• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT GAZEBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT GAZEBO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

Pasal 1

SEGI LI NGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini meliputi :

Pasal 2

JENI S DAN MUTU BAHAN

2.1 Jenis dan mutu bahan yang akn dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Aparatur Negara, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian tanggal 23 Desember 1980, atau dapat lain sesuai dengan petunjuk Direksi atau Konsultan Perencana.

2.2 Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/ bermacam jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu bahan satu jenis dengan mutu sama atau lebih dari yang disyaratkan.

2.3 Contoh-contoh yang dikehendaki oleh pemberi tugas harus disediakan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standart. Contoh-contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh baik kwalitas maupun sifat-sifatnya.

Pasal 3

URAI AN PEKERJAAN

3.1 Kontraktor harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara baik dan effesien dengan urutan teratur termasuk semua alat-alat pembantu yang diperlukan seperti andang, alat-alat pengankat, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh rekanan dan untuk semua pekerjaan.

3.2 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kwalitas atau pengurangan bagian-bagian dalam gambar dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) Kontrak, akan tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang wajar.

Pasal 4

GAMBAR GAMBAR PEKERJAAN

4.1 Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan Konsultan Perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan tidak boleh merubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pimpinan Proyek / Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud lain.

4.2 Bila Direksi menganggap perlu maka kontraktor harus membuat tambahan gambar detail yang diperiksa dan disyaratkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut milik pemberi tugas.

(2)

4.3 Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk RKS, Berita Acara Aanwijzing dan Time Schedule (Curva – S) dalam keadaan baik dan dapat dibaca jelas termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pemimpin Proyek / Direksi sewaktu-waktu memerlukan.

Pasal 5

PERATURAN TEKNI K YANG DI PERLUKAN

Berlaku dan mengikat dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini adalah :

a. Kepres. RI No. 16 tahun 1994, jo. Kepres No. 25 tahun 2000, tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

b. Undang-undang Perburuhan No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

c. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan Direksi pekerjaan termasuk dalam pasal 3 Perjanjian ini untuk mencapai tujuan perjanjian.

d. Peraturan-peraturan Daerah setempat.

e. Tata cara Perencanaan Pertahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung (SNI -1726-1989-F f. Tata Cara Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI -1728-1989-F)

g. Spesifikasi Ukuran kayu untuk bangunan Rumah dan Gedung (SNI -S-05-1990-F) h. Tata cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung(SNI –T-08-1990-F) i. Tata cara Pengecatan DindingTembok dengan cat Emulsi (SNI – T-09-1990-F) j. Pedoman Perencanaan Penangkal Petir ( SKBI – 1.3.53.1987 )

k. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUBB) No. 3576 l. Peraturan Konstruksi Kayu I ndonesia ( PKKI ) NI -6/ 61

m. Peraturan Umum I nstalasi Listrik (PUI L) – SNI -225/ 87

Pasal 6

PERSI APAN DI LAPANGAN

6.1 Kontraktor harus menyediakan dan mendirikan bangunan sementara untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan. Kontraktor harus juga menyediakan untuk Direksi dengan perlengkapan meja kursi, buku harian dan buku direksi serta perlengkapan lain administrasi seperlunya ditempat pekerjaan.

Direksi Keet : Penyedia Jasa harus mengadakan direksi keet sedemikian rupa untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari secara baik, ukuran min. 48 m2. Direksi keet terdiri dari ruangan untuk Owner, Konsultan Pengawas/ MK, Engineer, staf, koordinasi dan simpan peralatan, berikut kelengkapan sarana dan prasarananya. Ukuran ruang minimal untuk direksikeet terddiri dari Ruang untuk Owner minimal 9 m2, Konsultan/ MK minimal 9 m2, Ruang Rapat minimal 21 m2, dan ruang data minimal 9 m2. Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Direksi Keet adalah meter persegi (m2).

6.2 Kontraktor harus mengadakan papan nama proyek yang mencantumkan data-data kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Papan nama proyek harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat oleh umum dan diletakkan pada saat pelaksanaan akan dimulai. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai, papan nama proyek harus dicabut kembali dan daerah bekas penempatannya harus diperbaiki dan dibersihkan sesuai rencana pemanfaatannya.

6.3 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan bangunan sementara/ gudang adalah meter persegi ( m2 ).

(3)

6.4 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Papan Nama adalah lumsump (Ls).

Pasal 7

JADWAL PELAKSANAAN

Pada saat kontrkator akan memulai pekerjaan dilapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari Pemimpin royek harus segera membuat Jadwal Pelaksanaan yang berupa Curva – S secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu yang direncanakan dengan lama waktu yang ditetapkan dalam kontrak.

Kurva – S tersebut selalu berada dilokasi tempat pekerjaan untuk dapat selalu diikuti perkembangannya.

Pasal 8

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

8.1 Kontraktor harus menguasai dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya. Harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat konstruksi, cara-cara teknik, urutan dan prosedur serta mengkoordinasikan semua bagaian yang berada dibawah kontrak.

