BAB I. PENDAHULUAN
E. Definisi Istilah
Definisi istilah dalam penelitian ini untuk menjelaskan makna yang dimaksud pada masing-masing bagian kata kunci yang termuat dalam judul penelitian. Adapun definisi istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Profil
Profil menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah grafik atau sebuah ikhtisar yang memuat fakta mengenai hal khusus. Oleh karena itu, profil yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pandangan atau deskripsi mengenai fokus penelitian yang akan dikaji berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) merupakan kerangka konseptual pengetahuan dasar bagi guru yang dikembangkan oleh Mishra dan Koehler. TPACK sendiri terdiri dari tiga
komponen pengetahuan inti, yaitu, teknologi, pedagogik, dan konten materi pembelajaran. TPACK yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai tingkat pemahaman guru dalam mengintegrasikan penggunaan teknologi dalam mengajarkan materi geometri.
3. Geometri
Geometri merupakan materi pembelajaran matematika yang terdiri dari geometri datar dan geometri ruang. Oleh karena itu, geometri yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu mengenai materi yang diajarkan oleh guru ketika mengintegrasikannya dengan penggunaan teknologi.
Dalam penelitian ini tidak menentukan muatan materi geometri datar atau geometri ruang yang dikaji, dikarenakan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif, sehingga tergantung pada kondisi objek penelitian ketika mengajarkan materi tersebut.
4. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu masa mengajar. Adapun pembagian pengalaman mengajar pada masa waktu mengajar dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu, guru dengan masa mengajar dibawah lima tahun sebagai guru pemula dan guru dengan masa mengajar lima tahun lebih sebagai guru berpengalaman.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian
Terdapat beberapa tinjauan hasil penelitian terdahulu yang memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang hendak dilakukan, hal tersebut dilakukan untuk melihat novelty riset dari penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan tinjauan hasil penelitian terdahulu tersebut dari literatur yang menurut peneliti mempunyai relevansi dengan judul penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Rafi dan Sabrina (2019) “Pengintegrasian TPACK dalam Pembelajaran Transformasi Geometri SMA untuk Mengembangkan Profesionalitas Guru Matematika”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kajian pustaka.
Sumber kajian dalam penelitian ini yaitu artikel jurnal nasional dan internasional, undang-undang, dan artikel website yang berkaitan dengan tema. Adapun kata kunci sumber kajian yang digunakan yaitu TPACK.pdf, TPACK dalam pembelajaran matematika.pdf, integrating geogebra dengan TPACK.pdf, profesionalitas guru.pdf, penggunaan Geogebra dalam pembelajaran matematika.pdf, dan uji kompetensi guru (UKG). Adapun hasil dalam penelitian ini yaitu pengintegrasian TPACK dapat mengembangkan profesionalitas guru matematika melalui kegiatan workshop penggunaan GeoGebra dalam pembelajaran transformasi geometri SMA. Namun, hasil dalam
penelitian ini masih berupa hasil kajian, sehingga membutuhkan penelitian lebih mendalam mengenai pengintegrasian TPACK dalam pembelajaran transformasi geometri.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada metode penelitian. Metode penelitian ini masih terbatas pada kajian pustaka, sedangkan penelitian yang hendak dilakukan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi detail TPACK guru sekolah dasar, khususnya pada materi geometri.
2. Yuliani, et al. (2021) “Pengaruh Penggunaan Aplikasi Geogebra Berbasis TPACK terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi Bangun Ruang di SMA Negeri 19 Palembang”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian pra-eksperimental design dengan desain one grup pretest postest design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 19 Palembang kelas XII IPA yang berjumlah sebanyak 251 siswa. Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XII IPA 4 sebanyak 33 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes. Analisis data menggunakan statistik uji-t. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi GeoGebra
berbasis TPACK memiliki pengaruh terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun ruang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus penelitian dan metode penelitian. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengaruh penggunaan aplikasi geogebra berbasis TPACK terhadap hasil belajar siswa, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian pre-eksperimental design, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
3. Nurjanah, et al. (2021) “Pengembangan Perangkat Berbasis TPACK pada Materi Garis dan Sudut untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan dengan model 4D. Perangkat yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu RPP dan LKPD berbasis TPACK. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII D MTs Negeri 5 Kota Jambi. Instrumen penelitian menggunakan angket tanggapan peserta didik dan guru, lembar observasi, instrumen penilaian kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik, dan instrumen integrasi TPACK untuk guru.
