• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

SKRIPSI

Oleh :

Ervi Trias Wati

X 7107026

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

iii

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI

JATEN 1 JOGOROGO NGAWI TAHUN 2011

Oleh:

ERVI TRIAS WATI

NIM X7107026

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)
(4)

commit to user

(5)

commit to user

ABSTRAK

ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026.

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Bulat Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011.

Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian adalah meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat melalui penerapan metode demonstrasi pada siswa kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011, meningkatkan keaktifan siswa

dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo

Ngawi Tahun 2011.

Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1

Jogorogo Ngawi Tahun 2011 yang terdiri dari 26 siswa. Sedangkan objeknya adalah

pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model

siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari 4

tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi langsung, tes dan

dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi dan trianggulasi data.

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.

(6)

commit to user

vii

ABSTRACT

ERVI TRIAS WATI. NIM X7107026. The application of Demonstration method

to Improve the Understanding of Integer Number Addition and Subtraction

Concept in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011.

Skripsi.

Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret

University. 2011.

The objective of this classroom action research is to improve the

understanding of integer number addition and subtraction concept by applying

demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi in 2011,

to improve the liveliness of integer number addition and subtraction concept by

applying demonstration method in IV Graders of SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi

in 2011.

The subject of research was the IV graders of Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi

in 2011, consisting of 26 students. Meanwhile the object was the student’s concept

understanding in Integral Number Addition and Subtraction. This study belongs to a

classroom action research using cycle model. The research was carried out in three

cycles. Each cycle consists of 4 stages: planning, acting, observing, reflecting.

Techniques of collecting data used were interview, direct observation, test and

documentation. Data validity used was content validity and data triangulation.

Technique of data analysis used was an interactive analysis mode.

(7)

commit to user

MOTTO

” Letakkan diri kita sebagai layaknya orang lain, jika kita merasa hal yang

kita lakukan akan menyakiti diri kita hal tersebut

tentu akan menyakiti orang

lain pula”

( Penulis)

”Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan”

(8)

commit to user

ix

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengharap kehadirat Allah SWT dan dengan segenap hati yang

paling dalam, kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Sunardi dan Ibu Sutini, yang telah

memberikan kasih sayang yang begitu besar. Sampai kapanpun aku

akan mencintai Bapak dan Ibu serta akan selalu mengenang

pengorbanan Bapak dan Ibu di hatiku.

2. Kakakku Erma Susanti dan Adikku Ega Budi S atas kebersamaan

yang kurindukan. Aku sangat menyayangi kalian.

3. Suamiku Dedy Suhendro tersayang yang selalu memberikan

dukungan dan setia menemaniku.

4. Sahabat-sahabatku atas motivasi dan persahabatan yang begitu

indah.

5. Rekan-rekan Mahasiswa SI PGSD angkatan 2007 khususnya S1

BO7.

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

”Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa kelas IV SD Negeri Jaten

I Jogorogo Ngawi Tahun 2011.

Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan

dalammendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam

menyusun skripsi ini masih banyak kekurangan, namun berkat bimbingan dan

pengarahan dari bapak ibu dosen dan kerja sama dari berbagai pihak akhirnya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah sabar membimbing dan

mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Drs. Djaelani., M.Pd., selaku pembimbing II yang telah sabar membimbing dan

mengarahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Keluarga Besar SD Negeri Jaten 1 yang telah membantu dan menyediakan tempat

untuk melaksanakan penelitian serta bantuannya dalam memperoleh data.

(10)

commit to user

xi

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dr kesempurnaan.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi guru maupun calon guru

atau pihak yang bersangkutan pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surakarta, April 2011

(11)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN... ii

PERSETUJUAN... ... ii

PENGESAHAN... ... iii

ABSTRAK... ... iv

ABSTRACK... v

HALAMAN MOTTO... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GRAFIK... ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... ... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah... 4

(12)

commit to user

xiii

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI, PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat ... 7

a. Pengertian Pemahaman... 7

b. Pengertian Konsep………... 7

c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan... 8

d. Pengertian Bilangan Bulat……….. 9

e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan………... 11

2. Hakikat Metode Demonstrasi……….. 11

a. Pengertian Metode……… 11

b. Metode Demonstrasi………. . 15

B. Penelitian yang Relevan ...… 21

C. Kerangka Berpikir ...… 23

D. Hipotesis……….. 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 29

B. Subjek Penelitian ... 27

(13)

commit to user

D. Sumber Data………... 28

E. Teknik Pengumpulan Data………... 28

F. Validitas Data………... 30

G. Teknik Analisis Data……….. 30

H. Indikator Kinerja………... 31

I. Prosedur Penelitian………... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri Jaten 1………... 35

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………... 36

C. Pembahasan Hasil Penelitian………... 61

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan……….... 64

B. Implikasi……….... 66

C. Saran………... 67

DAFTAR PUSTAKA………. 68

(14)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1

Garis bilangan………

17

(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1

Jadwal Kegi

atan Penelitian………

28

Tabel 4.1

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada kondisi awal……

...

35

Tabel 4.2

Observasi aktifitas siswa pembelaj

aran siklus I……….. 40

Tabel 4.3

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan

Bulat siswa kelas

……….. 43

Tabel 4.4

Lembar observasi aktifitas siswa pe

mbelajaran siklus II……. 48

Tabel 4.5

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten

1 pada siklus II………. 51

Tabel 4.6

Lembar observasi aktifitas siswa p

embelajaran siklus III……. 55

Tabel 4.7

Daftar distribusi frekuensi nilai matematika materi bilangan bulat

Siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 pada siklus III………

. 58

Tabel 4.8

Perbandingan rata-rata nilai matematika, jumlah siswa tuntas

Dan prosentase ketuntasan siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1

Materi bilangan bulat pada pra siklus, siklus I, siklus II, dan

Siklu

s III……… 61

Tabel 4.9

Perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra

(16)

commit to user

xvii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1.

Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Jaten 1 pada kondisi awal………..

36

Grafik 4.2

Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada siklus I………..

44

Grafik 4.3

Hasil penilaian matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada siklus II………

52

Grafik 4.4

Hasil penilaian Matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV

SD Negeri Jaten 1 pada s

iklus III………..

60

Grafik 4.5

Grafik peningkatan pemahaman konsep penjumlahan dan

Pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1... 62

Grafik 4.6

Grafik perbandingan ketidaktuntasan dan ketuntasan siswa pada pra

(17)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Wawancara dengan Guru sebelum diterapkan Metode

Dem

onstrasi……….

70

Lampiran 2 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Pra

siklus………..

71

Lampiran 3 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Si

klus I………

72

Lampiran 4 Kisi-kisi soal bilangan Bulat dengan Metode Demonstrasi

Sikl

us II………..

73

Lampiran 5 Kisi-kisi soal bilangan bulat dengan Metode Demonstrasi

Siklus III………...

...

74

Lampiran 6 LKS

……….………...

75

Lampiran 7 Kunci Jawaban L

KS……… 76

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelaj

aran Siklus I……….

77

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan P

embelajaran Siklus I……….

84

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II……….

100

Lampiran 11 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II………..

107

(18)

commit to user

xix

Lampiran 13

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III………..

123

Lampiran 14 Lembar Observasi Guru

Siklus I………..

134

Lampiran 15 Lembar Observasi Guru Siklus II

………...

136

Lampiran 16 Lembar Observasi Guru Siklus II

I……….

138

Lampiran 17 Hasil Wawancara Dengan Guru Sebelum Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajaran

Matemtika………. 140

Lampiran 18 Hasil Wawancara Dengan Guru Setelah Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajara

n Matematika……… 142

Lampiran 19 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Diterapkan Metode Demonstrasi

Dalam Pembelajaran Mate

matika……… 144

Lampiran 20 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Diterapkan Metode

Demonstrasi Dalam Pembelajaran M

atematika……… 146

Lampiran 21 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Pada Kondisi Awal……….

147

Lampiran 22 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

IV SD Negeri Jaten 1 Pada Siklus I

……..………. 149

(19)

commit to user

Lampiran 24 Hasil Penilaian Matematika Materi Bilangan Bulat Siswa Kelas

(20)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tuntutan pembelajaran matematika dalam dunia pendidikan sudah banyak

berubah, kita tidak lagi mempertahankan paradigma lama yaitu teacher center

(guru memberikan pengetahuan kepada siswa, siswa yang pasif). Tetapi hal ini

nampaknya masih banyak diterapkan diruang-ruang kelas dengan alasan

pembelajaran seperti ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu.

Bila transfer konsep-konsep matematika berlangsung terus maka

pemahaman siswa terhadap konsep matematika akan terbatas pada ranah kognitif

sehingga membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap

bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan

mempelajarinya. Pada aspek produk matematika, siswa diharapkan dapat

memahami konsep-konsep sedangkan pada aspek proses siswa diharapkan

mempunyai ketrampilan dalam mengerjakan matematika. Masih banyak

pembelajaran matematika di dominasi dengan metode ceramah maka pelajaran ini

dapat menjadi pelajaran yang membosankan dan menakutkan bagi siswa karena

banyak rumus matematika yang harus dihafalkan. Siswa tidak akan dapat

menyadari bahwa matematika sangat penting dipahami sebagai pengetahuan dasar

untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari–hari.

Seorang guru harus memahami dan menyadari bahwa tidak semua siswa

mempunyai tingkat intelektual tinggi. Kemampuan setiap siswa menangkap

materi pelajaran yang disampaikan berbeda-beda. Menurut Anne Ahira belajar

matematika itu memahami konsep bukan menghafal rumus,hal itu dikuatkan pula

oleh Seto Mulyadi mengungkapkan bahwa matematika merupakan ilmu pasti

yang menuntut pemahaman dan ketekunan berlatih. Menhafal rumus dan cara

menngerjakan soal bukan langkah tepat membuat anak cakap dalam ilmu ini.

(http://ganeca.blogspirit.com)

(21)

Berdasarkan pengamatan, wawancara, kolaborasi peneliti dengan guru

yang mengajar kelas IV yang dilakukan di SD Negeri Jaten 1 khususnya siswa

kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi kurang berminat dalam belajar

matematika. Hal ini mengakibatkan kemampuan siswa dalam matematika masih

rendah. Hal ini bisa dilihat dari hasil pretest yang dilaksanakan dari 26 siswa

hanya 12 siswa yang nilainya ≥60 dan 14 siswa banyak yang tidak mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60. Kalau hal itu dibiarkan dampaknya

siswa akan kesulitan dalam perkalian dan pembagian.

Dari pengamatan yang dilakukan, ternyata hal tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu, alokasi waktu yang ada tak sebanding

dengan materi yang diberikan kepada siswa, alokasi waktu terbatas tetapi materi

yang harus disampaikan terlalu banyak. Faktor tersebut akan membuat

pemahaman siswa dalam pelajaran matematika menjadi abstrak karena

keterbatasan waktu untuk guru dalam menyampaikan materi. Guru masih

menggunakan model pembelajaran konvensional dan kurang memaksimalkan

proses pembelajaran dengan media atau alat peraga. Faktor yang lain adalah tidak

adanya variasi metode, dari tahun ke tahun metode yang digunakan untuk

mengajar matematika menggunakan metode ceramah kemudian anak diberi

latihan soal terus menerus, ini mengakibatkan siswa menjadi bosan,tegang dan

terkesan takut. Dari faktor-faktor tersebut membuat anak menganggap bahwa

pelajaran matematika adalah pelajaran yang membosankan, sulit, dan

menakutkan.

Guru mengajarkan konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

kepada siswa kelas IV di SD Negeri Jaten 1 masih menggunakan metode ceramah.

Metode mengajar tersebut membuat siswa beranggapan bahwa berhitung bilangan

bulat adalah suatu pelajaran yang membosankan dan hal ini berdampak pada

rendahnya keterampilan anak dalam pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Guru seharusnya memiliki metode mengajar yang

dapat menggugah minat dan keaktifan siswanya. Salah satunya dengan metode

(22)

commit to user

dan kualitas hasil belajar,maka proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian

penuh.

Seorang siswa membutuhkan suatu pemahaman konsep dalam belajar

matematika. Tak terkecuali ketika siswa belajar berhitung dalam pembelajaran

matematika. Pemahaman konsep behitung dalam penjumlahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian. Pemahaman berasal dari kata dasar paham.

Pemahaman artinya mengetahui akan sesuatu hal dan mampu

mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya dalam

pikiran tetapi mampu menggunakannya. Konsep adalah abstrak, entitas mental

yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari suatu entitas,

kejadian atau hubungan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah operasi yang

digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan. Pengurangan adalah

kebalikan dari penjumlahan. Sedangkat menurut Catur Supatmono (2009:77),

bilangan bulat adalah….,-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4…Jadi pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat adalah suatu pengetahuan akan

suatu hal dan mampu menggunakan secara abstrak penjumlahan dan pengurangan

bilangan-bilangan yang terdiri dari bilangan negatif, bilangan positif atau bilangan

asli, dan bilangan cacah.

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dapat

ditingkatkan dengan berbagai cara,diantaranya dengan metode demonstrasi.

Dalam Anonima metode pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

untuk melakukan aktifitas yang tersistem dari suatu lingkungan yang terdiri dari

pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu

kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dan tercapainya tujuan

pembelajaran. Jadi metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan aturan melakukan suatu kegiatan,

baik secara langsung maupun melalui penggunaan media yang relevan dengan

pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin syah (2000). Dengan

penggunaan metode ini dapat membantu anak didik memahami dengan jelas

jalannya suatuproses atau cara kerja suatu benda, memudahkan berbagai jenis

(23)

pengamatan dan contoh kongkrit dengan menghadirkan objek yang sebenarnya (

Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Jadi metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif sebab

membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta

atau data yang benar sehingga akan meningkatkan pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan

judul “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV

SD Negeri Jaten 1Jogorogo Ngawi Tahun 2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang mbbbhhasalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah,maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunan metode demonstrasi dapat meningkatkan

pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada

siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi tahun 2011?

2. Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan

siswa dalam pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo Ngawi

tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraiakan diatas, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa

(24)

commit to user

2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan

metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo

Ngawi tahun 2011.

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Manfaat teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi

untuk penelitian selanjutnya, bagi yang akan menulis hal yang

sama atau hampir sama.

b. Sebagai kajian yang dapat memberikan sumbangan bagi dunia

pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa

1) Meningkatnya ketertarikan siswa dalam belajar matematika

dengan metode demonstrasi sehingga nilai siswa menjadi lebih

baik.

2) Meningkatnya pemahaman konsep siswa dalam penjumlahan

dan pengurangan bilangan bulat.

3) Sebagai sarana memotivasi siswa agar ikut berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran matematika.

b. Bagi guru

1) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode

demonstrasi dalam proses pembelajaran

2) Meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar

3) Guru akan terbiasa menggunakan metode yang bervariasi

dalam pembelajaran.

4) Menciptakan pembelajaran yang inovatif dan mrnyenangkan.

5) Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam

(25)

menggunkan bilangan terutama penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat.

c. Bagi sekolah

1) Sumbangan pemikiran yang positif terhadap kemajuan sekolah

yang bercermin dari peningkatan kemampuan profesional para

guru dalam usaha-usaha yang mengarah pada meningkatnya

kualitas pembelajaran matematika dengan digunakan metode

dalam pembelajaran.

(26)

commit to user

BAB II

PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

BILANGAN BULAT DENGAN METODE DEMONSTRASI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Bulat

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan

transformasi ilmu pengetahuan (Gardner, 1999). Pemahaman merupakan

landasan bagi peserta didik untuk membangun insight dan wisdom

(Longworth, 1999:91). Pemahaman merupakan indikator unjuk kerja yang

siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain(Gardner, 1999).

Pemahaman merupakan perangkat baku program pendidikan yang

merefleksikan kompetensi (Yulaelawaty, 2002). Pemahaman muncul dari

hasil evaluasi dan refleksi diri sendiri (Wenning, 2006).

Pemahaman adalah suatu titik temu antara 2 pola yang terdapat

didalam diri manusia yaitu pola akal dan pola rasa, jika disetiap/suatu

pembelajaran dimulai dan didasari oleh suatu pemahaman terlebih dahulu

maka akan lebih berharga dan bermaknalah suatupembelajarantersebut.

(http://mrperspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman)

Menurut Nana Sudjana (2005 : 24) pemahaman dapat dibedakan

menjadi tiga kategori(Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan,

mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya, mengerti prinsip-prinsip, (2)

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan

bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau

menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian,

membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok, (3) Pemahaman

tingkat ketiga atau tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman artinya tahu akan sesuatu hal dan mampu

(27)

mengimplikasikannya karena pengetahuan yang dimiliki tidak hanya

dalam pikiran tetapi mampu menggunakannya dan tidak hanya mengerti

saja tapi mampu menerapkannya.

b. Pengertian Konsep

Pengertian konsep menurut www.wikepedia.com adalah abstrak,

entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau kelas dari

suatu entitas, kejadian atau hubungan. Sedangkan menurut Fredd Soritua

adalah suatu strategi sebagai pendekatan dalam berkarya. Konsep adalah

istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak:

keadaan, kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

ilmu sosial (singarimbun:2006)

Berdasarkan beberapa pendapat diatas konsep adalah sesuatu yang

abstrak yang menunjuk pada suatu kejadian atau hubungan.

c. Pengertian Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam operasi berhitung matematika ada salah satu operasi

penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan adalah Penjumlahan adalah

operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari dua bilangan.

Penjumlahan merupakan operasi matematika yang menjumlahkan suatu

angka dengan angka lainnya sehingga menghasilkan nilai tertentu yang

pasti. Symbol untuk operasi penjumlah (+).

(http://opi.110mb.com/ faraidweb/2_Dasar Matematika.htm).

Menurutwww.wikepedia.com penjumlahan adalah salah satu

operasi aritmatika dasar,penjumlahan merupakan penambahan sekelompok

bilangan atau lebih menjadi suatu bilangan yang merupakan jumlah.

Penjumlahan adalah operasi yang digunakan untuk memperoleh jumlah dari

dua bilangan.

Pengurangan adalah salah satu dari empat dasar aritmatika dan

pada prinsipnya merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan

(www.wikipedia.com). Pengurangan merupakan operasi matematika yang

(28)

commit to user

minus (-) (http://opi.110mb.com/faraidweb/2_DasarMatematika.htm).

Pengurangan Jika pada suatu penjumlahan diketahui jumlahnya dan salah

satu sukunya, maka penjumlahan itu di tulis a + … = c atau … + a = c

Suku a adalah salah satu suku yang ditambah, sedangkan suku c adalah

jumlahnya. Misalnya a = 5 dan c = 12 maka 5 + … = 12 atau … + 5 = 12

Mencari suku yang belum diketahui merupakan suatu operasi. Dan operasi

itu disebut pengurangan.Jadi 5 + … = 12 dapat ditulis 12-5 = …Kerena

pengurangan diperoleh dari penjumlahan maka pengurangan disebut

kebalikan dari penjumlahan.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa

penjumlahan adalah penambahan dua bilangan menjadi bilangan tertentu

dan pengurangan adalah pengurangan suatu angka dengan angka lainnya

sehingga menghasilkan nilai tertentu.

d. Pengertian Bilangan Bulat

Matematika adalah suatu pelajaran yang selalu berkaitan dengan

angka-angka. Menurut Jonson dan Rising dalam Aji Apriyanto

(http://www.ajiapriyanto.co.cc ) Matematika adalah pengetahuan struktur

yang terorganisasi, sifat-sifat atau teori dibuat secara deduktif berdasarkan

pada unsure yang didefinisikan, aksioma,teori yang telah dibuktikan

kebenarannya. Dengan kata lain matematika merupakan suatu bahasa yang

dilikiskan dengan bilangan atau simbola tertentu yang didefinisikan

dengan cermat dan jelas. Jadi berdasarkan etimologi (Elea Tinggih, 1972

:5). Perkataan matematika berarti “Ilmu pengetahuan yang diperoleh

dengan bernalar”.

“James dan James (1976) dalam kamus matematikanya

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai

bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu

dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam

tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sebagai contoh, adanya

pendapat yang mengatakan bahwa matematika itu timbul karena

(29)

terbagi menjadi empat wawasan yang luas yaitu aritmetika, aljabar,

geometri, dan analisis dengan aritmetika mencakup teori bilangan dan

satistika. Kelompok matematikawan ini berpendapat bahwa matematika

adalah ilmu yang dikembangkan untuk matematika itu sendiri. Ilmu adalah

untuk ilmu, matematika itu adalah ilmu yang dikembangkan untuk

kepentingan sendiri. Ada atau tidak adanya kegunaan matematika,

bukanlah urusannya. Menurut pendapatnya, matematika itu adalah ilmu

tentang struktur yang bersifat deduktif atau aksiomatik, akurat, abstrak,

ketat, dan sebagainya.

Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa

matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian

yang logik, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang

didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan

simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada

mengenai bunyi. Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa

matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau

pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat. Kemudian Kline

(1973) dalam bukunya mengatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah

pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri,

tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam

memahami dan mengatasi permasalahan sosial, ekonomi dan alam.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan suatu pengetahuan yang terorganisasi meliputi

sifat-sifat, teori, dan symbol yang didefinisikan, aksioma, teorinya sudah

dibuktikan kebenarannya serta dipergunakan dalam menghadapi

kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup materi atau bahan kajian matematika yang

dipelajari di SD/MI mencakup: a). bilangan, b).geometri dan pengukuran,

dan c).pengolahan data.

(30)

commit to user

Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan

disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep

bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk meliputi

bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan

bilangan kompleks. Menurut Wikipedia (2010:1) bilangan adalah suatu

konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.

Ada berbagai jenis bilangan. Bilangan yang paling dikenal adalah bilangan

bulat 0, 1, -1, 2, -2,…dan bilangan-bilangan asli 1, 2, 3,…, keduanya

sering digunakan untuk berhitung dalam aritmatika.

Bilangan bulat adalah bilangan yang bukan pecahan, misalnya 1, 2,

3,…dst. (Kamus Bahasa Indonesia/Pusat Bahasa Depdiknas.2008.

Halaman 200). Sedangkan menurut Catur Supatmono (2009:77) bilangan

bulat adalah…., -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,….Dapat dikatakan juga

bilangan bulat terdiri dari:

1). Bilangan bulat negative: ….-4, -3, -2, -1.

2). Bilangan nol: 0

3). Bilangan bulat positif atau bilangan asli: 1, 2, 3, 4, 5, ….

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan bulat negative,

bilangan bulat positif atau bilangan asli,dan bilangan cacah yang meliputi

bilangan….-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4,….

e. Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

adalah merupakan pengetahuan dan mampu mengimplikasikan sesuatu

yang abstrak tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan-bilangan

yang terdiri dari bilangan negative, bilngan positif atau bilangan asli, dan

bilangan cacah.

2. Hakikat Metode Demonstrasi

(31)

Metode adalah “a way in achieving something” (wina

sanjaya:2008) jadi metode adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan

nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode

pembelajaran adalah prosedur, urutan,langkah- langkah, dan cara yang

digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

(http://smacepiring.wordpress.com) Dapat dikatakan bahwa metode

pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat

dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan

bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke

pencapaian tujuan.

Jadi Metode adalah adalah ilmu yang mempelajari cara-cara

untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang

terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam

melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik

dalam arti tujuan pengajaran tercapai. Agar tujuan pengajaran tercapai

sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu

mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan

pada saat mengajar. Beberapa metode mengajar:

1) Metode Ceramah (Preaching Method)

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan

menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin

Syah, (2000).

2) Metode diskusi ( Discussion method )

Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi

adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan

memecahkan masalah (problem solving).

3) Metode demontrasi ( Demonstration method )

(32)

commit to user

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang

sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000). Metode demonstrasi adalah

metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau

cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful

Bahri Djamarah,( 2000).

4) Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang

menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung

dengan metode lainnya.

5) Metoderesitasi (Recitationmethod)

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa

diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri

(http://re-searchengines.com/art05-65.html).

6) Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan

kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan

suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Metode

percobaan adalah suatu metode mengajar yang menggunakan tertentu

dan dilakukan lebih dari satu kali, MisalnyadiLaboratorium.

7) Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang

dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa

membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang

lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian

dibukukan.Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar

rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan

melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, ialah

cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu

(33)

menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel

mobil, toko serba ada, dan sebagainya.

8) Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar ,

dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat

bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya,

untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan

keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

9) Metode mengajar beregu (Team teaching method)

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana

pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai

tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator.

Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian

digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung

berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10) Metode mengajar sesame teman ( Peer teaching method )

Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar

yang dibantu oleh temannya sendiri.

11) Metode pemecahan masalah (Problemsolvingmethod)

Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya

diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12) Metode perancangan ( projeck method )

Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus

merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13) Metode Bagian ( Teileren method )

Yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan

sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan

ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

(34)

commit to user

Yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca

keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat

mereka serap atau ambil intisari dari materi tersebut.

15) Metode Discovery

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192)

diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan

pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum

sampai kepada generalisasi. Suryosubroto (2002:193)

16) Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring

peserta didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama

belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar

yang aktif (Mulyasa , 2003:234). Metode inquiry menurut Roestiyah

(2001:75) merupakan suatu teknik atau cara yang dipergunakan guru

untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti

suatu masalah ke kelas.

b. Metode Demonstrasi

Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab

membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan

fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode

penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada

siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya

atau hanya sekadar tiruan.

(http://www.papantulisku.com/2010/01/metode-demonstrasi.html). Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas

dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses

demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi

demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam

strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Menuruthttp://www.semeru.or.id Demonstrasi adalah metode yang

(35)

memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi

merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu,

demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk

memahami langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk

memperlihatkan atau memperagakan hasil dari sebuah proses.Biasanya,

setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh peserta sendiri.

Sebagai hasil, peserta akan memperoleh pengalaman belajar langsung

setelah melihat,melakukan, dan merasakan sendiri.

Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan

memeragakan suatu proses kejadian. Metode Demonstrasi biasanya

diaplikasikan dengan menggunakan alat-alat bantu pengajaran seperti

benda-benda miniatur, gambar, perangkat alat-alat laboratorium dan

lain-lain. (Cecep, 2005). Metode Demonstrasi adalah metode mengajar

dengan cara memperagakan barang, kejadian,aturan, dan urutan

melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui

penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau

materi yang sedang disajikan (Muhibbin Syah, 2000). Metode

demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu

proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan

pelajaran. (Syaifudin Bahri Djamarah, 2000).

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa metode

demonstrasi merupakan tehnik mengajar yang memperagakan suatu

barang atau alat yang menggambarkan suatu proses atau kejadian

berkenaan dengan materi pelajaran yang dipelajari. Metode demonstrasi

adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau

mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda, atau cara

kerja suatu produk teknologi yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat

dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model,

maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Dalam penelitian

(36)

commit to user

Penjumlahan bilangan bulat sebagai perpindahan sepanjang

suatu garis bilangan.suatu bilangan bulat positif menggambarkan

gerakan kearah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif

menggambarkan gerakan kearah kiri. Titik permulaan selalu dimulai

pada titik yang mewakili bilangan nol.

[image:36.612.168.531.201.471.2]

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Gambar 2.1 Garis bilangan

Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser ke kanan 1

satuan, maka ia berada di titik 1. Jika seseorang berada di titik 0

kemudian bergeser ke kiri sejauh 1 satuan, maka ia berada di titik -1.

Jika seseorang berada di titik 0 kemudian bergeser kekiri 2 satuan,

maka ia berada di titik -2. Sebaliknya jika seseorang berada di titik 0

dan bergeser ke kanan 2 satuan maka I berada di titik 2. Bilangan -1

disebut lawan dari 1 dan 1 disebut lawan dari -1.Demikian juga -2

adalah lawan dari 2 dan 2 adalah lawan dari -2.

2) Menggunakan manik-manik

Menggunakan manik-manik bilangan yang berisi:

• Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

• Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

• Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif

• Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

• Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif

(37)

3) Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi

1. Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu

proses atau kerja suatu benda

b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.

c. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat

diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan

menghadirkan obyek sebenarnya (Syaifudin Bahri Djamarah,

2000)

d. Perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap

penting oleh guru sehingga hal-hal yang penting dapat diamati

seperlunya. Perhatian siswa lebih mudah dipusatkan pada proses

belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain.

e. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan

dengan hanya membaca di dalam buku, karena siswa telah

mempenoleh gambaran yang jelas dan hasil pengamatannya.

f. Bila siswa turut aktif bereksperimen, maka siswa akan memperoleh

pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan

kecakapannya dan memperoleh pengakuan dan penghargaan dari

teman-teman dan gurunya.

g. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada diri siswa

dapat dijawab waktu mengamati proses demonstrasi/eksperimen.

h. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan

pelajaran yang dijelaskan.

i. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

j. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

(38)

commit to user

2. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan

dipertunjukkan.

b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan (Syaifudin Bahri

Djamarah, 2000)

d. Daya tangkap setiap siswa berbeda, sehingga guru harus

mengulang-ulang suatu bagian yang sama agar siswa dapat

mengikuti pelajaran.

e. Waktu yang diperlukan untuk proses belajar mengajar akan lebih

lama dibandingkan dengan metode ceramah.

f. Demonstrasi akan menjadi metode yang kurang baik apabila alat

yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh

siswa. Misalnya alat itu terlalu kecil atau penjelasan-penjelasan

yang tidak jelas.

g. Demonstrasi menjadi tidak efektif bila tidak diikuti dengan

sebuah aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut bereksperimen

dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang berharga.

h. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

Misalnya alat-alat yang sangat besar atau yang berada di tempat

lain yang jauh dari kelas, atau bahan-bahan yang tidak berwujud

misalnya gas freon.

i. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian

didemonstrasikan, siswa melihat suatu proses yang berlainan

dengan proses jika berada dalam situasi yang sebenarnya.

j. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang,

sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal

sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.

(39)

proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih

dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.

k. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat

yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan

pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan

ceramah.Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan

guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih

profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan

kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan

proses pembelajaran siswa.

4) Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses

demonstrasi berakhir.

b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan

dilakukan.

c. Lakukan uji coba demonstrasi.

2. Tahap Pelaksanaan:

Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada

beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:

a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.

c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,

misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap

penting dari pelaksanaan demonstrasi.

3. Langkah pelaksanaan demonstrasi:

a). Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang

(40)

commit to user

yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk

tertarik memperhatikan demonstrasi.

b). Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana

yang menegangkan.

c). Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi

dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.

d). Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses

demonstrasi itu.

4. Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran

perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian

tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah

siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain

memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa

melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu

untuk perbaikan selanjutnya.

B. Penelitian Relevan

1. Kusmiati H dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Pendekatan

Realistik untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan

Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD N Sukoharjo Malang

memperoleh hasil bahwa dengan pemberian pendekatan realistik

berpengaruh untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Penelitian Kusmiati H ini

memiliki persamaan pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat. Perbedaanya adalah dengan pendekatan realistik.

2. Khofidlotur Rofiah dalam penelitiannya Peningkatan Pemahaman Konsep

(41)

Media Roda Bilangan pada Siswa Tunarungu Kelas VI SLB-B Pertiwi

Mojokerto. Khofidlotur R menyimpulkan bahwa dengan media roda

bilangan dapat meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Penelitian Khofidlotur ini memiliki persamaan

dengan penelitian ini adalah pokok bahasan sama yaitu penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat, dan faktor yang ingin ditingkatkan yaitu

pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan. Perbedaannya adalah

media yang digunakan.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan diatas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan

pembelajaran dengan metode demonstrasi, guru masih menggunakan metode

ceramah membuat anak lebih cepat bosan, terkesan antusias dan suasana kelas

pasif serta materi yang disampaikan secara singkat karena keterbatasan waktu

membuat pemikiran anak terhadap matematika menjadi abstrak. Guru lebih

menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan

siswa dalam memahami materi, komunikasi hanya atu arah sehingga kurang

adanya timba balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam

menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk

bertanya pada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat

siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa matematika

merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga siswa enggan mempelajarinya.

Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah.

Dengan adanya metode baru selain metode ceramah akan dapat memahami

dengan jelas jalannya suatu proses kerja suatu benda sehingga memudahkan

berbagai jenis penjelasan, perhatian siswa dapat dipusatkan. Salah satu metode

(42)

commit to user

Kelebihan metode ini adalah Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme

akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan

pelajaran yang dijelaskan, akan lebih menarik perhatian siswa sehingga siswa

akan aktif dalam pembelajaran, dan siswa akan lebih paham bagaimana suatu

proses kerja suatu benda.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan

metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan dan

pengurangan bilangan bulat. Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi,

kreatifitas dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga

pembelajaran dapat bermakna dan pada akhirnya pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat akan meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

[image:42.612.135.565.211.660.2]

penelitian ini pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Kerangka berpikir Diduga dengan penerapan metode

demonstrasi pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat meningkat

Siklus III Target 90% Metode

konvensional

Guru mendominasi

proses pembelajaran

Pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat masih rendah dan

siswa kurang aktif

Metode

Demonstrasi

Guru sebagai fasilitator pembelajaran

Siklus I Target 70%

(43)

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut: “Dengan penerapan metode demonstrasi

maka pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

(44)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Jaten 1, Kecamatan

jogorogo, Kabupaten Ngawi. Adapun alasan peneliti memilih SD Negeri Jaten 1

sebagai tempat penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai

berikut:

a. Sekolah tersebut mengijinkan tempatnya digunakan untuk kegiatan penelitian.

b. Sekolah bersedia memberikan data yang penulis perlukan.

c. Belum pernah diadakan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan

metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan

bilangan bulat di kelas IV SD Negeri Jaten 1 Kecamatan Jogorogo Kabupaten

Ngawi.

d. Kondisi sekolah dan kelas beserta materi pelajaran telah dipahami dan

diketahui penulis sebelumnya.

(45)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan 5 bulan ,yaitu mulai bulan Desember

[image:45.612.130.516.177.692.2]

2010 sampai April 2011. Jadwal penelitian akan ditulis pada tabel 3.1 :

Tabel 3.1 Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian

No JENIS KEGIATAN BULAN

Desember Januari Februari Maret April

A Tahap persiapan

1 Penyusunan proposal XXX

2 Perbaikan proposal X

3 Menyusun instrumen

a. RPP XX

b. Lembar observasi XX

c. Panduan wawancara XX

d.soal-soal XX

4 Perijinan, koordinasi dengan guru, dan menyiapkan peralatan

X

B Aplikasi Tindakan

5 Siklus I X

6 Siklus II X

7 Siklus III X

C Pasca Tindakan

8 Analisis Data XX

9 Menyusun Laporan X X

10 Pengajuan Laporan X

11 Seminar untuk validasi hasil

X

12 Perbaikan Laporan X X

13 Penggandaan, penjilidan dan Pengiriman Laporan

(46)

commit to user

3. Lokasi Sekolah

Sekolah Dasar Negeri Jaten 1 terletak di desa Jaten Kecamatan Jogorogo

Kabupaten Ngawi. SD Negeri 1 Jaten terdiri dari 6 kelas yaitu kelas I sampai

kelas VI. Memiliki 11 tenaga pendidik dengan 7 orang berstatus PNS dan 7 orang

berstatus Non PNS.

4. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri

Jaten 1, Kecamatan Jogorogo, Kabupaten Ngawi yang berjumlah 26 siswa, 10

orang siswa laki-laki dan 16 orang siswa perempuan.

5. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Karena data yang akan diperoleh atau dikumpulkan berupa data yang langsung tercatat dari kegiatan di lapangan maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2007: 2) mengungkapkan bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian PTK yaitu:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok sisayang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian yang diambil adalah tindakan kelas model siklus.

Rancangan penelitiannya adalah:

a) Perencanaan (Planing)

b) Tindakan (Acting)

(47)

d) Refleksi (Reflecting)

Menurut Suharsimi Arikunto (2007:16), bagan strategi penelitian

[image:47.612.147.506.174.471.2]

ditunjukkan pada gambar 3.1 :

Gambar 3.1 Bagan Strategi Penelitian

6. Sumber Data

Penelitian ini memerlukan berbagai informasi data yang akan digali dari

berbagai sumber data. Data dan informasi yang paling utama dikumpulkan dan

dikaji diperoleh dari data kualitatif. Sumber data yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini antara lain:

1. Informasi data dari guru kelas IV SD Negeri Jaten 1.

2. Arsip nilai mid semester siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1.

3. Informasi dari siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1.

4. Hasil evaluasi pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi.

Refleksi Siklus I

perencanaan

pengamatan

perencanaan

Siklus II

Pengamatan Refleksi

pelaksanaan

pelaksanaan

(48)

commit to user

7. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dengan menggunakan :

1. Teknik Wawancara Langsung

Merupakan daftar pertanyaan yang ditanyakan kepada seseorang.

Suharsimi arikunto (2006 :227), secara garis besar ada dua macam pedoman

wawancara yaitu pedoman wawancara tidak terstruktur dan wawancara struktur.

Tehnik ini dipergunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari guru

mengenai pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

sebelum menggunakan metode demonstrasi maupun setelah menggunakan metode

demonstrasi.

2. Teknik Observasi Langsung

Supardi (2007: 127) observasi langsung adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data ) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

sasaran terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Teknik ini dipergunakan

untuk memantau proses dan dampak pembelajaran agar dapat dilakukan

langkah-langkah perbaikan observasi meliputi proses dan hasil tindakan pembelajaran serta

peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya. Lembar observasi digunakan untuk

mengamati tentang aktifitas siswa dan kegiatan pembelajaran guru ketika

pembelajaran berlangsung.

3. Tes

Suharsimi arikunto (2006 :150) Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok

Tes hasil belajar untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri

Jaten 1 Jogorogo Ngawi Tahun 2011 sebelum dan sesudah tindakan..

4. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang betupa responden

penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan dokumentasi berupa foto-foto

(49)

8. Validitas Data

Di dalam penelitian diperlukan adanya validitas data, maksudnya adalah

semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya

diukur atau diteliti. Triangulasi penelitian ini menggunakan triangulasi data dan

triangulasi metode untuk mengkaji kesahihan data.

1. Triangulasi data (sumber) adalah data atau informasi yang diperoleh selalu

dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi tertentu dari sumber

yang berbeda. Dalam penelitian ini salah satunya yaitu membandingkan data

pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dari

wawancara guru dengan data dari wawancara siswa kelas IV SD Negeri Jaten

1 Jogorogo Ngawi. Dengan teknik ini diharapkan dapat memberikan informasi

yang lebih tepat sesuai keadaan siswa.

2. Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat

pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara

representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang

seharusnya diteskan (diujikan).http://file.upi.edu/Direktori. Menurut Nana

Sudjana (2005 : 13) validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian

dalam mengukur isi yang seharusnya, artinya tes tersebut mampu

mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Tes yang

terdapat dalam penelitian ini mempunyai tujuan khusus tertentu yang sesuai

dengan materi dan isi pelajaran. Pada penelitian ini, data yang diukur dengan

menggunakan validitas isi adalah tes yang digunakan untuk mengukur konsep

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa kelas IV. Soal yang

dibuat disesuaikan dengan indikator pada silabus sehingga isi dari tes tersebut

sesuai dengan kurikulum yang ditentukan. Tes dilakukan pada awal tindakan

dan akhir setiap tindakan.

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

(50)

commit to user

tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha

untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Menurut gay dalam iskandar

(2008: 255) “analysis of data can investigated by comparing responses on one

data with responses on other data.” Analisis data dilakukan dengan menguji

kesesuaian antara data yang satu dengan data yang lain. Tahapan yang terdapat

pada anlisis interaktif menurut Iskandar (2008: 222) yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan kesimpulan.

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan atau diverifikasi. Penyajian data

merupakan penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau

daftar kategori setiap data yang di dapat dan biasanya disajikan dalam bentuk teks

naratif. Pada tahap ini data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam

berbagai pola dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat

gambaran keseluruhan atau bagian tertentu. Penarikan kesimpulan tentang

peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari simpulan yang

ditarik pada akhir siklus I, akhir siklus II dan akhir siklus III. Simpulan pertama

sampai dengan ketiga harus berkaitan. Untuk lebih jelasnya proses analisis

[image:50.612.128.512.150.466.2]

interaktif digambarkan pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Gambar 3.2 Bagan Analisis Data

10. Indikator Kinerja

Rumusan ketercapaian kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah meningkatnya pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri Jaten 1 Jogorogo, Ngawi Pengumpulan data

Reduksi data

Sajian data

(51)

melalui metode demonstrasi. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 60.

Siklus ini akan berakhir apabila sudah memenuhi target yaitu 90%. Pada

setiap siklus, peneliti menargetkam siklus pertama 70%, siklus kedua 80%

siswa pemahaman konsep penjumlahan dan pengurangannya meningkat

atau nilainya ≥ 60.Pada siklus ketiga atau terakhir 90% mencapai KKM.

11. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing

siklusnya meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

1. Siklus I

a) Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan

yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan.

Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang

permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin.

Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a)

membuat skenario pembelajaran. b) mempersiapkan media atau

peralatan yang digunakan. c) membuat lembar observasi untuk melihat

bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika di ajarkan dengan

metode demonstrasi. d) menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS

yang diperlukan dalam membuat siswa memahami materi pelajaran yang

akan diajarkan. e) membuat alat evaluasi untuk melihat apakah

kemampuan berhitung siswa pada pelajaran matematika siswa dengan

menggunakan metode demonstrasi dapat ditingkatkan.

b) Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu

pada skenario dan langkah kegiatan pembelajaran. dalam pelaksanaan

guru harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

(52)

commit to user

Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi: a)

guru menentukan masalah yang berkaitan dengan pokok bahasan

penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. b) guru mempersiapkan

media garis bilangan dan rumah bilangan. c) guru memberikan apersepsi

dengan mengkaitkan pada pengalaman siswa sehari-hari yang berkaitan

dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Pada kegiatan ini guru memberikan materi tentang bilangan

bulat, penjumlahan dan pengurangan bil

Gambar

Gambar 2.1Garis bilangan………………………………………………
Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………
Grafik 4.1.Grafik nilai matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV
grafik dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

The dynamictwo-phase equations are solved numeri- cally by finite difference with alternating direction implicit method algorithm, and then applied to simulate humidity and

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan pengajaran itu sendiri, dan keduanya mempunyai

[r]

Ridzky Thahara, A 210 070 155. Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari penelitian ini

Proses yang terjadi pada DFD level 2 proses update data hampir sama dengan proses input data, yaitu admin menngubah data yang telah di- input sebelumnya,

yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara

Stasiun Pengendali Satelit Utama yang terletak di Cibinong merupakan perusahaan yang berfungsi untuk mengendalikan suatu peralatan di satelit serta mengantarkan informasi antar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Rakhmat