8.2 Pada pelaksanaan pekerjaan , kontraktor harus menyerahkan / mendelegasikan kepada seorang pelaksanaan ahli sesuai dengan keahlian yang diberi kuasa penuh dan selalu berada ditempat pekerjaan.

8.3 Sebagai penanggung jawab dilapangan, pelaksana harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan konstruksi maupun kwalitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.

8.4 Pemimpin Proyek / Direksi berhak menolak penujukan seorang pelaksanan dari kontraktor berdasarkan pendidikan, pengalaman kerja yang pernah dilaksanakan, tingkah laku dan kecakapan. Dalam hal ini kontraktor harus segera menempatkan pengganti pelaksana lain dengan persetujuan Direksi.

Pasal 9

ALAT ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN

9.1 Selama pelaksanaan pekerjaan, konraktor harus menyediakan/ menyiapkan alat-alat pekerjaan baik serana peralatan maupun peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan antara lain alat ukur, selang ukur dan lain sebagainya.

9.2 Penentuan titik duga, letak bangunan, siku maupun datar dan tegak lurus harus ditentukan dengan memakai alat ukur (waterpass instrument) atau alat sejenisnya.

Pasal 10

PEKERJAAN PERSI APAN

10.1 Tanah dimana bangunan akan didirikan / dikerjakan harus dibesihkan dari segala kotoran seperti sisa tumbuhan, akar dan lain sebagainya dan harus dibuang keluar lapangan.

10.2 Pemasangan Bowplang / uitset harus keliling bangunan dengan jarak minimum 2,00 m’ dari as bangunan. Tiang bowplang menggunakan kayu meranti ukuran 5/ 7 cm, papan

(4)

harus cukup kuat ukuran 2/ 20 cm serta bagian atasnya diketam halus dan dipasang dengan waterpass instrument. Bowplang harus berdiri tegak pada tempatnya hingga selesai pemasangan trasram tembok.

10.3 Pemasangan bowplang bagian atasnya dipasang dengan duga + 0.00 bangunan, atau sesuai dengan petunuk Direksi.

10.4 Bila terjadi ketidaksesuaian antara letak tanah yang tersedia dengan apa yang terlukis dalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pemberi tugas dan Direksi untuk mendapatkan keputusan.

10.5 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Pemasangan Bowplang adalah meter panjang ( m1 ).

Pasal 11

PEKERJAAN PASANGAN BATU GUNUNG / PONDASI

11.1 Batu gunung yang dipakai adalah batu dengan kwlitas baik, bersih dari tanah / kotoran.

11.2 Sebelum pekerjaan pemasangan batu gunung dilaksnakan maka kontraktor diharuskan meneliti galian tanah yang akan dipasang dan harus terbebas dari genangan air (kering), ukuran galian lubang disesuaikan dengan ukuran gambar kerja.

11.3 Pasangan batu gunung memakai spesi campuran adukan 1 PC : 4 Psr. Dan diharuskan batu satu dengan yang lain pada siar harus terisi spesi dengan besar ukuran batu gunung yang dipakai 15/ 20 cm atau sesuai dengan gambar pelaksanaan.

11.4 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Pemasangan Batu Gunung adalah meter kubik ( m3 ).

Pasal 12

PEKERJAAN PASANGAN DI NDI NG

12.1 Untuk pasangan dinding digunakan dinding bata merah.

12.2 Pasangan dinding bata dipasang mulai dari sloof sampai dengan ring balk.

12.3. Pada dinding kedap air menggunakan spesi campuran 1 PC : 2 Psr sedangkan dinding yang tidak kedap air memakai campuran 1 PC : 4 Psr.

a. Dinding kedap air dipasang :

- Sampai ketinggian 150 cm dari muka lantai bangunan - Parit / sluran air hujan

- Dinding lain yang dianggap perlu oleh Direksi

b. Dinding tidak kedap air dipasang dari atas dindning kedap air sampai dengan ring balk beton.

12.4 Bata merah dipilih dari hasil pembakaran yang matang dengan syarat retak maksimum 20 % .

12.5 Pasngan dinding harus tegak / waterpass dan maksimum pemasangan dalam satu hari ketinggian maksimum 1 meter dan pada bagian siarnya harus dikerok untuk persiapan pekerjaan plesteran nantinya.

12.6 Perancah / andang tidak diperkenankan menembus dinding.

(5)

12.7 Semua pasangan bata bata dinding, kecuali pasangan dinding yang harus rapat air dibuat dengan campuran perekat 1 PC : 4 Psr.

12.8 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Pemasangan Dininding adalah meter persegi ( m2 ).

Pasal 13

PEKERJAAN STRUKTUR BETON

13.1 Struktur untuk bangunan ini dipakai beton dengan mutu K – 175 atau sesuai dengan disyaratkan dalam gambar dan Bill of Quantity. Mutu beton tersebut digunakan untuk beton praktis kolom, sloof, dan ring balk.

13.2 Kerikil / batu pecah 2/ 3 cm yang digunakan adalah kerikil / batu pecah ex Palu demikian pula pasir cor yang digunkan adalah pasir ex Palu.

13.3 Jenis besi beton disesuaikan dengan gambar, dimana tanda Ø untuk jenis besi polos, dan “ D “ untuk jenis besi berulir.

