Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 956
Pengukuran Kualitas Website E-Learning MAN Sidoarjo menggunakan Metode Webqual 4.0 dan Importance Performance Analysis (IPA)
Delfitri Nanda Irawan1, Buce Trias Hanggara2, Andi Reza Perdanakusuma3 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
MAN Sidoarjo merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Sidoarjo yang memanfaatkan website e-learning sebagai media untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring demi mensukseskan kegiatan belajar siswanya meskipun dari rumah. Sebagai satu-satunya madrasah aliyah negeri di Sidoarjo, maka penting untuk menjaga kualitas layanan pendidikan yang berkualitas sebagai bentuk pengawasan penjaminan mutu pendidikan sehingga diperlukan adanya evaluasi atau pengukuran terhadap layanan yang sampai saat ini belum pernah dilaksanakan. Terdapat beberapa keluhan yang disampaikan oleh siswa terkait website e-learning seperti tampilan yang kurang menarik, pemberian informasi kurang up to date, hingga tata letak informasi yang membingungkan pengguna.
Keluhan-keluhan yang telah disampaikan tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai kualitas layanan website e-learning. Kualitas layanan website e-learning diukur menggunakan Webqual 4.0 dan Importance and Performance Analysis (IPA). Webqual 4.0 dapat digunakan untuk mengetahui apakah kualitas dari kinerja website saat ini telah memenuhi harapan dari pengguna yang didasari oleh tiga dimensi Webqual 4.0 diantaranya dimensi usability, information quality, dan service interaction quality. Kemudian metode Importance and Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengetahui prioritas perbaikan pada atribut dan dimensi mana saja yang menjadi fokus utama untuk dilakukannya perbaikan. Hasil pengukuran dari 102 orang responden didapatkan bahwa 5 atribut pernyataan yang termasuk ke dalam tingkat prioritas perbaikan utama yaitu interaksi yang jelas dan mudah dipahami, mudah dinavigasikan, memiliki tampilan yang atraktif dan menarik, pemberian informasi yang cukup detail, dan informasi tata letak yang sesuai. Kemudian terdapat 5 atribut pernyataan yang termasuk ke dalam tingkat prioritas rendah yaitu informasi yang disediakan dapat menambah pengetahuan, tata letak informasi yang tersusun dengan tepat, informasi yang up to date, kemudahan untuk menarik perhatian siswa dan berkomunikasi dengan guru. Untuk atribut-atribut lainnya sudah memiliki tingkat kinerja yang baik hingga memiliki kualitas yang berlebihan sehingga cukup untuk mempertahankan pelayanan kualitas yang diberikan.
Kata kunci: Kualitas Layanan, Website, E-Learning, Webqual 4.0, Importance Performance Analysis (IPA) Abstract
MAN Sidoarjo is the only Madrasah Aliyah Negeri in Sidoarjo Regency that utilizes the e-learning website as a medium to support online learning activities for the success of their student learning activities even from home. As the only public madrasah aliyah in Sidoarjo, it is important to maintain the quality of quality education services as a form of supervision of education quality assurance so that evaluation or measurement of services is needed which until now has never been implemented. There were several complaints submitted by students regarding the e-learning website such as an unattractive appearance, providing less up-to-date information, to the layout of information that confuses users. The complaints that have been submitted have encouraged researchers to research the quality of e-learning website services. The quality of e-learning website services is measured using Webqual 4.0 and Importance and Performance Analysis (IPA). Webqual 4.0 can be used to determine whether the quality of the current website performance has met the expectations of users based on the three dimensions of Webqual 4.0 including the dimensions of usability, information quality, and service interaction quality.
Then the Importance and Performance Analysis (IPA) method is used to determine the priority of improvement on which attributes and dimensions are the main focus for improvement. The measurement results from 102 respondents found that 5 statement attributes that are included in the priority level for
major improvements are clear and easy to understand interactions, easy to navigate, have an attractive and attractive appearance, provide sufficient detailed information, and appropriate layout information.
Then 5 statement attributes are included in the low priority level, namely, the information provided can increase knowledge, the layout of the information is arranged correctly, the information is up to date, it is easy to attract the attention of students and communicate with the teacher. For other attributes, they already have a good level of performance to have excessive-quality so that it is sufficient to maintain the quality service provided.
