan K dan pembimbing II Aliem Bahri. Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitain tindakan kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui strategi quantum learning pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial untuk murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang mencakup enam kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sebanyak 27 murid yang terdiri atas 12 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitain menunjukan adanya peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata hasil belajar IPS pada siklus I 61,29 dan yang tuntas 13 murid atau 48,15%, dan skor rata-rata hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid pada siklus II meningkat menjadi 87,59 dan yang tuntas sebanyak 27 murid atau 100%. Di samping itu juga, data hasil observasi disetiap siklus menunjukan adanya perubahan sikap murid kearah positif. Dari hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat ditingkatkan melalui strategi quantum learning. . Kata kunci: hasil belajar, quantum learning.. viii.
(11) MOTO DAN PERSEMBAHAN. Sekali melangkah teruslah melangkah hadapi rintangan dengan tegar karena dengan rintangan akan membuat kita semakin dewasa dalam berpikir.. Tiada pengorbanan setulus pengorbananmu Tiada perhatian sebesar perhatianmu Tiada kasih sayang seputih kasih sayangmu Tiada cinta kasih sesuci cinta kasihmu. Karena itu, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai ungkapan rasa cinta dan banggaku sebagai seorang anak atas segala pengorbanan dan kasih sayang ibundaku dan ayahandaku, saudara-saudariku, serta keluargaku yang senantiasa mendoakanku .. vii.
(12) KATA PENGANTAR. Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Muh. Aris (Alm.) dan Rawatiah yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan kepada seluruh keluarga terutama kepada Marwah, A.Ma dan Astati, S.Pd atas bantuan materi, motivasi, dan selalu menemani dengan candanya. Kepada Dra. Hj. Sahri Bulan K, M.Pd dan Aliem Bahri, S.Pd.,. ix.
(13) M.Pd., pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada; (1) Dr. H. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, (2) Dr. A. Sukri Syamsuri, M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, (3) Sulfasyah, MA., Ph. D., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan (4) Sitti Fitriani Saleh, S.Pd., M.Pd., Sekertaris Jurusan PGSD serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru, staf SD Negeri Batang Kaluku dan Ibu Hj. Hanariah, S.Pd, guru kelas di sekolah tersebut yang telah memberikan izin dan bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat Hikmanuddin, Abdul Salam, Andi Muliani K, Kak Ika Zulfika, Kanda Jumardin, Kanda Imran, pengurus HMJ PGSD, kelas G 10 Inna, Ifha, Shri, Asma, Wana. Ilham, Ashar, Salma, Mega, Aidil, Anty, A.Nila, Elis, Ogeng, Dinda, Ijha, Desi, dan Buyung yang selalu menemani dalam suka dan duka, seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2010 atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi pelangi dalam hidup. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan. x.
(14) kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.. Makassar,. Penulis. xi. Mei 2014.
(15) DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................ i. HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii. LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iv SURAT PERNYATAAN..................................................................................... v. SURAT PERJANJIAN ........................................................................................ vi. MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix. DAFTAR ISI....................................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvii BAB I. BAB II. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... B. Permasalahan Penelitian............................................................... 1. Identifikasi Masalah ............................................................... 2. Pemecahan Masalah ............................................................... 3. Rumusan Masalah .................................................................. C. Tujuan Penelitian ......................................................................... D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 1. Manfaat Teoritis .................................................................... 2. Manfaat Praktis ....................................................................... 1 5 5 6 6 7 7 7 7. KAJIAN PUSTAKA........................................................................... 9. A. Kajian Pustaka .............................................................................. 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................... a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................................................. b. Ruang Lingkup IPS.......................................................... c. Tujuan IPS ........................................................................ 9 10. xii. 10 12 14.
(16) d. Ranah Hasil Belajar IPS .................................................. 2. Hasil Belajar........................................................................... 3. Strategi Quantum Learning.................................................... a. Sejarah Singkat Konsep Quantum Learning.................... b. Pengertian Quantum Learning ......................................... c. Efektivitas Quantum Learning ........................................ d. Kelebihan dan Kelemahan Quantum Learning dalam Pembelajaran ................................................................... e. Langkah-langkah Quantum Learning dalam Pembelajaran .................................................................... f. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran ........ B. Kerangka Pikir.............................................................................. C. Hipotesis Tindakan........................................................................ 14 16 17 17 18 19 20 22 25 29 30. BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 31 A. B. C. D. E. F. G. H.. Jenis Penelitian............................................................................. Setting dan Subjek Penelitian....................................................... Fokus Penelitian........................................................................... Prosedur Pelaksanaan Penelitian.................................................. Instrumen Penelitian .................................................................... Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data..................................... Teknik Analisis Data.................................................................... Indikator Keberhasilan................................................................... 31 31 31 32 34 35 35 38. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 39 A. Hasil Penelitian ............................................................................ 1. Siklus 1................................................................................... 2. Siklus II .................................................................................. B. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... BAB V. 40 40 48 58. PENUTUP.......................................................................................... 63 A. Simpulan ...................................................................................... 63 B. Saran............................................................................................. 63. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP. xiii.
(17) DAFTAR GAMBAR. Gambar. Halaman. 2.1. Kerangka Pikir Meningkatkan Hasil Belajar IPS ............................. 30. 3.1. Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart 1998............. 32. xvi.
(18) DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran. Judul Lampiran. 1.. Silabus. 2.. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II. 3.. Soal Evaluasi Siklus I dan siklus II. 4.. Daftar Hadir Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. 5.. Hasil Belajar IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Siklus I dan Siklus II. 6.. Hasil Observasi Aktivitas Murid Hasil Observasi Aktivitas Guru. 7.. Dokumentasi Mengajar. 8.. Surat Penelitian dan Kontrol Penelitian. xvii.