13.4 Pekerjan yang disyaratakan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukan dalam gambar.

13.5 Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

13.6 Mutu beton yang kan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah haruslah seperti yang ditunjukkan dalam gambar yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaiman diperinyahkan oleh Direksi Pekerjaaan.

13.7 Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaaan pengecoran beton dimulai. 13.8 Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh pengujian,

pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikan hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

13.9 Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.

13.10 Kontaktor harus mengirim gambar detail untuk perancah yang akan digunakan dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

13.11 Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton.

13.12 Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak memenuhi Syarat.

a) Perbaiakn atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan, atau tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi :

(1) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan;

(6)

(2) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal. (3) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan

yang dipandang tidak memenuhi ketentuan.

b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau

adanya keraguan data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dan adil. Biaya pengujian tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

13.13 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Beton adalah meter kubik ( m3 ). Kecuali dengan pengecualian lain, pembayaran untuk pekerjaan Beton Praktis bisa dilakukan dengan meter panjang (M’).

Pasal 14

PEKERJAAN PLESTERAN

14.1 Pekerjaan plesteran dinding harus rata dan halus serta merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku, tidak boleh ada retak-retak kemudian. Jika terjadi retak-retak kontraktor harus segera memperbaikinya. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai dinding harus disiram dengan air hingga kenyang.

14.2 Pekerjaan plesteran dinding dimulai setelah pekerjaan atap selesai dikerjakan demikian pula dengan instalasi listrik sudah harus ditanam dalam dinding baik yang tampak maupun yang tidak tampak.

14.3 Seluruh plesteran dinding menggunakan spesi campuran 1 Pc : 4 Psr kecuali untuk dinding kedap air (trasram) digunakan plesteran 1 Pc : 2 Psr dan pekerjaan sudut-sudut, sponing (benangan) digunakan plesteran dengan perekat 1 Pc : 3 Psr dilaksanakan degan lurus dan tajam.

14.4 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Plesteran adalah meter persegi ( m2 ).

Pasal 15

PEKERJAAN LANTAI LANTAI KERAMI K DAN LANTAI COR

15.1 Untuk duga peil ditentukan + 0.40 m dari muka tanah yang ada (sesuai gambar)

15.2 Untuk KM/ WC lantai dipasang keramik 20/ 20 cm motif kasar, demikian pula untuk dinding KM/ WC dipasang lantai keramik 20/ 20 cm.

15.3 Adukan spesi untuk lantai dan dinding KM/ WC adalah 1 Pc : Psr. Dan sebelum memasang lantai keramik/ tegel konstraktor wajib memberikan contoh terlebih dahulu kepada Pemimpin Proyek / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

15.4 Semua tegel/ keramik harus menggunakan berkwalitas prima dari salah satu keluaran pabrik dengan kwalitas nomor 1.

15.5 Bila terdapat cacat pada seluruh bagian / sebagian, tegel/ keramik tidak boleh dipasang. 15.6 Pemasangan semua lantai tegel/ keramik diharuskan perantara (siar) maximum 2 mm

siku dan rata.

15.7 Dalam hal ini Konraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan dan kesamaan warna dan jenis kayu serta kwalitas lantai tersebut.

(7)

15.8 Beton rabat terdiri dari campuran 1 Pc : 3 Psr. : 5 Krk dengan tebal 5-7 cm, dilaksanakan pada lantai bangunan ( sesuai gambar). Beton rabat dipasang dengan kemiringan 2 % kearah parit / pembuangan air.

15.9 Pelaksanaan beton rabat harus sekaligus jadi dan halus, rata dengan menambah lapisan lain. Pada tepid dan garis-garis siar harus dibuat benang-benang lurus dan rapi.

15.10 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Lantai Keramik adalah meter persegi ( m2 ). Dan sistem pembayaran untuk beton rabat adalah meter kubik (M3).

Pasal 16

PEKERJAAN KAP / KUDA KUDA

16.1 PEKERJAAN ATAP BAJA RI NGAN

SYARAT BAHAN

BAHAN DASAR BAJA HI - TEN G550 LAPI S ZI NC & ALUMI NI UM

terbuat dari baja Hi-Ten G550 lapis ZI NC & ALUME, merupakan lembaran baja mutu tinggi tensile strength 550 MPa (5500 kg/ cm2) yang dilapisi dengan 55% aluminium, 43,5% seng dan 1,5% silicon alloy, mempunyai ketahanan yang superior terhadap korosi hingga 4 kali dibandingkan dengan baja lapis galvanis.

RUJUKAN STANDAR DESAI N

Disain konstruksi Baja Ringan sudah memenuhi hasil disain dengan SupraCADD dan memenuhi standard-standard :

BS5950-5-1998 Code of Practice for Design of Cold Formed Thin Gauge Sections (U.K.) BS6399-2-1997 Code of Practice for Wind Loads (U.K.)