Analisis data menggunakan numerical rating scale dan path analysis yang diolah menggunakan aplikasi SPSS Statistics 25. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa RPP dan LKPD berbasis TPACK yang dikembangkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus penelitian dan metode penelitian. Fokus dalam penelitian ini mengenai pengembangan RPP dan LKPD berbasis TPACK, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan dengan model 4D, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
4. Turmuzi dan Kurniawan (2021) “Kemampuan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Matematika Ditinjau dari Technological Pedagogical and Content Knowledge ( TPACK ) pada Mata Kuliah Micro Teaching”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram yang menempuh mata kuliah Microteaching sebanyak 20 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan instrumen berupa angket. Analisis data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil rata-rata, modus, median, dan standar deviasi pada angket. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan TPACK mahasiswa mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,89 dengan kategori sedang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru dan jenis penelitiannya menggunakan kualitatif, hanya saja pengumpulan data penelitiannya menggunakan angket. Berikut perbedaan terletak pada subjek kajian penelitiannya yaitu mahasiswa, sedangkan subjek dalam penelitian yang hendak dilakukan yaitu guru.
Mahasiswa sebagai calon guru belum memiliki banyak pengalaman mengajar dibandingkan guru yang telah menggeluti profesinya. Oleh sebab itu, guru memiliki pengalaman mengajar yang jauh lebih baik dibandingkan mahasiswa sebagai calon guru.
5. Indrawati (2021) “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Matematika Melalui TPACK”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi jurnal dan surat kabar mengenai TPACK. Analisis data menggunakan analisis isi hasil dokumen-dokumen yang dikumpulkan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi pembelajaran matematika
yang berbasis TPACK dapat dilakukan dengan meningkatkan kemampuan guru dalam memadukan konten materi, cara mengajar dan teknologi.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus. Fokus dalam penelitian ini mengenai pendeskripsian pengembangan aplikasi pembelajaran matematika berbasis TPACK, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan memfokuskan pada analisis TPACK guru kelas.
6. Lestari (2016) “Analisis Kemampuan Technology Pedagogic Content Knowledge (TPACK) pada Guru Biologi SMA dalam Materi Sistem Saraf”
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Populasi penelitiannya yaitu seluruh guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang dengan jumlah sebanyak 15 sekolah. Sampel dalam penelitiannya bergantung pada kesediaan guru mengisi instrumen penelitian yang berupa angket. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kemampuan TPACK pada guru SMA dalam materi sistem saraf tidak memiliki perbedaan dengan lamanya pengalaman mengajar. Kemampuan perencanaan dan pelaksanaan dari TPACK guru biologi SMA Negeri di Kota Tangerang hanya sebatas penggunaan infokus dan perangkatnya beserta whiteboard, dan spidol
yang diimplementasikan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan metode presentasi di kelas oleh masing-masing kelompok.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus kajian penelitian dan metode penelitian. Fokus penelitiannya mengkaji mengenai TPACK guru Biologi pada materi sistem saraf, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini mengkaji mengenai TPACK guru kelas pada pembelajaran matematika materi geometri. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
7. Nofrion, et al. (2018) “Analisis Technological Pedagogical dan Content Knowledge (TPACK) Guru Geografi di Kabupaten Solok Sumatera Barat”
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitiannya yaitu seluruh guru geografi di Kabupaten Solok. Sampel dalam penelitiannya terdiri menjadi tiga kelompok, kelompok content knowledge berjumlah 16 guru, sampel technology knowledge berjumlah 4 guru, dan sampel pedagogic knowledge juga berjumlah 4 guru. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan lembar observasi. Adapun hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa content knowledge, technology knowledge, dan pedagogic knowledge guru Geografi di Kabupaten Solok berada pada kategori sedang.
Persamaan penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai TPACK guru.
