• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dalam penelitian ini mendeskripsikan alur fokus kajian penelitian yang hendak dilakukan. Fokus kajian penelitian ini mengenai Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) khusus pada pembelajaran matematika materi geometri sekolah dasar yang akan ditinjau dari pengalaman mengajar guru. TPACK tersebut dideskripsikan pada tingkat pemahaman guru mengenai integrasi penggunaan teknologi

dalam mengajarkan materi pembelajaran geometri. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini disederhanakan pada bagan gambar 2.2 sebagai berikut:

Tingkat PemahamanTPACK Geometri

Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK)

Guru pengalaman

mengajar ≥ 5 Tahun Guru pengalaman mengajar ˂ 5 Tahun Gambar 2.2 Kerangka Pikir

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif disebut sebagai penelitian naturalistik, hal ini dikarenakan penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga sebagai pendekatan kualitatif, karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2018). Sedangkan menurut Gunawan (2017), bahwa penelitian dengan pendekatan kualitatif menekankan pada analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.

Jenis penelitian menurut Sugiyono (2018) dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan dan tingkat kealamiahan (natural setting) objek yang diteliti. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis penelitian deskriptif. Menurut Rukajat (2018), jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan suatu fenomena secara nyata, realistik, aktual, nyata. Lebih lanjut, Ramdhan (2021) mengemukakan jenis penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian dengan cara untuk menggambarkan hasil dari sebuah penelitian. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk memperoleh data yang bersifat kualitatif dalam bentuk deskripsi penelitian yang berupa

gambaran dalam bentuk kata-kata sesuai hasil penemuan data di lokasi penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian menurut Le Compte dan Schencul dalam (Morissan, 2019) merupakan suatu tempat atau beberapa tempat di mana data akan dikumpulkan. Lebih lanjut, Rukin (2019) mengemukakan bahwa lokasi penelitian merupakan lokasi fokus penelitian yang akan dilakukan.

Agar penelitian kualitatif mendapatkan hasil yang sesuai dan sempurna maka penelitian kualitatif ini hanya mengambil satu lokasi penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi di SD Negeri Sungguminasa IV yang beralamat di Jl. Wahidin Sudirohusodo No. 2, Bonto-bontoa, Kec. Somba Opu, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu Maret 2022.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Fitrah dan Luthfiyah (2017) merupakan responden atau informan yang memberikan informasi atau data terkait kajian penelitian. Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif terdapat dua teknik sampling yang biasa digunakan untuk menentukan informan penelitian, yaitu purposive sampling dan snowball sampling. Dalam penentuan informan, penulis menggunakan teknik purposive sampling dengan mempertimbangkan sumber data yang dianggap memiliki pengetahuan mengenai objek/situasi yang diteliti.

Berdasarkan hal itu, yang menjadi informan dalam penelitian ini yaitu guru

kelas di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Penentuan informan dalam penelitian ini yaitu guru pemula dengan pengalaman mengajar kurang dari lima tahun dan guru berpengalaman dengan pengalaman mengajar lima tahun atau lebih. Guru pemula dalam penelitian ini diberikan inisial (GP), sedangkan guru berpenglaman diberikan inisial (GB). Adapun informan yang dipilih dalam penelitian ini berdasarkan izin lembaga sekolah dan ketersediaan informan dalam memberikan informasi atau data penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Menurut Sugiyono (2018), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena memperoleh data merupakan tujuan utama dilakukannya penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Adapun rincian terkait teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara menurut Setyadin dalam (Gunawan, 2017) adalah percakapan yang diarahkan pada suatu topik masalah dengan melakukan proses tanya jawab lisan pada dua orang atau lebih berhadapan secara fisik. Sedangkan menurut Sugiyono (2018), wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) atau

dengan menggunakan telepon. Wawancara digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dari guru kelas mengenai tingkat pemahaman TPACK guru di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara terstruktur, yaitu pertanyaan-pertanyaan telah termuat dalam pedoman wawancara yang dibuat. Wawancara dilakukan di masing-masing kelas guru pemula dan guru berpengalaman.