(19) DAFTAR TABEL. Tabel. Halaman. 3.1. Distribusi Frekuensi Skor............................................................. 37. 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Selama Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning.................. 43. Skor Statistik Pemahaman IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Setelah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning Siklus I.......................................................................................... 45. Distribusi Frekuensi Skor dan Persentase Skor Pemahaman IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kabupaten Gowa Setelah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning pada siklus I .................................................................. 45. 4.4. Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus I ...................................... 46. 4.5. Persentase Ketuntasan Pemahaman IPS Murid Kelas IV Setelah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning Siklus I .... 47. Hasil Observasi Aktivitas Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Selama Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning.................. 52. Skor Statistik Pemahaman IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Setelah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning Siklus II ........................................................................................ 54. Distribusi Frekuensi Skor dan Persentase Skor Pemahaman IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Setelah Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning Siklus II .................................. 54. 4.9. Diagram Batang Hasil Evaluasi Siklus II..................................... 55. 4.10. Persentase Ketuntasan Pemahaman IPS Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Siklus II.............................................................................. 56. 4.2. 4.3. 4.6. 4.7. 4.8. xiv.
(20) 4.11. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IP Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Setelah Penerapan Strategi Quantum Leraning pada Siklus I dan II ....................................................... xv. 62.
(21) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan pembangunan. Peningkatan kualitas pendidikan harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas, kesejahteraan, pendidikan dan tenaga kependidikan lainnya. Pembaharuan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengesampingkan nilai-nilai luhur sopan santun dan etika serta didukung penyediaan saran dan prasarana yang memadai, karena pendidikan yang dilaksanakan sedini mungkin dan langsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Pada era globalisasi, perkembangan IPTEK semakin marak di masyarakat. Maraknya perkembangan IPTEK disebabkan oleh adanya tuntutan manusia untuk berkembang dan maju dalam berbagai bidang sesuai dengan perkembangan zaman. Tuntutan tersebut, dapat diperoleh melalui informasi aktual dari peralatan IPTEK yang canggih. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia yang semakin komleks akan terpenuhi. Selain itu melalui pendidikan akan dibentuk manusia yang berakal dan berhati murni. Kualifikasi sumber daya manusia yang mempunyai karakteristik seperti diatas, sangat diperlukan dalam menguasai dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu menghadapi. 1.
(22) 2. persaingan global. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu usaha yang dapat mempengaruhi majunya suatu negara. Untuk menghasilkan sumber manusia yang unggul dibutuhkan tenaga pendidik yang unggul pula dalam hal ini guru. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru merupakan sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, figur guru harus terlihat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Landasan yuridis dalam Sistem Pendidikan Nasional (Himpunan Perundangundangan Republik Indonesia:2009) tersebut antara lain: (1). Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diisyaratkan bahwa upaya mencerdaskan bangsa (tentu melalui pendidikan) merupakan amanat bangsa. Sedangkan pada Bab XIII pasal 31 ayat 2 ditegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang diatur dalam undang-undang, (2). Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab X pasal 36 ayat 2 tentang kurikulum semua jenis pendidikan dan jenjang pendidikan yang wajib. Pada masa sekarang banyak orang mengukur keberhasilan suatu pendidikan hanya dilihat dari segi hasil. Pembelajaran yang baik adalah bersifat menyeluruh dalam melaksanakannya dan mencakup berbagai aspek, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik, sehingga dalam pengukuran tingkat keberhasilannya selain dilihat dari segi kuantitas juga dari kualitas yang telah dilakukan di sekolah. Salah satu faktor yang menjadi fokus dalam penyelenggaraan pendidikan adalah anak didik, dimana ketika anak didik yang dihasilkan dalam proses yang ada.
(23) 3. tersebut memiliki kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan yang baik sehingga mereka dapat mengembangkan hasil belajar dan kepribadiannya maka secara langsung hal tersebut dapat meningkatkan mutu pendidikan kita. Melihat pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Tugas utama guru adalah mengelola proses belajar dan mengajar, sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan murid, dan murid dengan murid. Interaksi tersebut tentu akan mengoptimalkan pencapaian tujuan yang dirumuskan. Elizabeth Perrott (Sahabuddin:2007) menyatakan bahwa proses belajar dan mengajar adalah dua fungsi yang berbeda, yakni proses mengajar dilakukan oleh seseorang, sedangkan proses belajar dilakukan oleh orang yang lain. Bila proses belajarmengajar bekerja secara efektif berarti di dalamnya sudah terjadi hubungan atau jembatan yang menghubungkan antara guru dan murid. Oleh sebab itu, dalam proses belajar-mengajar yang sangat diutamakan bagi seorang guru adalah keterampilan berkomunikasi, agar ia dapat secara efektif membuat hubungan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada hari Rabu, tanggal 26 Februari 2014 di kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kabupaten Gowa, terungkap bahwa: 1. Murid kurang aktif dalam menerima pelajaran disebabkan karena guru tidak tepat dalam menggunakan model, metode, strategi dan media pembelajaran. 2. Murid masih ada yang bermain sendiri pada saat guru menjelaskan materi pelajaran sehingga kurang memahami konsep pembelajaran IPS disebabkan karena guru kurang menguasai pengelolaan kelas..
