• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PERANCANGAN 4.1. LANDASAN TEORI BAB Hierarki Kebutuhan Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSEP PERANCANGAN 4.1. LANDASAN TEORI BAB Hierarki Kebutuhan Manusia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB 4

KONSEP PERANCANGAN

4.1. LANDASAN TEORI

4.1.1. Hierarki Kebutuhan Manusia

Berdasarkan Teori Maslow, hierarki kebutuhan dasar manusia terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok fisikal (fisiologis) yang meliputi kebutuhan jasmani seperti bernafas, makan, minum, seks, tidur, dan lain-lain.

Gambar 4.1.1. Hierarki Kebutuhan Manusia menurut Maslow.

Sementara kelompok kedua adalah psikologikal (keamanan, cinta, penghargaan, dan aktualisasi diri). Pariwisata sendiri masuk ke dalam tingkat kebutuhan teratas, yakni aktualisasi diri, yang di dalamnya meliputi moral, kreativitas, spontanitas, pemecahan masalah, berpikir positif, dan menerima fakta.

(2)

4.1.2. Pengertian Pariwisata

• Pariwisata

Dalam buku Creative-Based Tourism yang ditulisnya, Henky Hermantoro menyatakan bahwa kunjungan wisata adalah kunjungan yang memiliki nilai ekonomis bagi masyarakat setempat. Selain itu, karena mendapatkan sinyal-sinyal baru yang diterima dari lingkungan barunya, seseorang akan bertambah “kaya”, dengan membuatnya menjadi lebih kreatif.

Pada buku Metode Penelitian Pariwisata, diungkapkan bahwa pariwisata memiliki dua aspek. Dilihat dari kelembagaannya, pariwisata dibentuk sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan rekreatif. Sementara dari sisi substansi, pariwisata merupakan bagian dari budaya, yang berkaitan dengan cara penggunaan waktu senggang.

Sedangkan menurut I Wayan Suantika, Pariwisata adalah suatu peristiwa perpindahan manusia dari tempat asal menuju suatu tempat tujuan untuk mendapatkan hiburan atau kesenangan.

Mengacu pada dua pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah sebuah bentuk kebutuhan dasar manusia, yang bertujuan rekreatif dan memiliki nilai ekonomis, yang berbentuk perpindahan manusia dari tempat asal menuju suatu tempat tujuan.

• Destinasi

Lalu, destinasi menurut World Tourism Organization adalah sebuah batasan fisik dan administrasi yang mendefinisikan manajemen, citra, dan persepsi yang mendefinisikan daya saing pasarnya. Sedangkan menurut UU No. 10/ 2009 tentang Kepariwisataan, destinasi adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat.

(3)

4.1.3. Pariwisata Berbasis Kreativitas

Daya saing pariwisata, terbentuk karena keunikan produknya yang tidak dapat

“dibeli” di tempat lain. Menikmati pengalaman berwisata adalah menikmati keunikan budaya, alam, dan masyarakat di tempat tersebut. Bahkan saat ini, tercatat 35 – 70% wisatawan merupakan kelompok peminat budaya, karena wisatawan membutuhkan perjalanan yang memorable, demi memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni aktualisasi diri.

Lalu, fenomena kepariwisataan masa depan, bergerak sesuai dengan arah pemasaran global, yakni bergerak dari semula customer-oriented menjadi pemasaran yang lebih mengarah pada jiwa dan nilai suatu produk (human- oriented). Maka dari itu, terciptalah istilah “pariwisata kreatif”, di mana wisatawan diminta berperan aktif dalam mengadopsi budaya lokal, yakni ketika terjadi sebuah interaksi antara wisatawan dan komunitas lokal dan dapat menghasilkan sebuah pembelajaran bagi mereka dan kemungkinan menghasilkan kreativitas baru. Bila tidak menghasilkan hal-hal dimaksud, maka digolongkan hanya menjadi pariwisata budaya, yakni tuan rumah menampilkan budayanya dan wisatawan mengonsumsinya secara pasif.

