v dan Sitti Fithriani Saleh.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru pemula dan berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pada muatan materi geometri. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Subjek dalam penelitian ini yaitu satu guru pemula dan satu guru berpengalaman. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan wawancara.
Teknik analisis data menggunakan model Miles, Huberman, dan Saldana yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan teoritik.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru pemula dan guru berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pada muatan materi geometri tergolong pada tingkat mengenal (recognizing). Guru pemula maupun guru berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa belum memanfaatkan dengan optimal penggunaan teknologi dalam pembelajaran untuk mengembangkan materi pembelajaran, sehingga tidak merubah cara materi pembelajaran disajikan. Guru pemuladalam proses pembelajaran menggunakan perangkat teknologi handphone untuk mengakses whatsapp, hanya saja penyajian materi pembelajaran sekedar mengirim foto materi di papan tulis dan mengajarkan materi pembelajaran menggunakan ceramah dan tanya jawab, sedangkan guru berpengalaman menggunakan perangkat teknologi berupa laptop hanya untuk mengakses quizizz.com dalam melakukan evaluasi pembelajaran. Guru pemula maupun guru berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa masih perlu meningkatkan pemahaman TPACK ke tahap pemahaman berikutnya, recognizing, accepting, adapting, exploring, dan advancing.
Kata Kunci: TPACK, Geometri, Pengalaman Mengajar
vii
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini. Sholawat serta salam, senantiasa selalu kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Tesis ini dibuat untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan, pada Program Studi Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Profil Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru SD Negeri Sungguminasa IV pada Materi Geometri ditinjau dari Pengalaman Mengajar.” Tesis ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat ananda haturkan kepada Ayahanda La Ode Saridi dan Ibunda Wa Ode Sadaria yang telah membesarkanku dengan penuh kasih dan sayangnya. Terima kasih atas semuanya yang telah Ayah dan Ibu berikan kepadaku, usaha dan pengorbanan kalian yang begitu besar kepadaku yang belum sempat saya balas dan doa yang tiada henti untuk keberhasilan anak-anakmu, serta nasehat yang sangat bermanfaat bagiku dalam menjalani kehidupan ini. Terima kasih pula kepada saudara-saudariku, Wa Ode Tika Rizky, Wa Ode Nurmala Sukma, Risman La Ode Idrus, dan Rifai La Ode Idrus yang saling menyayangi dan mendukung satu sama lain.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus kepada Bapak Dr. Baharullah, M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Sitti Fithriani Saleh, M.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan,
viii
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Dr. H. Darwis Muhdina, M. Ag selaku Direktur Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Ibu Sulfasyah, S. Pd., M.A., Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar, serta seluruh dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan banyak ilmu dan pengalaman sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya di perguruan tinggi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ibu Johoriah, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sungguminasa IV yang telah memberikan izin dan waktunya untuk mengadakan penelitian serta dukungan kepada penulis, serta terima kasih kepada Bapak Muh. Agus, S.Pd. dan Ibu Srigawati, S.Pd. yang telah bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Dasar Angkatan 2019 khususnya teman-teman Kelas 20C dan Kosentrasi Matematika.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari sistematika, bahasa, maupun materi. Oleh karena itu, peneliti menerima dengan senang hati kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan serta dunia penelitian pada umumnya, Aamiin.
Makassar 24 Mei 2022 Penulis,
Ridwan Laode Idrus
ix
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Fokus dan Rumusan Masalah Penelitian ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Definisi Istilah ... 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10
A. Tinjauan Hasil Penelitian ... 10
B. Konsep Dasar TPACK ... 19
C. Konsep Dasar geometri Sekolah Dasar ... 29
D. Konsep Pengalaman Mengajar ... 34
E. Kerangka Pikir ... 34
BAB III. METODE PENELITIAN ... 36
A. Pendekatan Penelitian ... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subjek Penelitian ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 38
E. Instrumen Penelitian ... 40
F. Teknik Analisis Data ... 42
G. Teknik Keabsahan Data ... 43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian ... 45
1. Deskripsi Geografis ... 45
2. Deskripsi Kelembagaan ... 45
B. Paparan Dimensi Penelitian ... 48
C. Pembahasan ... 73
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Simpulan ... 77
B. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 79
RIWAYAT HIDUP ... 84
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 85
x
Tabel 2.4 Indikator TPACK Koh dan Sing ... 24
Tabel 2.5 Indikator Tingkat Pemahaman TPACK Guru ... 28
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Materi Geometri SD ... 31
Tabel 3.1 Indikator TPACK ... 40
Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 46
Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar ... 47
xi
Gambar 4.1 Menggunakan google classroom dalam pembelajaran .... 52
Gambar 4.2 Menggunakan whatsapp dalam pembelajaran ... 52
Gambar 4.3 Menggunakan alat peraga dalam pembelajaran ... 57
Gambar 4.4 Menggunakan kertas origami dalam pembelajaran ... 68
Gambar 4.5 Siswa mengukur panjang papan tulis ... 68
Gambar 4.6 Guru mengakses quizizz.com melalui laptop ... 71
Gambar 4.7 Siswa mengakses quizizz.com melalui handphone ... 71
xii
Lampiran 4 Pedoman Wawancara... 88
Lampiran 5 Lembar Observasi ... 90
Lampiran 6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara ... 92
Lampiran 7 Hasil Validasi Lembar Observasi ... 94
Lampiran 8 Transkrip Pedoman Wawancara ... 96
Lampiran 9 Transkrip Lembar Observasi ... 101
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan Wawancara ... 107
Lampiran 11 Dokumentasi Kegiatan Observasi ... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Menurut Baykul dalam (Syamsuddin dan Utami, 2021), matematika merupakan salah satu ilmu yang penting dipelajari, guna memecahkan permasalahan dalam sains maupun dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, matematika menjadi ilmu yang wajib dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Matematika berperan penting dalam membantu kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya juga pada materi geometri yang sudah diajarkan mulai dari pendidikan dasar.
