• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA KERJA DAN SYARAT (SPESIFIKASI TEKNIS)"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA DAN SYARAT

(SPESIFIKASI TEKNIS)

PEKERJAAN

RENOVASI BANGUNAN LABORATORIUM

(2)

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

I. Umum... I.1 II. Lokasi dan Kondisi Pekerjaan ... I.1 III. Jangka Waktu Serah Terima Pekerjaan ... I.1 IV. Jangka Waktu Pemeliharaan ... I.1 V. Uraian dan Syarat – Syarat Pekerjaan ... I.2 VI. Direksi Pekerjaan dan Wakil Para Pihak ... I.3 VII. Keselamatan Kerja, Keamanan, Kebersihan, Kesehatan, Perburuhan/Jaminan Sosial... I.3 VIII. Kantor dan Mess ... I.4 IX. Buku Harian dan laporan harian ... I.5 X. Penyiaran dan Informasi ... I.5 XI. Dokumen Penawaran ... I.5 XII. Cara Pembayaran ... I.9 XIII. Hak Dan Kewajiban Pihak Pertama ... I.10 XIV. Hak Dan Kewajiban Pihak Kedua ... I.10

BAB II : LINGKUP PEKERJAAN

I. Lingkup Pekerjaan ... II.1 II. Pelaksana Pihak Kedua ... II.1 III. Syarat – Syarat Pelaksanaan ... II.1 IV. Penggunaan Bahan – Bahan Bangunan ... II.2 V. Uraian Mengenai RKS Dan Gambar ... II.2 VI. Lain – Lain ... II.2

BAB III : SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR I. Pekerjaan Persiapan Pembongkaran ... III.1 II. Pekerjaan Penutup Atap Sementara ... III.1 III. Pekerjaan Beton ... III.1 IV. Lapisan Kedap Air / Water Proofing ... III.5 V. Pekerjaan Pasangan Dinding Bata Ringan ... III.6 VI. Pekerjaan lantai ... III.7 VII. Pekerjaan Dinding Dan Partisi ... III.7 VIII. Pekerjaan Langit – Langit / Plafond ... III.7 IX. Pekerjaan Pengecatan ... III.8 X. Pekerjaan Kosen, Pintu, Jendela Alumunium ... III.10 XI. Pekerjaan Daun Pintu Kayu Lapis HPL ... III.13 XII. Pekerjaan Alat Penggantung Dan pengunci ... III.14 XIII. Pekerjaan Atap ... III.15 XIV. Pekerjaan Perbaikan Cerobong Asap ... III.16

(3)

BAB IV : SYARAT – SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL I. Ketentuan Umum ... IV.1 II. Persyaratan Teknis Instalasi Listrik ... IV.2 III. Persyaratan Teknis Instalasi Plumbing ... IV.5 IV. Persyaratan Teknis Pekerjaan Penangkal Petir ... IV.6 V. Pekerjaan Grounding ... IV.6 VI. Pekerjaan Instalasi GAS ... IV.7 VII. Pekerjaan Lain – Lain ... IV.7

(4)

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

I. UMUM

PIHAK PERTAMA adalah PT ANTAM yang beralamat di Gedung Aneka Tambang Tower A, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1 Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta sebagai pemilik pekerjaan yang memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaaan Renovasi Bangunan Laboratorium Geomin Antam.

PIHAK KEDUA adalah Badan Usaha/Perusahaan dalam bentuk PT yang kegiatan usahanya menyediakan barang/jasa yang memiliki bidang layanan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan tersebut diatas.

Dalam pengadaan ini adalah meliputi seluruh kegiatan yang harus dilaksanan oleh PIHAK KEDUA sehubungan dengan Renovasi Bangunan Laboratorium Geomin Antam. Pekerjaan ini harus mengikuti standart dan ketentuan yang berlaku,Uraian Pekerjaan dan Syarat-Syarat Teknis sebagaimana pada BAB II LINGKUP & SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN.

II. LOKASI & KONDISI PEKERJAAN

A. Lokasi pekerjaan adalah Laboratorium Geomin Antam di Jl. Pemuda no 1 Pulogadung, Jakarta Timur.

B. PIHAK KEDUA diwajibkan membuat Rencana Kerja, Metodologi Pelaksanaan dengan mempertimbangkan semua aspek, sehingga pekerjaan tidak mengganggu operasional Laboratorium Geomin, dan waktu pelaksaaan sesuai dengan jadwal dengan tidak mengabaikan aspek mutu hasil pekerjaan.

III. JANGKA WAKTU SERAH TERIMA PEKERJAAN

Jangka waktu serah terima pekerjaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari sejak tanggal Surat Perjanjian Kontrak ditandatangani.

IV. JANGKA WAKTU PEMELIHARAAN

Jangka waktu pemeliharaan setelah pekerjaan selesai adalah 180 (seratus delapan puluh) hari. Dan dimulai setelah Serah Terima Pekerjaan 100%.

(5)

I - 2 V. URAIAN & SYARAT-SYARAT PEKERJAAN

A. Untuk melaksanakan PEKERJAAN tersebut di atas maka PIHAK KEDUA harus menyediakan/

melakukan PEKERJAAN dengan minimum spesifikasi/kualifikasi dan jumlah seperti yang tercantum dalam syarat perjanjian.

B. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dalam pengurusan izin-izin atas nama PIHAK PERTAMA sehubungan dengan perjanjian ini, seperti namun tidak terbatas pada: izin memasuki LOKASI PEKERJAAN dan izin-izin yang lain terkait dengan pelaksanaan PEKERJAAN. Jika diperlukan, PIHAK PERTAMA dapat membantu untuk memfasilitasi pengajuan izin-izin kerja dimaksud. Biaya yang timbul atas penyelesaian izin-izin ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

C. PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas semua peralatan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan.

D. PIHAK KEDUA harus mempunyai data teknis dan prosedur yang akan digunakan dalam PEKERJAAN. Jika diperlukan PIHAK PERTAMA akan memeriksa dokumen-dokumen ini.

Kegagalan PIHAK KEDUA dalam memberikan data ini akan menjadi pertimbangan PIHAK PERTAMA untuk melarang dimulainya PEKERJAAN atau menghentikan PEKERJAAN yang sedang berlangsung.

E. PIHAK KEDUA harus memberikan Laporan Kemajuan Pekerjaan Mingguan kepada PIHAK PERTAMA dan disampaikan di dalam Progress Report meeting mingguan. PIHAK KEDUA harus memberi akses kepada wakil pihak PIHAK PERTAMA untuk dapat melakukan inspeksi ke semua tempat-tempat penyimpanan peralatan, material, dan kantor milik PIHAK KEDUA.

F. Selama Jangka Waktu PERJANJIAN akan dilakukan meeting-meeting koordinasi. Meeting koordinasi dilakukan pertama kali dalam bentuk kick off meeting, yang akan dilakukan sesegera mungkin sebelum waktu pelaksanaan PEKERJAAN. Selanjutnya meeting dilakukan secara berkala atau sesuai kebutuhan. Dalam meeting koordinasi akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan realisasi progress PEKERJAAN dan pembayaran, penyelesaian permasalahan yang terjadi, dan rencana PEKERJAAN untuk bulan berikutnya. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk menyampaikan semua informasi yang dimilikinya sehubungan dengan PERJANJIAN ini. Untuk meeting koordinasi baik meeting online ( zoom meeting ) maupun metting offline di fasilitasi oleh PIHAK KEDUA.