Gambar 4.1.3. Sumber: Creative-Based Tourism, Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata Kreatif, oleh Henky Hermantoro.

Pariwisata kreatif ini harus tidak sekedar mendatangkan wisatawan sebanyak- banyaknya, namun harus lebih dilihat secara visioner, dengan menjadikan pariwisata sebagai alat penggerak untuk mencapai kesejahteraan. Dengan kata lain kepariwisataan Maluku tidak hanya sebagai tujuan akhir, namun sebagai jembatan menuju kesejahteraan masyarakat.

(4)

4.1.4. Brand

Menurut Alina Wheeler dalam buku Designing Brand Identity, brand adalah janji, ide besar, dan ekspektasi yang dipikirkan oleh konsumen mengenai produk, layanan, dan perusahaan itu sendiri. Dan branding sendiri merupakan proses penciptaan hubungan emosi antara konsumen dan perusahaan tersebut.

Masyarakat akan mencintai brand-brand, mempercayainya, mengembangkan loyalitasnya, membelinya, dan mempercayainya. Dewasa ini setiap usaha mementingkan brandnya, bahkan setiap individu ditantang untuk menjadi brand tersendiri. Brand merupakan hal yang sangat penting, karena brand yang baik akan membangun perusahaan yang baik pula. Walter Landor pernah berkata bahwa sebuah produk tercipta dalam pabrik, namun sebuah brand tercipta dalam benak.

4.1.5. Destination Branding

Menurut Locum Consulting destination branding adalah sebuah ekspresi penawaran terencana mengenai pengalaman dan nilai sebuah tempat kepada khalayaknya. Destination Branding menyediakan kunci kepada khalayak tersebut untuk dapat mengetahui tentang apa tempat tersebut, apa yang ditawarkan, dan pengalaman apa yang dirasakan di sana.

(5)

4.2. CREATIVE STRATEGY

4.2.1. Tujuan Komunikasi:

• Pesona Maluku yang masih alami, terutama pesona baharinya.

• Potensi budaya Maluku yang beraneka-ragam, tempat bercampurnya budaya Melanesia, Polinesia, Timur Tengah, Asia, dan Eropa. Dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata yang melibatkan wisatawan secara aktif untuk mengalami budayanya.

• Potensi sejarah Maluku, yang disebabkan oleh rempah-rempah, menjadi cikal- bakal eksplorasi dunia yang diawali oleh bangsa Eropa.

• Sifat dasar masyarakat Maluku yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosial,

menghasilkan keramahtamahan yang luar biasa sebagai tuan rumah daerah tujuan wisata.

• Pariwisata Maluku akan bergerak mengikuti arah pariwisata nasional, yakni Pariwisata Berbasis Kreativitas.

4.2.2. Tujuan Perancangan:

Mengembalikan citra “The Spice Islands” dan “Manise”.

• Mengkomunikasikan sifat masyarakat Maluku yang sebenarnya, yakni keramahan.

• Mengkomunikasikan potensi Maluku, sebagai tujuan wisata di masa depan.

• Memudahkan wisatawan dalam mendapatkan informasi mengenai Maluku.

(6)

4.2.3. Khalayak Sasaran

4.2.3.1. Sasaran Primer

• Demografi

Wisatawan Mancanegara. Usia 25 - 34 tahun. Pekerja profesional. Kelas Ekonomi Sosial: B – A.

• Geografi

Secara umum berasal dari kawasan Eropa. Secara khusus berasal dari negara Belanda dan Australia.

• Psikografi

Tujuan berwisata untuk berlibur. Menyukai hal-hal baru, dan siap menghadapi risiko petualangan. Sebelumnya, belum pernah mengunjungi Maluku. Sudah merencanakan liburan, minimal setahun sebelum keberangkatan. Lebih memilih hotel sebagai akomodasinya. Pergi bersama teman-teman. Loyal dalam berbelanja.

