• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Resiko Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dan Pil Terhadap Tekanan Darah Wanita Di Puskesmas Kabupaten Ngawi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Resiko Penggunaan Kontrasepsi Suntik Dan Pil Terhadap Tekanan Darah Wanita Di Puskesmas Kabupaten Ngawi."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

12  

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh peningkatan tekanan darah pengguna kontrasepsi suntik, pil, dan IUD dengan total populasi yaitu 20273 akseptor, tapi diambil sampel minimal 102 akseptor yang memenuhi kriteria inklusi yang sudah ditetapkan. Sebanyak 42 akseptor pengguna kontrasepsi suntik, 16 akseptor pengguna kontrasepsi pil, dan 44 akseptor untuk pengguna kontrasepsi IUD. Pada penelitian ini diambil data akseptor KB IUD (nonhormonal) karena digunakan sebagai pembanding tekanan darah dengan akseptor KB hormonal, sehingga kenaikan tekanan darah antara penggunaan kontrasepsi nonhormonal dan kontrasepsi hormonal dapat dibedakan.

Data diambil di Puskesmas Ngawi, Puskesmas Walikukun, Puskesmas Ngrambe, dan Puskesmas Karanganyar yang berada di Kabupaten Ngawi. Penentuan puskesmas dipilih berdasarkan area sampling, dengan harapan pengambilan sampel bisa merata untuk mewakili Kabupaten Ngawi.

Tabel 1 Demografi Umum data akseptor KB hormonal dan nonhormonal di Kabupaten Ngawi

Data Akseptor Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi IUD

Jumlah %

Umur

21-25 9 1 5 15 14,7

26-30 15 2 15 32 31,4

31-35 10 6 16 32 31,4

36-40 8 7 8 23 22,5

Lama Pemakaian

< 1 tahun 13 2 6 21 20,6

1-5 tahun 15 6 26 47 46,1

> 5 tahun 14 8 12 34 33,3

Dilihat dari tabel 1 kebanyakan akseptor mulai menggunakan kontrasepsi dari umur 21 tahun sampai umur 35 tahun, dimana pada rentang umur tersebut adalah merupakan usia subur bagi para akseptor untuk mempunyai anak. Sedangkan dilihat dari segi lama pemakaian, akseptor pengguna kontrasepsi hormonal dan nonhormonal yang memiliki persentase tertinggi terhadap peningkatan tekanan darah pada lama pemakaian 1 – 5 tahun.

(2)

13  

Tabel 2 Distribusi akseptor KB hormonal dan nonhormonal terhadap tekanan darah sistolik di Puskesmas Kabupaten Ngawi

Tekanan Darah Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi Pil Kontrasepsi IUD Jumlah

Tetap 10 1 13 26

Meningkat 32 15 31 76

Jumlah 42 16 44 102

Pada tabel 2 dapat dilihat peningkatan tekanan darah sistolik pada akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Ngawi. Akseptor KB yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah atau memiliki tekanan darah tetap sebanyak 26 akseptor. Pada KB suntik yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 32 dari 42 akseptor, pada KB pil yang mengalami peningkatan tekanan darah 15 dari 16 akseptor, dan pada kontrasepsi IUD yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak 31 dari 44 akseptor. Peningkatan tekanan darah tersebut disebabkan oleh kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen menghambat sekresi FSH dan hormon progesteron menghambat pelepasan LH. Bila FSH dan LH dihambat maka akan terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh yang memicu terjadinya gangguan pada pembuluh darah yang dimanifestasikan dengan peningkatan tekanan darah.

Tabel 3 Distribusi akseptor KB hormonal dan nonhormonal terhadap tekanan darah diastolik di Puskesmas Kabupaten Ngawi

Tekanan Darah Kontrasepsi Suntik

Kontrasepsi Pil

Kontrasepsi IUD

Jumlah

Tetap 16 11 21 48

Meningkat 26 5 23 54

Jumlah 42 16 44 102

(3)

14  

Tabel 4 Persentase jumlah akseptor yang mempunyai tekanan darah normal prehipertensi dan hipertensi setelah pemakaian kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Ngawi

Jenis Kontrasepsi

Jumlah Akseptor

Persentase Akseptor dengan Tekanan Darah < 120 mmHg

(Normal)

120-139 mmHg (PreHipertensi)

140-159 mmHg Hipertensi Stage 1

Suntik 42 23,8 61,9 14,3

Pil 16 12,5 37,5 50,0

IUD 44 27,3 65,9 6,8

Tabel 5 Rata-rata dan standar deviasi tekanan darah (mmHg) sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Ngawi

Jenis Kontrasepsi

Jumlah Akseptor

Tekanan darah (mmHg) sebelum dan sesudah Menggunakan kontrasepsi

Sebelum Sesudah Sistolik Diastolik Sistolik Diastolik Suntik 42 112,73±4,505 75,68 ± 5,011 121,14 ± 9,454 83,66 ± 4,925 Pil 16 115,63 ± 5,123 78,13 ± 4,031 131,88 ± 11,673 81,87 ± 4,031 IUD 44 112,73 ± 4,505 75,68 ± 5,011 121,14 ± 9,454 83,86 ± 4,925

A. Analisis Data dengan Menghitung Ratio Prevalensi (RP)

Dari hasil pengambilan data di Puskesmas Walikukun, Puskesmas Ngrambe, Puskesmas Ngawi, dan Puskesmas Karanganyar kemudian dianalisis dengan uji statistik menggunakan rasio prevalensi yang dibantu dengan tabel yang berfungsi menentukan nilai prevalensinya.

Tabel 6 Hasil uji rasio prevalensi akseptor kontrasepsi hormonal dan nonhormonal yang mengalami peningkatan tekanan darah (≥120/80 mmHg)

Cross Sectional Efek

Ya Tidak Jumlah

Kontrasepsi Suntik 32 10 42

Pil 15 1 16

IUD 31 13 44

Jumlah 78 24 102

Berdasarkan data di atas, selanjutnya dimasukkan rumus Rasio Prevalensi (RP) sebagai berikut:

1. Rasio Prevalensi Kontrasepsi Suntik dengan Kontrasepsi IUD RP =

=

[image:3.612.129.528.241.319.2]
(4)

15  

2. Rasio Prevalensi Kontrasepsi Pil dengan Kontrasepsi IUD RP =

=

= 0,94 : 0,70 = 1,34

Dilihat dari tabel 6 yang mengalami peningkatan tekanan darah pada penggunaan KB suntik sebanyak 32 akseptor dan yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah 10 akseptor. Setelah dihitung nilai rasio prevalensi akseptor KB suntik diperoleh hasil 1,08 yang berarti KB suntik sebagai faktor resiko terhadap peningkatan tekanan darah sebesar 1,08 kali dibandingkan dengan kontrasepsi IUD. Pada penggunaan KB pil, 15 akseptor mengalami peningkatan tekanan darah dan 1 akseptor saja yang tidak mengalami peningkatan tekanan darah. Diperoleh nilai rasio prevalensi sebesar 1,34 yang berarti KB pil sebagai faktor resiko peningkatan tekanan darah sebesar 1,34 kali dibanding dengan kontrasepsi IUD.

Gambar

Tabel 1 Demografi Umum data akseptor KB hormonal dan nonhormonal di Kabupaten Ngawi
Tabel 3  Distribusi akseptor KB hormonal dan nonhormonal terhadap tekanan darah diastolik di Puskesmas Kabupaten Ngawi
Tabel 5  Rata-rata dan standar deviasi tekanan darah (mmHg) sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Ngawi

Referensi

Dokumen terkait

Guru memberikan pendahuluan dengan membicarakan tentang alat peraga seekor kelinci dan wortel misalnya tentang ciri-ciri kelinci 3 Guru merangsang anak untuk mendengarkan

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa

Penelitian ini mempunyai tujuan antara lain : (1) Mengetahui status keberlanjutan perikanan di Laut Arafura berdasarkan jenis alat penangkap ikan dan dimensi; (2)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemapuan menulis teks anekdot siswa di kelas eksperimen sebelum dan sesudah

[r]

Pembelian Clear Shampoo Di Kota Denpasar ” , menunjukkan bahwa variabel Brand Image berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian,. dengan hasil analisis

[r]

Setelah dilakukan perancangan situs butik online ini maka dapat dilakukan publikasi yang maksudnya adalah untuk mempublikasikannya kedalam server web agar dapat dilihat pada