Geometri pada dasarnya merupakan cabang ilmu matematika yang mempelajari mengenai geometri datar dan geometri ruang (Listiani, 2020).
Geometri datar merupakan bangun dua dimensi (Sholikah dan Pradana, 2018), selanjutnya menurut Toybah et al. (2020), geometri ruang merupakan bangun tiga dimensi yang memiliki isi dan volume. Kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari yang namanya geometri, terdapat banyak sekali benda di sekitar kita yang berbentuk geometri datar maupun geometri ruang. Oleh karena itu, geometri menjadi salah satu muatan materi matematika yang penting dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga di perguruan tinggi.
Menurut Walle dalam (Sulistianingsih et al., 2018) terdapat lima alasan pentingnya mempelajari geometri, diantaranya yaitu: (1) geometri membantu manusia memiliki persepsi yang utuh tentang dunianya; (2) eksplorasi geometri membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari; dan (5) geometri penuh dengan tantangan dan menarik. Berdasarkan pentingnya geometri untuk dipelajari, namun nyatanya dalam pembelajaran terkadang siswa kesulitan untuk memahami geometri.
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Nurdiansyah (2018), dalam mengemukakan kesulitan siswa mempelajari geometri di sekolah dasar diantaranya yaitu: (1) siswa kesulitan dalam menggambarkan sketsa bangun ruang; (2) siswa kesulitan dalam memahami sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang; (3) siswa kesulitan dalam membedakan bangun ruang kubus dan balok; dan (4) siswa kesulitan dalam memahami jaring- jaring bangun ruang. Faktor yang membuat siswa kesulitan dalam belajar matematika sebagian besar merupakan faktor dari cara guru menyajikan materi pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Carnine, et al. dalam (Cipta dan Prabawati, 2019), bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar matematika, bukan berarti memiliki gangguan intelektual, melainkan bisa berupa proses pembelajaran yang kurang efektif.
Berdasarkan hal tersebut, guru memiliki peran penting dalam menyajikan materi geometri yang dapat efektif dan efisien agar dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Seorang guru harus dapat menguasai kompetensi-kompetensi dasar dalam mengajar. Shulman dalam (Johar dan Hanum, 2021) mengemukakan kompetensi yang harus dikuasai guru yaitu Pedagogic Content Knowledge (PCK) dengan memadukan pengetahuan mengenai konten materi dan pedagogik seorang guru.
Content Knowledge (CK) termaksud salah satu kompetensi guru mengenai penguasaan ilmu pengetahuan pada materi pembelajaran yang akan diajarkan. Guru dalam menguasai ilmu pengetahuan merupakan salah satu nikmat yang Allah SWT berikan, bahkan orang yang diberikan ilmu pengetahuan diangkat beberapa derajatnya, Q.S Al Mujadilah ayat 11:
Terjemahannya:
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang- lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Namun selain penguasaan Content Knowledge (CK) sebagai ilmu pengetahuan pada materi pembelajaran, seorang guru perlu menguasai
juga Pedagogic Knowledge (PK) yang merupakan salah satu kompetensi guru mengenai cara dalam mengajarkan materi pembelajaran yang dikuasai guru. Terdapat firman Allah SWT yang menyeru manusia dalam mengajarkan pembelajaran harus optimal, firman Allah SWT tersebut secara tidak langsung menyeru setiap guru untuk menguasai dengan baik pedagogiknya, Q.S An Nahl ayat 125:
Terjemahannya:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.
Berdasarkan kedua ayat Al-Qur’an tersebut mengenai Content Knowledge (CK) dan Pedagogic Knowledge (PK), maka seorang guru memiliki kompetensi utamanya yaitu dalam memadukan pengetahuan mengenai konten materi dan cara mengajarkan pada proses pembelajaran. Akan tetapi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi, menuntut seorang guru untuk dapat memadukan teknologi juga dalam pembelajaran. Oleh karena itu, selain penguasaan konten dan pedagogik, guru harus dapat memadukannya juga dengan teknologi.
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pendidik dan pengajar, perlu memadukan antara pengetahuannya mengenai konsep
materi, pedagogik, dan pemanfaatan teknologi. Hal tersebut termuat dalam Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) yang dikembangkan oleh Mishra dan Matthew J Khoehler dalam (Susana, 2021) berdasarkan kerangka konseptual dari Lee Shulman. Erdogan dan Sahin (2010) mengemukakan bahwa guru yang menguasai TPACK, hal ini akan berdampak baik bagi siswanya dalam mencapai keberhasilan belajar. Adapun kajian menegenai TPACK penting untuk dilakukan, Mishra dan Koehler dalam (Rahmadi, 2019) mengemukakan bahwa terdapat tiga manfaat kajian TPACK dalam pengukurannya, yaitu sebagai berikut: (1) profil penguasaan TPACK yang mendeskripsikan mengenai tingkat penguasaan guru; (2) refleksi dalam penyelenggaraan pendidikan bagi calon guru maupun guru; dan (3) dampak intervensi pembelajaran mengenai integrasi teknologi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian mengenai TPACK guru penting dilakukan untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan guru, refleksi pembelajaran, dan dampak intervensi penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
SD Negeri Sungguminasa IV merupakan salah satu lembaga pendidikan dasar yang memiliki visi untuk unggul dalam prestasi berdasarkan IPTEK dan IMTAQ. Adapun salah satu misi SD Negeri Sungguminasa IV yaitu menerapkan pembelajaran berbasis informasi teknologi (IT). Oleh karena itu, deskripsi mengenai profil TPACK dianggap tepat untuk dilakukan di SD Negeri Sungguminasa IV yang menerapkan
pembelajaran berbasis IT. Penelitian ini dilakukan guna mendeskripsikan mengenai profil TPACK guru di SD Negeri Sungguminasa IV dalam hal penguasaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar, khususnya pada materi geometri dasar. Adapun dalam mendeskripsikan profil TPACK guru di SD Negeri Sungguminasa IV, peneliti mendeskripsikan berdasarkan pengalaman mengajar guru.