4.2.3.2. Sasaran Sekunder

• Demografi

Wisatawan Nusantara. Usia 15 – 34 tahun. Pelajar/ Mahasiswa/ Pekerja profesional. Kelas Ekonomi Sosial: B – A.

• Geografi

Secara umum berasal dari Pulau Jawa. Secara khusus berasal kota Jakarta dan sekitarnya.

• Psikografi

Tujuan berwisata untuk berlibur. Menyukai hal-hal baru, dan siap menghadapi risiko petualangan. Sebelumnya, belum pernah mengunjungi Maluku. Pergi bersama teman-teman. Menyukai Wisata Alam.

(7)

4.2.4. Competitive Frame

4..2.4.1. D.K.I. Jakarta (Enjoy Jakarta)

Menjual nuansa kehidupan kota besar, dan memposisikan diri sebagai tujuan wisata belanja, serta bercita-cita menjadi kiblat mode Asia di masa depan.

4.2.4.2. D.I. Yogyakarta (Jogja Never Ending Asia)

Mengedepankan nuansa kolonial dan budaya Kraton Yogyakarta.

4.2.4.3. Bali (Bali Shanti Shanti Shanti)

Mengedepankan nuansa relijius Hindu Bali, yang bersifat sakral.

4.2.5. Keuntungan

4.2.5.1. Emosional:

• Kealamian Maluku memberikan harmonisasi dengan alam, menciptakan ketenangan jiwa.

• Kondisi geografis Maluku yang berbentuk kepulauan memberikan sensasi petualangan.

• Keramahtamahan masyarakat Maluku memberikan rasa nyaman dan riang karena merasa dicintai.

• Khasanah budaya dan sejarah Maluku membuat wawasan bertambah.

4.2.5.2. Rasional:

• Maluku menawarkan keindahan yang masih alami.

• Alam Maluku yang subur menghasilkan kekayaan sumber daya alam, terkhusus flora dan fauna.

• Alam dan kebudayaan Maluku kaya akan keajaiban, seperti belut raksasa (morea), mata air yang tidak pernah kering, atraksi bambu gila, dan lain- lain.

• Kebudayaan Maluku yang beraneka ragam, tempat bercampurnya kebudayaan Melanesia, Polinesia, Timur Tengah, Asia, dan Eropa.

• Dalam kearifan lokal, Maluku sangat menjunjung tinggi nilai sosial, hingga terbentuk pola hubungan yang rukun dan damai.

(8)

4.2.6. Persepsi Khalayak

• Maluku memiliki pesona yang masih alami, terutama pesona bahari.

Sejak dahulu kala, Maluku dikenal sebagai The Spice Islands dan Manise.

4.2.7. Dukungan

• Program Wonderful Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

• Program Kenali Negerimu, Cintai Negerimu oleh Kementerian Pariwista dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

4.2.8. Tone & Manner Ramah, bersih, petualang.

(9)

4.3. BRAND ESSENCE STATEMENT

4.3.1. Brand Vision

Maluku memberikan inspirasi melalui pesona alam, budaya, dan sejarah.

4.3.2. Brand Positioning

Maluku dikenal sebagai The Spice Islands, daerah penghasil rempah-rempah yang sangat dibutuhkan dunia, hingga menginspirasi bangsa Eropa untuk melakukan eksplorasi dunia.

4.3.3. Brand Value

Keramahan masyarakat Maluku yang didukung dengan pariwisata berbasis kreativitas.

4.3.4. Brand Personality

Riang, ramah, harmonis, kreatif!

4.3.4. Brand Essence

“aspirasi Maluku: inspirasimu!”

(10)

4.4. KEY WORDS

Alami, kepulauan, bahari, harmonisasi, senyum, ajaib, kaya budaya, sosial, rukun, cinta, damai, petualangan, rempah-rempah, periang, tangguh, inspiratif, kreatif.

