• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS. berbagai cabang. yang. lakukan di. banyak di. karena di hitung. tes kesehatan. Jenis Kegiatan Atlett 10%

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS. berbagai cabang. yang. lakukan di. banyak di. karena di hitung. tes kesehatan. Jenis Kegiatan Atlett 10%"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

I I IV.1 Aspek IV.1.1 Pelak berba lingk yang sebag dan o caban area Berd dapa utam pema karen penu Manusia ku, Jenis Ke Pelaku keg agai cabang kup Gelora g sedang be gai pelaku u official pend Jenis kegia ng olahraga wisma atle dasarkan has atkan data sep

Sesuai den ma sebanyak anasan atau na di hitung unjang latiha 1 egiatan, Ka giatan dalam g olahraga. Bung Karno erlatih di ka utama, akan dukung atlet. atan yang uta a masing-ma et, dalam ka sil survey l perti berikut Gam

ngan data ter 23% dan ma pendingina g jam tidur an adalah br 10% 8% 12% 6%

J

BAB IV

ANALIS

rakteristik m wisma atl Karena pos o Senayan, awasan Gelo ada juga pe ama di lakuk asing. Latiha asus ini di k lapangan ter t: mbar IV.1.1.1 Je rsebut, kegia asih ditamba an badan. An dan istirah riefing dan t 10% 23% 31% %

Jenis Kegi

V

SIS

et Senayan sisi wisma maka atlet ora Bung K engelola wism

kan oleh atl an fisik lebih kawasan Ge rhadap wism enis Kegiatan A atan terpenti ah 10% untu ngka 31% u hat setelah l tes kesehatan

iatan Atlet

la la is br te m la di fokuskan atlet Senay yang mengi Karno Senay ma, pengunj et adalah lat h banyak di elora Bung ma atlet Ra Atlet

ing atlet ada uk latihan fis

untuk istirah latihan. Sed

n. Kegiatan

t

atihan fisik ring atihan fisik utam stirahat riefing latihan es kesehatan makan ain-lain n pada atlet yan berada inap adalah yan. Selain jung lain, pe tihan fisik se i lakukan di Karno Sena agunan, mak alah latihan sik ringan be hat lebih ba dangkan keg lain-lain be gan ma t dari pada atlet atlet elatih esuai i luar ayan. ka di fisik erupa anyak giatan erupa

(2)

kegiatan di luar latihan yang bersifat pribadi atlet atau kegiatan penting lainnya seperti meeting.

IV.1.2 Analisis Perilaku Berdasarkan Perilaku Atlet Individu dan Kelompok

Karakteristik atlet lebih di fokuskan pada atlet yang bertanding secara individu dan kelompok. Setelah melakukan pengamatan terhadap perilaku atlet diketahui perbedaan karakteristik atlet-atlet dalam pemanfaatan ruang dalam dan ruang luar dari wisma atlet untuk kegiatan mereka.

Untuk analisis perilaku atlet, penyusun melakukan pengamatan di wisma atlet Ragunan, Jakarta Selatan. Penyusun mengambil sampel atlet dari olahraga individu dan kelompok yang sebelumnya telah di kelompokkan sesuai dengan kemiripan dari segi strategi, bidang gerak ataupun alat, yaitu:

• Olahraga kelompok

• Permainan bola besar (sepakbola,voli,basket) • Permainan bola kecil (baseball,softball,hoki) • Olahraga individu

• Permainan dengan kemiripan alat & gerak (bulutangkis,tenis)

• Permainan dengan strategi bergerak secara konstan

(senam,renang)

• Permainan dengan strategi mirip,fokus 1 bidang & tingkat konsentrasi tinggi (panahan,menembak,anggar)

• Permainan dengan bidang gerak otot (gulat,angkat besi)

• Permainan dengan lingkup gerak mirip (karate,taekwondo,pencak silat)

• Atletik • Tinju • Tenis meja

Penyusun mengambil 35 sampel atlet dari keseluruhan total 98 atlet yang ada di wisma atlet Ragunan untuk kemudahan wawancara dan pengamatan, yaitu:

• Olahraga kelompok: • Sepak bola (5 atlet)

(3)

• Bola voli (7 atlet) • Bola basket (4 atlet) • Olahraga individu: • Bulutangkis (3 atlet) • Renang (4 atlet) • Gulat (3 atlet) • Taekwondo (5 atlet) • Atletik (4 atlet)

IV.1.2.1 Kepuasan, Kesesakan Dan Privacy Yang Dirasakan Atlet

Penyusun melakukan wawancara terhadap kepuasan dan kesesakan ruang-ruang yang ada serta kebutuhan akan sebuah privacy pada atlet. Kepuasan dan kesesakan kamar nantinya dapat menjadi pertimbangan tentang sebuah unit kamar yang tidak sesak bagi atlet. Kemudian privacy dapat menjadi sumber informasi apakah atlet butuh suatu tempat yang menjaga privacy atau tidak.

Ukuran kamar yang berada di wisma atlet Ragunan berukuran 3,5 m x 4 m (tidak termasuk kamar mandi) yang di huni oleh maksimal 4 atlet. Dalam 1 kamar di isi dengan 2 kasur, 1 lemari dan 1 meja kecil. Di bawah ini adalah sketsa dari kamar tersebut:

(4)

Se yang di kelompok adalah di untuk m Ragunan G D olahraga wisma m kamar p menjawab sesak. K selalu me (ruang tv desain b dengan b namun ru menghab jarang ter 16 Atle 40% Atlet etelah melak lakukan a k. Pengambi iagram yang mengetahui k : ambar IV.1.2.1 Dari keterang individu da mereka. Nam pada atlet o b tidak sesa Kecenderunga enghabiskan v) juga tidak esar untuk banyak atlet uang tersebu biskan waktu rpakai adalah 84% 6% et Individu ‐Ke Terhadap Kam 60% % t Kelompok ‐K Terhadap Kam kukan penga adalah waw ilan sampel menggamba kepuasaan d 1.2 Kepuasan d gan di atas, d an kelompok mun ada se olahraga in ak kemudian an ini dapa n waktu di k k di anggap menampun t. Sedangka ut jarang d u di kamar h peletakkan epuasan mar Puas Sangat  puas Kepuasan mar Puas Sangat  puas amatan pada wancara ter atlet di amb arkan hasil w dan kesesak dan kesesakan dapat terlihat k, menjawab dikit perbed ndividu dan n atlet kelom at terjadi ka kamar. Ruan sesak. Luas ng aktivitas an ruang ku ipakai atlet r. Salah sat n televisi yan 23% Atl 20% Atle a kamar atle rhadap atle bil secara ac wawancara s kan kamar terhadap kama t bahwa ham b merasa pua daan untuk n kelompok mpok menjaw arena atlet ng makan da an ruang ma makan dal umpul juga karena atle tu penyebab ng terlalu tin 6% 71% et Individu ‐K Terhadap Ka 80% % et Kelompok ‐ Terhadap Ka

et, hal beriku et individu ak. Di bawa serta pengam di wisma ar mpir seluruh as dengan k hasil keses k, atlet indi wab sangat t individu ha an ruang kum akan meman lam satu tem

di desain et lebih mem b ruang kum nggi. Kesesakan  amar Sesak  Tidak ses Sangat tid sesak Kesesakan  amar Tidak ses Sangat tid sesak utnya dan ah ini matan atlet atlet kamar sakan ividu tidak ampir mpul ng di mpat luas, milih mpul ak dak  ak dak 

(5)

IV.1 U membutu pada kam penat sete .2.2 Perilak Pe olahraga memanfa 6% 27% Atlet 7% At Gam Sumb Ga Untuk kebutu uhkan ruang mar. Kamar elah latihan. ku Atlet Dal enyusun me individu dan aatkan ruang 67% % t Individu‐Keb 79% 14% tlet Kelompok priva mbar IV.1.2.1.3 ber : Dokumen ambar IV.1.2.1 uhan privac untuk priva menjadi sa lam Penggu elakukan pen n kelompok g dalam dan butuhan priva Butuh Tidak b Sangat butuh k ‐Kebutuhan  acy Butuh Tidak b Sangat butuh 3 Ruang dalam n Pribadi, 21 M .4 Kebutuhan p cy, hampir s acy mereka d atu-satunya naan Ruang ngamatan te . Pengamata luar. Selain cy butuh t  A butuh t  m wisma atlet R Maret 2011 privacy atlet semua atlet dan hal terse tempat untu g di Wisma erhadap peri an berdasark itu pengama 95% 5% Atlet Individu‐ 81% 19% Atlet Kelom priv Ragunan juga menja ebut di butu uk atlet mel Atlet Ragu laku harian kan aktivitas atan juga me Ruang privacy Kama Ruan kump pok ‐Ruang  vacy Kama Ruan kump awab uhkan lepas unan atlet atlet elihat y ar ng  pul ar ng  pul

(6)

kedekatan atlet dengan sesama atlet cabang olahraga ataupun berbeda cabang olahraga baik olahraga individu maupun kelompok.