Menurut Eliyanto dan Wibowo (2013), pengalaman mengajar seorang guru memiliki pengaruh pada kinerjanya dalam mengajar.
Menurut Berliner dalam (Noh et al., 2020) dan (Zainal et al., 2009) seorang guru dapat dikatakan berpengalaman dalam bidangnya jika memiliki pengalaman mengajar lima tahun atau lebih. Adapun menurut Kim dan Roth dalam (Muthmainnah & Marsigit, 2018), guru pemula merupakan guru yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari lima tahun. Oleh karena itu, konsep pengalaman mengajar guru dalam penelitian ini terbagi menjadi guru pemula dan guru berpengalaman berdasarkan masa mengajar.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai deskripsi profil TPACK guru berdasarkan pengalaman mengajar yang memfokuskan pada pembelajaran matematika materi geometri pada satuan pendidikan dasar. Oleh karena itu, judul dalam penelitian ini yaitu
“Profil Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru SD Negeri Sungguminasa IV pada Materi Geometri ditinjau dari Pengalaman Mengajar”
B. Fokus dan Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, fokus dalam penelitian ini adalah Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru kelas sekolah dasar pada materi geometri. Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru pemula dan berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pada muatan materi geometri?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan tersebut, yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru pemula dan berpengalaman di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pada muatan materi geometri.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi penelitian-penelitian yang berkaitan dengan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bekal dan pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian;
b. Bagi lembaga terkait, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kualitas guru berdasarkan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK); dan
c. Bagi pemerintah setempat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan menjadi contoh untuk sekolah-sekolah dasar lain pada umumnya dalam penguasaan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini untuk menjelaskan makna yang dimaksud pada masing-masing bagian kata kunci yang termuat dalam judul penelitian. Adapun definisi istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Profil
Profil menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah grafik atau sebuah ikhtisar yang memuat fakta mengenai hal khusus. Oleh karena itu, profil yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pandangan atau deskripsi mengenai fokus penelitian yang akan dikaji berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) merupakan kerangka konseptual pengetahuan dasar bagi guru yang dikembangkan oleh Mishra dan Koehler. TPACK sendiri terdiri dari tiga
komponen pengetahuan inti, yaitu, teknologi, pedagogik, dan konten materi pembelajaran. TPACK yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai tingkat pemahaman guru dalam mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam mengajarkan materi geometri.
3. Geometri
Geometri merupakan materi pembelajaran matematika yang terdiri dari geometri datar dan geometri ruang. Oleh karena itu, geometri yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai materi yang diajarkan oleh guru ketika mengintegrasikannya dengan penggunaan teknologi.
Dalam penelitian ini tidak menentukan muatan materi geometri datar atau geometri ruang yang dikaji, dikarenakan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif, sehingga tergantung pada kondisi objek penelitian ketika mengajarkan materi tersebut.
4. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu masa mengajar. Adapun pembagian pengalaman mengajar pada masa waktu mengajar dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, guru dengan masa mengajar dibawah lima tahun sebagai guru pemula dan guru dengan masa mengajar lima tahun lebih sebagai guru berpengalaman.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian
Terdapat beberapa tinjauan hasil penelitian terdahulu yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang hendak dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk melihat novelty riset dari penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan tinjauan hasil penelitian terdahulu tersebut dari literatur yang menurut peneliti mempunyai relevansi dengan judul penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Rafi dan Sabrina (2019) “Pengintegrasian TPACK dalam Pembelajaran Transformasi Geometri SMA untuk Mengembangkan Profesionalitas Guru Matematika”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kajian pustaka.
Sumber kajian dalam penelitian ini yaitu artikel jurnal nasional dan internasional, undang-undang, dan artikel website yang berkaitan dengan tema. Adapun kata kunci sumber kajian yang digunakan yaitu TPACK.pdf, TPACK dalam pembelajaran matematika.pdf, integrating geogebra dengan TPACK.pdf, profesionalitas guru.pdf, penggunaan Geogebra dalam pembelajaran matematika.pdf, dan uji kompetensi guru (UKG). Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu pengintegrasian TPACK dapat mengembangkan profesionalitas guru matematika melalui kegiatan workshop penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran transformasi geometri SMA. Namun, hasil dalam
penelitian ini masih berupa hasil kajian, sehingga membutuhkan penelitian lebih mendalam mengenai pengintegrasian TPACK dalam pembelajaran transformasi geometri.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada metode penelitian. Metode penelitian ini masih terbatas pada kajian pustaka, sedangkan penelitian yang hendak dilakukan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi detail TPACK guru sekolah dasar, khususnya pada materi geometri.
2. Yuliani, et al. (2021) “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Geogebra Berbasis TPACK terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Ruang di SMA Negeri 19 Palembang”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pra-eksperimental design dengan desain one grup pretest postest design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 19 Palembang kelas XII IPA yang berjumlah sebanyak 251 siswa. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII IPA 4 sebanyak 33 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes. Analisis data menggunakan statistik uji-t. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi GeoGebra
berbasis TPACK memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun ruang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus penelitian dan metode penelitian. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan aplikasi geogebra berbasis TPACK terhadap hasil belajar siswa, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimental design, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
3. Nurjanah, et al. (2021) “Pengembangan Perangkat Berbasis TPACK pada Materi Garis dan Sudut untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan dengan model 4D. Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu RPP dan LKPD berbasis TPACK. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII D MTs Negeri 5 Kota Jambi. Instrumen penelitian menggunakan angket tanggapan peserta didik dan guru, lembar observasi, instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik, dan instrumen integrasi TPACK untuk guru.