AS/ NZS1170-2-1989 SAA Loading Code – Dead and Live Loads (Australia) AS/ NZS 4600 – 1996 Limit State Design Code (Australia)

STANDARD PEMBEBANAN

Standard pembebanan menggunakan standard :

AS1170-2-1989 SAA Loading Code – Dead and Live Loads (Australia) Konfigurasi pembebanan yang umum di gunakan :

1. Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas) Beban Atap

Jenis Genteng Keramik / Beton = 60 – 75 Kg/ m2 Jenis Asbes = 20 Kg/ m2

Jenis Metal = 10 Kg/ m2

Variasi beban tambahan ex. Ornamen GRC, Tanggi air panas, dll

2. Live Load Top Chord (Beban Hidup Batang Utama Atas) Beban Hujan = 25 Kg/ m2

Beban terpusat Orang + Alat = 110 Kg Be ba n a ngin = 50 Kg/ m 2 ฀฀V a ngin = 30 m / s

3. Dead Load Bottom Chord (Beban Mati Batang Utama Bawah) Beban Plafon (ceiling) = 20 - 25 Kg/ m2

(8)

4. Live Load Bottom Chord (Beban Hidup Batang Utama Bawah) Beban terpusat Orang + Alat = 110 Kg

I nformasi variasi beban tambahan ( water heater, lampu gantung, AC, tangki air/ water toren, etc) dapat dimasukkan ke dalam proses analisis struktur untuk mengetahui apakah design konstruksi yang dibuat dapat memikul beban tambahan tersebut.

Apabila bila struktur tidak dapat mendukung beban tersebut, akan di lakukan proses edit design dengan cara antara lain :

1. Merapatkan jarak titik buhul (panel point) antara web (batang dalam) 2. Membuat rangka batang double (profile di box)

3. Merapatkan jarak antar truss (kuda-kuda)

D. SPESI FI KASI RANGKA ATAP BAJA RI NGAN

1. Persyaratan Bahan (Material Specifications) Material struktur rangka atap:

Truss material:

Material harus merupakan produksi pabrik dengan standard manajemen yang telah disertifikasi I SO 9001: 2000. Untuk memastikan konsistensi kualitas dan control mutu yang baik.

b. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties): - Baja Mutu Tinggi G550 (High Tensile Steel G550 (Hi-Ten) - Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 Mpa - Modulus Elastisitas (Modulus Elasticity) : 2,1 x 105 MPa

- Modulus Geser (Shear Modulus ) : 8 x 104 MPa

c. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) :

Lapisan pelindung harus bisa melindungi lapisan base metal pada lingkungan perkotaan dengan material seng dan aluminium dengan komposisi sebagai berikut:

Base metal material must be coated with zinc, and aluminium and which resistant on urban environment ZI NCALUME® .The composition is as below:

- 55 % Aluminium (Al) - 43,5 % Zinc (Zn) - 1,5 % Silicon (Si)

- Ketebalan Pelapisan (Coating density): minimum 100 gr/ m2 (AZ 100)

d. Profil Material (Profile): - Rangka Atap (Truss)

Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil lip-channel. (Using a lip-channel profile). a. C75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja – BMT 0.75 mm)

(height 75 mm and base metal thickness-BMT 0.75 mm)

b. C75.60 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan dasar baja – BMT 0.6 mm) (height 75 mm and base metal thickness-BMT 0.6 mm)

- Reng (Roof Batten)

Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik). (Using top hat profile):

TS. 38.048 (tinggi profil 38 mm dan ketebalan dasar baja – BMT 0,48 mm) (height 38 mm and base metal thickness – BMT 0.48 mm)

(9)

- Talang (Gutter)

Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan ketebalan dasar baja 0.45 dan telah dibentuk menjadi talang lembah (valley gutter).

(The gutter is valley gutter with base metal thickness – BMT 0.45 mm.)

2. Persyaratan Design ( Design criterions)

a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)

C75.75 / C75.60 TS 38.048

Truss design must be supported by accurate calculation analysis and as per standard of Limit State Cold Formed Steel Structure Design

b. Standard desain yang digunakan adalah dengan mengacu Australian Limit – State code (AS/ NZ 4600: 96)

Design Standard based on Australian Limit – State code (AS/ NZ 4600: 96)

c. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang akan digunakan guna menjamin, material sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.

Contractor shall give mill certificate of the material to guarantee suitability with the specification.

d. Analisis dan desain struktur dilakukan dengan software khusus untuk cold form desain SUPRACAD™ dan telah disertifikasi oleh HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi I ndonesia)

Structural analysis and design is done by using SUPRACAD™ which comply to cold form design and already

certified by HAKI (Himpunan Ahli Konstruksi I ndonesia – I ndonesian Construction Expert Association)

3. Persyaratan Pra- Konstruksi ( Pre- Construction Procedure)

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja.

Contractor shall be responsible for all dimensions based on shop drawing and ensure that all drawings are the last

updated design.

b. Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke KONSULTAN PENGAWAS dan KonsultanPerencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

Any changes of material/ detail must be approved by consultant in writing.

4. Persyaratan Konstruksi ( Construction Procedure)

a. I nstalasi dan ereksi dilakukan oleh installer yang terlatih dan berpengalaman serta sudah mendapat sertifikat pemasang dari PT BlueScope Lysaght I ndonesia.