Kondisi wisma atlet Ragunan hampir selalu sepi karena aktivitas atlet lebih banyak di luar wisma seperti latihan. Aktifitas sedikit terlihat ketika menjelang sore ataupun malam. Namun demikian, hanya beberapa cabang olahraga yang terlihat berada di luar kamar ataupun wisma.

Gambar IV.1.2.2.1 Foto tampak depan wisma atlet Ragunan

Sumber : Dokumen Pribadi, 21 Maret 2011 Gambar IV.1.2.2.2 Foto taman kanan wisma atlet Ragunan

Sumber : Dokumen Pribadi, 21 Maret 2011 Gambar IV.1.2.2.3 Foto taman kiri wisma atlet Ragunan

Sumber : Dokumen Pribadi, 21 Maret 2011

Foto-foto diatas adalah panorama wisma atlet yang penyusun amati ketika siang, sore dan malam hari. Pada siang hari dapat terlihat bahwa kondisi wisma atlet memang terlihat sepi, namun ketika beranjak sore dan malam hari, ada beberapa aktivitas atlet yang terlihat berada di luar. Memang tidak terlihat terlalu ramai karena aktivitas atlet lebih banyak berada di kamar. Di malam hari pun, hanya atlet pria yang terlihat berada di luar.

(7)

Untuk lebih mudah di pahami, penjelasan pada foto di sederhanakan lewat sketsa secara keseluruhan. Di bawah ini adalah sketsa pengamatan perilaku yang di lihat dari tempat (setting):

Gambar IV.1.2.2.4 Peta pengamatan tempat

Pemetaan Berdasarkan Tempat Sore Hari

Bola basket

Sepak Bola

Pemetaan Berdasarkan Tempat Malam Hari

Bola voli Sepak Bola

Dari sketsa tersebut, dapat terbaca jika atlet olahraga kelompok lebih aktif memanfaatkan ruang luar seperti berkumpul daripada atlet individu. Space yang di gunakan seperti taman dan ruang kumpul. Terdapat dua taman kecil yang ada wisma tersebut dengan bentuk lingkaran.

Atlet kelompok yang melakukan aktivitas di luar kamar seperti sepak bola, bola voli dan bola basket. Aktivitas yang mereka lakukan seperti berbincang-bincang atau sharing. Hal ini di sebabkan atlet kelompok lebih banyak bekerja bersama-sama sehingga kedekatan hampir mencakup teman satu kelompok.

(8)

Gambar IV.1.2.2.5 Peta perilaku

Pemetaan Keseluruhan Berdasarkan Perilaku

Individu Kelompok

Berdasarkan sketsa perilaku tersebut, dapat di lihat jika pergerakan atlet olahraga kelompok lebih beragam daripada atlet olahraga individu. Atlet olahraga individu lebih sering menghabiskan waktu di dalam kamar. Aktivitas yang mereka lakukan seperti berbincang antar teman dan istirahat. Ketika selesai latihan, atlet individu langsung masuk ke kamar masing-masing. Hal tersebut karena atlet individu lebih sering bekerja sendiri-sendiri dari segi latihan ataupun pertandingan. Selain itu dari segi kedekatan antar atlet pun, atlet individu lebih dekat dengan teman satu kamar. Sehingga orientasi aktivitas penggunaan ruang mereka sebagian besar berada di kamar.

Sedangkan atlet olahraga kelompok, setelah latihan selesai tidak semua atlet langsung masuk ke kamar namun berkumpul atau sekedar bersantai di depan wisma.

Berikut adalah analisis kedekatan atlet berdasarkan teori jarak utama dari Edward Hall (1966) terhadap penggunaan ruang untuk aktivitas komunikasi atau interaksi dengan sesamanya:

• Individu :

o Kamar : Jarak personal (tingkat dekat jarak ini ±75 cm). Untuk posisi kasur diubah berdekatan (hampir menyatu antar kasur) karena terbiasa saling sharing.

(9)

Gambar IV.1.2.2.6 Kondisi kamar atlet renang

Sumber : Dokumen Pribadi, 22 Maret 2011

o Lingkungan luar : hampir tidak ada karena seluruh kegiatan ada di kamar

• Kelompok :

o Kamar : Jarak personal (tingkat jauh jarak ini ± 120 cm). Rata2 kedekatan antar kasur biasa saja (mengikuti posisi kasur sejak awal)

Gambar IV.1.2.2.7 Kondisi kamar atlet voli

Sumber : Dokumen Pribadi, 22 Maret 2011

o Lingkungan luar : bervariasi. Untuk atlet wanita cenderung jarak personal (tingkat dekat jarak ini antara 45-75 cm) karena sering saling sharing. Untuk atlet pria jarak personal (tingkat dekat jarak ini antara 45-75 cm) & jarak personal dengan tingkat jauh jarak ini berada antara 75-120 cm (tapi jarak tidak lebih dari 80-90 cm)

Pada area taman atau lingkungan luar yang di jadikan tempat berkumpul atau hanya sekedar duduk-duduk, terdapat dua taman berbentuk lingkaran dan di lengkapi tempat duduk di sisi luar lingkaran.

Gambar IV.1.2.2.8 Taman kanan dan kiri wisma atlet Ragunan

(10)

Gambar IV.1.2.2.9 Analisis pola duduk

Sumber : Dokumen Pribadi

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa atlet yang duduk di tempat duduk di sisi luar lingkaran tersebut, jumlah nya lebih sedikit di banding atlet yang duduk di sisi dalam lingkaran. Hal tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hal ruang personal.

Seharusnya tempat duduk di desain menghadap sisi dalam lingkaran karena dapat mempengaruhi orientasi manusia. Ketika seseorang duduk di sisi luar lingkaran, maka orientasi pandangan menjadi melebar yang berarti membuat seseorang menjadi tidak fokus dan membuat jarak antar personal menjadi jauh; terlebih jika jumlah orangnya banyak. Namun saat duduk pada sisi dalam lingkaran, orientasi menjadi sempit dan dapat berpengaruh terhadap ruang personal karena posisi antar personal menjadi lebih dekat; membuat lebih akrab. Pola ruang duduk tersebut nantinya dapat menjadi salah satu refrensi dalam pengaturan layout ruang kumpul.

IV.1.2.3 Analisis Kegiatan • Pengguna wisma atlet:

o Atlet

o Pengelola wisma

o Pengunjung lain (media) o Pelatih

(11)

• Kegiatan pengguna: Atlet

Gambar IV.1.2.3.1 Skema Kegiatan Atlet

Pengelola

Pengelola bekerja melayani kebutuhan penghuni wisma dari

maintenance sampai aktivitas umum lainnya. Pengelola juga terbagi menjadi kepala pimpinan dan staf pelayanan. Kegiatan pengelola secara umum yaitu:

• Kegiatan administrasi (keuangan, biaya operasional dan sebagainya) • Melayani kegiatanoperasional (maintenance, keluar masuk barang dan

sebagainya)

• Kegiatan service (pengaturan makan dan kebutuhan lainnya)

• Kegiatan lainnya (pengaturan pers, layanan kesehatan dan sebagainya)

Istirahat  Pemanasan  Sarapan  Briefing  Tes kesehatan Makan siang Latihan fisik Istirahat  Tidur   Makan malam

(12)

Gambar IV.1.2.3.2 Skema aktifitas pengelola

Pengunjung

Pengunjung dapat berupa pengunjung keluarga atau pengunjung pers. Untuk menjaga privacy atlet, pengunjung umum seperti masyarakat tidak di perbolehkan. Kegiatan pengunjung keluarga seperti bertemu atlet, makan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan pengunjung pers atau wartawan berupa konferensi pers dan wawancara.

