• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM

TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh Siti Nurbaeti NIM 1205413

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HALAMAN ORISINALITAS

GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM

TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

Oleh

Siti Nurbaeti

Sebuah karya tulis ilmia yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan Program Studi D-III Keperawatan

pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Siti Nurbaeti 2015

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

KTI ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)

GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM

TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

Oleh

Siti Nurbaeti

Universitas Pendidikan Indonesia

Dosen Pembimbing

¹ Lisna Anisa Fitriana,S.Kep.,Ners.,M.Kes

² Tirta Adikusuma,S.Kep.,Ners.,M.Kep

ABSTRAK

Postpartum blues merupakan fenomena yang terjadi pada hari-hari pertama postpartum. Puncak gejala postpartum blues terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5

postpartum dengan durasi mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Gambaran Kejadian Postpartum

Blues Pada Ibu Nifas Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive consecutive Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 responden. Intrumen penelitian menggunakan instrument baku yaitu instrument EPDS (Edinburg Postnatal

Depression Scale) dengan jumlah soal 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan

hampir setengahnya mengalami postpartum blues ringan (42,5%) dan hampir setengahnya (35,0%) mengalami postpartum blues berat. Berdasarkan usia hampir setengahnya ringan dan berat (30,0%), berdasarkan pendidikan sebagian kecil ringan (20,0%), berdasarkan jumlah paritas sebagian kecil ringan (25,0%), berdasarkan jenis persalinan hampir setengahnya berat (27,5%), berdasarkan jumlah penghasilan perbulan hampir setengahnya ringan (37,5%), berdasarkan pekerjaan hampir setengahnya ringan (30,0%), berdasarkan status kehamilan sebagian kecil ringan (22,5%) dan berdasarkan dukungan sosial hampir setengahnya ringan (35,0%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih Kota Bandung mengalami postpartum blues ringan dan berat. Adapun rekomendasi dari penelitian ini adalah diadakannya penyuluhan tentang cara mengatasi postpartum blues.

(6)

THE ILLUSTRATION OF POSTPARTUM BLUES CASES IN POSTPARTUM MOTHERS SEEN FROM THEIR CHARACTERISTICS

(A study conducted at Sariningsih General Hospital Level IV Bandung)

By :

Siti Nurbaeti

Universitas Pendidikan Indonesia

Supervisors :

¹ Lisna Anisa Fitriana,S.Kep.,Ners.,M.Kes

² Tirta Adikusuma,S.Kep.,Ners.,M.Kep

ABSTRACT

Postpartum blues occurs after giving birth and its symptoms usually happen in the

third to fifth days of postpartum and it can last for hours or days. This study has the objective to identify the cases postpartum blues in postpartum mothers seen from their characteristics. This study was conducted at Sariningsih General Hospital (Level IV) Bandung and involved 40 respondents. It particularly uses descriptive quantitative method that applies purposive consecutive sampling. The instrument of this research is EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) that consists of 10 questions. The findings of this study show that more than half of the respondents experience mild postpartum blues (42.5%) and almost half them (35%) experience severe postpartum blues. Following are the findings of this study: seen from the age of the respondents, almost half of them experienced mild and severe postpartum blues (30%); seen from their education background, few of them experience mild postpartum blues (20%); seen from the number of parity, few of them experienced mild postpartum blues (25%); seen from the kinds of labor, some of them experienced severe postpartum blues (27.5%); seen from their monthly income, almost half of them experienced mild postpartum blues (37.5%); seen from their occupation, almost half of them experienced mild postpartum blues (30%); seen from their pregnancy status, few of them experienced mild postpartum blues (22.5%); and seen from their social support, almost half of them experienced mild postpartum blues (35%). To conclude, almost half of postpartum mothers at Sariningsih General Hospital (Level IV) Bandung experienced mild and severe postpartum blues. Therefore, it is recommended to educate pregnant women in order to make them well-prepared in avoiding postpartum blues.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... ……….x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A.Masa Nifas ……….. ... 10

1. Pengertian Masa Nifas ... 10

2. Tahapan Masa Nifas ... 10

3. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas ... 11

4. Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas ... 11

B. Postpartum Blues ... 13

1. Pengertian Postpartum Blues ... 13

2. Gejala Postpartum Blues ... 13

3. Faktor Penyebab Postpartum Blues ... 14

4. Klasifikasi Postpartum Blues ... 18

5. Komplikasi Postpartum Blues Akibat Tidak Ditangani ... 20

6. Pencegahan Postpartum Blues ... 21

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Desain Penelitian ... 24

B. Partisipan ... 24

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

1. Lokasi ... 24

2. Populasi ... 24

3. Sampel ... 25

D. Instrumen Penelitian ... 26

1. Instrumen Penelitian ... 26

2. Definisi Operasional ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 28

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 28

G. Etika Penelitian ... 30

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Temuan ... 32

B. Pembahasan ... 38

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 46

A. Simpulan ... 46

B. Implikasi ... 46

C. Rekomendasi ... 46

D. Keterbatasan dan Hambatan ... 47

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan antara postpartum blues, depresi postpartum dan

postpartum psikosis...21

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...27

Tabel 3.2 Interpretasi Hasil...30

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian di Rumah

Sakit Sariningsih...32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Postpartum

Blues...34

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Usia...34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Pendidikan...35