Keywords: Service Quality, Website, E-Learning, Webqual 4.0, Importance Performance Analysis (IPA)
1. PENDAHULUAN
Adanya pandemi COVID-19 membuat pergerakan manusia menjadi terbatas. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan masyarakat saat ini bergantung pada keberadaan teknologi, salah satunya pada aspek pendidikan. Surat Edaran Menteri Pendidikan No. 4 tahun 2020 membahas terkait kebijakan kegiatan aktivitas pembelajaran selama masa tanggap darurat adanya pandemi COVID-19 dilakukan secara jarak jauh sehingga mewajibkan semua kalangan pendidikan, mulai dari siswa, dosen, guru, tutor sampai orangtua melakukan segala aktivitasnya di rumah sehingga membuat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini membutuhkan banyak koordinasi dan penyesuaian karena persiapan yang sangat kurang.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17 terkait pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada pasal 59 bahwasannya menyelenggarakan dan mengelola pendidikan perlu memanfaatkan teknologi informasi komunikasi yang dapat menyediakan sistem informasi. Salah satunya teknologi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu menggunakan e-learning. E-learning sebagai sistem pembelajaran berbasis elektronik yang dapat digunakan tanpa adanya batas waktu hanya menggunakan bantuan teknologi jaringan dan komputer (Henderson, 2003). E-learning dalam dunia pendidikan sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran jarak jauh, dengan adanya e-learning juga dapat memberikan dampak yang besar pada tingkatan sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
E-learning di masa pandemi COVID-19 tentu saja sangat dibutuhkan sekolah. Keberadaannya dapat menguntungkan para guru dan murid di dalam kelas menjadi bentuk digital yang fleksibel tanpa bergantung adanya ruang dan waktu sehingga meringankan beban pengajar dalam proses belajar mengajar. Tak hanya itu,
dengan adanya e-learning juga dapat memudahkan untuk mengakses, memperkaya materi pembelajaran, meningkatkan efektivitas pembelajaran, membuat pembelajaran lebih terbuka dan mendukung siswa untuk belajar secara independen.
MAN Sidoarjo merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Sidoarjo yang memanfaatkan website e-learning sebagai media untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring demi mensukseskan kegiatan belajar siswanya meskipun dari rumah. E- learning MAN Sidoarjo menyediakan berbagai fitur seperti Forum Madrasah, Kelas Online, Notifikasi, Tugas Kelas, dan Bimbingan Konseling yang dapat diakses oleh siswa.
Dengan demikian, website e-learning ini menjadi sarana penting yang memerlukan perhatian terus menerus untuk menjaga kualitas website agar dapat memberikan kontribusi lebih kepada siswa dan guru. Karena website yang berkualitas adalah yang banyak diminati oleh pengguna. Meskipun fitur yang disediakan pada e-learning sangat beragam dan telah berkontribusi besar dalam proses pembelajaran, namun dari survei yang dilakukan masih ditemukan beberapa kelemahan dalam pengoperasian website e-learning yaitu tampilan website e-learning MAN Sidoarjo kurang menarik, pemberian informasi kurang up to date, tata letak informasi yang membingungkan pengguna serta batasan ukuran pengiriman tugas tidak lebih dari 1 MB sehingga jika file yang dikirim besar, siswa akan kebingungan saat mengunggah dan berdampak pada pengiriman tugas yang tidak maksimal. Ketika sebuah sistem masih memiliki masalah atau kekurangan terkait penggunaan website, hal itu pasti mempengaruhi kualitas dari website itu sendiri. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan Wakasek Bidang Kurikulum, MAN Sidoarjo belum pernah melakukan pengukuran kualitas layanan e- learning sebelumnya. Pengukuran atau penilaian kualitas layanan adalah bagian yang sangat
penting dilaksanakan karena dapat mempengaruhi kualitas kinerja pada organisasi atau perusahaan yang menerapkan layanan situs web (Masthori, 2015). Tingkat kepuasan pengguna dapat dipengaruhi adanya kualitas layanan website yang diberikan (Napitupulu, 2016). Oleh karena itu, pengukuran atau evaluasi layanan website harus dilakukan secara terus- menerus sesuai dengan apa yang pengguna butuhkan karena kebutuhan pengguna selalu mengalami perubahan dan dengan melakukan pengukuran ini nantinya dapat membantu piha sekolah untuk lebih mendalami kondisi layanan website e-learning MAN Sidoarjo dan juga dapat melihat seberapa jauh layanan yang diberikan mampu diterima oleh pengguna.