Gambar IV.1.2.3.3 Skema aktifitas pengunjung

Pelatih

Pelatih termasuk salah satu pelaku penting karena pelatih tidak dapat di pisahkan dari atlet. Hubungan atlet dan pelatih seperti sebuah hubungan ketergantungan dimana masing-masing saling membutuhi. Kegiatan atlet hampir seluruhnya di tentukan oleh pelatih sehingga kegiatan pelatih tidak jauh berbeda dengan atlet. Masuk Kerja  Keluar  Administrasi  Operasional  Service  Receptionist  Makan  Buang hajat Masuk   Lapor tamu Menunggu  Keluar  Bertemu atlet  Wawancara /liputan  (pers)  Makan   Buang hajat 

(13)

Gambar IV.1.2.3.4 Skema aktifitas pelatih

IV.2 Aspek Lingkungan IV.2.1 Analisis Tapak

Berikut adalah data tapak berdasarkan RUTRK Jakarta:

• Lokasi Tapak : Jl. Pintu 1 Senayan, Jakarta Pusat

• Luas Lahan : 10.891,18 m2

• KDB : 20 %

Luas lantai dasar yang boleh dibangun

: 20% x 10.891,18 = 2.178.24 m2

• KLB : 2,5

Luas total bangunan yang boleh dibangun

: 2,5 x 10.891,18 = 27.227,95 m2 • Ketinggian Maksimum : 24 Istirahat  Pemanasan  Sarapan  Briefing  Makan siang Latihan fisik Istirahat  Tidur   Makan malam

(14)

Gedung Koni atlet Gelo Cent deng sebag jalan wism sekit • Batas i Pusat Jalan Pin Senayan. J ora Bung Ka tury dengan Di samp gan wisma at gai pemisah n kecil yang ma serbagun

tar tidak berp U s Tapak Gambar IV.2 Sumb ntu 1 Senaya Jalan ini jug arno. Di bat

tinggi ± 68 m ing kiri atau tlet Senayan h gedung. S dapat di lew na. Secara a pengaruh ban 2.1.1 Foto bang Jalan Mani ber: Google Im an adalah ja ga berada d tas samping m dan di bat u barat, ged n. Tidak ada Sedangkan d wati 2 mobi arsitektural nyak terhada gunan sekitar ta ila mage Search lan utama d di depan pin kanan atau tasi dengan d dung KONI dinding pem di batas bela il. Di depan bangunan y ap tapak. apak Jalan Pintu 1 S Hotel di depan atau ntu masuk S u timur, terd dinding pem I pusat lang mbatas, hany akang atau n jalan terseb yang berada Senayan l Atlet Century u di utara w Senayan me dapat Hotel A mbatas. gsung berbat a ada pagar selatan, terd but juga terd a di lingku y wisma enuju Atlet tasan kecil dapat dapat ungan

(15)

I IV.2.2 Anal 2 . 1 . 2 A n a l i s i s terlih barat datan terik bang ruang tidak U lisis Mataha Matahari hat cerah pa t pada pukul ng dan berge akan lebih t Arah ma gunan dan ru g, diusahak k menghadap D

ari dan Ang Tabel I terbit dari ada pukul 0 l 18.15 WIB erak ke arah terasa daripa atahari pad uang privat an kamar a p ke arah ma Data

gin IV.2.2.1 Analis arah timur 07.00 WIB. . Di sisi kan kiri atau ba ada matahari da tapak da te, dalam ha atau ruang y atahari langsu Tangg U sa matahari dan r sekitar pu Sedangkan nan atau timu arat wisma. U i pagi. apat mempe al ini adalah yang membu ung. gapan U Matahari  sore 

+

+

+

n angin ukul 05.30 matahari te ur wisma, ar Untuk matah engaruhi pe h kamar. U utuhkan ken Analisa

+

‐ 

+

WIB dan m erbenam ke rah matahari hari sore, sua

erletakan m Untuk pengat nyamanan l a mulai arah pagi asana massa turan lebih, Matahari  pagi 

(16)

I Besa parki datan wism IV.2.3 Anal G a m b a r I V . 2 . 1 . 4 Jalan besar  Pergerakk arnya angin ir dan di dek ng dari arah ma atlet. lisis Kebisin D Bising Tidak beg Jalan  kan angin y dapat di ra kat gedung selatan terku ngan Ta Data gitu bising Jalan besa kecil yang umum asakan pada KONI Pusa umpul di are abel IV.2.3.1 A Tangg

+

ar

+

m bergerak a daerah bel at. Hal ini da ea parkir kar

Analisa kebising

Dari arah jal Dari arah jalan terlalu bisin Dari arah bela gapan

+

dari arah s lakang wism apat di sebab rena terhalan gan Analisa

lan utama ada k n besar yang ad ng karena jarak akang di jalan ada kebising

+

 

‐ 

selatan ke u ma yaitu di bkan angin ng oleh bang a kebisingan bes da disamping, t k jauh dari tapa

kecil hampir ti gan. utara. area yang gunan sar. tidak ak. idak

(17)

I ke da meng IV.2.4 View mass mem apap G Dalam pe alam dan jik gurangi kebi w Dari dan K Potensi v sa bangunan miliki peman pun. Berikut

-U Gedung KONI eletakkan ru ka dekat den isingan yang Ke Dalam T Gambar IV. view dapat n nantinya. V ndangan leb adalah anali Gambar IV.2.

-

Jalan utam Wism uangan yang ngan arah ke g di dapat. Tapak .2.4.1 Foto vie bermanfaat View terbai bih baik dan

isis potensi v .4.2 Gambar vi

+

Ge ma ma Gelora membutuhk ebisingan, di w dari dan ke d t pada arah ik dari dan n bagus tan view:

iew positif dan

lora Bung Karno

Hotel Atlet Cent

kan privacy, iusahakan la dalam tapak h orientasi a ke tapak ad npa terhalan n negatif tapak tury diletakkan ayout diatur atau perleta dalah view ngi oleh ses

lebih agar

akkan yang suatu

(18)

I V lebih peng dapa tanpa IV.2.5 Anal kebis pada meng di g kebis menda arah b View terbaik h banyak or ghalang gedu at berfungsi a terhalang o lisis Zoning Analisis singan. Ana a hunian pr ghindarkan gunakan unt singan yang Matahar Pada perke apat aliran an arat matahar pr sr k adalah me rang, mengh ung tinggi di agar penggu oleh suatu ap zoning dap lisis mataha rivate, anal angin yang tuk melindu tinggi. T ri embanganny ngin karena ri. Area priv

sp engarah ke j hadap ke ar i depan wism una banguna papun. pat di bent ari di dapat u lisis angin terlalu besa ungi daerah Tabel IV.2.5.1 A An

ya, area serv area servic vate di letak sr jalan besar rah Gelora ma atlet. Vie an dapat me tuk dari an untuk mengh di peroleh ar kemudian h utama se Analisis Zonin gin ice di buat l e berada pa kkan lebih k sp pr pb di mana da Bung Karno ew terbaik d elihat bangu nalisis mata hindari arah h untuk me terakhir an eperti privat ng K sr: pb: pr: sp: lebih ke bel da daerah y ke dalam unt s apat terlihat o dan tidak dari dan ke t unan secara hari, angin h timur dan b engalirkan alisis kebisi te dari inte Kebisingan service publik privat : semi publik lakang agar yang lebih pa tuk menjaga sp pr sr pb oleh k ada tapak jelas dan barat serta ingan esitas tetap anas; a dari

(19)

I kebisin tidak m IV.2.6 Pintu jalan seng kend kend servi ada ngan utama. memerlukan u Masuk Pola mas n seperti jalu aja di buat daraan antara Pola mas daraan pribad ice sengaja d dan agar tid

s

Sedangkan perlindunga

suk dan sirk ur pedestria terpisah un a kendaraan Tab Zoning suk di buat di dan manu di letakkan dak terlihat pr sr pb n area publik an privacy da kulasi yang b an, jalur ken

ntuk memb lain dengan bel IV.2.6.1 An t memiliki 3 usia serta ar di belakang dari view d sp k tetap bera an kebisinga baik harusla ndaraan dan eri kemuda kendaraan k nalisis pintu ma 3 jalur mas ea belakang g karena men depan. Kem ada di depan an. ah dapat me n jalur servic ahan dalam khusus servic asuk View Ma Ken Ken suk yaitu ar g khusus unt ndekati zoni mudahan dan n karena are elayani peng ce. Jalur ser proses sirk ce seperti tru anusia ndaraan pribad ndaraan service rea depan u tuk service. ing service n kejelasan p ea ini gguna rvice kulasi uk. di e untuk Area yang pintu