2. Observasi

Observasi menurut Arikunto dalam (Gunawan, 2017) merupakan teknik pengumpulan data yang mengadakan penelitian secara teliti dan melakukan pencatatan secara sistematis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati tingkat pemahaman TPACK guru ketika melakukan pembelajaran didalam kelas. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi terus terang dan tersamar. Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum Peneliti melakukan wawancara.

3. Dokumentasi

Menurut Gunawan (2017), dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dapat berupa surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, dan foto. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dari objek penelitian dan dokumentasi pelaksanaan kegiatan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2019) yaitu peneliti itu sendiri yang merupakan alat utama dalam penelitian kualitatif.

Oleh karena itu, peneliti berperan sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Sugiyono (2019) mengemukakan bahwa, jika fokus penelitian jelas, maka memungkinkan untuk mengembangkan instrumen sederhana sebagai alat bantu pengumpulan data. Peneliti memadukan indikator TPACK yang dikemukakan oleh (Koh & Sing, 2011) dan (Suryani et al., 2021) untuk menghasilkan indikator TPACK yang digunakan dalam mengembangkan instrumen penelitian. Adapun indikator TPACK yang digunakan dalam penelitian ini pada tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Indikator TPACK

Fokus Kajian Indikator

Technological Pedagogical Content Knowledge

(TPACK)

 Dapat menggunakan aplikasi komputer dalam pembelajaran.

 Dapat menggunakan Learning Management System (LMS)

 Dapat berkomunikasi dengan siswa terkait pembelajaran menggunakan media sosial.

 Dapat menggunakan aplikasi microsoft word, dan microsoft powerpoint untuk membuat gambar geometri datar dan geometri ruang.

 Dapat menggunakan aplikasi khusus matematika materi geometri.

 Melaksanakan pembelajaran materi geometri datar dan geometri ruang menggunakan perangkat teknologi.

 Menerapkan metode pembelajaran yang dapat menggabungkan penguasaan materi, teknologi, dan pedagogik dalam pembelajaran.

Sumber: Olahan Peneliti 2022

Berdasarkan indikator TPACK tersebut, Peneliti mengembangkan instrumen pendukung penelitian berupa pedoman wawancara dan lembar observasi. Adapun rincian pedoman wawancara dan lembar observasi sebagai instrumen dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan semistruktur dengan item sebanyak 14 pertanyaan. Pedoman wawancara tersebut digunakan hanya sebagai panduan, pertanyaan dapat bertambah atau berubah tergantung situasi dan kondisi di lapangan. Adapun pedoman wawancara dalam penelitian ini, telah Peneliti lampirkan pada lampiran 4.

2. Lembar observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini memuat item sebanyak 14 aspek yang diamati dari tiap indikator pada komponen TPACK. Adapun lembar observasi dalam penelitian ini, telah Peneliti lampirkan pada lampiran 5.

Pedoman wawancara dan lembar observasi yang dibuat sebagai instrumen dalam penelitian ini, telah divalidasi oleh dua dosen ahli dalam bidangnya, yaitu: (dosen pendidikan matematika) dan (dosen penelitian dan evaluasi pendidikan). Hasil validasi pedoman wawancara telah Peneliti lampirkan pada lampiran 6 dan hasil validasi lembar observasi telah Peneliti lampirkan pada lampiran 7.

F. Teknik Analisis Data

Gunawan (2017) mengemukakan bahwa, teknik pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya tidak dapat dipisahkan. Miles, Huberman, dan Saldana (2014) mengemukakan tiga tahapan dalam analisis data penelitian kualitatif yaitu: (1) kondensasi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Adapun pengertiannya secara ringkas sebagai berikut:

1. Kondensasi Data

Kondensasi data merupakan proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, pengabstraksian, atau transformasi data yang telah termuat dalam catatan lapangan secara tertulis, transkrip wawancara, dokumen-dokumen, dan bahan empiris lainnya.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi yang kompleks dalam suatu bentuk yang sistematis, menjadi sederhana dan selektif, serta dapat dipahami maknanya.