4.5. STRATEGI VERBAL

Nama program : aspiring Moluccas Tagline : inspires You!

Turunan : “aspiring …..: inspires …..!”

4.6. STRATEGI VISUAL

4.6.1. Konsep

Konsep visual disesuaikan dengan brand essence provinsi Maluku, yakni “inspiring”.

Untuk mengkomunikasikan pesona-pesona Maluku, maka diperlukan teknik fotografi yang terang di tengah gitu. Trus ada campuran ilustrasi untuk menampilkan sisi kreatif.

4.6.2. Bentuk

Bentuk-bentuk yang umum dijumpai di Maluku adalah bentuk cengkih dan ornamen salawaku, yang mempunyai pengaruh besar pada kehidupan Maluku secara menyeluruh.

Kira-kiranya bentuk tersebut dapat dijadikan identitas Maluku.

4.6.3. Tipografi

Jenis tipografi dekoratif digunakan sebagai primary typeface, mencerminkan nuansa bahari dan nuansa semarak. Lalu untuk secondary typeface digunakan tipografi sans- serif untuk memudahkan keterbacaan dan sebagai penyesuaian dengan khalayak sasaran.

(11)

4.6.4. Layout

Maluku memiliki kekayaan ornamen yang dapat dikembangkan sebagai dekorasi pada setiap materi promosinya. Selain itu, ornamen-ornamen ini juga difungsikan untuk menjaga kesintaktikan tiap materi promosi tersebut, satu dengan lainnya.

Disesuaikan dengan komposisi Masterbrand, maka alignment yang digunakan adalah rata kanan.

4.6.5. Warna

Untuk mewakili pesona alam Maluku dapat digunakan warna-warna bahari, seperti biru, cyan, dan hijau. Untuk mengkomunikasikan budaya, warna cokelat dan kuning dapat mewakili rempah-rempah Maluku. Sedangkan untuk mengkomunikasikan keragaman budaya Maluku, dapat menggunakan warna merah dan ungu untuk merefleksikan sisi magis budaya Maluku.

4.7. STRATEGI PEMILIHAN MEDIA

Logo aspiring Moluccas inspires You!, brand guidelines, stationery, back office, wayfinding system, information design, exterior design, mobil, motor, speedboat, poster, leaflet, website, kartu pos, sandal, kaus, kemeja pantai, payung, tas kanvas, topi, tempat minum, bingkai polaroid.

(12)

Gambar

Gambar 4.1.1. Hierarki Kebutuhan Manusia menurut Maslow.
Gambar 4.1.3. Sumber: Creative-Based Tourism, Dari Wisata Rekreatif Menuju Wisata  Kreatif, oleh Henky Hermantoro

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan: 1) Mengembangkan buku ajar menulis cerita anak berbasis pendidikan karakter untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerita anak pada

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa serta hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I, terdapat kekurangan-kekurangan yang harus dilakukan tindakan

Dalam tahap ini peneliti melakukan pelaksanaan proses pembelajaran dan sekaligus melakukan pengamatan terhadap apa yang telah direncanakan dalam upaya menumbuhkan motivasi

Hasil pene- litian menunjukkan bahwa untuk mendapatkan genotipe ja- gung toleran N rendah yang akurat di samping mempertim- bangkan hasil biji, juga mempertimbangkan

Baris pertama berisi sebuah bilangan bulat yang menunjukkan berat bebek yang akan

Dengan melakukan penafsiran secara textual dapat dilihat bahwa perempuan juga mempunyai hak sebagaimana kaum laki laki, kendati pada hal-hal tertentu ada yang tidak sama, hal

Premature ventricular contractions (PVCs) are early depolarizations begin in the ventricle instead of sinus node.1 Based on their frequency and occurrence, PVCs can be divided

1) Menghilangkan kesenjangan 1 dengan memberikan kesempatan kepada para pelanggan untuk menyampaikan ketidakpuasan mereka kepada perusahaan, mencari tahu keinginan