(20)

I I masu masu Manus Kenda Kenda priba mem manu sirku pede sirku sirku IV.3 Aspek IV.3.1 Anal litera yang berda kegia uk nantinya uk ke wisma Pin sia araan pribadi araan service Sirkulasi adi masuk d mudahkan k usia dapat m ulasi manus estrian. Sirku ulasi dapat ulasi pada tap

Bangunan lisis Kebutu Setelah atur dan ana g nantinya asarkan dari atan penunja akan di pe a atlet. Ta ntu masuk di buat m ari depan da endaraan p masuk dari sia lebih fl ulasi service memudahk pak. uhan Ruang melakukan alisis kegiata akan meng i kegiatan-ke ang ataupun rhatikan aga abel IV.2.6.2 A mengikuti po an keluar di ribadi men depan dapa leksibel, nam masuk dan k kan semua g penelitian an pelaku, m isi wisma egiatan pelak kegiatan ser ar tidak mem Analisis sirkula Manusia Kendaraan Kendaraan ola masuk y area depan uju jalan u at keluar di mun harus keluar di are pengunjung lapangan a maka akan d atlet Senay ku di wisma rvice. mberi kesul asi Sirkulasi da n pribadi n service yang telah pula. Hal in utama. Kem bagian bela tetap ada ea belakang. g karena t atau studi di dapatkan k yan. Jenis k baik berupa litan ketika alam tapak ada. Kenda ni bertujuan mudian sirk akang. Mesk kejelasan Perbedaan terjadi kejel lapangan, kebutuhan r kebutuhan r a kegiatan ut akan araan agar kulasi kipun pada antar lasan studi ruang ruang tama,

(21)

Ruang mempunyai sifat atau hirarki ruang tersendiri, yaitu:

• Privat : Ruang atau ranah ekslusif bagi penghuni dan harus memiliki izin untuk bisa memasukinya.

• Semi privat : Ruang sebelum ruang privat dan terkontrol oleh penghuni. Akan ada sanksi jika memasuki tanpa izin.

• Publik : Ranah yang terbuka untuk akses umum dan orang asing boleh memasukinya.

• Semi publik : Setiap orang dapat berada di ranah semi publik namun bagi lingkungan di sekitar akan tetap terlihat tidak nyaman jika ada orangh yang memasukinya.

Pada wisma atlet ini, privacy lebih di butuhkan karena wisma atlet ini hanya di peruntukkan untuk atlet. Dimana hal ini penting untuk menjaga tingkat kenyamanan penghuni terutama atlet.

Tabel IV.3.1.1 Tabel Tingkat Kebutuhan Privacy

Nama ruang

Tingkat kebutuhan privacy Butuh Medium Tidak

Butuh Kebutuhan ruang utama:

• Kamar v - -

Kebutuhan ruang penunjang:

Lobby - - v

• Restoran - v -

• Ruang briefing - v -

• Ruang serbaguna - v -

• Poliklinik (test fisik dan psikologis) - v -

• Kantor pengelola - v -

• Ruang media / pers - v -

• Fasilitas olahraga (lapangan,

squash)

- - v

Open space v - -

Fitness center - v -

(22)

• ATM center - - v

• Musholla - - v

Kebutuhan ruang sevice:

Loading dock dan gudang v - -

• Ruang utilitas, ME v - -

Parkir - - v

Tabel IV.3.1.2 Kebutuhan Ruang Wisma Atlet

Ruang Aktivitas Utama Syarat Sifat

Kamar

• Toilet

Berbincang-bincang, santai, tidur

Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising Private R. kumpul (atlet kelompok) Berbincang-bincang, santai

Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik Semi Private Lobby • Toilet • Receptionist • Ruang tunggu Penerimaan tamu, jalur keluar masuk penghuni

Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik, berkesan luas, sirkulasi ruang gerak luas

Publik

Hall of fame Pemajangan foto-foto ajang olahraga

Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik

Publik Restoran • Ruang makan • Ruang penyajian • Dapur • Ruang cuci • Gudang • Kering • Basah Makan, minum, berbincang-bincang

Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik, menampung atlet dalam jumlah banyak

Semi Private

(23)

• Alat

• Ruang pengelola Ruang meeting

Meeting area

Meeting, briefing Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising Semi Private Ruang serbaguna • Hall • Ruang ganti • Ruang kontrol • Gudang alat • Ruang kostum

• Ruang tunggu VIP

Konferensi pers, dll Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising Semi Private Poliklinik • Receptionist • Ruang tunggu • Ruang psikologi • Ruang rawat • Ruang massage • Ruang diagnosa • Apotek Test kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan

Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising Semi Private Kantor pengelola • Pantry • Ruang meeting Urus administrasi, urus operasional

Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising

Semi Private

Ruang media Jumpa pers Bersih, tidak lembab, pencahayaan dan penghawaan baik, tidak bising dan tidak licin

Semi Private

Fasilitas olahraga (lapangan, squash)

Olahraga Bersih, tidak licin, pencahayaan baik

Semi Publik

Open space Relaksasi, berkumpul, berbincang

Bersih, pencahayaan dan pengudaraan baik

Semi Private

(24)

IV.3.2 Analisis Kebutuhan Ruang Terkait Topik / Tema IV.3.2.1 Perbandingan Kamar Atlet Pria dan Atlet Wanita

Adanya pemisahan zona kamar atlet pria dan atlet wanita, berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan penulis terhadap wisma atlet Ragunan dan sesuai dengan permintaan pihak Gelora Bung Karno. Jumlah kamar atlet pria dan atlet wanita berbeda karena lebih banyak jumlah atlet pria daripada atlet wanita dengan perbandingan sebesar ±60% untuk atlet pria dan ±40% untuk atlet wanita (Sumber : Daftar Nama Atlet Peserta Seleksi Nasional, 2010). Perhitungan jumlah kamar:

Atlet pria = 60% x 200 (jumlah minimal kamar) = 120 kamar Atlet wanita = 40% x 200 (jumlah minimal kamar) = 80 kamar

Fitness center Olahraga dalam ruangan

Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik

Semi Private

Mini market Belanja Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik

Publik

ATM center Transaksi uang Bersih, tidak licin, pencahayaan baik

Publik

Coffee shop Makan, berbincang Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik

Publik

Musholla Solat Bersih, tidak lembab,

tidak licin, pencahayaan dan penghawaan baik

Publik

Loading dock dan gudang

Drop off dan simpan barang

Bersih, tidak lembab, pencahayaan baik

Private

Ruang utilitas, ME Kontrol alat Bersih, tidak lembab, tidak licin, pencahayaan baik, terlindung

Private

Parkir Parkir mobil, sepeda

motor, bus

Tidak licin, sirkulasi ruang kendaraan baik

(25)

IV.3.2.2 Perbandingan Kamar Individu dan Kelompok

Perbandingan jumlah kamar individu dan kelompok dipengaruhi dari jumlah perbandingan olahraga individu dan kelompok yaitu 15 : 7 yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Selain itu, jumlah kamar individu dan kelompok juga tetap di bedakan dalam pemisahan kamar atlet pria dan wanita.

Jumlah kamar setelah perhitungan: Individu

Atlet pria = 82 (jumlah minimal kamar) Atlet wanita = 55 (jumlah minimal kamar) Kelompok

Atlet pria = 38 (jumlah minimal kamar) Atlet wanita = 25 (jumlah minimal kamar)

IV.3.2.3 Layout Kamar Individu dan Kelompok

Pola kamar individu dan kelompok tidak sama karena di sesuaikan dengan pengamatan jarak intimasi pada atlet individu dan kelompok yang di lakukan di dalam kamar.

Pola kamar individu

Gambar IV.3.2.3.1 Layout Kamar Individu

Pola kamar kelompok

(26)

IV.3.2.4 Pola Ruang Individu dan Kelompok

Pola ruang antara atlet individu dan kelompok di buat berbeda sesuai dengan penelitian yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya.