Berikut perbedaanya terletak pada fokus kajian penelitian dan metode penelitian. Fokus penelitiannya mengkaji mengenai TPACK guru geografi pada keseluruhan materi kelas X-XII, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini mengkaji mengenai TPACK guru kelas pada pembelajaran matematika materi geometri. Adapun perbedaan dari segi metode penelitiannya, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Adapun peneliti meringkas jenis penelitian, subjek penelitian, dan fokus beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan pada tabel 2.1 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Novelty Riset Peneliti Jenis
Penelitian
Subjek
Penelitian Fokus
Rafi dan
Sabrina Kajian Pustaka -
Pengintegrasian TPACK dalam Pembelajaran Geometri
SMA Yuliani, et al. Kuantitatif Siswa SMA
Penggunaan aplikasi geogebra berbasis TPACK terhadap hasil
belajar siswa
Peneliti Jenis Penelitian
Subjek
Penelitian Fokus
Nurjanah, et
al. Pengembangan Siswa SMP
pengembangan RPP dan LKPD berbasis
TPACK Turmuzi dan
Kurniawan Kualitatif Mahasiswa
Kemampuan Mengajar Mahasiswa berdasarkan TPACK pada Mata Kuliah Micro
Teaching
Indrawati Kualitatif -
Pendeskripsian pengembangan aplikasi
pembelajaran matematika berbasis
TPACK Lestari Kuantitatif Guru Biologi
SMA
TPACK guru Biologi pada materi sistem
saraf Nofrion, et al. Kuantitatif
Guru Sumber: Olahan Peneliti dari Berbagai Artikel Jurnal, 2022
Berdasarkan persamaan dan perbedaan beberapa penelitian terdahulu tersebut dengan penelitian yang hendak dilakukan mengenai analisis TPACK guru, hal tersebut dilakukan untuk melihat novelty riset atau kebaruan dalam penelitian ini. Adapun kebaruannya belum terdapat penelitian mengenai profil TPACK guru sekolah dasar, khususnya pada materi geometri. Selain itu juga sudah banyak penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif dan pengembangan, sedangkan penelitian yang hendak dilakukan oleh peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan cakupan partisipan yang sedikit, tapi cakupan informasinya lebih detail dan mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini
dilakukan guna melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya mengenai profil TPACK guru.
B. Konsep TPACK 1. Pengertian TPACK
TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) menurut Koehler, Mishra dan, Cain (2013) merupakan bentuk pengetahuan yang terdiri dari tiga komponen inti, yaitu: konten, pedagogik, dan teknologi.
Kerangka TPACK merupakan pengembangan yang dilakukan oleh Mishra dan Koehler berdasarkan kerangka PCK (Pedagogic Content Knowledge) dari Lee Shulman (Susana, 2021). Shulman mengemukakan dalam (Johar dan Hanum, 2021) bahwa PCK merupakan penggabungan pengetahuan mengenai konten materi dengan pengetahuan pedagogik, lebih lanjut Speer dan Wagner (2009) mengemukakan PCK sebagai label yang digunakan untuk menggambarkan apa yang diketahui guru mengenai materi yang menyebabkan kesulitan siswa dan cara mengatasinya.
Yeo (2008) mendefinisikan PCK sebagai pemahaman profesional khusus yang dimiliki guru dalam menggabungkan, mengubah, dan mewakili pengetahuan materi pelajaran dengan cara yang tepat dipahami oleh siswa. Adapun Margiyono dan Mampouw (2011) mengartikan Pedagogic Content Knowledge sebagai hasil dari perpaduan pemahaman materi ajar dan pemahaman cara mendidik yang terpadu menjadi satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang
pengajar. Sedangkan Resbiantoro (2016) mengartikan PCK sebagai pengetahuan tentang materi dan cara mengajarkannya. Carpenter dan Fennema (1998) mengemukakan bahwa PCK juga mencakup penilaian pemahaman siswa dan mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi yang diajarkan. Berdasarkan pemaparan para ahli diatas, maka dapat dipahami bahwa PCK merupakan gabungan dua kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yang meliputi pengetahuan materi yang dimiliki dan pengetahuan mengajarkannya yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
Guru yang menguasai PCK, dapat memiliki pengetahuan mendalam tentang bagaimana menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik secara efektif (Turnuklu dan Yesildere, 2007). Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi tersebut, namun perkembangan teknologi dan informasi pada era globalisasi yang begitu pesat, membuat semua aspek harus mengikuti perkembangan zaman, tidak terkecuali pendidikan. Oleh karena itu, guru sebagai praktisi pendidikan memiliki peran penting dalam mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran.