(24) 4. 3. Rendahnya motivasi belajar murid karena ketidaknyamanan suasana kelas. 4. Hasil belajar rendah, jauh di bawah rata-rata, hasil belajar hanya 60%. Mayoritas siswa kelas IV cenderung tidak menyukai pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dari daftar nilai yang diperlihatkan guru kelas ditemukan nilai rata–rata pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih kurang dari standar KKM yang ditentukan sekolah, yaitu 65. Dari hasil pengamatan nilai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada hasil ujian tengah semester, terlihat bahwa hampir sebagian besar soal tidak dapat dijawab oleh sisiwa. Hal ini menarik untuk dikaji, sehingga diharapkan ditemukan solusi atau pendekatan yang mungkin bisa diterapkan untuk menanggapi fenomena ini. Pemilihan dan penerapan metode pembelajaran bisa dijadikan salah satu alternatif sebagai upaya untuk meminimalkan potensi yang lebih buruk dari fenomena tersebut. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas salah satu model yang digunakan adalah strategi quantum learning. Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (20012:15) bahwa: “melalui murid akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga murid akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan strategi ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar murid sehubungan dengan kegiatan belajar murid. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan murid berperan sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila murid banyak aktif dibandingkan guru”..
(25) 5. Dalam menyampaikan materi pelajaran IPS perlu dirancang suatu strategi pembelajaran yang tepat, yakni anak akan mendapatkan pengalaman baru dalam belajarnya, selain itu murid akan merasa nyaman. Strategi pembelajaran IPS harus dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di samping harus bertumpu pada pengalaman indera menuju terbentuknya pengalaman kesimpulan yang logis. Dengan menerapkan quantum learning, maka dalam mengusahakan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di pendidikan dasar dapat tercapai. Selain itu juga dapat memperbaiki penerapan kurikulum saat ini dan meningkatkan pemahaman serta menciptakan suasana belajar yang kondusif. Strategi quantum learning sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran IPS yang membawa murid belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan. Murid akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya, sehingga diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar murid. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa “. B. Permasalahan Penelitian 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalahnya adalah: 1. Murid kurang aktif dalam menerima pelajaran disebabkan karena guru tidak tepat.
(26) 6. dalam menggunakan model, metode, strategi dan media pembelajaran. 2. Murid masih ada yang bermain sendiri pada saat guru menjelaskan materi pelajaran sehingga kurang memahami konsep pembelajaran IPS disebabkan karena guru kurang menguasai pengelolaan kelas. 3. Rendahnya motivasi murid untuk belajar. 4. Hasil belajar rendah karena kurangnya sumber informasi seperti (buku, media belajar, perpustakaan, dll). 2. Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu strategi pembelajaran quantum learning. Dengan strategi pembelajaran ini diharapkan hasil belajar dan aktivitas murid dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) meningkat. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah penerapan strategi quantum learning sehingga dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa? 2. Apakah penerapan strategi quantun learning dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa?.
(27) 7. C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial melalui strategi quantum learning murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. D. Manfaat Penelitian Dari hasil PTK diharapkan dapat memberikan masukan atau manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan masukan dan pengembangan dunia pendidikan pada umumnya serta penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang berkualitas pada khususnya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. b. Membantu guru menghasilkan / menentukan pendekatan, metode, dan strategi yang tepat dan relevan bagi kelas dan perkembangan murid mereka untuk memperbaiki proses pembelajaran yang kreatif, inovatif dalam jangka pendek. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi sekolah Dengan adanya metode dan strategi pembelajaran yang baik dan tepat akan membentuk perbaikan proses pembelajaran guru peningkatan kualitas pembelajaran IPS dan mewujudkan murid yang cerdas dan berprestasi. b. Manfaat bagi guru Dengan melalui model pembelajaran, metode, dan strategi pembelajaran lebih efektif dan efisien sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif atau pilihan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial pada murid kelas IV SD.
(28) 8. Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. c. Manfaat bagi murid Dapat membantu meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar murid dan mendorong murid untuk berperan aktif baik secara mandiri maupun kelompok dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa..
(29) BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka Bab ini berisi penelitian relevan dan kerangka teori yang dijadikan acuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan guna membahas permasalahan yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian relevan dan teori yang merupakan kerangka landasan dalam pelaksanaannya yang tersusun dalam pembahasan berikut. Penelitian yang telah mengkaji penelitian yang relevan adalah Ahmad Ihsan Hasan (2010) meneliti tentang Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Quantum Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial untuk Murid Kelas IV SD Inpres Mangasa I Kabupaten Gowa. Hasilnya menunjukkan bahwa efektif meningkatkan hasil belajar murid dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial. Karena penerapan model quantum learning menuntut murid untuk belajar yang menyenangkan. Selanjutnya Hasma (2012) yang juga meneliti tentang Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Quantum Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Murid Kelas IV SD Inpres Perumnas II Makassar. Pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial mengatakan bahwa hasil belajar murid khususnya akan meningkat apabila guru mampu menciptakan kondisi yang bisa menghantarkan murid untuk belajar yang menyenangkan. Olehnya itu peneliti mencoba meneliti dengan judul yang sama dengan maksud untuk mengatasi permasalahan di atas yaitu melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan. 9.
(30) 10. Sosial Melalui Strategi Quantum Learning Murid Kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. 1. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau social studies. Di sekolah-sekolah Amerika pengajaran IPS dikenal dengan social studies. Jadi, istilah IPS merupakan terjemahan social studies. Dengan demikian IPS dapat diartikan dengan “penelahan atau kajian tentang masyarakat”. Dalam mengkaji masyarakat, guru dapat melakukan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang IPS, maka penting untuk dikemukakan beberapa perbandingan pengertian social studies dan IPS menurut para ahli. 1) Saxe (Sapriya, 2009:8-9) menyatakan bahwa Social studies sebagai delimiting the social sciences for pedagogical use (upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk penggunaan secara pedagogik). 2) NCSS (Sapriya, 2009:10) menyatakan bahwa Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the social program, social studies provides coordinated, sistematic study drawing upon such disciplines as as anthropology, archaelogy, economics, geography, history, law, philosophy, political sciences, psychology, religion, and sociology,.