Untuk menilai kualitas pada situs web dapat dilakukan menggunakan Webqual 4.0 (Abbas, 2013). Webqual 4.0 ini digunakan dengan tujuan untuk menentukan kualitas website yang melihat persepsi dan harapan dari pengguna. Perspektif dari pengguna dapat dikatakan baik apabila sistem mampu memberikan layanan yang dapat memuaskan pengguna. Selain Webqual 4.0, metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Importance and Performance Analysis (IPA) yang bertujuan untuk memetakan kualitas layanan e-learning MAN Sidoarjo berdasarkan tiga dimensi Webqual 4.0 dengan memprioritaskan kepentingan atau prioritas perbaikan yang kemudian dipetakan ke dalam empat kuadran IPA. Aspek dengan prioritas tinggi akan didahulukan atau diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Penelitian ini diharapkan dapat membantu MAN Sidoarjo dalam mengetahui kualitas dari layanan yang diberikan serta dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan perbaikan kualitas website e-learning.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
Webqual adalah cara atau metode yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sebuah website berdasarkan pendapat dan perspektif pengguna (Andry, et al., 2019).
Webqual 4.0 terdiri dari tiga area dimensi, diantaranya; (1) Usability merupakan kualitas atribut yang menilai seberapa mudah sebuah antarmuka pengguna digunakan dan dipahami oleh pengguna. Berdasarkan pendapat Barnes &
Vidgen (2002), usability memiliki beberapa faktor seperti halnya kemampuan untuk berinteraksi dengan pengguna, kemudahan navigasi, memiliki interaksi yang jelas dan
mudah dipahami, dan mempunyai tampilan yang sesuai tipe website yang ada. (2) Kualitas Informasi merupakan kemampuan sebuah sistem memberikan informasi berdasarkan kebutuhan dari pengguna seperti relevansi informasi yang diberikan, informasi dapat dipercaya, informasi yang diberikan harus secara konsisten dan selalu up to date sesuai dengan kondisi terkini (Delone
& McLean, 2003). (3) Kualitas Interaksi Layanan terdiri dari kepercayaan dan empathy, dimana kepercayaan ini terkait kemampuan website memberikan rasa aman untuk pengguna melakukan transaksi atau terkait keamanan data pribadi pengguna. Dan emphaty terkait kemudahan berkomunikasi dan berinteraksi dengan website (Barnes & Vidgen, 2002).
Metode Importance and Performance Analysis (IPA) adalah alat yang dapat digunakan untuk memahami kepuasan dari sudut pengguna berdasarkan prioritas atribut mana saja yang perlu untuk dilakukan perbaikan (Martilla &
James, 1977). Penggunaan teknik Importance and Performance Analysis (IPA) berfokus pada faktor layanan yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas pengguna saat menggunakan layanan serta dapat memberikan informasi mengenai layanan yang akan ditingkatkan sesuai dengan persepsi pengguna (Andry, et al., 2019).
Importance and Performance Analysis (IPA) mempunyai tiga macam analisis yaitu analisis kesenjangan, kesesuaian, dan analisis kuadran pada diagram kartesius IPA. Gambar 1 menunjukkan kuadran IPA.
Gambar 1. Kuadran IPA Sumber: Al Baiti, et al. (2017)
Kuadran I (Priorities for Improvements).
Terdiri dari seluruh atribut yang memiliki tingkat kinerja yang rendah namun tingkat dari kepentingan tinggi. Maka, perbaikan dari kualitas layanan di kuadran I menjadi prioritas utama dibanding dengan kuadran lain.
Kuadran II (Keep up the good work). Terdiri atas seluruh atribut yang memiliki tingkat kinerja dan tingkat kepentingan yang tinggi.
Maka, atribut di kuadran II tidak membutuhkan perbaikan, hanya perlu dipertahankan kualitas yang telah dimiliki.
Kuadran III (Lowest Priority). Terdiri atas seluruh atribut kualitas kinerja dan kepentingan yang rendah. Maka atribut di kuadran ini membutuhkan perbaikan meskipun tidak menjadi prioritas utama. Untuk meningkatkan kualitas pada atribut yang ada di kuadran III dapat dilakukan peningkatan kualitas kinerja.
Kuadran IV (Possible Overkill). Terdiri atas atribut dengan kualitas layanan kinerja yang tinggi namun tingkat kepentingan yang rendah.
Atribut yang berada di kuadran IV dirasa tidak begitu penting dan tidak memiliki pengaruh menurut pengguna karena kinerja yang diberikan sudah berjalan dengan baik.