Certified installer, fully trained by BlueScope Lysaght I ndonesia, shall do installation and erection.

b. Sambungan (Connection)

Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :

The connection between truss elements are using self-drilling screw with specification as below:

(10)

1. Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrosion Rating): Class 2 2. Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20. dengan Ketentuan sebagai berikut:

Screw dimension for truss structure element is 12-14x20, with specification as below: 1. Diameter kepala (Diameter of head screw) : 12 mm

2. Jumlah ulir per inch (Threads per inch/ TPI ) : 14 3. Panjang (Length) : 20 mm

4. Bahan (Material) : AI SI 1022 Heat treated carbon steel 5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN 7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm

3. Ukuran baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16, dengan ketentuan sebagai berikut:

Screw for other structure elements is 10-16x16, with specification as below: 1. Diameter kepala (Diameter of head screw) : 10 mm

2. Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/ TPI ) : 16 3. Panjang (Length) : 16 mm

4. Bahan (Material) : AI SI 1022 Heat treated carbon steel 5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN

6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN 7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm

4. Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja. Fixing screw shall refer to assembly drawings.

c. Pemotongan material (Cutting)

1. Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.

Cutting of truss must use recommended tools, electrical cutting and scissors.

2. Alat potong harus dalam kondisi baik. Cutting tools must be in good condition.

3. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja. Cutting of truss must follow the assembly drawing.

4. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Cutting edge must be a flat, in 1 line and clean.

GARANSI

Sebelum pemasangan, kontraktor wajib menyerahkan Garansi dari Produk Baja Ringan minimal selama 10 tahun.

Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Atap Baja Ringan adalah meter persegi ( m2 ).

Pasal 17

PEKERJAAN PENUTUP ATAP

17.1 Pada pelaksanaan pembangunan proyek ini dan sesuai dengan yang ada, maka pekerjaan penutup atap semuanya menggunakan atap Metal Roof/ Surya Roof atau yang sejenis. Warna penutup disesuaikan/ dikonsultasikan dengan pihak direksi teknik.

(11)

17.2 Semua ketentuan yang dikeluarkan oleh pabrik harus dipenuhi oleh Kontraktor baik yang merupakan perlengkapan-perlengkapan ataupun cara-cara pemasangannya. Kebocoran-kebocoran yang terjadi akibat kelalaian dari kontraktor harus diperbaiki hingga sebaik-baiknya.

17.3 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Penutup Atap adalah meter persegi ( m2 ).

Pasal 18

PEKERJAAN KUSEN PI NTU DAN JENDELA

18.1 Pekerjaan kusen pintu dan jendela dibuat dalam beberapa type, bila terdapat kelainan bentuk antara gambar dan gambar detail kontraktor harus melapor kepada Direksi, Semua ukuran kayu kusen 5 x 13 cm dibuat dari kayu bengkirai kecuali kusen yang disyaratkan lian dalam gambar.

18.2 Rangka daun pintu dan jendela dari kayu bengkirai berkwalitas seperti tersebut diatas dengan ukuran, type sesuai dengan gambar detail.

18.3 Pekerjaan kusen maupun pintu dan daun jendela harus dilaksanakan dengan halus, rapi, siku dan kwalitas meibel dan dipasang secara waterpass dan tegak lurus.

18.4 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela adalah meter kubik ( m3 ).

Pasal 19

PEKERJAAN RANGKA PLAFOND DAN PLAFOND

19.1 Untuk menggantung langit-langit digunakan kayu meranti merah gergaji mesin, tua yang berkwalitas baik, ukuran 5/ 7. Pada tiap-tiap jarak 2,40 meter kearah melintang bangunan harus dipasang balok induk penggantung langit-langit dari kayu kapur berukuran 6/ 12 cm.

19.2 Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapih dan rata maka bagian bawah kayu penggantung selurtuhnya harus diserut hingga rata dan tiap-tiap sambungan/ persilangan harus digunakan klos-klos tumpuan dari kayu kapur ukuran 2/ 3 cm2 panjang 15 cm.

19.3 Untuk plafond digunakan lumbersiring ukuran 1x8 cm atau plywood tebal 3.6 mm (lhat gambar) dengan kwalitas yang dapat disetujui oleh Direksi dengan mengajukan contoh. Langit-langit plywood dipasang pada semua ruangan dalam maupun luar bangunan. 19.4 Dimana langit-langit dipasang berhubungan dengan dinding maka harus dipasang list

moulding siku dari kayu bengkirai ukuran 3/ 5 cm dicat seperti warna cat kayu kosen. 19.5 Plywood dipakai ukuran 60 x 120 cm sesuai dengan gambar rencana. Paku langit-langit

dipasang dengan jarak maksimum 10 cm dilaksanakan secara teratur dan rapi.

19.6 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan Rangka Plafond dan Plafond adalah meter persegi ( m2 ).

(12)

Pasal 20

PEKERJAAN CAT DI NDI NG TEMBOK DAN KAYU

20.1 Untuk cat dinding tembok dan dinding plywood dicat dengan warna yang ditentukan kemudian. Sebelum dicat harus diplamur hingga rata dengan plamur yang sesuai dengan catnya. Cat dinding yang dipakai adalah sekwalitas Danabrite.