(31) 11. as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. 3) Nu’man. Somantri. (Sapriya,. 2009:11). menyatakan. bahwa. IPS. adalah. penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. 4) S. Nasution (dalam http://ismieayu.wordpress.com/2012/10/02/isd-sebagai-salahsatu-mkdu/) mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial. 5) Tim IKIP Surabaya (dalam http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/pengertianruang-lingkup-dan-tujuan-ips/) mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengolah, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahannya. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dari berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoretis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial.
(32) 12. masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau murid atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian murid yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia. Dengan bertolak dari uraian di depan, kegiatan belajar mengajar IPS membahas manusia dengan lingkungannya dari berbagai sudut ilmu sosial pada masa lampau, sekarang, dan masa mendatang, baik pada lingkungan yang dekat maupun lingkungan yang jauh dari murid. Oleh karena itu, guru IPS harus sungguh-sungguh memahami apa dan bagaimana bidang studi IPS itu. b. Ruang Lingkup IPS Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya; memanfaatkan sumber daya yang ada di permukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi sesuai dengan kemampuan.
(33) 13. murid tiap jenjang, sehingga ruang lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar peserta didik MI/SD. Pada jenjang pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada jenjang pendidikan tinggi: bobot dan keluasan materi dan kajian semakin dipertajam. dengan. berbagai. pendekatan.. Pendekatan. interdisipliner. atau. multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana melatih daya pikir dan daya nalar murid secara berkesinambungan. Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan murid tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai tujuannya..
(34) 14. c. Tujuan IPS Sama halnya tujuan dalam bidang-bidang yang lain, tujuan pembelajaran IPS bertumpu pada tujuan yang lebih tinggi. Secara hierarki, tujuan pendidikan nasional pada tataran operasional dijabarkan dalam tujuan institusional tiap jenis dan jenjang pendidikan. Selanjutnya pencapaian tujuan institusional ini secara praktis dijabarkan dalam tujuan kurikuler atau tujuan mata pelajaran pada setiap bidang studi dalam kurikulum, termasuk bidang studi IPS. Dalam dokumen Permendiknas (Sapriya, 2009:194) dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Secara umum, melalui mata pelajaran IPS murid diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS bertujuan agar murid memiliki kemampuan sebagai berikut (Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri, 2011:10): 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. d. Ranah Hasil Belajar IPS Pemberian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai murid. Dalam pencapaian hasil belajar murid, guru dituntut untuk.
(35) 15. memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara proporsional. Menurut Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri (2011:7) bahwa hasil yang diharapkan dalam Pembelajaran IPS bagi murid adalah: 1) Meningkatnya minta murid belajar IPS. 2) Menumbuhkan kreativitas dan potensi murid dalam bidang IPS. 3) Menumbuhkan kepedulian sosial murid akan lingkungan hidupnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikmotor (Riyanto, 2012:17-18). Ranah kognitif berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintensis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepataan, gerakan keterampilan, gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan konsep di atas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh murid setelah belajar yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh murid diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS..
(36) 16. 2. Hasil Belajar Kegiatan belajar merupakan keseluruhan proses pendidikan di sekolah, dan merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. Menurut Rochmat (Riyanto, 2012:62) “belajar adalah aktivitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang bersifat permanen”. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Definisi belajar seperti yang diungkapkan Slameto (Abdul Haling, 2007:1) “belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang mengalami proses belajar kalau ada perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar disini merupakan suatu proses dimana guru melihat apa yang terjadi selama murid menjalani pengalaman edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Dimana yang harus diperhatikan dari murid adalah pola perubahan pada pengetahuan selama pengalaman belajar itu berlangsung. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dari latihan atau pengalaman bukan perubahan yang dengan sendirinya karena pertumbuhan kematangan atau karena keadaan sementara seperti pingsan..
(37) 17. Hasil belajar merupakan puncak dari proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut terjadi karena evaluasi guru. Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zain (2010:105) bahwa “Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional khusus (TIK)-nya tercapai”. Cara menilai hasil belajar biasanya menggunakan tes. Tujuan dari tes tersebut adalah mengukur hasil belajar yang dicapai murid dalam proses pembelajaran. Disamping itu, tes dipergunakan untuk menetukan seberapa jauh pemahaman materi yang telah dipelajari karena itu tes dapat digunakan sebagai penilaian diagnostik, formatif, sumatif dan penentuan tingkat pencapaian. Keberhasilan seseorang dalam belajar tidak hanya dipengaruhi minat, kesadaran, kemauan, tetapi juga bergantung pada kemampuannya terhadap materi pembelajaran serta diperlukan keterampilan keterampilan intelektual. Hasil yang dimaksud adalah tingkat pengusaan untuk mengukur hasil belajar sesuai dengan tujuan pencapaian kognitif disesuaikan dengan taraf kognitif murid. 3. Strategi Quantum Learning a. Sejarah Singkat Konsep Quantum Learning Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2000:14) “Quantum Learning adalah seperangkat strategi dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala manusia”. Quantum Learning berakar dari upaya Lazonov, seorang pendidik yang bekebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. “Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengharui hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif ataupun negatif, ada beberapa teknik yang.