3. METODOLOGI
Diagram alir penelitian akan divisualisasikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang pertama dilakukan yaitu mengidentifikasi masalah dengan cara observasi dengan menelusuri website e-learning MAN Sidoarjo dan melakukan wawancara bersama wakil kepala sekolah bidang kurikulum
dan pengelola website e-learning. Setelah menemukan pokok permasalahan, selanjutnya dilakukan studi literatur untuk memperkuat ilmu pengetahuan dan mendapatkan pemahaman yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Referensi yang digunakan sebagai landasan kepustakaan mengenai seputar evaluasi website, peningkatan kualitas layanan, Webqual 4.0, Importance and Performance Analysis (IPA).
Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik Stratified Random Sampling terhadap populasi peserta didik MAN Sidoarjo yang menempuh pendidikan tahun ajaran 2021/2022. Perolehan jumlah sampel minimum diperoleh melalui perhitungan Rumus Slovin dengan batas toleransi kesalahan sebanyak 10% (0.1). Tabel 1 menunjukkan populasi dan sampel pada penelitian ini.
Tabel 1. Populasi dan Sampel Populasi Sampel Minimum
1359 93
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang pada penyusunannya didasarkan pada dimensi dan variabel Webqual 4.0 yang sudah disesuaikan dengan objek penelitian (Napitupulu, 2016).
Atribut pernyataan terdiri dari 19 pernyataan.
Tabel 2 menunjukkan daftar pernyataan kuesioner.
Tabel 2. Pernyataan Kuesioner
Dimensi Variabel Webqual 4.0 Usability
(kegunaan)
1. Website e-learning MAN Sidoarjo mudah untuk dioperasikan
2. Website e-learning MAN Sidoarjo memiliki interaksi yang jelas dan mudah untuk dipahami
3. Website e-learning MAN Sidoarjo mudah untuk dinavigasikan
4. Website e-learning MAN Sidoarjo memiliki tampilan yang atraktif dan menarik 5. Website e-learning MAN Sidoarjo memiliki tampilan yang sesuai degan jenis website
6. Website e-learning MAN Sidoarjo dapat menambah pengetahuan dan informasi yang sediakan
7. Website e-learning MAN Sidoarjo memiliki tata letak
informasi yang tersusun dengan tepat
8. Alamat Website e-learning MAN Sidoarjo mudah ditemukan
Information Quality (kualitas informasi)
9. Website e-learning MAN Sidoarjo menyediakan informasi yang dapat dipercaya
10. Website e-learning MAN Sidoarjo menyediakan informasi secara up to date 11. Website e-learning MAN
Sidoarjo menyediakan informasi yang mudah untuk dipahami
12. Website e-learning MAN Sidoarjo menyediakan informasi yang cukup detail 13. Website e-learning MAN
Sidoarjo menyediakan informasi yang relevan 14. Website e-learning MAN
Sidoarjo menyediakan informasi yang akurat 15. Website e-learning MAN
Sidoarjo menyajikan informasi dan tata letak informasi yang sesuai Service
Interaction Quality (kualitas interaksi layanan)
16. Website e-learning MAN Sidoarjo mempunyai reputasi yang baik
17. Website e-learning MAN Sidoarjo menjaga informasi data pribadi siswa
18. Website e-learning MAN Sidoarjo memberikan kemudahan untuk menarik minat dan perhatian siswa 19. Website e-learning MAN
Sidoarjo memudahkan siswa berkomunikasi dengan guru Overall
Impression (kesan keseluruhan)
20. Tampilan situs secara keseluruhan baik
Instrumen penelitian diujikan melalui dua tahap pengujian, yang pertama diuji oleh seorang expert yang merupakan dosen dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya dan dari pihak sekolah yaitu tim IT MAN Sidoarjo sebagai product owner. Yang kedua pengujian dilakukan melalui pilot study dengan menguji kepada 30 responden uji coba (Sugiyono, 2013). Pemilihan responden uji coba di acak menggunakan fungsi rand pada Ms. Excel. Kemudian melakukan pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen dengan menggunakan SPSS Statistics 26. Pengujian dilakukan untuk melihat instrumen yang digunakan sudah valid dan dapat menunjang penelitian. Tabel 3 menunjukkan hasil pengujian validitas instrumen penelitian.
Tabel 3. Uji Validitas
Nomor
Item Performance Importance
1 .754 .747
2 .874 .802
3 .761 .827
4 .779 .717
5 .709 .809
6 .656 .750
7 .582 .742
8 .601 .549
9 .707 .758
10 .679 .679
11 .639 .862
12 .712 .687
13 .662 .674
14 .588 .714
15 .704 .789
16 .679 .709
17 .664 .410
18 .699 .780
19 .619 .664
Setelah diketahui hasil pengujian validitas untuk kedua jenis atribut diatas, dapat disimpulkan bahwa 19 butir pernyataan yang diujikan kepada 30 responden dinyatakan valid.