20.2 Untuk seluruh dinding kayu maupun permukaan kayu yang terlihat seperti kolom, kusen maupun daun pintu dan jendela diplitur. Sebelum memulai plituran kayu yang belum sempurna harus diperbaiki terlebih dahulu (dihaluskan).

20.3 Warna cat ditentukan kemudian oleh Direksi dan Kontraktor harus mengajukan contoh warna cat yang akan dipergunakan. Kontrktor tidak diijinkan memakai cat diluar ketentuan dalam gambar rencana/ bestek.

20.4 Untuk langit-langit dicat sama dengan warna cat dinding dengan merk yang sama pula serta dilaksanakan dengan kerapian tinggi.

20.5 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan cat dinding tembok dan kayu adalah meter persegi ( m2 ).

Pasal 21

PEKERJAAN CAT PLI TUR KAYU

21.1 Kecuali pekerjaan kayu untuk kap, harus dicat dengan cat kwalitas Aftelak, yang sebelumnya harus diajukan terlebih dahulu contoh dari cata tersebut.

21.2 Dalam pelaksanaan, sebelum dimulai pengecatan, semua bagian harus dibesihkan dulu, kemudian digosok dengan kertas gosok sampai halus benar dan rata. Kemudian dicat dasar satu kali selanjutnya dengan cat akhir (penutup) sebanyak 3 (tiga) kali atau lebih untuk mencapai hasil yang sempurna dan memuaskan.

21.3 Semua daun pintu di plitur, digosok sampai halus dan diplitur dengan aftelak atau setarap yang disetujui oleh Pemimpin Proyek / Direksi.

21.4 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan cat plitur adalah meter persegi (m2).

Pasal 22 PEKERJAAN KACA

22.1 Pada jendela yang harus ada kacanya maka dipergunakan kaca terang 5 mm (ASAHI MAS) sesuai gambar detail, rata dipasang rapat hingga tidak bergeser (pakai dempul). 22.2 Sistem pembayaran yang dilakukan dalam pekerjaan kaca adalah meter persegi (m2 ).

Pasal 23

PEKERJAAN ALAT PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

23.1 Untuk melengkapi pintu dan jendela harus dipasang alat engsel, grendel, kunci-kunci dan lain-lain sebaginya.

23.2 Semua kunci yang dipasang merk SES / TESA 2 (dua) kali putar ukuran besar, warna putih lengkap dengan handel (pegangan).

23.3 Semua pintu harus dipasang dengan engsel merk SES masing-masing 3 biji sedang untuk daun jendela masing-masing 2 biji dengan kwalitas sama. Untuk pintu double (ganda) dilengkapi dengan grendel taman atas dan bawah warna kuning sedang

(13)

pengganti Windhaak pada semua pintu harus dipasang grendel injak dan dipasang pada bagian dalam.

23.4 Alat-alat tersebut sebelum dipasang harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

Pasal 24

PEKERJAAN I NSTALASI LI STRI K

24.1 Untuk keperluan ini pemborong dapat menugaskan pihak ketiga (instalatur) dengan mempunyai sertifikat dari PLN atau mempunyai sertifikat dari DRM/ AKLI setempat dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari direksi secara tertulis. Kontraktor tetap bertanggung jawab pekerjaan instalasi tersebut.

24.2 Sebelum melaksnakan pekerjaan instaklasi tersebut kontraktor harus membuat gambar/ diagram instalasi dengan skalan 1 : 100 dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Pasal 25

PELAKSANAAN PEKERJAAN I NSTALASI LI STRI K

25.1 a. Menggunakan tegangan/ voltage : 220 VA atau disesuaikan dengan penyediaan tegangan yang ada.

b. Menurut segala pentunjuk dari Direksi.

c. Menurut peraturan yang masih berlaku di I ndonesia pada waktu ini.

d. Pekerjaan harus diserahkan kepada Direksi tepat pada waktunya yang telah ditetapkan.

25.2 Penjelasan dari bahan-bahan :

a. Pemakaian barang-barang harus barang baru yang tidak cacat, berkwalitas baik dan menurut syarat keamanan kerja.

b. Sebelum bahan tersebut dipasang, supaya diperlihatkan dulu kepada direksi untuk diperiksa kwalitasnya dan mendapat persetujuan.

c. Barang yang sudah afkir, dalam waktu 2 x 24 jam harus sudah dikeluarkan dari tempat pekerjaan, jika pemborong tidak mengindahkan, Direksi berhak menyelenggarakan atas biaya pihak pemborong.

Pasal 26

PERATURAN PEKERJAAN I NSTALASI LI STRI K

26.1 Pekerjaan pemasangan pipa

a. Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok sedemikian rupa, sehingga bila ditutup (diplester) oleh kontraktor tidak menonjol keluar.

b. Pipa-pipa yang ditanam dalam tembok harus diikat kuat-kuat dengan klem dan pipa yang dipergunakan adlah PVC 5/ 8 “ .

c. Pasangan pipa-pipa yang diletakan diatas kayu harus diberi lapak (klos) yang jarak pasangan satu sama lain minimal satu meter.

d. Pada tiap-tiap pasangan pipa jarak 8 meter harus diberi Tedos/ kotak hubung.

e. Dimana pasangan pipa ada kemungkinan air dapat berkumpul supaya dipasang inspektube.