(38) 18. dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru yang telah terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif” (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:14). Suatu proses pembelajaran akan menjadi efektif dan bermakna apabila ada interaksi antara murid dan sumber belajar dengan materi, kondisi ruangan, fasilitas, penciptaan suasana dan kegiatan belajar yang tidak menoton diantaranya melalui penggunaan musik pengiring. Interaksi ini berupa keaktifan murid dalam mengikuti proses belajar. b. Pengertian Quantum Learning Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2000:16) Quantum Learning adalah “Menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan model kami sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori dan strategi belajar yang lain seperti: (1). Teori otak kanan atau kiri, (2). Teori otak 3 in 1, (3). Pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik), (4). Teori kecerdasan ganda, (5). Pendidikan holistik (menyeluruh), (6). Belajar berdasarkan pengalaman, (7). Belajar dengan simbol (Metaphoric Learning), dan (8). Simulasi atau permainan”. Interaksi ini berupa keaktifan murid dalam mengikuti proses belajar. Menurut Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2000:13) dengan belajar menggunakan Quantum Learning akan didapatkan berbagai manfaat antara lain : Bersikap positif, meningkatkan motivasi, keterampilan belajar seumur hidup, kepercayaan diri, dan.
(39) 19. sukses atau hasil belajar yang meningkat. c. Efektifitas Quantum Learning Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah “massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi, yang ditulis dengan persamaan E = mc2” (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:16). De Porter dan Hernacki (2000:16) Mengemukakan bahwa: “Tubuh kita secara fisik adalah materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah menarik sebanyak mungkin cahaya. Dengan quantum learning hal tersebut dapat kita capai karena quantum learning menggabungkan sugestiologi, teknik percepatan belajar dan keyakinan”. Dari berbagai teori dan strategi belajar lain quantum learning memberikan solusi terbaik dalam masalah klasik yang dihasilkan oleh strategi belajar yang telah dilakukan serta yang telah diterapkan. Dengan strategi quantum learning pernyataanpernyataan seperti belajar adalah pekerjaan yang membosankan dapat dihilangkan. Metodologi penyajian kurang variatif dan terkesan monoton, serta saran pendukung yang tidak representatif dapat kita tapis dan hilang dengan sendirinya. Menurut Hanis Nur, dkk. (2011:44) bahwa guru perlu memiliki keterampilan variasi stimulus. Variasi stimulus adalah keterampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga murid menunjukkan sikap antusias dan ketekunan, penuh gairah dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah pembelajaran. Chaerunnisa (dalam http://kadding.blogspot.com/2014_03_15_archive.html) mengemukakan bahwa efektifitas. quantum. learning tidak diragukan lagi. keberhasilannya, hal ini disebabkan karena penerapan quantum learning tidak hanya.
(40) 20. kepada fisik tapi semua aspek, seperti: aspek psikis yang terdiri dari rasa nyaman, enak, dan aspek yang lain yaitu pembentukan lingkungan belajar yang nyaman. Sehingga dapat memenuhi unsur-unsur itu semua maka belajar dapat berlangsung dengan baik. Chaerunnisa menyatakan bahwa quantum learning dapat mencapai hal yang memuaskan antara lain: 1) Meningkatkan motivasi, 2) Meningkatkan nilai belajar, 3) Menumbuhkan kepercayaan diri, 4) Meningkatkan rasa ingin tahu, 5) Meningkatkan kinerja otak. d. Kelebihan dan Kelemahan Quantum Learning dalam Pembelajaran Sudah dipahami bahwa tidak ada strategi mengajar yang terbaik atau lebih unggul dari strategi- strategi mengajar lainnya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain: faktor tujuan, bahan pelajaran, kemampuan guru, karakteristik murid, situasi, dan kondisi lingkungan belajar dan sebagainya. Hal. ini. semua. dikemukakan. oleh. Ali. Pandie. (dalam. http://kadding.blogspot.com/2014_03_15_archive.html) bahwa: “Tidak jarang terjadi model atau strategi yang sama secara efektif dan efisien dilakukan oleh guru yang satu, tetapi gagal ditangan guru yang lain. Karena itu kebaikan dan kelemahan masing-masing model atau strategi itu sendiri relatif sifatnya”. Adapun. kelemahan. dan. kelebihan. dikemukakan oleh Chaerunnisa sebagai berikut :. quantum. learning. seperti. yang.
(41) 21. Kelebihan : 1) Strategi ini dapat mengembangkan aktivitas murid, 2) Strategi ini dapat meningkatkan motivasi belajar murid, 3) Strategi ini dapat meningkatkan nilai belajar murid, 4) Strategi ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri, 5) Strategi ini dapat meningkatkan rasa ingin tahu, 6) Strategi ini dapat meningkatkan kenerja otak, 7) Melatih murid berpikir secara efektif untuk mengubah diskusi dalam kelas, 8) Strategi ini dapat mengembangkan kemandirian murid yang diperlukan dalam kehidupan kelak, 9) Strategi ini dapat membina tanggung jawab dan disiplin murid. Dari rincian penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa quantum learning diberikan oleh guru kepada murid, dapat melatih murid untuk diskusi sama temanya baik di sekolah maupun di rumah sehingga materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dapat diingat kembali dengan melakukan diskusi dengan temannya. Kelemahannya : 1) Murid sulit dikontrol, apakah benar murid belajar atau tidak, 2) Sering menerapkan quantum learning dapat menimbulkan kebosanan murid. Selain dari kelebihan strategi ini terdapat pula kelemahan dari strategi quantum learning, apalagi keseringan menerapkan quantum learning akan menimbulkan kejenuhan/kebosanan pada murid..