G. Pekerjaan konstruksi dinyatakan selesai apabila pekerjaan dinyatakan diterima oleh PIHAK PERTAMA serta PIHAK KEDUA melengkapi Laporan Akhir lengkap dengan As Built Document.

(6)

I - 3 VI. DIREKSI PEKERJAAN & WAKIL PARA PIHAK

Terkait Pengadaan project ini, PIHAK PERTAMA menunjuk wakilnya yang berwenang menyatakan menerima penyelesaian PEKERJAAN.

Sebelum memulai PEKERJAAN, PIHAK KEDUA wajib menunjuk seorang atau lebih wakilnya yang kompeten, yang diberi wewenang untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama PIHAK KEDUA mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan PERJANJIAN. Setidaknya 1 (satu) orang wakil PIHAK KEDUA sebagai penanggung jawab lapangan harus berada di LOKASI PEKERJAAN untuk mengurus perijinan dan mempersiapkan fasilitas kerja PIHAK KEDUA, dan setiap saat selama pelaksanaan PEKERJAAN.

PIHAK KEDUA wajib memberitahu PIHAK PERTAMA secara tertulis paling lambat pada saat kick off meeting perihal identitas dari (para) Wakil tersebut dan dengan jelas menetapkan lingkup wewenang yang diberikan kepadanya. PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak wakil PIHAK KEDUA yang dianggap oleh PIHAK PERTAMA tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya, dan apabila terjadi hal seperti ini maka PIHAK KEDUA harus segera mengganti wakilnya tersebut

VII. KESELAMATAN KERJA, KEAMANAN, KEBERSIHAN, KESEHATAN, PERBURUHAN/JAMINAN SOSIAL

A. Keselamatan kerja / keamanan

a. PIHAK KEDUA harus menyediakan peralatan keselamatan kerja, kotak obat – obatan dan lain – lain yang diperlukan untuk PPPK yang dapat dipakai oleh semua pihak yang memerlukannya dilapangan. Kotak obat harus senantiasa lengkap selama masa pelaksanaan pekerjaan.

b. Lokasi proyek harus mendapat pengamanan yang baik dari pencurian, kebakaran dan lain – lain yang dianggap berbahaya dan dari keluar masuknya orang yang tidak berkepentingan.

c. PIHAK KEDUA harus menempatkan penjaga – penjaga keamanan ditempat pelaksanaan dari permulaan pekerjaan sampai selesainya Surat Perjanjian / Kontrak.

d. PIHAK KEDUA harus menyediakan alat-alat kebakaran atau bak - bak pasir, air dan ember.

e. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan karyawannya.

f. Apabila petugas / karyawan mengalami kecelakaan didalam pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA diwajibkan melaporkan ke instansi setempat yang berwenang dengan menyampaikan tembusannya kepada PIHAK PERTAMA.

g. PIHAK KEDUA bekewajiban membuat SOP laporan kecelakaan kerja.

B. Kebersihan / Kesehatan

a. Tempat kerja harus senantiasa dijaga dari kotoran – kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.

b. Untuk keperluan pekerjanya, PIHAK KEDUA harus membuat tempat MCK yang cukup bersih.

(7)

I - 4 c. Apabila terjadi kasus penyakit menular diantara pekerjanya, maka PIHAK KEDUA diharuskan

bertindak agar tidak menjalar lebih lanjut.

C. Perburuhan Jaminan Sosial

a. Penerimaan pekerja, pengeluaran pekerja dan jaminan sosial bagi pekerja – pekerjanya agar dipenuhi sesuai ketentuan – ketentuan Menteri Tenaga Kerja dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

b. Baik untuk waktu kerja buruh maupun jaminan sosial, PIHAK KEDUA diharuskan mentaati peraturan – peraturan yang berlaku.

D. Protokol Kesehatan Covid-19

a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA berkewajiban memenuhi protokol kesehatan yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA. Protokol kesehatan berlaku untuk seluruh personil yang bekerja di Lapangan / Proyek.

VIII. KANTOR & MESS

a. Selama pelaksanaan Surat Perjanjian / Kontrak, PIHAK KEDUA diharuskan menyediakan Direksi Kit / Kantor Sementara di lapangan pekerjaan ( Site ) di area proyek yang akan ditentukan kemudian oleh PIHAK PERTAMA.

b. Copy dari dokumen – dokumen yang merupakan Arsip Lapangan harus selalu ada dikantor sementara tersebut untuk sewaktu – waktu dapat dipergunakan dan segala komunikasi yang ditujukan kepada PIHAK KEDUA yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan akan disampaikan melaui kantor sementara.

c. PIHAK PERTAMA memberikan saran kepada PIHAK KEDUA mengenai lokasi dan kelayakan mess pekerja PIHAK KEDUA, dimana untuk penyediaan mess tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA dengan berkoordinasi kepada PIHAK PERTAMA.

d. Desain Direksi Kit dan fasilitas penunjangnya harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

e. Setelah selesai pekerjaan, Direksi Kit, gudang, mess pekerja dan seluruh fasilitas sementara unutk pelaksanaan pekerjaan ini harus dibongkar / dipindahkan dari lokasi tersebut, sehingga kondisi lokasi tersebut bersih seperti semula.

f. Pembuatan / pembongkaran / pemindahan Direksi Kit, gudang, mess pekerja dan seluruh fasilitas ( air, listrik, dll ) untuk pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

(8)

I - 5 IX. BUKU HARIAN & LAPORAN HARIAN

a. Buku harian merupakan sarana kontrol, sarana komunikasi, sarana dokumentasi, dan sarana untuk dasar perhitungan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, merekam semua instruksi di lapangan / proyek dari PIHAK PERTAMA atau kuasanya antara lain, revisi – revisi sehubungan keadaan lapangan / proyek, persetujuan/keberatan, sanggahan dari PIHAK KEDUA dan tanggapan serta keputusan – keputusan PIHAK PERTAMA.

b. Laporan Harian merupakan sarana kontrol, sarana dokumentasi dan sarana dasar perhitungan antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA yang akan merekam semua kegiatan lapangan atas jenis dan volume pekerjaan sebagai dasar pembuatan laporan minggaun / bulanan yang dilengkapi dengan foto – foto pelaksanaan.

c. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menandatangani laporan harian setiap hari dan diserahkan pada esok harinya kepada Pengawas Lapangan.

d. PIHAK KEDUA wajib melampirkan data-data yang mendukung untuk pembuatan laporan harian ini sesuai petunjuk PIHAK PERTAMA.

X. PENYIARAN INFORMASI

a. PHAK KEDUA tidak boleh menyiarkan, menggunakan advertensi, pengumuman – pengumuman, atau press release, foto – foto, atau reproduksi – reproduksi pekerjaan – pekerjaan yang ada dalam Surat Perjanjian / Kontrak, atau informasi lainnya sehubungan dengan pekerjaan itu tanpa adanya ijin tertulis dari PIHAK PERTAMA.