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap penarikan data yang dilakukan secara terus menerus baik selama penyajian dan pengumpulan data maupun sesudah penyajian dan pengumpulan data penelitian.

Adapun analisis data kualitatif model Miles, Huberman, dan Saldana yang disederhanakan pada bagan gambar 3.1 sebagai berikut:

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengujian keabsahan data dapat dilakukan dengan empat kriteria pemeriksaan, yaitu: derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) (Gunawan, 2017). Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (credibility). Adapun Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa terdapat enam uji derajat kepercayaan dalam penelitian kualitatif, diantaranya yaitu: (1) perpanjang pengamatan; (2) peningkatan ketekunan; (3) triangulasi; (4) diskusi dengan teman sejawat; (5) analisis kasus negatif; dan (6) member check.

Berdasarkan hal itu, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dalam melakukan derajat kepercayaan guna menguji keabsahan data.

Gambar 3.1 Analisis data model Miles, Huberman, Saldana Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Kondensasi Data

Penarikan Kesimpulan

Denzin membedakan empat macam triangulasi, yaitu triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi peneliti, dan triangulasi teoritik (Gunawan, 2017). Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu triangulasi metode dan triangulasi teoritik. Menurut Gunawan (2017), triangulasi metode menggunakan strategi pengecekan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan triangulasi teoritik yaitu hasil dari penelitian dibandingkan dengan teori, yang dinamakan penjelasan banding.

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Karakteristik Objek Penelitian 1. Deskripsi Geografis

SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa bertempat di Jl.

DR. Wahidin Sudirohusodo No. 2, Bonto Bontoa, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, dengan kode pos 92111. SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa berada pada titik kordinat garis lintang -5.2072983 dan garis bujur 119.4571517. SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pertama kali beroperasi pada tanggal 01 Januari 1910 dengan status sekolah negeri dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa terakreditasi B dengan nomor SK 106/SK/BAP-SM/X/2015 pada tanggal 31 Oktober 2015. SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa menggunakan kurikulum 2013.

2. Deskripsi Kelembagaan

a. Visi SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa

Mewujudkan sekolah berbasis lingkungan sehat ramah anak unggul dalam prestasi berlandaskan IPTEK dan IMTAQ.

b. Misi SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa 1) Menanamkan jiwa kompetisi yang tinggi;

2) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan melalui SKTB;

3) Mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan minat, bakat, dan potensi peserta didik;

4) Menanamkan iman dan taqwa melalui pengamalan ajaran agama;

5) Membina kemandirian melalui pembiasaan dan pengembangan diri yang berkarakter;

6) Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah, orang tua peserta didik, dan lembaga yang terkait;

7) Mengalang peran serta masyarakat;

8) Melaksanakan pembinaan mutu guru secara kontinyu;

9) Menerapkan pembelajaran berbasis IT; dan 10) Melaksanakan pembinaan keagamaan.

c. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Data pendidik dan tenaga pendidikan SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

No Nama Pendidikan Jabatan

1 Johoriah, S.Pd. S1 Kepala Sekolah

2 Hj. Mahluki, S.Pd. S1 Guru Kelas 1A

3 St. Nur Alma Putri, S.Pd. S1 Guru Kelas 1B

4 Nismayanti, S.Pd. S1 Guru Kelas 2A

5 Rasni Rasyid, S.Pd. S1 Guru Kelas 2B 6 Nadiya Maharani, S.Pd. S1 Guru Kelas 2C

7 Jumriani, S.Pd. S1 Guru Kelas 3A

8 Nurlis Syamsi, S.Pd. S1 Guru Kelas 3B

9 Hanurawati, S.Pd. S1 Guru Kelas 4A

10 Srigawati Aggas, S.Pd. S1 Guru Kelas 4B

11 Asniati, S.Pd. S1 Guru Kelas 5A

13 Muh. Agus, S.Pd. S1 Guru Kelas 5B

Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Sumber: Dokumen tata usaha SD Negeri Sungguminasa IV

Berdasarkan dokumen tata usaha SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa, data pendidik dan tenaga kependidikan berjumlah 18 yang terdiri dari Kepala Sekolah, guru kelas berjumlah 13, guru mata pelajaran agama Islam berjumlah 1, operator sekolah, bujang sekolah, dan satpol berjumlah 1.

d. Data Rombongan Belajar

Data rombongan belajar SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa, merupakan kelompok peserta didik yang terdaftar pada satuan kelas dalam satu satuan pendidikan. Berikut data rombongan belajar di SD Negeri Sungguminasa IV Kabupaten Gowa pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar

No Nama

Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar

No Nama

Rombel

Jumlah Siswa

Wali Kelas L P Jumlah

13 Kelas 6B 12 14 26 Nurliah, S.Pd.

Sumber: Dokumen tata usaha SD Negeri Sungguminasa IV

Jumlah laki-laki sebanyak 166 dan jumlah perempuan sebanyak 172 dengan jumlah total keseluruhan sebanyak 338 siswa.

B. Paparan Dimensi Penelitian

Paparan dimensi dalam penelitian ini yaitu pendeskripsian pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru SD Negeri Sungguminasa IV pada Materi Geometri, yang ditinjau dari pengalaman mengajar guru. Paparan dimensi dalam penelitian ini mendeskripsikan hasil observasi dan wawancara, hasil tersebut bukan berisi hasil dari pemikiran peneliti, melainkan berdasarkan apa yang terjadi di lapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh informan penelitian.

Terdapat dua subjek dalam penelitian ini yang terdiri dari guru pemula dengan pengalaman mengajar dibawah lima tahun dan guru berpengalaman dengan pengalaman mengajar lima tahun lebih. Subjek guru pemula dalam penelitian ini diberikan inisial GP yang memiliki pengalaman mengajar di SD Negeri Sungguminasa IV selama satu tahun, sedangkan yang menjadi subjek guru berpengalaman dalam penelitian ini diberikan inisial GB yang memiliki pengalaman mengajar di SD Negeri Sungguminasa IV selama delapan tahun. Paparan dimensi dalam penelitian ini mendekripsikan masing-masing pemahamanTechnological

Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru pemula (GP) dan guru berpengalaman (GB) mengenai integrasi penggunaan teknologi dalam mengajarkan materi geometri. Adapun paparan dimensi dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman TPACK guru pemula (GP)

Dalam mendeskripsikan pemahaman Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) guru pemula, dipaparkan pada masing-masing Indikator sebagai berikut:

a. Penggunaan aplikasi komputer dalam pembelajaran

Subjek GP nampaknya mahir dalam mengoperasikan aplikasi komputer berupa microsoft office yang biasa digunakan dalam keperluan pembelajaran, yaitu microsoft word, microsoft excel, dan microsoft powerpoint. Hasil observasi menunjukkan subjek GP ketika di ruang guru mampu mengoperasikan ketiga aplikasi komputer microsoft office tersebut. Subjek GP menggunakan aplikasi komputer microsoft office berupa microsoft word untuk keperluan rancangan pembelajaran. Subjek GP menggunakan aplikasi komputer tersebut untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran seperti media gambar yang dicetak sebagai bahan ajar. Temuan pada hasil observasi ini diperkuat dengan pernyataan subjek GP pada saat wawancara. Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP:

P : Apa jenis aplikasi komputer word, excel, maupun powerpoint yang Bapak mahir mengoperasikannya?

GP : Alhamdulillah, ketiga-tiganya saya bisa mengoperasikannya.

(microsoft word, excel, powerpoint).

P : Untuk keperluan apa saja Bapak menggunakan microsoft word dalam pembelajaran?

GP : Media cetak, dituangkan dalam media cetak. Ya RPP materi media ajar, bahan ajar, lebih tepatnya untuk pembuatan bahan ajar.

Subjek GP menggunakan microsoft word untuk keperluan rancangan pembelajaran, sedangkan microsoft excel digunakan untuk keperluan evaluasi pembelajaran dalam melakukan pengimputan nilai hasil belajar siswa. Hal tersebut berdasarkan pernyataan subjek GP pada saat wawancara. Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP:

P : Untuk keperluan apa saja Bapak menggunakan microsoft excel dalam pembelajaran?