Apabila suatu atribut didapatkan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yang sesuai dengan jumlah responden penelitiannya maka atribut tersebut dinyatakan valid (Sudarmanto, 2005).
Kemudian melakukan uji realibilitas untuk menguji apakah alat ukur (kuesioner) yang digunakan dapat dipercaya dan memiliki konsistensi berdasarkan nilai Alpha Cronbach’s.
Tabel 4 menunjukan hasil uji realibilitas menggunakan IBM SPSS Statistics 26.
Tabel 4. Uji Realibilitas Cronbach’s
Alpha
N of Items Performance .934 19
Importance .943 19
Berdasarkan hasil uji reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistics 26 dapat diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach’s pada setiap atibut lebih besar atau sama dengan nilai yang disyaratkan yaitu sebesar 0.700. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan kedua atribut kinerja dan kepentingan dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya dan diandalkan karena nilai Alpha Cronbach’s 0.934 dan 0.943 dimana angka tersebut telah memenuhi syarat minimal dan lebih dari 0.700 (Nunnally &
Bernstein, 1994).
Setelah pengujian validitas dan reliabilitas dinyatakan valid, selanjutnya melakukan perhitungan tingkat kinerja dan kepentingan yang digunakan pada perhitungan analisis kesenjangan, kesesuaian dan analisi berdasarkan kuadran IPA. Kemudian pemberian rekomendasi perbaikan dari perolehan hasil analisis yang didapatkan. Tahap akhir pada penelitian ini dengan menarik kesimpulan serta memberikan saran pada penelitian ini dan penelitian selanjutnya.
4. HASIL DAN ANALISIS
Hasil analisis data pada analisis kesesuaian dengan membandingkan nilai tingkat kinerja dan kepentingan website didapatkan bahwa atribut nomor lima mendapatkan nilai tingkat kesesuaian tertinggi yaitu 98 persen, dan atribut nomor sembilan belas mendapatkan nilai tingkat kesesuaian terendah yaitu sebesar 80 persen.
Kemudian diperoleh rata-rata nilai kesesuaian secara keseluruhan adalah 90 persen.
Selanjutnya hasil analisis kesenjangan dengan menghitung selisih nilai kedua rata-rata skor kinerja dengan nilai rata-rata skor kepentingan pada masing-masing atribut dengan perolehan hasil bahwa tidak ada yang memiliki skor positif dengan nilai lebih dari 0 dan diperoleh rata-rata tingkat kesenjangannya yaitu -0.34. Dari hasil nilai perolehan kedua analisis tersebut dapat dinyatakan layanan website e-learning belum sesuai dengan harapan dari pengguna dikarenakan nilai kesesuaian tidak mencapai angka 100% dan nilai kesesuaian yang masih di bawah angka 0.
Gambar 3. Analisis Kuadran IPA
Gambar 3 yang menunjukkan hasil pemetaan tiap atribut pernyataan Webqual 4.0 yang telah dianalisis ke dalam kuadran IPA.
Terdapat dua sumbu, yaitu sumbu X yang merupakan kondisi kinerja pada website e- learning MAN Sidoarjo saat ini, dan sumbu Y yang merupakan tingkat kepentingan atau harapan dari pengguna pada website e-learning MAN Sidoarjo. Posisi pada tiap atribut menggambarkan apakah atribut tersebut kualitasnya perlu untuk dipertahankan, perlu untuk dilakukan perbaikan dengan prioritas utama maupun rendah serta atribut yang kualitas kinerjanya berlebihan namun tidak terlalu berpengaruh bagi pengguna oleh karena itu dialihkan ke atribut yang mempunyai tingkat kepentingan lebih tinggi.
Berdasarkan hasil analisis kuadran IPA terdapat lima atribut yang berada di kuadran I dengan tingkat prioritas perbaikan utama serta lima atribut yang berada di kuadran III dengan tingkat prioritas perbaikan rendah. Atribut- atribut yang berada di prioritas utama maupun rendah nantinya akan diberikan rekomendasi perbaikan berdasarkan saran pengguna, standar dan pedoman penelitian yang secara khusus membahas terkait upaya dalam meningkatkan kualitas layanan pada sebuah website. Selain itu, ada enam atribut kualitas kinerja yang dirasa oleh pengguna telah memenuhi harapan dari pengguna dan tiga atribut dianggap memiliki kualitas kinerja yang berlebihan.