Analisis data menggunakan numerical rating scale dan path analysis yang diolah menggunakan aplikasi SPSS Statistics 25. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa RPP dan LKPD berbasis TPACK yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus penelitian dan metode penelitian. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengembangan RPP dan LKPD berbasis TPACK, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan dengan model 4D, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
4. Turmuzi dan Kurniawan (2021) “Kemampuan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Matematika Ditinjau dari Technological Pedagogical and Content Knowledge ( TPACK ) pada Mata Kuliah Micro Teaching”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram yang menempuh mata kuliah Microteaching sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan instrumen berupa angket. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil rata-rata, modus, median, dan standar deviasi pada angket. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan TPACK mahasiswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,89 dengan kategori sedang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru dan jenis penelitiannya menggunakan kualitatif, hanya saja pengumpulan data penelitiannya menggunakan angket. Berikut perbedaan terletak pada subjek kajian penelitiannya yaitu mahasiswa, sedangkan subjek dalam penelitian yang hendak dilakukan yaitu guru.
Mahasiswa sebagai calon guru belum memiliki banyak pengalaman mengajar dibandingkan guru yang telah menggeluti profesinya. Oleh sebab itu, guru memiliki pengalaman mengajar yang jauh lebih baik dibandingkan mahasiswa sebagai calon guru.
5. Indrawati (2021) “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Matematika Melalui TPACK”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi jurnal dan surat kabar mengenai TPACK. Analisis data menggunakan analisis isi hasil dokumen-dokumen yang dikumpulkan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi pembelajaran matematika
yang berbasis TPACK dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan guru dalam memadukan konten materi, cara mengajar dan teknologi.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus. Fokus dalam penelitian ini mengenai pendeskripsian pengembangan aplikasi pembelajaran matematika berbasis TPACK, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas.
6. Lestari (2016) “Analisis Kemampuan Technology Pedagogic Content Knowledge (TPACK) pada Guru Biologi SMA dalam Materi Sistem Saraf”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi penelitiannya yaitu seluruh guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang dengan jumlah sebanyak 15 sekolah. Sampel dalam penelitiannya bergantung pada kesediaan guru mengisi instrumen penelitian yang berupa angket. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kemampuan TPACK pada guru SMA dalam materi sistem saraf tidak memiliki perbedaan dengan lamanya pengalaman mengajar. Kemampuan perencanaan dan pelaksanaan dari TPACK guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang hanya sebatas penggunaan infokus dan perangkatnya beserta whiteboard, dan spidol
yang diimplementasikan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan metode presentasi di kelas oleh masing-masing kelompok.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus kajian penelitian dan metode penelitian. Fokus penelitiannya mengkaji mengenai TPACK guru Biologi pada materi sistem saraf, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini mengkaji mengenai TPACK guru kelas pada pembelajaran matematika materi geometri. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
7. Nofrion, et al. (2018) “Analisis Technological Pedagogical dan Content Knowledge (TPACK) Guru Geografi di Kabupaten Solok Sumatera Barat”
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitiannya yaitu seluruh guru geografi di Kabupaten Solok. Sampel dalam penelitiannya terdiri menjadi tiga kelompok, kelompok content knowledge berjumlah 16 guru, sampel technology knowledge berjumlah 4 guru, dan sampel pedagogic knowledge juga berjumlah 4 guru. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan lembar observasi. Adapun hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa content knowledge, technology knowledge, dan pedagogic knowledge guru Geografi di Kabupaten Solok berada pada kategori sedang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus kajian penelitian dan metode penelitian. Fokus penelitiannya mengkaji mengenai TPACK guru geografi pada keseluruhan materi kelas X-XII, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini mengkaji mengenai TPACK guru kelas pada pembelajaran matematika materi geometri. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Adapun peneliti meringkas jenis penelitian, subjek penelitian, dan fokus beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Novelty Riset Peneliti Jenis
Penelitian
Subjek
Penelitian Fokus
Rafi dan
Sabrina Kajian Pustaka -
Pengintegrasian TPACK dalam Pembelajaran Geometri
SMA Yuliani, et al. Kuantitatif Siswa SMA
Penggunaan aplikasi geogebra berbasis TPACK terhadap hasil
belajar siswa
Peneliti Jenis Penelitian
Subjek
Penelitian Fokus
Nurjanah, et
al. Pengembangan Siswa SMP
pengembangan RPP dan LKPD berbasis
TPACK Turmuzi dan
Kurniawan Kualitatif Mahasiswa
Kemampuan Mengajar Mahasiswa berdasarkan TPACK pada Mata Kuliah Micro
Teaching
Indrawati Kualitatif -
Pendeskripsian pengembangan aplikasi
pembelajaran matematika berbasis
TPACK Lestari Kuantitatif Guru Biologi
SMA
TPACK guru Biologi pada materi sistem
saraf Nofrion, et al. Kuantitatif
Guru Geografi
SMA
TPACK guru geografi pada keseluruhan materi kelas X-XII Penelitian ini Kualitatif
Guru Kelas Sekolah
Dasar
Profil TPACK guru kelas materi Geometri Sumber: Olahan Peneliti dari Berbagai Artikel Jurnal, 2022
Berdasarkan persamaan dan perbedaan beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan mengenai analisis TPACK guru, hal tersebut dilakukan untuk melihat novelty riset atau kebaruan dalam penelitian ini. Adapun kebaruannya belum terdapat penelitian mengenai profil TPACK guru sekolah dasar, khususnya pada materi geometri. Selain itu juga sudah banyak penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif dan pengembangan, sedangkan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan cakupan partisipan yang sedikit, tapi cakupan informasinya lebih detail dan mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan guna melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya mengenai profil TPACK guru.
B. Konsep TPACK 1. Pengertian TPACK
TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) menurut Koehler, Mishra dan, Cain (2013) merupakan bentuk pengetahuan yang terdiri dari tiga komponen inti, yaitu: konten, pedagogik, dan teknologi.
Kerangka TPACK merupakan pengembangan yang dilakukan oleh Mishra dan Koehler berdasarkan kerangka PCK (Pedagogic Content Knowledge) dari Lee Shulman (Susana, 2021). Shulman mengemukakan dalam (Johar dan Hanum, 2021) bahwa PCK merupakan penggabungan pengetahuan mengenai konten materi dengan pengetahuan pedagogik, lebih lanjut Speer dan Wagner (2009) mengemukakan PCK sebagai label yang digunakan untuk menggambarkan apa yang diketahui guru mengenai materi yang menyebabkan kesulitan siswa dan cara mengatasinya.