(42) 22. e. Langkah-Langkah Quantum Learning dalam Pembelajaran Setiap murid diminta berhubungan secara aktif dan mendapat rangsangan baru dalam lingkungan masyarakat, agar mereka mendapat pengalaman membangun gudang penyimpanan pengetahuan pribadi. Selain itu, berinteraksi dengan masyarakat juga berarti mengambil peluang-peluang yang akan datang, dan menciptkan peluang jika tidak ada, dengan catatan terlibat aktif di dalam tiap proses interaksi tersebut (untuk belajar lebih banyak mengenai sesuatu). Pada akhirnya, interaksi ini diperlukan untuk mengenalkan murid kepada kesiapan diri dalam melakukan perubahan. Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep quantum learning dengan cara : 1) Kekuatan Ambak Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka diinginkan untuk belajar akan selalu akan selalu ada. Pada langkah ini murid akan diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:49) 2) Penataan lingkungan belajar Dalam proses belajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat murid merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan diri murid. (Bobbi De Potter dan Mike Hernacki, 2000:65).
(43) 23. 3) Memupuk sikap juara Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar murid, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada murid yang telah berhasil dalam belajarnya,tetapi jangan pula mencemooh murid yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini murid akan lebih dihargai. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:89) 4) Bebaskan gaya belajarnya Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh murid, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditoral, dan kinestetik. Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada muridnya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja. (De Porter dan Hernacki, 2000:109) 5) Membiasakan mencatat Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika sang murid tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa menggunakan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar murid itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbolsimbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh murid itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:145) 6) Membiasakan membaca Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan gaya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan murid untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain. (Bobbi De Porter dan.
(44) 24. Mike Hernacki, 2000:245) 7) Jadikan anak lebih kreatif Murid yang kreatif adalah murid yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik murid akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam beajarnya. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:291) 8) Melatih kekuatan memori anak Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik. (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:340) Pembelajaran quantum learning lebih mengutamakan keaktifan peran serta murid dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya baik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan, sehingga hasil penelitian quantum learning terletak pada modus berbuat yaitu katakan dan lakukan, dimana proses pembelajaran quantum learning mengutamakan keaktifan murid, murid mencoba mempraktekkan media melalui kelima inderanya dan kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya ingat 90%. Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi pelajaran akan semakin bermakna. Selain itu dalam proses pembelajaran perlu diperdengarkan musik untuk mencegah kebosanan dalam belajarnya. Lozanov, 1979 (Bobbi De Porter, 2012:110-111) mengemukakan bahwa “musik dapat membantu murid ke keadaan belajar optimal dan musik juga memungkinkan anda membangun hubungan dengan murid”. Pemilihan jenis musik pun harus diperhatikan, agar jangan musik yang diperdengarkan malah mengganggu konsentrasi belajar murid. Menurut.
(45) 25. Bobbi De Porter (2012:113) menyatakan bahwa “pemilihan musik harus mempertimbangkan: (1). Pilih dari beragam penyanyi kontemporer; (2). Pilih musik yang berpesan positif”. f. Penerapan Quantum Learning dalam Pembelajaran Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2012:86) mengemukakan bahwa: quantum learning merupakan metodologi yang sangat luar biasa, dimana penerapan strategi belajar dalam quantum learning mampu memberikan rangsangan kepada murid dalam penerimaan pembelajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar dalam kelas tidak lagi terkesan membosankan, menjenuhkan, dan menyebalkan. Hal ini disebabkan penerapan quantum learning tidak hanya sekedar memicu para murid untuk memahami materi pelajaran yang memberikan kesan yang lain, yaitu bagaimana proses belajar itu dapat menyenangkan, memberikan rangsangan psikologi, sugestiologi dan melibatkan unsur-unsur lain yang semula dianggap tahu di dalam proses belajar di kelas yaitu, penggunaan musik serta tantangan fisik. Hal yang perlu dicatat dalam quantum learning adalah para murid dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas. Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama dengan yang dimiliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan tentang bukti fisik dan ilmiah yang mencerminkan bagaimana proses otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian global learning, dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang menyenangkan dan bebas stres”. Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk belajar.
(46) 26. apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam belajar, bukan merupakan rintangan. Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap keberhasilan perlu di akhiri dengan “kegembiraan dan tepukan”. Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana cara memanfaatkan cara berfikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear, dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi. Menurut Dr. Seto Mulyadi, M.Psi. (Seminar Nasional Pendidikan, 2012) bahwa:. dan Workshop.
(47) 27. Semua anak pada dasarnya cerdas, selalu mau belajar, punya minat dan keahlian yang berbeda-beda. Belajar dapat berlangsung dimana dan kapan saja. Karena itu, sebagai orang tua dan pendidik mengupayakan anak belajar yang efektif yaitu belajar dalam suasana gembira dan menyenangkan. Memberikan musik-musik yang dapat meningkatkan kepekaan indra, dan tidak menghilangkan hak bermain anak adalah bentuk kepedulian terhadap mereka. Berdasarkan uraian terdahulu, pada akhirnya tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan dan kehormatan diri”. Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada peciptaan kehormatan diri. Dari proses. inilah,. quantum. learning. menciptakan. motivasi,. langkah-langkah. menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang anda pelajari untuk keuntungan anda, mengupayakan agar segala terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segala terjadi, menarik diri dari kehidupan.” Dalam kaitan itu pula, antara lain quantum learning mengkonsep tentang “menata pentas: lingkungan belajar yang tepat.” (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:65). Penataan lingkungan ditujukan kepada upaya membangun dan mempertahankan sikap positif. Sikap positif merupakan aset penting untuk pelajar. Murid quantum learning dikondisikan kedalam lingkungan belajar optimal baik secara fisik maupun mental. Dengan mengatur lingkungan belajar demikian rupa,.