(14)

f. Jumlah penarikan kawat dalam pipa untuk penempatan jaringan listrik harus rapi dan jelas dimana jalur utama (main wire) dipakai pipa ¾ ” dan jalur pembaginya dipakai ukuran pipa ½ “ atau 5/ 8 “ .

26.2 Pemasangan kabel listrik.

a. Kabel yang digunakan untuk pemasangan jaringan / instalasi tersebut adalah kabel NYA, NYFbY, NYY, NYM ex local yang telah disetujui oleh PLN antara lain Ex Suprime, Kabelindo, Tranka, Chiyoda, LMK, Royal, Sinar, dan General.

Untuk instalasi ukuran 3 x 2,5 mm2 (NYA) baik dari saklar kelampu maupun stop kontak. Semua pemasangan untuk penghantar line berwarna merah, kuning dan hitam (R,S dan T) sedangkan untuk netral / O berwarna biru dan penghantar berwarna hijau kunig (PUI L 87).

b. Dalam pembagian aliran listrik dipakai kabel NYY / NYM (lihat gambar rencana) c. Pada tiap-tiap sambungan kabel menggunakan lasdop/ isolasi ex 3M atau setara. d. Pada tempat-tempat persilangan dan penyebrangan diatas tembok, maka kawat itu

dimasukkan kedalam pipa sebagai pengaman.

e. Semua kawat yang dimasukkan kedalam pipa tidak oleh ada sambungan.

f. Tarikan kawat diatas harus cukup tegang dan kencang tetapi tidak boleh rusak karenanya.

26.3 Jenis lampu, Outlet, Fitting dan accessories yang dipergunakan :

a. Lampu TL 2 x 18 watt dilengkapi dengan armature, Ballast, bohlam dan starternya kualitas baik ex Philips atau yang setara.

b. Lampu pijar 25 watt dilengkapi dengan fitting plafond segi empat warna cream/ putih ex National.

c. Untuk saklar single, doble dan stop kontak menggunakan ex Broco Lux dimana pemasangan memamakai imbodos bulat.

d. Untuk MCB yang diinginkan adalah Merlin Gerin 1 Phasa dan 3 Phasa (lihat gambar rencana).

e. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah :

1. Dicoba hinga menyala

2. Menyerahkan jaminan instalasi yang disyahkan oleh Kontraktor utama atau Direksi.

3. I nstalai jaringan listrik gedung baru disambung dengan jaringan listrik PLN.

26.4 Ukuran isolasi

Dalam keadaan normal instalasi harus mempunyai resistansi isolasi yang cukup, untuk ruang kering nilai resistansi semua perlengkapan dalam keadaan tidak dibumikan baik antara penghantar yang satu dengan yang lain maupun penghantar bumi sekurang-kurangnya 1000 ohm / 1 volt tegangan nominal.

26.5 Pentanahan / Arde

Sambungan-sambungan pengaman ketanah (arde) harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, batang-batang yang ditanam harus terbuat dari tembaga minium 12 mm / plat tembaga 5x50x1000 mm ditanam lurus kebawah. Elektroda yang ditanam harus disambung dengan kawat BC 10 mm pada bagian keterminal panel box MCB / distribusi yang ditanam, semua sambungan harus memakai alat penghubung / terminal.

(15)

26.6 Tes Comisioning

Semua pekerjaan listrik harus diukur dengan alat ukur (Meger, Voltmeter, Ampermeter dll ) yang diketahui atau disetujui oleh Direksi dimana tahanan isolasi yang diinginkan nilainya semaksimal mungkin ( 200, 500, 1000 Mega Ohm) dan untuk pentanahan yang diinginkan sekecil mungkin < 5 ohm.

Pasal 27

PEKERJAAN I NSTALASI AI R / SANI TAI R

27.1 Pada setiap KM/ WC dipasang bak mandi dari pasangan dinding bata dilapis tegel keramik 20 x 20 cm dipasang closed jongkok porselin ex. KI A.

27.2 Untuk saluran dari closed digunakan pipa PVC diameter 4” type S-10 atau AW dihubungkan sampai septicktank, sedangkan untuk saluran air bekas digunakan pipa PVC diameter 2” yang langsung dibuang ke parit.

27.3 Pada lubang-lubang pembuangan air bekas lantai KM/ WC harus dipasang Advour (floordrain) dari plat kuningan.

27.4 Pipa-pipa diluar harus ditanam ditanah kira-kira sedalam 40 cm.

27.5 Sebagai pensuplai air bersih dipakai air yang ditampung didalam bak/ tong fibre glass kapasitas 2 x 1200 liter dipasang diatas menara ulin (lihat gambar).