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Paritas...35

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Jenis Persalinan...36

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Penghasilan Perbulan...36

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Pekerjaan...37

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

Berdasarkan Status Kehamilan...37

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Responden Kejadian Postpartum Blues

(10)

DAFTAR SINGKATAN

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data Kuesioner

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen

yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi

momen yang menakutkan hal ini disebabkan pada wanita yang melahirkan

sering mengalami perasaan sedih dan takut sehingga mempengaruhi

emosional dan sensitifitas ibu yang dikenal dengan istilah postpartum

blues (Rahmawati, 2009). Adapun pengertian postpartum blues menurut

Machmudah (2010) adalah gangguan adaptasi mental yang terjadi pada

hari pertama setelah kelahiran bayi. Lamanya periode postpartum yaitu

sekitar 6-8 minggu dan wanita mengalami perubahan fisik yang kompleks.

Selain terjadinya perubahan-perubahan tubuh, pada periode postpartum

juga akan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi psikologis (Bobak

& Jensen, 2005).

Pada perubahan kondisi psikologis, seorang ibu postpartum akan

mengalami adaptasi psikologis postpartum yaitu periode taking in (ibu

pasif terhadap lingkungan), periode taking hold (ibu merasa khawatir akan

ketidakmampuan merawat bayinya), dan periode letting go (ibu menerima

tanggung jawab sebagai ibu) (Bahiyatun, 2009). Sebagian wanita berhasil

menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lagi tidak berhasil

menyesuaikan diri dan mengalami gangguan psikologis seperti merasa

sedih, jengkel, lelah, marah dan putus asa dan perasaan-perasaan itulah

yang membuat seorang ibu enggan mengurus bayinya yang disebut

postpartum blues (Marshall, 2009).

Postpartum blues merupakan fenomena yang terjadi pada hari-hari

pertama postpartum yang telah dilaporkan sejak akhir abad ke-19. Puncak

gejala postpartum blues terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5 postpartum

dengan durasi mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari (Gonidakis,

et al., 2007). Adapun Penyebab postpartum blues tidak diketahui secara

(13)

2

Faktor internal yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues

antara lain fluktuasi hormonal, faktor psikologis dan kepribadian, adanya

riwayat depresi sebelumnya, riwayat kehamilan dan persalinan dengan

komplikaskan. Sedangkan faktor eksternal yaitu: persalinan section

caesarea, kehamilan yang tidak direncanakan, bayi berat badan lahir

rendah (BBLR), dan pada ibu yang menyusui dan mengalami kesulitan

dalam menyusui serta ibu yang tidak mempunyai pengalaman merawat

bayi (Henshaw, 2003).

Suatu penelitian di Negara yang pernah di lakukan seperti di Swedia,

Australia, Italia dan Indonesia dengan menggunakan EPDS (Edinburg

Postnatal Depression Scale) tahun 1993 menunjukkan 73% wanita

mengalami postpartum blues (Munawaroh, 2008). Prevalensi kejadian

postpartum blues dari berbagai negara, berkisar antara 10-34 % dari

seluruh persalinan. Angka kejadian postpartum blues di luar negeri

(Jepang) cukup tinggi mencapai 26-85%. Secara global diperkirakan 20%

wanita melahirkan menderita postpartum blues (Munawaroh, 2008).

Penelitian di Negara barat menunjukkan kejadian lebih tinggi

dibandingkan dengan yang pernah dilaporkan dari asia, pada penelitian

yang dilakukan terhadap 154 wanita pasca persalinan di Malaysia pada

tahun 2009 dilaporkan angka kejadian 3,9% terbanyak dari ras India

(8,9%), Melayu (3,0%), dan tidak adanya kasus pada ras Cina. Penelitian

di Singapura dilaporkan angka kejadiannya sebesar 1%. Sedangkan

penelitian pada tahun 2010 didapatkan angka postpartum blues sekitar

10%-20%. Di belanda tahun 2001 diperkirakan 2-10% ibu melahirkan

mengidap gangguan ini (Jofesson A, 2010).

Menurut Bobak (2005) di Indonesia kejadian posrpartum blues yaitu

50 – 70 % dan hal ini dapat berlanjut menjadi depresi postpartum dengan

jumlah bervariasi dari 5% hingga lebih dari 25% setelah ibu melahirkan.

Dari kantor BKKBN Provinsi Aceh di temukan data bahwa 7 dari 10 ibu

yang melahirkan di Provinsi Aceh pada tahun 2012 mengalami depresi

(14)

3

susah tidur merupakan keluhan yang paling sering di utarakan para ibu

pasca melahirkan (BKKBN, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawati (2005) di DKI Jakarta

menunjukkan 120 dari 580 (25%) ibu yang menjadi respondennya

mengalami sindroma postpartum blues. Dan dari beberapa penelitian yang

telah dilakukan di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya, ditemukan bahwa

angka kejadiannya 11-30 %, suatu jumlah yang tidak sedikit dan tidak

mungkin dibiarkan begitu saja (Sylvia, 2006).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Uke

(2006), menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya postpartum blues

disebabkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan pada periode

kehamilan dan persalinan sebanyak 38,71%. Faktor psikososial (dukungan

sosial sebanyak 19,35%, kualitas dan kondisi bayi baru lahir sebanyak

16,31%) serta faktor spiritual sebanyak 9,78% (Machmudah, 2010)

Persalinan lama dan persalinan dengan section caesarea merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya postpartum blues.