(48) 28. para pelajar diharapkan mendapat langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar. Penataan lingkungan belajar ini dibagi dua yaitu; ligkungan mikro dan lingkungan makro. “Lingkungan mikro ialah murid melakukan proses belajar (bekerja dan berkreasi)” (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:66). Quantum learning menekankan penataan cahaya, musik, dan desain ruang, karena semua itu dinilai mempengaruhi peserta didik dalam menerima, menyerap, dan mengelolah informasi. Ini tampaknya yang menjadi kekuatan orisinalitas quantum learning. Akan tetapi, dalam kaitan pelajaran umumnya di ruang-ruang pendidikan di Indonesia, lebih baik memfokuskan perhatian kepada penataan lingkungan formal dan terstruktur seperti : meja, kursi, tempat khusus, dan tempat belajar yang teratur. Target penataannya ialah meciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan dan rasa santai. Keadaan santai mendorong murid untuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Keadaan tegang menghambat aliran darah dan proses otak bekerja serta akhirnya mengganggu konsentrasi murid. Lingkungan makro ialah “dunia yang luas.” Murid diminta untuk menciptakan ruang belajar di masyarakat. Mereka di minta untuk memperluas lingkup pengaruh dan kekuatan pribadi, berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya. “Semakin murid berinteraksi dengan lingkungan, semakin mahir mengatasi situasi-situasi yang menantang dan semakin mudah anda mempelajari informasi baru” (Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, 2000:81)..
(49) 29. B. Kerangka Pikir Pada umumnya proses belajar dan mengajar dilakukan seorang guru menggunakan strategi pembelajaran yang masih kebanyakan bersifat konvensional yang berindikasi pada murid yang pasif, kurang bertanggung jawab, dan pembelajaran dinilai kurang menyenangkan sehingga akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar murid. Seharusnya guru berupaya mengoptimalkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, serta dapat berkomunikasi dengan baik pada saat menyajikan pelajaran, murid akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran quantum learning merupakan salah satu tipe pembelajaran yang diharapkan akan menjadi strategi pembelajaran yang dapat menggugat minat, perasaan dan pola pikir kritis bagi murid dalam hal penguasaan konsep mata pelajaran IPS. Oleh karena itu murid akan menjadi lebih jelas dalam menerima dan menemukan sendiri materi yang disampaikan guru, sehingga hasil belajar IPS akan lebih meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut:.
(50) 30. Gambar 2.1: Kerangka Pikir Meningkatkan Hasil Belajar IPS. Kondisi Awal. 1. Masih berpusat pada guru. 2. Hasil belajar rendah.. Tindakan. Penerapan Strategi Pembelajaran Quantum Learning. Kondisi Akhir. Hasil belajar meningkat. C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis tindakan adalah: Jika menerapkan strategi pembelajaran quantum learning dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, maka dapat meningkatkan hasil belajar murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa..
(51) BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(classroom action research) yang akan dilaksanakan dalam dua siklus. Jenis penelitian tindakan kelas ini dipilih dengan tujuan “meningkatkan praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan” (Hopkin, dalam Emzir:2012).Selain itu penelitian tindakan kelas ini dianggap mudah karena hanya melalui empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. B. Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Subjek yang diteliti adalah murid kelas IV SD Negeri Batang Kaluku yang berjumlah 27 orang terdiri dari 12 laki-laki dan 15 orang perempuan. C. Fokus Penelitian Adapun faktor yang diselidiki/diamati adalah: 1. Faktor murid yaitu melihat kemampuan murid dalam mempelajari IPS dan keaktifannya dalam menyelesaikan soal. 2. Faktor proses pembelajaran yaitu melihat terjadinya interaksi antara guru dengan murid maupun murid dengan murid lainnya saat proses belajar mengajar berlangsung. 3. Faktor hasil yaitu dengan melihat hasil belajar murid setelah pembelajaran.. 31.
(52) 32. D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Adapun alur penelitian ini mengacu pada modifikasi diagram oleh setiap siklus menurut model Kemmis dan Mc Taggart (Emzir, 2012:240) terdiri dari beberapa tahapan pelaksanaan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, serta (4) refleksi sebagai berikut: Gambar 3.1: Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart 1998. REFLEKSI REVISI. Rencana Yang direvisi. Rencana Awal. STRATEGI TINDAKAN. STRATEGI TINDAKAN. REFLEKSI. OBSERVASI OBSERVASI. 23 February 2008. Mahfud PTK. Tahap Pra tindakan Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dalam hal pelaksanaan penelitian a. Melakukan diskusi dengan pihak guru untuk mendapat gambaran bagaimana pelaksanaan penelitian. b. Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan penggunaan strategi quantum learning dalam pembelajaran di kelas agar memahami karakteristik pembelajaran serta gambaran pelaksanaan pembelajaran di kelas IV sebagai langkah awal yang.
(53) 33. akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: a. Siklus I 1. Perencanaan Pada tahap ini dilakukan pemantauan keadaan murid yang akan diteliti dan mempersiapkan semua instrumen. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan 4 instrumen yaitu: a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b) Media Pembelajaran c) Lembar Observasi d) Alat Evaluasi (tes). 2. Pelaksanaan Proses Tindakan dalam siklus I adalah: a) Satu atau dua hari sebelum proses belajar dan mengajar berlangsung, murid diberikan tugas untuk membaca dan mempelajari materi. b) Guru menampilkan media pembelajaran mengenai materi. c) Murid diberi tugas untuk mengemukakan gagasan atau ide dari informasi yang terdapat pada media pembelajaran tersebut bersama kelompoknya. d) Murid mencoba mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya mengenai masalah yang dibahas dari poster tersebut, dan murid yang lain dapat memberi tanggapan dari hasil presentasi yang telah disampaikan oleh temannya tadi..