27.6 Pekerjaan pembuatan saluran air hujan dilaksanakan dari pasangan bata merah dilaksanakan seperti gambar dengan kemiringan 1 : 500. Pemasangan saluran air hujan dilaksanakan dengan spasi 1 Pc : 2 Psr dan diplester halus dan rapi dengan spesi 1 Pc : 2 Psr saluran air hujan dilaksanakan sampai pada saluran pembuangan induk.

27.7 Pekerjaan pembuatan septictank dan sumur peresapan dibuat dari pasangan batu bata merah atau lapisan ijuk yang sesuai gambar rencana.

Pasal 28

PEKERJAAN KAYU ULI N

28.1 Kayu yang digunakan adalah kayu ulin yang lurus, kuat dan tidak ada cacat-cacat. 28.2 Kayu yang diketam dan router sesuai dengan perintah pada gambar, permukaan hasil

pengetaman adalah rata dan halus.

28.3 Sambungan kayu dengan menggunakan paku, sebaiknya kayu ulin tersebut dibor terlebih dahulu sehingga kayu yang akan dipaku tidak pecah. Diameter mata bor lebih kecil dari diameter paku yang akan direncanakan. Dalamnya pemboran adalah setengah dari panjang paku.

28.4 Untuk sambungan menggunakan bout, ulin tersebut dibor mesin dengan diameter sama dengan diameter bout yang akan digunakan.

28.5 Bila pada posisi tertentu. kepala bout ditempatkan pada daerah yang tidak mengganggu pemakai pagar.

(16)

Pasal 29 PENANGKAL PETI R

a. Spesifikasi Teknis

Sistem penangkal petir yang digunakan sesuai gambar, dimana “ lightning” terminalnya, bersifat multi elastrimer, terletak pada ketinggian 1.5 m dari atap dan menciptakan elektron bebas awal yang besar berdasarkan prinsip Sangkar Faraday.

Untuk penghantar penurun petir digunakan kabel NYA/ High Voltage Coaxial Cable dengan luas penampang 70 mm2, sebagaimana yang direkomendasikan oleh pabrik.

Klem penyangga harus dibuat dari bahan besi siku, sebelum dipasang harus dizinchromat terlebih dahulu dan kemudian dicat besi anti karat sebanyak 2 kali.

Untuk electrode pentanahan mempergunakan copper rod dibuat runcing ujungnya. Electrode pentanahan tersebut dipantek dalam tanah hingga kedalam yang mencukupi.

Nilai tahanan pentanahan maximum 2 ohm. b. I nstalasi

1. Lightning terminal harus dipasang pada titik tertinggi dan terjauh pada atap bangunan sesuai dengan gambar.

2. Kawat hantaran penurun petir tidak diperkenankan dipasang dengan banyak belokan yang tajam.

3. Radius Proteksi : Sesuai gambar perancangan.

4. Sambungan kawat dengan spit tembaga dan antar kawat harus kuat dan solid. 5. Nilai tanahan pentanahan maximum 2 ohm diukur setelah minimal 3 hari tidak turun hujan.

c. Pengujian

1. Seluruh sistem instalasi harus dicek sambungannya.

2. Nilai tanahan pentanahan maximum 2 ohm diukur setelah minimal 3 hari tidak turun hujan.

d. Referensi

Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi. Penyedia Jasa Konstruksi dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dan Penyedia Jasa Konstruksi baru dapat Menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi/ Perancang, kemudian diajukan kembali ke Konsultan Pengawas.

Pasal 30 PENUTUP

28.1 Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini untuk uraian bahan-bahan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh kontraktor” maka hal ini dianggap seperti disebutkan.

28.2 Guna untuk mendapatkan hasil yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak dimasukkan atau disebutkan kata demi kata dalam RKS ini, harus diselenggarakan oleh kontraktor dan diterima sebagai “ Hal “ disebutkan. 28.3 Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh

Direksi / Pemimpin Proyek, bilamana perlu diadakan dalam peraturan ini.

Referensi

Dokumen terkait

BAB II: Tinjauan Literatur, berisi tentang teori yang dipakai untuk analisis dan pembahasan pada studi kasus, seperti: Struktur Beton, Gempabumi, Struktur Bangunan

Secara kualitas bangunan dihasilkan mutu struktur bangunan lebih baik dari system beton konvensional, karena retak- retak pada struktur pelat lantai bisa dikurangi dan

Sebelum pemesanan dilakukan, maka Kontraktor harus mengusulkan merek besi beton dilengkapi dengan brosur dan data teknis dari pabrik yang akan digunakan untuk

Pekerjaan ini terdiri dari peneyediaan suatu lapis aus permukaan tahan lama dan padat dari campuran aspal dikenal sebagai Lapisan Aspal Beton (LASTON), tersusun

Konsultan Pengawas dapat meminta pihak ketiga untuk memperbaiki cacat mutu bila penyedia jasa tidak melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu sesuai yang

dalam penyelenggaraan pembangunan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi persyaratan teknis yang diatur dalam Peraturan ini.. PERATURAN

Persetujuan Direksi Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa Kontraktor dapat

f). Semua bekisting harus disangga, dikat dan dipasang pada posisi yang benar dan harus cukup kuat untuk menahan tekanan beton basah atau gangguan akibat