• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB VI ANALISA EKONOMI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Bab VI Analisa Ekonomi

82

ANALISA EKONOMI

Pada perancangan pabrik vinyl chloride monomer ini dilakukan evaluasi atau penilaian investasi dengan maksud untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang menguntungkan atau tidak. Komponen terpenting dari perancangan ini adalah estimasi harga alat - alat, karena harga ini dipakai sebagai dasar untuk estimasi analisa ekonomi.

Analisa ekonomi dipakai untuk mendapatkan perkiraan/estimasi tentang kelayakan investasi modal dalam suatu kegiatan produksi suatu pabrik dengan meninjau kebutuhan modal investasi, besarnya laba yang diperoleh, lamanya modal investasi dapat dikembalikan dan terjadinya titik impas.

6.1. Penaksiran Harga Peralatan

Harga peralatan proses tiap alat tergantung pada kondisi ekonomi yang sedang terjadi. Untuk mengetahui harga peralatan yang pasti setiap tahun sangat sulit sehingga diperlukan suatu metoda atau cara untuk memperkirakan harga suatu alat dari data peralatan serupa tahun-tahun sebelumnya. Penentuan harga peralatan dilakukan dengan menggunakan data indeks harga.

Tabel 6.1 Indeks Harga Alat

Cost Index tahun Chemical Engineering Plant Index

2002 457,42

2003 470,63

2004 483,84

2005 497,06

2006 499,60

2007 525,40

2008 575,40

2009 521,90

2010 580,80

(2)

Bab VI Analisa Ekonomi

83

2011 585,70

2012 584,60

2013 567,30

(www.chemengonline.com)

Gambar 6.1 Chemical Engineering Cost Index

Dengan asumsi kenaikan indeks linear, maka dapat diturunkan persamaan least square sehingga didapatkan persamaan berikut:

y = 11,654x – 22.869

Pabrik diingikan berdiri pada tahun 2018, sehingga perlu ditentukan indeks tahun 2018. Dari persamaan di atas, didapatkan indeks harga alat tahun 2018 adalah 626,17. Harga alat dan yang lainnya diperkirakan pada tahun evaluasi (2018) dan dilihat dari data dan grafik pada referensi. Untuk mengestimasi harga alat tersebut pada masa sekarang digunakan persamaan (Peters & Timmerhaus, 2003) :

Ex = Ey . dengan,

Ex = Harga pembelian pada tahun 2018 Ny

Nx 0.00

100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indeks Harga

Tahun

Linierisasi Indeks Harga

(3)

Bab VI Analisa Ekonomi

84 Nx = Indeks harga pada tahun 2018

Ny = Indeks harga pada tahun referensi

6.2. Dasar Perhitungan

Kapasitas produksi : 150.000 ton/tahun

Satu tahun operasi : 330 hari

Pabrik didirikan : 2018

Harga bahan baku Ethylene Dichloride : US $ 0,38/ kg

(www.icis.com) Harga produk

 Vinyl Chloride Monomer : US $ 0,81 / kg

 HCl : US $ 0,18 / kg

(www.icis.com)

6.3. Penentuan Total Capital Investment (TCI)

Asumsi dan ketentuan yang digunakan dalam analisa ekonomi :

1. Pembangunan fisik pabrik akan dilaksanakan pada tahun 2018 dan pabrik dapat beroperasi secara komersial pada awal tahun 2020.

2. Proses yang dijalankan adalah proses kontinyu.

3. Kapasitas produksi adalah 150.000 ton/tahun.

4. Jumlah hari kerja adalah 330 hari per tahun.

5. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk perbaikan alat-alat pabrik.

6. Modal kerja yang diperhitungkan selama 1 bulan.

7. Umur alat-alat pabrik diperkirakan 10 tahun 8. Nilai rongsokan (Salvage Value) adalah nol.

9. Situasi pasar, biaya dan lain-lain diperkirakan stabil selama pabrik beroperasi.

(4)

Bab VI Analisa Ekonomi

85 10. Kurs rupiah yang dipakai Rp. 13.495,00. (Bank Indonesia, 2016) 11. Semua produk vinyl chloride monomer dan HCl habis terjual.

6.3.1. Modal Tetap (Fixed Capital Investment) Tabel 6.2 Modal Tetap

No Keterangan US $ Rp. Total Rp.