Yeo (2008) mendefinisikan PCK sebagai pemahaman profesional khusus yang dimiliki guru dalam menggabungkan, mengubah, dan mewakili pengetahuan materi pelajaran dengan cara yang tepat dipahami oleh siswa. Adapun Margiyono dan Mampouw (2011) mengartikan Pedagogic Content Knowledge sebagai hasil dari perpaduan pemahaman materi ajar dan pemahaman cara mendidik yang terpadu menjadi satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pengajar. Sedangkan Resbiantoro (2016) mengartikan PCK sebagai pengetahuan tentang materi dan cara mengajarkannya. Carpenter dan Fennema (1998) mengemukakan bahwa PCK juga mencakup penilaian pemahaman siswa dan mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi yang diajarkan. Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, maka dapat dipahami bahwa PCK merupakan gabungan dua kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yang meliputi pengetahuan materi yang dimiliki dan pengetahuan mengajarkannya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Guru yang menguasai PCK, dapat memiliki pengetahuan mendalam tentang bagaimana menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik secara efektif (Turnuklu dan Yesildere, 2007). Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi tersebut, namun perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi yang begitu pesat, membuat semua aspek harus mengikuti perkembangan zaman, tidak terkecuali pendidikan. Oleh karena itu, guru sebagai praktisi pendidikan memiliki peran penting dalam mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.
Koehler menjelaskan dalam (Sintawati dan Indriani, 2019) bahwa Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) mempunyai tiga komponen utama yaitu Technological Knowledge (TK), Content Knowledge (CK), dan Pedagogical Knowledge (PK). Patahuddin, Lowrie, dan Dalgarno (2016) mengemukakan bahwa TPACK
merupakan jenis pengetahuan yang dibutuhkan guru untuk mengajar secara efektif. Lebih lanjut, Susana (2021) mengemukakan bahwa TPACK merupakan komponen dasar yang perlu dikuasai oleh guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Selain kemampuan pedagogik dan penguasaan materi pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan mengenai teknologi dan penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Koehler, Mishra dan, Cain (2013) tidak terdapat satu cara yang terbaik dalam mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, namun perlu usaha yang dirancang oleh guru untuk materi-materi tertentu dalam pembelajaran di kelas.
2. Komponen TPACK
Komponen TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh Mishra dan Koehler dalam (Johar dan Hanum, 2021) terbagi menjadi tujuh komponen, yaitu pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Komponen TPACK
No Komponen Definisi
1 Technological Knowledge (TK)
Kemampuan guru dalam memahami dan memanfaatkan teknologi secara umum.
2 Pedagogical Knowledge (PK)
Kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
3 Content Knowledge (CK)
Kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran.
4
Technological
Content Knowledge (TCK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi guna menyajikan materi pembelajaran.
5 Technological Pedagogical
Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi pada kegiatan belajar mengajar
No Komponen Definisi
Knowledge (TPK) guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
6
Pedagogical
Content Knowledge (PCK)
Kemampuan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran menggunakan strategi yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.
7
Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mengajarkan materi yang dikuasainya.
Sumber: Johar dan Hanum, 2021
Berdasarkan tabel tersebut, TPACK terbagi menjadi tujuh komponen, diantaranya yaitu: Technological Knowledge (TK), Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge (TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Adapun ketujuh komponen TPACK yang dikembangkan oleh Mishra dan Koehler termuat dalam gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Komponen TPACK
3. Indikator TPACK
Terdapat tujuh komponen TPACK dengan indikator masing- masing pada tiap komponen TPACK. Adapun indikator TPACK oleh Titik Suryani et al. (2021), yaitu pada tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Indikator TPACK Suryani et al.
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Knowledge
(TK)
Kemampuan guru dalam
memahami dan
memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran.
Merancang media pembelajaran
Menggunakan MS Word dalam urusan administrasi pembelajaran
Memahami dan dapat mengakses internet
Menayangkan bahan ajar dalam bentuk power point
Pedagogical Knowledge
(PK)
Kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pemahaman dalam penerapan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Pemahaman dalam penerapan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Pemahaman dalam penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Content Knowledge
(CK)
Kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran.
Menguasai materi
pembelajaran yang diajarkan
Technological Content Knowledge
(TCK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi guna menyajikan materi pembelajaran.
Pemilihan media pembelajaran berbasis teknologi yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Pedagogical
Knowledge (TPK)
Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran menggunakan teknologi sebagai sarana kognitif
Penggunaan teknologi dalam mencari referensi
Perangkat teknologi sebagai pendukung proses pembelajaran Pedagogical
Content Knowledge
(PCK)
Kemampuan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran
menggunakan strategi yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.
Penggunaan analogi dalam pembelajaran
Memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari agar materi mudah dimengerti
Technological Pedagogical
Content Knowledge
(TPACK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pada kegiatan belajar
mengajar guna
mengajarkan materi yang dikuasainya.
Penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memfasilitasi guru dalam mengajarkan suatu materi Sumber: Titik Suryani, 2021
Adapun indikator TPACK oleh Koh dan Sing (2011), yaitu pada tabel 2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Indikator TPACK Koh dan Sing Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Knowledge
(TK)
Kemampuan guru dalam memahami dan memanfaatkan teknologi secara umum.
Ketrampilan menggunakan komputer
Kemampuan belajar teknologi dengan mudah
Dapat menyelesaikan masalah teknis teknologi sendiri
Mengikuti perkembangan teknologi
Dapat membuat halaman web
Dapat menggunakan media sosial
Pedagogical Knowledge
Kemampuan guru dalam proses
Mengembangkan pemikiran siswa melalui tugas-tugas yang
Komponen
TPACK Definisi Indikator
(PK) kegiatan belajar mengajar.
menantang
Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
Membantu dan memantau kegiatan belajar siswa
Merefleksi kegiatan belajar siswa
Mengajar siswa dalam bentuk kelompok
Membimbing siswa agar aktif berdiskusi
Content Knowledge
(CK)
Kemampuan guru dalam penguasaan materi
pembelajaran.
Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai materi pembelajaran yang diajarkan
Mampu mengembangkan
pemahaman materi
pembelajaran yang diajarkan jauh lebih dalam
Technological Content Knowledge
(TCK)
Kemampuan guru dalam
memanfaatkan teknologi guna menyajikan materi pembelajaran.
mengetahui teknologi yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Dapat menggunakan teknologi yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Technological Pedagogical
Knowledge (TPK)
Kemampuan guru dalam
menggunakan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam mencari informasi pengetahuan
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam merencanakan dan memantau pembelajarannya
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam membangun representasi pengetahuannya
Pedagogical Content Knowledge
(PCK)
Kemampuan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran menggunakan strategi yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.
Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam
mengajarkan materi
pembelajaran
Membantu siswa memahami materi pembelajaran yang diajarkan
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Pedagogical
Content Knowledge
(TPACK)
Kemampuan guru dalam
memanfaatkan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mengajarkan materi yang dikuasainya.
melaksanakan pembelajaran dalam mengajarkan materi pembelajaran melalui penggunaan perangkat teknologi
Menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menggabungkan konten, teknologi, dan pedagogik dalam pembelajaran di kelas
Dapat mengajarkan orang lain untuk mengoordinasikan penggunaan konten, teknologi, dan pedagogik di sekolah atau di distrik setempat
Sumber: Koh dan Sing, 2011
Berdasarkan indikator TPACK yang dikemukakan oleh Titik Suryani et al. (2021) dan Koh Sing (2011), terdapat sedikit perbedaan pada beberapa komponen TPACK. Suryani menyatakan komponen Technological Knowledge (TK) sebagai kemampuan mengoperasikan teknologi dalam pembelajaran, sedangkan Koh dan Sing menyatakannya sebagai kemampuan mengoperasikan teknologi secara umum. Selain itu, Suryani menyatakan indikator TPACK sebagai penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memfasilitasi guru dalam mengajarkan suatu materi, sedangkan Koh dan Sing menyatakannya bukan hanya penggunaan perangkat teknologi, melainkan metode yang tepat dalam mengajarkan materi menggunakan perangkat teknologi dan kemampuan guru dalam mengajarkannya pada orang-orang disekitarnya. Berdasarkan kedua
indikator tersebut, peneliti memadukannya dalam membuat instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi.
4. Pengukuran TPACK
Pengukuran TPACK menurut Rahmadi (2019) merupakan aktivitas penilaian tingkat penguasaan TPACK yang dilakukan menggunakan TPACK framework. Mishra dan Koehler mengemukakan dalam (Rahmadi, 2019) pengukuran TPACK dilakukan guna melihat tingkat penguasaan seorang guru mengintegrasikan pengetahuannya dengan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Mishra dan Koehler dalam (Rahmadi, 2019) mengemukakan bahwa terdapat tiga manfaat pengukuran TPACK, diantaranya sebagai berikut:
a. Profil penguasaan TPACK yang mendeskripsikan mengenai tingkat penguasaan guru;
b. Refleksi dalam penyelenggaraan pendidikan bagi calon guru maupun guru; dan
c. Dampak intervensi pembelajaran mengenai integrasi teknologi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pengukuran TPACK dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Rahmadi, 2019). Terdapat lima cara pada umumnya untuk mengukur TPACK guru menurut Koehler, Shin, dan Mishra dalam buku (Ronau et al., 2012), diantaranya yaitu:
(1) self report-measure; (2) open-ended questionnaire; (3) performance
assessment; (4) interviews; dan (5) observations. Menurut Rahmadi (2019), teknik pengukuran dapat digunakan salah satu atau menggabungkan masing-masing teknik sesuai jenis penelitian yang menjadi pemilihan dalam menggunakan teknik pengumpulan data.
Terdapat indikator yang dikemukakan oleh Lyublinskaya dan Schilis (2022) untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman TPACK guru terdiri dari lima tingkat yaitu pada tabel 2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.5 Indikator tingkat pemahaman TPACK Guru Indikator Tingkat
Pemahaman TPACK
Definisi
Recognizing
Pada tingkat ini guru menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk motivasi saja, bukan untuk pengembangan materi pembelajaran.
Accepting
Pada tingkat ini guru menggunakan teknologi untuk pengembangan materi pembelajaran sebagai bagian dari instruksi langsung.
Adapting
Pada tingkat ini guru menyesuaikan teknologi pembelajaran yang digunakan dengan materi yang diajarkan untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan mendukung pengembangan materi pembelajaran.
Exploring
Pada tingkat ini guru bukan lagi pengguna utama teknologi dalam hal pengembangan materi pembelajaran, akan tetapi siswa yang dituntut berperan penting dalam mengembangkan materi pembelajaran menggunakan teknologi.
Advancing
Pada tingkat ini guru mengajarkan materi dengan teknologi yang berfokus pada pengembangan pemahaman konseptual yang lebih dalam mengenai materi pembelajaran.
Sumber: Lyublinskaya dan Schilis, 2022
Menurut Lyublinskaya dan Schilis (2022) pada tahap recognizing contohnya seperti penggunaan teknologi papan tulis smart yang
digunakan hanya untuk mencatat materi pembelajaran, guru tidak memanfaatkan fitur-fitur yang dapat mendukung pembelajaran tentang penjumlahan dan pengurangan yang tersedia di papan tulis smart, seperti pada pembelajaran geometri guru hanya sekedar menggunakan teknologi dengan tidak memanfaatkan fitur-fitur yang tersedia dengan optimal. Pada tahap accepting contohnya guru menggunakan video dalam mengajarkan materi geometri. Pada tahap adapting contohnya guru memanfaatkan fitur-fitur papan tulis smart dalam mengajarkan penjumlahan dan pengurangan, adapun contohya dalam pembelajaran geometri guru menggunakan microsoft powerpoint dengan memanfaatkan fitur shape dalam mengenalkan bentuk-bentuk geometri dengan berbantuan proyektor. Pada tahap exploring contohnya guru merancang pembelajaran menggunakan fitur virtual block pada papan smart untuk dioperasikan siswa sendiri dalam menentukan nilai tempat bilangan. Pada tahap advancing contohnya guru dalam mengajarkan materi geometri menggunakan geogebra sebagai aplikasi khusus geometri yang sesuai dalam mengembangkan pemahaman konsep materi pembelajaran.