Ruang individu

Gambar IV.3.2.4.1 Pola Ruang Individu

Kamar Area kumpul

Pola diatas terjadi karena keseharian atlet individu yang lebih sering melakukan aktivitas di dalam kamar, untuk itu area kumpul hanya ada di kamar masing-masing.

Ruang kelompok

Gambar IV.3.2.4.2 Pola Ruang Kelompok

Kamar Area kumpul Area terbuka

Pola diatas tercermin dari keseharian atlet kelompok yang memiliki kegiatan lebih dinamis daripada atlet individu. Atlet kelompok lebih memanfaatkan area berkumpul dan ruang terbuka, sehingga pengaturan ruang dibuat untuk menampung kegiatan tersebut.

IV.3.2.5 Pola Meja Makan

Selain pengaturan pada pola ruang untuk area kamar tidur atlet, ruangan yang juga perlu di tata menyesuaikan atlet individu dan kelompok adalah ruang makan. Pada ruang makan, di fasilitasi dengan penataan layout meja makan yang di sesuaikan dengan kebutuhan atlet individu dan kelompok.

(27)

Gambar IV.3.2.5.1 Pola Meja Makan Atlet Individu

Penataan pola layout meja makan atlet individu terjadi seperti gambar di atas karena melihat perilaku individu yang lebih akrab (intimasi lebih dekat) satu sama lain. Dengan pola berkeliling membuat psikologis antar atlet semakin akrab.

Gambar IV.3.2.5.2 Pola Meja Makan Atlet Kelompok

Pola layout meja makan untuk atlet kelompok dengan meja panjang dan posisi duduk saling berhadapan dapat memfasilitasi atlet kelompok yang juga memiliki intimasi dekat.

IV.3.3 Analisis Luasan Ruang

Tabel IV.3.3.1 Analisis Luasan Ruang

Ruang Standart (m2) Kapasitas

(Orang) Luasan (m2) Jumlah Total Luasan (m2) Kamar atlet individu • Pria • Wanita Toilet 12 m2 1,5 m2/orang 2 2 20 64 unit 92 unit 3120 1280 1840 Kamar atlet kelompok 12 m2 2 2 18 42 unit 28 unit 1260 756

(28)

• Pria • Wanita Toilet 1,5 m2/orang 504 R. kumpul kelompok 8 20 20 400

Kamar pelatih pria Kamar pelatih wanita 12 m2 12 m2 2 2 18 18 24 16 432 288 Lobby • Toilet • Receptionist • R. tunggu 1,5 m2/orang 4 m2/orang 1,5 m2/orang 4 4 30 6 16 45 2 1 1 73 12 16 45 Hall of fame 1,5 m2/orang 20 30 1 30 Restoran •Ruang makan •Ruang penyajian •Dapur •Ruang cuci •Gudang Kering Basah •Ruang pengelola 1,2 m2/orang 3,5 m2/orang 5 m2/orang 2 m2/orang 4 m2/orang 4 m2/orang 4,5 m2/orang 300 5 5 2 1 1 1 360 14 20 4 4 4 4 1 1 1 1 1 1 1 410 360 14 20 4 4 4 4 Ruang briefing

Briefing area 1,2 m2/orang 20 24 4

105 96 Ruang serbaguna •Hall •Ruang ganti Wanita Pria •Ruang kontrol •Gudang alat • Ruang kostum - 1,2 m2/orang 1,5 m2/orang 1,5 m2/orang 4 m2/orang 1,5 m2/orang 1,5 m2/orang - 200 4 4 2 2 4 - 240 20 15 32 12 14 - 1 1 1 1 1 1 349 240 20 15 32 12 14

(29)

•Ruang tunggu VIP 1,5 m2/orang 4 16 1 16 Poliklinik • Ruang tunggu • Ruang psikologi • Ruang rawat • Ruang massage • Ruang periksa • Apotek • Ruang alat 1,2 m2/orang 3,5 m2/orang 3,5 m2/orang 3,5 m2/orang 3,5 m2/orang 3,5 m2/orang 1,2 m2/orang 20 4 5 2 4 4 2 40 24 24 24 24 24 14 1 1 1 2 1 1 1 198 40 24 24 48 24 24 14 Kantor pengelola • Office • Pantry Meeting lounge 4 m2/orang 2 m2/orang 1,2 m2/orang 1,2 m2/orang 20 6 10 8 24 12 12 9,6 1 1 1 1 57,6 24 12 12 9,6

Kantor cabor 4 m2/orang 4 30 14 420

Ruang media 1,2 m2/orang 50 60 1 60

Fitness Center • Area gym • Ruang ganti • Ruang spa • Gudang alat • Pengelola 3,5 m2/orang 1,5 m2/orang 1,5 m2/orang 4 m2/orang 4 m2/orang 40 10 6 4 3 140 15 9 16 12 1 2 4 1 1 234 140 30 36 16 12 Squash 5 m2/orang 2 10 4 40

Open space 1,5 m2/orang 30 45 4 180

Mini market 3,5 m2/orang 20 70 1 70 ATM center 1,5 m2/orang 1 6 4 24 Coffee shop • Ruang makan 1,2 m2/orang 5 m2/orang 20 2 24 10 1 1 38 24 10

(30)

• Dapur • Mini bar

2 m2/orang 2 4 1 4

Musholla 1,5 m2/orang 15 22,5 1 22,5

Loading dock 4 m2/orang 1 4 2 8

R. utilitas (ME) 22,5 m2/orang 4 90 1 90

Parkir (rasio 1:6) Mobil Motor Bus 12,5m2/mobil 2 m2/motor 4,8m2/mobil 51 51 3 637,5 102 14,4

Total Luasan Ruang 8663 m2

Sirkulasi 20 % = 1732 m2 10.395 m2

Rencana Perhitungan KDB dan KLB

Untuk rencana perhitungan KDB, hanya lantai dasar yang masuk dalam perhitungan sedangkan KLB adalah perhitungan seluruh bangunan dari lantai dasar sampai lantai teratas. Di bawah ini adalah perencanaan KDB dan KLB yang telah di sesuaikan dengan pemakaian ruang (namun perhitungan dapat berubah karena belum termasuk area service seperti lift, tangga darurat, teras dll) yaitu:

Tabel IV.3.3.2 Rencana Perhitungan KDB

Rencana Ruang Luasan

Lobby 73 Hall of fame 30 Mini market 70 ATM center 24 Coffee shop 38 R. utilitas (ME) 90 Loading dock 8 Lapangan basket 28 m x 15 m (di hitung setengah karena outdoor)

210 420 / 2

(31)

Total 543

Sirkulasi 20 % = 108 m2 651

Rencana Perhitungan Jumlah Lantai (KLB)

Tabel IV.3.3.3 Rencana Perhitungan Jumlah Lantai

Rencana Lantai Luasan

Lantai 1 543 Lobby 73 • Hall of fame 30 • Mini market 70 • ATM center 24 • Coffee shop 38 • R. utilitas (ME) 90 • Loading dock 8 Lantai 2 605,1 • Kantor pengelola 57,6 • Kantor cabor 420 • Musholla 22,5 • Ruang briefing 105 Lantai 3 819 • Ruang serbaguna 349 • Restoran 410 • Ruang media 60 Lantai 4 432 Fitness center 234 • Poliklinik 198 Lantai 5 (utilitas) 652 Lantai 6, 7, 10, 11, 12 652x 5 = 3260

• Kamar individu (16 unit x 20m) 320

(32)

• Ruang kumpul kelompok (4 unit x 20)

80

Lantai 8, 13 360 x 2 = 720

• Kamar individu (16 unit x 20m) 320

Open space (2 unit x 20m) 40

Lantai 9, 14 640 x 2 = 1280

• Kamar individu (16 unit x 20m) 320

• Kamar pelatih (16 unit x 20m) 320

Lantai 15 320

• Kamar individu (14 unit x 20m) 280

• Squash (4 unit x 10m) 40

Lantai 16 160

• Kamar pelatih (8 unit x 20m) 160

Lantai 17 (atap) 80

Total 8871

(33)

IV.3.4 Analisis Hubungan Ruang Hubungan Ruang Makro

Hubungan Ruang Mikro

o Restoran Ruang makan Entrance Ruang chef Dapur Ruang penyajian Kasir Gudang Lobby Entrance Plaza Parkir Kamar Restoran Poliklinik Ruang pengelola Fitness center Briefing room Ruang serbaguna Ruang kumpul

(34)

o Ruang Pengelola o Poliklinik o Ruang Serbaguna Ruang rawat Entrance Ruang tunggu Ruang pijat Ruang psikologi Ruang diagnosa Apotek Entrance Hall Ruang ganti Ruang kontrol Gudang Ruang tunggu VIP Office Entrance Pantry Ruang Meeting Lounge Ruang racik Toilet Ruang kostum

(35)

IV.3.5 Jumlah Massa Bangunan dan Pola Koridor

Jumlah massa bangunan dan pola koridor dapat berpengaruh terhadap fasad bangunan itu sendiri. Pengaruh tersebut sebelumnya di nilai untuk mengikuti beberapa kriteria-kriteria tertentu. Yang mana ketika nantinya pola massa dan ruang bangunan tersebut belum atau tidak memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka kekurangan yang ada dapat di pecahkan pada tahap perancangan selanjutnya.

Sebelum mencari pola massa bangunan, terlebih dahulu akan di klasifiksikan kegiatan-kegiatan yang di lakukan atlet wanita dan pria:

Kebutuhan ruang atlet wanita dan pria:

Tabel IV.3.5.1 Kebutuhan Ruang Atlet Wanita dan Pria

Kegiatan Nama ruang

Istirahat, tidur Kamar tidur

Berbincang, berkumpul, relaksasi Open space

Tabel IV.3.5.2 Jumlah massa bangunan

Jumlah massa bangunan alternatif 3 atau massa bangunan tunggal di pilih karena lebih efektif berdasarkan kesamaan kegiatan-kegiatan yang di lakukan atlet wanita dan pria sehingga tidak perlu ada pemisahan bangunan. Kriteria Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Skala penilaian: 1 = cukup baik 2 = baik 3 = sangat baik Pencahayaan & penghawaan 1 3 2 Estetika 3 2 1 Efektifitas ruang 2 1 3 Efektifitas lahan 2 1 3 Total 8 7 9

(36)

P S 2 P p E b P T I Pola Korido Kriteri Skala penila 1 = cukup ba 2 = baik Pencahayaan penghawaan Efisiensi bangunan Privacy Total keku untuk altern IV.3.6 Anal terleb mass terda ditem sedan mem servi salur Peng or Banguna a aian: aik n & n Sebenarn urangan mas k wisma at natif 2 lah y lisis Massa Massa ba bih dahulu a sa bangunan Fungsi-fu ahulu akan mpatkan pa ngkan kebu mudahkan ak

ice akan ter ran kotor d ggambaran s an Tabe A Do nya single lo sing-masing. tlet. Karena ang sesuai d Bangunan angunan yan atau pada ba yang terjadi ungsi ruang di masukka aling atas u utuhan penu kses bagi a rbagi menjad ari tower k ecara skema el IV.3.5.3 Pola Alternatif 1 ouble loaded 1 2 2 5 oaded dan d . Namun da dapat menj dengan proye ng akan diba agian tower i di pengaruh secara umu n ke dalam untuk mem unjang di k atlet maupun di dua bagia ke podium d atik sebagai b a Koridor Bang d double loade alam hal ini njaga privacy ek wisma atl ahas akan d hunian. Hal hi oleh pene um yang tela m fungsi ban menuhi kebu kumpulkan p n pengguna an yaitu ser dan service berikut: gunan Al Sin ed memiliki i, double lo y atlet yang let ini. i fokuskan p l tersebut di elitian terhad ah di jabark ngunan. Fun utuhan aka pada daerah lainnya. U rvice untuk untuk pod lternatif 2 ngle loaded 2 1 1 4 i kelebihan oaded lebih g ada. Sehi pada unit hu isebabkan ka dap topik / te an pada sub ngsi hunian an privasi h podium u Untuk kebut pengumpul dium itu sen

serta baik ingga unian arena ema. b bab akan atlet, untuk tuhan pipa ndiri.

(37)

Gambar IV.3.6.1 Fungsi Bangunan Secara Umum

Berdasarkan penelitian yang di lakukan terkait topik / tema, dalam pembentukkan pola ruang akan berdasarkan pada pemisahan antara ruang untuk atlet individu dan kelompok. Berikut adalah skematik pola ruang yang terjadi: Gambar IV.3.6.2 Pola Ruang

Jika di lihat pada gambar di atas, pola ruang yang terjadi membentuk ‘plus (+)’. Pola ruang tersebut di dapat untuk memberikan efek psikologis bahwa mereka berbeda namun dibuat seolah-olah tidak terlalu berbeda. Hal ini lebih efektif daripada harus dipisahkan secara nyata oleh bangunan yang berbeda. Sedangkan untuk analisa massa bangunan dapat di lihat pada gambar berikut: core Kelompok  Kelompok  Individu  Individu  PENUNJANG

HUNIAN

PENUNJANG SERVICE SERVICE

(38)

Gambar IV.3.6.3 Analisis Massa Bangunan

Dari gambar dapat di analisa jika matahari sangat berpengaruh terhadap orientasi massa bangunan. Massa bangunan harus diatur sedemikian rupa untuk mengurangi cahaya matahari yang berasal dari arah timur dan barat. Untuk view terbaik di dapat dari analisa arus kendaraan terbanyak yang menuju ke arah tapak, sehingga manusia dapat lebih mudah menangkap massa bangunan. Sedangkan pada bagian arah arus kendaraan yang tidak terlalu ramai, dapat di manfaatkan untuk area terbuka. Sehingga area terbuka dapat melihat suasana GBK tanpa terlalu terganggu dengan keramaian arus kendaraan. Setelah analisa massa bangunan terjabarkan, maka akan di peroleh massa bangunan pada tapak seperti berikut:

Gambar IV.3.6.4 Massa Bangunan Pada Tapak

View baik ke dalam tapak (arus kendaraan

terbanyak) Arah matahari akan sangat berpengaruh juga terhadap orientasi massa Pemandangan terbuka

(arus kendaraan tidak terlalu banyak)

Arah matahari yang harus

(39)

Berdasarkan gambar tersebut, dapat terlihat bahwa massa bangunan di peroleh untuk menanggapi analisa tapak dan aspek lainnya. Pada bagian berwarna merah adalah tower dengan bentuk massa bangunan ‘plus (+)’ yang di berasal dari analisa sebelumnya. Sedangkan untuk bagian warna biru adalah perluasan dari bentuk massa tower di atasnya. Pada arah view utama atau view terbaik, di bentuk massa yang lebih besar yang dapat berfungsi sebagai ‘penarik view’.

IV.3.7 Sirkulasi Dalam Bangunan

Pada dasarnya terdapat 2 jenis sirkulasi dalam bangunan yaitu sirkulasi secara horizontal yaitu sirkulasi yang menghubungkan antar ruang dalam 1 level dan sirkulasi secara vertikal yaitu sirkulasi yang menghubungkan antar ruang di beberapa level selanjutnya.

Sirkulasi Horizontal

Sirkulasi horizontal umumnya digunakan pada perencanaan koridor, plaza atau space lainnya yang dapat menghubungkan ruangan satu ke yang lainnya. Sirkulasi horizontal sendiri memiliki beberapa jenis yaitu:

o Linear

Gambar IV.3.7.1 Sirkulasi linear

Sumber: Modul Teori Arsitektur Universitas Gunadarma, 2010

Pola sirkulasi yang secara tidak langsung dapat menunjukkan arah dan keterkaitannya dengan penghubung ruang yang berlanjut. o Radial

Gambar IV.3.7.2 Sirkulasi radial

Sumber: Modul Teori Arsitektur Universitas Gunadarma, 2010

Pola sirkulasi yang memiliki sirkulasi linear namun berkembang dan menuju ke banyak arah.

(40)

o Terpusat

Gambar IV.3.7.3 Sirkulasi terpusat

Sumber: Modul Teori Arsitektur Universitas Gunadarma, 2010

Pola sirkulasi yang semakin memperjelas kesan sudut karena polanya yang cenderung berbentuk persegi.

o Cluster

Gambar IV.3.7.4 Sirkulasi cluster

Sumber: Modul Teori Arsitektur Universitas Gunadarma, 2010

Pola sirkulasi yang mempunyai kedekatan hubungan ruang atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.

o Grid

Gambar IV.3.7.5 Sirkulasi grid

Sumber: Modul Teori Arsitektur Universitas Gunadarma, 2010

Pola sirkulasi yang cenderung rapi dan teratur namun memiliki sirkulasi yang banyak serta bebas.