XI. DOKUMEN PENAWARAN

Peserta menyerahkan dokumen penawaran dalam bentuk hardcopy dan softcopy ( CD atau flashdisk ) yang berisi :

No Daftar Isi Dokumen Penawaran Keterangan

1 Spesifikasi Teknis 1 set hardcopy + softcopy

2 RAB 1 set hardcopy + softcopy

3 Analisa Harga Satuan 1 set hardcopy + softcopy

4 Time Schedule dalam bentuk Kurva S 1 set hardcopy + softcopy

5 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan 1 set hardcopy + softcopy

6 Safety & Environtment yang meliputi : 1 set hardcopy + softcopy

a. Job Safety Analysis

7 Daftar Peralatan yang meliputi : 1 set hardcopy + softcopy

a. Alat Angkut (Lori-lori) b. Alat Pengecoran (Molen)

(9)

I - 6 c.Stamper

d. Jack Drill

8 Struktur Organisasi 1 set hardcopy + softcopy

9 Daftar Personil :

a. Project Manajer (Lampiran. : Scan Ijazah S1 Sipil, CV, SKA / SKT yang masih

berlaku, KTP ) 1 set hardcopy + softcopy

b. Site Manajer (Lampiran. : Scan Ijazah S1 Sipil, CV, SKA / SKT yang masih berlaku, KTP )

1 set hardcopy + softcopy c. Logistic ( Lampiran : Scan Ijazah SLTA semua jurusan / SMK jurusan bangunan,

KTP ) 1 set hardcopy + softcopy

d. Safety Officer ( Lampiran : Scan Sertifikat K3, CV, KTP ) 1 set hardcopy + softcopy e. Pekerja Lapangan / mandor (Lampiran : Scan KTP) 1 set hardcopy + softcopy keterangan : Scan harus terbaca jelas. Apabila tidak maka tidak akan dinilai

10 Daftar Pengalaman Perusahaan selama 5 periode tahun terakhir

Pengalaman pekerjaan sejenis bangunan gedung kantor, rumah sakit, perumahan dan gedung lainnya diatas Rp. 500.000.000,- dengan dilampiri SPJP/SPK & BAST

1 set hardcopy + softcopy

11 Surat Dukungan Aplikator Rangka Baja Ringan, Suplier Atap Onduvilla 1 set hardcopy + softcopy 12 Dokumen pendukung lainnya yang masih berlaku :

Scan NPWP Perusahaan, LPJK, SBU Konstruksi, SIUP ( yang masih berlaku ) 1 set hardcopy + softcopy

Ket : isi dokumen penawaran baik hard copy maupun soft copy harus sama . Apabila ada perbedaan pada item yang berbeda, akan diberi nilai 0 ( nol )

(10)

I - 7

Penilaian dokumen penawaran dilakukan dengan cara penilian terhadap beberapa aspek sebagai berikut :

NO ASPEK PENILAIAN KETERANGAN KRITERIA

PENILAIAN

A KATEGORI TEKNIS

1 Spesifikasi Teknis & Metode Kerja

a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Kesesuaian dalam pembuatan metode pelaksanaan pekerjaan ( untuk metode pelaksanaan pekerjaan atap menjadi perhatian khusus karena aktifitas laboratorium Geomin tetap beraktifitas selama masa pelaksanaan pekerjaan )

Mandatory

b. Time Schedulle

Kesesuaian dalam pembuatan time schedule terhadap jangka waktu pelaksanaan yang telah ditentukan

Mandatory

c. Safety & Environmet meliputi :

Job Safety Analysis

Job safety analysis yang akan diterapkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan mengutamakan keselamatan serta keamanan pekerja

Mandatory

2 Peralatan, meliputi :

Lori – lori ( alat angkut material dilapangan ) Kesesuaian jumlah lori – lori dengan kebutuhan di

lapangan, ( 4 unit ) Mandatory

Alat pengecoran / molen Kesesuaian jumlah alat pengecoran / molen dengan

kebutuhan dilapangan, ( 1 unit ) Mandatory

Stamper

Kesesuaian jumlah alat dengan kebutuhan dilapangan, (1 unit )

Mandatory

Jack Drill Kesesuaian jumlah alat dengan kebutuhan

dilapangan, (1 unit )

Mandatory

3 Struktur Organisasi Struktur organisasi yang berisikan personil yang akan mengerjakan poject ini, minimal berisikan : project manager, site manager, logistik, safety officer, mandor

Mandatory

4 Tenaga Kerja / Daftar Personil, meliputi :

Project Manager

Minimal S1 Teknik Sipil, memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA) yang disahkan LPJKN minimal Ahli Madya Manajemen Proyek (kode 602) / Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung (kode 201), berpengalaman dalam

Mandatory

(11)

I - 8 memimpin dan mengelola pelaksanaan pekerjaan

dibidang konstruksi sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun

Site Manager

Minimal S1 Teknik Sipil, memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA) yang disahkan LPJKN minimal Ahli Madya Manajemen Proyek (kode 602) / Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung (kode 201), berpengalaman dalam memimpin dan mengelola pelaksanaan pekerjaan dibidang konstruksi sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun

Mandatory

Logistik

Minimal SLTA semua jurusan ( SMK jurusan bangunan lebih diutamakan ), berpengalaman dalam bidang yang sama sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun, diutamakan pada proyek yang sama sebanyak 3 (tiga) kali.

Mandatory

Safety Officer

Minimal SLTA semua jurusan, memiliki sertifikat Ahli K3 Umum, berpengalaman pada bidang yang sama sekurang – kurangnya 3 (tiga) tahun, diutamakan pada proyek yang sama sebanyak 3 (tiga) kali

Mandatory

Pekerja Lapangan (Mandor )

Minimal SLTA semua jurusan ( SMK jurusan bangunan lebih diutamakan), berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan dibidang konstruksi

Mandatory

5 Pengalaman Perusahaan yg sejenis Berpengalaman dalam pekerjaan sejenis bangunan gedungkantor/rumah sakit/perumahan/gedung lainnya sekurang – kurangnya 5 (lima) tahun dengan nilai kontrak diatas Rp. 500.000.000,- disertai dengan SPJP/SPK, bukti penyelesaian kontrak/pekerjaan (BAST), dan referensi dari perusahaan serta berkinerja baik.

Mandatory

6 Dokumen Pendukung

Surat Dukungan dari Aplikator Baja Ringan Surat yang menyatakan dukungan/support dari aplikator baja ringan untuk pelaksanaan pekerjaan baja ringan pada project ini

Mandatory

Surat Dukungan dari Aplikator Atap Onduvilla Surat yang menyatakan dukungan/support dari aplikator atap onduvilla untuk pelaksanaan pekerjaan atap pada project ini.

Mandatory

7 Dokumen Pendukung Lainnya

NPWP Perusahaan, LPJK SBU Konstruksi, SIUP, ( yang masih berlaku )

Kelengkapan dokumen Mandatory

B KATEGORI HARGA

1 Harga Penawaran Harga terbaik sesuai dengan spesifikasi dan volume pekerjaan serta menyampaikan analisa harga satuan

Mandatory

(12)

I - 9 XII. CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK KEDUA membuat invoice dengan dilampiri pendukung - pendukung

2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA atas tagihan dari PIHAK KEDUA berdasarkan atas invoice yang dilampiri bukti – bukti pendukung dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan ( BASTP ) dan Notulen Pemeriksaan Jasa Pekerjaan ( NPJP ).

