• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan di Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh Eka Nopriyanti

1101103

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

(2)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BANDUNG

2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

oleh Eka Nopriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Eka Nopriyanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015)

EKA NOPRIYANTI

1101103

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,

Drs. H. Khaerudin Kurniawan, M.Pd.

NIP 196601081990021001

Pembimbing II,

Drs. H. Ma’mur Saadie, M.Pd.

NIP 195812301989011001

(4)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si.

(5)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X SMA Kartika XIX-2

Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)

Eka Nopriyanti 1101103

ABSTRAK

(6)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) MODELS IN WRITING ANECDOT TEXT LEARNING

(Quasi Experiment Research on Grade X SMA Kartika XIX-2 Bandung 2014/2015)

Eka Nopriyanti 1101103

ABSTRACT

This research is motivated by the desire of researchers to try out this SETS Science Environment Technology Society) model on writing anecdot text learning. This study aims to determine the effectiveness of the SETS (Science, Environment, Technology, Society) model on the ability to write anecdot text on X grade class of Kartika XIX-2 Senior High School in Bandung and provide an alternative model of learning to write for teachers in schools related the learning model in schools that are less varied and difficulties of students in developing ideas, creativity, critical thinking, and activeness in writing. SETS (Science Environment Technology Society) model linking learning to the charge of science, environment, technology, and society. SETS learning model will guide students to think actively and act to solve actual problems that occurred in the vicinity. This study uses a quasi experiment research design with pretest-posttest control group. Population in this research is all class of X grade at Kartika XIX-2 Senior High School in Bandung. The sample in this study amounted to 29 students in the experiment class and 28 students in the control class is taken by purposive sampling. Experiment class were treated by using SETS (Science, Environment, Technology, Society) model, while the control class Project Based Learning model. Analysis of the data used is the t-test using SPSS version 16 software. Based on the analysis of data known to the average value of students' ability to write text anecdotes experiment class is higher than the control class. From the t-test results obtained tcalculate≥ ttable is tcalculate(10.455) ≥ ttable (2,005). Therefore,

(7)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ucapan Terima Kasih ... ii

Abstrak ... iv

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel ... ix

Daftar Grafik ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 9

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II PEMBELAJARAN WHOLE LANGUAGE, TEMATIK INTEGRATIF, MODEL SETS, TEKS ANEKDOT, BLOG A. Pembelajaran Whole Language ... 14

B. Tematik Integratif ... 15

C. Model SETS (Science Environment Technology Society) ... 16

1. Hakikat Model SETS ... 16

2. Implikasi Model SETS ... 17

3. Ruang Lingkup Model SETS ... 18

4. Kelebihan dan Kekurangan Model SETS ... 19

(8)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian, struktur, karakteristik anekdot ... 20

2. Langkah-langkah menulis teks anekdot ... 22

E. Media Elektronik Blog ... 22

F. Anggapan Dasar... 23

G. Definisi Operasional ... 24

H. Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 25

B. Partisipan ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 28

D. Teknik Penelitian ... 29

1. Teknik Pengumpulan Data ... 29

a. Instrumen Penelitian ... 30

1) Instrumen Perlakuan ... 30

2) Instrumen Tes ... 46

3) Instrumen Observasi ... 54

2. Teknik Pengolahan Data ... 57

a. Pengolahan Data Tes Menulis ... 58

b. Pengolahan Data Hasil Observasi ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Penelitian ... 64

B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Observasi ... 68

C. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian ... 70

1. Deskripsi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 70

a. Nilai Rata-rata Pretest Kelas Eksperimen ... 71

b. Nilai Rata-rata Posttest Kelas Eksperimen ... 73

(9)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Nilai Rata-rata Pretest Kelas Kontrol ... 92

e. Nilai Rata-rata Posttest Kelas Kontrol ... 94

f. Analisis Anekdot sebagai Contoh Penilaian Kelas Kontrol ... 96

D. Analisis Data Kuantitatif ... 110

1. Uji Prasyarat Nilai Hasil Pretest dan Posttest... 110

a. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 110

b. Uji Normalitas ... 123

c. Uji Homogenitas ... 125

d. Uji Hipotesis ... 127

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 137

B. Saran ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN

(10)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kehidupan manusia tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan kunci utama manusia dapat berhubungan dengan manusia lainnya dalam kehidupan sosial. Selain itu, bahasa pun memiliki peranan penting dalam setiap kegiatan pembelajaran baik dalam ranah formal maupun nonformal. Bahasa menjadi sarana dalam tercapainya tujuan pembelajaran. Pembelajaran yang ideal menyangkut adanya penguasaan keterampilan berbahasa yang perlu dimiliki khususnya oleh peserta didik. Menurut Tarigan (2008. hlm. 1) keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (3) keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan satu sama lain. Seseorang mampu berbicara karena sebelumnya ia menyimak terlebih dahulu atau seseorang mampu menulis karena sebelumnya ia membaca terlebih dahulu.

(11)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata (Tarigan, 2008, hlm. 3).

Morsey (dalam Tarigan, 2008, hlm. 4) menyatakan bahwa menulis bertujuan untuk melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi; maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa diperlukannya kreativitas dalam menyusun pikiran atau ide, organisasi tulisan, pemilihan kata-kata atau diksi untuk sebuah tulisan, dan susunan stuktur kalimat yang benar. Hal-hal tersebut yang membuat tulisan dapat mencapai tujuannya sebagai sebuah tulisan yang diharapkan oleh penulisanya. Kreativitas dalam menulis salah satunya dapat dibangun dan ditunjang dengan suasana yang menyenangkan dan tidak monoton saat melakukan kegiatan menulis. Namun keterampilan menulis kurang mendapat perhatian dalam praktik kesehariannya. Contohnya, banyak orang terampil dalam membaca tetapi kesulitan dalam menulis. Hal tersebut bukan pada ide seseorang yang terbatas, karena pada dasarnya banyak yang memiliki ide namun tetap mengalami kesulitan menulis.

