perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
!
"# # "#
$%&'(&
&)* &( +,- +&,.*$,- *-)*$ / / -* & (0,%,) / -+,',)$,- 1 ,% ,%.,-,
-+&+&$,- %21%,/
-+&+&$,-
' ,)& ,-
, %,1,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
!
!
"
#
$
%&
&
&
'
(
%
"
% %&
(
%
)
% %&
&
'
"
%
"
&
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
*
%
+
% %
,-.( /
)+ ,(0
-. ). .
#+
'' #(00
0(+ /
'"
,(
'
'".0 '
).
' - ) /-(".
'
" ./.- 1 ".0( //
123241233 (,(".
, +.(- -
5
&
5 %% %6
5
.
5
%
%6
&
1233
%
%6
5
%
%7
3!
6
5
%6
% 5
6%%
% 6 5
%
%
6%
5
5
6
%
6%
%6 "
1 "
123241233 5
5
1!
6
5 6%%
% 6 5
%
%
6%
5
5
6
%
6%
%6 "
1 "
123241233 5
5
5
5
8
%
%
%6
5
6%
%6
"
1 "
123241233 5
5
&
%
92
5
:
%6 5%
5
&
5
6
;22
!
5
:
6%
<
%
6 5
=>
#
%
5
5
5% 5
%
66
5
6 5
6%%
% 6 5
%
%
6%
5
5
6
;22
! %
6%
%6
"
1 "
123241233 5
5
&
? ==1 @
=>1 213!
1!
5
6%%
% 6 5
%
%
%
5
6
;22
!
6%
%6
"
1 "
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
*
%
+
% %
. / (
(
. ./(-(
A(
(
". /(
'".0
'"
(
.- ( (
. (
#'0(
("(
$(
" ./.- 1 ".0( //
.0( 9
() .0(A(-( 123241233
!
&
&
&
1233
3!
%
% 6
%
7
*
%
"
1 "
1! #
%
% 6
%
7
*
%
"
1 "
%
!
%
7
"
1 "
*
123241233
92
7
;22
!
6
6
=>
#
%
3! (
6
%
% 6
%
;22
!
7
"
1
"
*
123241233&
? ==1 @
=>1 213!
1!
#
%
% 6
%
;22
!
7
"
1 "
*
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
#
(
)-
!
$
!
&
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
$%&'(& &-& +&' %( /:, $,- $ ',+,
#
5
&
%
B
(
122;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
"
5
+
.
+(&
"
7
&
'
5
%
3
"
1
A
'
C
%
'
A
'
9
"
% %&
=
)
% %&
&
'
;
%
"
1 "
&
D
7
"
1 "
*
123241233&
?
-
'
E2;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
%
+
.
(
%
6
&
1233
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
,
,/,-A " 0
. /(A (
.- .
A (
. /. ()(
(#
-(
'
'
.- . #()(
( ( . /(
(-"(
(-
8
"(
(- (#.0
8
"(
(- /( #(-
8
"(
(- 0(
-(
8
#(#
. "() 0 (
3
( 0
#
3
#
6
=
,
=
"
=
.
;
6
;
#(#
0( "( ( .'-
D
(
D
3
A
D
A
D
% B
%
A
?
5
B
A
31
1
#
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
#
/
3D
%
"
12
C
7
11
7
%
"
1C
%
%
"
1=
9
)
%
1;
"
1D
(
% 6
1?
=
%
% 6
%
"
/ 7
)%
%
C2
#
#
C1
, ) %
CC
#(#
. '". . .0
(
C9
(
$
C9
#
%
C9
, *
C=
"
%
C=
.
"
C=
(
"
C;
#(# * )( 0 . .0
(
CF
( "
"
CF
#
(
"
92
, )
(
"
93
"
91
#(# *
0( &
0
( & "( (-(
99
(
99
#
99
,
9=
"(
(-
( (
9;
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
,
,/,-3
"
"
)
(7
(
A
0
;22
!
CF
1
-
)
%
"
92
C
-
)
B
(7
(
93
9
-
)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
,
,/,-/
3 (
% 6
'
1F
/
1 0
/ 7
#
C3
/
9 "
-
B-
A
0
;22
!
(7 &
(
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
,
,/,-0
3
"
)
(7 &
(
A
0
;22
!
9?
0
1
%
(7
(
=2
0
C
"
(7
(
=C
0
9
%
%
% 6
#%
A
0
;22
!
==
0
=
A
0
;22
!
=;
0
;
%
% 6
%
/ 7
)%
%
"
=?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini berkembang sangat pesat hal ini terjadi karena pekerjaan yang biasanya dilakukan menggunakan kedua tangan sekarang digunakan menggunakan mesin. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini mengarah pada era modern yang sering disebut era globalisasi. Era globalisasi ini menuntut manusia yang berkualitas, yaitu manusia yang bertakwa kepade Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, inisiatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. Untuk menjadi manusia yang berkualitas maka diperlukan suatu proses belajar yang ditempuh melalui jenjang pendidikan.
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Sebab pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara UU RI No. 20 (Tahun 2003 pasal 1). Untuk melaksanakan pendidikan ini diperlukan suatu wadah atau lembaga pendidikan untuk mencari ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Lembaga yang dibutuhkan seperti sekolah. Sekolah sebagai pendidikan formal,secara sistematis, telah merencanakan berbagai lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan yang menyediakan bermacam-macam kasempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Dengan demikian, mendorong peserta didik kearah pertumbuhan dan perkembangan kearah suatu tujuan yang dicita-citakan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Penjasorkes merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum keberadannya serta ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Penjasorkes memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerek sebagai aktivitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Penjasorkes adalah bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang srcara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Sebab Penjasorkes salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang disekolah baik dari jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah. Menurut Suparman (1994: 10) ”pendidikan jasmani adalah suatu bagian dari pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani dan pembinaan hidup sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang”. Dalam pendidikan, selain memberikan pengetahuan tentang pendidikan jasmani juga memberikan kontribusi kemampuan gerak jasmani, baik permainan maupun kegiatan olahraga lainnya.
Menurut Suparman (1997: 8) ”tujuan pendidikan jasmani adalah membantu siswa meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani”. Tujuan pendidikan jasmani ini dapat tercapai pendidikan diselenggarakan disekolah-sekolah dan dilaksanakan dengan baik sebagaimana mestinya. Manfaat dari pendidikan yaitu untuk membuat siswa tidak mengalami kelelahan yang berarti dalam melakukan aktivitas jasmani dan masih memiliki cadangan energi untuk melakukan aktivitas yang lainnya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani yang diberikan disekolah harus mengacuharus mengacu pada kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan sehingga tercapai tujuan pendidikan jasmani.
Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani diperlukan suatu proses yang disebut proses kegiatan belajar. Belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. ”Tujuan yang dicapai adalah hasil dan bukti adanya perubahan tingkah laku dari proses belajar”. Oemar Hamalik (2007: 29).Untuk itu belajar adalah langkah-langkah yang harus ditempuh siswa. Dalam membantu proses kegiatan belajar mengajar (KBM) guru sangat berperan penting terhadap hasil-hasil belajar.Guru sebagai pendidik melakukan pembelajaran sesuai kurikulum sekolah. Dalam proses pembelajarannya, pendidik harus memegang prinsip-prinsip pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Prinsip itu adalah bahwa pembelajaran memiliki kekuatan menjadi manusia, belajar hal yang bermakna, menjadikan bagian yang bermakna bagi dirinya, sikap terbuka, berpartisipasi secara bertanggung jawab,belajar mengalami berkesinambungan dengan penuh kesungguha. Dengan demikian jika guru memegang prinsip-prinsip pembelajaran maka dapat mencapai tujuan belajar dan yang diperuntukkan bagi siswa yang bersangkutan.
”Dalam proses belajar pendidikan jasmani, dapat dikatakan guru pendidikan jasmani memegang kunci utama sukses tidaknya pembelajaran pendidikan jasmani disekolah”. Dimyati dan Mudjiono (2003: 8). Alat dan fasilitas boleh lengkap, kurikulum sangat bagus,input siswanya bagus, tetapi jika ditangani guru yang tidak profesional maka tidak bermakna proses pembelajarannya. Sebaliknya, meski alat dan fasilitas olahraga sangat terbatas, siswa biasa-biasa saja, tetapi jika ditangani guru yang profesional, mengerti tugas dan kewajibannya, bisa diharapkan proses belajar mengajar pendidikan jasmani akan berjalan dengan baik. Untuk menunjang kepentingan tersebut harus menugaskan guru yang sesuai dengan disiplin ilmunya (the right man inthe right place).
Dari uraian diatas, dalam pelaksanaan dilapangan masih banyak permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hambatan tersebut tentu saja menghambat proses pembelajaran. Masalah belajar telah banyak merampas sebagian besar perhatian para pendidik termasuk pendidik-pendidik dalam bidang pendidik-pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Hal ini disebabkan ketidakefektifan proses belajar yang terjadi dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
besr khususnya sepakbola kelas IV sampai VI, disebutkan bahwa standar kompetensi pada sekolah dasar adalah mempraktikkan garak dasar permainan sederhana dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sedangkan kompetensi dasar siswa dapat mempraktikkan gerak dasa permainan bola besar sederhana dengan peruturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportivitas dan kejujuran. Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari pendekatan yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Salah satu diantara pendekatan- pendekatan mengajar yang dikembangkan adalah konsep model pembelajaran. Istilah model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model yang kuat dan menyeluruh dan model pembelajaran ini membutuhkan pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikait berbeda serta pola urutan yang berbeda juga. Menurut Gusril (2004: 45) menyatakan bahwa ”modifikasi dalam pendidikan jasmanisangat diperlukan khususnya bagi anak- anak, hal ini diharapkan anak- anak siswa secara fisik dan menal belum matang, jika dibandingkan dengan orang dewasa”. Pemain sepakbola melalui pendekatan model maka sarana dan prasarana dan peraturannya dibuat sederhana mungkin sehingga siswa dalam proses pembelajaran sepakbola dapat menerapkan dalam kehidupan sehari- hari.
Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan upaya yang nyata untuk membuat siswa mengikuti pembelajaran permainan sepakbola khususnya di Sekolah Dasar agar siswa merasa senang, tidak bosan atau jenuh dan tidak ada perbedaan gender dalam mengikuti pembelajaran sepakbola, serta membuat siswa aktif dalam bergerak sehingga dapat menunjang peningkatan ketrampilan serta peningkatan kesegaran jasmani. Oleh karena itu perlu adanya pendekatan model modifikasi pembelajaran pemainan sepakbola yang sesuai dengan Sekolah Dasar kelas IV.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu tahun pelajaran 2010/2011
kesegaran jasmani masih kurang.
2. Pendekatan pembelajaran permainan sepak bola yang diterapkan di Sekolah
Dasar Negeri 2 Delanggu belum menunjukan hasil yang optimal terhadap kesegaran jasmani.
3. Banyaknya kendala yang dihadapi dalam proses belajar mengajar permainan
sepak bola di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
4. Belum diteliti pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah, masalah dalam penelitian ini perlu dibatasi. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Pengaruh model modifikasi permainan sepak bola yang tepat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
2. Pengaruh metode model modifikasi permainan sepak bola terhadap kesegaran
jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di dalam identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh model modifikasi permainan sepakbola terhadap
kesegaran jasmani pada siawa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu ?
2. Berapa besarnya pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1. Pengaruh pendekatan model modifikasi permainan sepak bola terhadap
peningkatan kesegaran jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri 2 Delanggu.
2. Besarnya pengaruh model modifikasi permainan sepak bola terhadap kesegaran
jasmani pada siswa kelas IV di Sekolah Dasar negeri 2 Delanggu.
F. Manfaat penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk di teliti dengan harapan dapat memberi manfaat antara lain:
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran sepak bola, sehingga diharapkan untuk
dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa.
2. Menciptakan modifikasi pembelajaran yang baru sehingga siswa tidak merasa
jenuh dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
3. Membantu guru pendidikan jasmani,olahraga dan kesehatan dalam memberikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kesegaran Jasmani
a.Pengertian Kesegaran Jasmani
Banyak orang melakukan olahraga dengan kesenangan masing-masing, hal ini berarti semakin banyak orang yang sadar akan manfaat dari olahraga, tetapi banyak orang yang belum mengetahui caranya untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Keuntungan atau manfaat olahraga antara lain membuat jantung lebih berdaya guna, dapat menormalisasi tekanan darah, meningkatkan kesegaran jasmani, menurunkan denyut nadi pada saat istirahat, memperlancar peredaran darah, mempertajam kekuatan mental, menambah kapasitas berpikir dan merangsang produk endorphin.
Kegiatan fisik yang dilakukan pada kehidupan sehari-hari perlu di topang dengan kesegaran jasmani yang baik. Istilah kesegaran jasmani
bersinonim dengan physicalfitness. Meskipun secara umum sudah disepakati
bahwa kesegaran jasmani adalah bagian yang penting dari pertumbuhan dan perkembangan yang normal, namun definisi yang umum mengenai ketepatan sifat kesegaran jasmani belum pernah dapat diterima secara universal. Setiap ahli mempunyai definisi sendiri-sendiri tentang pengertian kesegaran jasmani itu sendiri. Muhammad Sajoto (1998 : 43) menyatakan bahwa “kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kesulitan berarti, dengan mengeluarkan energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan”.
Kesegaran jasmani adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya baik fisik, mental dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, negara dan bangsanya. Menurut Soedjatmo Soemowerdojo yang dikutip Ismaryati (2006 : 39) “kesegaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas-batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik dengan cara yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan, sehingga masih dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat rekreaif dan telah mengalami pemulihan yang sempurna sebelum datangnya tugas yang sama esok harinya”
Berdasarkan pengertian di atas tentang kesegaran jasmani dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas sehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Orang yang fit atau segar adalah orang yang sehat, mempunyai kemampuan untuk mengatasi pekerjaan sehari-hari dan masih mempunyai tenaga cadangan yang cukup tidak hanya untuk menghadapi keadaan daruruat, tetapi juga untuk mengisi waktu-waktu terluang.
b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani
Kesegaranjasmani adalah unsur yang penting bagi semua orang untuk
menjalankan tugas dengan baik dan mencapai prestasi yang baik dalam kerja maupun belajar, maka harus dilakukan latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani tersebut. Peningkatkan kesegaran jasmani tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani tersebut. Kesegaran jasmani terdiri dari beberapa komponen atau unsur fisik. Kesegaran jasmani seseorang sangat ditentukan oleh befungsinya kerja komponen-komponen yang ada. Dengan demikian segala hal yang mempengaruhi unsur-unsur yang ada dalam kesegaran jasmani tentunya juga mempengaruhi kesegaran jasmani secara menyeluruh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani menurut Brian J. Sharkey (2003: 80) antara lain :
1) Hereditas (keturunan)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
otot yang terdiri dari serat merah dan putih. Seseorang yang banyak mempunyai serabut otot yang berwarna merah, lebih tepat untuk melakukan kegiatan yang bersifat aerobik. Pengaruh faktor keturunan terhadap komposisi tubuh adalah secara umum dihubungkan dengan tipe tubuh. Seseorang yang memiliki tipe tubuh endomorph yaitu tipe tubuh yang gemuk, bulat dan pendek cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan tipe eksomorph, yaitu tubuh yang kecil kerempeng tinggi.
2) Aktifitas Fisik dan Latihan
Kegiatan atau aktifitas fisik sangat mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang bersifat aerobik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler dan dapat mengurangi lemak dalam tubuh, yang berarti pula seluruh organ tubuh yang dilatih secara teratur dapat beradaptasi dengan pembedaan yang diberikan. Latihan olahraga dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan badan. Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang mempunyai sasaran peningkatan kesegaran jasmani, peningkatan yang diperoleh antara lain berupa peningkatan gerak, tidak cepat lelah, peningkatan keterampilan dan sebagainya.
Aktifitas fisik berupa olahraga secara teratur akan mempengaruhi dan meningkatkan nilai aerobik. Aktifitas fisik yang teratur dapat menyebabkan perbaikan kesegaran jasmani, yaitu kemampuan badan akan berfungsi pada efisiensi yang optimal dalam melakukan tugas sehari-hari. Dengan demikian untuk meningkatkan kesegaran jasmani dapat dilakukan melalui aktifitas olahraga secara teratur.
3) Jenis Kelamin
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
terdapat perbedaan, karena wanita memiliki jaringan lemak lebih besar dan kadar hemoglobin yang lebih rendah dibanding laki-laki. Hal yang sama juga terjadi pada ukuran otot, karena perbedaan kekuatan pria dan wanita baik dari ukuran otot maupun proporsinya dalam tubuh. Besar kecilnya otot sangat berpengaruh dan berperan dalam daya tahan otot.
Empat alasan utama mengapa terjadi perbedaan dalam penampilan fisik anak laki-laki dan perempuan adalah bentuk tubuh, struktur anatomis, fungsi fisiologis, dan faktor-faktor budaya. Secara kodrati bahwa antara laki-laki dan perempuan memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda. Antara laki-laki dan perempuan secara otomatis dan fisiologis memiliki perbedaan. Hal ini sangat nampak dengan adanya perbedaan ukuran tubuh, komposisi tubuh, serta kemampuan fungsi paru-paru dan jantung. Perbedaan tersebut sangat nampak terutama sejak mulai masa pubertas. Setelah menginjak masa pubertas, laki-laki rata-rata memiliki ukuran badan (termasuk kemampuan fisiknya) sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan wanita. Hormon pertumbuhan antara laki-laki dan wanita juga berbeda, pada laki-laki terjadi penambahan jaringan otot, sedangkan pada wanita cenderung menuju pada pengurangan otot dan penambahan jaringan lemak.
Keadaan tersebut jelas menyebabkan laki-laki akan memiliki kekuatan yang lebih besar daripada wanita. Oleh kaena itu anak laki-laki setelah masa pubertas rata-rata memiliki kebugaran jasmani yang lebih tinggi daripada perempuan.
4) Usia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
kardiovaskuler, sejak usia anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun terjadi peningkatan mencapai maksimal pada usia 20 – 30 tahun, daya tahan tersebut akan mengalami penurunan sejalan dengan bertambahnya usia, namun penurunan ini dapat diminimalkan apabila seseorang berolahraga secara teratur semenjak dini. Pengaruh usia terhadap kelenturan dan komposisi tubuh pada umumnya terjadi karena proses penuaan, yang disebabkan oleh menurunnya daya elastisitas karena telah berkurangnya aktifitas dan pengapuran pada usia tua.
Setiap orang yang berada pada usia lanjut pasti akan mengalami penurunan kemampuan fisik, khususnya mengenai kesegaran jasmani yang dimiliki. Mulai anak-anak sampai sekitar usia 20 tahun, daya tahan kardiovaskuler meningkat, mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Pada usia tua fungsi jantung paru juga akan menurun. Kesegaran jasmani pada usia lanjut juga akan menurun secara drastis. Untuk menanggulangi hal tersebut didapat dengan cara tetap melakukan aktifitas fisik, seperti olahraga aerobik. Dengan demikian untuk mempertahankan kesegaran jasmani, seseorang harus selalu melakukan aktifitas fisik seperti misalnya olahraga secara teratur.
5) Lemak Tubuh
Perlu diingat bahwa kesegaran dihitung per unit berat badan. Keadaan fisik seseorang sebagian besar tergantung pada lemak tubuh yang dapat diatur dengan kualitas makanan yang dikonsumsi sehari-hari yang mengandung nilai gizi yang baik. Makanan bergizi mempengaruhi kesehatan dan kesegaran jasmani, makanan bergizi tidak harus mahal dan banyak, yang penting cukup mempunyai kandungan gizi yang tinggi akan lebih banyak mempengaruhi terhadap kesehatan. Golongan makanan yang bergizi harus mengandung beberapa unsur yang dibutuhkan oleh tubuh antara lain :
a) Protein
b)Karbohidrat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
d)Mineral
e) Vitamin
f) Air
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh kita, yaitu protein, hidrat arang, lemak, mineral, vitamin dan air. Selain ditinjau dari kelengkapan gizinya, juga ditinjau dari kalorinya. Menu yang cukup zat gizi dan kalori membantu manusia untuk hidup sehat serta dapat melakukan tugas sehari-hari dengan baik dan mempunyai daya tahan yang kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makanan yang kita makan harus diperhatikan nilai gizinya.
Manfaat makanan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Makanan sebagai sumber tenaga.
b.Makanan sebagai sumber zat pembangun.
c. Makanan sebagai zat pengatur.
Setiap orang harus mengkonsumsi makanan yang lengkap dan seimbang kandungan gizinya. Semakin lengkap dan seimbang makanan yang kita makan akan menunjang kesehatan dan kesegaran jasmani kita.
c. Unsur-unsur Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah kemampuan berbuat sebaik-baiknya baik fisik, mental dan spiritual, untuk melaksanakan tugas kewajiban pribadinya terhadap kesejahteraan keluarga, masyarakat, negara dan bangsanya. Menurut Sadoso Sumosardjono (1996 : 1) “kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa rasa lelah yang berlebihan dan masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
seseorang atau kemampuan seseorang untuk mengerjakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih mampu melakukan kegaitan pada waktu luang.
Beberapa unsur utama kesegaran jasmani menurut Len Kravitz (2001 : 5) yaitu :
1) Daya tahan kardirespirasi,
2) Kekuatan otot,
3) Daya tahan otot,
4) Kelenturan,
5) Komposisi tubuh.
Menurut Mulyono B (2007 : 54) komponen dari kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan meliputi :
1) Kesegaran kardiovaskukuler,
2) Kekuatan dan daya tahan otot,
3) Kelenturan punggung bagian bawah, dan
4) Komposisi tubuh.
Sedangkan unsur kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan menurut Mulyono B (2007 : 57) yaitu :
1) Kelincahan,
2) Keseimbangan,
3) Koordinasi,
4) Power,
5) Waktu reaksi,
6) Kecepatan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
2. Belajar
a.Hakekat Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang komplek, maka belajar dialami siswa itu sendiri Dimyati dan Mudjiono (2003: 7). Dalam kegiatan belajar akan terjadi interaksi belajar mengajar antara siswa dan guru. Dalam hal ini, siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2003:238) proses belajar adalah suatu kegiatan yang dialami dan dihayati siswa yang didalamnya ada beberapa tahapan. Beberapa tahapan tersebut antara lain:
1) Sebelum belajar, hal yang berpengaruh dalam hal ini adalah
minat,kecakapan, pengalaman, dan keinginan belajar. Keadaan awal ini diharapkan mendorong terjadinya proses belajar.
2) Proses belajar, yang berpengaruh dalam hal ini adalah sikap, motivasi,
kosentrasi, mengolah, menyimpan, menggali dan unjuk prestasi.
3) Sesudah belajar, merupakan tahapan untuk prestasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Hamalik (2001: 27) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini situasi belajar mempunyai tujuann dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri. Sebab hasil belajar yang utama ialah perubahan tingkah laku yang bulat atau secara keseluruhan. Lebih lanjut dijelaskan Sugiyanto (1999:267) belajar adalah suatu proses, fungsi dan hasil. Maka didalam belajar terkandung tentang:
1) Belajar adalah proses yang bisa dihasilkan.
2) Belajar bisa menghasilkan peribahan-perubahan pada diri seseorang
dalam berbagai macam kemampuan atau sifat yang ada pada diri sendiri.
3) Perubahan dalam belajar terjadi karena pengalaman, berbuat
berulanh-ulang atau berlatih.
4) Perubahan yang terjadi karena belajar bisa bertahan dalam jangka waktu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Selain itu dalam proses pengajaran, unsur proses belajar hal yang paling penting. Sebab belajar adalah proses perubahan perilaku yang bersifat menetap yang diperoleh melalui proses pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2007: 29) bahwa belajar adalah suatu proses. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Tujuan akan akan nampak jika terdapat suatu hasil dalam belajar. Hasil belajar itu ada pada aspek-aspek perubahan, antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Untuk itu dalam mengajar berorientasi pada proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid.
Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang komplek dalam belajar yang di alami oleh siswa untuk mendapatkan sesuatu perubahan perilaku yang bersifat menetap dari hasil belajar.
b.Prinsip-Prinsip Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku yang bersifat menetap yang diperoleh melalui proses belajar. William Burton dalam Oemar Hamalik (2007: 31) mengatakan bahwa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:
1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan
melampaui(under going)
2) Proses itu melalui berbagai macam-macam ragam pengalaman dan
mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid.
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid
sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.
5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan
lingkungan.
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi
oleh perbedaan-perbedaan individual kalangan murid.
7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan.
9) Proses belajar merupakan proses kesatuan fungsional dari
berbagai prosedur.
10)Hasil-hasil belajar secara fungsional betalian satu sama lain, tetapi
dapat didiskusikan secara terpisah.
11)Prosedur belajar berlangsung secara efektif dibawah bimbingan
tanpa tekanan dan paksaan.
12)Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas dan ketrampilan.
13)Hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
14)Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian
pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.
15)Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
16)Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat komplek dan
dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.
Lebih lanjut dijelaskan menurut Latief (2003: ) Dalam kegiatan belajar ada beberapa prinsip-prinsip belajar antara lain:
1) Prinsip efek kepuasan (Law of Effect)
Prinsip efek kepuasan hasil belajar akan diperkuat apabila menghasilkan rasa senang atau puas. Sebaliknya hasil belajar akan diperlemah apabila menghasilkan tidak senang.
2) Prinsip pengulangan (Law of Exercise)
Prinsip pengulangan bahwa hasil belajar dapat lebih sempurna apabila di ulang, sering dilatih. Hubungan rangsangan (stimulus) dengan reaksi (responces) akan diperkuat apabila sering ada pengulangan.
3) Prinsip kesiapan (Law of Readiness)
Prinsip kesiapan menyatakan proses individu memperoleh perilaku baru jika ia telah siap.Kesiapan tersebut berkaitan dengan kematangan fisik dan psikologis.
4) Prinsip Kesa Pertama (Law of Primacy).
Hasil belajar yang diperoleh dari kesan pertama akan digoyahkan. Ini berarti proses belajar pertama keliru dan membentuk kebiasaan buruk.
5) Prinsip Beban Baru (Law of Recentcy).
Prinsip ini mengandung pengertian beban yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat. Prinsip berkenaan dengan konsep rintangan atau inhibisi dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Prinsip ini menunjukkan perlunya ada keterkaitan bahan yang dipelajari dengan situasi belajar yang akan mempermudahberubahnya perilaku.
Dari paparan di atas maka dapat dipaparkan bahwa setiap proses belajar ada yang dinamakan prinsip-prinsip efek kepuasan, prinsip pengulangan, prinsip kesiapan, prinsip kesan pertama, makna yang mendalam, prinsip beban baru, prinsip gabungan.
c.
Belajar Gerak.
”Belajar gerak merupakan salah satu bagian dari kajian ilmu keolahragaaan yang mengkaji tentang fenomena manusia yang mempelajari atau menguasai gerakan-gerakan tubuh atau meningkatkan ketrampilan gerak tubuhnya”, dijelaskan dalam Argasamita (2007: 83). Pengetahuan tentang teori belajar gerak merupakan sebagian deri landasan ilmiah yang diperlukan seorang pelatih olahraga untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional.
Menurut Sugiyanto (1999: 268), ”belajar gerak merupakan sebagian dari belajar”. Dalam belajar menekankan pada aktivitas berfikir atau kognitif. Belajar juga menekankanpada aktivitas emosi dan perasaan biasa. Belajar juga menekankan pada aktivitas gerak. Dalam gerak ada beberapa domain kemampuan yang efektif keterlibatannya seperti domain fisik dan domain psikomotor.
Perkembangan gerak (motor development) merupakan suatu proses sejalan dengan bertambahnya usia dimana secara bertahan dan berkembang. Gerakan individu meningkat dari gerak yang sederhana ke gerakan yang komplek dan terorganisasi dengan baik yang ada pada akhirnya kearah penyesuaian ketrampilan menyertai terjadinya proses menua atau menjadi tua. Dalam pendidikan jasmani pembelajaran geerak merupakan bagian yang penting sebab belajar gerak merupakan suatu aspek untuk dapat meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Berdasarkan departemen Pendidikan Nasional (2004: 8) ”Gerak manusia adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan terbentuknya gaya hidup yabg aktif”. ”Belajar dianggap suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang menentukan atau memungkinkan terjadinya suatu perubahan tingkah laku seseorang dalam proses edukatif” Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 232). Drowsky dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 234), ”belajar gerak yang diwujudkan melalui respon-respon miskular yang diekspresikan dalam gerak tubuh atau bagian tubuh”.
Perkembangan karena usia dengan perkembangan karena hasil latihan fisik memang tidak dapat dipisahkan, namun secara konseptual kedua hal tersebut berbeda. Dalam keadaan normal walaupun tidak melakukan aktivatas fisik secara khusus, perkembangan gerak pasti terjadi. Dalam hal ini latihan fisik bisa memacu atau mempercepat peningkatan perkembangan gerak. Gagne dalam Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 232) mengatakan bahwa aspek-aspek kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar adalah meliputi :
1) Ketrampilan intelektual
2) Kemampuan mengungkapkan informasi
3) Strategi berfikir
4) Ketrampilan gerak
5) Emosi dan perasaan.
Sedangkan menurut Gabbard, Leblanc, dan Lowy dalam sukintaka, (1999: 10) mengutarakan bahwa dengan belajar gerak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seperti:
1) Ranah kognitif, yaitu: Kemampuan berfikir (bertanya, kreatiif, dan
menghubungkan), kemampuan memahami(perceptual ability), menyadari gerak dan penguatan akademik.
2) Ranah psikomotor, yaitu: perubahan biologik, kesegaran jasmani, juga
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
3) Ranah afektif, yaitu: rasa senang, penaggapan yang sehat terhadap
aktivitas jasmani, kemampuan menyatakan dirinya (mengaktualsasi diri), menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri.
Secara umum perkembangan gerak dikaji dari persepektif atau sudut biologis dan psikologis dapat dilihat dari keterbentukan dan perkembangan bagian-bahian sistem tubuh. Dalam persepektif psikologis dapat dilihat dari segi berfikir, emosi, dan perasaanya. Setelah perilaku individu dan observasi, maka perilaku merupakan refleksi proses perkembangan. Dalam proses kegiatan belajar siswa dikatakan berhasil dalam apabila siswa mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang menyangkut pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Dalam proses belajar siswa-siswa harus menunjukkan kegairahan yang tinggi, semangat yang besar, dan kepercayaan yang tinggi.
Periodisasi perkembangan berdasarkan umur, anak yang berusia 6-10 tahun termasuk dalam fase perkembangan anak besar. Anak besar adalah anak yang berusia 6-19 tahun untuk perempuan dan untuk laki-laki 6-12 tahun. Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dibandingkan pada masa sebelumnya dan pada masa sesudahnya. Kecenderungan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh. Macam-macam pola gerak yang bisa dilakukan pada masa anak besar berdasarkan ketrampilan motorik umum antara lain :Berjalan, berlari, berenang, meloncat, bersepeda, dan mengguling. Pada masa anak besar pertumbuhan kecenderungan gerak semakin tampak jelas adanya perbedaan.
Aktivitas yang diperlakukan bagi anak besar (6-12 tahun) dikemukakan oleh Sugiyanto dan Sudjawo (1991: 127) sebagai berikut :
1) Aktivitas ketrampilan yang ada tujuannya.
a) Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding.
b)Aktivitas pengujian diri.
c) Aktiviyas menggunakan alat-alat.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
e) Berlatih melakukan gerakan berulang-ulang untuk menguasai
ketrampilan tertentu.
2) Aktivitas beregu
a)Aktivitas bermain atau berlomba beregu.
b)Menari berkelompok membentuk formasi tertentu.
3) Aktivitas mencoba-coba
a)Aktivitas menyelesaikan tugas dengan cara, dan ketrampilan
sendiri-sendiri.
b)Aktivitas bebas dan tari kreatif.
4) Aktivitas latihan fisik dan keberanian.
a)Latihan kemampuan fisik yang berangsur gerak: jalan, lari, lompat,
lempar, tangkap, sepakbola, panjat, mengguling, mengulur, dan melipat tubuh.
b)Bermain kombatif: bermain perang-perangan, kejar-kejaran.
c)Latihan relaksasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gerak adalah astivitas jasmani yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan terbentuk gaya hidup yang aktivitas yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi: aktivitas ketrampilan yang ada tujuannya, aktivitas beregu, aktivitas mencoba-coba, aktivitas latihan fisik dan latihan keberanian. Dengan belajar gerak melalui aktivitas yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan jasmani, seperti ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
d.Pembelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatantidak terlepas peran aktif seorang guru. Tujuan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam proses belajar adalah pemahaman tentang konsep kebugaran jasmani dan aktivitas jasmani untuk mencapai keadaan sehat. Di sekolah-sekolah mulai memperhatikan tujuan tersebut seperti melalui pengalaman praktik pembinaan kebugaran jasmani. Menurut Lutan (2002: 3) ada tiga keuntungan yang dapat diraih melalui pembinaan jasmani antara lain:
1) Sekolah terdiri dari anak-anak yang mulai tumbuh dan berkembang
sehingga sangat memungkinkan dicapai perubahan yang nyata yang dapat diamati oleh guru penjasorkes.
2) Penerapan strategi pembinaan yang menekankan pemerataan dan
partisipasi penuh dari setiap anak memungkinkan anak-anak usia sekolah meraih keuntungan dari program pembinaan.
3) Program pembinaan kebugaran sangat strategis diluncurkan melalui
program pendidikan jasmani atau lingkup kurikulum lainnya di lingkungan sekolah.
Untuk penyelenggaraan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar maka memerlukan suatu pedoman penyelenggaraan. Menurut Lutan (2002: 16) ada 9 pedoman pokok penyelenggaraan program pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan di Sekolah Dasar, antara lain :
1) Pengembangan kebugaran di sertai dengan perkembangan ketrampilan.
2) Tidak menggunakan pelaksanaan tugas atau semacam bentuk latihan
untuk menghukum anak, misalnya karena terlambat datang kesekolah, atau membuat kesalahan seperti melanggar peraturan.
3) Melaksanakan penilaian dengan lebih memperhatikan proses bukan
semata-mata hasil.
4) Tidak menyudutkan posisi program pendidikan jasmani olahraga dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
5) Pemberian bantuan kepada siswa untuk mencapai patokan yang
diinginkan.
6) Penyajian kegiatan dengan memperhatikan budaya lokal.
7) Penyajian program kebugaran jasmani harus berakomodasi dalam
program dengan memenuhi kaidah kesehatan.
8) Memberikan dorongan semangat, dan menghindari ungkapan yang
bersifat mencemooh seseorang.
Dari pendapat di atas maka disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar dilengkapi serangkaian pengalaman-pengalaman dan mematuhi sembilan pokok penyelengaraan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar. Untuk mendapatkan penngalaman-pengalaman yang dapat memacu motivasi siswa maka perlu adanya belajar yang efektif. Belajar yang membuat anak-anak merasa senang dan tanpa mengalami beban dalam belajar.
3. Siswa
Siswa merupakan subjek didik yang terdaftar disuatu lembaga pendidikan. Dilembaga pendidikan subjek didik disebut siswa atau peserta didik. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2002: 2) ”Siswa adalah subjek yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah”. Dalam kegiatan tersebut siswa mengalami tindak mengajar dan merespon dengan tindak mengajar, selanjutnya Sutrisno Hadi (2006: 78) ”Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengaembamgkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang terjadi pada jalur jenjang dan jenis pendidikan”. Di sekolah siswa mengalami suatu proses belajar, dalam proses belajar tersebut siswa menggunaakan kemampuan mentalnya untuk mempelajari bahan belajar.Kemampuan-kemampuan itu antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar.
Perkembangan gerak (motor development) merupakan proses sejalan dengan bertambahnya usia dimana secara bertahap dan berkesinambungan. Gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana,tidak terorganisir, dan tidak terampil kearah penampilan ketrampilan gerak kompleks dan terorganisir dengan baik yang pada akhirnya kearah penyesuaian ketrampilan menyertai terjadinya proses menua (menjadi tua).
Secara umum secara umum perkembangan dikaji dari perspektif biologis dapat dilihat dari keterbukaan dan perkembangan bagian-bagian dan sistem tubuh. Dalam perspektif psikologis dapat dilihat dari segi berfikir emosi dan perasaan. Setelah perilaku individu di observasi, maka perilaku itu merupakan refleksi proses perkembangan individu.
Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1991: 101) ”periodisasi perkembangan berdasarkan umur, anak yang berusia 6-10 tahun yang termasuk fase perkembangan anak besar”. Anak besar adalah anak yang berusia 6-10 tahun untuk perempuan dan 6-12 tahun untuk anak laki-laki. Perkembangan fisik anak pada masa ini menunjukan adanya kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan yang terjadi adalah hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan proporsi ukuran bagian-bagian tubuh. Pada masa anak besar pertumbuhan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan. Pada masa anak besar merupakan penyempurnaan kemampuan gerak dasar. Gerak dasar yang mulai bisa dilakukan pada masa anak kecil meningkat kualitasnya baik segi mekanika tubuh maupun variasi bentuk geraknya.
Sedangkan menurut Sukintaka (1994: 43) karaakteristik siswa kelas IV antara umur 11-12 tahun sebagai berikut:
1) Secara Fisik.
a)Pertumbuhan otot lengan dan tungkai bertambah.
b)Ada kesadaran mengenai badannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
d)Pertumbuhan tinggi dan berat tidak baik.
e)Kekuatan otot tidak menunjang pertumbuhan.
f) Waktu reaksi semakin baik.
g)Perbedaan akibat jenis kelamin semakin nyata.
h)Koordinasi makin baik.
i) Badan lebih sehat dan kuat.
j) Tungkai mengalami masa pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan
bagian anggota atas.
k)Ada perbedaan kekuatan otot dari ketrampilan antara anak laki-laki
dan perempuan.
2) Psikis atau mental
a)Kesenangan pada permainan dengan bola makin tambah.
b)Menaruh perhatian kepada permainan yang terorganisir.
c)Sifat kepahlawanan kuat.
d)Perhatian pada taman kelompok makin kuat.
e)Pehatian pada bentuk makin bertambah.
f) Beberapa anak muda menjadi putus asa dan alam berusaha bangkit
bila tidak sukses.
g)Mempunyai rasa tanggungjawab untuk menjadi dewasa.
h)Berusaha untuk mendapatkan guru yang dapat membenarkannya.
i) Mulai mengerti tentang waktu, dan menghendaki segala sesuatunya
selesai pada waktunya.
3) Sosial Dan Emosional
a)Pengamatan rasa emosinya tidak tetap dalam proses kematangan
jasmani.
b)Menginginkan masuk dalam kelompok sebaya, dan biasanya
perbedaan antara kelompok sebaya ini akan menyebabkan kebingungan pada tahap ini.
c)Mudah dibangkitkan
d)Anak putri menaruh perhatian kepada anak laki-laki.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
f) Rasa kasihsayang seperti orang dewasa.
g)Senang sekali memuji dan mengagungkan.
h)Suka mengkritik tindakan orang dewasa.
i) Rasa bangga berkembang.
j) Laki-laki membenci putri, sedangkan putri membenci laki-laki yang
dewasa.
k)Ingin mengetahui segalanya.
l) Mau mengerjakan pekerjaan bila di dorong orang dewasa.
m)Merindukan pengakuan dari kelompoknya.
n)Merasa sangat puas bila dapat menyelesaikan, mengatasi, dan
mempertahankan sesuatu, ayau tidak berbuat kesalahan, karena mereka akan merasa tidak senang kalau kehilangan atau berbuat kesalahan.
o)Kerjasama meningkatkan kualitas kepemimpinannya mulai nampak.
p)Senang pada kelompok dan ambil bagian dalam membuat rencana
serta mampu memimpinnya.
q)Menyukai pada kegiatan kelompok,melebihi kegiatan individu.
r) Senang merasakanapa yang mereka kehendaki.
s)Loyal terhadap kelompok atau ”gang”nya.
t) Perhatian pada kelompok yang sejenis sangat kuat.
Berdasarkan paparan di atas maka perkembanga siswa kelas IV merupakan perkembangan anak besar yang mempunyai pertumbuhan cenderung semakin jelas tampak adanya perbedaan. Perbedaan Perkembangan itu sendiri meliputi Secara Fisik, Psikis atau Mental Sosial, dan Emosional.
b.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi
Mempraktikkan berbagai ketrampilan permainan olahraga dalam bentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Kompetensi Dasar
Mempraktikkan ketrampilan bermain salah satu permainan dan olahraga
beregu bola besar dengan menggunakan alat dan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, kejujuran,menghargai, semangat, dan percaya diri.
4. Hakekat Sepakbola
Sepakbola adalah olahraga yang populer di dunia sebab sepekbola mudah dimainkan oleh semua kalangan,baik dari kalangan usia dini, remaja, dewasa, maupun tua. Sepakbola merupakan jenis permainan yang termasuk kompetensi dasar dalaam kurikulum yang ada pada Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Dalam standar kompetensi di Sekolah Dasar maka siswadiharapkan mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke dalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Menurut Dani (2007: 15) ”Sepakbola adalah suatu permainan yang dilakukan dengan jalan menyepak bola, dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahahkan gawang tersebut agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiao pemain boleh menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang boleh memainkan bola dengan kaki dan tangan.
Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri atas 11 pemain. Biasanya permainan sepakbola dimainkan dalam dua babak dengan durasi waktu (2 x 45 menit) dengan waktu istirahat 15 menit diantara dua babak tersebut. Mencetak gol kegawang lawan merupakan tujuan dari kedua kesebelasan. Suatu kesebelasan dinyataka sebagai pemenang apabila dapat memasukkan bola ke gawang lawan lebih banyak dan kemasukan bola lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
a. Ketrampilan Dasar.
Ketrampilan dasar sepakbola merupakan suatu gerak dasar permainan sepakbola yang digunakan dalam bermain sepakbola. Dalam mempelajari sepak bola maka perlu latihan ketrampilan dasar sepakbola. Menurut Mielke (2007 : 1) ketrampilan dasar meliputi: dribbling (menggiring bola), Juggling
(menimang bola), passing (mengoper), trapping (menghentikan bola),
throw-in (lemparan kedalam), headthrow-ing (menyundul bola), dan shootthrow-ing (menembak).
1) Dribbling (menggiring bola) adalah ketrampilan gerak dasar dalam
sepakbola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersaiap melakukan operanatau tembakan. Ketika pemain sudah menguasai kemampuan dribbling secara efektif, sumbangan mereka di dalam pertandingan akan sangat besar. Dalam menggiring bola ada beberapa teknik, yaitu menggiring bols dengan menggunakan kaki bagian dalam, menggunakan kaki bagian luar, dan menggunakan kaki bagian kura-kura. Ada beberapa tujuan mendribbel bola,yaitu: untuk melewati lawan, untuk mendekati daerah pertahanan lawan, untuk membebaskan diri dari kawalan lawan, untuk mencetak gol, dan untuk melewati daerah bebas.
2) Juggling (menimang bola) adalah cara yang bagus untuk
mengembangkan reaksi yang cepat, kontrol bola, dan meningkatkan kosentrasi yang diperlukan agar bisa berperan baik dalam permainan. Dalam melakukan juggling dapt menggunakan pungging kaki, paha, dada, atau kepala.
3) Passing (mengoper bola) adalah seni memindahkan momentum bola dari
satu pemain ke pemain lain.Passing merupakan teknik yang paling dominan dalam bermain sepakbola. Passing dapat menggunakan kaki bagian dalam atau menggunakan pungguna sepatu.
4) Trapping (menghentikan bola) adalah metode mengontrol bola dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
5) Throw-in (lemparan kedalam) adalah satu ketrampilan yang sering
diabaikan dalam sepakbola.
6) Heading (menyundul bola) merupakan ketrampilan dasar permainan
sepakbola yang menggunakan kepala untuk memasikkan bola kedalam gawang. Menyundul bola bertujuan untuk mengoper bola ke teman, menghalau bola dari daerah gawang atau daerah berbahaya, meneruskan bola keteman atau daerah yag kosong, dan untuk memasukkan bola kegawang lawan.
7) Shooting (menembak) merupakan sebuah teknik melatih tendangan
menggunakan kaki dengan teknik yang benar. b. Alur modifikasi permainan
Di dasari pada perkembangan anak dan pertumbuhan anak baik fisik maupun intelektual akan berlangsung normal apabila diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan aspek-aspek tersebut tumbuh dan secara wajar. Untuk tingkatan sekolah dasaar merupakan masa penting dalam perkembangan kehidupan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai peranan penting dalam mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan sebab pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan langsung berhubungan pada aspek kognitif, afektif, psikomotor.
Untuk meningkatkan proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, maka perlu adanya suatu pengajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan kondisi sekolah. Pada pengajaran model ini merupakan pengajaran yang efektif yang pada hakekatnya menolakpendekatan secara linier, rutin, monoton. Menurut Mutohir (2002: 173) modifikasi dapat dilakukan pada alat, ukuran lapangan, aturan permainan, dan sebagainya. Dalam pendekatan ini guru harus mampu memanfaatkan lingkungan yang ada secara optimal sehingga dapat menumbuhkan situasi dan kondisi anak senang untuk belajar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Pembelajaran berpusat pada anak didik dan berusaha menyesuaikan dengan kondisi fisik dan psikis anak.
[image:44.612.178.447.154.467.2]Dalam hal ini menjadi sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa dalam belajar. Alur pemikiran darimodifikasi permainan sebagai berikut:
Gambar 1 : Alur Pemikiran Modifikasi Olahraga
Mutohir (2002 :174)
Tujuan
Kognitif, Psikomotor, Afektif
Subtansi
Pendekatan kecabangan olahraga
Ketrampilan Dasar Umum
Pengayaan gerak Dasar Dominan
Pengertian Teknik Dasar Olahraga
Menurut cf. Jeff Dry Mutohir (2002: 27) Ada beberapa alasan mengapa model pendekatan modifikasi perlu diujicobakan atau diterapkan di sekolah kita, yaitu sebagai berikut:
1) Anak secara fisik dan mental emosional tidak sama dengan orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
melakukan kegiatan olahraga dengan menggunakan peralatan atau peraturan seperti orang dewasa.
2) Kegiatan olahraga yang dilakukan dengan peralatan atau peraturan
yang dimodifikasi dapat mengurangi terjadinya cedera olahraga.
3) Modifikasi olahraga dapat memudahkan anak untuk mempelajari
ketrmpilan gerak yang diperlukan untuk melakukan olahraga yang sesunggunya.
4) Modifikasi olahraga mendidik anak untuk melakukan tugas gerak
dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi ketimbang pendekatan yang tradisional.
5) Modifikasi olahraga dapat memotivasi anak untuk berpartisipasi
dan senang bergerak.
Dari paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa memodifikasi olahraga sangat diperlukan sebab untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa serta untuk membuat senang siswa dalam melakukan olahraga dengan inovatif yang dibuat guru. Memodifikasi olahraga bisa peralatan, aturan, ataupun lapanganny dan sebagainya.
5. Pengembangan Model Modifikasi Permainan Sepakbola Dengan Menggunakan Gawang Holahop.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
modifikasi permainan sepakbola yang disusun secara sistematis dan dirancang serta dikembangkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan membantu tercapainya tujuan pembelajaran permainan sepakbola.
MODEL MODIFIKASI MATERI PEMBELAJARAN
PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
USIA 10 – 12 TAHUN
[image:46.612.151.480.175.476.2]Permainan Sepakbola Bergawang Holahop Yang Bergerak
Gambar 2. Lapangan permainan gawang bergerak
Keterangan gambar :
Tanda kotak untuk pemain putra :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
B. Kerangka Berpikir
Dari tinjauan di atas, maka dapat diambil kerangka berfikir sebagai berikut: Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, ketrampilan berfikir kritis, ketrampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sitematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani , olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang diselenggarakan di sekolah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah.
Pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya di tingkat Sekolah Dasar, meliputi aspek-aspek permainan dan olahraga,aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan. Cabang olahraga permainan permainan sepakbola merupakan salah satu materi yang diajarkan di Sekolah Dasar mulai dari kelas IV (empat) sampai VI (enam), sesuai dengan kompetensi dasar dalam kurikulum pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Dasar, Siswa diharapkan dapat mempraktikkan permainan sepakbola dengan peraturan yang dimodifikasi. Pada kenyataannya dalam proses pembelajaran permainan sepakbola dilakukan Sekolah Dasar masih dikemas dalam bentuk permainan yang standar, baik dalam hal peralatan, lapangan yang digunakan maupun peraturannya. Konsekuensinya yang terjadi dari pelaksanaan pembelajaran tersebut adalah dijumpainya anak- anak merasa tidak senag, bosan dan kurang aktif.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, kajian pustaka dan kerangka pemikiran, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan model modifikasi permainan sepak
bola terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswa SD Negeri 2
Delanggu kelas IV tahun pelajaran 2010/2011.
2. Ada peningkatan perlakuan model modifikasi permainan sepak bola terhadap
kesegaran jasmani pada siswa SD Negeri 2 Delanggu kelas IV tahun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Desa Ngebong, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan dalam satu minggu, yaitu selasa, kamis, sabtu, pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2010.
B. Metode Penelitian
1. Metode Eksperimen Semu
(Quasi Experiment)
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Menurut Soekidjo Notoadmojo (2002: 167), disebut Eksperimen Semu karena :
eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi. Desain ini tidak mempunyai pembatasan yang ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subyek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.
2. Rancangan Penelitian
[image:49.612.174.453.130.522.2]Rancangan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest.
Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:
Pretest Perlakuan Posttest
01 02 03 04 X 05 06 07 08
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Keterangan :
Pretest = Tes awal kesegaran jasmani (tes lari 600 meter). Perlakuan = Model modifikasi permainan sepak bola. Posttest = Tes akhir kesegaran jasmani (tes lari 600 meter).
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini terdiri dari beberapa variabel.
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah: Model modifikasi permainan sepakbola.
2. Varibel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kesegaran jasmani.
D. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa SD NEGERI 2 DELANGGU KELAS IV yang berjumlah 40 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah dari masing-masing uji prasyarat analisis sebagai berikut :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode lilliefors dari Sudjana (2002 : 466). Adapun prosedur normalitas tersebut sebagai berikut :
1) Pengamatan X1, X2,…..Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…..Zn dengan
menggunakan rumus :
Zi = {Xi – X}/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan rata-rata dan
simpangan baku.
2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor
tertinggi.
3) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan data distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(z1) = P(z≤zi)
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n, yaitu : S(Zi)
= i/n.
5) Mencari selisih antara F(zi)-S(zi), dan ditentukan harga mutlaknya.
6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya :
Lo = │F(Zi) – S(Zi) │ maksimum.
Kriteria :
Lo ≤ Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
2. Uji Perbedaan
Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut :
Md t =
Σd2
N (N-1)
Keterangan :
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
Σd2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah pasangan
Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :
| ΣD |
Md = N
Keterangan :
D = Perbedaan masing-masing subjek N = Jumlah pasangan
Menghitung prosentase peningkatan kesegaran jasmani (lari 600 meter) dengan pendekatan model modifikasi permainan sepak bola, dengan rumus sebagai berikut :
Mean different
Prosentase peningkatan = x 100%
Mean pretest
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data
Setelah dilaksanakan penelitian, diperoleh data. Data yang dikumpulkan berupa tes kesegaran jasmani (tes lari 600 meter). Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal dan tes akhir. Data tersebut kemudian dikelompokkan dan dianalisis dengan statistik, seperti terlihat pada lampiran. Berturut-turut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, hasil analisis data.
[image:53.612.175.458.219.474.2]Deskripsi hasil analisis data hasil tes kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 meter)
Tes N Hasil
Terendah Hasil
Tertinggi Mean SD
Awal 40 389 193 288.13 55.33
Akhir 40 351 177 246.65 43.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum diberi perlakuan sampel memiliki rerata kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) adalah 288.13, sedangkan setelah mendapat perlakuan memiliki rerata kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) adalah 246.65.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
B. Uji Prasyarat Analisis Data
Sebelum data hasil penelitian dianalisis dengan teknik t-tes, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan uji normalitas.
Uji Normalitas
Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum digunakan untuk menganalisis data. Pengujian normalitas data dilakukan terhadap hasil tes awal dan tes akhir dengan mengikuti uji Liliefors pada
[image:54.612.177.453.220.471.2]taraf = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data
Tes N M SD Lo Lt5%
Awal 40 288.13 55.33 0.1074 0.1401
Akhir 40 246.65 43.00 0.1398 0.1401
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada tes awal diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.1074, dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan
pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.1401. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes awal termasuk berdistribusi normal. Sedangkan data hasil uji
normalitas yang dilakukan pada tes akhir diperoleh nilai Lhitung sebesar 0.1398,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
C. Hasil Analisis Data
1. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan
Setelah melakukan latihan selama 6 minggu, kemudian diadakan tes akhir. Dan untuk membuktikan apakah latihan yang diberikan telah menunjukkan pengaruh yang meyakinkan terhadap kesegaran jasmani (tes lari 600 meter), maka
dicari dengan uji t-test antara tes awal dan tes akhir pada masing-masing kelompok.
Adapun hasil t-test untuk mengetahui peningkatan prestasi tes awal ke tes akhir dapat dilihat dalam tabel 4 berikut ini :
[image:55.612.178.454.214.474.2]a. Hasil Uji perbedaan tes awal dan tes akhir
Tabel 4. Rangkuman Hasil t-test Untuk Tes Awal dan Tes Akhir
Tes N Mean to t t5%
Awal 288.13
Akhir 40 246.65 8.552 2.021
Dari rangkuman hasil t-test di atas, dapat diketahui bahwa pada tes awal rata-rata sebesar 288.13 dan tes akhir sebesar 246.65. Dengan derajat kebebasan 39 (N –
1 = 40 - 1) pada taraf signifikansi 5%, ternyata nilai t tabel sebesar 2.021,
sedangkan nilai to sebesar 8.552. Berarti to lebih besar dari t tabel maka hipotesis
nol ditolak. Dengan demikian antara tes awal dan tes akhir ada perbedaan yang signifikan. Berarti bahwa setelah mendapat perlakuan, sampel memiliki peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600 meter).
b. Prosentase Peningkatan
Untuk mengetahui prosentase peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) yang dicapai setelah diberikan perlakuan. Adapun nilai peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
[image:56.612.179.395.107.158.2]41
Tabel 5. Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kesegaran Jasmani (Tes Lari 600 Meter) Dalam Persen
N Mean
Pretest
Mean
Posttest
Mean
Different
Prosentase Peningkatan
40 288.13 246.65 41.48 14.40%
Dari hasil diatas dapat diketahui bahwa setelah diberikan perlakuan modifikasi permainan sepak bola, maka terdapat peningkatan kesegaran jasmani (tes lari 600 meter) sebesar 14.40%.
0 50 100 150 200 250 300
D E T I K
1
DATA PENINGKATAN
TES AWAL TES AKHIR NP
Gambar 3. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Kesegaran Jasmani (Tes