Koehler menjelaskan dalam (Sintawati dan Indriani, 2019) bahwa Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) mempunyai tiga komponen utama yaitu Technological Knowledge (TK), Content Knowledge (CK), dan Pedagogical Knowledge (PK). Patahuddin, Lowrie, dan Dalgarno (2016) mengemukakan bahwa TPACK
merupakan jenis pengetahuan yang dibutuhkan guru untuk mengajar secara efektif. Lebih lanjut, Susana (2021) mengemukakan bahwa TPACK merupakan komponen dasar yang perlu dikuasai oleh guru agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. Selain kemampuan pedagogik dan penguasaan materi pembelajaran, guru perlu memiliki pengetahuan mengenai teknologi dan penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Koehler, Mishra dan, Cain (2013) tidak terdapat satu cara yang terbaik dalam mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan pembelajaran, namun perlu usaha yang dirancang oleh guru untuk materi-materi tertentu dalam pembelajaran di kelas.
2. Komponen TPACK
Komponen TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) berdasarkan kerangka yang dikemukakan oleh Mishra dan Koehler dalam (Johar dan Hanum, 2021) terbagi menjadi tujuh komponen, yaitu pada tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2 Komponen TPACK
No Komponen Definisi
1 Technological
Kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
3 Content Knowledge (CK)
Kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran.
4
Technological
Content Knowledge (TCK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi guna menyajikan materi pembelajaran.
5 Technological Pedagogical
Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi pada kegiatan belajar mengajar
No Komponen Definisi
Knowledge (TPK) guna mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
6
Pedagogical
Content Knowledge (PCK)
Kemampuan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran menggunakan strategi yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.
7
Technological Pedagogical
Content Knowledge (TPACK)
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mengajarkan materi yang dikuasainya.
Sumber: Johar dan Hanum, 2021
Berdasarkan tabel tersebut, TPACK terbagi menjadi tujuh komponen, diantaranya yaitu: Technological Knowledge (TK), Content Knowledge (CK), Pedagogical Knowledge (PK), Technological Pedagogical Knowledge (TPK), Technological Content Knowledge (TCK), Pedagogical Content Knowledge (PCK), dan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK). Adapun ketujuh komponen TPACK yang dikembangkan oleh Mishra dan Koehler termuat dalam gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Komponen TPACK
3. Indikator TPACK
Terdapat tujuh komponen TPACK dengan indikator masing-masing pada tiap komponen TPACK. Adapun indikator TPACK oleh Titik Suryani et al. (2021), yaitu pada tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Indikator TPACK Suryani et al.
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Knowledge
(TK)
Kemampuan guru dalam
memahami dan dalam urusan administrasi pembelajaran
Kemampuan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Pemahaman dalam penerapan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Pemahaman dalam penerapan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Pemahaman dalam penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar
Content Knowledge
(CK)
Kemampuan guru dalam penguasaan materi
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi guna menyajikan materi pembelajaran.
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological Pedagogical
Knowledge (TPK)
Kemampuan guru dalam menggunakan teknologi pada kegiatan belajar mengajar guna mencapai tujuan pembelajaran
Kemampuan guru dalam mengajarkan materi pembelajaran
menggunakan strategi yang dapat memudahkan siswa memahami materi pembelajaran.
Penggunaan analogi dalam pembelajaran
Memberikan contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari agar materi mudah dimengerti
Kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi pada kegiatan belajar
mengajar guna
mengajarkan materi yang dikuasainya.