Adapun masalah yang berkaitan dengan pembelajaran menulis adalah sebagai berikut 1) Keterbatasan pengetahuan menggunakan ejaan, 2) Keterbatasan berpikir kritis mengorganisasi isi secara sistematis, 3) Model pembelajaran menulis tidak berorientasi terhadap siswa. Kegiatan menulis seharusnya menjadi budaya khususnya bagi peserta didik sebagai generasi penerus. Oleh karena itu, pendidik perlu memberi penanganan agar peserta didik dapat menguasai keterampilan menulis dengan baik.

(12)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biasanya hanya sebatas menuangkan ide peserta didik ke dalam bentuk tulisan dengan apa adanya tanpa eksplorasi atau membangun minat peserta didik agar tertarik untuk menulis. Pembelajaran menulis yang sering dilakukan di sekolah seperti menulis cerita hanya dengan acuan terbatas untuk dikembangkan yang mengakibatkan peserta didik lebih memilih untuk menyalin tulisan yang ada bukan menciptakan tulisan yang baru. Hal tersebut membuat peserta didik kurang maksimal dalam mengembangkan kreativitasnya dalam menulis.

(13)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelatihan Lapangan (PPL) di SMA Kartika XIX-2 Bandung khususnya pada kompetensi dasar memproduksi teks anekdot, siswa masih belum maksimal dalam menulis teks anekdot.

Faktor-faktor yang menyebabkan kurang maksimalnya peserta didik dalam menulis teks anekdot yaitu diantaranya siswa masih mengalami hambatan dalam menemukan ide serta menuangkannya ke dalam bentuk cerita berisi humor dan kritik dengan tepat. Selain itu, peserta didik lebih banyak dibekali dengan pengajaran teori tentang menulis anekdot daripada mengajarkan keterampilan menulis anekdot itu sendiri, harapan dari perlakuan tersebut adalah agar siswa lebih memiliki bekal pengetahuan menulis anekdot dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, namun di lapangan menunjukkan hasil yang sebaliknya. Selain itu, adanya kesulitan dalam menulis teks anekdot yaitu menjadikan sesuatu yang sederhana bahkan tidak begitu berarti menjadi suatu tulisan yang menarik dan bermanfaat bagi pembacanya terutama memasukkan unsur humor ke dalamnya. Selain itu, kesulitan lain yakni memasukkan kritik atau sindiran sebagai isinya dalam bentuk humor dan menjadikannya titik klimaks dalam sebuah teks anekdot. Tema yang sering diangkat dalam contoh teks anekdot adalah seputar masalah yang rumit seperti politik atau hukum, bukan masalah-masalah yang ada disekitar peserta didik yang sudah sangat dikenal oleh peserta didik seperti persoalan lingkungan sosial.

(14)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan masalah yang terjadi terhadap kemampuan menulis teks anekdot peserta didik, maka dalam sebuah pembelajaran berbasis teks peserta didik diharapkan untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan sebuah model pembelajaran yang mampu menciptakan kondisi kelas yang aktif dan menyenangkan. Salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang diharapkan mampu membuat pemahaman dan kemampuan siswa meningkat. Sementara itu, model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum bervariasi dan kurang menarik sehingga kurang diminati oleh peserta didik. Peserta didik merasa jenuh dengan model pembelajaran yang kurang dimaksimalkan yakni yang dilakukan hanya sebatas membaca contoh teks anekdot kemudian peserta didik membuat teks anekdot yang baru dengan mengikuti contoh sebelumnya dengan tema yang berbeda. Hal tersebut kurang membangun motivasi peserta didik dalam menulis, karena kurang adanya eksplorasi ide dan kreativitas berpikir peserta didik dalam kegiatan menulis khususnya menulis teks anekdot. Selain itu, kurangnya mengikutsertakan motivasi peserta didik dalam memilih tema yang ingin mereka angkat, yakni peserta didik hanya sekadar memilih tema bukan menyampaikan tujuan mengambil tema tersebut sebagai dasar menulis teks anekdot.

(15)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada lingkungan adalah model SETS (Science Environment Technology Society) yang mengaitkan pembelajaran dengan muatan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Model pembelajaran SETS (Science Environment Technology Society) merupakan model pembelajaran yang dipakai di dalam pembelajaran IPA terpadu, namun dapat menjadi alternatif pembelajaran kebahasaan karena pembelajaran apapun pasti melalui media bahasa. Selain itu pula dilihat dari tahapan pembelajarannya pun dapat diimplementasikan di dalam pembelajaran bahasa. Oleh karena itu, peneliti ingin mengujicobakan model SETS (Science Environment Technology Society) ini di dalam pembelajaran bahasa

khususnya menulis teks anekdot.

Model SETS (Science Environment Technology Society) dapat diawali dengan konsep-konsep yang sederhana yang terdapat di lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-hari peserta didik. Hakikat SETS (Science Environment Technology Society) dalam pendidikan yakni harus merefleksikan bagaimana

melakukan model SETS (Science Environment Technology Society) dalam pembelajaran dan apa saja yang bisa dijangkau oleh model SETS (Science Environment Technology Society) dalam pembelajaran. Pendidikan SETS

(Science Environment Technology Society) harus mampu membuat peseta

didik benar-benar mengerti hubungan tiap-tiap elemen dalam SETS. Selanjutnya, keterkaitan antar unsur SETS itu menandai bahwa masing-masing unsur saling mempengaruhi dalam proses perkembangannya. Hubungan yang terpisahkan antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat merupakan hubungan timbal balik dua arah yang dapat dikaji manfaat maupun kerugian yang dihasilkan. Dalam konteks pendidikan SETS (Science Environment Technology Society), urutan ringkasan SETS membawa pesan bahwa untuk

(16)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

balik. Program ini sekurang-kurangnya dapat membuka wawasan peserta didik tentang hakikat pendidikan SETS secara utuh. Binadja (1999 hlm. 3)

mengemukakan bahwa “pendidikan SETS mencakup topik dan konsep yang berhubungan dengan sains, lingkungan, teknologi, dan hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat. SETS membahas tentang hal-hal bersifat nyata, yang dapat dipahami, dapat dibahas dan dapat dilihat.”

Model SETS memiliki hubungan dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif sebagaimana disebutkan Binadja (1999 hlm. 7) yaitu

Pendekatan SETS (Science Environment Technology and Society) di dalam pengajaran siswa diminta menghubungkaitkan antar unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa mengaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain SETS sehingga memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan ataupun kekurangannya.

Mengaitkan antar unsur SETS perlu pemikiran yang mendalam berupa identifikasi dan analisis tentang apa dan bagaimana konsep yang sedang dipelajari. Selanjutnya dipikirkan mengapa dan bagaimana konsep tersebut bisa digunakan pada teknologi yang terkait. Setelah itu diperlukan pertimbangan atau evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang diketahui akan dampak positif atau pun negatif yang ditimbulkan dari pemanfaatan konsep sains ke bentuk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat. Kemudian bagaimana siswa harus bersikap atau bertindak bila berhadapan atau menemui keadaan atau masalah terkait dengan konsep yang telah dipelajarinya tersebut. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa diperlukan pemikiran yang kritis untuk belajar setiap elemen SETS, karena dalam prosesnya diperlukan keterampilan yang merupakan unsur dasar dalam berpikir kritis seperti keterampilan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevalusi, mencari, dan mengamati fakta-fakta yang dijumpai siswa terkait materi atau konsep yang diajarkan. Dengan demikian kamampuan berpikir siswa akan tergali dan terlatih.

(17)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implikasi hubungan antar elemen ilmu alam, lingkungan sekitar, teknologi, dan masyarakat. Melalui model pembelajaran SETS ini akan membimbing siswa berpikir kritis dan aktif dalam memecahkan masalah lingkungan atau segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Purwaningsih (2005, hlm. 25) dalam hasil penelitiannya di kelas X SMA Muhammadiyah Semarang pada pembelajaran materi Hidrokarbon 1 dan Minyak Bumi menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan pendekatan SETS, 1) siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif-kritis siswa dan tercapainya ketuntasan belajar klasikal 85% serta tugas siswa bernuansa ilmu, lingkungan, teknologi, dan masyarakat terpenuhi; 2) diperoleh grafik kemampuan berpikir kritis siswa untuk kelompok siswa yang berangkat dari titik awal baik, cukup dan kurang masing-masing menunjukkan kecenderungan kenaikan yang signifikan; 3) diperoleh grafik kemampuan berpikir kreatif siswa yang berangkat dari titik awal sangat baik, baik, cukup maupun kurang masing-masing menunjukkan kecenderungan kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa pembelajaran dengan model SETS (Science Environment Technology Society) bukan saja dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kritis, tetapi juga dapat meningkatkan kreativitas dan sikap positif siswa terhadap pelajaran. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran SETS (Science Environment Technology Society) dengan harapan dapat menarik perhatian siswa terhadap

materi pelajaran khususnya menulis teks anekdot dengan mengambil tema dan ide tulisan mengenai kehidupan sehari-hari atau mengangkat tema berdasarkan isu atau permasalahan faktual yang ada di lingkungan sekitarnya. Pembelajaran menulis teks anekdot dengan menggunakan media yang tepat akan mendukung keberhasilan dan kemampuan siswa dalam belajar. Penggunaan media haruslah selaras dengan kebutuhan siswa, pembelajaran yang hendak diajarkan kepada siswa dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian akan mendapatkan hasil yang maksimal.

(18)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran tipe SETS ini sangat efektif dipakai untuk materi menulis, karena dengan penerapan model ini siswa diajarkan menulis teks anekdot dengan mengambil ide dari lingkungan sekitarnya dengan menggunakan teknologi sebagai alat pendukung untuk mencari sumber yang akan ia tulis atau mempublikasikan hasil tulisannya melalui media. Media yang diambil peneliti sebagai wadah publikasi hasil tulisan peserta didik adalah media elektronik blog. Media elektronik blog dipilih peneliti, karena selain menjadi media massa, blog juga merangkap fungsi menjadi media sosial. Karena dewasa ini media sosial menjadi sasaran utama sebagai wadah untuk menuangkan ekspresi salah satunya menulis dan memungkinkan banyak orang mengapresiasikan hasil tulisan tersebut. Hasil menulis teks anekdot yang dipublikasikan di blog diharapkan dapat mencapai tujuan dari model SETS yang diterapkan yakni mencari solusi dari permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar dengan pemberian informasi mengenai masalah dalam bentuk humor dan kritik pada teks anekdot.

Keterampilan menulis teks anekdot diharapkan mengangkat tema seputar fenomena yang ada di sekeliling peserta didik seperti sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat agar peserta didik tergugah pemikirannya melalui masalah yang terjadi di sekelilingnya, dan dimulai dari masalah-masalah yang ringan, yang disadari maupun tidak oleh masyarakat luas. Kemudian masalah-masalah tersebut dikemas oleh peserta didik dalam bentuk humor yaitu melalui teks anekdot. Setelah itu, peserta didik diharapkan mampu menemukan solusi dari permasalahan yang telah mereka temukan. Lalu solusi tersebut mereka kemas sebagai kritik atau sindiran di samping humor yang telah mereka buat. Isi teks anekdot berupa humor dan kritik yang merupakan masalah serta solusi dari fenomena terkait sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat inilah yang dapat berguna sebagai sarana penyampaian pendapat atau penggugah pemikiran masyarakat mengenai persoalan yang tidak disadari dan sering terjadi di sekitar mereka.

(19)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Science Environmentt Technology Society) dalam Pembelajaran Menulis

Teks Anekdot (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas X

SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis di sekolah khususnya menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran yang monoton, belum bervariasi, dan kurang menarik sehingga kurang diminati oleh peserta didik serta lebih mengedepankan teori dibandingkan pengembangan kreativitas menulis itu sendiri.

2. Adanya kesulitan dalam menulis teks anekdot yang menjadikan kurang maksimalnya kemampuan peserta didik dalam menulis teks anekdot tersebut yaitu kurang mengangkat masalah-masalah yang ada disekitar peserta didik atau masalah-masalah yang sudah sangat dikenal oleh peserta didik seperti persoalan lingkungan sosial sebagai bahan tulisan.

3. Perlu adanya model pembelajaran yang menarik yang dapat mengembangkan keaktifan, kreativitas, dan berpikir kritis peserta didik dalam menulis dengan memahami masalah yang terjadi di sekitar peserta didik sebagai bahan untuk menulis.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada: pembelajaran menulis teks anekdot siswa SMA Kelas X Kartika XIX-2 Bandung dengan menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society).

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

(20)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) di kelas eksperimen?

2. Bagaimana kemampuan siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis teks anekdot sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) di kelas kontrol?

3. Adakah perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. kemampuan siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis teks anekdot sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) di kelas eksperimen;

2. kemampuan siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung dalam menulis teks anekdot sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran yang tidak menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) di kelas kontrol; dan

3. ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

(21)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang membuat siswa SMA kelas X lebih mudah mengembangkan keaktifan, kreativitas, serta berpikir kritis dalam menulis dan membuat teks anekdot dengan melibatkan permasalahan seputar lingkungan sekitarnya sebagai acuan membuat tulisan. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih memahami pelajaran yang disampaikan. Kreativitas dan berpikir kritis siswa pun akan lebih tinggi dikarenakan mengaitkan fenomena sehari-hari di lingkungan sosial dan terkait sains serta hasilnya dapat dipublikasikan melalui teknologi yakni melalui media elektronik sekaligus media sosial yaitu blog.

2. Bagi Guru

Dengan terbuktinya penelitian ini maka diharapkan guru memiliki model pembelajaran yang lebih bervariasi dan menarik minat siswa dalam menulis teks anekdot serta diharapkan guru akan lebih mudah untuk mengajarkan keterampilan menulis teks anekdot dengan mengangkat masalah-masalah yang sudah sangat dikenal oleh siswa seperti persoalan lingkungan sosial.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan pengalaman baru setelah menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) dan dapat diimplementasikan baik di dalam maupun di luar pembelajaran menulis teks anekdot.

4. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pencerahan atau pengetahuan baru pada pembaca mengenai model pembelajaran yang merupakan ranah IPA tetapi juga dapat diterapkan dalam pembelajaran kebahasaan yakni bahasa Indonesia di sekolah, khususnya dalam pembelajaran menulis teks anekdot.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(22)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

blog. Bab 3 metode penelitian, bab 4 hasil penelitian dan pembahasan. Bab 5

simpulan dan saran. Bab 1 pendahuluan dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang penelitian mengapa masalah pembelajaran menulis teks anekdot ini diteliti, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian yang ingin dicapai, serta manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti.

Pada bab 2, penulis mengemukakan tentang teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian meliputi teori-teori yang berkaitan dengan variabel teks anekdot atau pun variabel model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Selain itu, peneliti mencantumkan anggapan dasar dan definisi operasional yang dirumuskan oleh peneliti serta hipotesis yang diajukan oleh peneliti.

Bab 3 yaitu metode penelitian, pada bagian ini peneliti menjelaskan tentang hal-hal yang berkenaan dengan metode dan desain penelitian yang digunakan dalam penelitian, partisipan yang diajukan untuk penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik penelitian yang meliputi teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Teknik pengumpulan data melahirkan indikator-indikator yang dijabarkan dalam instrumen penelitian. Pada instrumen penelitian, peneliti membaginya menjadi tiga, yakni instrumen perlakuan yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran kegiatan penelitian, instrumen tes yang berisi soal dan kriteria penilaian teks anekdot, instrumen observasi yang berisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Terakhir, dalam bab ini peneliti mencantumkan pula teknik pengolahan data. Pada tahap ini, peneliti menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan peneliti dalam mengolah data yang sudah dihasilkan sebelumnya.

(23)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang sudah diperoleh, kemudian menghubungkannya dengan hipotesis yang diajukan.

(24)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen kuasi atau quasi experiment yang dilaksanakan dengan adanya kelas pembanding (Arikunto,

2010, hlm. 80). Penggunaan metode eksperimen kuasi ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaan model SETS (Science Environment Technology Society) dalam pembelajaran menulis teks anekdot di kelas X

SMA Kartika XIX-2 Bandung. Untuk lebih mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan model SETS (Science Environment Technology Society) dalam pembelajaran menulis teks anekdot di kelas eksperimen, penelitian ini menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding. Dengan menggunakan metode eksperimen kuasi ini, peneliti dapat mengontrol variabel-variabel luar yang sulit dikendalikan yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan eksperimen.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group, desain penelitian dapat dilihat pada tabel berikut. (Sugiyono,

2013, hlm. 112).

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttes

E O1 X O2

K O3 Y O4

Keterangan:

(25)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K : Kelompok/kelas kontrol

O1 : Tes awal (pretest) pada kelompok/kelas eksperimen O2 : Tes akhir (posttest) pada kelompok/kelas eksperimen O3 : Tes awal (pretest) pada kelompok/kelas kontrol O4 : Tes akhir (posttest) pada kelompok/kelas kontrol

X : Perlakuan pada kelas eksperimen dengan menggunakan model SETS (Science Environment Technology Society) Y : Perlakuan pada kelas kontrol dengan menggunakan model

yang sudah berjalan atau sering digunakan oleh guru yaitu model Project Based Learning.

Dalam rancangan ini, kelas eksperimen (E) dan kelas kontrol (K) diberikan pretest yaitu O1 dan O3 untuk mengetahui kemampuan awal di kedua kelas tersebut. Kemudian hasil pretest tersebut akan dijadikan bandingan untuk hasil posttest yaitu O2 dan O4 setelah kelas eksperimen (E) diberi perlakuan (treatment) yaitu diterapkan model SETS (Science Environment Technology Society) diberi lambang (X) dan kelas kontrol (K)

diberi perlakuan yang berbeda yakni model yang dipakai adalah model yang sering dilakukan oleh guru yaitu model Project Based Learning (Y). Dalam hal ini penelitian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan model SETS (Science Environment Technology Society) dalam pembelajaran menulis teks

anekdot. Hal tersebut dapat memberi data tentang adanya perbedaan atau perubahan terhadap hasil belajar pada kelas eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.

B. Partisipan

(26)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelas X SMA karena dilihat dari faktor psikologis yang mempengaruhi kemampuan menulis teks anekdot adalah motivasi, minat, emosi dan kreativitas, serta pemikiran kritis. Siswa yang memiliki motivasi dan minat yang tinggi akan memiliki kemampuan menulis yang tinggi. Dari aspek emosi, siswa yang dapat mengontrol emosi akan lebih mudah untuk menuangkan inspirasinya dalam menulis khususnya menulis teks anekdot yakni terfokus pada penuangan kreativitas anak dalam menggambarkan masalah yang terjadi dengan sebuah humor. Jika anak sudah memiliki pemikiran yang matang akan mudah menanggapi masalah yang sedang berkembang menjadi sesuatu yang bukan untuk ditakutkan.

Berdasarkan hal tersebut, siswa kelas X SMA merupakan sasaran yang tepat karena mereka sedang berada pada masa penyesuaian diri yang mengharuskan mereka belajar untuk meningkatkan motivasi dan minat, mengontrol emosi dan mengembangkan kreativitas, serta belajar untuk berpikir kritis.

Penelitian ini akan dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas X MIA sebagai kelas eksperimen dan XI IIS 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah siswa pada kelas eksperimen sebanyak 29 siswa, terdiri atas 10 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Sementara, pada kelas kontrol sebanyak 28 siswa terdiri atas 15 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Jumlah total siswa yang digunakan sebagai sampel sebanyak 57 orang dari jumlah populasi 89 orang.

(27)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, dalam penelitian ini juga dilibatkan tim penilai. Adapun tim penilai dalam penelitian ini terdiri atas tiga orang, yaitu Dra. Ida Hermina selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia di SMA Kartika XIX-2 Bandung. Frida Sri Meilani, dan Rika Karlina Permatasari selaku mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tim penilai ini bertugas untuk menilai hasil pretest dan posttest kemampuan menulis teks anekdot siswa SMA Kartika XIX-2 Bandung.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2013, hlm. 117 ) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

Populasi Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

X MIA 10 18 29

X IIS 1 19 13 32

X IIS 2 15 13 28

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-2 Bandung

2. Sampel

(28)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Setelah melalui proses pengambilan sampel maka yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas X MIA sebagai kelas eksperimen dan kelas X IIS 2 sebagai kelas kontrol/pembanding.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

Sampel Jumlah Jumlah Keseluruhan

Laki-laki Perempuan

Kelas Eksperimen 10 19 29

Kelas Kontrol 15 13 28

Sumber: Bagian Tata Usaha SMA Kartika XIX-2 Bandung

D. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik tes. Teknik tes yang dilakukan berupa tes tulis membuat teks anekdot. Pengumpulan data dilakukan dua kali tes, yaitu pada pretest dan posttest. Pretest akan menghasilkan nilai awal atau gambaran tentang

(29)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sedangkan pada kelompok kontrol pemberian perlakuan berupa model pembelajaran yang sudah biasa digunakan guru dalam pembelajaran di kelas. Setelah itu, peneliti akan melakukan posttest. Hal ini guna melihat nilai akhir dari siswa setelah diterapkannya model SETS (Science Environment Technology Society). Jenis tes yang digunakan pada posttest

adalah tes tulis yaitu siswa diarahkan menulis teks anekdot karangannya sendiri dengan latar belakang masalah terkait sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang sebelumnya permasalahan tersebut telah mereka cari dan temukan di media massa internet.

a. Instrumen Penelitian

Salah satu kegiatan dalam perencanaan suatu penelitian adalah menyusun instrumen penelitian atau alat pengumpul data sesuai dengan masalah yang diteliti. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga instrumen yaitu instrumen perlakuan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen tes berupa soal dan kriteria penilaian teks anekdot, dan instrumen observasi berupa lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa yang akan dijabarkan sebagai berikut.

1) Instrumen Perlakuan

a) Perencanaan Pembelajaran

Sebelum melakukan pembelajaran peneliti membuat terlebih dahulu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai perencanaan pembelajaran. RPP dirancang sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran dikelas, baik bagi kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Adapun RPP yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA Kartika XIX-2 Bandung

(30)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kelas/Semester : X/2 (genap)

Materi Pokok : Teks Anekdot

Alokasi Waktu : 5x Pertemuan (5X80 Menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong-royong, kerjasama, toleren, damai), santun,

responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora, dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural

pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan diri yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.2Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan

menggunakannya sesuai dengan kaidah dan konteks untuk

mempersatukan bangsa.

2.1Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun,

dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk membuat anekdot

(31)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1Memahami struktur dan kaidah teks anekdot baik melalui lisan

maupun tulisan.

4.2 Memproduksi teks anekdot yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.

Indikator:

1. Memahami materi teks anekdot yang meliputi unsur, struktur, kaidah,

dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

2. Memproduksi teks anekdot yang koheren berdasarkan langkah-langkah

model pembelajaran SETS (Science Environment Technology Society).

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah membaca contoh teks anekdot siswa mampu memahami unsur,

struktur, kaidah, langkah-langkah penulisan teks anekdot.

2. Setelah memahami materi teks anekdot, siswa mampu memproduksi

teks anekdot yang koheren berdasarkan langkah-langkah model

pembelajaran SETS (Science Environment Technology Society).

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Teks Anekdot

Teks anekdot adalah teks yang berbentuk cerita, di dalamnya

mengandung humor sekaligus kritik. Teks anekdot ialah cerita singkat

yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang

penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Anekdot tidak semata-mata menyajikan hal-hal yang lucu, guyonan,

ataupun humor. Akan tetapi terdapat tujuan di balik cerita lucunya,

yakni berupa pesan yang diharapkan bisa memberikan pelajaran

kepada khalayak. Anekdot berfungsi untuk menyampaikan sebuah

cerita baik fiksi ataupun nonfiksi, sehingga seolah-olah menyaksikan

(32)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Unsur-unsur teks anekdot

a. Tema cerita

Tema merupakan gagasan umum yang menjadi dasar

pengembangan seluruh cerita.

b. Tokoh

Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam cerita.

c. Latar

Latar merupakan tempat atau lokasi terjadinya kisah, bisa

ditambahkan waktu atau situasi.

d. Alur

Alur merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa yang

membentuk kisah.

e. Lelucon

Kejadian atau sesuatu yang mengandung gelak tawa.

f. Kritik

Tanggapan atau pertimbangan tentang baik atau buruknya sesuatu.

3. Struktur Teks Anekdot

a. Abstraksi merupakan bagian pendahuluan yang menyatakan latar

belakang atau gambaran umum tentang isi suatu teks.

b. Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya

suatu krisis, konflik, atau peristiwa utama. Bagian inilah yang

menjadi timbulnya krisis.

c. Krisis merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot. Pada

bagian inilah adanya kekonyolan yang mengundang tawa.

d. Reaksi merupakan tanggapan atau respons atas krisis yang

dinyatakan sebelumnya.

e. Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai pertanda

berakhirnya cerita.

4. Kaidah Teks Anekdot

a. Menggunakan kalimat langsung/tidak langsung. Kalimat tersebut

(33)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menggunakan nama tokoh orang ketiga tunggal, baik dengan

menyebutkan langsung nama tokoh faktual atau tokoh yang

disamarkan.

c. Menggunakan keterangan waktu, contoh: beberapa hari kemudian,

sekarang, pada suatu pagi, ketika, dll.

d. Menggunakan kata kerja material yakni kata yang menunjukkan

suatu aktivitas, contoh: memberikan, menanyakan,

memerintahkan, memprotes, dll.

e. Menggunakan konjungsi bermakna kronologis (temporal), contoh:

akhirnya, kemudian, lalu, setelah itu, selanjutnya, dll.

f. Menggunakan konjungsi penjelas/penerang, contoh: bahwa.

5. Langkah-langkah penulisan teks anekdot

a. Menentukan topik anekdot.

b. Merumuskan tujuan penulisan anekdot.

c. Menghadirkan tokoh dan latar.

d. Melengkapi struktur anekdot yang terdiri atas abstrak, orientasi,

krisis, reaksi, dan koda.

e. Memerhatikan ketepatan penggunaan bahasa, seperti kalimat

langsung dan tidak langsung, fungsi kalimat, kata ganti, kata kerja,

dan konjungsinya.

f. Mencantumkan judul yang sesuai dengan isi anekdot.

E. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan Pembelajaran : Pendekatan Saintifik

2. Model Pembelajaran : SETS (Science Environment Technology

Society)

3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Penugasan, Produk, dan

Pengamatan.

F. Media, Alat, Sumber Pembelajaran

(34)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Alat Pembelajaran : Laptop, infokus, whiteboard, dan spidol.

3. Sumber Pembelajaran :

a. Kemendikbud. (2013). Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X.

Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.

b. Kemendikbud. (2013). Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X.

Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemendikbud.

c. Kosasih. E. (2014). Jenis-jenis Teks dalam Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK; analisis fungsi, struktur, dan

kaidah, serta langkah-langkah penulisannya. Bandung: Yrama

Widia.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan pertama (pretest)

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA a. Siswa dengan penuh kesadaran memeriksa kebersihan sekitar kelas

dan merapikan seragam yang dikenakan.

b. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk mengaji dan membaca

doa bersama di dalam kelas.

c. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

d. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran

yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan

dipelajari.

e. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan,

manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

f. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik

siap mengikuti pembelajaran.

15 Menit

INTI MENGAMATI

a. Dengan tekun, teliti, dan cermat, siswa membaca dan mengamati

contoh teks anekdot.

(35)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Dengan tekun dan teliti, siswa mendapat pemahaman dari guru

berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

MENANYA

a. Dengan santun, teliti dan cermat siswa mengajukan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

b. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru siswa membuat

pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran hari ini.

MENGEKSPLORASI

a. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa secara mandiri

mencari informasi berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

b. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan santun siswa saling

bertukar informasi berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

c. Dengan santun dan responsif siswa menemukan solusi atas

permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

MENGASOSIASI

a. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan responsif siswa

mendiskusikan dan menyimpulkan hasil temuan yang berkaitan

dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

b. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa membuat teks

cerita anekdot dengan tema bebas.

MENGKOMUNIKASIKAN

(36)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan kedua (perlakuan)

siswa membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas.

b. Dengan santun siswa lain saling menilai dan memberi tanggapan

kepada teman yang tampil.

c. Dengan santun siswa mengidentifikasi dan menyampaikan

hambatan-hambatan yang dialami saat pembelajaran.

d. Dengan sikap santun dan responsif, siswa mendengarkan umpan

balik dan penguatan dari guru atas hasil diskusi siswa.

e. Dengan sikap tanggung jawab dan disiplin, siswa mengumpulkan

hasil lembar kerja tersebut pada guru dan setiap siswa yang

membacakan teks anekdot di depan kelas mendapatkan

penghargaan..

PENUTUP a. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. c. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

15 Menit

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA a. Siswa dengan penuh kesadaran memeriksa kebersihan sekitar kelas

dan merapikan seragam yang dikenakan.

b. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk mengaji dan membaca

doa bersama di dalam kelas.

c. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

d. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran

yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan

dipelajari.

e. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan,

manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

f. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik

(37)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siap mengikuti pembelajaran.

INTI MENGAMATI

a. Dengan tekun, teliti, dan cermat, siswa membaca dan mengamati

contoh teks anekdot.

b. Dengan tekun dan teliti, siswa mendapat pemahaman dari guru

berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

50 Menit

MENANYA

a. Dengan santun, teliti dan cermat siswa mengajukan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

b. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru siswa membuat

pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran hari ini.

MENGEKSPLORASI

a. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa secara mandiri

mencari informasi atau berita yang berkaitan dengan permasalahan

seputar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai bahan

tulisan untuk memproduksi teks anekdot.

b. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan santun siswa saling

bertukar informasi berkaitan dengan permasalahan seputar sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

c. Dengan santun dan responsif siswa saling berdiskusi untuk

menemukan masalah dari berita yang telah didapat sebelumnya

berkaitan seputar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

MENGASOSIASI

a. Dengan cermat, tekun dan dan teliti masing-masing siswa

menuliskan masalah yang telah ditemukan dan membuat solusi atas

permasalahan tersebut.

MENGKOMUNIKASIKAN

(38)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan ketiga (perlakuan)

siswa membacakan masalah dan solusi yang ditemukan

sebelumnya di depan kelas.

b. Dengan santun siswa lain saling menilai dan memberi tanggapan

kepada teman yang tampil.

c. Dengan santun siswa mengidentifikasi dan menyampaikan

hambatan-hambatan yang dialami saat pembelajaran.

d. Dengan sikap santun dan responsif, siswa mendengarkan umpan

balik dan penguatan dari guru atas hasil diskusi siswa.

e. Setiap siswa yang membacakan unsur humor dan kritik yang telah

dibuat dari masalah dan solusi yang ditemukan sebelumnya di

depan kelas mendapatkan penghargaan..

PENUTUP a. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. c. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

15 Menit

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA g. Siswa dengan penuh kesadaran memeriksa kebersihan sekitar kelas

dan merapikan seragam yang dikenakan.

h. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk mengaji dan membaca

doa bersama di dalam kelas.

i. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

j. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran

yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan

dipelajari.

k. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan,

manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

l. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik

(39)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siap mengikuti pembelajaran.

INTI MENGAMATI

c. Dengan tekun, teliti, dan cermat, siswa membaca dan mengamati

contoh teks anekdot.

d. Dengan tekun dan teliti, siswa mendapat pemahaman dari guru

berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

50 Menit

MENANYA

c. Dengan santun, teliti dan cermat siswa mengajukan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

d. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru siswa membuat

pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran hari ini.

MENGEKSPLORASI

d. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa secara mandiri

mencari informasi atau berita yang berkaitan dengan permasalahan

seputar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai bahan

tulisan untuk memproduksi teks anekdot.

e. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan santun siswa saling

bertukar informasi berkaitan dengan permasalahan seputar sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

f. Dengan santun dan responsif siswa saling berdiskusi untuk

menemukan masalah dari berita yang telah didapat sebelumnya

berkaitan seputar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

MENGASOSIASI

b. Dengan cermat, tekun dan dan teliti masing-masing siswa

menuliskan masalah yang telah ditemukan dan membuat solusi atas

permasalahan tersebut.

c. Dengan cermat, tekun, dan teliti masing-masing siswa membuat

unsur utama teks anekdot humor dan kritik dengan mengubah

(40)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan keempat (perlakuan)

dibuat menjadi kritik.

MENGKOMUNIKASIKAN

f. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan responsif beberapa

siswa membacakan humor dan kritik yang telah dibuat dari masalah

dan solusi yang ditemukan sebelumnya di depan kelas.

g. Dengan santun siswa lain saling menilai dan memberi tanggapan

kepada teman yang tampil.

h. Dengan santun siswa mengidentifikasi dan menyampaikan

hambatan-hambatan yang dialami saat pembelajaran.

i. Dengan sikap santun dan responsif, siswa mendengarkan umpan

balik dan penguatan dari guru atas hasil diskusi siswa.

j. Setiap siswa yang membacakan unsur humor dan kritik yang telah

dibuat dari masalah dan solusi yang ditemukan sebelumnya di

depan kelas mendapatkan penghargaan..

PENUTUP d. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

e. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. f. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

15 Menit

Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Waktu

PEMBUKA a. Siswa dengan penuh kesadaran memeriksa kebersihan sekitar kelas

dan merapikan seragam yang dikenakan.

b. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk mengaji dan membaca

doa bersama di dalam kelas.

c. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

d. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran

yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan

(41)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dipelajari.

e. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan,

manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

f. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik

siap mengikuti pembelajaran.

INTI MENGAMATI

a. Dengan tekun, teliti, dan cermat, siswa membaca dan mengamati

contoh teks anekdot.

b. Dengan tekun dan teliti, siswa mendapat pemahaman dari guru

berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

50 Menit

MENANYA

a. Dengan santun, teliti dan cermat siswa mengajukan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

b. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru siswa membuat

pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran hari ini.

MENGEKSPLORASI

a. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa secara mandiri

mencari informasi atau berita yang berkaitan dengan permasalahan

seputar sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat sebagai bahan

tulisan untuk memproduksi teks anekdot.

b. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan santun siswa saling

bertukar informasi berkaitan dengan permasalahan seputar sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

c. Dengan santun dan responsif siswa saling berdiskusi untuk

menemukan masalah dan membuat solusi atas permasalahan dari

berita yang telah didapat sebelumnya berkaitan seputar sains,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

MENGASOSIASI

(42)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pertemuan kelima (posttest)

teks anekdot yaitu dengan mengubah masalah yang telah ditemukan

menjadi humor dan solusi yang telah dibuat menjadi kritik.

b. Dengan cermat, tekun, dan tanggung jawab siswa membuat

kerangka teks anekdot dengan mengikuti langkah-langkah

penulisan teks anekdot.

c. Dengan cermat, teliti, dan tekun siswa memasukan unsur humor

dan kritik yang telah dibuat ke dalam kerangka teks anekdot dan

menyusunnya menjadi sebuah teks anekdot yang di dalamnya

mencakup unsur, struktur, dan kaidah sebuah teks anekdot yang

baik, benar, dan koheren.

MENGKOMUNIKASIKAN

a. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan responsif beberapa

siswa membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas.

b. Dengan santun siswa lain saling menilai dan memberi tanggapan

kepada teman yang tampil.

c. Dengan santun siswa mengidentifikasi dan menyampaikan

hambatan-hambatan yang dialami saat pembelajaran.

d. Dengan sikap santun dan responsif, siswa mendengarkan umpan

balik dan penguatan dari guru atas hasil diskusi siswa.

e. Setiap siswa yang membacakan unsur humor dan kritik yang telah

dibuat dari masalah dan solusi yang ditemukan sebelumnya di

depan kelas mendapatkan penghargaan..

PENUTUP a. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran.

b. Siswa melakukan reaksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. c. Siswa dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya.

15 Menit

(43)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMBUKA g. Siswa dengan penuh kesadaran memeriksa kebersihan sekitar kelas

dan merapikan seragam yang dikenakan.

h. Siswa dengan penuh syukur dan khusyuk mengaji dan membaca

doa bersama di dalam kelas.

i. Guru mengulas kembali materi yang sudah dipelajari pada

pertemuan sebelumnya.

j. Siswa merespon materi tentang keterkaitan materi pembelajaran

yang sudah dipelajari dengan materi pembelajaran yang akan

dipelajari.

k. Siswa menerima informasi tentang kompetensi, materi, tujuan,

manfaat dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

l. Guru memotivasi dan mengondisikan kelas sampai peserta didik

siap mengikuti pembelajaran.

15 Menit

INTI MENGAMATI

c. Dengan tekun, teliti, dan cermat, siswa membaca dan mengamati

contoh teks anekdot.

d. Dengan tekun dan teliti, siswa mendapat pemahaman dari guru

berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

50 Menit

MENANYA

c. Dengan santun, teliti dan cermat siswa mengajukan

permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

d. Dengan mendengarkan penjelasan dari guru siswa membuat

pertanyaan berkaitan dengan model pembelajaran hari ini.

MENGEKSPLORASI

d. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa secara mandiri

mencari informasi berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

(44)

Eka Nopriyanti, 2015

PENERAPAN MODEL SETS (SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY SOCIETY) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertukar informasi berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

f. Dengan santun dan responsif siswa menemukan solusi atas

permasalahan yang berkaitan dengan unsur, struktur, kaidah, dan

langkah-langkah penulisan teks anekdot.

MENGASOSIASI

c. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan responsif siswa

mendiskusikan dan menyimpulkan hasil temuan yang berkaitan

dengan unsur, struktur, kaidah, dan langkah-langkah penulisan teks anekdot.

d. Dengan cermat, tekun dan tanggung jawab siswa membuat teks

cerita anekdot dengan tema seputar sains, lingkungan, teknologi,

dan masyarakat.

MENGKOMUNIKASIKAN

f. Dengan sikap tanggung jawab, disiplin dan responsif beberapa

siswa membacakan teks anekdot yang telah dibuat di depan kelas.

g. Dengan santun siswa lain saling menilai dan memberi tanggapan

kepada teman yang tampil.

h. Dengan santun siswa mengidentifikasi dan menyampaikan

hambatan-hambatan yang dialami saat pembelajaran.

i. Dengan sikap santun dan responsif, siswa mendengarkan umpan

balik dan penguatan dari guru atas hasil diskusi siswa.

j. Dengan sikap tanggung jawab dan disiplin, siswa mengumpulkan

hasil lembar kerja tersebut pada guru dan setiap siswa yang

membacakan teks anekdot di depan kelas mendapatkan

penghargaan..

PENUTUP d. Siswa bersama guru me

Gambar

Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
Tabel 3.7
+4

Referensi

Dokumen terkait

(2011) yang menyatakan bahwa melanin memiliki karakteristik yang tidak larut pada akuades, asam klorida (HCl) dan pelarut organik umumnya seperti metanol, etano, etil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi komunitas Saksi Yehuwa dalam upayanya mempertahankan keberadaan mereka di tengah-tengah masyarakat yang majemuk sifatnya

surat dinas dari Satuan Organisasi yang akan dikirim melalui kantor pos Polri harus dicatat ke dalam buku ekspedisi, kemudian Paktir menyerahkan buku ekspedisi

Pemanfaatan Hutan Wisata Situ Kabuyutan Sebagai Sumber Belajar Pada Mata Pelajaran Geografi SMA Negeri Di Kabupaten Garut.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

bahwa dipandang perlu untuk menambah keanggotaan Team Pertimbangan Hak Guna Usaha Perkebunan Besar dengan seorang pejabat dari Direktorat Landreform Direktorat Jenderal

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai

Pada klasifikasi malnutrisi analisis regresi berganda untuk peubah sosial ekonomi, volume konsumsi susu, dan status gizi terhadap perkembangan otak menyatakan bahwa