C. Konsep Geometri Sekolah Dasar 1. Pengertian Geometri
Geometri merupakan cabang dari ilmu matematika dan menjadi salah satu materi pelajaran dalam matematika di sekolah dasar.
Menurut Runtukahu dan Kandou dalam (Oktaviani, 2020) geometri
adalah studi tentang bangun datar dan bangun ruang dan hubungan- hubungannya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh listiani (2020), geometri pada dasarnya merupakan cabang ilmu matematika yang mempelajari mengenai bangun datar dan bangun ruang.
Menurut Ref dalam (Oktaviani, 2020) melalui pengalaman belajar geometri dapat meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, penalaran dan kemudahan dalam mempelajari berbagai topik matematika, serta berbagai ilmu pengetahuan lain. Sedangkan menurut Walle, terdapat lima alasan pentingnya mempelajari geometri, diantaranya yaitu: (1) geometri membantu manusia memiliki persepsi yang utuh tentang dunianya; (2) eksplorasi geometri membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah; (3) geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya; (4) geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan sehari-hari;
dan (5) geometri penuh dengan tantangan dan menarik (Sulistianingsih et al., 2018). Oleh karena itu, geometri sudah mulai diajarkan pada jenjang pendidikan dasar.
2. Geometri Sekolah Dasar
Geometri yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputi bangun datar dan bangun ruang. Bangun datar merupakan bangun dua dimensi, yang pada umumnya dipelajari di sekolah dasar meliputi, persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, belah ketupat, dan layang-layang (Sholikah dan Pradana, 2018). Sedangkan bangun ruang
merupakan bangun tiga dimensi yang memiliki isi dan volume, yang pada umumnya dipelajari di sekolah dasar meliputi, balok, kubus, prisma, limas, tabung, kerucut, dan bola (Toybah et al., 2020).
Adapun kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa sekolah dasar pada materi geometri berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Kemendikbud, 2018), pada tabel 2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.6 Kompetensi Dasar Materi Geometri SD Kompetensi Dasar
(Pengetahuan) Kompetensi Dasar (Keterampilan) Kelas I SD
3.6 Mengenal bangun ruang dan datar dengan menggunakan benda konkret
4.6 Mengelompokkan bangun ruang dan datar berdasarkan sifat tertentu dengan menggunakan benda konkret
3.7 Mengidentifikasi bangun datar yang dapat disusun membentuk pola pengubinan
4.7 Menyusun bangun datar untuk membentuk pola pengubinan
Kelas II SD 3.8 Menjelaskan ruas garis
dengan menggunakan model konkret bangun datar dan ruang
4.8 Mengidentifikasi ruas garis dengan menggunakan model konkret bangun datar dan ruang 3.9 Menjelaskan bangun datar
dan ruang berdasarkan ciri- cirinya
4.9 Mengklasifikasi bangun datar dan ruang berdasarkan ciri-cirinya 3.10 Menjelaskan pola barisan
bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau benda konkret
4.10 Memprediksi pola barisan bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau benda konkret
Kelas III SD 3.9 Menjelaskan simetri lipat dan
simetri putar pada bangun datar menggunakan benda konkret
4.9 Mengidentifikasi simetri lipat dan simetri putar pada bangun datar menggunakan benda konkret 3.10 Menjelaskan dan 4.10 Menyajikan dan
Kompetensi Dasar
(Pengetahuan) Kompetensi Dasar (Keterampilan) menentukan keliling bangun
datar
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling bangun datar
3.11 Menjelaskan sudut, jenis sudut (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul), dan satuan pengukuran tidak baku
4.11 Mengidentifikasi jenis sudut, (sudut siku-siku, sudut lancip, dan sudut tumpul), dan satuan pengukuran tidak baku
3.12 Menganalisis berbagai bangun datar berdasarkan sifat- sifat yang dimiliki
4.12 Mengelompokkan berbagai bangun datar berdasarkan sifat-sifat yang dimiliki
Kelas IV SD 3.8 Menganalisis sifat-sifat segi
banyak beraturan dan segi banyak tidak beraturan
4.8 Mengidentifikasi segi banyak beraturan dan segibanyak tidak beraturan
3.9 Menjelaskan dan menentukan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga serta hubungan pangkat dua dengan akar pangkat dua
4.9 Menyelesaikan masalah berkaitan dengan keliling dan luas persegi, persegi panjang, dan segitiga termasuk melibatkan pangkat dua dengan akar pangkat dua
Kelas V SD 3.5 Menjelaskan, dan
menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga
3.6 Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
4.6 Membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
Kelas VI SD 3.5 Menjelaskan taksiran keliling
dan luas lingkaran
4.5 Menaksir keliling dan luas lingkaran serta menggunakannya untuk menyelesaikan masalah 3.6 Membandingkan prisma,
tabung, limas, kerucut, dan bola.