1. Harga pembelian peralatan 11.096.638 - 149.749.129.804,65 2. Instalasi alat - alat 1.398.176,39 2.998.558.179,45 21.866.948.534,83

3. Pemipaan - 77.026.634.546,37 77.026.634.546,37

4. Instrumentasi 2.696.483,03 5.622.296.658,65 36.951.268.201,18

5. Isolasi 332.899,14 493.183.911,09 4.985.657.805,23

6. Listrik 1.109.663,8 493.183.911,09 15.468.096.891,56

7. Bangunan - 44.924.738.941,39 44.924.738.941,39

8. Tanah dan Pengembangan - 221.200.000.000 221.200.000.000 9. Utilitas 3.305.453,08 793.256.551,61 45.400.345.885,4

Physical Plant Cost 617.572.820.610,62

10. Engineering & Construction - 123.514.564.122,12 123.514.564.122,12

Direct Plant Cost 741.087.384.732,74

11. Contractor’s fee - 74.108.738.473,274 74.108.738.473,274

12. Contingency - 185.271.846.183 185.271.846.183

Fixed Capital Invesment (FCI) 1.000.467.969.389,2

(5)

Bab VI Analisa Ekonomi

86 Tabel 6.3 Modal Kerja

No. Jenis US $ Rp. Total Rp.

1. Persediaan bahan baku - 112.571.479.384,50 112.571.479.384,50 2. Persediaan bahan dalam proses - 2.546.874.318,83 2.546.874.318,83 3. Persediaan Produk - 152.812.459.130,01 152.812.459.130,01 4. Extended Credit - 190.899.192.789,59 190.899.192.789,59 5. Available Cash - 152.812.459.130,01 152.812.459.130,01 Working Capital Investment (WCI) 611.642.464.752,94

Total Capital Investment (TCI)

= FCI + WCI

= Rp. 1.612.110.434.142,13

6.4. Biaya Produksi Total (Total Production Cost) 6.4.1. Manufacturing Cost

6.4.1.1. Direct Manufacturing Cost (DMC)

Tabel 6.4 Direct Manufacturing Cost

No. Jenis US $ Rp. Total Rp.

1. Harga Bahan Baku - 1.265.668.524.971 1.265.668.524.971

2. Gaji Pegawai - 3.852.000.000 3.852.000.000

3. Supervisi - 1.560.000.000 1.560.000.000

4. Maintenance - 60.028.078.163,35 60.028.078.163,35

5. Plant Supplies - 3.004.211.724,5 9.004.211.724,5

6. Royalty & Patent - 22.907.903.134,75 22.907.903.134,75

7. Utilitas - 220.735.639.871,5 206.360.076.765,32

Direct Manufacturing Cost (DMC) 1.569.380.794.759,56

(6)

Bab VI Analisa Ekonomi

87 6.4.1.2. Indirect Manufacturing Cost (IMC)

Tabel 6.5 Indirect Manufacturing Cost

No. Jenis US $ Rp. Total Rp.

1. Payroll Overhead - 770.400.000 770.400.000

2. Laboratory - 770.400.000 770.400.000

3. Plant Overhead - 3.852.000.000 3.852.000.000

4. Packaging - 114.539.515.673,76 114.539.515.673,76

Indirect Manufacturing Cost (IMC) 119.932.315.673,76

6.4.1.3. Fixed Manufacturing Cost (FMC)

Tabel 6.6 Fixed Manufacturing Cost

No. Jenis US $ Rp. Total Rp.

1. Depresiasi - 100.046.796.938,92 100.046.796.938,92 2. Property Tax - 20.009.359.387,78 20.009.359.387,78

3. Asuransi - 10.004.679.693,89 10.004.679.693,89

Fixed Manufacturing Cost (FMC) 130.060.836.020,60

Total Manufacturing Cost (TMC)

= DMC + IMC + FMC

=Rp(1.569.380.794.759,56+ 119.932.315.673,76+ 130.060.836.020,6)

= Rp. 1.819.373.946.453,91

(7)

Bab VI Analisa Ekonomi

88 Tabel 6.7 General Expense

No. Jenis US $ Rp. Total Rp.

1. Administrasi - 3.929.000.000,00 3.929.000.000,00

2. Sales - 45.815.806.269,50 45.815.806.269,50

3. Research - 91.631.612.539,00 91.631.612.539,00

4. Finance - 54.838.244.694,67 70.703.692.097,20

General Expenses (GE) 212.080.110.906,39

Biaya Produksi Total (TPC)

= TMC + GE

= Rp 1.819.373.946.453,91+ Rp 212.080.110.906,39 = Rp 2.031.454.057.360,30

6.5. Keuntungan Produksi

 Penjualan selama 1 tahun :

Vinyl Chloride Monomer = US $ 132.302.398,38

HCl = US $ 52.726.237,54

Total Penjualan = US $ 185.028.635,32

= Rp 2.496.961.441.687,88

 Biaya produksi setahun = Rp 2.031.454.057.360,30

 Keuntungan sebelum pajak = Rp 465.507.384.327,59

 Pajak = 25% dari keuntungan = Rp 116.376.846.081,90 (pajak.go.id)

 Keuntungan setelah pajak = Rp. 349.130.538.245,69

6.6. Analisa Kelayakan

1. % Return on Investment (ROI)

ROI adalah tingkat pengembalian modal dari pabrik ini, dimana untuk pabrik yang tergolong high risk, mempunyai batasan ROI minimum sebelum pajak sebesar 44 % (Aries, 1954).