5. PEMBAHASAN
Pemberian rekomendasi perbaikan difokuskan pada atribut Webqual yang berada di kategori kuadran I dan kuadran III. Kuadran I menunjukkan posisi atribut yang menjadi prioritas perbaikan utama dimana memiliki nilai kinerja yang rendah dan belum dapat memenuhi tingkat kepentingan atau harapan dari pengguna yang tinggi. Kemudian kuadran III merupakan
atribut yang memiliki tingkat kepentingan pengguna rendah atau kurang memberikan pengaruh yang signifikan dan kualitas kinerja yang diberikan juga masih rendah namun perbaikan pada atribut yang berada pada kuadran ini masih tetap diperlukan.
Rekomendasi perbaikan penelitian ini akan dilakukan dengan menggabungkan saran responden dari hasil kuesioner dan saran rekomendasi sesuai dengan teori atau literatur.
Tabel 5 menjabarkan rekomendasi perbaikan yang diberikan terhadap atribut-atribut berdasarkan WebQual 4.0.
Tabel 5. Rekomendasi Perbaikan Prioritas Utama
No.
Atribut Saran Responden Rekomendasi
2
Perlu nya peningkatan user interface yang simple dan mudah sehingga memberikan user experience (pengalaman pengguna) yang nyaman dan menyenangkan bagi siswa dan guru, serta dilakukan pemetaan pada halaman tugas kelas karena masih bingung untuk melihat kumpulan tugas dan ujian dan tidak bisa memfilter status
pengerjaannya dari yang sudah dikerjakan maupun belum dikerjakan.
• Membuat site maps untuk memudahkan pengguna dalam mengetahui tiap konten yang terdapat dalam website dan
mempermudah pengguna untuk berinteraksi dengan baik.
Penggunaan site maps ini akan mempermudah dan mempersingkat pengguna untuk menemukan informasi di situs web. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 7:10
3
Lebih memperhatikan navigasi yang dituju karena tombol back susah dicari.
• Memastikan website dapat memberikan opsi navigasi yang konsisten di setiap halaman yang ada. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengguna mencari halaman yang berbeda.
Dan pada suatu website seharusnya tidak boleh menghilangkan tombol back pada browser karena dapat mengakibatkan pengguna kebingungan saat melakukan interaksi dan menghambat navigasi pengguna.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 7:1.
• Memastikan tab navigasi berfungsi secara efektif dan tidak menampilkan terlalu banyak tab agar memudahkan pengguna
untuk memahami alur navigasi situs web.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 7:7.
• Memberikan tanda klik atau link secara konsisten untuk menjelaskan kepada pengguna bahwa item dapat di klik pada setiap halaman website.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 10:8.
• Memberikan informasi mengenai keterangan lokasi pengguna saat berada di halaman website. Pada setiap bagian tampilan halaman harus menunjukkan informasi halaman website yang sedang ditampilkan dalam bentuk yang jelas seperti struktur navigasi dan posisi bagian halaman pada website yang ditampilkan. (ISO 9241- 151, 2008) bagian 8.2.2.
4
Bisa memberikan opsi dark mode dan peletakan ikon kalau bisa 1 ikon bisa mewakili beberapa opsi seperti contoh ketika absen agar para siswa tidak perlu repot-repot mengklik kelas satu per satu sehingga kadang membuat siswa lupa apakah mereka sudah absen atau belum, serta peningkatan ui/ux.
• Meletakkan item penting yang dapat diklik di lokasi yang sama.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 6:2.
• Membuat tampilan layout halaman website yang sederhana dan rapi sehingga dapat memudahkan pengguna untuk melakukan suatu task pada website.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 6:1
• Memberikan umpan balik atau feedback ketika pengguna harus menunggu. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 2:10.
• Menggunakan elemen multimedia seperti video, animasi, maupun audio. Hal ini bertujuan untuk menarik perhatian pengguna dengan memberikan informasi yang berguna dalam website. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 14:4.
12
Saya berharap e learning man sidoarjo dapat memunculkan notifikasi seperti ada whatsapp masuk jika guru
memberikan tugas, waktu pengumpulan tugas, memberikan
• Mengimplementasikan web push notification yang dapat dikirim ke pengguna melalui web desktop dan web seluler.
Notifikasi ini adalah pesan dengan gaya lansiran yang muncul di sudut kanan atas atau kanan bawah layar
ulangan cbt, dll agar siswa cepat tahu informasi tanpa harus membuka elearning terlebih dahulu.
desktop, tergantung pada sistem operasinya dan pada perangkat seluler akan muncul dengan cara yang hampir sama seperti push notification yang dikirim melalui aplikasi. Terlepas dari apakah pengguna membuka halaman web atau tidak, web push notification akan dikirimkan di deskop atau layar seluler pengguna kapan saja.