(54) 34. 3. Observasi Observasi dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku murid dan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi. 4. Analisis dan Refleksi Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan. Untuk memperkuat hasil refleksi kegiatan yang telah dilakukan digunakan data yang berasal dari data observasi. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan digunakan sebagai acuan merencanakan siklus berikutnya. b. Siklus II Berdasarkan hasil refleksi tindakan yang dilaksanakan padasiklus I, dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan tindakan pada siklus II disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil yang dicapai pada siklus ini dikumpulkan serta dianalisis untuk menetapkan suatu kesimpulan. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa instrumen nontes dan instrumen tes. 1. Nontes Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif adalah sebagai berikut : a. Lembar Observasi Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas murid dan guru.
(55) 35. dalam kegiatan pembelajaran. b. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah murid di kelas IV SD Negeri Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. 2. Tes Tes adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar dengan alat tes berupa butir-butir soal. F. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini berupa instrumen: 1. Observasi Observasi adalah pengamatan tingkah laku pada situasi tertentu. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif dengan menggunakan lembar observasi dalam mengamati aktivitas murid dan guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan strategi quantum learning. 2. Tes Instrumen tes digunakan untuk mengetahui data tentang hasil belajar murid dalam konsep IPS. Bentuk instrumen tes ini berupa soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban (option) yang berjumlah 20 soal pada siklus II. Alat evaluasi (tes) ini terlebih dahulu diujicobakan untuk menentukan tingkat kesukarannya. G. Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan memandingkan hasill pengamatan, wawancara,.
(56) 36. catatan lapangan dengan indicator-indikator pada tahap refleksi daru siklus penelitian. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1992: 18) yang terdiri dari tiga tahap kegiatan yang dilakukan secara berurutan, yaitu: (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, (3) menarik kesimpulan dan verifikasi data. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana, yaitu sebagai berikut : 1. Penilaian Rata–rata Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh murid kemudian dibagi dengan jumlah murid kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : ∑. X = ∑ dengan : X = nilai rata-rata. ∑X = jumlah semua nilai murid ∑N = jumlah murid. 2. Penilaian untuk ketuntasan belajar Untuk menghitung presentase ketuntasan digunakan dengan rumus: P=. ∑. ∑. x 100. Sedangkan untuk memperoleh nilai akhir dari murid yaitu dengan menggunakan rumus :. Nilai akhir =. x 100.
(57) 37. Selanjutnya, hasil analisis kuantitatif dikonsultasikan pada pedoman konversi. Dalam PTK biasanya digunakan pedoman konversi nilai absolut skala lima. Skor nilai akhir masing-masing murid dimasukkan kedalam kategorisasi skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R = Skor tertinggi – skor terendah Ki = + 1 Keterangan: R = rata-rata Ki = kelas interval i = interval Untuk jelasnya dapat dilihat tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Tabel Distribusi Frekuensi Skor No. Interval. Kategori Hasil Belajar. 1. 0 – 34. Sangat Rendah. 2. 35 – 54. Rendah. 3. 55 - 64. Sedang. 4. 65 – 84. Tinggi. 5. 85 – 100. sangat Tinggi. Sumber: Depdiknas (Masita 2003).
(58) 38. H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengukur aktivitas murid dan hasil belajar murid melalui hasil tes pada setiap akhir siklus dalam pembelajaran quantum learning mengalami peningkatan yang nyata sehingga dapat dikategorikan baik. Dengan hasil belajar murid mencapai minimal 65 ke atas dan secara klasikal ketuntasan belajar murid mencapai minimal 80%..
(59) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas tentang hasil-hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa setelah diterapkan strategi quantum leraning pada siswa kelas IV SDN Batang Kaluku Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data hasil perubahan sikap dan tanggapan siswa sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis skor hasil belajar siswa. Data hasil penelitian adalah data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II serta hasil observasi selama pelaksanaan tindakan. Sebagaimana yang tertera pada Bab III Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan sistematis melalui dua tahapan siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Baik siklus I dan siklus II dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan ditambah dengan tes siklus. Dari kedua siklus tersebut dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui strategi quantum leraning pada proses pembelajaran. Pada akhir tiap siklus dilaksanakan evaluasi dan refleksi yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa setelah diajar melalui strategi quantum learning. Berdasarkan hasil dari kedua siklus tersebut selanjutnya diuraikan sebagai berikut:. 39.
Dokumen terkait
Surat Edaran Direktur Jenderal Administrasi Hukum dan Umum Nomor Ahu.Ot.03.01-01 Tahun 2013 Tentang Proses Permohonan Jaminan Fidusia pada Kantor Wilayah
Rumusan optimalisasi kinerja pengelolaan lingkungan yang telah dikemukakan dalam penelitian ini dapat dikembangkan dan dijadikan acuan untuk diterapkan di Perkebunan BAME,
Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Dari definisi pembelajaran kontekstual yang telah disampaikan Hosnan, dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual menuntut siswa aktif dan termotivasi, adanya
a. Lembar penilaian Pelaksanaan Pembelajaran. Lembar penilaian sikap siswa KI-1 dan KI-2. Instrument-instrumen di atas merupakan alat untuk memperoleh data pada penelitian
Pembagian sharing dalam kemitraan/ KSO ini tidak akan diubah baik selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih
Jalan Kolonel Wahid
Unit Layanan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Kabupaten Muara Enim Pokja Pengadaan Barang Kelompok I yang dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Unit Layanan Pengadaan