Dari jenis-jenis pola sirkulasi di atas, maka sirkulasi horizontal yang sesuai dengan kondisi tower bangunan wisma dapat di lihat pada skema di bawah ini:

Gambar IV.3.7.6 Sirkulasi Horizontal

c

Terpusat Liniear

(41)

Sedangkan untuk bagian podium, memiliki pola sirkulasi terpusat dan radial. Dimana untuk area terdekat core adalah terpusat dan berkembang menjadi radial dengan pola sirkulasi linear yang menuju banyak arah.

Sirkulasi Vertikal

Sirkulasi vertikal pada proyek wisma atlet ini memiliki 2 jenis yaitu lift dan tangga. Alasan pemilihan kedua jenis sirkulasi vertikal ini berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu:

o Lift

Lift di pakai karena jumlah lantai pada bangunan wisma atlet ini direncanakan 16 lantai. Hal ini untuk memudahkan penghuni untuk mencapai ke kamar masing-masing. Dalam proyek ini penghuni adalah atlet yang akitifitasnya lebih banyak di habiskan oleh latihan fisik sehingga kepuasan akan kenyamanan dan kemudahan adalah poin untuk pemakaian lift.

Dalam bangunan nantinya akan memiliki 1 inti/core dan lift yang ada hanya akan dapat di akses oleh penghuni unit kamar. Berikut ini adalah pertimbangan letak inti, yaitu:

Tabel IV.3.7.1 Peletakkan lift

Kriteria Tipe Inti 1 Tipe Inti 2 Tipe Inti 3

1= kurang 2= cukup 3= baik

4= sangat baik Di ujung Di apit sayap

bangunan Di tengah Kejelasan pola sirkulasi 2 1 3 Fleksibilitas ruang 3 4 2 Kekakuan struktur 2 3 4 Total 9 9 12

(42)

Tipe letak inti sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan di sesuaikan dengan kondisi bangunan yang ada. Karena tiap-tiap bangunan memiliki kepentingan yang berbeda pula. Untuk proyek wisma atlet ini, tipe inti 3 di pilih karena dapat sesuai dengan konsep proyek dimana pusat sirkulasi berada di tengah dan fungsi-fungsi ruang ada di sekelilingnya.

o Tangga

ƒ Sirkulasi dengan kebutuhan darurat yang memiliki pintu keluar sebesar 80 cm. Tangga darurat di letakkan dengan jarak maksimal 30 m (untuk bangunan tanpa sprinkler) dan 45 m (untuk bangunan dengan sprinkler).

Gambar IV.3.7.7 Tangga kebakaran

Sumber : Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Ir. Jimmy S. Juwana, Msae; 2005

IV.3.8 Struktur Bangunan

Struktur bangunan bagi sebuah bangunan adalah nyawa dari bangunan tersebut, untuk itu struktur haruslah dapat menahan beban horizontal maupun vertikal. Sebelum mengetahui struktur bangunan yang akan di pakai, haruslah mengetahui gambaran massa bangunannya terlebih dahulu. Berikut adalah skema massa bangunan secara umum:

(43)

Upper Structure

Tabel IV.3.8.1 Upper Structure

Keterangan Alternatif 1 Alternatif 2

Angin

Struktur

Core inti Core inti

Portal (kolom dan balok)

Analisa Bangunan kurang kokoh dan beresiko lendut karena hanya diperkuat

core inti

Bangunan kokoh dan tidak lendut karena memakai core inti yang di

perkuat dengan portal di sekelilingnya

Dari 2 alternatif tersebut, maka di pilih alternatif 2 karena memiliki kekokohan yang lebih kuat. Selain core inti dan portal, upper structure juga memakai beberapa struktur tambahan yaitu:

Tabel IV.3.8.2 Upper Structure

Tipe Keterangan

Struktur baja Penggunaan dapat di gabungkan

dengan struktur bentang lebar dimana konstruksi baja

Bentang lebar Bentang lebar dapat di gunakan pada

(44)

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pada bangunan wisma nantinya akan memakai struktur hybrid atau penggabungan antara struktur baja dan bentang lebar.

Sub Structure

Tabel IV.3.8.3 Sub Structure

Alternatif Tipe Gambar Keterangan

Tiang pancang Pengerjaan lebih cepat

dan relatif murah serta mampu menahan beban vertikal dengan baik namun bising dalam proses pemasangan

Bored Pile   Bisa untuk segala jenis

tanah dan kekuatan lebih besar namun lama dalam proses pemasangan

Setelah mengetahui penjelasan di atas, untuk sub structure pada wisma nantinya memakai pondasi tiang pancang karena memiliki kelebihan seperti yang telah di jelaskan di atas.

• Dilatasi

Adanya dilatasi karena kebutuhan wisma akan ruang penunjang yang di letakkan di podium. Dilatasi sendiri memisahkan antara struktur tower dengan struktur ruangan yang terpisah dari tower.

Gambar IV.3.8.2 Contoh dilatasi Gambar IV.3.8.3 Dilatasi pada wisma  

(45)

IV.3.9 Material Bangunan

Tabel IV.3.9.1 Material bangunan Kebutuhan Material Alternatif 1 Material Alternatif 2 Material Alternatif 3 Keterangan

Dinding Bata Merah

Kokoh, kedap suara dan air, namun pengerjaan lama, harga relatif terjangkau dan boros adukan Bata Hebel Sangat kokoh, pengerjaan cepat, ringan, tahan api, harga mahal, dan rembes air

Batako Tidak terlalu kokoh, dedap air dan suara, pemasangan cepat, harga murah, dan mudah dilubangi Sebagai material untuk pembatas antar ruang berdasarkan alternatif tersebut, sehingga material yang dpilih adalah bata merah Lantai Keramik Tahan lama, perawatan mudah, mudah didapat dan harga relative murah, namun menghantarkan dingin, nat cepat kotor, mudah menggembung dan mudah pecah Marmer Berkesan mewah dan ekslusif, tahan lama, namun harganya mahal, pemasangannya lama dan perawatan relatif mahal dan susah Kayu Kesan alami dan hangat, warna tidak mudah pudar, bisa di-finishing/ coating, harga relatif mahal, pengerjaannya lama, perawatan susah dan tidak tahan air

Pada kamar dapat menggunakan kayu yang berfungsi agar kamar menjadi lebih nyaman. Kemudian menggunaan marmer untuk lobby dan ruangan besar dapat

memberikan kesan mewah.

Keramik dapatdi pakai pada ruang penunjang seperti dapur dan wc. Kusen Kayu Kuat, warna Alumunium Ringan, anti PVC Murah, Kayu dipakai untuk kusen

(46)

alami, terkesan mewah, namun mahal, tidak tahan air, mudah dimakan rayap dan perawatan mahal rayap, perawatan mudah, tahan air, pembuatan dan pemasangan cepat, terkesan modern, kurang kokoh perawatan mudah, ringan, tahan air namun tidak kokoh, mudah retak/patah interior seperti pintu kamar. Kemudian daya tahan alumunium lebih tahan lama dan lebih modern dapat dipakai pada eksterior.