GP : Kalau excel setiap ada data-data dalam bentuk nilai-nilai yang mau di input ah itu saya pakai excel...

P : Apa penggunaan microsoft excel dalam pembelajaran hanya untuk keperluan evaluasi pengimputan nilai siswa?

GP : Iya, hanya untuk evaluasi saja saya gunakan pak.

Subjek GP nampaknya hanya menggunakan dua aplikasi komputer microsoft office word dan excel untuk keperluan pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa subjek GP tidak menggunakan microsoft powerpoint dalam pembelajaran, melainkan hanya menggunakan aplikasi komputer microsoft office word dan excel. Adapun sekolah menyediakan fasilitas pembelajaran teknologi berupa proyektor, akan tetapi untuk saat ini proyektor sekolah dalam keadaan rusak sehingga tidak dapat digunakan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, subjek GP tidak memanfaatkan microsoft powerpoint

dalam pembelajaran meski mampu dalam mengoperasikannya.

Temuan pada hasil observasi ini diperkuat dengan pernyataan subjek GP pada saat wawancara. Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP:

P : Kalau microsoft office lainnya seperti powerpoint?

GP : Kalau powerpoint itu kami kekurangan lcd proyektor, tidak ada lcd memang disini, jadi ya kami tidak gunakan itu powerpoint untuk pembelajaran.

Subjek GP nyatanya tidak memanfaatkan aplikasi komputer microsoft office ketika proses kegiatan pembelajaran, namun hanya digunakan untuk keperluan rancangan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Berdasarkan hal itu, maka tidak terdapat aplikasi komputer yang digunakan subjek GP ketika proses pembelajaran berlangsung.

b. Penggunaan Learning Management System (LMS)

Subjek GP nampaknya menggunakan blended learning ketika proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi ketika kegiatan pembelajaran di kelas, subjek GP mengajar secara luring dan daring. Terdapat beberapa siswa yang diajarkan secara daring karena belum melakukan vaksinasi covid-19. Subjek GP

nampaknya mengajar secara daring menggunakan Learning Management System (LMS) berupa google classroom dengan berbantuan whatsapp grup yang digunakan untuk mengirim materi dan tugas. Berdasarkan hasil observasi, subjek GP menggunakan google classroom dan whatsapp grup untuk mengirim materi dan

tugas pembelajaran. Adapun hasil screenshot ketika subjek GP

mengirim materi dan tugas pembelajaran secara daring melalui google classroom dan whatsapp grup pada gambar 4.1 dan gambar 4.2 sebagai berikut:

Subjek GP nampaknya menggunakan LMS berupa google classroom secara bergantian dengan berbantuan whatsapp grup untuk mengirim materi dan tugas pembelajaran. Temuan pada hasil observasi ini diperkuat dengan pernyataan subjek GP pada saat wawancara. Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP:

P : Apa jenis Learning Management System (LMS) yang Bapak biasa gunakan dalam pembelajaran?

GP : Kalau yang sering saya gunakan itu ada dua ya, whatspap sama e.. google classroom. Itu yang dua saya gunakan, Gambar 4.2 Menggunakan whatsapp dalam pembelajaran Gambar 4.1 Menggunakan google classroom dalam pembelajaran

biasanya kalau mau mengirim materi saya masukan ke dalam google classroom tapi biasa terkendala di jaringan ataupun aplikasi biasa eror jadi saya gunakan secara gantian ya, kalau classroom tidak bisa itu digunakan ya, menggunakan aplikasi whatsaap.

P : Mengapa Bapak lebih memilih menggunakan LMS google classroom dan whatsapp grup?