3. Pembayaran dilakukan berdasarkan pada progress pekerjaan, sesuai termin yang disepakati sebagai berikut :

Termin Uraian Termin

Pembayaran

Deliverable

1 Progres Pekerjaan 35%, diterima dan disetujui PT. ANTAM Tbk

30% Meliputi pekerjaan :

- Pekj. persiapan prestasi pekj. mencapai 50%

- Pekj. tanah ( galian tanah pondasi & urugan kembali prestasi pekj. Mencapai 100 %

- Pekj. beton bertulang prestasi pekj. mencapai 100%

- Pekj. rangka & atap prestasi pekj. mencapai 75%

- Pekj. pas. bata & plesteran prestasi pekj.

mencapai 90%

- Pekj. keramik lantai prestasi pekerjaan mencapai 25%

- Pekj. plafond prestasi pekj. mencapai 50%

- Pekj. saluran air prestasi pekj. mencapai 90%

- Pekj. plumbing prestasi pekerjaan mencapai 75%

- Pekj. instalasi GAS prestasi pekj. mencapai 50%

2 Progres Pekerjaan 70%, diterima dan disetujui PT. ANTAM Tbk

30% Meliputi pekerjaan :

- Pekj. persiapan prestasi pekerjaan mencapai 75%

- Pekj. rangka & atap prestasi pekj. mencapai 100

%

- Pekj. pas. bata & plesteran prestasi pekj.

mencapai 100 %

- Pekj. keramik lantai & dinding prestasi pekj.

mencapai 100%

- Pekj. plafond prestasi pekj. mencapai 100%

- Pekj. Ssaluran air prestasi pekj. mencapai 100%

- Pekj. plumbing prestasi pekj. mencapai 100%

- Pekj. instalasi GAS prestasi pekj. mencapai 100%

(13)

I - 10 - Pekj. cat – catan prestasi pekj. mencapai 50%

- Pekj. perbaikan cerobong asap & relayout peralatan pekj. mencapai 50%

- Pekj. kabel toufur prestasi pekj, mencapai 50%

- Pekj. penerangan prestasi pekj, mencapai 50%

- Pekj. kabel tray prestasi pekj. mencapai 100%

- Pekj. penangkal petir prestasi pekj. mencapai 100%

3 Progres Pekerjaan 100%, diterima dan disetujui PT. ANTAM Tbk

35% Keseluruhan pekerjaan telah dikerjakan &

diselesaikan dengan baik ( pekj. Sipil / Struktur, Arsitektur, ME ) disertai dengan BAST 100%

4 Masa Pemeliharaan Pekerjaan selama 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender berakhir dengan baik, diterima dan disetujui PT. ANTAM Tbk

5% Segala kerusakan selama masa pemeliharaan ( apabila ada ) telah selesai diperbaiki semua

TOTAL 100%

XIII. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA :

A. Mendapat hasil pekerjaan yang baik, sesuai standar, spesifikasi dan mutu yang ditetapkan.

B. Mendapatkan hasil pekerjaan yang dapat diselesaikan sesuai tepat waktu.

C. Menegur PIHAK KEDUA apabila tidak sesuai atau lalai dalam hal melaksanakan pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA.

D. Berhak untuk menghentikan pekerjaan PIHAK KEDUA sebagai pemenang lelang, apabila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA, sesuai dengan ketentuan dalam kontrak antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA.

E. Berhak menginspeksi dalam menilai hasil pekerjaan PIHAK KEDUA.

F. Wajib melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA yang akan diatur lebih lanjut dalam kontrak.

G. Berhak untuk menentukan pemenang lelang berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Tim Lelang PIHAK PERTAMA dan tidak menerima tuntutan apapun secara hukum dari Pihak yang tidak memenangkan dalam lelang

XIV. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

A. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

Program mutu disusun namun tidak terbatas pada :

- Informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan - Orgainsasi /struktur kerja PIHAK KEDUA & kontak personnya

- Metode pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk untuk standart pelaksanaan K3 - Timeline / jadwal pekerjaan

B. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi pekerjaan.

C. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum kontrak dan

(14)

I - 11 peristiwa kompensasi.

D. Pemutakhiran program mutu harus menunjukan perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan terhadap urutan pekerjaan pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PIHAK PERTAMA.

E. Persetujuan PIHAK PERTAMA terhadap program mutu tidak mengubah kewajiban kontraktual PIHAK KEDUA.

F. PIHAK KEDUA wajib mengerjakan seluruh tahapan pekerjaan sesuai lingkup kerja.

G. PIHAK KEDUA memastikan dan mengatur pekerjaan agar berjalan tepat waktu.

H. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab penuh dalam segala hal atas hasil akhir pekerjaan yang di tugaskan kepadanya, sesuai UUJK/2017.

I. PIHAK KEDUA wajib mengikuti kick off meeting sebagai awal permulaan proyek.

J. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap akomodasi, transportasi, & extrafooding atas personilnya.

K. PIHAK KEDUA wajib menggunakan peralatan kerja yang sesuai.

L. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan harian, mingguan dan rekap bulanan.

M. PIHAK KEDUA wajib membuat data tenaga kerja, dan memastikan kecukupan tenaga ahli, termasuk jumlah dan kesesuaian kompetensi untuk koordinasi dengan PIHAK PERTAMA.

N. PIHAK KEDUA wajib membuat foto dan dokumentasi pekerjaan.

O. PIHAK KEDUA wajib melaksanakaan rapat koordinasi mingguan/bulanan, dan mengkomunikasikan segala hal terkait koordinasi pelaksanaan pekerjaan agar dapat berjalan lancar.

P. PIHAK KEDUA wajib untuk memperbaiki apabila mengalami kerusakan selama kegiatan pekerjaan maupun masa pemeliharaan pekerjaan..

Q. PIHAK KEDUA wajib menyiapkan perlengkapan maupun peralatan yang dibutuhkan, alat pelindung diri (APD) yang sesuai, material kerja yang dibutuhkan serta tenaga kerja

R. PIHAK KEDUA wajib mematuhi peraturan K3 PIHAK PERTAMA. Biaya yang timbul akibat pelanggaran dari ketentuan ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

S. PIHAK KEDUA wajib mengikuti semua peraturan yang ada di PIHAK PERTAMA ( K3L dan peraturan lainnya).

T. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, setiap orang yang bekerja di lingkungan PIHAK PERTAMA wajib dilengkapi dengan kartu identitas (ID Card) dan melaksanakan safety induction.

U. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengikuti UU ketenagakerjaan dan melindungi pekerjanya dari asuransi tenaga kerja, Jamsostek/BPJS dll.

V. PIHAK KEDUA wajib melaporkan kejadian atau kecelakaan akibat kerja sekecil apapun kepada PIHAK PERTAMA.

W. PIHAK KEDUA wajib menjamin keamanan peralatan lab dari air hujan maupun alat /material konstruksi.

X. Calon PIHAK KEDUA wajib hadir dalam agenda aanwizing yang telah ditentukan untuk kejelasan pekerjaan.

Y. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan informasi dan akses untuk melaksanakan pekerjaan.

Z. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pengawasan dan arahan dari PIHAK PERTAMA.

AA. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan pembayaran atas hasil pekerjaan, sesuai dengan aturan yang ada.

(15)

II -

1

BAB II

LINGKUP PEKERJAAN

I. LINGKUP PEKERJAAN

RENOVASI LABORATORIUM,Unit Geomin & Technology Development, PT ANTAM meliputi Pekerjaan yang dilaksanakan terdiri dari namun tidak terbatas pada :

A. Renovasi Bangunan Laboratorium,terdiri :

▪ Penggantian atap

▪ Renovasi tata ruang

▪ Perbaikan plafond

▪ Perbaikan kosen, pintu, jendela

▪ Perbaikan lantai.

▪ Pekerjaan Mekanikal Elektrikal B. Pekerjaan lain – lain :

▪ Penutup atap sementara ( sistem sewa ) sehingga operasional di laboratorium tetap berjalan

▪ Perbaikan atap kanopi samping kanan & kiri bangunan

▪ Perbaikan cerobong asap

▪ Pekerjaan instalasi gas dan pemindahan serta instalasi beberapa peralatan laboratorium ( dust colector, Peralatan ICP MS, ICP OES, Dehumidifier, furnace & fues bed, dan lain – lain ).