(Urbanairship, 2018)
• Memberikan informasi yang tepat dan akurat kepada pengguna sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan dianggap penting oleh pengguna.
(Hasley & Gregg, 2010)
15
Bisa lebih di perjelas lagi tata letaknya, karena ada beberapa guru yang menaruh bahan ajar tidak pada tempat yang telah disediakan. Dan pada folder pengiriman tugas, ada beberapa mata pelajaran yang tidak bisa mengumpulkan menggunakan foto jadi harus berupa link.
• Situs web harus konsisten terkait tata letak konsisten pada setiap bagian halamannya, dan pengelompokkan pada konten yang berbeda (ISO 9241-151, 2008) bagian 7.1.5
• Menampilkan informasi yang memenuhi standar dan familiar bagi pengguna. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 2:8
• Menggunakan
alignments atau perataan paragraf secara konsisten pada semua halaman website. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 6:7
Tabel 6 di bawah ini menjelaskan saran responden dan rekomendasi untuk tiap atribut pada kuadran III atau atribut dengan perbaikan prioritas rendah.
Tabel 6. Rekomendasi Perbaikan Prioritas Rendah
No.
Atribut Saran Responden Rekomendasi
6
Diharapkan untuk kedepannya apabila hendak mengakses bahan ajar sebaiknya diarahkan ke cloud atau google drive, karena bahan ajar yang telah diberikan harus didownload satu persatu yang membuat memori di hp penuh.
Menyediakan konten yang bermanfaat, menarik, dan relevan atau sesuatu yang masih berkaitan dengan pengguna seperti konten interaktif yang melibatkan pengguna agar mudah dipahami dan dipelajari saat mengakses website. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi pengguna untuk belajar lebih banyak dan lebih antusias saat menggunakan website.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 1:1
7
Dapat memuat tampilan informasi yang lebih mudah di fahami dan tata letak nya di tata kembali yang lebih rapi lagi biar mudah untuk komunikasi dengan guru
Situs web harus konsisten terkait tata letak konsisten pada setiap bagian halamannya, dan
pengelompokkan pada konten yang berbeda (ISO 9241-151, 2008) bagian 7.1.5
10
Seharusnya memunculkan notif lewat notifikasi bar hp agar siswa mengetahui ada informasi yang di update.
• Meningkatkan kredibilitas informasi pada situs website dengan memberikan informasi terbaru dan terkini serta
memperbaruinya secara berkala sesuai dengan kondisi terkini. (Leavitt
& Shneiderman, 2006) bagian 2:2
• Menampilkan informasi penting atau terbaru pada beranda atau halaman utama. (Leavitt &
Shneiderman, 2006) bagian 5:3
18
Dapat memberikan tampilan yang sedikit lebih menarik lagi dan mempunyai kapasitas ukuran upload yang lebih besar lagi.
• Memberikan fitur yang menarik perhatian pengguna dan relevan dengan isi konten, seperti penggunaan objek bergerak atau animasi, perbedaan ukuran antar item, warna, gambar dan pemilihan variasi font.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 6:7
• Tampilan website selayaknya
menyesuaikan dengan identitas organisasi serta tampilan yang menyenangkan yang dapat meningkatkan kualitas website. (Kim &
Stoel, 2004)
19
Dapat memberikan fitur komunikasi dengan guru secara pribadi.
• Memberikan fitur komunikasi tekstual seperti chat interaktif yang dapat
menghubungkan pihak guru dengan siswa.
• Memberikan layanan Bantuan untuk pengguna yang membutuhkan bantuan tambahan pada situs web seperti membuat list pertanyaan yang sering ditanyakan oleh siswa serta memberikan jawaban yang berguna (FAQ) agar kredibilitas informasi pada website dapat lebih optimal.
(Leavitt & Shneiderman, 2006) bagian 2:16
6. PENUTUP
Hasil pengukuran kualitas website e- learning MAN Sidoarjo berdasarkan dimensi Webqual 4.0 dan Importance and Performance Analysis (IPA), pada dimensi usability didapatkan nilai rata-rata sebesar -0,35 untuk tingkat kesenjangan dengan nilai rata-rata sebesar 90% untuk tingkat kesesuaian. Dan hasil dari analisis kuadran IPA pada dimensi usability mendapatkan tiga atribut yang termasuk dalam kuadran I dan memerlukan perbaikan dengan prioritas tinggi untuk segera dilakukannya peningkatan kualitas layanan.