Postpartum blues terjadi karena kurangnya dukungan terhadap

penyesuaian yang dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktifitas dan

peran barunya sebagai ibu setelah melahirkan (Iskandar, 2007).

Proses persalinan yang lama akan menimbulkan kecemasan

khususnya pada ibu primipara. Kehamilan dan persalinan pada ibu yang

terlalu muda atau pada masa remaja memiliki beberapa resiko. Resiko

biasanya timbul karena belum siap secara fisik maupun psikis. Secara

psikis umumnya remaja belum siap untuk menjalankan perannya sebagai

ibu, maka yang akan muncul seperti ketegangan mental, kebingungan akan

peran sosial yang berubah dari seorang gadis remaja kemudian hamil dan

menjadi seorang ibu. Sedangkan jika seorang ibu baru memiliki anak

pertamanya pada umur dewasa madya (lebih dari 35 tahun) juga akan

mempengaruhi psikologinya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun

seharusnya mulai mengembangkan minat pada kegiatan sosial

(15)

4

mengurus dan merawat anak yang masih kecil serta melakukan pekerjaan

rumah tangga pada saat yang bersamaan (Mahlopah, 2013).

Beberapa dugaan postpartum blues disebabkan oleh beberapa faktor

dari dalam dan luar individu. Salah satu faktor penyebab dari dalam

individu adalah adanya perubahan hormonal (Gondo, 2012). Selama

kehamilan, kadar estrogen dan progesteron meningkat akibat dari plasenta

yang memproduksi hormon tersebut. Akibat dari kelahiran plasenta saat

persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun tajam mencapai kadar

sebelum kehamilan dimulai pada hari ke-5 postpartum. Selain perubahan

hormonal, jenis persalinan merupakan salah satu faktor penyebab dari luar

individu terhadap terjadinya postpartum blues. Penelitian dari Dirksen dan

Andriansen (1985, dalam Dewi, Mariati & Wahyuni, 2011) menunjukkan

bahwa beberapa teknologi medis (penggunaan alat-alat obstetric seperti

caesarea, episiotomi) dalam pertolongan melahirkan dapat memicu

postpartum blues.

Persalinan dengan operasi sectio caesarea merupakan intervensi

medis yang mungkin dapat menimbulkan reaksi emosional yang tidak

diharapkan. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmandani, Karyono dan

Dewi (2007) menunjukkan bahwa gejalan postpartum blues karena dipicu

proses persalinan secara sectio caesarea dengan alasan medis yang

menimbulkan konsekuensi beban finansial proses persalinan yang belum

terfikir sebelumnya, munculnya pandangan negatif dari tetangga karena

seharusnya bisa bersalin normal, luka operasi membekas, perasaan tidak

bisa benar- benar menjadi perempuan, terganggu aktivitas keseharian

karena luka operasi, luka operasi membuat subjek tidak bisa melakukan

upaya- upaya langsung untuk mengecilkan berat badannya.

Persalinan normal juga diketahui sebagai pemicu munculnya gejala

postpartum blues. Prevalensi gejala postpartum blues pada persalinan

nomal di kota Bengkulu sebesar 26%. Kualitas hidup wanita postpartum

dengan persalinan normal lebih baik dibandingkan dengan wanita

(16)

5

persalinan normal pervaginam tetap menjadi prioritas dalam mengakhiri

kehamilan (Dewi, Mariati & Wahyuni, 2011).

Ibu postpartum blues harus ditangani secara adekuat, karena peran

ibu sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak juga dalam

hubungannya dengan peran ibu di keluarga. Untuk itu seorang ibu yang

berada dalam kondisi pasca melahirkan perlu mendapat dukungan dari

orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam menjalankan peran perawat

sebagai pendidik untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang postpartum

blues dengan memberikan informasi melalui penyuluhan-penyuluhan agar

ibu-ibu pasca melahirkan yang mengalami gangguan psikologis pasca

melahirkan tidak jatuh pada gangguan jiwa (Iskandar, 2007).

RSU Tingkat IV Sariningsih Bandung adalah rumah sakit negeri

kelas D. Rumah sakit ini bersifat transisi dengan kemampuan hanya

memberikan pelayanan kedokteran umum dan gigi. Rumah sakit ini juga

menampung rujukan yang berasal dari puskesmas. Hampir semua pasien

di Rumah Sakit Sariningsih merupakan istri dari TNI. Menurut Kamilah

(2011), dalam kehidupan seorang istri prajurit TNI, mereka akan

dihadapkan dengan berbagai situasi di lingkungan masing-masing.

Dibutuhkan kesiapan dalam mendukung dan setia mendampingi suami

dimana pun mereka berada, tetapi beratnya tugas suami terkadang menjadi

sebuah ancaman ketakutan bagi istri. Prajurit TNI pun seringkali

mendapatkan tugas ke luar daerah tempat tinggal, sehingga mengharuskan

untuk meninggalkan istri dan keluarga dalam waktu yang cukup lama.

Kondisi seperti ini dapat menimbulkan kecemasan pada istri TNI tersebut.

Kecemasan pada istri TNI juga dapat meningkat saat istri TNI sedang

hamil dan akan melahirkan namun suaminya sedang ditugaskan keluar

kota dan tidak bisa mendampinginya disaat melahirkan, karena dukungan

suami juga sangat berpengaruh pada proses persalinan. Hal ini bisa

menyebabkan kejadian postpartum blues.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 11 April 2015 di

Rumah Sakit Sariningsih belum pernah diadakan penelitian tentang

(17)

6

yang melahirkan di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih berjumlah 239

orang dalam waktu 3 bulan terakhir (Januari-Maret 2015). Dari 7 orang

ibu post partum di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Sariningsih

didapatkan bahwa 2 dari 3 orang ibu postpartum dengan persalinan normal

mengatakan merasa letih, susah tidur, tampak menangis kesakitan karena

luka jahitan, merasa tidak bahagia dan merasa tidak berguna. Sedangkan

dari 4 orang ibu postpartum dengan persalinan sectio caesarea, terdapat 2

orang diantaranya mengatakan merasa letih dengan operasi tersebut serta

merasakan sakit pada luka setelah operasi sehingga takut untuk bergerak,

sering merasa sedih jika ASI tidak keluar, merasa cemas, tidak nafsu

makan, dan mudah tersinggung.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Gambaran Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu

Nifas Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung”.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengangkat

rumusan masalah “Bagaimana gambaran kejadian postpartum blues pada

ibu nifas berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung ?”.

C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

pada ibu nifas berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan usia pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV

(18)

7

b. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan pendidikan pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK

IV Sariningsih Kota Bandung.

c. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan paritas pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung.

d. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan jenis persalinan pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum

TK IV Sariningsih Kota Bandung.

e. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan penghasilan perbulan pada ibu nifas di Rumah Sakit

Umum TK IV Sariningsih Kota Bandung.

f. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan pekerjaan pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih Kota Bandung.

g. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan status kehamilan pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum

TK IV Sariningsih Kota Bandung.

h. Untuk mengidentifikasi gambaran kejadian postpartum blues

berdasarkan dukungan sosial pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum

TK IV Sariningsih Kota Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmiah bagi perkembangan Ilmu Keperawatan Maternitas

dan meningkatkan mutu pendidikan sebagai penyedia sumber

pengetahuan khususnya tentang postpartum blues. Penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama

(19)

8

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai sumber

informasi tentang terjadinya postpartum blues pada ibu nifas dan

sebagai kajian dan bahan pada saat melakukan praktik keperawatan

maternitas.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi

tambahan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat di Rumah Sakit

sebagai sumber informasi untuk mengidentifikasi gambaran kejadian

postpartum blues pada ibu nifas untuk selanjutnya bisa diberi tindak

lanjut seperti pembuatan program penyuluhan tentang postpartum

blues.

c. Bagi Rumah Sakit Sariningsih

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan

intervensi sesuai kebutuhan pasien dari Rumah Sakit Umum

Sariningsih.

E.Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah

Untuk mempermudah dalam penyusunan selanjutnya, maka penulis

memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori tentang Pengertian Masa Nifas, Tahapan Masa Nifas,

Kebijakan Program Masa Nifas, Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa

Nifas, Pengertian Postpartum Blues, Gejala Postpartum Blues, Faktor

Penyebab Postpartum Blues, Karakteristik Postpartum Blues, Komplikasi

Postpartum Blues Akibat Tidak Ditangani, Pencegahan Postpartum Blues,

(20)

9

BAB III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian,

prosedur penelitian dan analisa data.

BAB IV Temuan dan Pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.

BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga

dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif kuantitatif. Desain penelitian deskriptif adalah suatu penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau

deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif. Desain penelitian ini

digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang

dihadapi pada situasi sekarang (Notoadmojo, 2010). Penelitian ini

termasuk penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau data yang diangkakan (Sugiyono, 2014).

Desain penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif

melalui metode ini peneliti ingin mengidentifikasi gambaran kejadian

postpartum blues pada ibu nifas berdasarkan karakteristik di Rumah Sakit

Umum TK IV Sariningsih Kota Bandung 2015.

B.Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas

yang melahirkan di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih. Jumlah

partisipan dalam penelitian ini 239 orang ibu nifas dalam 3 bulan terakhir

(Januari-Maret 2015) di Rumah Sakit Sariningsih Bandung.

C.Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit

Umum TK IV Sariningsih Jl. R.E. Martadinata No. 97 Cihapit Bandung

Wetan Bandung Jawa Barat, 40113.

2. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

(22)

25

seluruh ibu nifas yang melahirkan di Rumah Sakit Sariningsih sebanyak

239 orang dalam waktu 3 bulan terakhir (Januari-Maret 2015).

3. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Purposive consecutive Sampling.

Purposive Sampling adalah suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam peneitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2011). Sedangkan Consecutive sampling adalah

cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih sampel

yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu

sehingga jumah sampel terpenuhi (Hidayat, 2009). Kurun waktu

pengambilan sampel dalam penelitian ini selama 1 bulan.

Dalam pemilihan sampel peneliti membuat kriteria bagi sampel

yang diambil. Sample yang diambil berdasarkan pada kriteria inklusi

dan kriteria eksklusi, yaitu karakteristik sampel yang dapat dimasukkan

atau layak untuk diteliti.

Kriteria responden untuk diteliti :

1. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian

mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Nursalam, 2011).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Ibu nifas hari ke-3.

b. Ibu bersedia menjadi responden penelitian.

c. Ibu mampu membaca tulis.

2. kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak

dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian (Nursalam, 2011).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

(23)

26

b. Ibu nifas dengan jantung, DM dan pre ekslampsia dan ekslampsi.

D.Instrumen Penelitian 1. Instrument Penelitian

Intrument EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale)

dipilih sebagai instrumen pada penelitian ini karena EPDS merupakan

instrument baku dan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya

dinyatakan bahwa instrument telah teruji dan diakui validitas dan

rehabiltasnya. Uji validitas instrumen tersebut juga telah dilakukan

pada berbagai budaya dan tersedia dalam berbagai bahasa. Hasil uji

coba tersebut didapatkan nilai sensitivitasnya (86%) dan spesivitasnya

(78%) (Scott, 2008).

Uji validitas EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale)

lain didapatkan 88% dan reabilitas 0,77% (Montazeri, et al, 2007). Uji

validitas yag dilakukan oleh Records, et al, 2007, didapatkan

sensitivitasnya 70% dan spesivitasnya 93%. Sedangkan uji validitas

yang dilakukan oleh Watanabe, et al, 2008 didapatkan nilai

sensitivitasnya 82% dan spesivitasnya 95%. Henshaw (2003) juga

menggunakan instrument EPDS dalam penelitiannya yang berjudul

“Mood disturbance in the early puerperium”.

Jumlah pertanyaan instrumen EPDS ada 10 item, dimana

petanyaan-pertanyaan tersebut mudah dipahami, yang memungkinkan

klien dapat megisinya serta tidak membuat klien kelelahan saat

menjawab kuesioner tersebut. Pertanyaan-pertanyaan dalam instrument

tersebut diklasifikasikan dengan tanda (*) dan tanpa tanda (*).

Pertanyaan tanpa tanda (*) yakni pertanyaan 1,2 dan 4, kotak jawaban

teratas diberi nilai nol (0) dan kotak jawaban yang terendah diberi nilai

tiga (3). Pertanyaan dengan tanda (*) yakni nomor 3,5,6,7,8,9 dan 10

kotak jawaban teratas diberi nilai tiga (3) dan kotak jawaban yang

paling terendah diberi nilai nol (0). Nilai maksimum EPDS adalah 30

dengan interval 0-9 postpartum blues ringan, ≥ 10 depresi postpartum

(24)

27

blues dengan depresi adalah dilihat waktu kejadiannya EPDS yang

digunakan segera setelah melahirkan dan diulang dalam waktu dua

minggu adalah mengkaji kejadian postpartum blues dan bila penilaian

EPDS dalam waktu satu bulan atau lebih adalah menilai depresi

postpartum (Wisner, Parry & Piontek, 2002; Scott 2008).

Khasanah, 2008 dan Iskandar, 2005 menjelaskan bahwa EPDS

merupakan kuesioner dengan validitas teruji yang dapat mengukur

intensitas perubahan perasaan selama tujuh hari pasca persalinan.

Pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan,

persaan bersalah yang mencakup tanda-tanda gejala postpartum blues.

EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca persalinan dan

bila hasilnya meragukan dapat diulang dua minggu kemudian

(Iskandar, 2005).

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Kategori

Definisi Indikator Hasil Ukur Skala

Variabel tunggal : Kejadian

Postpartum blues pada ibu nifas

Postpartum blues adalah

perasaan sedih yang dialami oleh ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya.

Sesuai dengan instrumen EPDS, maka indikator yang diamati adalah :

1. Faktor Demografi (usia dan paritas)

2. Faktor Psikologis (jenis persalinan)

3. Faktor Fisik (dukungan sosial : tampak didampingi oleh suami atau keluarga)

4. Faktor Sosial (pendidikan, pekerjaan, jumlah penghasilan)

Dari total 10

item dihasilkan

kategori :

1. Postpartum blues berat

(lebih dari 12)

2. Postpartum blues sedang

(10-12)

3. Postpartum blues ringan

(0-9)

(Murray

and Cox

1990 *

Cox, Holden & Sagovsky 1987)

(25)

28

E.Prosedur Penelitian

Langkah – langkah penelitian berguna untuk mempermudah dalam menyelesaikan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Menentukan masalah, rumusan masalah, studi kepustakaan, studi

pendahuluan, penyusunan proposal penelitian dan instrumen,

permohonan izin penelitian kepada Prodi D3 Keperawatan UPI dan izin

pengambilan data kepada Ruang Nifas Rumah Sakit Umum TK IV

Sariningsih.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum

TK IV Sariningsih, jalan R.E. Martadinata No. 97 Cihapit Bandung

Wetan Bandung Jawa Barat, 40113. Sebelum pelaksanaan, peneliti

membuat kontrak waktu dengan para responden, menjelaskan maksud

dan tujuan diadakannya penelitian, izin persetujuan penelitian dari para

responden, pembagian kuesioner, pengumpulan kuesioner, dan

pengecekan kelengkapan lembar jawaban responden.

3. Pengolahan dan Analisa Data

a. Pengolahan data hasil tes

b. Menganalisis data

c. Membuat kesimpulan

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. TeknikPengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah proses pengumpulan data

selesai dilakukan. Tahapan pengolahan data penelitian terbagi atas

empat tahap (Hastono, 2007). Tahapan pengelolaan data yang harus

dilalui adalah :

a. Editing

Peneliti melakukan pemeriksaan atas kelengkapan pengisian

kuisioner, kejelasan makna jawaban, konsistensi antar jawaban,

(26)

29

.

b. Coding

Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasikan data jawaban

menurut kategorinya masing-masing. Setiap kategori jawaban yang

berbeda diberi kode yang berbeda. Hal yang perlu diperhatikan

adalah setiap jawaban yang masuk diberi kode tertentu sesuai dengan

kategorinya, setiap kategori yang sama diberi kategori yang sama

dan antara kategori yang satu dengan yang lainnya dipisahkan

dengan tegas agar tidak tumpang tindih.

c. Entry data

Memasukkan data dengan bantuan perangkat lunak komputer

sesuai jawaban dari masing masing pertanyaan dan hasil pengolahan

pertanyaan kemudian diinterpretasikan dengan mengkatagorikannya.

d. Tabulasi Data

Tabulasi adalah kegiatan untuk meringkaskan data yang masuk

kedalam tabel-tabel yang telah disiapkan. Proses tabulasi meliputi :

1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan baris yang disusun

dengan cermat dan sesuai kebutuhan

2) Menghitung banyaknya frekuensi untuk tiap kategori jawaban

3) Menyusun distribusi atau tabel frekuensi baik berupa tabel

frekuensi satu arah maupun frekuensi silang dengan tujuan agar

data yang ada dapat tersusun rapi, mudah untuk dibaca dan

dianalisis..

2. Analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

univariat yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Untuk

mengetahui gambaran kejadian postpartum blues pada ibu nifas di

rumah sakit sariningsih kota Bandung diperoleh dari pengisian

kuesioner.

Hasil analisis data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

(27)

30

distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi, tabel

distribusi frekuensi dan persentase kejadian postpartum blues. Dalam

penelitian ini tabel distribusi dan frekuensi menginformasikan hasil

penelitian yang didapat, sedangkan interpretasi tabel menurut Arikunto

(2009) sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi hasil

Skor Interpretasi

100 % Seluruh

76 – 99 % Hampir Seluruh 51 – 75 % Sebagian Besar

50 % Setengahnya

26 – 49 % Hampir Setengahnya 1 – 25 % Sebagian Kecil

0 % Tidak Satupun

G.Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu sistem nilai yang normal, yang harus

dipatuhi oleh peneliti saat melakukan aktivitas penelitian yang melibatkan

responden, meliputi kebebasan dari adanya ancaman, kebebasan dari

eksploitasi, keuntungan dari penelitian tersebut, dan resiko yang

didapatkan (Polit & Hungler, 1999). Hal pertama yang dilakukan oleh

peneliti adalah mengurus ijin atau persetujuan dari direktur rumah sakit,

memberikan informasi tentang penelitian kepada pihak yang terkait yaitu

direktur, diklat, dan ruang nifas. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti

juga mendapat rekomendasi dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan

Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia. Setelah mendapat

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan memenuhi beberapa

prinsip etik sebagai berikut:

1. Right to self-determination

Selama penelitian responden diberi hak otonomi untuk

berpartisipasi atau tidak berpartisipasi dalam penelitian. Setelah

mendapat penjelasan dari peneliti yang berisi prosedur, manfaat, dan

risikonya, responden diberi kesempatan untuk memberikan persetujuan

(28)

31

sanksi apapun ketika responden menolak untuk berpartisipasi. Pada saat

penelitian tidak ada responden yang mengundurkan diri.

2. Right to privacy and dignity

Pada saat penelitian, peneliti melindungi privasi dan menghormati

martabat responden. Selama penelitian, kerahasiaan dijaga dengan cara

member penjelasan dan persetujuan seta pengambilan data responden

dilakukan peneliti hanya dengan keluarga responden tanpa didampingi

orang lain.

3. Right to anonymity and confidentiality

Untuk menjaga kerahasiaan data responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Kerahasiaan

informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data

tersebut saja yang peneliti sajikan dalam penelitian ini. Data yang telah

dikumpulkan akan peneliti simpan dengan baik selama kurang lebih

lima tahun dan jika sudah tidak diperlukan lagi data responden akan

dimusnahkan.

4. Right to protection from discomfort and harm

Pada saat pengambilan data, kenyamanan responden tetap

menjadi perhatian peneliti. Responden dapat memilih posisi duduk atau

berbaring sesuai dengan yang dikehendaki responden. Setelah

responden mengisi kuesioner, peneliti tidak lupa memberikan

reinforcement kepada responden yaitu dengan mengucapkan

terimakasih dan mengatakan bahwa data yang responden berikan akan

(29)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian

postpartum blues pada ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih

Bandung bulan Mei 2015 menunjukkan bahwa hampir setengahnya

mengalami postpartum blues ringan dan hampir setengahnya mengalami

postpartum blues berat. Dan hampir setengahnya responden berusia 20-35

tahun, sebagian kecil berpendidikan SMA/SMK, sebagian kecil paritas

multipara, hampir setengahnya jenis persalinan SC, hampir setengahnya

mempunyai penghasilan perbulan 1.000.000-3.000.000, hampir

setengahnya ibu yang tidak bekerja, sebagian kecil kehamilan yang tidak

diingankan dan hampir setengahnya mendapat dukungan sosial.

B.Implikasi

Implikasi dalam penelitian ini untuk tenaga kesehatan khususnya

keperawatan maternitas dalam upaya untuk menurunkan terjadinya

postpartum blues serta mengantisipasi terhadap resiko buruk pada ibu

yang mengalami postpartum blues yang berhubungan dengan tugas ibu

terhadap perawatan dan pengasuhan bayi maka diharapkan dapat

dilakukan program pemberian pelayanan keperawatan yang melibatkan

suami dan keluarga. Serta dapat diharapakan perawatan bersama anggota

keluarga seperti suami mendampingi selama proses perawatan.

C.Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis, ada

beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan oleh penulis terkait dengan

kejadian postpartum blues pada ibu nifas berdasarkan karakteristik.

(30)

47

Siti Nurbaeti, 2015

GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI 1. Secara Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah

pengetahuan bagi mahasiswa di Program Studi D3 Keperawatan UPI

mengenai gambaran kejadian postpartum blues pada ibu nifas,

sehingga perawat dapat memberikan penyuluhan tentang postpartum

blues

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat

sebagai bahan masukan atau informasi terbaru tenaga kesehatan

dalam upaya meningkatkan penyuluhan tentang postpartum blues.

c. Bagi Rumah Sakit Umum Sariningsih

Sebagai bahan masukan/informasi bagi pihak Rumah Sakit

agar dapat memberikan penyuluhan kesehatan mengenai postpartum

blues pada ibu nifas.

2. Secara Teoritis

a. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini baru mengidentifikasi gambaran kejadian

postpartum blues pada ibu nifas, oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian tentang terjadinya postpartum blues ketika ibu sudah ada

dirumah yaitu pada 10 hari pertama postpartum, atau penelitian

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya

kemungkinan terjadinya postpartum blues menjadi depresi

postpartum.

D.Keterbatasan dan Hambatan

Keterbatasan dan hambatan selama penelitian ini adalah :

1. Pada saat pengambilan data kuesioner harus menyesuaikan dengan

kondisi responden dikarenakan pasca nifas sehingga responden

(31)

48

2. Pada instrumen tidak dicantumkan keterangan bahwa responden

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta: EGC.

Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahiyatun. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan nifas normal. Jakarta: EGC.

BKKBN. (2012). Keluarga berencana. Diperoleh tanggal 25 Maret 2015 dari http://www.bkkbn.go.id/arsip/Default.aspx.

Bobak, Laudermilk, Jensen, et all. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Creasoft.

Cox, J. L., Holden, J. M., & Sagovsky, R. (1987). Detection of postnatal depression: Development of the 10-item Edinburgh Postnatal Depression Scale. British Journal of Psychiatry, 150, 782-786. Diperoleh pada tanggal 1 April 2015 jam 21.45 dari http://www.bjp.rcpsych.org/.

Daeli, V. (2012). Hubungan Sumber Informasi Dan Dukungan Keluarga

Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Postpartum Blues Pada Masa Nifas Di Puskesmas Ujong Patihah Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Skripsi. Diploma IV Kebidanan (STIKes) U’Budiyah Banda Aceh. Diperoleh tanggal 21 Maret 2015 dari http://www.daa.uui.ac.id.

Dewi, R., Mariati, & Wahyuni, E. (April, 2012). Hubungan pemberian asi pada

bayi umur <10 hari dengan gejala postpartum blues di Kota Bengkulu tahun 2011. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 15(2), 193-202.

Diperoleh tanggal 19 Maret 2015 dari

http://ejournal.litbang.depkes.go.id.

Elvira, S. (2006). Depresi Pasca Persalinan. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Fatimah, Siti. (2009). Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian

Postpartum Blues Pada Ibu Primipara di Ruang Bugenvile Rsud Tugurejo Semarang. Artikel Riset Keperawatan. Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Diperoleh tanggal 8 Juni 2015 dari http://www.core.ac.uk/download/pdf/11711002.pdf.

(33)

49

Gonidakis, F., Rabavilas, A.D., Varsou, E., Kreatsas, G., & Christodoulou, G.N. (2007). Maternity blues in athens, greece: A study during the first 3

days after delivery. Journal of Affective Disorders, 99, 107–115. Diperoleh tanggal 25 Maret 2015 dari http://www.jad-journal.com.

Hasni, et.all. (2012). Hubungan Antara Citra Tubuh Saat Hamil Dan

Kestabilan Emosi Dengan Postpartum Blues Di Puskesmas Grogol Sukoharjo. Program Studi Ilmu Psikologi Fakultas Kedokteran.

Universitas Sebelas Maret. Diperoleh tanggal 8 Juni 2015 dari http://www.candrajiwa.psikologi.fk.uns.ac.id.

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Henshaw, C. (2003). Mood disturbance in the early puerperium: a review.

Archives of Women’s Mental Health, vol 6, No.2, 33-42. Diperoleh tanggal 25 Maret 2015 dari https://birthpsychology.com/.

Ibrahim, F., Rahma, & Ikhsan, M. (2012). Faktor faktor yang berhubungan

dengan depresi post partum di RSIA Pertiwi Makassar tahun 2012. FKM Unhas. Diperoleh pada tanggal 10 Juni 2015 dari http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/4250/Fatma%2 Ibrahim%20(K1 1108297).pdf?sequence=1.

Irawati, D dan Yuliani, F. (2014). Pengaruh Faktor Psikososial Dan Cara Persalinan Terhadap Terjadinya Post Partum Blues Pada Ibu Nifas.

Hospital Majapahit (6) 1-7 Vol 6 No. 1 Pebruari 2014. Diperoleh tanggal

15 Maret 2015 dari http://www.poltekkesmajapahit.ac.id.

Iskandar, S, S. (2007). Depresi Pasca Kehamilan (Postpartum blues). http://www.mitrakeluarga.net/.

Kasdu, D. (2007). Operasi Caesar, Masalah dan Solusinya. Jakarta : EGC.

Latipun. (2008). Psikologi konseling. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Laurensia, Y dan Mahpolah. (2013). Hubungan Umur Dengan Tingkat

Kecemasan Ibu Primipara Pada Masa Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Kertak Hanyar. Akademi Kebidanan Sari Mulia, Banjarmasin, Kalimantan

Selatan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Diperoleh tanggal 25 Maret 2015 dari http://www.akbidsarimulia.ac.id.

Machmudah, T. (2010). Pengaruh Persalinan dengan Komplikasi terhadap

kemungkinan terjadinya Postpartum Blues di Kota Semarang. Tesis. Universitas Indonesia. Diperoleh tanggal 31 Maret 2015 dari

(34)

50

Maritalia, D. (2012). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Agha Mumtaz.

Marshall, C. (2009). Calon ayah, membantu calon ayah memahami dan menjadi

bagian dari pengalaman kehamilan. Jakarta: Arcan.

Munawaroh, Y. (2008). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Post Partum

Blues pada Ibu Pasca Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Diploma IV

Kebidanan (STIKes) U’Budiyah Banda Aceh. Diperoleh tanggal 21 Maret

2015 dari daa.uui.ac.id/.

Murtiningsih, Afin.(2012). Mengenal Baby Blues dan Pencegahannnya. Jakarta: Niaga Swadaya.

Murwati, dan Immaninditya, Y. (2014). Studi Deskriptif Tingkat Depresi

Postpartum Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Klaten Selatan Tahun 2013. J. Kebidanan Indonesia. Vol. 5, No.1. Januari 2014 (27-34).

Diperoleh tanggal 31 Maret 2015 dari

https://d3bidanpoltekkessolo.files.wordpress.com/.

Notoatmodjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Reid V, Oliver MM. Postpartum Depression in Adolescent Mothers : An Integrative Review of the Literature. Journal of Pediatric Health Care 2007 ; 21 : 289-298. Diperoleh tanggal 9 Juni 2015 dari www.jpedhc.org.

Sabrian, F, Misrawati, Miyansaski, U, A. (2014). Perbandingan Kejadian Post

Partum Blues Pada Ibu Post Partum Dengan Persalinan Normal Dan Sectio Caesarea. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau

Email: andrew.umaya@yahoo.com. Diperoleh tanggal 10 April 2015 dari https://www.download.portalgaruda.org/.

Scott, Nelda. (2004). Perinatal Depression : Current Concepts. Retrived from http://www.hfs.illinois.gov/assets/112204_scottpresentation.pdf. Diperoleh tanggal 27 Maret 2015.

Setyowati ., & Uke.,Riska. (2006). Studi faktor Kejadian Postpartum Blues pada

Ibu Pasca Salin : Penelitian deskriptifdi Ruang Bersalin I RSU Dr.

Soetomo Surabaya. Retrived from

(35)

51

Soep. (2009). Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi

Postpartum Di RSU Dr. Pirngadi Medan. Tidak dipublikasikan. Diperoleh

pada tanggal 11 Juni 2015 dari www.researchgate.net/.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA, CV.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Vera, S. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga, Kesulitan Saat Persalinan Dan

Paritas Dengan Post Partum Blues Di Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda. Skripsi. Studi Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda

Aceh. Diperoleh tanggal 21 Maret 2015 dari http://www.daa.uui.ac.id.

Yanti, D dan Sundawati, D. (2011). Asuhan kebidanan masa nifas. Bandung: Refika Aditama.

Yulianti. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Post Partum Blues

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Interpretasi hasil

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi penawaran berdasarkan ketentuan – ketentuan yang berlaku tentang Pengadaan Langsung dengan Prakualifikasi yang

Diberikan nama dan nilai mahasiswa, jika nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 60 maka mahasiswa tersebut dinyatakan lulus jika nilai lebih kecil dari 60 maka dinyatakan

A. Research Matrix ... Research Guide ... Interview Guide ... Documentation Guide ... The School Facilities ... The Names of the Research Respondents ... The Tabulation of

ketentuan–ketentuan yang berlaku tentang Pengadaan Langsung dengan Prakualifikasi yang dilaksanakan oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Dinas Pertanian Peternakan

maka butir pernyataan tersebut dianggap tidak valid, yang kemudian pernyataan. tersebut tidak digunakan atau

Bhabinkamtibmas, Bripka Tuwuh Susongko melaksanakan giat kunjungan / sambang di rmh kediaman An.Ferdi di pekon Sumber Mulyo 3 Ogan kec.Sumberejo, memberikan himbauan agar selalu

yang terdiri dari sekumpulan induvidu dengan latar belakang kebudayaan yang khas (berbeda). Pascale dan Athos dalam bukunya The Art of Japanase Mnagement , menyatakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui substitusi bekatul yang tepat pada produk bircher muesli yang ditinjau dari karakteristik fisik antara