▪ Pemindahan tiang telepon.

▪ Lain – lain sesuai dokumen.

II. PELAKSANA PIHAK KEDUA

A. Bilamana akan mulai dilapangan, PIHAK KEDUA supaya memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA..

B. Untuk melancarkan pekerjaan ini, maka PIHAK KEDUA supaya menempatkan seorang Kepala Pelaksana yang ahli yang diberi kuasa penuh oleh PIHAK KEDUA untuk bertindak atas namanya.

C. Kepala Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu berada ditempat agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang ditugaskan Pengawas Lapangan.

D. Kepala Pelaksana yang ditempatkan supaya yang berpengalaman dan pembantu – pembantunya minimal dapat memahami RKS dan mengerti gambar.

III. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN Pekerjaan harus dilaksanakan menurut :

A. RKS dan gambar – gambar kerja / gambar detail secara menyeluruh untuk proyek ini.

B. RKS dengan segala perubahan – perubahan dalam Aanwidjzing ( Berita Acara Aanwidjzing ).

C. Petunjuk – petunjuk lisan maupun tertulis dari PIHAK PERTAMA.

D. Lapangan / lahan yang tersedia.

(16)

II -

2 IV. PENGGUNAAN BAHAN – BAHAN BANGUNAN

A. Bahan – bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri kwalitas baik.

B. Harus tetap diperhatikan syarat – syarat dan mutu dari barang dan jasa yang bersangkutan.

C. Semua bahan – bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik.

D. Semua bahan – bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh PIHAK PERTAMA tidak dapat dipakai ( afkir ), harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

E. Bilamana PIHAK PERTAMA sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, PIHAK PERTAMA berhak meminta kepada PIHAK KEDUA untuk memeriksakan bahan- bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan atas biaya PIHAK KEDUA.

F. Apabila dikemudian hari ditemukan pemakaian bahan – bahan atau material yang tidak sesuai spesifikasi, PIHAK KEDUA wajib mengganti bahan – bahan / material tersebut sesuai spesifikasi yang ditentukan, dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

V. URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR

A. Disamping peraturan-peraturan umum yang telah disebut diatas.

B. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

C. Gambar-gambar yang diikut sertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS ini.

D. PIHAK KEDUA wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuran-ukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam spesifikasi / gambar meragukan PIHAK KEDUA. Dalam hal ini PIHAK KEDUA diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan dengan persetujuan PIHAK PERTAMA. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA. Oleh karena itu sebelumnya kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar- gambar yang ada.

E. PIHAK KEDUA wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas.

F. Dalam hal PIHAK KEDUA meragukan ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam dokumen pelaksanaan, maka PIHAK KEDUA wajib berkonsultasi dengan Konsultan Perencana dan Pengawas.

VI. LAIN – LAIN

A. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS akan dijelaskan didalam Aanwijzing.

B. Surat permintaan ijin bangunan dari PIHAK PERTAMA, sedangkan pengurusan hingga keluarnya ijin tersebut menjadi tanggung jawab / diserahkan kepada PIHAK KEDUA.

C. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA

D. Untuk pekerjaan yang berhubungan dengan vendor khusus ( pemindahan dus colector, pemindahan alat – alat furnace dan fuse bed, dan pekerjaan lain – lain yang berhubungan dengan vendor khusus ) PIHAK KEDUA harap berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA.

E. Garansi bahan / material dari pabrik diserahkan pada saat serah terima pekerjaan 100%.

F. Pengajukan shop drawing diajukan 10 ( sepuluh ) hari sebelum dilaksanakan pekerjaan.

(17)

III -

1

BAB III

SYARAT - SYARAT TEKNIS

PELAKSANAAN PEKERJAAN SIPIL & ARSITEKTUR

I. PEKERJAAN PERSIAPAN PEMBONGKARAN

A. PIHAK KEDUA harus membuat bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa Kantor Administrasi Lapangan, Los Kerja dan Gudang.

B. PIHAK KEDUA harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian- bagian bangunan yang lain.

C. PIHAK KEDUA harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk mengadakan penukuran ulang.

II. PEKERJAAN PENUTUP ATAP SEMENTARA & PERLETAKAN MATERIAL/ALAT

A. PIHAK KEDUA harus membuat atap darurat untuk keperluan agar fungsi Laboratorium tetap dapat berjalan selama masa konstruksi

B. PIHAK KEDUA harus mempertimbangkan kekuatan,dan keamanan, konstruksi atap darurat

C. PIHAK KEDUA harus mempertimbangkan kondisi site sehubungan dengan tata letak material / alat, agar tidak menggangu operasional Laboratorium.

D. Atap sementara di buy back / dipinjamkan oleh PIHKA KEDUA.

III. PEKERJAAN BETON A. Lingkup Pekerjaan

a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :

Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis pekerjaan yang tercantum dalam gambar.

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

B. Pedoman Pelaksanaan

Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :

Semua ketentuan dalam SNI 2847-2019 terutama yang menyangkut pekerjaan beton struktur.

C. Bahan - bahan Yang Digunakan a. Semen

Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM, memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

(18)

III -

2 Persetujuan PC hanya akan diberikan apabila dipasaran tidak diperoleh semen dari merk yang telah dipilih dan telah digunakan.

Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang sudah digunakan harus disertai jaminan dari PIHAK KEDUA yang dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen pengganti setaraf dengan mutu semen yang digantikannya.

Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan merk harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

b. Aggregates.

Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat dalam SKSNI T-15-1991- 03, terdiri dari : 1. Pasir beton (aggregat halus).

2. Koral atau crushed stone (aggregat kasar) :

3. Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous).

Dimensi maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

4. Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.

c. Besi beton

Besi beton yang digunakan ialah : besi beton ulir fy = 240 MPa untuk diameter lebih besar dari 13 mm.

Overlap sambungan besi tulangan yang diijinkan, panjang minimal adalah 40 x diameter besi tulangan.

d. Admixture.

Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton, PIHAK KEDUA diwajibkan mengajukan jenis bahan . Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis pabrik.

B. Tata Cara Pengiriman Dan Penyimpanan Bahan

1. Pengiriman & penyimpanan bahan pada umumnya harus sesuai dengan Jadwal pelaksanaan.

2. Penyimpanan Semen.

1. Semen harus didatangkan & disimpan dalam kantung/zak yang utuh. Berat semen harus sama dengan yang tercantum dalam zak.

2. Semen harus disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengarus cuaca, berventilasi cukup dan lantai yang bebas dari tanah.

3. Semen harus dalam keadaan belum mulai mengeras jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut harus dapat ditekan hancur oleh tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah bagian yang mulai mengeras ini tidak lebih dari 5% berat semen.

4. Pada bagian semen yang mengeras tersebut harus dicampurkan semen dalam jumlah yang sama dengan syarat bahwa kwalitas beton yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diminta perencana 3. Penyimpanan Besi Beton

1. Besi beton disimpan dengan menggunakan bantalan-bantalan kayu sehingga bebas dari tanah (minimal 20 cm).

2. Beton harus disimpan bebas dari lumpur, minyak atau zat asing lainnya.

4. Aggregates harus ditempatkan pada tempat yang cukup terpisah dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan diatas lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.

C. Bekisting Yang Digunakan

1. Bekisting harus dibuat dari papan kayu dilapisi dengan multiplek tebal 9 mm dengan rangka kayu yang

(19)

III -

3 kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu menggunakan baja.

2. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

3. Semua bekesting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortar leakage).

4. Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.Penyusunan bekesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan merusak dinding, balok atau kolom beton yang bersangkutan.

5. Pada bagian terendah pada setiap phase pengecoran dari bekesting kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

6. Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum pengecoran.

7. Air pembasahan tersebut harus diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar tidak menggenangi sisi bawah dari bekesting.

8. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga – penyangga atau silangan – silangan bekesting menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

9. Pembongkaran Bekesting :

 Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.

 Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.

 Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada PIHAK KEDUA, dan perhatian PIHAK KEDUA mengenai pembongkaran cetakan ditujukan ke SNI 2847-2019.

 Pembongkaran harus memberitahu PIHAK PERTAMA / konsultan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian – bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti PIHAK KEDUA terlepas dari tanggung jawabnya.

D. Pemasangan Pipa-pipa

Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh merugikan kekuatan konstruksi.

E. Kwalitas Beton

1. Kwalitas beton adalah dengan f 'c = 20,75 Mpa ( K250). Sedang beton praktis dengan f'c = 14,5 Mpa (K175). Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam SNI 2847-2019. Untuk cor beton dengan sit mix, pelaksanaan dengan pengawasan oleh pengawas lapangan.

2. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 7,5 cm maximum 12,5 cm. Pengujian slump dilaksanakan pada setiap pekerjaan pengecoran dalam hari yang sama minimal 3x, yaitu di awal, di tengan dan di akhir waktu pengecoran.

Cara pengujian slump adalah sebagai berikut :

 Beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan beton ( bekesting )

 Cetakan slump dibasahi dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.

 Cetakan diisi sampai kurang lebih 1/3 nya kali dengan besi dia 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti peluru)

(20)

III -

4

 Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap lapis ditusuk – tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapis yang dibawahnya.

 Setelah atasnya diratakan, segera cetakan diangkat perlahan – lahan, dan diukur penurunannya ( slumpnya ).

3. Ketebalan selimut beton 2 cm – 4 cm. Khusus untuk pondasi ketebalan selimut beton 4 cm.

F. Siar-siar Konstruksi dan Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekesting dan penempatan siar-siar pelaksanaan, sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar, harus sesuai dengan SI 2847 -2019.

Siar-siar tersebut harus dibasahi lebih dahulu dengan air semen tepat sebelum pengecoran lanjutan dimulai.

Letak siar-siar tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

G. Penggantian Besi

1. PIHAK KEDUA harus mengusahakan supaya besi yang dipasang benar sesuai dengan apa yang tertera dalam gambar.

2. Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman PIHAK KEDUA atau pendapatnya mengalami kekeliruan, kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka :

1. PIHAK KEDUA dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar, secepatnya hal ini diberitahukan kepada Pengawas Lapangan untuk sekedar informasi.

2. Jika diusulkan perubahan dari jalannya pembesian maka perubahan tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari Perencana. Mengajukan ususl dalam rangka kejadian tersebut diatas adalah merupakan juga kewajiban bagi PIHAK KEDUA.

3. Jika PIHAK KEDUA tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi dengan diameter terdekat dengan syarat

1. Harus ada persetujuan dari Pengawas Lapangan.

2. Jumlah luas besi tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar.

3. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat tersebut atau didaerah overlepping yang dapat menyulitkan pembetonan atau penyampaian penggetar.

4. Toleransi Besi :

Diameter, ukuran sisi (atau jarak antara dua permukaan yang berlawanan)

Variasi dalam berat yang

diperbolehkan

Toleransi diameter

Dibawah 10 mm ± 7 % ± 0,4 mm

10 mm sampai 16 mm (tapi tidak termasuk ∅ 16 mm)

± 5 % ± 0,4 mm

16 mm sampai 28 mm ± 5 % ± 0,5 mm

29 mm dan 32 mm ± 4 % -

H. Perawatan Beton

1. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.

2. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus diperhatikan.

3. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah pengecoran.

(21)

III -

5 I. Tanggung Jawab PIHAK KEDUA

PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai dengan ketentuan- ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar konstruksi yang diberikan.

Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil PIHAK PERTAMA yang sejauh melihat / mengawasi / menegur atau memberi nasehat tidaklah mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.

Jika Pengawas Lapangan memberi ketentuan-ketentuan tambahan yang menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan di atas atau yang telah tertera dalam gambar, maka ketentuan tambahan tersebut menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan, ketentuan tambahan ini harus dibuat secara tertulis.

IV. LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFING A. Bagian-Bagian Yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air

Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat tempat yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan tanah.

B. Bahan Kedap Air Yang Digunakan a. Setara SIKA, FOSROC Water proofing.

C. Syarat-Pelaksanaan

a. Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah kering dan bersih dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal dengan adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan grinda dahulu.

b. Pekerjaan yang disebut dalam point a tersebut harus disetujui dahulu oleh Pengawas Lapangan /Konsultan Perencana sebelum pemasangan lapisan kedap air dilaksanakan.

c. Kalau terdapat pipa-pipa konduit atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap air atau jika drain lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda- benda yang sudah terpasang itu harus diberi Flashing.

d. Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi lantai toilet, lantai janitor plat beton atap, hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan bidang tersebut.

e. Hasil akhir dari pekerjaan lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau bercelah- celah pada sambungan-sambungannya ataupun keretakan-keretakan lainnya yang mungkin bisa menimbulkan kebocoran.

D. Pengujian Terhadap Pekerjaan Waterproofing :

a. PIHAK KEDUA harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan water proofing yang telah dilaksanakan.

b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keatas bidang yang akan diuji tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat hasilnya selama 3 x 24 jam.

E. Perbaikan Pekerjaan :

Setiap permukaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara yang dianjurkan oleh pabrik.

Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan finishing lainnya.

Apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka kerusakan perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.

F. Syarat Pemeliharaan

PIHAK KEDUA harus menjaga pekerjaan water proofing yang sudah selesai dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.

(22)

III -

6 V. PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA RINGAN

A. Jenis Pasangan dan Penggunaannya.

a. Pasangan bata ringan dan bagian lain seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan

b. Pasangan bata ringan untuk sebagian besar dinding yang ada dalam bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan.

B. Jenis Adukan Yang Digunakan

Untuk adukan Bata ringan dengan menggunakan campuran semen instan /mortar.

C. Jenis Plesteran Yang Digunakan

Untuk Plesteran dinding bata ringan dengan menggunakan adukan plesteran instan/mortar.

D. Kwalitas Bahan Yang Digunakan a. Bata ringan

Bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Bata ringan dari campuran yang sesuai standart pabrikan.

 Bilamana terdapat bahan yang tidak dapat sesuai Standard tersebut diatas maka PIHAK PERTAMA / Pengawas Lapangan dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan- persyaratan yang ditentukan.

 Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah.

 Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang ataupun mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul. Ukuran seragam dengan standard nominal.

b. Bahan untuk adukan, plesteran dan Acian.

Bahan semen instant/ Mortar yang digunakan untuk plesteran dan acian harus memenuhi standart SNI E. Contoh-contoh Bahan

Sebelum memulai pekerjaan pasangan, PIHAK KEDUA terlebih dahulu harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Perencana.

F. Syarat Pemasangan

a. Pemasangan batu kali untuk pondasi.

 Pondasi batu kali harus dimulai dan didirikan menurut bentuk, ukuran dan ketinggian yang diminta sesuai dengan gambar rencana.

 Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan ketinggian sesuai gambar rencana.

b. Perlindungan

Bagian dinding atau pasangan batu kali yang sudah terpasang dan terkena udara terbuka, pada waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atasnya dengan sesuatu yang memadai.

c. Perawatan

Dinding pasangan blok beton ringan dan pasangan batu kali harus dibasahi terus menerus selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

d. Angkur angkur dan Pengikat

Setiap hubungan antara dinding bataringan dengan permukaan beton, harus diberi angkur yang dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang sesuai agar adukan dinding dapat melekat.

(23)

III -

7 e. Plesteran

Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau begelombang.

f. Kolom Beton/Tulangan Praktis.

Untuk dinding dengan luasan minimal 10 m2 diharuskan pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton praktis dengan tulangan pokok 4 dia 10 dan begel dia 6 jarak 15 cm.

VI. PEKERJAAN LANTAI A. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan peralatan dan semua pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian lantai sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

b. PIHAK KEDUA diharuskan memberikan contoh-contoh bahan lantai yang akan dipasang, khususunya untuk diseleksi kwalitas, warna, tesktur, bahan lantai untuk mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

c. PIHAK KEDUA harus menyediakan jaminan tertulis dari Produsen / Sub-PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk setiap masing-masing penggunaan bahan lantai yang menyatakan bahwa bahan tersebut berkwalitas baik / sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan ( grade A ).

d. Pekerjaan lantai yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Pekerjaan Lantai Homogenous Tile.

2. Pekerjaan Lantai Keramik.

VII. PEKERJAAN DINDING DAN PARTISI A. Lingkup Pekerjaan.

Lingkup pekerjaan : Dinding Interior & Partisi

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, peralatan semua pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan penyelesaian dinding sesuai gambar kerja dan RKS.

b. PIHAK KEDUA harus memberikan contoh-contoh bahan pelapis dinding yang akan dipasang, khususnys untuk menentukan warna, tesktur yang akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas.

c. Pekerjaan dinding bagian dalam bangunan (interior) meliputi pekerjaan dinding dilapis cat.

d. Pekerjaan partisi menggunakan partisi double gypsumboard 9 mm/ Kalsiboard/ GRC board, rangka hollow/ metal stud galvanis.

VIII. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND.

A. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan langit-langit ini adalah penyediaan bahan, tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan pemasangan langit-langit, yang tertera sesuai menurut Gambar Kerja.

b. Pekerjaan langit-langit/ plafond yang dikerjakan adalah plafond gypsumboard dan kalsiboard .

B. Pekerjaan Plafond

a. Bahan dari produksi Jaya board / setara jenis dan warna ditentukan kemudian, sedangkan rangka

(24)

III -

8 digunakan rangka hollow/metal furing .

b. Pemasangan langit-langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar-benar ahli untuk pemasangan langit- langit.

c. Sebelum pelaksanaan, PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan gambar pelaksanaan (shop drawing) kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

d. Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar sehingga saat pemasangan tidak bergelombang, gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal dan horizontal harus saling tegak lurus sesuai dengan desain.

e. Untuk lubang-lubang penempatan lampu, harus disesuaikan dengan pekerjaan elektrikal.

f. Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-lendutan atau kekurangan- kekurangan lain, PIHAK KEDUA harus mengganti dan memperbaiki bila diminta pembongkaran oleh Pengawas Lapangan, biaya perbaikan ditanggung sendiri oleh PIHAK KEDUA.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN

A. Bahan Ketentuan-ketentuan Umum :

a. Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui Perencana melalui Pengawas Lapangan. Semua cat Exterior : ICI, Jotun Weathershield, Interior : ICI, Jotun

b. Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Juga dempul plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing lapisan pemakaian.

Tidak boleh mencampurkan bahan- bahan pengering atau bahan-bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.

c. Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. PIHAK KEDUA bertanggung jawab, bahwa warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan Perencana/Pengawas.

d. Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik yang bersangkutan.

B. Bahan dan ketentuan-ketentuan khusus : a. Cat pekerjaan kayu :

Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat type gloss/mengkilat.

b. Cat pekerjaan baja/besi :

Lapisan cat dasar harus yang mengandung oxid merah.

Lapisan penyelesaian (finish) harus yang mengandung syntetic resins, yang khusus untuk disesuaikan untuk pekerjaan tersebut.

c. Cat dinding tembok :

Cat untuk dinding luar dipakai cat jenis Weatershield dan dalam, kolom, langit- langit dan sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan.

d. Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai :

1. Sebelum dinding atau bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

2. Sebelum bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-kotoran dibersihkan. Apabila

(25)

III -

9 dinding atau bagian yang akan dicat ternyata masih basah, lembab atau berdebu.

3. Sebelumnya didahului membuat percobaan pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.

C. Daftar bahan-bahan :

Setelah kontrak ditanda tangani, PIHAK KEDUA harus secepat-nya, tapi tidak kurang dari 1 (satu) bulan sebelum memulai pekerjaan pengecatan, mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dekorasi kepada PIHAK PERTAMA. Semua bahan-bahan harus disetujui oleh PIHAK PERTAMA..

D. Pemilihan Warna :

Semua warna harus dipilih PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA harus mengadakan contoh warna-warna yang disetujui.

E. Persiapan Umum :

a. Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan dijaga agar tidak ada debu beterbangan.

b. Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan banyak lap- lap bersih.

F. Pengecatan tembok :

Terutama dikerjakan pada plesteran, baik bagian luar maupun dalam.

a. Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/

pengapuran tersebut berhenti.

b. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.

G. Pengecatan Kayu : a. Persiapan :

Biarkan kayu mengering sebaik mungkin bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan sebagainya.

Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/pengapuran.

tersebut berhenti. Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya.

Perbaiki retak-retak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.

b. Pelaksanaan.

Semua pengecatan kayu harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.

(26)

III -

10 H. Keahlian :

Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan berpengalaman dalam bidang ini. Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi ditempat tersebut selama pekerjaan dilaksanakan. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan yang tepat mulai dari pengerjaan dasar (Under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).

Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat tersebut, serta mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA.

I. Bahan yang harus disediakan untuk masa pemeriharaan :

a. Setelah pekerjaan pengecatan selesai, PIHAK KEDUA harus menyimpan sejumlah cat yang terpilih untuk persediaan jika ada perbaikan-perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharaan.

b. Pada waktu penyerahan pekerjaan kedua kalinya ( final ), PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA cat-cat untuk finishing menurut jumlah-jumlah sesuai daftar berikut ini.

Jumlah yang dikehendaki untuk tiap warna yang dipakai Cat tembok Cat untuk kayu Cat untuk logam

5 liter 2 kg 1 kg

atau sesuai dengan persetujuan / pengaturan dalam Aanwijzing.

X. PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA ALUMINIUM A. Lingkup Pekerjaan.

a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang maksimal.

b. Meliputi Pekerjaan. :Kosen pintu dan jendela alumunium dan jendela kaca.

B. Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela Alumunium.

Semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik ./ produsen.

Bahan – bahan kosen dan plat alumunium :

a. Untuk kosen pintu, jendela dan plat alumunium akan digunakan produksi Alexindo / Allumatec atau setara.

b. Produksi dalam negeri yang baik

c. Seluruh pekerjaan alumunium pada bagian exterior dan interior dilapis powder coating.

d. C o n t o h.

Kecuali ditentukan lain, maka semua contoh harus disertakan e. Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing).