Penggunaan media
pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memfasilitasi guru dalam mengajarkan suatu materi Sumber: Titik Suryani, 2021
Adapun indikator TPACK oleh Koh dan Sing (2011), yaitu pada tabel 2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Indikator TPACK Koh dan Sing Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological
Ketrampilan menggunakan komputer
Kemampuan belajar teknologi dengan mudah
Dapat menyelesaikan masalah teknis teknologi sendiri
Mengikuti perkembangan teknologi
Dapat membuat halaman web
Dapat menggunakan media siswa melalui tugas-tugas yang
Komponen
TPACK Definisi Indikator
(PK) kegiatan belajar
Merefleksi kegiatan belajar siswa cukup mengenai materi pembelajaran yang diajarkan
Mampu mengembangkan
pemahaman materi
pembelajaran yang diajarkan jauh lebih dalam tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Dapat menggunakan teknologi yang tepat dalam menyajikan materi pembelajaran
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam mencari informasi pengetahuan
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam merencanakan dan memantau pembelajarannya
Memfasilitasi siswa menggunakan teknologi dalam membangun representasi
Menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dalam
mengajarkan materi
pembelajaran
Membantu siswa memahami materi pembelajaran yang diajarkan
Komponen
TPACK Definisi Indikator
Technological
melaksanakan pembelajaran dalam mengajarkan materi pembelajaran melalui penggunaan perangkat teknologi
Menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menggabungkan konten, teknologi, dan pedagogik dalam pembelajaran di kelas
Dapat mengajarkan orang lain untuk mengoordinasikan penggunaan konten, teknologi, dan pedagogik di sekolah atau di distrik setempat
Sumber: Koh dan Sing, 2011
Berdasarkan indikator TPACK yang dikemukakan oleh Titik Suryani et al. (2021) dan Koh Sing (2011), terdapat sedikit perbedaan pada beberapa komponen TPACK. Suryani menyatakan komponen Technological Knowledge (TK) sebagai kemampuan mengoperasikan teknologi dalam pembelajaran, sedangkan Koh dan Sing menyatakannya sebagai kemampuan mengoperasikan teknologi secara umum. Selain itu, Suryani menyatakan indikator TPACK sebagai penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi yang dapat memfasilitasi guru dalam mengajarkan suatu materi, sedangkan Koh dan Sing menyatakannya bukan hanya penggunaan perangkat teknologi, melainkan metode yang tepat dalam mengajarkan materi menggunakan perangkat teknologi dan kemampuan guru dalam mengajarkannya pada orang-orang disekitarnya. Berdasarkan kedua
indikator tersebut, peneliti memadukannya dalam membuat instrumen pedoman wawancara dan lembar observasi.
4. Pengukuran TPACK
Pengukuran TPACK menurut Rahmadi (2019) merupakan aktivitas penilaian tingkat penguasaan TPACK yang dilakukan menggunakan TPACK framework. Mishra dan Koehler mengemukakan dalam (Rahmadi, 2019) pengukuran TPACK dilakukan guna melihat tingkat penguasaan seorang guru mengintegrasikan pengetahuannya dengan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Mishra dan Koehler dalam (Rahmadi, 2019) mengemukakan bahwa terdapat tiga manfaat pengukuran TPACK, diantaranya sebagai berikut:
a. Profil penguasaan TPACK yang mendeskripsikan mengenai tingkat penguasaan guru;
b. Refleksi dalam penyelenggaraan pendidikan bagi calon guru maupun guru; dan
c. Dampak intervensi pembelajaran mengenai integrasi teknologi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Pengukuran TPACK dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Rahmadi, 2019). Terdapat lima cara pada umumnya untuk mengukur TPACK guru menurut Koehler, Shin, dan Mishra dalam buku (Ronau et al., 2012), diantaranya yaitu:
(1) self report-measure; (2) open-ended questionnaire; (3) performance
assessment; (4) interviews; dan (5) observations. Menurut Rahmadi (2019), teknik pengukuran dapat digunakan salah satu atau menggabungkan masing-masing teknik sesuai jenis penelitian yang menjadi pemilihan dalam menggunakan teknik pengumpulan data.
Terdapat indikator yang dikemukakan oleh Lyublinskaya dan Schilis (2022) untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman TPACK guru terdiri dari lima tingkat yaitu pada tabel 2.5 sebagai berikut:
Tabel 2.5 Indikator tingkat pemahaman TPACK Guru Indikator Tingkat
Pemahaman TPACK
Definisi
Recognizing
Pada tingkat ini guru menggunakan teknologi dalam pembelajaran untuk motivasi saja, bukan untuk pengembangan materi pembelajaran.
Accepting
Pada tingkat ini guru menggunakan teknologi untuk pengembangan materi pembelajaran sebagai bagian dari instruksi langsung.
Adapting
Pada tingkat ini guru menyesuaikan teknologi pembelajaran yang digunakan dengan materi yang diajarkan untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan mendukung pengembangan materi pembelajaran.
Exploring
Pada tingkat ini guru bukan lagi pengguna utama teknologi dalam hal pengembangan materi pembelajaran, akan tetapi siswa yang dituntut berperan penting dalam mengembangkan materi pembelajaran menggunakan teknologi.
Advancing
Pada tingkat ini guru mengajarkan materi dengan teknologi yang berfokus pada pengembangan pemahaman konseptual yang lebih dalam mengenai materi pembelajaran.
Sumber: Lyublinskaya dan Schilis, 2022
Menurut Lyublinskaya dan Schilis (2022) pada tahap recognizing
Menurut Lyublinskaya dan Schilis (2022) pada tahap recognizing