4.6 Mengidentifikasi prisma, tabung, limas, kerucut, dan bola
3.7 Menjelaskan bangun ruang yang merupakan gabungan dari beberapa bangun ruang, serta luas permukaan dan volumenya
4.7 Mengidentifikasi bangun ruang yang merupakan gabungan dari beberapa bangun ruang, serta luas permukaan dan volumenya
Sumber: Kemendikbud, 2018
Berdasarkan Kompetensi Dasar kognitif dan psikomotorik pembelajaran matematika pada materi geometri tersebut, maka dapat dipahami bahwa materi geometri di sekolah dasar diajarkan secara bertahap dari mulai mengenal dan menghitung. Adapun materi pada tiap tahap kelas, sebagai berikut:
a. Materi geometri kelas I sekolah dasar membahas mengenai bentuk- bentuk bangun datar dan bangun ruang;
b. Materi geometri kelas II sekolah dasar membahas mengenai sifat- sifat bangun datar dan bangun ruang;
c. Materi geometri kelas III sekolah dasar hanya membahas mengenai bangun datar yang meliputi: (1) simetri lipat dan putar, (2) keliling, (3) jenis-jenis sudut, dan (4) sifat-sifat bangun datar;
d. Materi geometri kelas IV sekolah dasar juga hanya membahas mengenai bangun datar yang meliputi: (1) sifat-sifat segi banyak beraturan dan tidak beraturan dan (2) keliling dan luas;
e. Materi geometri kelas V sekolah dasar hanya membahas mengenai bangun ruang yang meliputi volume dan jaring-jaring; dan
f. Materi geometri kelas VI sekolah dasar membahas mengenai bangun datar meliputi keliling dan luas lingkaran, sedangkan untuk materi bangun ruang meliputi: (1) luas dan volume gabungan bangun ruang dan (2) membandingkan beberapa bangun ruang.
D. Konsep Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar menurut Eliyanto dan Wibowo (2013) merupakan segala sesuatu yang dialami guru ketika melaksanakan tugasnya di sekolah dengan kurun waktu tertentu. Menurut Berliner dalam (Noh et al., 2020) dan (Zainal et al., 2009) seorang guru dapat dikatakan berpengalaman dalam bidangnya jika memiliki pengalaman mengajar lima tahun atau lebih. Adapun menurut Kim dan Roth dalam (Muthmainnah &
Marsigit, 2018), guru pemula merupakan guru yang memiliki pengalaman mengajar kurang dari lima tahun. Oleh karena itu, konsep pengalaman mengajar guru terbagi menjadi guru berpengalaman dengan guru pemula atau guru belum berpenglaman berdasarkan masa mengajar.
Berdasarkan hal itu, batasan pengalaman mengajar guru dalam mendeskripsikan profil Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) terbagi menjadi guru dengan pengalaman lima tahun atau lebih (guru berpengalaman) dan guru dengan pengalaman mengajar kurang dari lima tahun (guru pemula).
E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini mendeskripsikan alur fokus kajian penelitian yang hendak dilakukan. Fokus kajian penelitian ini mengenai Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) khusus pada pembelajaran matematika materi geometri sekolah dasar yang akan ditinjau dari pengalaman mengajar guru. TPACK tersebut dideskripsikan pada tingkat pemahaman guru mengenai integrasi penggunaan teknologi
dalam mengajarkan materi pembelajaran geometri. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini disederhanakan pada bagan gambar 2.2 sebagai berikut:
Tingkat PemahamanTPACK Geometri
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Guru pengalaman
mengajar ≥ 5 Tahun Guru pengalaman mengajar ˂ 5 Tahun Gambar 2.2 Kerangka Pikir
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif disebut sebagai penelitian naturalistik, hal ini dikarenakan penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai pendekatan kualitatif, karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2018). Sedangkan menurut Gunawan (2017), bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.
Jenis penelitian menurut Sugiyono (2018) dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif. Menurut Rukajat (2018), jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan suatu fenomena secara nyata, realistik, aktual, nyata. Lebih lanjut, Ramdhan (2021) mengemukakan jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian dengan cara untuk menggambarkan hasil dari sebuah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif dalam bentuk deskripsi penelitian yang berupa
gambaran dalam bentuk kata-kata sesuai hasil penemuan data di lokasi penelitian.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian menurut Le Compte dan Schencul dalam (Morissan, 2019) merupakan suatu tempat atau beberapa tempat di mana data akan dikumpulkan. Lebih lanjut, Rukin (2019) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan lokasi fokus penelitian yang akan dilakukan.
Agar penelitian kualitatif mendapatkan hasil yang sesuai dan sempurna maka penelitian kualitatif ini hanya mengambil satu lokasi penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SD Negeri Sungguminasa IV yang beralamat di Jl. Wahidin Sudirohusodo No. 2, Bonto-bontoa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu Maret 2022.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Fitrah dan Luthfiyah (2017) merupakan responden atau informan yang memberikan informasi atau data terkait kajian penelitian. Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif terdapat dua teknik sampling yang biasa digunakan untuk menentukan informan penelitian, yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Dalam penentuan informan, penulis menggunakan teknik purposive sampling dengan mempertimbangkan sumber data yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai objek/situasi yang diteliti.
Berdasarkan hal itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu guru
kelas di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Penentuan informan dalam penelitian ini yaitu guru pemula dengan pengalaman mengajar kurang dari lima tahun dan guru berpengalaman dengan pengalaman mengajar lima tahun atau lebih. Guru pemula dalam penelitian ini diberikan inisial (GP), sedangkan guru berpenglaman diberikan inisial (GB). Adapun informan yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan izin lembaga sekolah dan ketersediaan informan dalam memberikan informasi atau data penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2018), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena memperoleh data merupakan tujuan utama dilakukannya penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun rincian terkait teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara menurut Setyadin dalam (Gunawan, 2017) adalah percakapan yang diarahkan pada suatu topik masalah dengan melakukan proses tanya jawab lisan pada dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Sedangkan menurut Sugiyono (2018), wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) atau
dengan menggunakan telepon. Wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari guru kelas mengenai tingkat pemahaman TPACK guru di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara terstruktur, yaitu pertanyaan-pertanyaan telah termuat dalam pedoman wawancara yang dibuat. Wawancara dilakukan di masing-masing kelas guru pemula dan guru berpengalaman.
2. Observasi
Observasi menurut Arikunto dalam (Gunawan, 2017) merupakan teknik pengumpulan data yang mengadakan penelitian secara teliti dan melakukan pencatatan secara sistematis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati tingkat pemahaman TPACK guru ketika melakukan pembelajaran didalam kelas. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terus terang dan tersamar. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum Peneliti melakukan wawancara.
3. Dokumentasi
Menurut Gunawan (2017), dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dapat berupa surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, dan foto. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dari objek penelitian dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian.