9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) 2.1.1 Konsep Dasar Kerangka Kerja TPACK
Mishra dan Koehler dalam Sutrisno (2012:101) mengatakan bahwa TPACK adalah kerangka kerja bagi guru dalam memadukan teknologi dalam pembelajaran. Konsep TPACK dalam pembelajaran didasarkan pada Pedagogy content knowledge (PCK). Terdapat tiga kompenen pengetahuan penting yang harus dimiliki sebagai guru yaitu penguasaan materi bidang studi sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya yang termasuk dalam kurikulum, teknologi dan pedagogi Dalam hal ini berarti bahwa sejalan dengan tuntutan pembelajaran abad 21 dimana penguasaan teknologi sebagai syarat untuk guru sendiri dalam membantu siswa memahami materi dan menjadi daya tarik tersendiri dalam proses pembelajaran.
Sejalan dengan pendapat tersebut, seperti yang dikatakan Kazu dan Eten dalam Anwar (2014:8) disini mereka lebih memberikan penekanan tentang hubugan antara materi pelajaran, teknologi dan pedagogi. Sehingga dari komponen-komponen tersebut memiliki kemampuan untuk meningkatkan pembelajaran yang aktif dan berfokus pada siswa. Dapat diartikan bahwa pembelajaran yang semula hanya berpusat pada guru akan beralih pada siswa. Konteks yang dibutuhkan bagi guru adalah pengetahuan efektivitas integrasi pembelajaran TPACK yang memadukan antara teknologi, isi pembelajaran serta strategi pedagogi yang berkaitan satu sama lain sehingga mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan berbasis teknologi.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa TPACK merupakan dasar pengajaran yang efektif dengan menggunakan teknologi yang membutuhkan sebuah pemahaman tentang representasi tentang konsep dalam menggunakan teknologi, teknik pengajaran yang menggunakan teknologi
10
untuk mengajarkan materi, pengetahuan yang dapat membantu peserta didik untuk membangun pengetahuan yang ada. Untuk lebih jelas gambar kerangka TPACK dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka kerja TPACK (Koehler & Mishrra, 2006)
2.1.2 Komponen Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Komponen TPACK terdiri dari: Content Knowledge (CK) (Pengetahuan atau materi), Pedagogical Knowledge (PK) (Pengetahuan Mengajar), Technological Knowledge (TK) (Pengetahuan teknologi), Pedagogical Content Knowledge (PCK) (Pengetahuan mengajar materi), Technological Content Knowledge (TCK) (Pengetahuan mengajar teknologi) dan Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK) (Pedagogik, konten, dan teknologi). Berikut ini penjelasan dari masing- masing komponen penyusun dalam TPACK.
2.1.2.1 Content Knowledge (CK) (Pengetahuan konten/Materi)
Content Knowledge (CK) yakni pengetahuan tentang materi pelajaran yang akan dipelajari dan diajarkan diajarkan. Menurut Shulman et al dalam Sutrisno (2012:102) menyatakan bahwa materi pelajaran terdiri dari pengetahuan (kerangka kerja, teori, gagasan, konsep, metode dan dilengkapi dengan
11
metode ilmiah serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari), sehingga siswa dapat fokus terhadap materi pelajaran.
2.1.2.2 Pedagogy Knowledge (Pengetahuan Mengajar)
Pedagogy Knowledge (PK) pengetahuan antara teori dan praktik belajar mengajar yang melingkupi tujuan, proses, metode, evaluasi/penilaian, dan strategi. Secara umum, pedagogi terdiri atas pembelajaran, pengaturan kelas, dan adanya penilaian untuk siswa. Pengetahuan pedagogi mewajibkan bagi guru untuk menilai dan memahami aspek afektif, kognitif, sosial serta pengembangan teori pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, Guru hendaknya memahami dengan baik dan fokus terhadap pengetahuan yang dibutuhkan yakni tentang bagaimana siswa dapat mengerti, memahami pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
2.1.2.3 Technology Knowledge (Pengetahuan teknologi)
Technology knowledge (TK) yaitu pengetahuan teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung dalam proses pembelajaran. Contohnya pemanfaatan sofware, aplikasi animasi, internet, dan lain-lain. Kemampuan yang dimiliki oleh guru berkaitan dengan penguasaan dalam pemrosesan informasi dengan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Definisi TK yang digunakan dalam TPACK dekat dengan kemampuan teknologi informasi seperti literasi teknologi informasi.
Mishra et all dalam Sutrisno (2012:103) menegaskan antara pengetahuan utama, teknologi serta terampil dalam menggunakannya untuk mendukung pemahaman materi pelajaran yang dipelajari. Ini berati bahwa kemampuan menggunakan teknologi informasi dapat diterapkan secara produktif di tempat kerja serta dalam kehidupan sehari-hari, untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam pembelajaran serta dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi informasi.
2.1.2.4 Pedagogy Content Knowledge (Pengetahuan mengajar materi)
12
Menurut koehler dalam Sutrisno (2012:103) PCK adalah gagasan transformasi materi dalam proses pembelajaran mencakup gabungan antara pedagogi dan materi pelajaran. Dalam PCK memuat tentang pengetahuan umum, kurikulum bidang studi, strategi pembelajaran, transformasi pengetahuan, dalam konteks pendidikan didalmnya mencakup proses pembelajaran terkait dengan materi pelajaran. Berdasarkan hal tersebut maka ketika guru mengajarkan materi pelajaran, menemukan banyak cara untuk mewakilinya dan menyesuaikan materi instruksional dengan konsepsi alternatif dan pengetahaun awal siswa. Hal yang diharapkan yaitu adanya pembelajarannya yang efektif.
2.1.2.5 Technology Content Knowldege (Pengetahuan materi teknologi) Pengetahuan materi teknologi merupakan pemahaman tentang cara dimana teknologi dan konten saling mempengaruhi dan membatasi satu sama lain. Ini berarti bahwa guru harus menguasai lebih dari materi pelajaran yang diajarakan, serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang cara di mana materi pelajaran dapat dibantu oleh penerapan teknologi termasuk dalam pemahaman teknologi serta dapat mempengaruhi komponen-komponen lainnya. Dalam hal ini TIK sangat dibutuhkan agar mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran.
2.1.2.6 Technology Pedagogy Knowledge (Pengetahuan mengajar teknologi) Teknologi pedagogical knowledge (TPK) merupakan serangkain kegiatan tentang memahami perubahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung pemahaman tentang konsep- konsep/materi pelajaran. Dengan adanya teknologi pembelajaran dapat terlaksana secara optimal serta membuka wawasan siswa dalam belajar. Ini berati bahwa siswa akan lebih memahami materi pelajaran yang absurd dan kompleks sehingga disinilah peran teknologi sebagai sumber belajar. Untuk
13
itu guru dapat mengembangkan kreativitas dan fleksibelitas yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
2.1.2.7 Technological Pedagogical and Content Knowledge (TPACK)
TPACK adalah pengetahuan yang terdiri atas tiga bagian utama (pedagogik, konten dan teknologi). TPACK adalah pengetahuan yang dapat diandalkan guru dalam mengembangkan kemampuan dan ketrampilan.
TPACK merupakan dasar mengajar yang efektif dengan berbantuan teknologi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa TPACK adalah suatu pemahaman mengenai bagaimana teknologi dapat digunakan secara terampil untuk memenuhi kebutuhan pedagogis dalam menyampain materi tertentu (Koehler, et al, 2013:13). Guru yang memiliki pengetahuan ini akan memahami secara intuitif tentang interaksi yang luas antara tiga komponen dasar pengetahuan (CK, PK, TK) dan ketika mengajarkan materi menggunakan metode dan teknologi pedagogis yang tepat.
2.1.3 Penerapan kerangka kerja TPACK Bagi Guru IPS
Dalam menerapkan kerangka kerja TPACK bagi guru agar lebih efektif dapat dilakukan sesuai dengan tahapannya, yakni tahap pemahaman (P), latihan instruksi/pembelajaran (L), observasi (O) dan refleksi (R) terkait dengan kerangka kerja TPACK, Sutrisno (2012:107).
2.1.3.1 Komponen pemahaman (P) dapat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
a) Guru mendiskusikan konsep-konsep dan teori-teori yang berkembang terkait dengan TPACK. Unsur-unsur peyusunan TPACK dapat dipahami secara utuh oleh gurunya. Pentingnya teknologi yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan persoalan materi pelajaran dilakukan secara selektif. Keterkaitan antara teknologi dan struktur berpikir sisiwa
14
yang ingin dicapai dalam pembelajaran dan keterkaitan antar komponen penyusun TPACK membutuhkan pemikiran yang mendalam bagi guru.
b) Guru mengidentifikasi topik pelajaran yang akan disajikan. Rentang waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari materi tersebut sehingga diperoleh pemahaman tentang konsep-konsep apa saja yang akan disajikan dalam pembelajaran dan tersusun dengan baik.
c) Pemahaman kondisi siswa tentang pengetahuan dan berbagai aspek kesulitan belajar yang akan dihadapi. Pada aspek inilah sebagai penentu keberhasilan dalam menerapkan pembelajaran berbasis teknologi.
2.1.3.2 Komponen latihan pembelajaran dengan menggunakan kerangka kerja TPACK dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a) Guru berlatih untuk membuat rancangan pembelajaran berbasis teknologi. Dalam praktiknya dapat dilakukan secara mandiri ataupun bentuk kelompok. Sehingga disinilah pentingnya kerja sama/berkolaborasi yang tidak hanya siswa tetapi guru juga dituntut untuk itu, beberapa aspek penting yang dijadikan pertimbangan adalah pemahaman tentang alokasi waktu, materi yang akan dipelajari siswa, pedagogik dan teknologi secara terintegritas selanjutnya dituangkan dalam urutan-urutan pembelajaran. Ini berarti bawa petunjuk integrasi teknologi sangat diperlukan yakni mengembangkan aktivitas pembelajaran, mengkombinasikannya, menyusun hirarki dan desain secara komprehensif merupakan syarat rancangan pembelajaran yang baik.
b) Melakukan latihan mengajar dengan kerangka kerja.
c) Dalam proses pembelajaran berlangsung atau setelah selesai dilakukan umpan balik melalui tanya jawab, diskusi dan tes dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
15
2.1.3.3 Komponen Observasi (O) dapat dilakukan oleh guru dengan menggunakan catatan kecil tentang apa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dapat juga dilakukan evaluasi terhadap guru yang mengajar dengan menggunakan instrumen TPACK dan apabila dalam pembelajarannya menggunakan teknologi berupa labrotarium virtual maka guru dapat dievaluasi dengan menggunakan instrumen lab. Virtual. Hasil dari kegiatan observasi, selanjutnya dilakukan verifikasi tentang efektifitas dan segala persoalaan yang muncul dalam proses pembelajaran.
2.1.3.4 Komponen Refleksi dapat dijelaskan sebagai evaluasi terhadap kinerja dari peran teknologi yang digunakan yakni berupa video, animasi, simulasi atau alat bantu lainnya. Efektifkan dan apa kendala yang dihadapi ketika teknologi dapat diintegrasikan dalam mengevaluasi kinerja guru dalam menjalankan TPACK. Dari hasil temuan pembelajaran dengan menggunakan TPACK maka perlu rekomendasi untuk perbaikan pembelajaran.
2.2. Kinerja Mengajar Guru 2.2.1 Kinerja Mengajar Guru
Kinerja mengajar guru pada intinya merupakan unjuk kerja dalam melaksanakan tugasnya yaitu mengajar, mendidik, membimbing, melatih, melatih, mengarahkan serta mengevaluasi siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. (UUGD No. 14 Tahun 2005). Guru adalah individu yang diberi tugas atau kepercayaan untuk bekerja dalam suatu organaisasi dan diharapkan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan dan memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi. Kualitas kinerja Guru yang baik, setidaknya memiliki empat kompetensi yang harus dikuasai. Empat kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
16
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen). Dan apabila guru memiliki keempat kompetensi tersebut, maka telah memiliki hak profesional.
Dari keempat kompetensi tersebut, kompetensi yang sangat berperan dalam pembelajaran adalah kompetensi pedagogik dan profesional.
Kompetensi pedagogik adalah kompetensi yang sangat erat hubungannya dengan kinerja mengajar guru, karena dalam kompetensi ini yang dituntut adalah guru mampu menguasai setidaknya kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran dan mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Dengan kemampuan itulah yang harus dimiliki seorang guru dalam mengajar. Kompetensi profesional berkaitan dengan kompotensi guru yang menguasai konsep, materi, pola pikir keilmuan dan struktur dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam hal ini penyampain materi oleh guru dapat dilakukan secara kreatif dengan berbantuan sumber belajar, bahan ajar, dan media pembelajaran yang tersedia.
Wirawan (2015: 274) Kinerja mengajar Guru adalah suatu prestasi yang diperlihatkan oleh guru dalam menyampaikan materi yang didalamnya meliputi: Sikap, Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan kepada peserta didik karena guru mempunyai kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi dalam suasana interaksi edukasi di sekolah.
Pandangan ini sejalan dengan Nasution (2012: 184) yang mengemukakan bahwa kinerja mengajar guru adalah suatu usaha pendidik dalam mengelola perhatian dan waktu siswa yang dilakukan dari awal sampai akhir di dalam kelas atau menciptakan kondisi, megatur lingkungan kelas sedemikian sehingga terjadinya interaksi dengan siswa, guru dan media pengajaran.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, guru berkewajiban untuk: (a) Memberikan pembelajaran secara interaktif, inspiratif,
17
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik agar berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup dalam menciptkan kreativitas serta kemandirian sesuai dengan bakat dan minat, (b) Mempunyai komitmen profesional dalam meningkatkan mutu pendidikan, (c) Memberi teladan serta menjaga nama baik lembaga, profesi sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. (UU No. 20 tahun 2003).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya kinerja mengajar guru merupakan kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran. Untuk itu kinerja mengajar guru merupakan suatu hasil yang dapat dicapai guru dalam suatu organisasi (sekolah) sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang diberikan dan diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan funsgsinya yang dapat ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya.
2.2.2 Indikator Penilain Kinerja Mengajar Guru Dalam Mengimplementasikan TPACK
Indikator adalah bagian yang sangat menjadi tolak ukur dalam menilai kinerja mengajar guru. Sulistyorini dalam Mushlisin (2015: 29) Mengatakan bahwa menilai kualitas kinerja mengajar guru dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi: (a) Penguasaan materi, (b) Penguasaan cara-cara penyesuaian diri (c) Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, (d) Unjuk kerja, (e) Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.
Uno dan Lamatenggo (2012:67) berpendapat bahwa terdapat lima dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja mengajar guru secara umum yaitu: a). Kualitas kerja: dapat menguasai bahan, mengelola proses belajar mengajar, dan mengelola kelas, b)
18
Kecepatan/ketepatan kerja: dapat menggunakan media sebagai sumber belajar, menguasai konten, dan membuat rencana program pengajaran, c) Inisiatif: mengelola kelas, memimpin kelas, dan melalukan penilaian, d) Kemampuan kerja: dapat menggunakan berbagai macam metode dalam pembelajaran, dan menjalankan fungsinya dengan baik, serta meningkatkan layananan bimbingan penyuluhan, e) Komunikasi: dapat memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, menafsirkan hasil penelitian agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Indikator kinerja mengajar guru dalam implementasi TPACK dapat dilihat dari tiga aspek kegiatan pembelajaran di kelas yaitu:
1) Perencanaan Kegiatan Pembelajaran
Sebelum seorang guru melaksanakan kegiatan pembelajaran, yang harus deperhatikan adalah membuat perencanaan yang dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Perencanaan pembelajaran dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP adalah penjabaran dari silabus agar mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi. Menurut Jansen dalam Noviana (2019:18) menjelaskan bahwa RPP adalah alat bantu pengajaran yang menguraikan mata pelajaran dengan menentukan apa yang diharapakan dipelajari peserta didik yang didalamnya memuat tentang (tujuan pembelajaran, materi pelajaran), proses pembelajaran (kegiatan pembelajaran, pendekatan pengajaran), dan sumber daya yang diperlukan (bahan ajar, teknologi). Oleh karena itu penting bagi guru, khususnya guru IPS untuk menyusan RPP sebaik mungkin agar proses pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, dan memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai atau proses pembelajaran mencapai sasaran.
19
Prinsip dalam penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu penerapan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi secara efektif dan sistematis agar sesuai keadaan sekolah. Berdasarkan hal ini, guru dituntut untuk dapat mengintegrasikan TIK dalam membuat RPP. Dapat dikatakan bahwa, pada RPP yang telah dibuat oleh guru harus bisa menerapkan TPACK.
Komponen yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP ditandai oleh adanya komponen-komponen: (a) Identitas mata pelajaran, (b) Standar kompetensi, (c) Kompetensi dasar, (d) Indikator, (e) Tujuan pembelajaran, (f) Materi pembelajaran, (g) Metode pembelajaran, (h) Langkah-langkah kegiatan, (i) Sumber pembelajaran dan (j) Penilaian.
2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan, interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajaran. Pembelajaran adalah bantuan yang diberikan guru sehingga terciptanya proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa. Menurut Uno dan Lamatenggo (2012:70) menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana adanya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini dapat dikatakan bahwa dengan adanya hubungan tersebut akan terciptnya suatu pembelajaran yang dapat diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelum pelaksanaan pembelajaran di mulai. Dalam kegiatan ini mencakup tiga hal utama yaitu membuka pelajaran, penyampain materi dan menutup pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran meliputi tiga kegiatan dasar yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
20
Dalam kegiatan pendahuluan memuat tentang kegiatan dalam menyiapkan peserta didik, apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti Pembelajaran
Dalam hal ini kegiatan ini meliputi tentang: (1) Pengelolaan kelas, (2) Penguasaan strategi guru mata pelajaran, (3) penerapan strategi pembelajaran yang mendidik, (4) Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran, (5) Melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, (6) Penggunaan bahasa yang baik dan tepat dalam pembelajaran, (7) penggunaan metode pembelajaran.
c. Penutup
Kegiatan Penutup merupakan kegiatan antar guru dan siswa dalam membuat rangkuman atau melakukan refleksi, memberikan tes lisan/tulisan, mengumpulkan hasil kerja dan melaksanakan tindak lanjut dengan cara memberikan arahan untuk kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.
3) Evaluasi/Penilaian Hasil Pembelajaran
Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang ditunjukan agar mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Dalam tahap ini guru merencanakan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusuan alat evaluasi/penilaian, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pentingnya penilaian hasil belajar bagi guru, menurut Eko (2014:10) karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan penilaian hasil belajar mempunyai makna yang penting, baik, guru maupun sekolah.
21
Makna bagi guru dari hasil evaluasi yang telah didapatkan, guru akan dapat mengetahui siswa-siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau yang belum berhasil mencapai KKM kompetensi yang diharapkan. Dari hasil evaluasi yang diperoleh guru akan dapat mengetahui materi pelajaran dan strategi pembelajaran yang disampaikan sudah tepat bagi siswa atau siswa belum memahami.
Makna bagi sekolah yaitu, apabila guru-guru mengadakan penilaian atau evaluasi dan diketahui akan hasil belajar siswa-siswanya, dan diketahui pula apakah kondisi belajar maupun kultur akademik yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan atau belum. Hasil belajar siswa merupakan cermin kualitas suatu sekolah. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar pendidikan sebagaimana tuntutan standar nasional pendidikan (SNP) atau belum. Serta setiap hasil penilain yang diperoleh dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi sekolah untuk menyusun berbagai program pendidikan di sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja mengajar guru dalam mengimplementasikan TPACK, maka digunakan 2 instrumen.
Instrumen pertama berkaitan dengan kinerja mengajar guru dalam pembelajaran diadaptasi dari dan dikembangkan dari Permendiknas RI Nomor 41 2007 yang memuat tentang standar proses. Dalam standar proses tersebut mencakup tiga hal utama yaitu: (1) Perencanaan pembelajaran (RPP); (2) Pelaksanaan pembelajaran; dan (3) Evaluasi/penilaian hasil belajar. Instrumen kedua yang digunakan berkaitan dengan TPACK, mengadaptasi dari Denise et al yaitu Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK): The Development and Validation of an Assessment Instrument for Preservice
22
Teachers. Berdasarkan acuan teori kinerja mengajar diatas, dalam penelitian ini penulis menggunakan kedua instrumen tersebut untuk mengetahui dan mengukur kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK di SMA Kristen Satya Wacana.
2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar Guru Kinerja mengajar guru merupakan suatu yang luas tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor. Madjid (2016:11) Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh motivasi (Motivation) dan kemampuan (ability). Dikatakan bahwa kemampuan dipengaruhi oleh pengetahuan dan ketrampilan (Skill).
Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan minat.
Ketrampilan dipengaruhi oleh pembawaan dan kepribadian. Motivasi dipengaruhi oleh interaksi faktor-faktor dari lingkungan fisik pekerjaan, lingkungan sosial (kepemimpinan, organisasi yang terdiri dari struktur manajemen iklim kepemimpinan, dan organisasi.
Hal tersebut berbeda dengan pandangan seperti yang dikatakan Suprapto (2014:14) mengemukakan bahwa kinerja mengajar guru adalah akumulasi dari tiga faktor yang saling berkaitan yaitu: ketrampilan, Upaya dan Sifat-sifat eksternal. Ketrampilan yang dibawa seseorang ke tempat pekerjaan dapat berupa pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal dan kecakapan teknis. Upaya dapat berupa motivasi yang diperlihatkan seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan. Kondisi eksternal dapat berupa fasilitas dan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas kinerja seseorang.
Menurut Yamin dan Maisah (2010: 130) mengatakan bahwa kinerja mengajar adalah suatu kontruksi multidimensi yang didalamnya mencakup berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut terdiri atas a) Personal: Pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan diri, komitmen kemampuan, motivasi. b). Kepemimpinan: Manajer dan tem leader dalam
23
memberikan semangat, dorongan, arahan, dan dukungan kerja pada guru.
c).Tim: Kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan, d). Faktor Sistem: sistem kerja, fasilitas dan kultur kerja dalam organisasi. e). Faktor Kontekstual (situasional): tekanan, dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar guru sangat ditentukan oleh berbagai faktor baik eksternal ataupun internal. Dalam internal menyangkut ketrampilan, kemampuan yang dimiliki oleh guru yang terkait dengan pengetahuan, dan ketrampilan mengajar. Motivasi kerja terkait dengan motivasi yang dimiliki oleh guru, motivasi tersebut tidak terlepas dari faktor lingkungan dimana guru itu bekerja, budaya sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, dan iklim sekolah.
2.3 Penelitian yang relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan evaluasi ini. Penelitian yang dimaksud adalah Evaluasi Implementasi TPACK Dalam Pembelajaran IPS.
Penelitian yang dilakukan oleh Arif dengan judul “Kemampuan TPACK Guru Biologi Kelas X SMA Negeri Se-Surakarta Tahun ajaran 2017/2018”.
tujuan penelitian tersebut untuk mengetahui kemampuan TPACK Guru Biologi kelas X SMA Negeri se Surakarta. Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kemampuan TAPCK guru biologi kelas X SMA Negeri se Surakarta dalam kategori baik. Dapat dipresentasekan dalam beberapa komponen yaitu Content Knowledge (70,00
%), Paedagogical Knowledge (61,90 %), Padagogical Content Knowledge (71,66 %), Technological Knowledge (80,83 %), Technological Content Knowledge (67,50 %) dan Technological Paedagogical Knowledge (57,22 %).
Jadi secara keseluruhan kemampuan TPACK guru biologi kelas X SMA
24
Negeri se Surakarta tahun ajaran 2018/2019 termasuk dalam kategori baik (68,18 %).