GP : Kenapa saya gunakan itu, karena e komunikasi dengan siswa lebih mudah ya, nah kalau bagi saya google classroom mudah karena setelah kita mengirim materi di google classroom itu semua siswa dapat membacanya ya, tanpa ada yang... ah itu juga ada biasa notifikasinya maksud di hp nya semua. Jadi itu lebih mudah dilihat ternyata ada materi jam ini, ada materi masuk tugas dan lain-lain sebagainya. Lebih mudah di akses, meskipun biasanya terkendala di jaringan ya. Kalau menggunakan WA sebagai alternatif, karena google classroom juga tidak selamanya bisa kita akses karena termaksud juga harus menggunakan jaringan yang bagus ya, sinyal yang kuat, kalau whatsapp meskipun tidak terlalu kuat, tetap kita bisa mengirim meski dalam bentuk foto atau kita melalui via chat, jadi tergantung penggunaan dan situasinya.

Subjek GP nampaknya menggunakan aplikasi tersebut secara bergantian tergantung pada kualitas jaringan internet dan juga merupakan jenis LMS yang mudah untuk dapat dioperasikan oleh siswa. Subjek GP meski menggunakan LMS tersebut, namun belum memaksimalkan dengan baik fitur-fitur yang tersedia di google classroom dan whatsapp grup seperti voice note dalam menjelaskan materi dan video pembelajaran yang dapat diakses.

c. Penggunaan media sosial untuk komunikasi dengan siswa terkait pembelajaran

Subjek GP nampaknya memiliki banyak media sosial yang digunakannya dalam berkomunikasi. Hasil observasi menunjukkan bahwa terdapat banyak media sosial subjek GP pada handphone

yang digunakannya, yaitu: whatsapp, instagram, facebook, youtube, mesengger, telegram, dan tiktok. Temuan pada hasil observasi ini diperkuat dengan pernyataan subjek GP pada saat wawancara.

Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP: P : Apa saja media sosial yang Bapak gunakan?

GP : Kalau media sosial itu ada whatsaap, instagram, facebook, e...

youtube, mesengger, telegram. Hampir tiap hari itu di akses hahaha, tiktok ada pak ada hahahaha, termaksud tiktok.

Subjek GP nampaknya menggunakan banyak media sosial, akan tetapi hasil observasi menunjukkan bahwa yang digunakan subjek GP untuk media komunikasi dengan siswa maupun orangtua siswa yaitu whatsapp dan termaksud salah satu media sosial yang paling sering digunakannya. Temuan pada hasil observasi ini diperkuat dengan pernyataan subjek GP pada saat wawancara.

Berikut kutipan wawancara dengan subjek GP:

P : Diantara banyaknya media sosial tersebut, aplikasi apa Bapak gunakan untuk komunikasi terkait pembelajaran?

GP : Kalau media sosial itu whatsapp, whatsapp saja baik itu japri, ataupun biasa juga menelpon nomor, telepon seluler.

Walaupun biasanya kita tidak ada datanya atau kuotanya bisa langsung telepon seluler.

P : Mengapa whatsapp yang Bapak gunakan dalam berkomunikasi dengan siswa terkait pembelajaran?

GP : Karena, hampir semua ya yang menggunakan hp android itu baik orang tua atau siswa itu dia sudah mahir menggunakan whatsapp ya, jadi saya rasa itu aplikasi yang baik untuk komunikasi dengan siswa. sudah bersahabat, sudah dikuasai ya lebih sering juga digunakan jadi kami menggunakan aplikasi itu untuk berkomunikasi.

Subjek GP menggunakan whatsapp dalam berkomunikasi dengan siswa maupun orangtua siswa terkait pembelajaran karena

termaksud mudah dioperasikan. Aplikasi tersebut juga digunakan karena siswa maupun orangtua siswa sudah terbiasa menggunakan whatsapp sebagai media sosial dalam berkomunikasi. Selain melalui whatsapp, subjek GP juga nampaknya menggunakan telepon seluler sebagai alternatif komunikasi dengan siswa maupun orangtua siswa jika tidak memiliki kuota internet.

termaksud mudah dioperasikan. Aplikasi tersebut juga digunakan karena siswa maupun orangtua siswa sudah terbiasa menggunakan whatsapp sebagai media sosial dalam berkomunikasi. Selain melalui whatsapp, subjek GP juga nampaknya menggunakan telepon seluler sebagai alternatif komunikasi dengan siswa maupun orangtua siswa jika tidak memiliki kuota internet.

Dokumen terkait