(8)

Bab VI Analisa Ekonomi

89 ROI sebelum pajak = 46,53 %

ROI setelah pajak = 34,90%

2. Pay Out Time POT

POT adalah jumlah tahun yang diperlukan untuk mengembalikan Fixed Capital Investment berdasarkan profit yang diperoleh. Besarnya POT untuk pabrik yang beresiko tinggi sebelum pajak adalah maksimal 2 tahun (Aries, 1954).

POT sebelum pajak = 1,77 tahun POT setelah pajak = 2,23 tahun 3. Break Event Point (BEP)

BEP adalah titik impas, suatu keadaan dimana besarnya kapasitas produksi dapat menutupi biaya keseluruhan. Besarnya BEP untuk pabrik vinyl chloride monomer ini adalah 45,63 %

4. Shut Down Point (SDP)

SDP adalah suatu titik dimana pabrik mengalami kerugian sebesar Fixed Cost yang menyebabkan pabrik harus ditutup. Besarnya SDP untuk pabrik vinyl chloride monomer ini adalah 18,36%

5. Discounted Cash Flow (DCF)

DCF adalah perbandingan besarnya persentase keuntungan yang diperoleh terhadap capital investment dibandingkan dengan tingkat bunga yang berlaku di bank. Tingkat bunga simpanan di Bank Mandiri adalah 10,25%

(www.bankmandiri.co.id, 2016). Besarnya DCF yang diperoleh untuk pabrik vinyl chloride monomer ini adalah 30.90%

Tabel 6.8 Analisis Kelayakan

Keterangan Perhitungan Batasan

1. Percent Return of Investment (%ROI) ROI sebelum pajak

ROI setelah pajak

46,53 % 34,90 %

Min. 44% (resiko tinggi) (Aries & Newton, 1955) 2. Pay Out Time (POT)

POT sebelum pajak 1,77 Tahun Maks. 2 tahun (resiko tinggi)

(9)

Bab VI Analisa Ekonomi

90 3. Break Even Point (BEP) 45,63 % 40-60%

4. Shut Down Point (SDP) 18,36% - 5. Discounted Cash Flow (DCF) 30,90% 10,25%

(suku bunga kredit Korporasi Bank Mandiri, di akses bulan Mei 2016) Adapun kurva analisa kelayakan tersebut dapat dilihat pada Gambar 6.2

Gambar 6.2 Kurva Analisis Kelayakan Keterangan gambar :

Fa : Fixed manufacturing cost Va : Variable cost

Ra : Regulated cost

Sa : Sales

SDP : Shut down point

0 240,000,000,000 480,000,000,000 720,000,000,000 960,000,000,000 1,200,000,000,000 1,440,000,000,000 1,680,000,000,000 1,920,000,000,000 2,160,000,000,000 2,400,000,000,000

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Harga (Rp)

Kapasitas Produksi (%)

Kurva Analisis Kelayakan

SDP = 18,36%

BEP = 45,63%

Sa Va

Ra

Fa 0,3 Ra

Profit

(10)

Bab VI Analisa Ekonomi

91 BEP : Break even point

Dari analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa pendirian pabrik vinyl chloride monomer dengan kapasitas 150.000 ton/tahun layak untuk dikaji lebih lanjut

Referensi

Dokumen terkait

Alasan dalam melakukan akuisisi ini adalah dengan melihat potensi pasar Indonesia yang cukup besar dan menjanjikan karena dilihat secara umum, fokus bisnis Heinz memang sudah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis semut yang hidup di Kawasan Resort Habaring Hurung Taman Nasional Sebangau dan untuk mendeskripsikan

Penggunaan teori fonetik dalam penelitian ini berfungsi sebagai kerangka teori dalam menganalisis data dan untuk mengkaji lebih dalam penguasaan bahasa Inggris

No.. Pekerjaan / Proyek Pengirim sample Jenis campuran Tanggal LABORATORIUM JALAN RAYA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UII Jl. 895330 Yogyakarta 55584 Dikerjakan Oleh :

Di be- berapa lokasi yaitu BTMR 42, 50, 51, 52 dasar perairan ditumbuhi Enhalus acoroides dan ditampilkan dalam gambar (Gambar 3) sebagai kategori OT (others, biota lain). Ke

Koefisien (X1) yang positif menunjukan dengan semakin baik penilaian terhadap variabel information sharing maka akan menciptakan performance perusahaan yang tinggi.. Dengan

Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana produksi tam bang untuk sebuah cebakan bijih yang akan menghasilkan aliran kas yang akan memaksimalkan

Dari perhitungan program SPSS diperoleh hasil bahwa F hitung sebesar 5,566 > 4, artinya pengambilan variabel rasio keuangan sudah cukup tepat dalam menjelaskan