1. Gambar pelaksanaan menunjukkan ukuran

2. Semua pekerjaan yang akan dirakit dan dipasang harus sesuai dengan desain arsitek dan gambar kerja yang disetujui Perencana.

f. Pekerjaan Persiapan.

Periksa semua ukuran di gambar kerja dan disesuaikan dengan kondisi di lapangan sebelum dilakukan penyetelan. Setiap terdapat perbedaan segera diberitahukan kepada Pengawas Lapangan akan memberikan keputusan tentang perbaikannya.

(27)

III -

11 Tanda-tanda cacat akibat proses anodizing seperti "rock" atau "gripper" pada permukaan alumunium harus diganti atas biaya PIHAK KEDUA.

g. Pekerjaan Pelaksanaan.

1. Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kosen alumunium beserta kaca harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang ahli dalam bidangnya dan disetujui Pengawas Lapangan.

2. Untuk mendapat ukuran yang tepat, PIHAK KEDUA harus datang ke lapangan dan melakukan pengukuran.

3. Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan / penyetelan kosen alumunium harus dilakukan di pabrik secara maksimal dan di lapangan tinggal pasang.

4. Antara tembok/kolom/beton dan kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" yang elastis.

5. Pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi dengan "sealant" dan karet gasket.

6. Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yangmempengaruhi permukaan alumunium.

7. Sambungan-sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, demikian juga pengkombinasian profil-profil dari bahan stainless steel.

8. Kaca tidak boleh bergetar dan beri tanda setelah terpasang.

9. Pemasangan rangka alumunium dan kaca harus memperhatikan faktor-faktor akustik ruang, sehingga tidak ada kebocoran suara.

h. Hubungan dengan Material Lain.

Apabila aluminium berhubungan dengan besi, maka besi harus dilapis dengan zinc chromate + bitumen.

i. Bahan.

Perlindungan terhadap alumunium seluruhnya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA, oleh karenanya PIHAK KEDUA wajib memberikan perhatian mengenai cara-cara pengangkutan, penyimpanan dan lain-lain dengan cara terbaik.

j. Garansi (Jaminan).

1. PIHAK KEDUA wajib memberikan garansi bahan selama 5 tahun, terhitung sejak selesainya masa perawatan.

2. Garansi bahan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya cacat pewarnaan akibat dari proses anodizing yang tidak sempurna dan lain-lain, sedang garansi pemasangan sebagai perlindungan kemungkinan terjadinya kebocoran udara atau air akibat dari aplikasi yang tidak sempurna.

C. Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela.

a. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun pintu / daun jendela seperti kunci, engsel dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium dan daun jendela alumunium seperti yang ditunjukkan / disyaratkan dalam detail gambar.

b. Bahan-bahan.

Semua pintu menggunakan peralatan kunci merek setara FINO/DEKSON untuk komponen sebagai

(28)

III -

12 berikut :

 Lockcase

 Cylinder

 Handle

 Back Plate

 Engsel (Butt Hinges)

 Handle pengunci daun jendela kaca setara interlock

c. Persyaratan Bahan.

1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari pemilihan merk, PIHAK KEDUA wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

2. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

3. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

4. PIHAK KEDUA wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap didalam Gambar Dokumen Kontrak sesuai dengan standard spesifikasi pabrik.

5. Shop Drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh PIHAK PERTAMA.

6. Contoh-contoh.

 Setelah pekerjaan diberikan PIHAK KEDUA harus menyerahkan daftar alat penggantung dan kunci dalam tiga rangkap untuk meminta persetujuan Pengawas Lapangan.

7. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari plat alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

D. Pekerjaan Engsel.

Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Finno/Dekson, warna standart, dipasang sekurang-kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.

a. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

b. Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah- tengah antara kedua engsel tersebut.

c. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

d. Penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.

e. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

(29)

III -

13 E. Pekerjaan Kaca.

a. Penggunaan :

Seluruh penggunaan kaca exterior kecuali ada ketentuan lain menggunakan jenis Rayban 5 mm, sedangkan kaca interior menggunakan jenis clear ( bening), dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau rencana gambar. Untuk pintu Kaca frameless menggunakan kaca tempered 12 mm.

b. B a h a n :

Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik - bintik / noda-noda lainnya.

c. Pemasangan kaca pada kosen alluminium :

Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya /kekuatannya. Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasangannya harus menggunakan seel karet sesuai dengan prosedure pemasangan kosen/kaca dari pabrik.

d. Membersihkan dan memperbaiki :

 Semua kaca yang selesai dipasang harus diberi tanda silang dengan kertas ditempel dengan lem hal tersebut dimaksud untuk menghindari benturan- benturan akibat salah masuk.

 Setelah selesai dipasang dan akan diserahkan yang ke I, kaca harus dibersihkan, yang retak/pecah atau gores-gores harus diganti dengan yang baru.

e. Bahan Panel Penutup Partisi.

 Double Gypsum board ex Jaya Board masing-masing pada sisi luar dan dalam tebal 9 mm, Rangka metal furing/hollow.

 Finishing : Cat tembok

XI. PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU LAPIS HPL A. Lingkup Pekerjaan.

a. Meliputi semua pekerjaan seperti memasang, memahat, menyetel, membuat lidah- lidah, spony dan lain- lain pekerjaan yang diperlukan untuk menyambung kayu dengan baik.

b. Menyediakan plat-plat logam, sekrup-sekrup, paku-paku dan lain-lain untuk keperluan pelaksanaan.

c. Pekerjaan kayu di proyek ini adalah penyediaan bahan pembuatan dan pemasangan untuk daun pintu.

B. Bahan-bahan.

a. Bahan kayu Kamfer

b. Rangka kayu dengan kwalitas baik.

c. Pintu panil jalusi kayu Kayu Kamfer dan Multiplex/Plywood lapis HPLdengan rangka tepi kayu.

d. Perekat tahan air dari jenis Presto Contack-AD, Harferin atau yang setara.

e. Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dll harus digalvanisir sesuai dengan Standard.

f. Semua permukaan daun pintu lapis HPL.

g. HPL ex TACO C. Pelaksanaan.

a. Harus dilakukan pengukuran ditempat pemasangan, bila terdapat kelainan-kelainan agar segera dilaporkan kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapat persetujuan perubahan- perubahannya.

b. PIHAK KEDUA harus membuat gambar rencana pembuatan untuk dimintakan persetujuannya lebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.

(30)

III -

14 XII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

A. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan- bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu, baik dan sempurna.

b. Meliputi pengadaan pemasangan dan perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan / ditentukan dalam gambar.

B. Persyaratan bahan

a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui PIHAK PERTAMA.

b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar.

c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal tersebut dari pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci dengan “backed enamel finish” dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.

d. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.

e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

f. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik.

g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup dan nylon plug.

C. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan. Pengajuan /

penyerahan harus disertai brosur / spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

b. Apabila dianggap perlu, PIHAK PERTAMA dapat meminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu sama.

e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat. Untuk bentuk handle yang dipasang vertical, jarak 100 cm adalah dihitung dari pertengahan dua perlekatan handle tersebut.

f. Posisi “Lock” dan “Latch” harus diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan.

g. Door closer yang digunakan type hidrolic, automatic back check dengan “adjustable force”.

Pengatur kecepatan closing dan latch, dikehendaki jenis dalam posisi terbutka dengan sudut buka tertentu seperti yang dikehendaki ruang-ruang yang membutuhkan seperti yang tertera pada pelengkap gambar.

h. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya : Stainless steel.

Referensi

Dokumen terkait