Penelitian yang dilakukan oleh Nena Restiana dengan judul “Evaluasi Profil TPACK Guru Matematika Sekolah Menengah Pertama di Banten.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil pemahaman guru akan teknologi dengan menggunakan kerangka kerja TPACK, yang dilihat berdasarkan faktor usia guru, lama mengajar, jenis kelamin. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru matematika di SMP Banten mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada komponen CK, artinya bahwa guru matematika menguasai materi pembelajaran. Analisis dari faktor umur, lamanya mengajar dan jenis kelamin didapatkan bawah tidak ada pengaruh signifikan atau hanya berpengaruh kecil terhadap kelima komponen TPACK.
Penelitian yang dilakukan oleh Barbara Martin 2015 dengan judul
“Successful Implementation of TPACK in Teacher Preparation Program.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan guru dalam implementasi pengajaran yang diperkaya dengan teknologi pendidikan yang inovatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peninjauan tentang implementasi teknologi dalam menyiapkan guru melalui pemberdayaan Teknologi, Pedagogi, Pengetahuan Konten (TPACK) telah menunjukkan potensi untuk menekankan pemahaman guru tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Levent Dudu dan Funda Dag pada tahun 2017 dengan Judul “Pre-Service Teacher’s TPACK Development and Conceptions through a TPACK-Based Course”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis pengetahuan Teknologi Konten Pengetahuan Pedagogis (TPACK) pada guru prajabatan di Australia dengan cara merangcang dan
25
menerapkan kursus matematika berbasis TPACK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses instruksional dalalm penerapan TPACK, terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah implementasi TPACK.
Sehingga para guru Pra-jabatan perlu mengembangkan materi pembelajaran berbasis teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Putriani dkk (2015) dengan judul
“Implementasi Strategi TPACK dengan Media Simulasi Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Konsep Getaran dan Gelombang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi TPACK berbasis inkuiri terbimbing terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi TPACK berbasis inkuri terbimbing efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa dan terjadinya peningkatan dalam hal keaktifan belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, hasil kajian peneliti mengemukakan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan dari penelitian- penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini sama-sama mengkaji tentang Implementasi TPACK. Tetapi yang menjadi perbedaan dalam penelitian ini adalah peneliti lebih mendalami tentang evaluasi kinerja mengajar Guru dalam mengimplementasi TPACK dalam pembelajaran. Kinerja mengajar guru ini terbagi atas tiga aspek utama yaitu: dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Kinerja mengajar guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas hanya dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Guru memiliki tanggung jawab yang secara garis besar dapat dikelompokkan yaitu:
(1). Guru sebagai pengajar, (2). Guru sebagai pembimbing dan (3). Guru sebagai administrator kelas (Muhlisin 2015:35).
26 2.4 Kerangka Berpikir
Dalam penelitian diperlukan suatu kerangka pemikiran yang dapat mempermudah penyusunan penelitian ini. Sugiyono (2015:66) menyatakan bahwa kerangka pemikiran merupakan alur berpikir atau alur penelitian yang dijadikan pola atau landasan berpikir peneliti dalam mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju. Jadi kerangka pemikiran merupakan alur yang dijadikan pola berpikir peneliti dalam mengadakan penelitian terhadap suatu objek yang dapat menyelesaikan arah rumusan masalah dan tujuan penelitian, Dalam proses kegiatan belajar mengajar, implementasi TPACK merupakan salah satu bagian terpenting dimana materi-materi pembelajaran yang didapat di kelas dapat diaplikasikan secara langsung oleh peserta didik sehingga memudahkan bagi mereka untuk memahami materi tesebut. Untuk itu perlu diadakan evalusi secara kontinyu guna memastikan semua bagian dalam implementasi TPACK dapat terpenuhi. Demikian halnya dengan Guru-guru di SMA Kristen Satya Wacana yang menjadi objek penelitian, disini peneliti akan melakukan evaluasi kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasi TPACK dari aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Hasil kerja atau kinerja mengajar guru IPS perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan kinerja mengajar guru tersebut. Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
27
Gambar 2:2 Kerangka Berpikir Evaluasi Kinerja Mengajar Guru IPS
Implementasi TPACK Dalam Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Rekomendasi Pelaksanaan Pembelajaran
Evaluasi Proses dan Hasil Pembelajaran
Hasil Evaluasi