Sedangkan pvc dipakai untuk kamar mandi agar tahan lama Plafond Gypsum Harga relatif murah, mudah pemasangannya, mudah dibentuk, sambungan bias tidak terlihat, tidak tahan air

GRC Board Ringan, tahan air, tidak mudah lapuk, namun perlu diberi rangka permodul dan terlihat adanya nat atau sambungan Beton ekspose Tanpa plafond Gypsum di pilih karena mudah dalam pemasangan dan nantinya akan ada di hampir semua ruangan

Atap Beton (Atap

datar) Praktis, tidak perlu rangka, kesan modern, rawan bocor, dan juga ruang dibawahnya menjadi panas Genteng Keramik Tahan lama, warna tidak mudah luntur, sudut kemiringan atap minumun harus 30o, dan pemasangan perlu ketelitian Modifikasi (alumunium composit) Pemasangan mudah dan cepat, kesan modern, kuat, tahan panas, rapi, namun pemasangan perlu ketelitian Penggunaan atap datar di gunakan untuk menunjang service. Kemudian alumunium composit dapat berguna untuk ruangan tertentu

(47)

IV.3.10 Sistem Utilitas 1. Penghawaan

Penghawaan dapat terbagi 2 yaitu: •Penghawaan Buatan

Pada bangunan wisma atlet, penghawaan buatan menggunakan Air Conditioner (AC). Air Conditioner digunakan untuk kamar tidur, gym, koridor, ruang serbaguna dan hampir semua ruangan yang ada pada bangunan. AC yang di gunakan memiliki 2 jenis AC yaitu split dan central. Untuk AC split dapat di letakkan untuk kamar tidur agar memudahkan atlet dalam pengaturan suhu yang nyaman sesuai kondisi kenyamanan mereka. Dalam 1 AC split harus di lengkapi oleh 1 outdoor unit. Peletakkan outdoor unit dapat di letakkan pada bagian balkon kamar.

Sedangkan untuk AC central di fungsikan pada seluruh bagian podium dan area servis lainnya seperti koridor. Untuk AC central dibutuhkan ruangan semacam ruang kontrol yaitu AHU yang ada pada tiap lantainya.

•Penghawaan Alami

Udara yang berasal dari penghawaan alami adalah udara langsung dari lingkungan luar yang masuk ke dalam bangunan. Untuk wisma atlet, ruangan yang secara langsung merasakan udara dari lingkungan luar adalah ruang terbuka yang di peruntukkan untuk atlet bersantai. Hal ini di lakukan agar atlet dapat merasakan atmosfer yang berbeda.

Selain itu, udara dari lingkungan luar juga dapat di rasakan oleh penghuni yang berada dalam ruangan karena jendela ada yang dapat dibuka dan tidak semua ruangan memakai jendela mati termasuk pada kamar tidur.

2. Air

Penyediaan air bersih pada proyek wisma atlet bersumber dari PDAM. Hal ini di sebabkan jika mengambil air tanah tidak akan efisien (pengeboran tanah yang cukup dalam, daya sedot pompa lebih besar) selain itu dapat

(48)

meng peny tamp barul peng 3. Peng yang meng STP penc gganggu k yediaan air b Pada gam pung di tang

lah air bersi ghematan air golahan dan Pembuan g di letakkan ganggu view Su Untuk lim yang nantin cemaran. Se keseimbanga ersih: Gambar Sumb mbar di atas gki bawah d h akan di di r, kamar man n Pembuang ngan limbah n berbatasan w dari luar ba Gambar umber : Pandu mbah padat nya akan di edangkan un n lingkung IV.3.10.1 Siste ber : Google Im , dapat di k dan kemudia istribusikan ndi menggun gan Limbah dari kamar dengan kor angunan. IV.3.10.2 Shaf

uan Sistem Ban pada kamar olah dan da ntuk limbah gan. Beriku em air bersih mage Search ketahui bahw an di dorong ke kamar m nakan showe h r mandi me ridor untuk k ft pipa kamar m ngunan Tinggi, r mandi, ak apat di buan h cair yang ut adalah wa air bersih g ke tangki mandi. Untuk er. enggunakan kemudahan mandi , Ir. Jimmy S. J kan langsung ng ke riol ko berasal da contoh si h yang datan atas. Setela k kemudahan shaft-shaft akses serta t Juwana, Msae; g di salurka ota tanpa ad ari kamar m istem ng di ah itu n dan pipa tidak 2005 an ke danya mandi

(49)

maupun limbah cucian, di salurkan ke sumur resapan kemudian akan di buang ke riol kota.

Selain itu, untuk pembuangan air hujan akan dialirkan melalui pipa yang selanjutnya akan dimasukkan ke dalam sumur resapan. Setelah proses dari sumur resapan, limbah dapat dibuang ke riol kota. Pembuangan ke riol kota dapat dilakukan karena limbah sudah di saring dalam sumur resapan sehingga limbah nantinya tidak menimbulkan bau.

4. Sistem Keamanan Kebakaran

Tabel IV.3.10.1 Sistem keamanan kebakaran

Alat Gambar Keterangan Hydrant

Sumber : Google Image Search

Hydrant berfungsi sebagai pemadam kebakaran yang letaknya berada di area yang mudah terjangkau Sprinkler

Sumber : Google Image Search

Pola sprinkler:

5. Listrik

Sumber listrik di proyek wisma atlet ini berasal dari PLN. Namun untuk mencegah dan antisipasi listrik padam tiba-tiba, maka di tambahkan generator atau genset pada bangunan sebagai listrik cadangan wisma atlet. Peletakkan genset berada pada area servis lantai dasar agar jika ada proses perbaikan dapat mudah dijangkau oleh petugas maupun alat-alat reparasi.

(50)

6. Pena bang Thom jangk terlin dalam 7. Siste deng lanta send Sumber angkal Petir Penangka gunan yang mas. Sistem kauan perlin ndungi men m area perlin Sumber : P em Pembua Untuk sis gan menggun ainya dan lan

iri terdapat r G r : Panduan Sis r al petir men optimal. P m Thomas ndungan luas capai radius ndungannya Ga Panduan Sistem ngan Samp stem pembu nakan sistem ngsung berh ruangan pen Gambar IV.3.10 stem Bangunan njadi salah enangkal pe adalah sis s yaitu untuk s 60 m dan berada dala ambar IV.3.10.4 m Bangunan Ti ah uangan samp m shaft atau s hubungan de nampungan s 0.3 Skema listr

n Tinggi, Ir. Jim

satu upaya etir yang d stem penan k daerah di s n luasan lah am radius 12 4 Penangkal pe

inggi, Ir. Jimm

pah, proses y sebuah ruang engan lantai sampah sem rik mmy S. Juwan a sebagai si i gunakan ngkal petir sekitar bang han yang m 5 m. etir my S. Juwana, M yang dapat d gan shaft ya dasar. Pada mentara sebel a, Msae; 2005 istem keam memakai si yang mem gunan yang d masih terlind Msae; 2005 dilakukan ad ang berada di a lantai dasa lum diambil manan istem miliki dapat dungi dalah i tiap arnya oleh

(51)

mobi shaft samp samp 8. Siste o o il sampah ya t terhitung m pah dari tiap pah. Sumber : P em Pengama o Banguna U teknologi lakukan u o Kamar S kunci kam yang han dapat mem Sumber : P ang datang ti mudah dan p lantai, ha G Panduan Sistem anan an Untuk peng i seperti CC untuk menin Sistem peng mar. Pengam nya boleh di mudahkan d Gambar Panduan Sistem iap minggun efisien kar anya cukup ambar IV.3.10 m Bangunan Ti gamanan b CTV, alarm p ngkatkan rasa gamanan ka manan yang miliki oleh dalam penyim r IV.3.10.6 Pen m Bangunan Ti nya. Proses p rena tidak p membuang 0.5 Shaft Sampa

inggi, Ir. Jimm

bangunan, w pencurian da a aman peng amar di foku di pilih ada h penghuni. mpanan kare ngamanan pintu inggi, Ir. Jimm

pembuangan perlu harus sampah pa ah my S. Juwana, M wisma atle an metal det ghuni. uskan pada alah pemaka Selain itu s ena lebih efis

u kamar my S. Juwana, M n sampah me repot memb ada lubang Msae; 2005 t menggun tector. Hal i pengamana aian kartu kh sistem kartu sien. Msae; 2005 elalui bawa shaft nakan ini di an di husus juga

Gambar

Gambar IV.1.2.1.1 Sketsa kamar wisma atlet Ragunan
Gambar IV.1.2.2.6 Kondisi kamar atlet renang
Gambar IV.1.2.2.9 Analisis pola duduk
Gambar IV.1.2.3.1 Skema Kegiatan Atlet
+7

Referensi

Dokumen terkait

setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Bayi

rawat inap kelas II terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dari 86 responden secara umum sebagian besar

1.Maksimum Economic Yield (MEY) dan Maximum Suistainable (MSY) di pelabuhan Pagimana Kabupaten Banggai dengan hasil perhitungan Estimasi MEY dengan nilai CMSY

Alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 4. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan segmentasi, tahapan pengukuran fitur dan

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah

Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang telah

Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan