• Tidak ada hasil yang ditemukan

MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyarataan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S,Sos)

Oleh:

Irma Roudlotus Shofia 1112113000009

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2019

(2)

ii

MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyarata memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua Sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentua yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 6 Februari 2019

Irma Roudlotus Shofia

(3)

iii

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Irma Roudlotus Shofia

NIM : 1112113000009

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul

MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017

dan telah memenuhi persyaratan untuk diuji

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ahmad Alfajri, MA NIP.-

Tangerang Selatan, 7 Februari 2019 Menyetujui,

Pembimbing,

Febri Dirgantara Hasibuan, M.M.

NIP.-

(4)

iv oleh

Irma Roudlotus Shofia 1112113000009

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Maret 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, M.A Eva Mushoffa, MHSPS

NIP- NIP-

Penguji I, Penguji II,

Robi Sugara, M.Sc M. Adian Firnas, M.Si

NIP- NIP-

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada 8 Maret 2019

Ketua Program Studi,

Ahmad Alfajri, M.A NIP-

(5)

v

memperkuat hubungan bilateral dengan Armenia dan kepentinngan nasional Uni Eropa. Untuk menjelaskannya digunakan teori konsep multi track diplomacy, kerjasama internasional dan kepentingan nasional. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan dengan pengumpulan data studi pustaka. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan metode analitis deskriptif. Penelitian ini menemukan bahwa hubungan bilateral antara Uni Eropa dan Armenia mengalami penguatan sesuai dengan empat indikator hubungan, yaitu: extend of cooperation, shared result, knowledge and mutual understanding. Hasil penelitian ini yang kemudian disesuaikan dengan indikator tersebut, maka dapat disimpulkan hubungan Uni Eropa dengan Armenia mengalami penguatan

Kata kunci : Multi track diplomacy, penguatan hubungan, Armenia, Uni Eropa

(6)

vi

Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi ini tentu tidak akan selesai tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua, kakak, adik yang telah memberikan dukungan penuh dari awal hingga akhir penulisan

2. Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, M.M selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pemikirannya selama membantu penulis menyelesaikan skripsi

3. Bapak Ahmad Alfajri, M.A selaku ketua Program Studi Hubungan Internasional yang telah memotivasi penulis hingga selesai penulisan 4. Jajaran dosen dan staf Program Studi Hubungan Internasional, atas segala

upaya dalam membantu penulis dari awal perkuliahan

5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

Dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka penulis menyadari mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menulis lebih baik lagi dikemudian hari.

Penulis

(7)

vii

DAFTAR SINGKATAN ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pernyataan Masalah ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.4 Tinjauan Pustaka ... 6

1.5 Kerangka Pemikiran ... 11

1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional ... 11

1.5.2 Kepentingan Nasional ... 14

1.5.3 Multi Track Diplomacy ... 17

1.6 Metodologi Penelitian ... 20

1.7 Sistematika Penulisan ... 22

BAB II HUBUNGAN BILATERAL UNI EROPA DAN ARMENIA PRA CEPA 2.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik ... 24

2.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi ... 28

2.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Pendidikan dan Riset ... 33

(8)

viii

3.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi ... 42 3.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Pendidikan dan Riset. ... 45

BAB IV

ANALISA MULTI TRACK DIPLOMACY UNI EROPA DALAM MEMPERKUAT HUBUNGAN TERHADAP ARMENIA TAHUN 2015-2017

4.1 Implementasi Multi-Track Diplomacy terhadap Armenia dalam Bidang Politik ... 49 4.2 Implementasi Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam Bidang Bisnis ... 59 4.3 Implementasi Multi Track Diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam Bidang Pendidikan dan Riset ... 67

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ... 73 5.2 Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA ... 74

(9)

ix

………... 32

Tabel III.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012- 2015……….... 44 Tabel IV.B.1 Jumlah komoditi perdagangan Uni Eropa-Armenia 2014-

2017………. 61

Tabel IV.2.2 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012- 2017 ……… ……….. 66

(10)

x

(11)

xi AA : Association Agreement

CEPA : Comprehensive and Enhanced Partnership Agreement

DCFTA : Deep and Comperehensive Agreement Free Trade Area

EaP : Eastern Partnership

EEAS : European External Action Service

EEU : Eurasian Economic Union

ENP : European Neighbourhood Policy

UE : Uni Eropa

HAM : Hak Asasi Manusia

IMTD : Institute for Multi-Track Diplomacy

NGO : Non Governmental Organization

PCA : Partnership Cooperation Agreement

SMEs : Small and Medium Entreprise

(12)

1

Hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia sudah terjalin sejak 1999 dan sudah melakukan kerjasama dalam berbagai bidang dimulai dari Partnership Cooperation Agreement (PCA). Pada 2004 dibentuklah European Neighbourhood Policy (ENP) yang beranggotakan negara tetangga Eropa yang berada di kawasan Eropa bagian timur dan Asia barat daya (Armenia, Georgia, dan Azerbaijan). (EEAS, 2016) Terbentuknya ENP bertujuan untuk melakukan integrasi politik dan ekonomi agar lebih dekat dengan Uni Eropa melalui dukungan dan bantuan keuangan. (James, 2006)

Setelah terbentuknya ENP, Uni Eropa (UE) menginisiasi adanya peningkatan hubungan bilateral melalui Deep and Comperehensive Agreement Free Trade Area (DCFTA), maka dimulailah negosiasi DCFTA sejak 2012. (Giragosian, 2016) Kemudian pembatalan tersebut dilakukan pada 3 September 2013 yang mengakibatkan hubungan UE dan Armenia memasuki tahap freeze. DCFTA merupakan salah satu perjanjian bagian dari Association Agreement (AA) yang bertujuan untuk memperkuat kondisi ekonomi Armenia dalam perdagangan dan investasi dengan Uni Eropa.

(admin, European Trade, 2013) Setelah melalui proses selama 15 bulan,

(13)

secara resmi Armenia memutuskan hubungan kerjasama dengan Uni Eropa pada 4 Desember 2014. (Vahram Ter-Matevosyan, 2017)

Pembatalan perjanjian tersebut karena Armenia telah menyetujui perjanjian ekonomi yang diprakarsai oleh Rusia yang tergabung dalam Eurasian Economic Union (EEU) satu minggu setelah memutuskan menghentikan perjanjian DCFTA pada 2013. Forum Ekonomi tersebut beranggotakan Rusia, Belarusia, Kazakhstan, dan Kirghizistan. Armenia secara mendadak merubah alur perjanjian ekonominya yang awalnya lebih merapat ke Uni Eropa kembali putar balik ke Rusia. (Vielmini, 2013)

Setelah penolakan yang dilakukan oleh Armenia pada 2013, dua tahun kemudian Uni Eropa melakukan kunjungan ke Armenia setelah forum Eastern Partnership (EaP) berlangsung di Riga, Latvia pada 21 Mei 2015.

Lima bulan kemudian, tepatnya pada 12 Oktober 2015, Dewan Uni Eropa memberikan wewenangnya kepada Komisi dan Perwakilan Tertinggi Uni Eropa untuk membuka negosiasi tentang perjanjian baru dan mengikat secara hukum dengan Armenia. (Council E. , 2017)

Pada 24 November 2017 Uni Eropa dan Armenia sepakat untuk menandatangi Comprehensive and Enhanced Partnership Agreement (CEPA). Perjanjian yang diresmikan di Yerevan oleh F. Mogherini (High Representative/ Wakil Presiden) dan E. Nabaldian (Menteri Luar Negeri Armenia) sebagai representasi dari Donald Tusk (European Council) dan Serzh Sargsyan (Presiden Armenia). CEPA ini merupakan bentuk perjanjian baru dari Deep Agreement and Comprehensive Free Trade Area (DCFTA)

(14)

yang sempat dibatalkan oleh Armenia pada Mei 2013. CEPA yang telah disepakati tersebut bersikan: terbukanya lapangan pekerjaan, terbukanya kesempatan bisnis, adanya beberapa aturan hukum yang lebih fair, adanya nilai yang meningkat dalam keuangan (penghapusan pajak), adanya peningkatan kualitas keamanan, peningkatan dalam kebersihan lingkungan, terbukanya kesempatan pendidikan dan penelitian, serta penguatan demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM). (Partnership, 2017)

Dalam mempererat hubungan bilateral ini Uni Eropa mengedepankan penggunaan soft diplomacy demi kepentingan nasional yang akan dicapai.

Uni Eropa ingin memperkuat keberadaannya terhadap negara South Caucasus (Armenia, Azerbaijan dan Georgia). Uni Eropa melalui European Neighbourhood Partnership (ENP) juga melakukan hubungan diplomasi terhadap Armenia. Pada pertemuan ENP di Riga yang diadakan pada Mei 2015, salah satu poin penting dalam hasil pertemuan tersebut adalah adanya rekonsiliasi hubungan Uni Eropa terhadap Armenia.

Hubungan keduanya sudah terjalin dengan baik sejak disepakati PCA yang berisikan tentang kesepakatan kerjasama ekonomi Uni Eropa dengan Armenia. Perdagangan keduanya sudah terjalin sejak lama terlihat dari jumlah ekspor impor yang semakin meningkat pada 2013-2017. Pada tahun 2015-2017 total impor dan ekspor Uni Eropa ke Armenia mengalami peningkatan. (Commision, 2018) Namun sebelum pemutusan perjanjian tersebut, Armenia yang terlibat dalam konflik Nagorno-Karabakh yang

(15)

melibatkan Uni Eropa sebagai penengah konflik tersebut tidak dapat menjadi pihak tengah yang baik.

Armenia merupakan partner dagang tekuat kedua setelah Azerbaijan, hal ini menjadikan Armenia menjadi salah satu priorirtas yang akan dijaga hubungan baiknya dengan Uni Eropa. Dalam catatan perdagangan Uni Eropa dan Armenia pada sektor mineral, Uni Eropa melakukan import terbanyak adalah dari Armenia. (Commision, 2018)

Skripsi ini mengkaji upaya diplomasi dengan menggunakan multi track diplomacy yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam memperkuat hubungan diplomasinya dengan Armenia tahun 2015-2017. Upaya ini dilakukan oleh Uni Eropa dalam menjalin hubungan bilateral dengan Armenia. (Techau, 2013)

Salah satu strategi Uni Eropa untuk mencapai kesepakatan CEPA, maka melalui EU4Innovation Uni Eropa mengajak seluruh warga Armenia untuk turut serta berpartisipasi dalam beberapa program. Program ini diresmikan di Yerevan yang merupakan ibukota Armenia, aplikasi program ini berhasil melakukan pertukaran pelajar dan atau tenaga ahli sebanyak 1840 untuk belajar ke Uni Eropa. (Commision, Delegation of European Union to Armenia, 2016)

Dalam upaya memperkuat hubungan Uni Eropa menggunakan tiga track diantara sembilan track, track tersebut adalah government (pemerintah), business (bisnis), dan research, training and education (penelitian, pelatihan dan pendidikan) yang digunakan oleh Uni Eropa

(16)

dalam proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan The Comprehensive and Enhanced Partnership Agreement terhadap Armenia.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan memfokuskan terhadap “Bagaimana multi track diplomacy Uni Eropa dalam penguatan hubungan terhadap Armenia tahun 2015-2017?”.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Dari pernyataan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis akan mengajukan pertanyaan guna membatasi penelitian, adapun pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana multi track diplomacy Uni Eropa dalam memperkuat hubungan terhadap Armenia tahun 2015- 2017?”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam skripsi ini penulis mempunyai tujuan dan manfaat yang ingin dicapai. Tujuannya adalah:

a. Untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana Uni Eropa melakukan penguatan hubungan bilateral melalui multi track diplomacy;

b. Mengetahui apakah alasan multi track dipolomacy merupakan strategi yang tepat dalam kerjasama CEPA dengan Armenia tahun 2015-2017.

Selain tujuan tersebut, skripsi ini diharapkan mampu memiliki manfaat diantaranya :

(17)

a. Diharapkan penulisan ini dapat menjadi salah satu bahan referensi dan pengetahuan bagi pelajar studi Ilmu Hubungan Internasional dalam hal kajian mengenai multi track diplomacy;

b. Diharapkan dalam penulisan ini dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat, pelajar dan khususnya pemerintah terkait aspek kerjasama internasional melalui multi track diplomacy.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam mendukung proses penelitian, penulis mencari informasi mengenai penggunaan diplomasi publik di beberapa tulisan yang sudah ada.

Dengan adanya beberapa rujukan diharapkan dapat mendukung melengkapi penelitian yang diketahui atau diteliti sebelumnya, selain itu juga sebagai referensi bagi penulis.

Tesis yang berjudul “Practice and Performance : EU Diplomacy in Molodova, Ukraina and Belarus after the inauguration of th European External Action Service 2010-2015” yang ditulis oleh Dorina Baltag pada Februari 2018 melakukan kritik terhadap kebijakan luar negeri Uni Eropa terhadap Moldova, Ukraina, dan Belarusia. Dorina menemukan hasil penelitian bahwa Delegasi Uni Eropa yang merepresentasikan Uni Eropa merupakan ujung tombak komunikator pada masyarakat dan mengambil peran penting dalam kooperasi dengan negara anggota Uni Eropa.

Dorina menjelaskan secara rinci pola diplomasi Uni Eropa setelah adanya European Externeal Action Service (EEAS) dan dampaknya terhadap ketiga negara tersebut (Moldova, Ukraina dan Belarusia).

(18)

Pertanyaan besar yang menjadi ide besar tesis tersebut adalah seberapa efektif diplomasi Uni Eropa sejak adanya EEAS dalam pola diplomasinya.

Lebih lanjut Dorina membahas tentang efektifitas, relevansi, dan kapabilitas.

Sebelum Uni Eropa mengalami perubahan dalam traktat Lisbon (atau dikenal dengan Lisbon Treaty), Uni Eropa mengutamakan pola diplomasi langsung yang dijalankan oleh negara anggota dan langsung ke negara ketiga. Namun setelah adanya EEAS, Uni Eropa harus memenuhi beberapa aturan yang dikeluarkan EEAS. EEAS merupakan lembaga yang mengatur segala bentuk kebijakan luar negeri Uni Eropa terhadap diluar negara anggota, dalam hal ini termasuk negara-negara tetangga.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, Dorina menggunakan dasar epistimologi interprevisit karena menggunakan data dari pengetahuan berasal dari interpretasi dan pengalaman orang mengenai fenomena yang terjadi.

Dengan metode kualitatif ini Dorina memiliki kesimpulan bahwa perubahan arah kebijakan luar negeri Uni Eropa ketika EEAS berdiri, sikronisasi Komisi Uni Eropa, Sekretaris Jenderal dan negara anggota diharapkan dapat terwakilkan dengan adanya EEAS. Koordinasi dengan negara anggota khususnya dalam diplomasi kepada negara tetangga. Dorina mengkritik bahwa sebaiknya ada sinergitas antara manajemen organisasi, pengamat diplomasi dan pendekatan praktis serta pembuat kebijakan.

(19)

Persamaan yang ada dengan penelitian ini adalah adanya Uni Eropa yang menjadi sudut pandang yang sama dalam menjawab pertanyaan penelitian. Uni Eropa sebagai aktor yang melakukan tindakan diplomasi keluar. Hal ini dapat memperkaya pandangan penulis dalam proses penulisan penelitian ini. Kemudian yang membedakan dengan penelitian ini adalah aktor yang dikaji dan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan multi track diplomacy untuk menjawab pertanyaan penelitian dan untuk mengetahui proses diplomasi Uni Eropa terhadap Armenia.

Studi pustaka selanjutnya adalah jurnal yang berjudul “The European Union as a normative power: the case of Armenia” yang ditulis oleh Chaira Loda pada 2016. Loda menjelaskan bahwa adanya kasus penolakan penandatanganan perjanjian yang dilakukan oleh Armenia merupakan sesuatu yang menarik, dimana protes yang dilakukan oleh rakyat Armenia memiliki masa terbanyak dan Brusles menjamin adanya pemberdayaan rakyat Armenia terhadap demokrasi.

Penolakan yang dilakukan Armenia terhadap Uni Eropa merupakan suatu hal yang mencengangkan, karena ketergantungan Uni Eropa terhadap Armenia dalam sumber daya alam cukup besar. Uni Eropa berusaha berbagai cara agar hubungan dengan Armenia kembali, salah satunya dengan demokratisasi di Armenia.

Loda menjelaskan pula adanya dualisme kekuatan antara Uni Eropa dan Rusia. Kedekatan hubungan Armenia dengan Rusia sudah terjalin dalam ikatan sejarah. Baik Rusia maupun Uni Eropa sama sama

(20)

memaksimalkan kekuatan negara tetangga dalam berbagai aspek, misalnya Rusia yang membuat hubungan ketergantungan terhadap Armenia dalam supply minyak mentah dari Armenia, selain itu Rusia membuat kesepakatan pilantropi dalam “Union of Armenia of Rusia” dan adanya supply senjata kepada Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh.

Kritik yang diungkapkan Loda dalam jurnalnya menyebutkan bahwa Uni Eropa berada dalam kondisi tidak baik dalam eksistensinya di negara kaukasus selatan, termasuk didalamnya Armenia. Dalam hal ini adanya Eastern Partnership yang menggunakan pendekatan Non-Governmental Organization (NGO) tidak terlalu signifikan untuk mengatasi konflik yang ada di Armenia setelah adanya penolakan penandatanganan DCFTA.

Sebaiknya EaP melakukan pendekatan lebih jauh dengan masyarakat agar peran EaP sebagai organisasi tidak dipandang sebelah mata oleh Uni Eropa.

Penelitian yang dilakukan oleh Loda ini lebih mengedepankan perjalanan hubungan Armenia, Uni Eropa dan Rusia ketika dinamika DCFTA dan konflik Nagorno-Karabakh bergejolak. Selain itu Loda lebih fokus terhadap adanya kekuatan Uni Eropa di Armenia. Kemudian penelitian yang saat ini ditulis lebih mengedepankan upaya Uni Eropa dengan menggunakan multi track diplomacy dalam upaya peguatan hubungan bilateral dengan Armenia setelah adanya pembatalan DCFTA.

Kemudian dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh WOSCAP dengan judul “Assesing the European Union’s Approach to Multi-Track Diplomacy” yang ditulis Dr. Véronique Dudouet dan Matteo Dressler.

(21)

Penulis menjelaskan dalam tulisannya fokus terhadap beberapa negara, yaitu Georgia; Ukraine; Mali dan Yaman. Sudut pandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji lebih jauh tentang multi-track diplomacy yang dilakukan oleh Uni Eropa dalam upaya penyelesaian masalah dengan keempat negara tersebut.

Dalam laporan penelitian ini dijelaskan bahwa Uni Eropa menggunakan soft power sebagai instrumen utama dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya. Lebih lanjut penulis menjelaskan tentang pola diplomasi yang dilakukan oleh Uni Eropa. Seperti pada kasus Georgia yang memposisikan dirinya sebagai pihak tengah (negosiator) yang memaksimalkan pendekatan pada grassroot dengan metode vertikal dan horizontal.

Kemudian penulis melakukan penelitian terhadap efektifitas Uni Eropa dalam melakukan hubungan diplomatik dengan metode Multi Track Diplomacy. Track yang sering digunakan Uni Eropa adalah track 1 (Pemerintah), track 1,5 dan II kemudian track III. Setiap track yang ditempuh Uni Eropa memiliki tujuan dan cara yang berbeda pula. Jika dalam track 1 Uni Eropa mengedepankan mediasi, dukungan mediasi dan negosiasi ketat. Kemudian EU mengembangkan adanya track 1,5 dan II yang mengedepankan strategi fasilitasi dan dialog atau dukungan meditasi.

Pada track II dan III lebih menggunakan support negosiasi dan dialog support.

(22)

Pada hasil penelitian, untuk asesmen kebijakan multi track diplomacy Uni Eropa ini fokus terhadap empat negara yang memiliki konflik dengan Uni Eropa, yaitu Ukrains, Georgia, Mali, dan Yaman. Penulis fokus terhadap strategi masing-masing negara dalam konteks multi track diplomacy, khususnya pada track 1-3. Tidak menjelaskan secara gamblang kasus yang ada pada masing-masing negara, hal ini menjadikan asesmen yang dijelaskan tidak maksimal.

Sedangkan pada hasil penelitian ini, penulis akan menjelaskan bagaimana strategi multi track diplomacy Uni Eropa terhadap Armenia dalam kasus penguatan hubungan bilateral antara keduanya paska pemutusan hubungan kerjasama. Untuk memperkuat hubungan bilateral tersebut Uni Eropa menempuh beberapa track yang ada pada konsep multi track diplomacy, yaitu track satu dengan jalur pemerintah; track tiga dengan jalur bisnis, dan yang terakhir dengan jalur penelitian atau pendidikan.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Konsep Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional secara umum dipahami sebagai kesepakatan bersama oleh aktor yang telah berkomitmen, baik negara maupun non negara. Bentuk kerjasama internasional dapat berupa bilateral, regional dan multirateral. Menurut jumlah negara yang bekerjasama, kerjasama internasional dibagi menjadi tiga, yaitu:

(23)

1. Kerjasama Bilateral, adalah kerjasama yang dilakukan antara dua negara. kerjasama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan dan kebudayaan

2. Kerajasama Regional, adalah kerjasama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu kawasan atau wilayah

3. Kerjasama Multirateral, adalah kerjasama yang dilakukan lebih dari dua negara.

Kerjasama internasional dapat tumbuh dan terjalin berdasarkan pada sejauh mana keuntungan yang diperoleh melalui kerjasama dan dapat mendukung kepentingan tindakan yang unilateral dan kompetitif. (Jr, 1986, hal. 419) Dalam kerjasama internasional yang telah disepakati bersama, ada beberapa alasan mengapa negara melakuukan kerjasama dengan negara lainya menurut Holsti, antara lain: (Holsti, K. J, 1995, hal. 362-363)

1. Untuk meningkatkan kesejahteraan ekonominya, sehingga negara tersebut dapat melakukan kerjasama dengan negara lainnya untuk mengurangi biaya yang harus ditanggung negara dalam memproduksi suatu produk kebutuhan bagi rakyatnya karena adanya keterbatasan yang dimiiki negara tersebut;

2. Untuk meningkatkan efisiensi yang berkaitan dengan pengurangan biaya;

3. Karena adanya masalah yang megancam keamanan bersama;

(24)

4. Untuk mengurangi kerugian negatif yang diakibatkan oleh tindakan-tindakan individual negara yang memberi dampak terhadap negara lain.

Untuk melakukan analisa terhadap kerjasama Uni Eropa dengan Armenia digunakan konsep kerjasama internasional yang seperti dijelaskan diatas. Pada CEPA yang telah disepakati tersebut merupakan wujud kerjasama yang terjalin antar kedua aktor (Uni Eropa dan Armenia). Dalam hal ini Uni Eropa berusaha mewujudkan kepentingan nasionalnya sehingga Uni Eropa melakukan kerjasama internasional terhadap Armenia.

Kerjasama yang dijalin oleh Uni Eropa terhadap Armenia merupakan salah satu contoh perjanjian bilateral, telah dijelaskan diatas bahwa perjanjian bilateral melibatkan dua aktor. Dalam hal ini Uni Eropa merupakan organisasi supranasional yang berangggotakan 28 negara, maka Uni Eropa mewakili kepentingan bersama dalam setiap negara anggotanya.

Dalam kasus penguatan hubungan hubungan seperti yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap Armenia, terdapat indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur apakah hubungan bilateral tersebut mengalami penguatan atau semakin merenggang. Indikator-indikator tersebut antara lain: (EEA, 2015)

a. Extend of Cooperation, meningkatnya kerjasama antara sektor publik, privat dan masyarakat sipil;

(25)

b. Shared Result, adanya pencapaian yang merupakan hasil kerjasama dalam sebuah program, misalnya adanya kerjasama dalam pemecahan masalah teknologi hingga akhirnya disepakati bersama;

c. Knowledge and Mutual Understanding, adanya peningkatan pengetahuan dan saling pengertian yang diperoleh dengan adanya peningkatan kerjasama antara individu, institusi, negara dan masayarakat lebih luas;

d. Wider Effect, adanya efek yang lebih luas yang merupakan hasil dari kerjasama institusi dan menemukan kesamaan untuk memperluas kerjasama dalam berbagai program dan program.

Adanya indikator-indikator tersebut akan digunakan untuk acuan dalam mengukur parameter keberhasilan diplomasi yang dilakukan oleh Uni Eropa terhadap Armenia.

1.5.2 Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional (national interest) merupakan suatu hal penting dari suatu negara yang memiliki tujuan untuk membangun perekonomian negaranya dan posisi strategis negaranya dalam dunia internasional. Seperti halnya yang dilakukan oleh Uni Eropa.

Konsep dasar dari penelitian ini adalah kepentingan nasional, karena hal tersebut menjadi dasar kepentingan Uni Eropa dalam upaya penguatan hubungan dengan Armenia pada 2015-2017. Pada penelitian ini Uni Eropa memiliki kepentingan yang bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral

(26)

dengan Armenia melalui perjanjian The Comprehensive and Enhanced Partenership Agreement dan memperkuat posisinya sebagai organisasi kawasan yang membutuhkan dukungan penuh dari negara sekitar. Maka pada penelitian ini akan berfokus konsep kepentingan nasional menurut pandangan liberal.

Kepentingan nasional juga merupakan acuan bagi suatu negara untuk menentukan arah kebijakan luar negerinya. Paul Seabury menjelaskan konsep kepentingan nasional dalam tiga definisi, yaitu :

a. Konsep kepentingan nasional yang bersifat normatif atau konsep umum. Dalam hal ini berkaitan khusus dengan beberapa cita-cita bangsa yang ingin dicapai dengan negara lain;

b. Kepentingan nasional bersifat deskriptif, dalam klasifikasi ini kepentingan nasional dianggap sebagai tujuan yang harus dicapai oleh suatu bangsa dan bersifat tetap serta ada kegigihan pemerintah untuk mencapainya;

c. Kepentingan nasional adalah apa yang dikatakan dan dijelaskan oleh pembuat kebijakan luar negeri sebagai suatu kepentingan nasional. (Holsti, 1998, hal. 136-137)

W. David Clinton mendifinisikan national interest sebagai dua macam, yaitu pertama adalah menolak pandangan bahwa sekelompok manusia memiliki kepentingan yang sama. Dalam hal ini David mengumpamakan sebagai sekelompok negara yang tergabung suatu

(27)

komunitas akan memiliki perbedaan dalam kepentingan kelompok dan nasional negara tersebut. Hal ini termasuk kewajaran karena masing-masing negara memiliki ketertarikan tersendiri akan suatu hal. Namun hal itu dapat diminimalisir dari konflik ketika komunitas atau kelompok tersebut memiliki aturan yang mengikat.

Kemudiann yang kedua adalah kepentingan nasional diartikan sebagai prinsip regulasi umum dalam diplomasi yang mengedepankan kepentingan rakyatnya. Dalam hal ini David menjelaskan dalam lebih sempit adanya kepentingan nasional suatu negara merupakan wujud dari perkumpulan kekuatan nasional suatu negara yang diakumulasikan untuk pertahanan negara. Selain pertahanan negara, kepentingan nasional dapat berupa akses ke port air hangat, hak untuk akses ke pangkalan militer ditanah asing, dan membangun hubungan baik dengan negara tetangga demi mendukung kepentingan nasional negaranya. (Clinton, 1986, hal. 495-519)

Menurut pandangan kaum liberalis, individu dan masyarakat merupakan salah satu jalur komunikasi yang memiliki banyak kepentingan dan berpotensi sebagai suatu tindakan yang kooperatif dan kolaboratif baik pada skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu pada level ini akan bermanfaat besar dalam proses diplomasi. (Sorensen, 2009, hal. 141) Maka dalam hal ini kondisi masyarakat dalam negeri menjadi salah satu penentu arah kebijakan suatu negara, jika kondisi masyarakat dalam keadaan baik maka akan menghasilkan kebijakna luar negeri yang baik dalam hal kerjasama ataupun untuk mencapai perdamaian.

(28)

Dari penjelasan tersebut diatas maka dapat dilihat bahwa setiap entitas memiliki kepentingan, begitu pula pada sebuah negara. Jika dilihat dalam skala yang lebih besar maka setiap negara memiliki kepentingan dan hal itu dapat direpresentasikan melalui kebijakan luar negerinya. Kemudian dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya tersebut digunakan beberapa cara agar tercapai tujuan utamanya. Untuk mencapai kepentingan nasional, suatu negara dapat melakukan kerjasama, baik kerjasama bilateral dan multirateral.

Uni Eropa melakukan beberapa cara untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya melalui kerjasama dan dengan cara damai. Kerjasama internasional yang dilakukan Uni Eropa tertuang dalam strategi multi track diplomacy demi mewujudkan kepentingan nasionalnya dan mewujudkan perdamaian.

1.5.3 Multi Track Diplomacy

Diplomasi sebagai salah satu cara untuk mencapai kepentingan nasional, salah satunya adalah dengan Multi Track Diplomacy (MTD).

Multi-track Diplomacy merupakan pengembangan dari konsep two-track diplomacy yang dibuat oleh Joseph Montville pada 1982. (McDonald, 2003) Konsep tersebut mengalami perubahan ketika McDonald dan Louis Diamond menambah jalur diplomasi menjadi 5 jalur pada 1989. Pada 1992 resmi rilis sembilan track diplomasi yang digagas oleh orang yang sama dan kemudian menjadi sebuah Institute for Multi-Track Diplomacy (IMTD).

Sembilan jalur diplomasi tersebut antara lain: (McDonald D. L., 2001)

(29)

1. Government (pemerintah) : Diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah secara resmi, pembuatan kebijakan, dan peacebuilding yang dilaplikasikan melalui aspek formal dari proses pemerintahan;

2. Non government (non pemerintah) : Dalam hal ini adalah tindakan non pemerintah yang berusaha menganalisis, mencegah, menyelesaikan, dan mengelola konflik internasional oleh aktor non-negara;

3. Business (perdamaian melalui kegiatan bisnis) : Jalur ini memaksimalkan bidang usaha yang memiliki dampak aktual dan potensial sebagai peacebuilding melalui penyediaan peluang ekonomi, persahabatan dan saling pengertian dalam dunia internasional didukung dengan komunikasi informal serta dukungan kegiatan perdamaian lainnya;

4. Private Citizens (perdamaian melalui keterlibatan personal) : Dalam hal ini keterlibatan individu sebagai warna negara terlibat dalam proses perdamaian dan pembangunan melalui diplomasi warnga negara, program pertukaran, organisasi sukarela swasta, organisasi non- pemerintah dan kelompok minat khusus

5. Research, Training and Education (perdamaian melalui kegiatan belajar) : pada jalur ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a) research (penelitian) : karena terhubung langsung dengan universitas, lembaga think tank dan pusat penelitian dengan fokus kajian tertentu

(30)

b) training (pelatihan) : dalam hal ini program pelatihan yang berusaha memberikan pelatihan keterampilan praktis (misalnya : negosiasi, resolusi konflik, pendidikan)

c) education (pendidikan) : melalui pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi melalui program PhD yang dapat mencakup segala aspek studi global atau lintas budaya, studi perdamaian dan keterlibatan dunia dan analisis, manajemen dan resolusi konflik;

6. Activism (jalur perdamaian melalui advokasi) : jalur ini meliputi bidang aktivisme perdamaian dan lingkungan mengenai isu-isu seperti pelucutan senjata, hak asasi manusia, keadilan sosial dan ekonomi, dan advokasi kelompok-kelompok kepentingan khusus mengenai kebijakan- kebijakan pemerintah tertentu;

7. Religius (jalur perdamaian melalui keagamaan) : pada jalur ini akan mengedepankan jalur keyakinan dan tindakan yg berorientasi pada perdamaian. Misalnya : komunitas spiritual atau keagamaan dan gerakan berbasis moralitas (pasifisme, perlindungan dan non-kekerasan);

8. Funding (perdamaian melalui penyediaan sumber daya) : dalam hal ini mengacu pada komunitas pendanaan (yayasan-yayasan atau individu filantropis yang memberikan dukungan keuangan untuk banyak kegiatan;

9. Communication and Media (perdamaian melalui informasi) : dalam jalur ini merupakan representasi dari suara rakyat, yaitu bagaimana opini

(31)

publik dibentuk dan diekspresikan oleh media cetak, film, video, radio, sistem elektronik, dan seni.

Setelah melakukan studi literatur dan mengerucutkan fokus penelitian, penulis memutuskan untuk menggunakan tiga track dari sembilan track.

Track yang digunakan adalah track 1 yaitu pemerintah, track 3 yaitu bisnis, dan track 5 yaitu penelitian, pelatihan dan pendidikan. Dengan menggunakan tiga track tersebut diharapkan dapat menjelaskan pola diplomasi Uni Eropa untuk CEPA. Tiga track tersebut adalah pertama, melalui jalur pemerintah (government; Uni Eropa memaksimalkan adanya Eastern Partnership untuk melakukan diplomasi langsung dengan Armenia.

Kedua, Uni Eropa menggunakan strategi ekonomi melalui jalur bisnis, dimana dalam hal ini adanya bantuan ekonomi yang masuk ke Armenia. dan yang ketiga adalah adanya track penelitian, pelatihan dan pendidikan berupa pemberian dana beasiswa studi dan penelitian untuk masyarakat Armenia melalui program EU4Innovation dan beberapa program lainnya.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang besar dengan menggunakan cara atau metode yang bersifat ilmiah. (Daerah, 2000, hal. 1) Metodologi penelitian merupakan alat untuk menjawab pertanyaan dari suatu penelitian.

Metodologi peneltian sering disebut juga strategis analisis data, yang pada dasarnya menunjukkan bagaimana data yang akan dikumpulkan dan

(32)

kemudian diolah dan dianalisis dan diinterpretasikan untuk menjawab masing-masing masalah dan hipotesis. (Faisal, 2010, hal. 32-33)

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan kualitatif naratif deskriptif, yaitu dimana penulis menjadi instrumen utama untuk melakukan penelitian. Peran penulis adalah sebagai pengumpulan dan pengolahan data serta sangat fokus pada proses dan arti dari peristiwa yang diteliti. (John W. Creswell, 1994, hal. 145) Metode yang digunakan dalam penulisan adalah kualitatif, maka tahapan yang akan dilalui penulis dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah pengumpulan data, pengolahan data, dan penulisan laporan dari hasil analisa data.

a. Pengumpulan data

Dalam tahap ini penulis menggunakan teknik kajian kepustakaan dan dokumentasi dengan studi dokumen yang akan dilakukan dari sumber data sekunder. Studi kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. (M. Hayim, 1995, hal. 19) Data sekunder penulis akan dapatkan studi kepustakaan dari perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Indonesia dan beberapa situs jurnal online.

b. Pengolahan data

Pengolahan data penulis akan melalukan tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. (Sugiyono, 2006, hal. 225) Pada tahap reduksi data, penulis akan mengumpulkan data dan

(33)

kemudian direduksi kedalam suatu pola dalam skema tertentu. (John W.

Creswell, 1994, hal. 154) Dalam penyajian data penulis akan menggunakan teks yang bersifat naratif dengan melakukan penyajian data secara deskriptif analitik. Pada tahap terakhir pengolahan data penulis akan menarik kesimpulan yang diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian.

c. Penulisan laporan

Dalam tahap ini penulis akan menyajikan data baik primer maupun sekunder kedalam suatu laporan penulisan secara utuh. Secara umum akan dijelaskan latar belakang penilitian pada bab pendahuluan kemudian penjelasan tentang aktor yang terlibat (dependen dan independen) kemudian yang terakhir adalah jawaban dari pertanyaan penelitian yang telah diajukan pada bab pendahuluan.

1.7 Sistematika Penulisan BAB I - Pendahuluan

Berisikan penjelasan tentang pernyataan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. Setelah itu adanya studi pustaka, kerangka teori yang kemudian akan menjadi alat analisa dalam menjawab pertanyaan penelitian.

BAB II - Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia Pra CEPA

Pada bagian ini akan menjelaskan tentang hubungan bilateral Uni Eropa dengan Armenia setelah pemutusan hubungan perjanjian DCFTA oleh

(34)

Armenia hingga CEPA disepakati dan menjelaskan pula tentang kondisi dalam negeri Armenia sesuai dengan alat analisa yang akan digunakan.

BAB III - Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia Pasca CEPA

Pada bagian ini akan menjelaskan tentang hubungan bilateral Uni Eropa dengan Armenia setelah CEPA disepakati hingga terjadinya penguatan hubungan bilateral. Selain itu akan dijelaskan juga mengenai dinamika hubungan keduanya.

BAB IV – Analisa multi track diplomacy Uni Eropa dalam memperkuat hubungan dengan Armenia tahun 2015-2017

Dalam bab ini merupakan inti dari jawaban penelitian, akan dijelaskan akan fokus kepada tiga track sesuai dengan teori yang digunakan yaitu pemerintah, bisnis dan pendidikan.

BAB V - Penutup

Pada bagian ini merupakan bagian penutup dari penelitian, berisikan simpulan dari hasil penelitian dan saran yang diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dalam hubungan internasional khususnya dalam multi track diplomacy.

(35)

24

Hubungan bilateral Uni Eropa dengan Armenia sudah terjalin sejak 1999 melalui perjanjian PCA. Dalam perjanjian ini menyepakati adanya kerjasama dalam berbagai bidang dialog politik, perdagangan, investasi, ekonomi, kerjasama legislative dan budaya. Kemudian dilanjutkan dengan Association Agreement dan Deep and Comperehensive Agreement Free Trade Area (DCFTA).

Sayangnya sebelum DCFTA mencapai kata sepakat, Armenia melakukan pembatalan perjanjian pada 3 September 2013. Padahal Uni Eropa melalukan negosiasi terhadap DCFTA sejak Mei 2012. Dengan pembatalan penandatanganan tersebut membawa dampak buruk terhadap keduanya. Maka pada bagian bab II ini akan menjelaskan dinamika hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia setelah pembatalan penandatanganan DCFTA dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan.

2.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik

Armenia merupakan sebuah negara dengan berbentuk Republik yang berada di kawasan kaukasus selatan1. Secara geografis negara-negara yang

1 sekelompok negara yang bertempat disebelah selatan gunung kaukasus dan berbatasan langsung dengan Rusia, Iran dan Turki. Dalam hal ini dilihat dari sudut pandang Rusia. Selain ada Kaukasus Selatan, ada juga kelompok negara kaukasus utara.

(36)

berada di kaukasus selatan adalah Armenia, Azerbaijan dan Georgia.

Kemudian Uni Eropa membuat organisasi untuk menaungi negara negara kaukasus selatan, yaitu Eastern Partnership (EaP).

Kondisi perpolitikan Armenia pada Februari 2013 sempat memburuk, hal ini dikarenakan adanya tuntutan dari warga negara Armenia untuk melakukan pemilihan presiden ulang. Presiden terpilih Serzh Sarksyan mendapat protes dari pendukung Raffi Hovannisian dengan tuntutan mundur. Warga menganggap Sarksyan banyak menyebabkan kerugian bagi negara, dengan kasus korupsi dan fraud (kecurangan) yang semakin banyak.

Tuntutan tersebut berasal dari 5000 warga yang berkumpul di pusat kota Yerevan. (Mkrtchyan, 2013)

Perkembangan hubungan politik Uni Eropa dan Armenia terjadi pada 1999. Adanya Partnership and Cooperation Agreement (PCA) menjadi salah satu dasar untuk mempererat hubungan dengan Armenia. Action Plan pada PCA ini mencakup beberapa aspek, yaitu politik, ekonomi dan bisnis serta demokrasi. PCA fokus pada penguatan struktur demokrasi, perbaikan regulasi hukum termasuk didalamnya adanya reformasi pengadilan serta adanya pemberantarsan fraud (kecurangan) dan korupsi. (Service, European External Action Service, 2015)

Action Plan yang dicanangkan PCA juga mencakup adanya penghormatan khusus terhadap HAM dan kebebasan dasar serta komitmen Armenia terhadap dunia internasioal terhadap beberape perjanjian (PCA,

(37)

CoE, OSCE, UN). Dalam PCA juga melakukan perbaikan terhadap pengembangan ekonomi jangka panjang, komitmen untuk pengentasan kemiskinan dan melakukan perlindungan lingkungan. Selain itu adanya peningkatan investasi dan penguatan sektor pribadi dalam pembangunan kedepannya. Soal keamanan energi pun menjadi salah satu fokus perjanjian dan juga soal perkembangan nuklir serta perhatian khusus dalam konflik Nagorno-Karabakh. (Service, European External Action Service, 2015)

Dinamika hubungan bilateral keduanya memasuki masa penting, dimana UE ingin memperluas kerjasama dengan Armenia melalui European Neighbourhood Policy yang disepakati pada tahun 2004. Kemudian melalui perjanjian Assosiation Agreement (AA) dan dilanjutkan dengan DCFTA.

Negosiasi yang dimulai dari tahun 2012, DCFTA yang secara garis besar berisikan tentang adanya kerjasama ekonomi. Lebih lanjut DCFTA membahas soal regulasi untuk membangun perdagangan yang baik, kemudian disertai dengan adanya kesesuaian standar keamanan konsumen dan produk industri makanan. (Comission, European Comission, 2013)

Kemudian sebelum DCFTA disepakati Armenia, secara mendadak Armenia memutuskan untuk menolak menandatangani DCFTA pada 3 September 2013. Armenia mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan Eurasian Economic Union (EEU) sehingga seminggu setelah memutuskan untuk menolak menandatangani DCFTA, Armenia bergabung dengan EEU.

EEU merupakan organisasi yang diparkasai oleh Rusia, Belarusia dan Kazakhstan, bertujuan untuk membentuk pasar tunggal dengan jumlah

(38)

konsumen 184 juta jiwa serta adanya bebas pajak untuk supply barang, baik berupa energi, investasi luar negeri, industri pertanian, transportasi dan lain sebagainya. (Vielmini, 2013)

Penolakan yang dilakukan oleh Armenia adanya kepentingan keamanan, Armenia dalam konflik Nagorno-Karabakh membutuhkan supply senjata yang berlebih. Maka Armenia tidak melakukan penolakan untuk bergabung dengan EEU atas permintaan Rusia. Supply senjata dilakukan oleh Rusia kepada Armenia dan Azerbaijan. (Almasian, 2014)

Konflik Nagorno-Karabakh merupakan konflik etnis antara Azerbaijan dan Armenia terjadi sejak 1918-1920. Azerbaijan dan Armenia merupakan negara bekas jajahan Rusia yang secara geografi berbatasan langsung. Perebutan wilayah perbatasan yang secara geografi merupakan milik Azerbaijan yang dihuni oleh penduduk Armenia. Maka terjadilah konflik perebutan wilayah antara keduanya. (Wolff, 2007)

Keterlibatan Uni Eropa melalui MINSK sebagai organisasi yang dibentuk atas kesepakatan Amerika Serikat, Perancis (mewakili UE), dan Rusia sebagai penengah dalam konflik tersebut. MINSK dibawah kontrol Uni Organizations for Security and Co-Operation in Europe (OSCE) Uni Eropa. (mlh26, 2018) Pada 2016 terjadi kembali konflik Nagorno-Karabakh hingga menewaskan 18 warga Armenia dan 12 warga Azerbaijan.

(Khalilova, 2016) Konflik tersebut sebagai konflik terparah sepanjang sejarah selama 22 tahun terakhir. (mlh26, 2018)

(39)

MINKS-OSCE kembali lagi mencoba mendamaikan konflik tersebut namun gagal. Kegagalan tersebut terjadi dikarenakan adanya kepentingan Rusia didalamnya. Rusia memiliki kepentingan dalam mensupply senjata di Azerbaijan dan Armenia. (mlh26, 2018) Hal ini yang akhirnya mengakibatkan konflik yang terjadi tidak lekas terselesaikan dan konflik semakin berkepanjangan.

Selain pada konflik Nagorno-Karabakh, Uni Eropa menjalin hubungan dalam bidang politik menggunakan ENP, sebagai salah satu organisasi bentukan Uni Eropa dengan (European Neigbourhood Instrument) ENI.

ENP dibentuk atas inisiasi Uni Eropa, dibentuknya ENP secara garis besar bertujuan untuk menghindari terbentuknya garis pemisah antara Uni Eropa yang diperluas dengan negara-negara tetangga. ENP juga berfungsi untuk memperkuat kesejahteraan, stabilitas dan keamanan kedua pihak. ENP didasarkan pada nilai-nilai demokrasi, penegakkan hukum dan HAM.

(Lestari, 2014, hal. 15) Armenia yang tergabung salah satu anggota ENP sehingga memudahkan Uni Eropa untuk melakukan kerjasama dalam bidang politik. Menjadi salah satu peluang bagi Uni Eropa untuk melakukan diplomasi terhadap Armenia.

2.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi Secara geografis letak Armenia termasuk negara Eropa-Asia yang wilayah daratnya terjepit oleh negara lain. Negara ini berbatasan dengan Turki di sebelah barat, Georgia di sebelah utara, Azerbaijan disebelah timur, dan Iran serta Eksklave Nakhichevan (yang masih daerah Azerbaijan atau

(40)

eksklave) disebelah selatan. Armenia adalah anggota dari Dewan Eropa dan Perserikatan Negara-Negara Merdeka dan selama berabad-abad menjadi daerah lintasan dan penyeberangan daerah timur dan barat. (Agency, 2018)

Dalam dinamika hubungan antara Uni Eropa dan Armenia terjadi perubahan yang cukup dinamis sudah terjalin cukup lama antara Uni Eropa dan Armenia, dapat dilihat dari kerjasama yang telah mereka lakukan beberapa kali. Dalam hal ini beberapa kepentingan yang diusung dalam berbagai perjanjian atau kesepakatan yang mereka lakukan, salah satunya yaitu dalam bidang ekonomi. (Comission, European Comission, 2013)

Kondisi perekonomian Armenia setelah masuk secara resmi kedalam EEU pada 2015 mengalami penurunan angka perdagangan sebesar 17,1%

setelah melakukan perdagangan dengan negara anggota EEU. Selain itu dalam data transfer dana oleh individu yang pada 10 tahun tren ekonomi naik sebesar 20% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), pada 2015 mengalami penurunan sebesar 11,4% dari periode sebelumnya. (Stiftung, 2017)

Hubungan perekonomian antara Uni Eropa dan Armenia dimulai dengan adanya kebijakan luar negeri dari Uni Eropa kepada 6 negara yang disebut EaP (The Eastern Partnership) yaitu : Armenia, Azarbaijan, Belarus, Georgia, Moldova dan Ukraina. Negara-negara ini dianggap sebagai satu wilayah karena pengalaman sejarah umum mereka, ikatan

(41)

ekonomi mereka dan masalah ekonomi serupa yang dihadapi mereka.

(Partnership, Eastern Partnership, 2018)

Dalam proses terjalinnya hubungan, salah satunya dalam bidang ekonomi ini dimulai dengan proses pada dokumen yang menjabarkan tujuan strategis kerja sama antara Armenia dan UE. Dalam memenuhi dokumen- dokumen yang menjadi kesepakatan awal ini mencakup jangka waktu lima tahun. Implementasinya akan membantu memenuhi ketentuan dalam Partnership and Cooperation Agreement (PCA), membangun ikatan di

bidang-bidang baru, dan akan mendorong tujuan Armenia untuk integrasi lebih lanjut ke dalam ekonomi dan struktur sosial Eropa. Untuk pengintegrasian ekonomi lebih lanjut berdasarkan hasil adopsi dan implementasi peraturan dan regulasi terkait ekonomi dan perdagangan dengan potensi untuk meningkatkan perdagangan, investasi dan pertumbuhan. (Neighbourhood, 2006)

Pada hubungan awal antara Uni Eropa dan Armenia ini dengan adanya PCA membuka perspektif baru dalam kebijakan pada negara tetangga Eropa yang salah satunya dalam bidang ekonomi yaitu (Neighbourhood, 2006) :

a. Kerja sama ke tingkat integrasi yang signifikan, termasuk melalui Pasar Internal Uni Eropa, dan memberikan jalan untuk Armenia untuk berpartisipasi secara progresif dalam aspek-aspek utama kebijakan dan program Uni Eropa;

b. Mendalami hubungan perdagangan dan ekonomi; memberikan peluang untuk konvergensi undang-undang ekonomi, pembukaan

(42)

ekonomi satu sama lain dan berlanjut pengurangan hambatan non- tarif untuk perdagangan, yang akan merangsang investasi, ekspor dan pertumbuhan negara.

Hal-hal yang diprioritaskan dalam Partnership and Cooperation Agreement (PCA) pada bidang ekonomi ialah (Neighbourhood, 2006) :

a. Mendorong pembangunan ekonomi lebih lanjut, meningkatkan upaya pengentasan kemiskinan dan sosial kohesi, dengan demikian berkontribusi pada tujuan jangka panjang pembangunan berkelanjutan, termasuk perlindungan lingkungan;

b. Peningkatan iklim investasi lebih lanjut dan penguatan pertumbuhan yang dipimpin sektor swasta;

c. Konvergensi lebih lanjut dari legislasi ekonomi dan praktik administrasi.

Dari sinilah awal hubungan bilateral antara Armenia dan Uni Eropa dalam bidang ekonomi mulai terjalin dengan baik, kemudian hubungan ini berlanjut pada pada perjanjian Deep and Coprehensive Free Trade Area (DCFTA).

Dalam perjalanan hubungan Uni Eropa dan Armenia dalam pembahasan DCFTA ini berawal pada bulan Mei tahun 2012. Dari aspek ekonomi hubungan non tarif barrier ini diperkirakan akan memberikan keuntungan bagi Uni Eropa yang diperkirakan mencapai € 74.000.000, dan pada Armenia diperkirakan dapat meningkatkan total ekspor Armenia sebesar 15,2% dan peningkatan impor sebesar 8,2% dalam jangka panjang

(43)

yang jika dikalkulasi diperkirakan mencapai € 146.000.000. Keuntungan ini jika berjalan dengan baik maka akan meningkatkan 2,3% GDP Armenia.

(Comission, European Comission, 2013)

Setelah 7 kali perundingan untuk mencapai kesepakatan, pada 24 Juli 2013 komisi Uni Eropa memberikan draft persetujuan kepada negara anggota Uni Eropa terkait perjanjian DCFTA dengan Armenia. Akan tetapi pada 3 September 2013 pihak Armenia membatalkan perjanjian ini terkait bidang politik dengan Rusia.

Pada data dibawah ini perubahan flow perdagangan dalam ekspor dan impor salah satunya pada goods barang antara Uni Eropa terhadap Armenia sebagai berikut ;

Tabel II.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012-2015

Sumber: Eurostat Comext – Statistical regime, diolah 0

100 200 300 400 500 600 700 800

2012 2013 2014 2015

Imports Exports Balance

(44)

Terlihat pada data diatas bahwa perubahan impor dan ekspor yang meningkat dari tahun 2012 hingga tahun 2013 sebagaimana dalam proses pembentukan DCFTA hingga akhirnya pada akhir 2013 DCFTA dibatalkan oleh Armenia dan hal ini terlihat pula pada impor dan ekspor yang menurun cukup banyak di tahun 2014 setelah pembatalan perjanjian tersebut.

Pada titik ini terlihat upaya antara Uni Eropa dan Armenia dalam menjalin hubungan, pada beberapa titik terliahat peningkatan yang dicapain dan yang ingin dicapai dalam hubungannya, akan tetapi sangat disayangkan terjadi penurunan yang cukup banyak akibat pembatalan perjanjian DCFTA.

Program yang dicanangkan Uni Eropa yang lainnya adalah EU4Business, sesuai laporan perkembangan terakhir adalah pada rentan

tahun 2016-2017 ada 258 usaha yang didampingi langsung, 2.550 perusahaan yang menerima pinjaman permodalan, dan 4.290 pekerja yang mendapar lapangan pekerjaan. Total keseluruhan dana yang diberikan Uni Eropa dalam program ini adalah €94.019.383. (EU4Business, EU4Business, 2018)

2.3 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Penelitian, Pelatihan dan Pendidikan

Kondisi perkembangan pendidikan di Armenia tidak lepas dari adanya campur tangan Uni Eropa. Setelah merdeka dari Russia pada tahun 1990 Armenia dan negara bekas jajahan Rusia (Uzbekistan, Georgia) lainnya membutuhkan perbaikan sistem pendidikan. Uni Eropa hadir dengan

(45)

program Erasmus+ demi mendukung perkembangan pendidikan di Armenia.

Dalam bidang pendidikan dan riset Uni Eropa dan Armenia melakukan kerjasama melalui berbagai macam program. Ada program yang menjadi prioritas Uni Eropa yang dibentuk oleh Deklarasi Paris dari Menteri Pendidikan Uni Eropa dan Komisaris Eropa untuk pendidikan, budaya dan olahraga. Salah satu tujuan dibentuknya program ini untuk megatasi adanya intoleransi, diskriminasi dan radikalisasi yang saat itu menjadi dampak langsung atas adanya arus migran di Eropa. (Halacev, 2017) Tujuan utama program Erasmus+ adalah untuk mendukung strategi Eropa 2020 dalam hal pertumbuhan, pekerjaan, kesetaraan sosial dan masyarakat inklusi. Selain itu Erasmus juga bertujuan untuk mempromosikan kepada relasi Uni Eropa untuk meningkatkan pendidikan tinggi dan kontribusi terhadap penghargaan objektifitas terhadap strategi kepemudaan Uni Eropa. (Comission, European Comission, 2017)

Erasmus+ merupakan bentuk baru dari Tempus dan Erasmus Mundus, setelah mengalami tujuh kali perubahan dan inovasi akhirnya Erasmus berhasil mencapai kata sepakat pada 2014. (Alaverdyan, 2017) Erasmus+

membuat program dengan jumlah total dana €14.700.000 untuk selama program 2014-2020. Pada program ini mencanangkan adanya dukungan terhadap pendidikan, pelatihan dan olahraga di Eropa dan sekitarnya.

(Union, 2017) Dalam Erasmus+ terdiri dari beberapa program, yaitu : (Comission, Erasmus+ for higher education in Armenia, 2018)

(46)

a) International Credit Mobility, pelajar dan staff diperkenankan untuk melakukan studi di Uni Eropa. Sejak 2015 Uni Eropa memberikan kelonggaran agar bisa melakukan mobilitas dari dan ke Uni Eropa;

b) Erasmus Mundus Joint Master Degrees, sebuah program yang diperuntukkan untuk memberikan dana pendidikan studi magister berupa biaya hidup, biaya perjalanan dan biaya pendidikan;

c) Capacity-building for Higher Education, merupakan salah satu program yang bertujuan untuk memperbaiki sistem institusi, mengembangkan kurikulum, memberikan usulan kepada pemerintah, dan membangun hubungan dengan institusi pendidikan tinggi dan pengusaha;

d) Jean Monnet Activities, merupakan sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan pelajar untuk studi ke berbagai belahan dunia. Dalam 25 tahun terakhir telah mensupport bahan ajar, beberapa fasilitas umum dan pusat studi.

Dalam pelaksaan program Erasmus+ Uni Eropa memiliki fokus isu yang menjadi tujuan utama, yaitu : (Comission, European Comission, 2017)

a) Pengurangan pengangguran, khususnya untuk anak muda;

b) Mempromosikan pembelajaran terhadap orang dewasa, khususnya pada penggalian keahlian baru dan keahlian yang sesuai dengan lapangan pekerjaan;

c) Menarik anak muda untuk berpartisipasi dalam demokrasi Eropa;

(47)

d) Mendukung adanya perubahan, kooperasi dan reformasi;

e) Mengurangi angka tingkat putus sekolah;

f) Mempromosikan kooperasi dan mobilitas dengan negara relasi Uni Eropa.

Lebih jelas lagi Lana Karlova sebagai koordinator program Erasmus+

di Armenia menceritakan bahwa dalam program Credit Mobility yang dilaksanakan pada 2015, Armenia berhasil memimpin membawahi 100 anak muda yang ingin belajar di Eropa.: (Alaverdyan, 2017)

Erasmus+ memberikan dampak positif terhadap perkembangan dunia akademisi di Armenia. Dalam proses program ini peserta akan belajar hal baru dan lebih terbuka, menemukan koneksi baru dan memahami sistem pendidikan yang ada di Eropa. Selain itu, adanya pemahaman soal perbedaan budaya, bahasa dan tradisi dari masyarakat internasional lainnya.

Hal ini dapat memberikan dampak yang baik yang nantinya akan dapat diterapkan dan demi perbaikan sistem pendidikan di Armenia.

Selain dengan program Erasmus+, Uni Eropa menginisiasi adanya kerjasama pendanaan riset dengan program Horizon 2020. Program ini merupakan program riset dan inovasi terbesar sepanjang sejarah yang dibentuk Uni Eropa dengan total dana €80 milyar untuk program selama 7 tahun kedepan. (Comission, European Comission , 2018)

Armenia sepakat untuk bergabung denga Horizon 2020 pada 19 Mei 2016. Pada perjanjian tersebut disepakati dokumen perjanjian bahwa

(48)

peneliti dan akademisi dibebaskan untuk akses keluar-masuk kedalam program ini. Masuknya Armenia kedalam perjanjian ini diwakili oleh Levon Mkrtchyan sebagai Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dan Carlos Moedas sebagai Komisioner Uni Eropa dalam bidang Penelitian, Ilmu Pengetahuan dan Inovasi. Armenia merupakan negara ke 16 yang tergabung dalam Horizon 2020, Moedas berpendapat bahwa hal ini dapat memberikan keahlian dan ide, serta memperluas jaringan antar peneliti internasional.

(European Comission, 2016)

Setiap anggota Horizon 2020 memiliki ketentuan untuk mematuhi instrumen baru yang dibuat. Instrumen tersebut disebut dengan Policy Support Facility (PSF). Dalam PSF tersebut berisikan adanya aturan untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi reformasi yang meningkatkan kualitas penelitian, investasi, kebijakan dan sistem inovasi negara anggota Uni Eropa beserta negara-negara yang bergabung dalam Horizon 2020.

(Comission, Research and Innovation Observatory, 2018)

Pengembangan terkait program Horizon 2020 juga termasuk didalamnya ada program The European Cooperation in Science and Technology (COST) yang menyediakan layanan terhadap peneliti untuk mengakses informasi lintas batas untuk berkomunikasi dengan peneliti dan inovator lainnya dalam lingkup Uni Eropa dan internasional. Pengembangan program selanjutnya adalah National Contact Points (NCP) yang bertujuan untuk mengembangkan informasi tentang implementasi program Horizon 2020 dan memberikan dukungan yang lebih baik terhadap calon anggota

(49)

baru program ini. Pengembangan program selanjutnya adalah Join Programming Initiative Urban Europe yang bertujuan untuk menstimulus penelitian dalam inovasi teknologi perkotaan. Hal ini nantinya dapat mendukung pembangunan kota-kota yang ada di Eropa untuk menuju masa depan berkelanjutan dalam tata kota. (Comission, European Comission, 2018)

Kemudian terjadi kesepakatan dalam program EU4Innovation pada 23 November 2016, kesepakatan tersebut terjadi antara European Comission dengan negara anggota Eastern Partnership yaitu Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Georgia, Moldova, dan Ukraina. Tujuan dari program ini adalah untuk penguatan kooperasi dalam bidang inovasi dan pembangunan karakter masyarakat. (CZECH LIAISON OFFICE FOR RESEARCH, 2016)

Hubungan bilateral Uni Eropa dan Armenia pada sebelum CEPA sudah terlihat mulai perbaikan. Adanya diplomasi terbuka yang dilakukan Uni Eropa pada 2015 memberikan dampak bagus terhadap hubungan keduanya. Beberapa kerjasama dalam bidang pendidikan dan riset yang disepakati antara tahun 2015-2017 adalah Erasmus+ yang fokus terhadap pendidikan, Horizon 2020 yang fokus terhadap penguatan jaringan antar peneliti internasional dan EU4Innovation yang fokus terhadap penguatan inovasi teknologi dan pembangunan karakter masyarakat. Untuk perkembangan program tersebut akan dijelaskan lebih lanjut pada bab selanjutnya.

(50)

40

Setelah adanya kesepakatan dalam penandatanganan CEPA hubungan Uni Eropa dengan Armenia semakin dekat, hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa perjanjian yang telah dilaksanakan diantara keduanya.

Berikut akan dijelaskan dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan (riset) sebagai lanjutan pembahasan pada bab sebelumnya. Pada bagian ini akam dijelaskan mengenai dinamika hubungan Uni Eropa dan Armenia setelah adanya perjanjian CEPA yang disepakati pada 2017.

3.1 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Politik

Pasca disepakati CEPA hubungan Uni Eropa dan Armenia dalam bidang politik mengalami kemajuan. Beberapa perjanjian yang mengalami kemajuan dan perjanjian yang mencapai kesepakatan setelah adanya CEPA.

Dalam kerjasama ENP yang dilakukan revisi pada akhir 2015 akhirnya menemui kata sepakat dalam sebuah dokemen perjanjian “Partnership Priorities”, kemudian dalam perjalanan diskusi dokumen tersebut akhirnya ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri Armenia Edrward Nalbandian dan Representasi Uni Eropa Federica Mogherini pada 21 Februari 2018.

Partnership Priorities merupakan sebuah perjanjian Kerangka Kerja Dukungan Tunggal (Singgle Support Framework) yang berlaku pada 2017- 2020. Tujuan jangka panjang Parnership Priorities dan CEPA ini nantinya

(51)

akan menjadi satu acuan kerjasama bilateral anrara Uni Eropa dan Armenia.

(Affairs, 2018)

Selain itu pada konferensi Eastern Partnership yang kelima tahun 2017 yang diadakan di Brusles, disepakati adanya pendekatan yang lebih intens akan dilakukan oleh Uni Eropa kepada negara anggota Eastern Partnership melalui dokumen kesepakatan “Deliverable 2020” yang disambut baik oleh ketua konferensi. Pada dokumen ini akan membahas lebih spesifik tentang adanya implementasi beberapa program Eastern Partneship dalam masyarakat kita dan semakin memperkuat kredibilitas terhadap kerangka kerja ini. Perubahan yang diinginkan dalam struktur Eastern Partnership membuatnya lebih inklusif, transparan dan efektif.

(Affairs, 2018)

Kemudian dalam bidang transportasi dan mobilitas adanya peningkatan level kerjasama. Berdasarkan dengan hasil konferensi Eastern Partnership di Brusels, akan diakhiri perundingan tentang perjanjian penerbangan Uni Eropa dengan Armenia dan mencapai kata sepakat pada 24 November 2017. Dalam perjanjian penerbangan tersebut adanya penambahan kuota penumpang sebesar 87.000 jiwa yang nantinya diharapkan dalam lima tahun kedepan akan menambah jumlah pendapatan Armenia sebesar €16.000.000. (Comission, European Comission, 2017) Peningkatan kerjasama tersebut juga menyangkut permasalahan keselamatan penumpang, aturan lingkungan Uni Eropa tentang penerbangan, dan adanya penurunan tarif untuk wisatawan. Hal ini

(52)

diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan bisnis di Armenia serta keselamatan dan keamanan penerbangan sesuai standar Uni Eropa.

(Comission, European Comission, 2017)

Pada saat yang sama adanya kesepakatan tertinggi dalam kerjasama Trans-European Transport (TENT-T). Edward Nalbandian dan Federica Mogherini telah bersepakat untuk meningkatkan efisiensi komunikasi tentang transportasi, peningkatan hubungan dengan negara anggota Eastern Partnership, identifikasi infrastruktur bersama serta pengembangan jaringan transportasi bersama agar tercipta integrasi trasnsportasi yang maksimal.

(Armenia M. o., 2017)

Hubungan antara Uni Eropa dan Armenia dalam bidang politik sempat mengalami penurunan ketika Armenia memutuskan untuk tidak menandatangani DCFTA yang telah dirundingkan sejak 2012. Penolakan tersebut dikarenakan adanya keputusan Armenia untuk menyetujui tawaran dari Rusia untuk bergabung dengan Eurasian Economic Union (EEU).

Dalam bidang politik Uni Eropa melakukan dukungan terhadap perkembangan demokrasi di Armenia. sejumlah €7.500.000 diberikan ke Armenia untuk meningkatkan pemilihan legislatif. Selain itu adanya bantuan untuk memberantas korupsi sejumlah €14.800.000 telah menjadi komitmen bersama pemerintah Armenia untuk memberantas korupsi dan pelaksanaan reformasi pengelolaan manajemen. (Comission, European Neighbourhood Policy And Enlargement, 2016)

(53)

3.2 Hubungan Bilateral Uni Eropa dan Armenia dalam Bidang Ekonomi Setelah pembatalan pada perjanjian DCFTA, hubungan bilateral antara Armenia dan Uni Eropa tidak berhenti pada titik itu. Pada 2015 untuk membangun dan menjalin kembali kerjasama yang sebelum nya kurang berhasil terlaksana. Pada 2015 diplomasi terbuka dijalankan oleh kedua belah pihak menuju perjanjian baru yang dirancang bersama yaitu Coprehensive and Enhanced Partnership Agreement (CEPA).

Kandungan yang tertera pada CEPA tidak sama DCFTA atau perjanjian perdagangan bebas (FTA) seperti yang dibatalkan Armenia sebelumnya. Salah satu tujuannya untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas dengan Eurasian Economic Union (EEU). Namun demikian, perjanjian ini masih cukup komprehensif dalam beberapa poin yang serupa seperti yang digunakan dalam DCFTA, tetapi dengan substansi yang bertentangan dengan komitmen Armenia terhadap EAEU.

Pada implementasi CEPA tidak komitmen untuk mengaplikasikan liberalisasi tarif, karena hal ini kontras dengan akses Armenia ke EEU.

CEPA lebih fokus terhadap penciptaan lingkungan bisnis yang bagus untuk sehingga dapat menarik investor ke Armenia dan menaikkan nilai ekspor Armenia. Kedua pihak menegaskan kembali pada poin-poin umum yang masih selaras dengan komitmen dan prinsip-prinsip WTO. Pada ekspor UE ke Armenia pun patuh pada batas-batas kesamaan tarif eksternal EEU, namun dengan adaptasi pada transisi Armenia dengan EEU yang memungkinkannya untuk terus menerapkan tingkat tarif yang menyesuaikan

(54)

dengan aturan WTO dengan Armenia yang sebelumnya terdapat sekitar 800 jalur tarif.

Mengenai ekspor Armenia ke Uni Eropa, ini tunduk pada tarif eksternal umum Uni Eropa, namun secara substansial dimodifikasi oleh Uni Eropa yang memberikan Armenia akses terus ke Generalised System of Preferences (GSP+). Melalui skema ini Armenia dapat mengekspor barang dibawah 6.400 jalur tarif ke Uni Eropa dengan tarif nol atau potongan tarif.

Namun, hal ini masih kurang dari apa yang bisa diperoleh Armenia jika dibawah DCFTA, yang akan memungkinkan akses 99% bebas tarif pasar tunggal ke Uni Eropa

Setelah batalnya DCFTA dan terjadi penurunan dalam perdagangan seperti yang sudah dipaparkan oleh penulis pda bab sebelumnya dalam hal ini ialah pada impor dan ekspor barang, sejalannya dengan hibungan yang dijalin kembali menuju perjanjian CEPA perdangan impor dan ekspor Uni Eropa terhadap Armenia pun kembali melonjak di tahun 2017 yaitu di tahun yang sama saat Uni Eropa dan Armenia resmi kembali membuka hubungan bilateral secara terbuka untuk CEPA, sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut;

Gambar

Tabel III.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012- 2012-2015……………………………………………………………………...
Tabel II.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012 -2015
Tabel III.2.1 Perkembangan ekspor impor Uni Eropa-Armenia tahun 2012- 2012-2015
Tabel IV.B.1 Jumlah komoditi perdagangan Uni Eropa-Armenia  2014-2017  Imports  Value Mio €  Ekspor  Values Mio €  2014  2015  2016  2017  2014  2015  2016  2017  Total  274  305  351  384  714  631  604  718
+3

Referensi

Dokumen terkait

If you have link internet in your office, residence, or device, you can download Women In The Viking Age By Judith Jesch it straight.. You might not additionally wait to get the

Kemudian dilakukan pemeriksaan biopsi aspirasi jarum halus dengan hasil menunjukkan granuloma tuberkulosis dari agregat sel-sel epiteloid yang tersusun dalam

Baja merupakan campuran antara besi dan elemen pemadu utama besi yaitu karbon. Baja AISI 1045 merupakan baja karbon kelas menengah. Penelitian ini bertujuan untuk

Apabila anggota di dalam komunitas memiliki sense of community yang rendah maka anggota tersebut tidak akan mempunyai perasaan menjadi bagian dari komunitas,

Penambahan bahan suplemen dan imbuhan pakan seperti minyak ikan, vitamin E dan ekstrak temulawak menghasilkan nilai yang lebih baik pada parameter seperti IGS,

Berdasarkan penelaahan pengertian dari tiap kata-kata pada Judul Proyek tersebut, penulis menetapkan bahwa Perancangan Omasi’o Club house di Kawasan Ekonomi Khusus

Apabila penetuan nilai ini berdasarkan pada nilai hasil tes belajar yang digunakan pada kriterium peserta didik, maka pada hal ini mengandumg arti bahwa nilai yang

Dengan demikian regresi berganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu Indeks Pembangunan Manusia sebagai