Kemudian pada dimensi information quality didapatkan nilai rata-rata sebesar -0,28 untuk tingkat kesenjangan dengan nilai rata-rata sebesar 92% untuk tingkat kesesuaian. Dan hasil dari analisis kuadran IPA pada dimensi information quality mendapatkan dua atribut yang termasuk dalam kuadran I dan memerlukan perbaikan dengan prioritas tinggi untuk segera dilakukannya peningkatan kualitas layanan.
Selanjutnya pada dimensi service interaction quality didapatkan nilai rata-rata sebesar -0,41 untuk tingkat kesenjangan dengan nilai rata-rata sebesar 88% untuk tingkat kesesuaian. Dan hasil dari analisis kuadran IPA pada dimensi service interaction quality mendapatkan tiga atribut yang termasuk dalam kuadran I dan memerlukan perbaikan dengan prioritas tinggi untuk segera dilakukannya peningkatan kualitas layanan.
Berdasarkan hasil analisis yang didapat untuk meningkatkan nilai kualitas layanan website e-learning MAN Sidoarjo selanjutnya memberikan rekomendasi perbaikan yang merujuk pada saran yang telah diberikan oleh responden selaku pengguna sesuai dengan atribut yang menjadi fokus pada penelitian dan juga melalui pedoman dan standar yang telah dilakukan oleh penelitian terdahulu terkait peningkatan kualitas layanan pada suatu website.
Rekomendasi yang diberikan diantaranya memperbaiki desain tampilan website, memperhatikan alur navigasi, memberikan informasi yang up to date, terkini, dan akurat dengan tata letak yang secara konsisten disediakan di setiap bagian halaman, memberikan konten interaktif yang melibatkan pengguna, meningkatkan kredibilitas website, serta penambahan beberapa fitur seperti frequently asked question dan komunikasi tekstual atau chat interaktif yang dapat
menghubungkan antara pihak guru dan siswa.
7. DAFTAR PUSTAKA
Al Baiti, A., Suprapto & Rachmadi, A., 2017.
Pengukuran Kualitas Layanan Website Dinas Pendidikan Kota Malang Dengan Menggunakan Metode Webqual 4.0 dan IPA. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, 1(9), pp.
885-892.
Andry, J. F., Christianto, K. & Wilujeng, F. R., 2019. Using Webqual 4.0 and Importance Performance Analysis to Evaluate E- Commerce Website. Journal of Information Systems Engineering and Business Intelligence, 5(1), pp. 23-31.
Barnes, S. J. & Vidgen, R. T., 2002. An Integrative Approach To The Assessment of E-Commerce Quality. Journal of Electronic Commerce Research, 3(3), pp.
114- 127.
Delone, W. & McLean, E., 2003. The DeLone and McLean Model of Information System Success: A Ten-Year Update. Journal of Management Information Systems, 4(19), pp. 9-30.
Henderson, A. J. 2003. The e-learning question and answer book. New York, USA:
American Management Association.
Hasley, J. P. & Gregg, D. G., 2010. An Exploratory Study of Website Information Content. Journal of Theoretical and Applied Electronic Commerce Research, 5(3), pp. 27-38.
ISO 9241-151, 2008. Guidance on World Wide Web user interfaces. In: Ergonomics of human-system interaction. Switzerland:
ISO 9241-151, p. Part 151.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.
Kim, S. & Stoel, L., 2004. Apparel retailers:
Website quality dimensions and satisfaction. Journal of Retailing and Consumer Services, 11(2), pp. 109-117.
Leavitt, M. O. & Shneiderman, B., 2006.
Research-Based Web Design & Usability
Guidelines. Enlarged/Expanded ed.
Washington DC: U.S. Department of Health and Human Services.
Martilla, J. A. & James, J. C., 1977. Importance- Performance Analysis. Journal of Marketing, 41(1), pp. 77-79.
Napitupulu, D. B., 2016. Evaluasi kualitas website universitas XYZ dengan pendekatan Webqual. Buletin Pos dan Telekomunikasi, 14(1), pp. 51-64.
Nunnally, J. C. & Bernstein, I. H., 1994. The Assessment of Reliability. Psychometric Theory, Volume 3, pp. 248-292.
Sudarmanto, R. G., 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS. Pertama ed.
Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R &. D. Bandung: Alfabeta Bandung.
Urbanairship, 2018. Web Push Notifications Explained | Urban Airship. [Online]
Available at:
<https://www.urbanairship.com/web- pushnotifications-explained> [Diakses 15 Desember 2021]